Anda di halaman 1dari 12

MANAJEMEN PARIWISATA

PEMASARAN STRATEGI DESTINASI PARIWISATA

OLEH KELOMPOK 3 :
 YANTI MALLUSE (219411030)
 ANTONIUS MANGESUK (219411021)
 ANITA RANTETANA (219411024)
 MEYTRIANSI REMEN (219411030)
 MARSON PALLOAN (219411033)
 YORI (219411056)
DEFINISI DESTINASI
• Davidson dan maitland (1997); Destinasi Pariwisata disebut sebagai wilayah geografis seperti
Negara, pulau atau kota.
• Tuaohino & Konu (2014); Destinasi adalah area geografis sebagai lokasi yang dapat menarik
wisatawan untuk tinggal secara sementara yang terdiri dari berbagai produk pariwisata, sehingga
membutuhkan berbagai prasarat untuk merealisasikannya.
• Enright & Newton (2004); adalah tempat umum (public area) yang menawarkan kesempatan untuk
mengekploitasi berbagai atraksi dan layanan kepada subyek yang terlibat dalam hubungan migrasi
wilayah.
Dari definisi dan penjelasan para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa Destinasi Pariwisata itu
merupakan suatu wilayah geografis (seperti Negara, pulau, kab/kota, kecamatan, desa, kampung atau
kawasan pariwisata) yang memiliki daya tarik ( seperti atraksi wisata, fasilitas, aksebilitas, SDM, citra
dan harga) untuk dikunjungi dan ditinggali oleh individu atau kelompok secara sementara dalam suatu
perjalanan yang disebut dengan migrasi wilayah.
MANAJEMEN PENGELOLA DESTINASI
Arti dari kata pengelolaan oleh beberapa orang sering disamakan dengan arti manajemen,dimana tujuan
dari manajemen dan pengelolaan adalah sama yaitu tercapainya tujuan organisasi. Pengelolaan dapat
diartikan sebagai proses mengkoordinasikan dan mengintegrasikan semua sumber daya baik manusia
maupun teknikal, untuk mencapai berbagai tujuan khusus yang ditetapkan dalam suatu organisasi.
Berdasarkan peraturan pemerintah Nomor 67 Tahun 1996, pengelolaan dan pengusahaan obyek dan daya
tarik wisata alam meliputi 5 hal yaitu :
 Pembangunan sarana dan prasarana pelengkap beserta fasilitas pelayanan lain bagi wisatawan.
 Pengelolaan obyek dan daya tarik wisata alam termasuk sarana dan prasarana yang ada.
 Penyediaan sarana dan fasilitas bagi masyarakat disekitarnya untuk berperan serta dalam kegiatan
pengusahaan obyek dan daya tarik wisata alam bersangkutan.
 Penyelenggaraan persetujuan seni budaya yang dapat memberi nilai tambah terhadap obyek wisata dan
daya tarik wisata alam yang bersangkutan.
 Penyelenggaraan pertunjukan seni budaya yang dapat memberi nilai tambah terhadap obyek dan daya
tarik yang bersangkutan.
MANAJEMEN DESTINASI YANG SUKSES DI LUAR NEGERI
Sebuah destinasi dapat dikatakan akan melakukan pengembangan wisata jika sebelumnya sudah ada
aktivitas wisata. Dalam pelaksanaan pengembangan, perencanaan merupakan faktor yang perlu dilakukan dan
di pertimbangkan. Menurut Inskeep (1991:29), terdapat beberapa pendekatan yang menjadi pertimbangan
dalam melakukan perencanaan pariwisata,diantaranya :
 Continius Incremental, and Flexible Approach, dimana perencanaan dilihat sebagai proses yang akan terus
berlangsung didasarkan pada kebutuhan dengan memonitor feed back yang ada.
 System Approach, dimana pariwisata dipandang sebagai hubungan system dan perlu direncanakan seperti
dengan tehnik analisa system.
 Comprehensive Approach, berhubungan dengan pendekatan system diatas, dimana semua aspek dari
pengembangan pariwisata termasuk di dalamnya institusi elemen dan lingkungan serta implikasi sosial
ekonomi,sebagai pendekatan holistic.
Sebuah Destinasi dapat dikatakan akan melakukan pengembangan wiata jika sebelumnya sudah ada
aktivitas wisata. Untuk data meningkatkan potensi pariwisatanya, yang perlu dilakukan adalah merencanakan
pengembangan wisata agar dapat lebih baik dari sebelumnya. Tiga prinsip utama dalam sustainability
development (McIntyre, 1993:10) :
 Ecological Sustainability, yakni memastikan bahwa pengembangan yang dilakukan sesuai dengan proses
ekologi,biologi, dan keragaman sumber daya ekologi yang ada.
 Social and Cultural Sustainability, yaitu memastikan bahwa pengembangan yan dilakukan memberi
dampak postif bagi kehidupan masyarakat sekitar dan sesuai dengan kebudayaan serta nilai-nilai yang
berlaku pada masyarakat tersebut.
 Economic Sustainability, yaitu memastikan bahwa pengembangan yang dilakukan efisien secara ekonomi
dan bahwa sumber daya yang digunakan dapat bertahan bagi kebutuhan di masa mendatang.
CITRA DESTINASI
Citra dari suatu Destinasi merupakan bagian penting untuk dijual pada wisatawan atau pemangku
kepentingan. Citra destinasi didefinisikan sebagai seperangkat pengetahuan dan gambaran suatu destinasi
wisata oleh pengunjung destinasi tersebut, termasuk infomasi geografi, populasi, infrastruktur, iklim, sejarah
dan budaya, serta penilaian daya tarik,keamanan dan sebagainya. Citra destinasi merupakan gambaran
pikiran,kepercayaan,perasaan dan persepsi terhadap suatu destinasi.
Berdasarkan definisi-definisi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa pengertian citra destinasi adalah
sejumlah gambaran, kepercayaan, persepsi dan pikiran dari wisatawan terhadap suatu destinasi yang
melibatkan berbagai produk dan atribut wisata destinasi terkait.
DIMENSI CITRA DESTINASI PARIWISATA
Instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel citra destinasi ada beberapa indikator, yaitu :
 Lingkungan ,yaitu keadaan lingkungan di dalam maupun di sekitar objek wisata. Hal ini meliputi
keamanan lokasi wisata,kebersihan,keramahtamahan warga,dan ketenangan suasana.
 Wisata alam, merupakan keadaan wisata alam atau keindahan pemandangan di objek wisata.
 Acara dan hiburan, yaitu ragam acara dan hiburan yang disajikan di lokasi objek wisata.
 Atraksi bersejarah/budaya, yaitu keadaan kebudayaan local yang menjadi ciri khas dari objek wisata.
 Infrastruktur,yaitu fasilitas pendukung yang ada di dalam dan sekitar objek wisata.
 Aksebilitas ,yaitu kelancaran atau kemudahan akses untuk mencapai lokasi objek wisata.
 Relaksasi ,yaitu kondisi atau keadaan dimana objek wisata dapat membantu pengunjungnya untuk
menenangkan pikiran serta menyegarkan tubuhnya.
 Kegiatan luar lingkungan, yaitu kegiatan yang bisa dilakukan pengunjung di alam terbuka di dalam dan
sekitar objek wisata.
 Harga dan nilai, yaitu segala biaya yang dikeluarkan pengunjung/wisatawan selama berada di objek
wisata.
TOURIST, EVENT, DAN ACTION
1. TOURIST
Jenis wisatawan (Tourist) berdasarkan sifat perjalanan dan lokasi perjalanannya yaitu :
 Domestic Foreign Tourist – wisatawan yang melakukan perjalanan wisata ke suatu destinasi yang masih berada
di wilayah suatu negara. Wisatawan tersebut bukanlah warga negara dimana dia berada tetapi Warga Negara
Asing (WNA) yang karena tugas dan kedudukannya menetap dan tinggal pada suatu negara.
 Doemstic Tourist – wisatawan yang melakukan perajalanan wisata ke suatu destinasi yang masih berada di
wilayah administratif negara tempat ia tinggal. Domestic Tourist di Indonesia lebih akrab disebut sebagai
Wisatawan Lokal atau Wisatawan Nusantara.
 Transit Tourist – wisatawan yang sedang melakukan perjalanan wisata ke suatu negara tertentu yang
menumpang kapal udara atau kapal laut ataupun kereta api yang terpaksa singgah pada suatu
pelabuhan/airport/stasiun bukan atas kemauannya sendiri. Biasanya ini terjadi apabila ada pergantian
transportasi yang digunakan untuk meneruskan perjalanan ke negara tujuan atau menambah penumpang
atau mengisi bahan bakar dan kemudian melanjutkan perjalanan ke tujuan semula. Waktu yang cukup lama
untuk pergantian tersebut itulah yang digunakan oleh penumpang untuk tour di tempat yang disinggahinya.
 Business Tourist – wisatawan yang mengadakan perjalanan untuk tujuan lain bukan wisata, tetapi
perjalanan wisata itu dilakukan setelah tujuan utamanya selesai. Jadi perjalanan wisata merupakan
perjalanan sekunder setelah tujuan primernya.
2. EVENT
Menurut Getz (1997:4) definisi event adalah fana, tidak abadi, dan setiap event merupakan suatu campuran
unik dari durasi, pengaturan, pengurus, dan orang-orangnya.
Event dibedakan menjadi public event dan private event, yang termasuk dalam public event adalah
perayaan budaya, seni atau hiburan, bisnis atau perdagangan, kompetisi olahraga, pendidikan dan ilmu
pengetahuan, rekreasi, serta politik atau kenegaraan. Sedangkan private event meliputi perayaan pribadi
seperti peringatan hari jadi atau anniversary, liburan keluarga, pesta pernikahan, dan pesta ulang tahun, serta
event-event sosial seperti pesta-pesta galadinner, dan acara reuni.
3. ACTION (AKSI)
• Statistik dan riset yang meliputi : Rencana jangka panjang kepariwisataan, rencana pemasaran, program
riset, dan implementasi.
PEMASARAN DESTINASI WISATA
Strategi pemasaran destinasi wisata bersinggungan dengan strategi destinasi wisata dikarenakan sifat dari
keluaran (output) dari masing-masing strategi tersebut keduanya beririsan. Keluaran dari strategi pemasaran
adalah menjadi superior di market place,sedangkan keluaran dari strategi destinasi diantaranya adalah menjadi
unggul dalam persaingan (competitive advantage). Superior dan Competitive Advantage adalah dua kata yang
beririsan,karena kedua arahnya ialah menjadi pemenang dalam persaingan.
1. Model Pemasaran Destinasi Wisata
Proses branding, segmenting dan targeting, selling,serta positioning berada pada tingkatan strategis yang
artinya bahwa proses tersebut merupakan keputusan secara jangka panjang. Sedangkan aktivitas taktis yang
biasanya disebut sebagai program pemasaran merupakan proses jangka pendek atau menengah yang berupa
manuver-manuver agar strategi yang telah ditetapkan berjalan dengan baik. Keputusan taktis merupakan
keputusan mengenai bauran pemasaran (Marketing Mix).
2. Strategi dan Taktik Pemasaran Destinasi Wisata
Proses-proses strategis dan taktis tersebut,harus dikelola dengan baik agar sesuai dengan tujuan yang
diinginkan. Aktivitas pengelolaan biasanya disebut dengan manajemen,sementara pengelolaan dengan
menggunakan prinsip manajemen intinya adalah untuk mengoptimalkan sumberdaya yang terbatas agar dapat
meraih tujuan secara efektif,atau dengan kata lain inti dari manajemen adalah untuk mencapai tingkat efisiensi
dan efektifitas yang optimal.
PERKEMBANGAN PARIWISATA INTERNASIONAL
Perkembangan pariwisata Internasional secara umum dibagi menjadi tiga tahap yaitu : Jaman pra sejarah
( pre history ), jaman sejarah dan jaman setelah sejarah (post history).
 Adanya perjalanan pertama kali dilakukan oleh bangsa-bangsa primitif dari satu tempat ke tempat lain
dengan tujuan untuk kelangsunga hidup.
 Tahun 400 sebelum masehi mulai dianggap modern karena sudah mulai ada muhibah oleh bangsa sumeria
dimana saat itu juga mulai ditemukan huruf,roda,dan fungsi uang dalam perdagangan.
 Kemudian musibah wisata untuk bersenang-senang pertama kali dilakukan oleh bangsa romawi pada
abad 1 sampai pada abad V umumnya tujuan mereka bukan untuk kegiatan rekreasi seperti pengertian
wisata dewasa ini,tetapi kegiatan mereka lebih ditujukan untuk menambah pengetahuan cara
hidup,system politik, dan ekonomi.
 Tahun 1760-1850 terjadinya revolusi industry mengakibatkan perubahan dalam kehidupan masyarakat
antara lain : dalam struktur masyarakat dan ekonomi eropa terjadi pertambahan
penduduk,urbanisasi,timbulnya usaha-usaha yang berkaitan dengan pariwisata di kota-kota
industry,lapangan kerja meluas ke bidang industry,pergeseran penanaman modal dari sector pertanian ke
usaha perantara seperti Bank, termasuk perdagangan internasional.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai