Anda di halaman 1dari 16

Potensi dan Pengembangan Strategi

Berkelanjutan Kawasan Cagar Budaya Candi Pari


1)
Martha Ayu Ashari Halim 2) Lafiana Eka Cahyaningtias
3)
Fransiskus Basri Filianto 4) Kevin Lucky Ibrahim
1)2)3)4)
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota,
Fakultas Teknik, Universitas PGRI Adi Buana Surabaya
E-mail: ayuuhalim@gmail.com

ABSTRAK

Sektor pariwisata merupakan salah satu alat pengembangan potensi daerah. Sektor
pariwisata akan mencakup banyak hal seperti transportasi, akomodasi, barang, jasa dan
kemudian akan menyerap banyak tenaga kerja. Pengembangan pariwisata dapat membawa
dampak positif dan negatif pada obyek wisata. Pengembangan pariwisata yang
berkelanjutan berupaya menemukan keseimbangan antara dampak negatif dan positif
untuk menciptakan peningkatan kualitas hidup masyarakat sekitar dan obyek wisata. Candi
Pari menjadi sangat cocok sebagai tempat rekreasi alternatif. Walaupun Candi Pari terletak
pada lahan luas, sarana dan prasarana yang cukup memadai dan memiliki taman yang tertata,
namun hal tersebut tidak cukup untuk mengangkat image menjadi terkenal. Tahap pertama
pada penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor SWOT pada kondisi obyek, tahap
kedua mengukur tingkat pentingnya dari setiap strategi SWOT dengan menggunakan
Analytical Hierarchy Process (AHP), tahap ketiga merancang kebijakan strategi
pengembangan pada Candi Pari. Penelitian ini bertujuan mengembangankan alternatif
strategi sustainable pariwisata pada wisata sejarah Candi Pari. Berdasarkan hasil analisa
SWOT, pada saat ini kondisi Candi Pari lebih kearah pada posisi strenghts dan opportunities
(SO). Strategi yang dikembangkan: Penempatan penunjuk arah yang tepat, penambahan
fasilitas seperti wifi, lahan parkir dan kebersihan lingkungan, peningkatan konsistensi
pagelaran seni serta keikutsertaan event pariwisata dan menjalin hubungan kemitraan antara
pemerintah setempat, pengelola, Universitas, UKM, pihak swasta, lembaga masarakat,
sekolah, dan wisatawan sebagai mitra untuk pengembangan wisata budaya yang
berkelanjutan.

Katakunci : Pariwisata, Candi Pari, Sustainable, SWOT.

1
ABSTRACT

The tourism sector is one of the potential development tools of the region. The tourism sector
will cover many things such as transportation, accommodation, goods, services and then will
absorb a lot of manpower. Tourism development can bring positive and negative impact on
tourism object. Sustainable tourism development seeks to find a balance between negative
and positive impacts to create an improved quality of life for local people and tourism. Candi
Pari becomes very suitable as an alternative recreation place. Although Candi Pari is
located on vast land, the facilities and infrastructure are quite adequate and have an
organized garden, but that is not enough to lift the image to be famous. The first step in this
research is to identify the SWOT factor on the condition of the object, the second stage
measure the importance of each SWOT strategy by using Analytical Hierarchy Process
(AHP), third stage designing policy of development strategy at Candi Pari. This study aims to
develop an alternative strategy of sustainable tourism on the history of Candi Pari. Candi
Pari based on SWOT analysis, the current condition of Pari temple is more towards the
position of strenghts and opportunities (SO). Strategy developed: Placement of appropriate
directions, the addition of facilities such as wifi, parking lots and environmental hygiene,
improving the consistency of art performances as well as the participation of tourism events,
and establishing partnerships between local governments, managers, universities, student
activity units, private sector, community institutions, schools, and tourists as partners for the
development of sustainable Cultural tourism.

Keywords: Tourism, Pari Tample, Sustainable Tourism, SWOT.

PENDAHULUAN

Potensi wisata dapat dijadikan sebagai sektor heritage yang potensial sebagai alat
pengembangan potensi daerah. Sebagai sebuah potensi, pariwisata akan mencakup
banyak hal seperti transportasi, akomodasi, dan jasa yang akan menyerap banyak tenaga
kerja. Dampak positif pengembangan pariwisata dapat dilihat dari pembangunan sarana dan
prasarana pariwisata yang menyerap banyak tenaga kerja. Objek wisata ini akan menjadi
pusat daya tarik dan kepuasan bagi wisatawan. Dengan perencanaan yang baik dan
manajemen yang efektif, pariwisata dapat menghasilkan keuntungan yang positif dari
segi ekonomi, sosial/budaya dan lingkungan. Sebaliknya, bisa terjadi menimbulkan
dampak negatif, bila tata cara kebijakan publik dan implementasi serta sumberdaya
manajemen tidak memadai (Andayani et al., 2012 dan Kementrian Pariwisata, 2012).

2
Gambar 1. Peta Administrasi dan Penggunaan Lahan Desa Candi Pari, Kecamatan Porong, 2018

3
Pengembangan pariwisata dapat membawa dampak positif dan negatif pada objek
wisata. Sustainable tourism berusaha memberikan dampak positif pada lingkungan dan
sosial, dan dapat membantu menghasilkan lapangan kerja di masa depan bagi masyarakat
sekitar. (Yazdi, 2012). Pada Penelitian ini terdapat beberapa tahap, diantaranya:
Tahap pertama adalah mengidentifikasi faktor-faktor (SWOT) pada kondisi di Candi Pari,
tahap kedua adalah mengukur tingkat pentingnya dari setiap strategi SWOT dengan
menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP), tahap ketiga adalah merancang
kebijakan strategi pengembangan pada Candi Pari.

Sumber: Hasil Survey, 2018


Gambar 2. Kondisi Fisik Wisata Candi Pari

Obyek penelitian wisata Candi Pari termasuk salah satu candi yang masih terawat dengan
baik dan merupakan tempat wisata sejarah yang sudah termasuk cagar budaya di kabupaten
Sidoarjo. Candi Pari adalah salah satu peninggalan Majapahit dibawah pemerintahan Raja
Hayam Wuruk di tahun 1350-1389 Masehi.

4
Sumber: Data Pengunjung Candi Pari, 2015-2016

Gambar 3. Grafik Kunjungan Wisatawan Candi Pari 2015 dan 2016

Candi Pari merupakan rekreasi alternatif. Walaupun Candi Pari terletak pada lahan yang luas,
sarana dan prasarana yang cukup memadai dan memiliki taman yang tertata, namun hal
tersebut, tidak cukup untuk mengangkat image menjadi terkenal. Gambar 3 di atas
menunjukkan grafik wisatawan 2015 dan 2016 yang selalu mengalami penurunan pada
pertengahan tahun 2015, pada setiap awal dan akhir tahun 2015 dan 2016 mengalami
peningkatan karena bulan liburan dan hari besar keagamaan. Penelitian ini bertujuan untuk
mengembangkan alternatif strategi keberlanjutan pariwisata yang memberikan dampak
positif dari sisi ekonomi, sosial dan lingkungan pada wisata sejarah Candi Pari.

PERUMUSAN MASALAH
1. Jelaskanlah bagaimana Sejarah adanya Candi Pari ?
2. Bagaimana Pengembangan Sustainable dari heritage Candi Pari?
3. Bagaimana kelebihan Candi Pari dan Keunggulannya dibandingkan dengan Candi
lain yang ada di Sidoarjo?

TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengetahui dan menjelaskan sejarah adanya Candi Pari
2. Untuk mengetahui Strategi Pengembangan Sustainable dari heritage Candi Pari
3. Untuk mengetahui Kelebihan Candi Pari dan keunggulannya dibandingkan dengan
Candi lain yang ada di Sidoarjo

METODE PENELITIAN
Langkah pertama dalam penelitian melalui tahap-tahap secara sistematis. Berikut
langkah-langkah penelitian ini adalah:

1. Studi pendahuluan, melakukan pengamatan dan penjelasan variabel - variabel


dari studi literatur kepada wisatawan dan penjaga tempat wisata. Penyebaran

5
kuisioner, dilakukan pada wisatawan, penjaga tempat wisata dan perwakilan Dinas
Pariwisata (expert).
2. Proses AHP, dilakukan untuk mendapatkan nilai bobot tingkat prioritas pada masing-
masing variabel SWOT.
3. Merancang kebijakan strategi pengembangan pada Candi Pari.
4. Mencari informasi dari pengunjung ataupun orang yang ada di daerah sekitar Candi
Pari dengan melakukan wawancara.

Gambar 4. Survey Kunjungan Wisata Candi Pari, 2018.

METODE ANALISIS

Analisis SWOT

Analisis SWOT dipopulerkan oleh Andrew pada tahun 1965. Analisis SWOT
bertujuan agar perusahaan dapat menghasilkan strategi setelah mengevaluasi faktor
internal dan eksternal perusahaan. Faktor internal meliputi kekuatan (strengths) dan
kelemahan (weaknesses), sedangkan faktor eksternal meliputi peluang (opportunities)
dan ancaman (threats). Dengan mengevaluasi faktor tersebut, strategi yang didapatkan
adalah memaksimalkan potensial kekuatan dan peluang dengan meminimalkan kelemahan
dan ancaman (Sevkli et al., 2012).

Tabel 1 Matrik SWOT

External dan internal Strengths (S) Daftar kekuatan internal Weaknesses (W) Daftar kelemahan
internal

Opportunities (O) Startegi SO Menggunakan kekuatan Strategi WO Meminimalkan


Daftar peluang untuk memanfaatkan peluang kelemahan untuk memanfaatkan
eksternal peluang

Threats (T) Daftar Strategi ST Menggunakan kekuatan Strategi WT Meminimalkan dan


ancaman eksternal untuk mengatasi ancaman menghindari ancaman

Sumber: Rangkuti, 2014

6
Analytical Hierarchy Process (AHP)

Secara definisi, AHP suatu metode umtuk mengurutkan alternatif pengambilan


keputusan dan memilih salah satu yang terbaik ketika tersedia banyak kriteria. Setiap
kriteria pengambilan keputusan dibandingkan dengan cara pairwise comparison
(perbandingan berpasangan).

Tabel 2 Perbedaan dua skala antara 1-9 dan 1-5

Skala tingkat
Skala tingkat
Keterangan skala kepentingan
kepentingan 1-9
1-5

1 2 Atribut sangat Penting 1

3 Cukup Penting 2

5 Kuat Penting 3

7 Lebih Kuat Penting 4

9 Mutlak Lebih Kuat Penting 5

Sumber: Hossain et. al. 2014

Terkadang dalam suatu penelitian dengan penerapan skala 1-9 ada beberapa terdapat CR >
0.1, salah satu untuk CR < 0.1 dengan menggunakan skala 1-5. (Aupetit dan ganest, 1993
didalam Hossain et al., 2014).

7
HASIL DAN PEMBAHASAN

Sejarah Candi Pari

Salah satu cagar budaya yang dapat dikatakan utuh sampai sekarang adalah Candi
Pari. Candi yang terletak di kecamatan Porong ini dibangun pada zaman Majapahit atau
seperti yang tertulis pada 1293 C (1371 M ). Candi Pari yang terletak di ketinggian 4,42
meter di atas permukaan air laut ini memiliki area luas mencapai 1310 meter
persegi. Sementara bangunan induknya terletak di sisi timur area. Ada dua versi cerita
tentang Candi Pari yang saling bertolak belakang. Di satu versi Candi Pari disebut sebagai
bangunan persembahan untuk Ratu Campa atau lebih tepatnya sebagai tempat persinggahan
sang ratu bila ingin mengunjungi saudaranya di Majapahit. Sedangkan di versi kedua, Candi
Pari menjadi simbol pembangkangan rakyat sekitar candi terhadap penarikan upeti dari
Majapahit yang saat itu diperintah Hayam Wuruk (Rajasa Negara). Menurut versi ini kondisi
daerah di Candi Pari adalah hutan rimba. Jaka Pandelegan (konon masih anak Prabu
Brawijaya dari perselingkuhannya dengan seorang gadis desa bernama Ni Jinjingan) yang
berjasa menyulap daerah hutan menjadi daerah pertanian yang makmur. Kemakmuran itu
membuat Majapahit menuntut upeti dengan jumlah yang tinggi. Jaka Pandelegan yang
merasa tidak berhutang budi dengan Majapahit menolak tuntutan itu. Hasil pertanian tidak
diserahkan ke Majapahit tetapi untuk kepentingan masyarakat di daerah itu. Majapahit yang
sedang jaya menganggap sikap Jaka Pandelegan sebagai tantangan terhadap bala tentaranya.
Untuk itu Majapahit kemudian mengirim pasukan untuk menangkap dan menghukum Jaka
Pandelegan. Mereka bergerak cepat untuk menangkap tokoh yang dianggap pembangkang itu.
Jaka Pandelegan lari menghindari tangkapan prajurit Majapahit dan melompat di tumpukan
padi, yang disebut muksa. Merasa tidak bisa menangkapnya, prajurit Majapahit bergerak
untuk menangkap istri Jaka Pandelegan yang bernama Nyi Walang Angin. Namun wanita
tersebut berlari dan menceburkan diri di sebuah sumur di sebelah selatan tumpukan padi
dekat persembunyian suaminya ” Jaka Pandelegan”. Untuk mengenang suami istri yang
berjasa pada daerah itu maka didirikanlah Candi Pari di bekas tumpukan Padi dan Candi
Sumur di daerah tersebut. Seperti yang telah diutarakan di atas bahwa kedua versi itu saling
bertolak belakang. Salah satu versi melambangkan Candi Pari sebagai persembahan bagi
penguasa, sedangkan versi satunya menjadikan Candi Pari sebagai simbol bagi perlawanan
terhadap penguasa. Walaupun berbeda setidaknya kedua versi itu akan saling melengkapi
(Bapak Sahroni :2018)

Sumber: Hasil Survey dan Wawancara, 2018


Gambar 5. Foto bersama Bapak Sahronia (Juru Kunci Candi Pari), 2018

8
Keberlajutan Wisata Candi Pari

A. Pengembangan Keberlanjutan Pariwisata

Menurut Yoeti (2008), Keberlanjutan pariwisata merupakan mempertemukan


kebutuhan wisatawan dan daerah tujuan wisata dalam usaha menyelamatkan dan
memberi peluang untuk menjadi lebih menarik lagi di waktu yang akan datan. Hal ini
merupakan suatu pertimbangan sebagai ajakan pemerintah agar semua sumber daya yang
ada dapat dimanfaatkan di waktu yang akan datang untuk tujuan ekonomi, sosial,
keindahan yang dapat dijadikan daya tarik dengan memelihara integritas keanekaragaman
budaya yang ditunjang sistem kehidupan. Menurut Damanik dan Weber (2006)
pembangunan berkelanjutan sebagai pembangunan sumber daya (atraksi, aksesibilitas,
amenitas) pariwisata yang bertujuan untuk memberikan keuntungan optimal bagi
pemangku kepentingan (stakeholders) dan nilai kepuasan optimal bagi wisatawan dalam
jangka panjang.‖ (Rohmadin, 2016). Definisi sustainable pariwisata menekankan suatu ciri
yang yang khas (Tao, 2005 dalam Yazdi, 2012):
1. Kualitas sustainable pariwisata memberikan pengalaman yang baik bagi pengunjung
sekaligus meningkatkan kualitas hidup masyarakat sekitar dan menjaga kualitas
lingkungan.
2. Kesinambungan sustainable pariwisata menjamin kelangsungan sumber daya
alam yang mendasari kelangsungan budaya masyarakat sekitar dengan pengalaman
yang memuaskan bagi pengunjung.
3. Keseimbangan sustainable pariwisata menyeimbangkan kebutuhan industri
pariwisata, pendukung lingkungan, dan masyarakat setempat. Pariwisata
berkelanjutan juga menekankan kerjasama timbal balik antara pengunjung,
masyarakat sekitar, dan tempat wisata.

Sumber: Dari Internet


Gambar 6. Kondisi Candi Pari, 2018

Tabel 3 berikut menunjukkan variabel-variabel faktor eksternal dan internal dari wisata
budaya Candi Pari.

9
Tabel 3 Variabel Faktor Eksternal dan Internal

Strengths / Kekuatan Sumber

1 Lokasi wisata berada didekat pusat kota (S1)

2 Adanya kerjasama yang terjalin dengan pihak


pemerintah (S2)

3 Fasilitas penunjang yang memadai (S3) Hasil wawancara dengan


masyarakat yan ada di Candi
4 Memiliki nilai sejarah dan budaya yang belum terexpose Pari,dan Studi lapangan,
secara menyeluruh (S4) 2018

5 Menyediakan paket wisata (S5)

6 Keunikan dan arsitek ciri khas candi yang menarik dan


indah bagi wisatawan (S6)
7 Memiliki lahan yang lumayan luas

Weaknesses / Kelemahan Sumber

8 Kurangnya partisipasi pihak swasta dalam


pengembangan kawasan wisata budaya (W1)
Hasil Wawancara dengan
9 Kapasitas pendopo yang terbatas (W2) Penjaga Candi Pari dan
Studi lapangan, 2018
10 Promosi yang kurang optimal (W3)

11 Pengembangan pemasaran produk lokal yang khas yang


kurang optimal (W4)

Opportunities / Peluang Sumber

12 Menyediakan lapangan pekerjaan bagi warga sekitar


tempat wisata (contoh: usaha cindera mata khas dan
candi, makanan dan minuman, dll) (O1)
Studi lapangan, 2018
13 Menjadi objek wisata andalan atau wisata ciri khas kota
(O2)

14 Pengembangan ilmu wisata sejarah dan budaya bagi


peserta didik (contoh: setiap sekolah bisa mengadakan
study tour sejarah, menjadi materi sejarah pelajaran
sekolah) (O3)

15 Sidoarjo menjadi kota industry pariwisata (O4)

16 Keberadaan Bandara Internasional Juanda (O5)

10
Strengths / Kekuatan Sumber

Threats / Ancaman Sumber

17 Wisatawan yang kurang bertanggungjawab (T1)


Hasil Wawancara dengan
18 Banyaknya wisata serupa di Jawa Timur (T2)
Penjaga Candi Pari dan Studi
19 Kurangnya kesadaran masyarakat setempat akan lapangan, 2018
keberadaan Candi Pari (T3)

Sumber: Studi Literatur dan Studi Lapangan, 2018

Kelebihan Candi Pari dibandingkan dengan candi lain di Sidoarjo:


a. Memilki bentuk bangunan yang lebih besar dan tinggi dibandingkan dengan
Candi lain yang ada di Sidoarjo
b. Bangunan yang berbentuk Relief
c. Memilki lahan yang lumayan luas

Sumber : Hasil Survey, 2018


Gambar 7. Bentuk bangunan Candi Pari Tahun 2018

Perhitungan hasil sampling didapat dari data wisatawan. Setelah tahap identifikasi dan
pengumpulan faktor SWOT selesai, selanjutnya mengukur tingkat prioritas setiap faktor
SWOT dilakukan dengan AHP. Hasil SWOT dan AHP digunakan sebagai usulan rancangan
strategi kebijakan Keberlajutan Cagar budaya.

11
Sumber: Pengolahan Data, 2017
Gambar 8. Grafik SWOT
Pada Gambar 3 diatas, menunjukkan hasil dari pengolahan SWOT. Pada matrik
strategi SWOT bobot hasil pengolahan lebih kearah strengths dan opportunies (SO), maka
strategi yang digunakan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang agar
dapat mengangkat image Candi Pari yang lebih baik sebagai salah satu wisata andalan kota
Sidoarjo. Berdasarkan analisis SWOT, diperoleh strategi sebagai berikut:
1. Menambah fasilitas penunjuk arah yang lebih jelas. Penunjuk arah bisa ditempatkan
pada tempat yang penting (contoh: Bandara, Terminal, Jalan Raya tempat macet,
jembatan layang, kota, dan lampu merah) dan S1, S5, O2, O5.penunjuk arah pada
daerah terdekat tempat wisata
2. Membuat wisata kuliner dan cindera mata ciri khas Kota Sidoarjo dan daerah tempat
wisata dan kosisten akan peningkatan kulitas produk lokal S2, S3, O1, O2, O4.
3. Menambah fasilitas wifi pada area tempat wisata S2, O2 dan O3.
4. Memperluas lahan parkir dan membuat steril area tempat wisata dari kendaraan
umum dan sampah S2, S5, O4, O2.
5. Menjalin hubungan kemitraan antara pemerintah setempat, pengelola, Universitas,
UKM, pihak swasta, lembaga masyrakat, sekolah, dan wisatawan sebagai mitra
S2, S4, S5, S6,untuk pengembangan wisata budaya yang berkelanjutan O1, O2, O3,
O5.
6. Peningkatan konsistensi pagelaran kesenian khas daerah dan mengikuti event
bertema pariwisata atau budaya di setiap event daerah atau diluar daerah S2, S4, S6,
O3, O5.

12
Tabel 4. Hasil Analisi SWOT (strenghts dan weaknesses) Melalui AHP

No Faktor SWOT Bobot Ranking

1 Strengths S1 0,10 6
(Kekuatan)
2 S2 0,23 1 No Faktor SWOT Bobot Ranking

3 S3 0,22 2 1 Weaknesses/ W1 0,29 2


Kelemahan
4 S4 0,16 4 2 W2 0,14 4

5 S5 0,12 5 3 W3 0,29 3

6 S6 0,18 3 4 W4 0,29 1

7 S7 0,20 4

Sumber: Hasil Analisis, 2018

Tabel 5 Hasil Analisi SWOT (opportunites dan threats) Melalui AHP

No Faktor SWOT Bobot Ranking No Faktor SWOT Bobot Ranking

1 O1 0,19 3 1 Threats T1 0,25 2

2 Opportunites O2 0,33 1 2 (Ancaman) T2 0,25 3

3 (Peluang) O3 0,19 2 3 T3 0,50 1

4 O4 0,15 4

5 O5 0.15 5
Sumber: Hasil Analisis, 2018.

Pada Tabel 4 dan Tabel 5, menunjukkan tingkat prioritas SWOT dari hasil
pengolahan AHP. Pada strenght menunjukkan kekuatan yang prioritas utama untuk
dipertahan dan dikembangkan adalah pada adanya kerjasama dengan pihak pemerintah (S2),
fasilitas penunjang yang memadai (S3), keunikan dan arsitek Candi (S6), dan yang terakhir
diprioritaskan adalah Candi berada didekat pusat kota (S1). Prioritas kekuatan pada S2, S3,
S6, dan S7. Pemerintah merupakan pihak sentral pendukung pelestarian dan pelindung wisata
budaya serta pihak pengembangan untuk potensi dari daerah sekitar wisata. Salah satu
pengembangan untuk tempat wisata dengan fasilitas yang memadai akan berdampak dari
kepuasan pihak penjaga dan pengunjung. Selain kepuasan dari sisi keramahan dan fasilitas,
kepuasan juga didapat dari pengunjung bisa menikmati dan merasakan keunikan dan arsitek
Candi Pari yang khas yang berbeda dari candi - candi di Jawa Timur. Pengembangan bisa
dari sisi pengolahan paket travel, tempat parkir, fasilitas wifi corner, tempat khusus untuk
informasi sejarah, dan wisata kuliner.

13
Pada weaknesses menunjukkan kelemahan yang prioritas utama yang perlu diperbaiki
adalah pada pengembangan pemasaran produk lokal yang khas yang kurang optimal (W4),
kurangnya partisipasi pihak swasta (W1), promosi yang kurang optimal (W3) dan yang
terakhir diprioritaskan adalah kapasitas pendopo (W2). Produk lokal yang berpotensi
adalah wisata kuliner, bila dikembangkan bisa menjadi sumber pendapatan warga sekitar dan
pemerintah. Selain pemerintah pihak pendukung, pihak swasta juga bisa menjadi
pendukung kedua, peran pemerintah dan pihak swasta akan terjalin hubungan kemitraan
dari sisi pendukung dan penyokong modal. Promosi tentang wisata sejarah benar-benar
dimaksimalkan dari peran dan dukungan warga sekitar dan pemerintah daerah. Pada
opportunities menunjukkan peluang yang prioritas utama yang perlu dikembangkan adalah
pada Candi pari menjadi wisata andalan kota (O2), Pengembangan ilmu wisata sejarah dan
budaya bagi peserta didik (O3), menyediakan lapangan pekerjaan bagi warga sekitar tempat
wisata (O1), dan yang terakhir diprioritaskan adalah Keberadaan Bandara Internasional
Juanda (O5). Salah satu untuk mengenalkan dan menumbuhkan nilai sejarah Candi Pari pada
orang-orang adalah dengan pengembangan ilmu sejarah bagi peserfta didik serta menjadi
wisata edukasi secara umum. Pengenalan dini setiap orang akan menumbuhkan rasa bangga
akan kekayaan dan potensi dari daerah sendiri. Bandara juanda merupakan bandara
internasional, dimana banyak berdatangan wisatawan manca negara, dengan itu pemerintah
bisa memasukkan paket travel wisata dari pihak bandara, serta plakat penunjuk arah
Candi Pari di perjelas pada bandara. Pembenahan fasilitas dan pelayanan serta promosi
yang baik, Candi Pari bisa menjadi wisata andalan kota dan akan terjalin kemitraan yang
sustainable antara pemerintah daerah, warga sekitar, penjaga Candi, pihak swasta, sekolah
serta universitas, dan wisatawan.
Pada threats menunjukkan ancaman yang prioritas utama yang perlu diwaspadai
dan diperbaiki adalah kurangnya kesadaran masyarakat setempat akan keberadaan Candi Pari
(T3), wisatawan yang kurang bertanggung jawab (T1), dan banyaknya wisata Candi yang
serupa di Jawa Timur. Semua ancaman T3, T1, dan T2 tidak lepas dari hubungan kemitraan
yang berkelanjutan antara pemerintah daerah, warga sekitar, penjaga Candi, pihak swasta,
sekolah serta universitas, dan wisatawan. Hubungan kemitraan yang baik secara tidak
langsung akan menumbuhkan rasa peduli dan tanggung jawab terhadap tempat wisata sejarah
yang kaya akan potensi dan aset yang memiliki nilai sejarah yang tinggi.

Gambar 9. Tampak Bagian Dalam dan Luar Candi Pari, 2018


14
PENUTUP
A. Kesimpulan
Strategi pengembangan cagar budaya yang dikembangkan dapat menjadi masukan
strategi yang mengarah pada dampak positif terhadap ekonomi, sosial, dan lingkungan.
Berdasarkan analisa SWOT, pada saat ini kondisi Candi Pari lebih kearah pada posisi
strenghts dan opportunities (SO). Kekuatan dan peluang menjadi hal utama yang
dimiliki serta dipertahankan dan dikembangkan. Salah satu masukan strateginya adalah
dengan memperjelas akses jalan dan plakat penunjuk arah, memperluas lahan parkir dan
membuat streril area tempat wisata dari kendaraan umum dan sampah, adanya area wifi,
adanya wisata kuliner dan peningkatan potensi untuk cindera mata, peningkatan pagelaran
seni dan keikutsertaan event pariwisata disetiap daerah dan luar daerah sebagai sarana
promosi dan menjalin hubungan kemitraan antara pemerintah daerah, pengelola, Universitas,
UKM, pihak swasta, lembaga masyrakat, sekolah, dan wisatawan sebagai mitra untuk
pengembangan wisata budaya yang berkelanjutan.
Faktor-faktor SWOT yang menjadi prioritas utama untuk dipertahankan,
dikembangkan, diperbaiki, dan diwaspadai adalah: kerjasama (strenghts) dengan pihak
pemerintah, fasilitas penunjang yang memadai dan keunikan dan arsitek Candi.
pengembangan pemasaran produk lokal yang khas kurang (Weaknesses) optimal, kurangnya
partisipasi pihak swasta, dan promosi yang kurang optimal. Opportinities Candi pari
menjadi wisata andalan kota, pengembangan ilmu wisata sejarah dan budaya bagi peserta
didik, dan menyediakan lapangan pekerjaan bagi warga sekitar tempat . Kurangnya kesadaran
masyarakat setempat akan (Threats) keberadaan Candi Pari, wisatawan yang kurang
bertanggung jawab dengan membuang sampah sembarangan, dan banyaknya wisata serupa
seperti candi lainnya di Jawa Timur sehingga memungkinkan adanya persaingan(Threats).

B. Saran
Pada penelitian ini menghasilkan strategi yang masih sedikit subyektif, diharapkan
penelitian selanjutnya dapat menghasilkan strategi yang benar-benar obyektif dengan metode
yang lebih baik. Untuk penerapan strategi, penelitian selanjutnya dapat memberikan
blueprint strategi apabila strategi diaplikasikan yaitu perbandingan kondisi real obyek yang
diamati terhadap obyek lainya sebagai perbandingan serta acuan dalam meningkatkan
pengembangan wisata.

15
DAFTAR PUSTAKA

Andayani, S.; Anwar, M.; R.; & Antariksa., 2012, Pengembangan Wisata
Balekambang Kabupaten Malang‖, Jurnal Rekayasa Sipil, Vol. 6 No.2-2012 ISSN
1978-5658.
Hossain, M. F.; Adnan, Z. H.; & Hasin, M. A. A., 2014, Improvement in Weighting
Assignment Process in Analytic Hierarchy Process by Introducing Suggestion
Matrix and Likert Scale‖, International Journal of Supply Chain Management. Vol. 3,
No. 4.
KemenPareKraf., 2012, Rencana Strategi Pariwisata Berkelanjutan dan Green Jobs untuk
Indonesia”, Jakarta: International Labour Organization (ILO) Country Office.
Rahmola, Williandrie A., 2014, Strategi Pengelolaan Wisata Candi Muara Takus
Berwawasan Lingkungan di Kawasan Agropolitan XIII Koto Kampar Kabupaten
Kampar‖, Pusat Penelitian Lingkungan Hidup Universitas Riau, Pekanbaru.
Rohmadin, S., 2016, Strategi Pengembangan Kawasan Wisata Berbasis Pembangunan
Berkelanjutan di Kabupaten Ende Provinsi Nusa Tenggara Timur‖, Jurnal Politik
Pemerintahan, Volume 9 No. 1, hlm. 141 – 153.
Salam, B & Suprihardjo, R, D., 2014, Arahan Pengembangan Kawasan Wisata Cagar
Budaya Trowulan, Kabupaten Mojokerto‖, JURNAL TEKNIK POMITS, Vol. 2,
No.1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301- 9271 Print).
Santi, Ulva N., 2010, Perencanaan Strategis Pengembangan Objek Wisata Candi Cetho
Oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Karanganyar, Skripsi tidak
dipublikasikan, Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Sevkli, M.; Oztekin, A.; Uysal, O.; Torlak, G.; Turkyilmaz. A.; & Delen, D.,
2012, ―Development of A Fuzzy ANP based SWOT Analysis for The Airline
Industry In Turkey‖, Expert Systems with Applications, Vol. 39, hal 14–24.
Yazdi, S, K., 2012.,Sustainable Tourism‖, American International Journal of Social
Science, Vol. 1 No. 1; October 2012, Centre for Promoting Ideas, USA,
www.aijssnet.com.

16

Anda mungkin juga menyukai