Anda di halaman 1dari 13

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landnsan Teori

Landasan teori penelitian ini meliputi konsep strategi, pengembangan, objek

wisata, pariwisata, dan daya tarik wisata. Adapun landasan teori tersebut dapat

diuraikan sebagai berikut:

2.1.1 Strategi

Alat untuk mencapai sebuah tujuan ialah menggunakan strategi dan

konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal tersebut dapat ditunjukkan

dengan adanya perbedaan mengenai konsep strategi selama 30 tahun terakhir

Rangkuti, 2006:3). Menurut Rangkuti (2006:3-4) ada beberapa perkembangan

konsep strategi dari para ahli, menurut Chandler (1962) strategi merupakan suatu

alat yang digunakan dalam rangka tujuan jangka panjang, sebagai bentuk upaya

tindak lanjut program, memprioritaskan alokasi sumber daya serta alat untuk

mencapai tujuan. Andrews (1980) dan Chaffe (1985) menyatakan bahwa strategi

merupakan semua tindakan yang dilakukan oleh perusahaan baik secara langsung
maupun tidak langsung dengan kekuatan motivasi untuk stakholders, seperti
stakholders, debtholders, manajer, karyawan, konsumen, komunitas, pemerintah,
dan sebagainya yang menerima keuntungan atau biaya. Menurut Hamel dan
Prahaled (1995) strategi ialah kegiatan yang bersifat tetap meningkat dan
dilakukan berlandaskan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para
pelanggan di masa depan. Dengan demikian, perencanaan strategi hampir selalu
dimulai dari "apa yang dapat terjadi". bukan dimulai dari "apa ynng terjndi

Terjadinnya kecepatan

inovasi pasar baru dan perubahan pola konsumen

memerlukan kompctensi inti. Perusahaan perlu mencari kompetensi inti di dalam

bisnis yang dilakukan.

Definisi strategi mula-mula yang dikemukakan olch chandler (dalam

Rengkuti, 2006:4) menycbutkan bahwa pondayagunaan dan alokasi somua sumber

daya untuk mencapai tujuan jangkn panjang dari suatu perusahaan, merupakan

konsep dari strategi.

2.1.2

Pengelolaan

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, orang lain scbagai tenaga

penggerak pada saat melakukan kegiatan, organisasi sebagai tujuan dimana


perumusan kebijaksanaan sebagai alat bantu dalam prosesnya, agar tujuan tercapai

maka pelaksanaan terhadap

proses perlu diberi

merupakan

pengawasan

pengelolaan.

Menurut Soowarno (2002:378), pengelolaan dan manajemen berbeda,

namun perbandingan tersebut tidak mudah dijelaskan sehingga mengelola dan

manajemen tidak terlihat berbeda. Mengelola pengertiannya lebih dekat dengan

mengatur maupun menyelenggarakan, sebaliknya manajemen ialah pemanfaatan

berbagai sumber daya secara berhasil untuk mencapai suatu target.

Pengelolaan manajemen sebagai alat untuk mencapai tujuan yang

dibedakan dalam proses desain, pengorganisasian tindakan maupun pengawasan

dimana ilmu atau seni sebagai media yang harus dimanfaatkan.

Menurut Terry (dalam Lincinwa, 2018), manajemen sebagai seni bertungsi


untuk mencapai tujuan yang nyata mendatangkan hasil maupun guna, sedangkan

manajemen sebagai ilmu yang berfungsi menerangkan gejala-gejala, kejadian

kejadian, keadaan-keadaan, jadi memberikan penjelasan-penjelasan. Dari definisi

itulah Terry melihat fungsi manajemen menurut pendapatnya, yaitu :

a. Perencanaan ialah sebagai patokan dasar pemikiran dari tujuan yang hendak

dipakai agar bisa meraih tujuan.

b. Pengorganisasian sebagai cara

untuk mengumpulkan orang-orang dan

menempatkan mereka menurut kemampuan dan keahliannya dalam pekerjaan

yang telah direncanakan.

C. Penggerakkan ialah untuk menggerakkan organisasi supaya berjalan sesuai

dengan pembagian kerja masing-masing dan menggerakkan segala sumber

daya yang terdapat dalam organisasi agar pekerjaan ataupun aktivitas yang

dilakukan dapat berjalan sesuai rencana dan mencapai tujuan.

d. Pengavwasan ialah untuk mengawasi apakah gerakan dari organisasi ini sudah

sesuai dengan rencana atau belum. Serta mengawasi pemanfaatan sumber


daya dalam organisasi supaya dapat dipakai secara efisien serta ofektif tanpa

ada yang menyimpang dari rencana.

Objek Wisata

2.1.3

Menurut Chafid Fandeli (dalam Asriandy, 2016:22), objek wisata

merupakan perwujudan dari pada ciptaan manusia, tata hidup, seni budaya dan

juga sejarah bangsa dari tempat maupun kondisi alam yang memiliki daya tarik

untuk dikunjungi pengunjung. Sedangkan objek wisata alam merupakan objek

wIsata yang daya tariknya bersumber pada keindahan sumber daya alam serta tata

lingkungannya. Adapun objck wisata dapat di klasifikasikan scbagai berikut:

a. Sumber daya yang bisa membuat bahagia, nyaman, asri dan tidak kotor.

b. Aksesibilitas dalam berkunjung yang baik.

c. Ciri khas/ciri khusus atau spesifik yang tidak ada di tempat lain.

d. Objek wisata alam dimana forest, pasir, pantai, sungai maupun pegunungan

memiliki keindahan alam sebagai daya tarik wisatanya.


e. Objek wisata budaya dimana saat waktu dahulu hasil karya manusia pada

suatu objek memiliki nilai luhur, upacara adat, daya tarik kesenian yang

dibentuk dan memiliki nilai tertentu mempunyai atraksi yang menarik.

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 tahun 2009

tentang Kepariwisataan, Wisata adalah suatu kegiatan perjalanan yang dilakukan

oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk

tujuan rekreasi dalam jangka waktu sementara.

Dalam membangun objek wisata tersebut harus memperhatikan keadaan

sosial ekonomi masyarakat setempat, sosial budaya daerah setempat, nilai-nilai

agama, adat istiadat, dan lingkungan hidup. Pembangunan objek dan daya tarik

wisata dapat dilakukan oleh Pemerintah, Badan Usaha maupun Perseorangan

dengan melibatkan dan bekerjasama pihak-pihak yang terkait. Oleh Karena itu

objek wisata dapat diklasifikasikan berupa keanekaragaman kekayaan alam,

budaya dan hasil buatan manusia.

2.1.4 Pariwisata
Pariwisata telah menjadi trend kehidupan manusia modern, Karena

aktivitas manusia ini memiliki dimensi yang luas, tidak sekedar untuk memenuhi

kebutuhan untuk bersenang-senang untuk menikmati perjalanan, namun aktivitas

ini banyak menimbunkan aktivitas ekonomi, seni dan budaya. Pariwisata memiliki

dampak yang luas membangun dalam pembangunan ekonomi, social budaya,

kegiatan pendidikan, kegiatan agama, olahraga kegiatan ilmiah bahkan telah

menjadi disiplin ilmu tersendiri (Arjana, 2015:1).

Ragam komponen seperti ekonomi, ekologi, politik, sosial budaya

merupakan suatu aktivitas yang komplek dan merupakan sistem yang besar dalam

pandangannya merupakan pariwisata. Ragam aspek kepariwisataan tidak dapat di

pisahkan dari komponen tersebut dengan menganalisis suatu sistem pariwisata

yang saling berhubungan dan saling ketergantungan (Suwena dan Widyatmaja,

2010:30).

Pariwisata berasal dari bahasa Sanskerta, pari yang bearti sempurna,

lengkap, dan tinggi. Wisata yang bearti perjalanan, sehingga pariwisata dapat

diartikan sebagai perjalanan yang lengkap dan sempurna (Arjana, 2015:6).


Menurut Yoeti pariwisata adalah sesuatu yang tidak memiliki kaitan dengan

kegiatan mencari pekerjaan dan bersifat sementara, dilakukan dari perjalanan dan

kediaman mancanegara dari keseluruhan gejala (dalam Arjana, 2015:6).

10

SAMBAS

2.1.5 Dnyn Tarik Wisnta

Daya tarik wisata merupakan kunjungan ke suatu tempat tertentu yang

dilakukan olch sebagian orang dimana scgala sesuatu yang ada pada tempur

terscbut memiliki daya tarik. Scbagaimana yang telah dipaparkan scbelumnya

sclain untuk pencarian nafkah, untuk satu atau ragam alasan, dimana seseorang

atau sekelompok melakukan perjalanan yang bersifat sementara merupakan

berwisata. Maka berdasarkan hal tersebut dalam melalukan

aktivitas

kepariwisataan dimana wisatawan menjadi sasarannya merupakan daya tarik

wisata (Ramadi dkk, 2016:8). Objek wisata umumnya berdasarkan pada:

a. Adanya sumber daya yang dapat menimbulkan rasa senang, indah, nyaman
dan bersih.

b. Adanya aksesbilitas yang tinggi untuk dapat mengunjunginya.

c. Adanya ciri khusus/spesifikasi yang bersifat langka.

d. Objek wisata alam memiliki daya tarik tinggi karena keindahan alam

pegunungan, sungai, pantai, pasir, hutan, dan sebagainya.

e. Objek wisata budaya mempunyai daya tarik tinggi karena memiliki nilai

khusus dalam bentuk aktraksi kesenian, upacara-upacara adat, nilai luhur yang

terkandung dalam suatu objek buah karya manusia pada masa lampau.

Suatu daerah untuk menjadi Daerah Tujuan Wisata yang baik harus

dikembangkan tiga hal agar daerah itu menjadi menarik untuk dikunjungi (dalam

Baginda Syah Ali, 2016), yaitu:

a. Adanya something to see, ialah sesuatu yang menarik untuk dilihat oleh

wisatawan yang berkunjung.


b.

Soneling to buy yaitu sesuatu yang khas untuk dibeli oleh wisatawan sCDeu

souvenir dan lain-lain.

C.
someaing to do yaitu dimana pada teıpat wisntn bisn nelakukan aktivilus

tertentu.

Unsur yang paling nmendukung untuk daerah tujuan wisata yaitu nienCakup

ketiga hal unsur diatas. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalann

pengenmbangan daerah tujuan wisata adapun hal tersebut yaitu objck wisata yaunS

telah ada harus mampu bersaing dan objek wisata ditempat lain harus serupa.

Selain dari bidang pengembangan dan pembangunan tidak boleh berpindah, harus

menetap dan tidak berubah. Daya tarik harus memiliki ciri khas sendiri dan sarana

maupun prasarana harus memadai.

2.2 Penelitian Terdahulu

Menurut penelitian Anisa Nuraida (2017) dengan judul Strategi

Pengelolaan Objek Wisata Air Panas Cisolong di Kabupaten Pandeglang,

menjelaskan tujuan penelitiannya untuk mengetahui strategi yang dilakukan

dalam meningkatkan wisata air panas Cisolong di Kabupaten Pandeglang. Hasil

penelitiannya memiliki kekuatan dalam hal memanfaatkan kekayaan alam,

alam,
kelemahannya yaitu kurang kesediaan permainan yang menarik, peluang dengan

adanya objek wisata tersebut dapat membuka lapangan pekerjaan. Jenis penelitian

yang digunakan adalah kualitatif. Sedangkan untuk menjawab Strateggi

Pengelolaan Objek Wisata Air Panas Cisolong di Kabupaten Pandeglang

menggunakan analisis SWOT.


12

Menurut penelitinn Nining Yuningsih (2005) dengnn jucdul Ponlngkntun

Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui Pengombangan Potensl Objek Winuta

Pantai Pengandaran di Knbupatcn Cinmis Jnwa Barat, n<lapun tujuun penelitiunnyu

ialah upaya yang dapat dilakukan oleh Dinas Pariwisntn dan Kebudayaan

Kabupaten Ciamis dalam mengembangkan objok wisata Pantai Pangandarun

dengan membangun berbagai fasilitas wisata, promosi lewat media massa,

maupun pameran wisata. Hasil dari penelitian ini kurangnya sumber daya manusia

yang berbasis kepariwisataan, tidak adanya keterscdiaan fasilitas. Untuk

meningkatkan pariwisata, promosi lewat media massa dapat meningkatkan

pariwisata, maupun pameran wisata. Jenis penelitian yang digunakan adalah


Sedangkan

kualitatif

untuk menjawab Peningkatan (PAD) melalui

Pengembangan Potensi Objek Wisata Pantai Pengandaran di Kabupaten Ciamis

Jawa Barat menggunakan analisis SWOT.

Menurut penelitian Dini Puspita dan Susi Sulandari (2016) dengan judul

Strategi Pengelolaan Desa Wisata Giyanti, Kabupaten Wonosobo, menjelaskan

tujuan penlitiannya ialah untuk mengetahui pengelolaan Desa wisata Giyanti dan

mengetahui strategi yang harus dirumuskan dalam pengelolaan Desa wisata

Giyanti. Hasil penelitian pada keadaan Desa Wisata Giyanti di Kabupaten

Wonosobo bisa ditinjau dari beberapa faktor salah satunya perhatian dari perlu

perhatian dari segi fisik, karena untuk tempat pertunjukan seni, tempat yang

terlalu sempit tidak baik digunakan sebagai gedung pertunjukan, terlebih apabila

penonton yang datang dan pemain kesenian yang datang sangat banyak tidak

cukup untuk menampung penonton yang datang. Jenis penelitian yang digunakan

13
menjawab Stuategi

penelitian kualitatif deskripti Sedangkan untuk

adalah

Pengelolaan Desa Wisata Giyanti, Katbupaten Wonosobo menggunakan anallSIS

SWOT.

Anda mungkin juga menyukai