TINJAUAN PUSTAKA
GAMBAR 2.1
KONSEP DESTINASI PARIWISATA
Alami Akses
Buatan Linkage
Tujuan WIsata
Akomodasi
Local Community Restoran
Penyedia Jasa Transportasi
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa dalam suatu konsep destinasi,
tujuan wisata atau objek wisata tidak data berdiri sendiri. Perkembangan tujuan
wisata dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu daya tarik yang dimiliki oleh suatu
tujuan wisata, aksesibilitas antar daerah maupun antar objek wisata di suatu
daerah, ketersediaan sarana prasarana pendukung, serta masyarakat sebagai
penduduk setempat yang menyediakan jasa. Dalam pengembangan pariwisata di
suatu negara maupun di suatu daerah, yang menjadi unsur terpenting selain daya
tarik dari wilayah itu sendiri adalah wisatawan. Dalam prakteknya, terdapat
beberapa tipe wisatawan, beberapa diantaranya yaitu:
Individual Mass Tourist (mencari perjalanan ke tempat yang tidak asing,
kepastian tentang lingkungan yang dikenal/tidak asing, dan wisata
terpadu).
Mass (mencari kesempatan rileks dan „good times‟ di lokasi baru tetapi
yang tidak asing).
Midcentric (perjalanan individual ke daerah-daerah yang memiliki fasilitas
dan sesuai dengan reputasi yang populer/tumbuh).
Recreational (perjalanan untuk mencari hiburan, relaksasi untuk
memulihkan kekuatan fisikal dan mental).
World Tourism Organization (WTO) membagi wisatawan ke dalam dua
bagian, yaitu Domestic Visitors dan International Visitors. Domestic Visitors,
yaitu penduduk yang bepergian dalam suatu Negara dalam waktu tidak lebih dari
satu tahun, dengan tujuan bukan untuk mencari nafkah. Domestic Visitors dapat
dikelompokkan lagi menjadi dua, yaitu:
Domestic Tourist, yaitu penduduk bepergian setidaknya menginap satu
malam (24 jam) dan tidak lebih dari satu tahun dengan tujuan untuk
kesenangan, rekreasi, liburan, olahraga, bisnis, mengunjungi teman, misi,
pertemuan, konfrensi, kesehatan, pendidikan dan keagamaan.
Domestic Excursionists, yaitu penduduk bepergian kurang dari 24 jam.
Kelompok wisatawan yang ke dua menurut WTO adalah International Visitors,
yaitu penduduk dari suatu negara yang mengunjungi negara lain. (Chadwick,
1987)
International Union Official Travel Organization (IUOTO) menjelaskan
terdapat perbedaan antara wisatawan dan pelancong. Menurut IUOTO, wisatawan
adalah pengunjung sementara yang tinggal sekurang-kurangnya 24 jam di negara
atau daerah tujuan wisata yang dikunjungi dengan tujuan perjalanan adalah untuk
pesiar (Leisure), yaitu untuk keperluan rekreasi, liburan, kesehatan, pendidikan,
keagamaan dan olah raga. Tujuan perjalanan yang ke dua adalah untuk hubungan
dagang, sanak keluarga, konfrensi dan pertemuan. Yang dimaskud dengan
pelancong menurut IUOTO adalah pengunjung sementara yang tinggal di negara
atau daerah yang menjadi tujuan wisata yang dikunjungi kurang dari 24 jam.
Chadwick mengemukakan bahwa wisatawan berasal dari dua sumber,
yaitu penduduk lokal dan penduduk pendatang. Yang dikatakan sebagai
wisatawan adalah mereka yang melakukan perjalanan dengan berbagai alasan dan
motivasi dengan tujuan berwisata. Mereka yang memiliki tujuan melakukan
perjalanan wisata kemudian dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu wisatawan
yang berasal dari daerah sendiri maupun daerah lain yang masih termasuk ke
dalam batas negara yang disebut sebagai wisatawan domestik, maupun wisatawan
yang berasal dari luar negeri yang biasa disebut sebagai wisatawan
mancanegara/internasional. Pada penelitian kali ini, pengggolongkan wisatawan
didasarkan pada pengertian wisatawan berdasarkan WTO, yaitu pendatang
domestik yang melakukan perjalanan ke suatu daerah dan menginap di daerah
tersebut yang lebih dikenal dengan istilah wisatawan. Pengunjung yang
melakukan perjalanan ke suatu daerah kurang dari 24 jam yang disebut day
tripper (ekskursionis), kelompok kedua dari kategori wisatawan menurut WTO
adalah pengunjung internasional (wisatawan mancanegara). Klasifikasi wisatawan
yang dikemukakan oleh Chadwick dalam Tourism Planning dapat dilihat pada
GAMBAR 2.2 berikut ini.
GAMBAR 2.2
KLASIFIKASI WISATAWAN
Residence Visitors
Non-travellers Travellers
International Domestic
Commuters
Other Local
Intercontinental Continental Interregional Regional
Travellers (3)
Crews
Staying one or more
Same day (2)
nights (1)
Students (4)
Visiting friends or
Business Other personal business Pleassure Temporary
relatives (VFR)
workers
Primary activities:
Primary activities: Primary activities: Primary activities:
- Recreation
- Consultations - Socializing - Shopping
- Sightseeing
- Conventions - Dining in - Visiting lawyer
- Dining out
- Inspections - Home Entertainment - Medical appointment
Secondary activities: Secondary activities:
Secondary activities:
- Dining out - Dining out
Secondary activities: - VFR
- Recreation - Physical Recreation
- Dining out - Convention
- Shopping - Shopping
- VFR - Business
- Sightseeing - Sightseeing
- Shopping
- VFR - Urban entertainment
GAMBAR 2.3
SISTEM PARIWISATA FUNGSIONAL
PERMINTAAN
(DEMAND)
Populasi
Transportasi
Informasi & Promosi
Volume dan kapasitas dari seluruh
moda
Daya Tarik
Jasa
GAMBAR 2.4
KOMPONEN PERENCANAAN PARIWISATA
Transportasion Accomodation
Other Tourist
Other Infrastructure Facilities and Services
Institutional Elements
GAMBAR 2.5
TOURISM LIFE CYCLE
Development
Involvement
Exploration
Time
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa terdapat hubungan antara variabel
berjalannya waktu dengan variabel jumlah kunjungan wisatawan. Gambar tersebut
menjelaskan bahwa kegiatan pariwisata seiring dengan berjalannya waktu apabila
didukung oleh berbagai sektor pendukung yang memadai akan terus meningkat.
Namun apabila kapasitas dari berbagai unsur pendukung kegiatan pariwisata
tersebut telah mencapai batasnya, maka kelanjutan kegiatan pariwisata dapat
menjadi beberapa macam pilihan (A, B, C, D, dan E). Kegiatan pariwisata yang
terus dieksplorasi dan dikembangkan, lama kelamaan akan sampai pada
kapasitasnya dalam mendukung kegiatan wisatawan yang datang. Dukungan yang
dimaksud adalah dari faktor lingkungan, ketersediaan sarana prasarana dan
infrastruktur, perencanaan yang baik, maupun dari daya tarik pariwisata di daerah
itu sendri. Salah satu hal yang dapat menggambarkan apabila suatu kegiatan
pariwisata telah mencapai titik puncaknya adalah timbulnya berbagai
permasalahan seperti kemacetan lalu lintas, turunnya kualitas lingkungan dan
kenyamanan, serta turunnya jumlah kunjungan wisatawan. Apabila gejala-gejala
tersebut tidak diperhatikan, maka dikhawatirkan kegiatan pariwisata di daerah
tersebut akan hancur dan kehilangan daya tarik bagi wisatawan.
GAMBAR 2.6
ELEMEN PARIWISATA DAN REKREASI PERKOTAAN
Elemen Primer
Karakteristik Sosial/budaya
Jenis kegiatan
Bahasa, adat masyarakat lokal,
dongeng – dongeng
Gaya hidup
Elemen Sekunder
Fasilitas katering
Fasilitas belanja
Pasar
Elemen Tambahan
Telekomunikasi
Fasilitas akomodasi
Hotel, guest house, kota dan
pedesaan
Kondominium
Tempat tinggal pelengkap
Instalasi makanan dan minuman
Hiburan dan fasilitas olahraga
Fasilitas budaya dan rekreasi
Fasilitas olahraga
Jasa pariwisata
Biro perjalanan pariwisata
Badan promosi lokal dan hotel
Pusat informasi
Penyewaan mobil
Pemandu dan juru bahasa
GAMBAR 2.7
HUBUNGAN ANTARA ARUS LALU LINTAS DENGAN WAKTU
TEMPUH
Waktu Tempuh
(Jam)
Arus (smp/jam)
Dari hal diatas dapat diketahui bahwa tingginya volume kendaraan yang
berada di jalan dapat menyebabkan kemacetna lalu lintas. Dari tabel diatas juga
dapat dilihat bahwa kemacetan lalu lintas dipengaruhui oleh arus. Arus kendaraan
di jalan berdasarkan Morlok,1991 dalam Tugas Akhir Bahagia Fadhilah, 2008
dapat ditentukan dalam enam tingkatan, yaitu A, B, C, D, E dan F. Tingkat
pelayanan A merupakan tingkat pelayanan yang paling tinggi atau paling baik,
sedangkan tingkat pelayanan F merupakan tingkat pelayanan yang paling rendah
atau paling buruk. Semakin tinggi volume lalu lintas pada ruas jalan tertentu,
maka tingkat pelayanan jalannya akan semakin menurun. Standar pembagian
tingkat pelayanan jalan dapat dilihat pada TABEL II-3 berikut ini.
TABEL II-3
STANDAR TINGKAT PELAYANAN JALAN
Tingkat Kecepatan
Pelayanan Rata-rata V/C Deskripsi arus
Jalan (km/jam)
Arus stabil, tidak bebas (aliran lalu lintas baik, kemungkinan terjadi
B 40-50 ≤ 0,58 perlambatan), kecepatan operasi mulai dibatasi, mulai ada hambatan dari
kendaraan lain.
Arus stabil, kecepatan terbatas (aliran lalu lintas masih baik dan stabil
C 32-40 ≤ 0,80 dengan perlambatan yang masih dapat diterima), hambatan dari
kendaraan lain makin besar.
Arus mulai tidak stabil (mulai dirasakan gangguan dalam aliran, aliran
D 27-32 ≤ 0,90 mulai tidak baik), kecepatan operasi menurun relatif cepat akibat
hambatan yang timbul.
Arus yang tidak stabil, kadang macet, (volume pelayanan berada pada
E 24-27 ≤ 1,00
kapasitas, aliran tidak stabil).
Berikut ini dapat dilihat sarana dan prasarana yang berkaitan dengan
kegiatan pariwisata, khususnya wisata perkotaan pada TABEL II-4.
TABEL II-4
SARANA DAN PRASARANA PENUNJANG KEGIATAN PARIWISATA