Anda di halaman 1dari 27

TRANSKRIP WAWANCARA

STRATEGI PENGEMBANGAN PARIWISATA KABUPATEN


PEKALONGAN TAHUN 2012-2015
I. IDENTITAS INFORMAN 1
Nama : Endang Lasminingsih,SE,MM
Alamat : Jalan Teuku Umar No 1
Pekerjaan/Jabatan: Kepala Bidang Pariwisata
Pelaksanaan Wawancara
Tanggal : 24 Oktober 2016
Alamat : Kantor Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata
Keterangan
P : Peneliti
I1 : Informan pertama
II. PERSIAPAN
P : Bagaimana keadaan umum pariwisata di Kabupaten Pekalongan?

I1 : Pariwisata di Kabupaten Pekalongan mengalami kemajuan yang lumayan baik

dari tahun ketahun, khususnya semenjak tahun 2012 dimana banyak

bermunculan obyek wisata baru yang seperti di daerah Petungkriyono yaitu

Curug Bajing awalnya diikuti beberapa obyek wisata lain di sekitarnya. Ini

membuktikan bahwa Kabupaten Pekalongan memilik potensi pariwisata yang

dapat dikembangkan dengan baik sehingga menjadi ikon, sehingga dapat

menjadi sumber pendapatan asli daerah (PAD) serta memajukan

perekonomian masyarakat sekitar obyek wisata khususnya dan Kabupaten

Pekalongan umumnya. Pemerintah dalam 4 tahun kebelakang tengah gencar

memajukan pariwisata di kabupaten Pekalongan, sehingga Kabupaten


Pekalongan tidak hanya dikenal sebagai produsen batik tapi juga destinasi

wisatanya.

P : Strategi apa saja yang telah dilakukan untuk mengelola pariwisata di

kabupaten Pekalongan dan meningkatkan arus kunjungan wisatawan

khususnya di OW Linggo Asri dan OW Pantai Depok?

I1 : Promosi yang pasti dilakukan oleh dinporapar baik melalui media cetak media

elektronik serta event atau kegiatan seperti yang kemarin festifal durian di

Linggo Asri tidak lepas dari strategi promosi juga. Selain itu kami juga

melakukan pembinaan ke obyek wisata yang ada di Kabupaten Pekalongan

agar lebih berkembang dan mampu menarik wisatawan. Kami terus

mendorong pengembangan pariwisata yang baru agar dapat menjadi alternatif

tujuan wisata tidak hanya yang dikelola pemerintah saja. Kalau itu terus kan

bosan jadi disediakan pilihan obyek wisata lain seprti yangsedang

boomingsaat ini di Petungkriyono banyak dibuka obyek-obyek wisata baru

dan masyarakat disana juga membantu berperan aktif dalam pengembangan

pariwisata khsususnya Pokdarwisnya. Pokdarwis disana juga menjalin

koordinasi dengan kami mengenai pembinaan dan kalau ada informasi

mengenai lomba Pokdarwis kami ikutkan seperti kemarin Pokdarwis di Curug

Bajing mewakili Kabupaten Pekalongan mendapat juara harapan 1 se-Jawa

Tengah.

III. IMPLEMENTASI
P : Apa saja program yang telah dilakukan dinas pariwisata dalam meningkatkan

jumlah wisatawan?
I1 : Ya, itu tadi mengadakan event festival pesta durian dimana pengunjung yang

datang memiliki tiket dapat makan gratis durian sepuasnya. Festival ini

efektif untuk menarik wisatawan untuk datang dapat dilihat kemarin saat

pelaksanaan banyak warga masyarakat yang tumpah ruah mengakibatkan

macet dijalan ini tentunya menjadi evaluasi untuk kegiatan selanjutnya.

Persoalan seperti parkir juga merupakan kendala yang dihadapi saat

penyelenggaraan tidak jarang masih ada parkir liar yang tidak ada

koordinasi dengan kami sehingga pengunjung menjadi bingung. Program

festival durian sendiri tidak hanya diadakan di Linggo Asri tetapi juga di

lokasi lain seperti Rogoselo dan Lolong Karanganyar. Biasanya acara

diselenggarakan oleh paguyuban petani durian sekitar tapi melakuakan

koordinasi dengan dinas terkait termasuk Dinporapar selain acara makan

durian sepuasnya juga menyuguhkan hiburan berupa kesenian daerah seperti

tari-tarian musik dll. Program seperti ini akan rutin dilakukan karena cukup

efektif menarik minat wisatawan untuk berkunjung sekaligus menggiatkan

perekonomian masyarakat sekitar. Selain event kami juga melakukan

perbaikan infrastruktur berupa jalan rusak untuk memudahakan akses

menuju lokasi wisata bekerjasama dengan dinas terkait.

P : Apakah ada program pemerintah baik dari pusat maupun pemda yang

melibatkan masyarakat ?

I1 : Ada, biasanya kami rutin melakukan sosialisasi kepada masyakat dalam hal

ini Pokdarwis untuk memberikan bimbingan bagaimana pengelolaan

pariwisata yang baik dengan melakukan tertib administrasi seperti


pembukuan/laporan yang sesuai transparan dan dapat

dipertanggungjawabkan. Pokdarwis dapat mengajukan bantuan kepada

Pemerindah Daerah asalkan sudah berbadan hukum dan membuat proposal

kepada kami nanti akan diproses sejauh ini ada dua pokdarwis yang bagus

yang mendapat bantuan tidak hanya dari pemda kabupaten provinsi

bahkan juga ada dari pusat. Pokdarwis yang baru-baru ini mendapat

penghargaan yakni pokdarwis Si Kujang menerima PNPM mandiri

pariwisata dari pusat untuk tahun 2012 sebesar 70 juta dan 100 juta tahun

2013 digunakan untuk pengembangn desa wisata Tajur Kecamatan

Kandangserang. Ada pula pokdarwis watu ireng dan lumbung lestari yang

menjadi perwakilan lomba apresiasi kelompok sadar wisata tahun 2015

tingkat provinsi. Pemerintah Kabupaten Pekalongan telah berupaya sebaik

mungkin untuk menfasilitasi pengembangan obyek wisata yang ada di

Kabupaten Pekalongan namun akan dilakukan secara bertahap

menggunakan skala prioritas yang sekiranya perlu untuk mendapatkan

perhatian yang lebih untuk dikembangan sebagai potensi pariwisata. Selain

itu keterbatasan dana yang dikelola Dinas Pariwisata sendiri menjadi

pertimbangan.

P : Bagaimana respon dari masyarakat mengenai pengembangan wisata

Kabupaten Pekalongan?

I1 : Respon masyarakat sangat mendukung dengan adanya pengembangan

pariwisata, karena mereka merasa senang dengan banyaknya pengunjung

yang datang kedaerahnya. Dengan adanya pengunjung dimanfaatkan oleh


masyarakat sekitar untuk membuka usaha seperti berjualan bensin, warung

makan, lahan parkir dan lain sebagainya. Masyarakat disana juga ikut

membantu menjaga keletarian daerahnya dengan tidak merusak

lingkungan dan menjaga kebersihan. Secara tidak langsung masyarakat

diuntungkan dengan adanya obyek wisata karena dapat meningkatkan

perekonomian serta gotong royong antar sesama masyarakat untuk

menjaga kawasan wisata tersebut.

P : Bagaimana bentuk dukungan pemerintah pusat terhadap pengembangan

pariwisata Kab. Pekalongan khususnya obyek wisata Linggo Asri dan

Pantai Depok? Jika ada berupa apa?

I1 : Dukungan pemerintah pusat ada tapi tidak banyak itu seperti anggran ada

bantuan dari pemerintah pusat tapi sebagian besar pengelolaan di

limpahkan kepada kami pemerintah daerah.

P : Darimanakah sumber dana dalam pengelolaan pariwista yang dikelola oleh

pemerintah Kabupaten Pekalongan?

I1 : Dari APBD Kabupaten Pekalongan, adapun untuk tempat wisata yang

dikelola masyarakat langsung berupa bantuan-bantuan itu kami hanya

sebagai fasilitator untuk menyalurkan ke masyarakat sehingga dana

dikelola masyrakat sendiri kami hanya melakukan supervisi bagaimana

pengelolaan anggran yang baik sekaligus sebagai pengawas penggunaan

anggran karena setiap penggunaan anggaranya selalu dilaporkan ke kami.


P : Apakah kontribusi penerimaan dari sektor pariwisata untuk pendapatan

daerah sudah dapat dikatakan baik? Jika Iya mulai dari tahun kapan?

I1 : Untuk masalah anggaran bukan kewenangan kami untuk menjawabnya itu

sudah di luar tupoksi kami. Itu menjadi kewenangan DPPKD yang

mengurusi masalah anggaran. Selain itu untuk saat ini pariwsata di

Kabupaten Pekalongan tidak mengejar profit melainkan untuk

memberdayakan masyarakat sekitar agar mampu mengoptimalkan potensi

yang dimilikinya menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi kesejahteraan

masyarakat di Kabupaten Pekalongan.

P : Kegiatan/event apa saja yang telah diadakan Dinas Pariwisata Kabupaten

Pekalongan dalam sosialisasi pengembangan wisata Kabupaten

Pekalongan?

I1 : Banyak ada festival duria yang itu diselenggarakan secara rutin tiap tahun

apabila musim durian. Disana masyarakat dapat makan buah durian

sepuasnya, selain itu ada juga kegiatan yang lain yang mendukung

pengembangan pariwisata kami sering mengadakan sosialiasi dan

pengerahan kepada masyarakat khususnya pokdarwis dalam

pengembangan pariwisata.

P : Bagaimana langkah yang ditempuh oleh dinas pariwisata Kab. Pekalongan

agar masyarakat mengetahui akan manfaat dari industri pariwisata?

I1 : Yang pasti sosialisasi kepada masyarakat dari Dinas sendiri memang

secara rutin kegiatan kunjungan untuk mengecek bagaimana pengelolaan


pariwisata apakah sudah sesuai yang diharapkan. Kadang kala mereka

kami undang dari perwakilan masyarakat biasanya Pokdarwis yang sudah

kami bina selalu mengdakan komunikasi dengan kami. Selain itu kami

beri pembekalan mengenai bagaimana agar masyarakat agar lebih ikut

terlibat agar tidak sekedar menjadi penonton tapi juga ikut menikmati hasil

dari perkembangan pariwisata.

P : Bagaimana hubungan kerjasama pemerintah dengan pihak swasta dalam

pengembangan pariwisata di Kabupaten Pekalongan?

I1 : Sampai saat ini dengan dinas sendiri kerjasama itu belum ada, kalau pun

ada itu biasanya kita hanya sebatas menfasilitasi tetapi untuk pengelolaan

kami serahkan kepada obyek wisatanya langsung yang mengelola

bekerjasama dengan swasta. Bentuknya yang sering berupa CSR swasta

memberikan bantuan berupa dana untuk teknisnya bisa ditanyakan

langsung kepada pengelola obyek yang bersangkutan.

P : Bagaimana hubungan kerjasama pemerintah dengan masyarakat lokal

dalam pengembangan pariwisata di Kabupaten Pekalongan?

I1 : Kalau masyakat tentunya ada dalam hal ini Pokdarwis hubungan kerjasama

sudah cukup baik. Apabila ada kegiatan tertentu kita selalu berkoordinasi

dengan Pokdarwis contohnya lomba antar Pokdarwis tadi kita dari dinas

selalu menginfokan jika ada kegiatan semacam itu. Selain itu kami juga

mengajak masyarakat lokal untuk mengembangkan potensi lokal untuk di

promosikan melalui pariwisata antara lain produk kopi di Petungkriyono

ada pula produk kerajinan. Kami berupaya mengadakan workshop-


workshop sejenis untuk menumbuhkan produktifitas masyarakat sekitar

lokasi wisata khususnya.

IV. EVALUASI

P : Bagaimana implementasi program pemerintah dijalankan sampai saat ini

sesuai yang diharapkan? Apakah ada target-target pencapaian setiap

tahunnya?

I1 : Implemetasi sudah bagus sampai saat ini program-program dijalankan

dengan baik. Walaupun masih banyak kekurangan sana-sini inikan

bertahap dilakukan untuk pengembangan pariwisata tidak dapat sekaligus

diselesaikan secara cepat dan instan. Dibutuhkan tahapan-tahapan yang

saat ini sedang kami kerjakan mas. Dibutukan dukungan pihak lain untuk

melaksanakan pengembangan pariwisata dalam hal ini peran masyarakat

juga diperlukan guna melancarkan pelaksanaan program pemerintah

tentang pariwisata. Untuk target sampai saat ini kami tidak terlalu terfokus

pada target yang penting tempat wisata di Kabupaten Pekalongan dapat

dikenal oleh masyarakat luas sehingga dengan sendirinya dapat

berkembang sejalan dengan apa yang diharapkan kami Kabupaten

Pekalongan menjadi destinasi wisata yang menarik bagi wisatawan lokal

maupun mancanegara.

P : Bagaimana evaluasi terhadap strategi program pengembangan pariwisata di

Kabupaten Pekalongan?

I1 : Evaluasinya ada secara internal kita melakukan evaluasi mengenai hal

yang sudah dicapai dan belum tercapai dari program yang telah kita
laksanakan. Saat ini juga masih berjalan evaluasinya. Biasanya dari hasil

evaluasi tersebut dapat diketahui hal yang masih kurang dan perlu

perbaikan untuk tahun yang akan datang.


I. IDENTITAS INFORMAN 2
Nama : Aziz Suudi, SH
Alamat : Jalan Teuku Umar No 1
Pekerjaan/Jabatan: Kasi Pengelolaan Obyek Dinporapar
Pelaksanaan Wawancara
Tanggal : 24 Oktober 2016
Alamat : Kantor Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata
Keterangan
P : Peneliti
I2 : Informan kedua

P : Bagaimana pengelolaan obyek wisata di Kabupaten Pekalongan?

I2 : Untuk pengelolaan sampai saat ini yang dikelola dinas masih terbatas

hanya 2 obyek wisata saja yaitu Pantai Depok dan Linggo Asri. Mungkin

untuk kedepanya mungkin akan bertambah karena melihat potensi

pariwisata disini juga sudah meningkat. Tetapi sampai saat ini kita masih

tetap fokus mengembangkan yang dua itu pantai Depok dan Linggo Asri.

P : Strategi apa saja yang telah dilakukan untuk mengelola pariwisata di

kabupaten Pekalongan dan meningkatkan arus kunjungan wisatawan

khususnya di OW Linggo Asri dan OW Pantai Depok?

I2 : Strategi bisa dilihat di Renstra SKPD Tahun 2011-2016 itu di dalamnya

ada strategi pemerintah hingga pelaksaanaya sampai saat ini memang

untuk Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan (RIPPDA) masih

belum ada sebagai gantinya kita masih berpatokan kepada Rencana

Strategis Dinporapar yang dievaluasi setiap lima tahun. Kemungkinan


Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan nantinya akan rampung

tahun 2017.

P : Apa saja program yang telah dilakukan dinas pariwisata dalam

meningkatkan jumlah wisatawan?

I2 : Banyak mas, yang pasti promosi pariwisata bisa melalui spanduk/baliho,

media sosial, koran dll. Selain itu, kita melakukan even/kegiatan tahunan

yang menarik contohnya festival makan durian sepuasnya itu cukup

menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke Kabupaten Pekalongan.

P : Apakah ada program pemerintah baik dari pusat maupun pemda yang

melibatkan masyarakat ?

I2 : Sampai saat ini belum ada, belum tahu untuk kedepanya mungkin ada.

Soalnya, sekarang pun jamanya sudah otonomi daerah mas segala urusan

itu lebih banyak diserahkan dan dikelola oleh daerah. Pemerintah pusat

hanya sebatas mengawasi dan melakukan supervisi yang sifatnya terbatas.

P : Bagaimana respon dari masyarakat mengenai pengembangan wisata

Kabupaten Pekalongan?

I2 : Masyarakat mendukung dengan adanya pegembangan pariwisata di

daerahnya mereka cukup senang karena dengan adanya obyek wisata di

tempatnya akan membuka mata pencarian baru pastinya meningkatkan

kehidupan ekonomi wilayahnya.

P : Bagaimana hubungan kerjasama pemerintah dengan masyarakat lokal

dalam pengembangan pariwisata di Kabupaten Pekalongan?


I2 : masyarakat dengan kami hubunganya sangat baik saling timbal baliklah

istilahnya. Kita membutuhkan mereka, mereka juga membutuhkan kita.

Masyarakat sekitar obyek wisata sudah pasti ikut menjaga apabila ada

yang melakukan perusakan lingkungan di darah sekitarnya. Biasanya rutin

kita melakukan rapat dengan Kades perwakilan masyarakat serta pengelola

obyek wisata.

P : Bagaimana implementasi program pemerintah dijalankan sampai saat ini

sesuai yang diharapkan? Apakah ada target-target pencapaian setiap

tahunnya?

I2 : itu semua sudah ada di Renstra mas bisa baca sendiri bagaimana

pencapaian program-program kami bisa dibilang sampai saat ini sudah

cukup bagus implementasi berjalan itu menurut opini saya.

P : Bagaimana evaluasi terhadap strategi program pengembangan pariwisata

di Kabupaten Pekalongan?

I2 : Kalau eveluasi Kami tidak memungkiri masih banyak kekurangan

disana-sini yang perlu kami perbaiki khususnya dalam hal pembangunan

infrastruktur berupa jalan, bangunan, dan fasilitas pendukung lainya. Itu

sangat kami sadari karena keterbatasan anggaran menjadi penghambat

pembangunan infrastruktur tersebut.


I. IDENTITAS INFORMAN 3
Nama : Abdullah
Alamat : Jalan Raya Petungkriyono - Tlogopakis
Pekerjaan/Jabatan: Ketua Pokdarwis Lumbung Lestari
Pelaksanaan Wawancara
Tanggal : 4 November 2016
Alamat : Curug Bajing
Keterangan
P : Peneliti
I3 : Informan ketiga

1. Bagaimana proses awal terbentuknya obyek wisata Curug Bajing sehingga

ramai seperti sekarang?

I3 : Awalnya dari inisiatif pemuda sini yang melihat sebenarnya

Petungkriyono ini memiliki potensi alam yang tidak kalah dengan tempat

lain kalau dikembangakan. Berawal dari melihat peluang tersebut kita

bersama pemuda disini nekat mendirikan obyek wisata dengan seadanya.

Bermodal dari patungan kawan-kawan pemuda disini mendirikan

Pokdarwis dari situ kita nyicil sedikit-demi sedikit nambahin fasilitas yang

dari masih alami kami bikinkan jalan setapak. Lambat laun dari nyicil

sedikit demi sedikit itulah jadi seperti sekarang. Walaupun kami sadari

masih banyak kekurangan untuk fasilitas disini. Sebenarnya sudah banyak

rencana untuk pengembangan Obyek Wisata Curug Bajing kedepanya tapi

terkendala anggaran.
P : Bagaimana bentuk kerjasama pengelolaan obyek wisata ini dan siapa saja

yang dilibatkan? Apakah ada MoU/kesepakatan antar lembaga/instansi?

I3 : Awalnya memang inisiatif kami untuk obyek wisata ini di kelola secara

swadaya oleh masyarakat ini. Tapi kami perlu menggandeng instansi

terkait seperti Pehutani sebagai pemilik lahan melalui Lembaga

Masyarakat Desa Hutan (LMDH) kami melakukan koordinasi

Alhamdulillah mereka menyambut baik. Kesepakatan hitam diatas

putihnya belum ada karena masih didiskuskan bersama Dinas Pemuda

Olahraga dan Pariwisata.

P : Bagaimana strategi promosi yang dilakukan untuk menarik wisatawan

datang ke obyek wisata?

I3 : Strateginya disini yang paling penting memanfaatkan potensi lokal yang

ada di msyarakat kita kembangkan menjadi produk unggulan yang bisa

kita tawarkan ke wisatawan. Jadi tidak hanya sebatas keindahan alam tapi

juga jasa pemandu wisata homestay serta produk hasil pertanian

masyarakat sekitar seperti kopi, beras hitam dll. Kalau homestay sistemnya

disini ada penginapan bergilir dimana setiap pengunjung yang datang dan

ingin menginap akan dibantu oleh pengelola obyek wisata untuk dicarikan

homestay dari sini didistribusikan menurut lokasi homestay mana yang

dapat ditinggali dan selanjutnya secara bergiliran. Intinya memperkuat

partisipasi masyarakat melalui sekitar sangat penting dalam

pengembangan obyek wisata disini otomatis kehidupan ekonomi


masyarakat juga meningkat. Promosi lain melalui mediasosial yang paling

berpengaruh untuk sekarang ini apalagi di kalangan pemuda.

P : Apakah selama ini ada bantuan dari pemerintah untuk pengembangan

obyek wisata baik berupa pendanaan maupun yang lainya?

I3 : Bantuan pemerintah ada fasiltas dari Bupati ada program Smart Regency

program dari Telkomsel memberikan bantuan dana yang dikelola

masyarakat. Bantuan dana melalui Dinas Pariwisata ada biasanya kita

membuat proposal bantuan tertentu dulu kesana terus dinas ngasih bantuan

untuk keperluan pembangunan sesuai proposal yang disetujui.

P : Apakah ada perubahan yang signifikan antara saat belum ada obyek

wisata hingga sudah adanya obyek wisata?

I3 : Pasti perubahan banyak mas sekarang banyak orangyang berkunjung ke

sini jadi banyak berdiri warung-warung bisa dibilang cukup signifikanlah.

P : Apa saja yang menjadi faktor penghambat dan pendorong dihadapi

dalam pengembangan obyek wisata yang sampai saat?

I3 : Masih banyak kekurangan, misalnya fasilitas yang masih belum lengkap,

akses jalan yang buruk menuju obyek wisata dan belum ada transportasi

bagi wisatawan. Untuk faktor pendorong sendiri dapat dilihat dari

pertumbuhan ekonomi yang ada disekitar obyek wisata dari tahun ke tahun

mengalami peningkatan, terbukti dari semakin banyak warung-warung dan

tokoyang ada di sekitar Obyek wisata Curug Bajing ini. Masyarakat disini

memang memiliki antusiasme tinggi, buktinya dengan adanya kegiatan


kerja bakti secara rutin tiap minggu. Disini masyarakatnya sangat

kekeluargaan dan selalu gotong-royong untuk urusan lingkungan, mereka

juga ikut mempromosikan wisata melalui media sosial.

P : Bagaimana pengelolaan anggaran yang dikelola obyek wisata? Apakah

sudah terdapat laporan/pembukuan yang baik?

I3 : Pengelolaan anggaran kita sangat hati-hati meskipun masih sangat

sederhana tapi semua pemasukan pengeluaran yang perlu dicatat kami

catat dan laporkan secara rutin ke Dinas pariwisata. Apalagi bukan uang

kami disini ada seksi khusus keuangan yang bertugas mencatat setiap dana

yang masuk dan keluar dari pemasukan tiket atau dana bantuan misalnya.

Setiap pengelola yang aktif medapatakan insentif dari bagi hasil yang

seadanya karena disini sestemnya kerja untuk merintis bukan mata

pencarian pokok.

P : Apakah ada harapan saudara yang ingin disampaikan untuk

pengembangan pariwisata di Kabupaten Pekalongan?

I3 : Harapanya pemerintah lebih memperhatikan lagi pengembangan

pariwisata disini khususnya pembangunan infrastruktur jalan yang rusak

diperbaiki dan pemerintah lebih mengembangkan potensi lokal yang

dimiliki daerahnya contonya pengembangan sektor pariwisata karean

dengan berkembangnya sektor pariwisata dapat merangsang pertumbuhan

ekonomi masyarakat sekitar yang meningkat.


I. IDENTITAS INFORMAN 4
Nama : Casmanto
Alamat : Desa Kasimpar Kec. Petungkriyono
Pekerjaan/Jabatan: Ketua Pokdarwis Curug Lawe
Pelaksanaan Wawancara
Tanggal : 4 November 2016
Alamat : Curug Lawe
Keterangan
P : Peneliti
I4 : Informan keempat

P : Bagaimana proses awal terbentuknya obyek wisata sehingga ramai

seperti sekarang?

I4 : Pembentukan obyek wisata Curug Lawe pada awalnya tidak mendapat

dukungan dari masyarakat sekitar menganggap tidak mungkin curug lawe

dijadikan obyek wisata. Tapi atas usaha dan kerja keras saya bersama

teman-teman yang peduli dan melihat potensi wisata dapat dikembangkan.

Maka dirintilah obyek wisata curug lawe dari swadaya kami sendiri.

Kebetulan ada teman yang meminjakan modal untuk beli perlengkapan

seperti dari kayu kami bangun sendiri pohon selfie, jembatan dll. Sampai

saat ini lumayan bisa berdiri OW curug Lawe kemudian sedikit demi

sedikit kami mendapat kepercayaan dari masyarakat mulai banyak

masyarakat yang ikut membantu.


P : Bagaimana bentuk kerjasama pengelolaan obyek wisata ini dan siapa saja

yang dilibatkan? Apakah ada MoU/kesepakatan antar lembaga/instansi?

I4 : Terus terang kami fokus untuk mengembangkan Curug Lawe ini secara

swadaya dan dikelola masyarakat. Soalnya dengan begitu kami dapat turut

ambil bagian dalam pembangunan desa. Jadi, untuk kerjasama memang

ada dengan desa kami rutin melakukan rapat koordinasi karena sebagian

bantuan berasal dari dana desa. Kepala desa sangat mendukung dalam

pengembangan pariwisata disini karena hampir tiap hari beliau sering

datang untuk sekedar mengecek pengelolaan obyek wisata Curug Lawe

atau bantu-bantu saat masih banyak pengunjung.

P : Bagaimana strategi promosi yang dilakukan untuk menarik wisatawan

datang ke obyek wisata?

I4 : Media sosial kami punya channel youtube bisa di cek kata kuncinya

Cokrowati nanti muncul. Selain itu ada pula facebook website yang tidak

kalah penting kami menjalin kerjasama dengan pokdarwis luar daerah

untuk memmpromosikan pariwisata Kabupaten Pekalongan melalui studi

banding keluar daerah juga sering kami promosikan. Walaupun, kami

sadar masih banyak kekuarangan dalam baik dalam fasilitas atau pun

pengelolaan obyek wisata kami ini.

P : Apakah selama ini ada program dari pemerintah untuk pengembangan

obyek wisata baik berupa pendanaan maupun yang lainya?


I4 : Kalau program pemerintah seringnya kami tidak tahu soalnya dari

pemerintah sendiri masih minim sosialisasi ke kami. Jadi, disini sitemnya

kami bermusyawah mas. Semisal ada rapat di balai desa kami ikut kesana

kami ikut rapat untuk membahas pembangunan desa disitu kami ikut usul

tentang fasilitas apa yang di butuhkan obyek wisata. Biasanya kami

dibantu dari kepala desa sendiri hubunganya juga baik.

P : Apakah ada perubahan yang signifikan antara saat belum ada obyek

wisata hingga sudah adanya obyek wisata?

I4 : Banyak tersedianya lapangan kerja baru disini pengelola Curug Lawe

terbagi menjadi pengurus dan pengelola yang melibatkan masyarakat

sekitar remaja putus sekolah diajak untuk bekerja sebagai juru parkir

maupun penjaga loket bahkan kepala desa sendiri juga ikut berpartisipasi

dalam kegitan pengelolaan obyek wisata sehari-hari dan dana yang

terkumpul dibagi sama rata

P : Bagaimana pengelolaan anggaran yang dikelola obyek wisata? Apakah

sudah terdapat laporan/pembukuan yang baik?

I4 : Pencatatan berapa tiket pengunjung yang masuk kami pasti ada walaupun

dengan kertas seadanya nanti kami masukan dalam buku bulan berapa tiket

terjual pemasukan harian, mingguan dan bulanan jadi satu nanti

dilaporkan saat rapat bersama pengurus, pengelola, perangkat desa setiap

tanggal 28 semuanya transparan. Jadi kalau masnya ingin lihat bagaimana

datang saja setiap tanggal 28.


P : Apakah ada harapan saudara yang ingin disampaikan untuk

pengembangan pariwisata di Kabupaten Pekalongan?

I4 : Sudah menjadi komitmen kami untuk tidak terlalu bergantung pada

pemerintah daripada menunggu bantuan pemerintah lebih baik kami

mengutamakan swadaya masyarakat sekitar. Pengelolaan masyarakat

dapat lebih efektif dan efisien karena masyarakat itu sendiri bagaimana

potensi darahnya dapat dikembangkan dengan baik.


I. IDENTITAS INFORMAN 5
Nama : Slamet
Alamat : Desa Kasimpar Kec. Petungkriyono
Pekerjaan/Jabatan: Masyarakat
Pelaksanaan Wawancara
Tanggal : 5 November 2016
Alamat : Petungkriyono
Keterangan
P : Peneliti
I5 : Informan kelima

P : Sudah berapa lama tinggal disekitar obyek wisata? Perubahan apa saja

yang terjadi sebelum ada Obyek wisata dan sesudah?

I5 : Saya asli orang sini mas, sebelumnya daerah sini sepi setelah adanya

obyek wisata disini jadi ramai pengunjung, jadi banyak yang merangkap

profesi petani sambil mengelola obyek wisata atau sekedar berjualan

bensin dan warung makan di lokasi sekitar obyek wisata.

P : Bagaimana pendapat saudara mengenai Obyek wisata sekarang?

I5 : Ya bagus masyarakat jadi terbantu sekrang dengan banyaknya

pengunjung banyak lapangan kerja baru

P : Apakah saudara mengetahui program yang dilakukan pemerintah/dinas

untuk pengelolaan Obyek wisata?

I5 : Kalau masalah program saya gak ngerti mas itu urusan pengelola

biasanya.
P : Pernahkah saudara dilibatkan dalam progam yang diadakan dinas untuk

pengembangan obyek wisata?

I5 : Setahu saya belum pernah

P : Pada saat kapan saja biasanya kunjungan di Obyek wisata menjadi

ramai?

I5 : Akhir pekan biasanya paling ramai.

P : Apakah ada kegitan/event tahunan yang diselenggarakan di Obyek

wisata?

I5 : Ada tapi persisnya saya kurang tahu coba masnya tanya ke pengelola.

P : Adakah kontribusi yang signifikan dengan adanya pengembangan Obyek


wisata bagi masyarakat sekitar sini?
I5 : Tentunya ada dengan adanya pengembangan obyek wisata pertumbuhan
ekonomi masyarakat sekitar juga ikut meningkat dan mengurangi jumlah
pengangguran di masyarakat.
I. IDENTITAS INFORMAN 6
Nama : Yono
Alamat : Desa Kasimpar Kec. Petungkriyono
Pekerjaan/Jabatan: Pedagang sekitar obyek wisata
Pelaksanaan Wawancara
Tanggal : 5 November 2016
Alamat : Petungkriyono
Keterangan
P : Peneliti
I6 : Informan keenam

P : Barang apa yang Anda jual di obyek wisata Petungkriyono?

I6 : Macam-macam mas mulai dari makanan jajanan hinga jualan bensin

P : Sudah berapa lama Anda berjualan di sekitar obyek wisata

Petungkriyono?

I6 : Kurang lebih 4 bulan

P : Mengapa anda memilih untuk membuka usaha tersebut?

I6 : Karena melihat semakin banyak pengunjung yang datang ke obyek

wisata memerlukan makan setelah perjalanan panjang jadi peluang

usaha.

P : Bagaimana bentuk kerjasama antara pengusaha dengan pengelola obyek

wisata?

I6 : Disini sistemnya sewa pertahun boleh diperpanjang diutamakan

masyarakat sekitar yang berjualan disini.


P : Adakah kontribusi yang signifikan dengan adanya Obyek wisata bagi
pedagang sekitar sini?
I6 : Saya sebagai pedagang sudah diperbolehkan berdagang saja sudang
bersyukur mas.
P : Kendala apa yang Anda hadapi dalam membuka usaha di obyek

wisata ini?

I6 : Kendala modal paling diawal berjualan masih susah cari modal bantuan

dari luar pun jarang jadi kami harus usaha sendiri.

P : Apakah harapan Anda untuk pengembangan obyek wisata disini?

I6 : Kami harap ada bantuan kepada pedagang yang ingin mulai berjualan

khusunya produk-produk lokal daerah sini maupun souvenir. Perbaikan

jalan juga perlu di perhatikan untuk memudahkan pengunjung yang ingin

datang soalnya kasihan pengunjung pasti mengeluh jalan yang rusak.


I. IDENTITAS INFORMAN 7
Nama : Ika
Alamat : Desa Kutosari Kec. Doro
Pekerjaan/Jabatan: Pengunjung Obyek Wisata
Pelaksanaan Wawancara
Tanggal : 5 November 2016
Alamat : Petungkriyono
Keterangan
P : Peneliti
I7 : Informan ketujuh

P : Mengapa anda tertarik berkunjung ke obyek wisata Curug Lawe Kec.

Petungkriyono?

I7 : Soalnya banyak temen yang sudah kesini dan katanya bagus

pemandanganya. Pas sekalian ada yang ngajakin jadi coba kesini ternya

memang pemandanganya bagus hawanya disini juga enak adem.

P : Sudah berapa kali anda berkunjung ke obyek wisata Curug Lawe Kec.

Petungkriyono?

I7 : Ini baru yang pertama kali.

P : Bagaimana pendapat Anda mengenai obyek wisata ini?

I7 : Menurut saya sih baguslah Kabupaten Pekalongan punya obyek wisata

yang seperti ini tidak kalah dengan daerah lain. Disini banyak spot buat
selfie pokoknya bagus buat foto-foto. Orang-orangnya juga ramah banget

jadi betah lama disini.

P : Bagaimana menurut anda mengenai harga-harga makanan, minuman dan

jasa yang ada di obyek wisata?

I7 : Standar sih harganya tidak terlalu mahal, paling menyesuaikan ini kan

tempatnya di atas gunung jadi kalo agak beda sedikit tapi masih wajarlah.

P : Apa saja kekurangan yang ada pada obyek wisata ini?

I7 : Kekuranganya jalan menuju kesini itu susah banyak jalan yang rusak

banget perlu perjuangan buat kesini apalagi naik motor. Banyak lubang

sama genangan air apalagi pas musim hujan seperti ini harus ekstra hati-

hati karena jalanya licin

P : Apakah nantinya obyek wisata Curug Lawe akan menjadi alternatif

tempat liburan bagi Anda untuk seterusnya?

I7 : Asal jalanya udah bagus dan diperbaiki Sebenarnya banyak lokasi yang

menarik di Petungkriyno ini. Gak Cuma curug Lawe tapi Curug Bajing

dan Curug Muncar juga bisa jadi tujuan wisata alternatif.

P : Apakah fasilitas-fasilitas yang ada di sekitar obyek wisata sudah

memenuhi kebutuhan Anda selama berwisata?

I7 : Untuk fasilitas disini sudah lumayan kok banyak warung toilet tapi belum

ada tempat sholatnya tersendiri jadi harus mampir masjid di pinggir jalan.

P : Apakah Anda merekomendasikan obyek wisata Curug Lawe kepada


orang lain?

I7 : Iya tempatnya sangat rekomended buat yang cari tempat yang udaranya

sejuk alami sama pemandangan yang indah.

P : Bagaimana kondisi fasilitas seperti rumah makan, penginapan, restoran

dan lain-lain di obyek wisata Curug Lawe?

I7 : Lumayan cukuplah udah ada warung-warung makan kalau nginep bisa

nge-camp lebih asik bisa menikmati suasana alamnya langsung.

P : Apakah harapan Anda kedepanya untuk pengembangan obyek wisata ini?

I7 : Semoga kedepanya jalan yang rusak bisa diperbaiki jadi lebih mudah

berwisata kesini atau ada transportasi yang mengangkut wisatawan ke

obyek wisata langsung. Selain itu, fasilitas yang masih kurang perlu

dilengkapi lagi.

Anda mungkin juga menyukai