dan
Ancillary Service
FAHMI MUHAMMAD AA
Universitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
BAB I
PENDAHULUAN
beroperasinya PT. Out of Asia perlahan Tembi berubah menjadi sentra kerajinan.
Masyarakat dibina untuk menjadi pengrajin dan penyuplai kerajinan yang akan
diekspor ke pasar luar negeri. Pemerintah pun serius menanggapi semua gerakan
yang dirintis oleh Warwick Purser sehingga melalui Kementerian Pariwisata dan
Kesenian pada tahun 1999 yang diresmikan langsung oleh Menteri Pariwisata dan
Kesenian, Drs. H Hidayat Jaelani (Febriani dan Sumirat, Telisik Jurnal SKM
pemerintah saat itu, tetapi karena masih lemahnya kesadaran masyarakat serta
tidak adanya manajerial yang baik maka program ini tidak dapat mencapai hasil
yang diharapkan. Setelah terjadi gempa pada tahun 2006 yang mengakibatkan
Tembi mulai bangkit kembali dan menggali ide untuk membangun desa wisata
kembali, kali ini dengan menggandeng dua objek wisata lainnya yaitu Pasar Seni
Gabusan dan Manding menjadi satu kawasan yang diresmikan menjadi kawasan
1
Analisis Perkembangan Desa Wisata Tembi Berdasarkan Aspek Attraction, Amenity, Accessibility
dan
Ancillary Service 2
FAHMI MUHAMMAD AA
Universitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
Lokasi desa wisata ini terbilang strategis karena dekat dengan pusat kota
Yogyakarta serta berada di antara jalur pantai parangtritis yang masih menjadi
objek wisata utama dan unggulan DIY. Hal ini menjadi sebuah keunggulan dan
peluang untuk lebih mempromosikan Tembi kepada wisatawan baik nusantara dan
yang datang ke DIY dari kurun waktu 2006-2014 menunjukkan kenaikan rata-rata
kebutuhan wisatawan yang datang. Tembi pernah mendapatkan bantuan dari dana
desa.
ekonomi baik secara langsung maupun tidak langsung kepada masyarakat desa
maka dalam penelitian ini ada beberapa rumusan pertanyaan yang akan dijawab
sebagai hasil pembahasan penelitian. Berikut ini adalah rumusan masalah yang
Tembi.
keilmuan baik dan bahan ilmiah bagi peneliti maupun bagi program studi
melalui empat aspek daya tarik wisata pada sebuah desa wisata.
mengenai empat aspek utama Desa Wisata Tembi sebagai sebuah destinasi
dengan baik.
empat aspek komponen daya tarik Desa Wisata Tembi Sewon, Bantul. Penelitian
yang mengambil lokasi di Tembi sudah cukup banyak namun dengan topik
bahasan yang berbeda. Penelitian dengan topik bahasan ini belum ada sehingga
Analisis Perkembangan Desa Wisata Tembi Berdasarkan Aspek Attraction, Amenity, Accessibility
dan
Ancillary Service 5
FAHMI MUHAMMAD AA
Universitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
dapat dibuktikan keasliannya. Ada pun beberapa penelitian yang pernah dilakukan
sumbangsih ide masih cukup minim, perlu adanya konsultan pariwisata dalam
masyarakat terlibat secara aktif. Perlu adanya monitoring dari pihak Pemerintah
Daerah untuk keberlangsungan program desa wisata. Penelitian ini berfokus pada
wisata.
Perbandingan: Krebet dan Tembi” yang ditulis oleh Irwin Kurniawan ini berusaha
membandingkan antara Desa Wisata Krebet dan Desa Wisata Tembi dengan
usaha baru, jumlah kunjungan dan lama tinggal wisatawan serta pendapatan
Kesimpulan yang didapatkan yaitu pengelolaan Desa Wisata Tembi lebih baik
Analisis Perkembangan Desa Wisata Tembi Berdasarkan Aspek Attraction, Amenity, Accessibility
dan
Ancillary Service 6
FAHMI MUHAMMAD AA
Universitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
partisipasi masyarakat.
Fisik dan Spasial Dusun Tembi sebagai Kawasan Strategis Pengembangan Desa
Wisata” ini berfokus pada perubahan fisik (sarana dan tipologi bangunan) dan
spasial (guna lahan dan kepadatan bangunan). Hasil dari penelitian ini
menemukan bahwa perubahan fisik dan spasial di Desa Wisata Tembi terbagi
menjadi empat fase: fase eksplorasi, fase peningkatan kualitas sumber daya
manusia, fase regenerasi, dan fase pembangunan sarana dan prasarana. Faktor
Desa Wisata Tembi adalah faktor motif ekonomi dan faktor pengaruh dari luar
seperti (bencana alam dan penetapan Desa Wisata Tembi). Perubahan fisik dan
spasial juga diiringi dengan perubahan pola pikir masyarakat dan perubahan
penelitian ini juga menemukan bahwa terdapat fase stagnasi perkembangan desa
wisata.
perkembangan signifikan bahkan beberapa pihak menilai GMT tidak atau kurang
ini kurang berkembang antara lain terbatasnya anggaran dari pemerintah daerah,
Analisis Perkembangan Desa Wisata Tembi Berdasarkan Aspek Attraction, Amenity, Accessibility
dan
Ancillary Service 7
FAHMI MUHAMMAD AA
Universitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
minimnya sumberdaya yang terlibat, dan rendahnya antusiasme dari para pelaku
pemerintah. Fokus penelitian ini lebih kepada potensi pengembagan produk dan
pasar GMT.
masyarakat yang ada di Desa Wisata Tembi. Dari hasil penelitian, dapat
dirasakan secara langsung oleh masyarakat desa wisata tembi yang ikut terjun
masyarakatnya.
(1993) memberikan pengertian bahwa desa wisata adalah suatu bentuk integrasi
antara atraksi, akomodasi dan fasilitas pendukung yang disajikan dalam suatu
Analisis Perkembangan Desa Wisata Tembi Berdasarkan Aspek Attraction, Amenity, Accessibility
dan
Ancillary Service 8
FAHMI MUHAMMAD AA
Universitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
struktur kehidupan masyarakat yang menyatu dengan tata cara dan tradisi yang
berlaku. Desa wisata merupakan sebuah bentuk destinasi wisata yang dikelola
umumnya serta dikemas untuk menjadi tujuan wisata. Desa Wisata Tembi
termasuk ke dalam pengertian ini dimana kegiatan wisata di desa dikelola oleh
yang harus diperhatikan agar dapat menghasilan sebuah destinasi wisata yang
unggul. Cooper dkk (1995: 103) mengemukakan bahwa terdapat empat aspek
1. Atraksi (attraction).
terminal.
Atraksi merupakan daya tarik utama yang bagi wisatawan untuk datang ke
tarik wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai
yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia
yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan. Ditambahkan oleh Yoeti
(1997) terdapat tiga syarat yang harus dipenuhi dalam pengembangan suatu
Analisis Perkembangan Desa Wisata Tembi Berdasarkan Aspek Attraction, Amenity, Accessibility
dan
Ancillary Service 9
FAHMI MUHAMMAD AA
Universitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
daerah untuk menjadi tujuan wisata agar menarik untuk dikunjungi oleh
wisatawan yaitu something to see, something to do, dan something to buy. Sebuah
destinasi harus menawarkan sesuatu yang unik dan berbeda dengan destinasi
rumah makan, pemandu, dan toko suvenir (WTO, 2007). Kemudian ditambahkan
oleh Yoeti (1997) yaitu dengan keberadaan fasilitas pelayanan kesehatan, bank
dan kantor pos. Keberadaan fasilitas tersebut menjadi sangat penting karena akan
aspek selanjutnya yaitu aksesibilitas atau transportasi. Menurut Yoeti (2003: 56)
untuk berkunjung dan untuk itu dia harus membayar dengan harga yang wajar,
wisatawan dan pelaku industri pariwisata. Organisasi ini bisa berada di sektor
publik atau privat. Pelayanan tambahan juga terkait dengan regulasi pemerintah
utama yang disediakan oleh organisasi lokal antara lain (1) promosi destinasi, (2)
(4) himbauan dan koordinasi dengan bisnis lokal, (5) penyediaan beberapa
dan mengelola pariwisata, termasuk tenaga kerja dan program pendidikan dan
berkaitan dengan pariwisata dan peraturan, kebijakan investasi sektor publik dan
akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis mengingat
rumusan masalah yang ingin diteliti adalah perkembangan Desa Wisata Tembi
bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek
holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu
Analisis Perkembangan Desa Wisata Tembi Berdasarkan Aspek Attraction, Amenity, Accessibility
dan
Ancillary Service 11
FAHMI MUHAMMAD AA
Universitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
alamiah.
sesuatu pengertian yang tepat dan pemahaman arti secara keseluruhan (Sugiyono,
2010:1).
Dalam penelitian ini dibutuhkan dua jenis data, yaitu data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh melalui pencatatan hasil wawancara dengan tatap
muka langsung dengan para responden. Responden adalah dari pihak pengelola,
pelaku jasa wisata, pelaku kesenian dan masyarakat lokal. Data sekunder adalah
data yang diperoleh dari kajian literatur, seperti buku, jurnal, media cetak, dan
sebagainya.
Sewon, Kabupaten Bantul. Tembi memiliki luas 81 hektar dan berjarak sekitar 10
kilometer dari pusat kota. Lingkungannya yang masih asri serta masih cukup
banyak rumah-rumah lama dengan arsitektur Jawa yang asli membuat desa wisata
ini memiliki daya tariknya tersendiri. Dusun ini dicanangkan menjadi desa wisata
2. Pemilihan Informan
sumber data dengan pertimbangan tertentu, semisal orang tersebut yang dianggap
paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai pemangku
sosial yang diteliti. Secara khusus informan yang dipilih dalam penelitian ini
dinas terkait sehingga penelitian ini akan fokus dengan keempat kelompok
narasumber tersebut.
3. Observasi Langsung
4. Wawancara
pertanyaan kepada sejumlah narasumber yang telah ditentukan yaitu salah satunya
usaha setempat diperlukan dalam upaya melihat Desa Wisata Tembi secara lebih
5. Studi Pustaka
Fakultas Ilmu Budaya UGM. Arsip dan koran didapatkan dari sumber internet,
serta dokumen-dokumen yang terdapat pada Pengelola Desa Wisata Tembi dan
Desa Wisata Tembi dengan melihat aspek atraksi, amenitas, aksesibilitas dan
Tembi dan yang berkaitan dengan empat aspek tersebut telah terkumpul kemudian
data di lapangan, komparasi dengan data terdahulu dan kemudian diikuti dengan
penarikan kesimpulan. Semua data yang terdiri dari catatan lapangan, gambar,
dapat digunakan oleh peneliti dalam membuat kerangka data yang ada di lapangan
berdasarkan kerangka berfikir penelitian. Selain itu penyajian data berupa gambar
penelitian.
kondisi sosial budaya, komponen daya tarik wisata, profil wisatawan dan promosi