Anda di halaman 1dari 11

KELAS X PARIWISATA

PENGANTAR ILMU
PARIWISATA&PERHOTELAN

Judul Elemen Pariwisata dan ruang lingkup pariwisata


Pengertian pariwisata, sejarah pariwisata, dasar-dasar
Deskripsi pariwisata, wisatawan, sifat dan ciri pariwisata, elemen
geografis, pariwisata sebagai sistem
Kelas X / Pariwisata
Alokasi Waktu 12 JP
Jumlah Pertemuan 2–3
Fase Pencapaian E

Beriman, bertakwa pada Tuhan Yang Maha Esa, dan


Profil Pelajar Pancasila
berakhlak Mulia, Mandiri, Bernalar Kritis, dan Kreatif

Model Pembelajaran Discovery Learning


Moda Pembelajaran Luring, Daring/Kombinasi
Metode Pembelajaran Diskusi, Presentasi, Demonstrasi, Simulasi Praktik
Bentuk Penilaian Asesmen, Non Kognitif dan Kognitif
Sumber Pembelajaran Buku Paket, Modul, Internet dan Lainnya
Bahan Pembelajaran Buku tulis untuk mencatat
Alat Praktik Pembelajaran

Media Pembelajaran LCD Projector, PPT, Video Pembelajaran, Internet

Setelah mempelajari modul ini, peserta didik akan


memahami Pengertian pariwisata, sejarah pariwisata,
Tujuan Pembelajaran
dasar-dasar pariwisata, wisatawan, sifat dan ciri
pariwisata, elemen geografis, pariwisata sebagai system

PERTEMUAN 1 DARING/LURING (180 MENIT)


LAMPIRAN
BAB. I ILMU PARIWISATA

1.1. PENDAHULUAN
Pariwisata lebih spesifik merupakan gejala dari pergerakan manusia secara temporer
dan spontan di dalam rangka memenuhi kebutuhan dan keinginan tertentu. Gejala-gejala
tersebut mendorong dan menumbuhkan kegiatan-kegiatan dalam bidang konsumsi dan
produksi barang dan jasa-jasa dan pelayanan yang diperlukan oleh wisatawan.
Dalam beberapa tahun belakangan ini telah terjadi perubahan consumer behaviour
pattern atau pola konsumsi dari para wisatawan ke jenis wisata yang lebih tinggi, yakni
menikmati produk atau kreasi budaya (culture) dan peninggalan sejarah (heritage), serta
nature atau eko-wisata dari suatu daerah atau negara. Sebagai negara yang sarat dengan
sejumlah besar peninggalan sejarah, kekayaan atraksi budaya yang sangat beragam dan
unik, nature maupun eko wisata yang tersebar di hampir seluruh pelosok nusantara,
peluang Indonesia untuk menjadi daerah tujuan wisatawan mancanegara menjadi semakin
besar.
Fenomena perkembangan dunia pariwisata dalam era globalisasi ini menunjukkan
banyak perubahan yang sangat signifikan dari aspek bisnis akomodasi, kuliner, atraksi
wisata, Transportasi Udara, Transportasi Darat, Transportasi Laut, serta Bisnis Travel,
paket-paket wisata yang ada di berbagai daerah di Indonesia. akomodasi, kuliner, atraksi
wisata, Transportasi Udara, Transportasi Darat, Transportasi Laut, serta Bisnis Travel,
paket-paket wisata yang ada di berbagai daerah di Indonesia. Dampak yang terjadi adalah
tidak seimbangnya sarana prasarana pariwisata dengan meningkatnya wisatawan yang
ada. Efek negative yang terjadinya adalah kemacetan di berbagai jalur lalu lintas di
seluruh kota di Indonesia, sehingga wisatawan asing menjadi berfikir untuk datang
mengunjungi Indonesia. Namun hal tersebut belum banyak disikapi oleh sebagian
pemangku kebijakan dari pemerintah daerah dengan solusi penanganan aksesibilitasnya
yang lebih memadahi. Banyak jalur lalu lintas menuju destinasi wisata yang sangat
potential belum memadahi (sempit) untuk dua jalur apalagi untuk bus wisata, Di saat
liburan selalu menghadapi hambatan kemacetan, sehingga mempengaruhi minat
wisatawan selanjutnya. Faktor fisik lingkungan tersebut biasanya sangat berpengaruh
langsung “sikap” dari wisatawan dan menumbuhkan motivasi tertentu. Motivasi ini
merupakan dasar penyebab dari timbulnya kegiatan wisatawan yang sering disebut
dengan dengan “motif” yakni motif perjalanan.
Untuk itu perlu pemahaman pariwisata secara mendalam dengan ilmu pengetahuan
Tourism introduction ini sehingga mampu mengantisipasi dan menangani permasalahan
yang setiap waktu bisa terjadi. Pengetahuan saat ini menjadi sumber keunggulan yang
kompetitif bagi perusahaanperusahaan. Pengetahuan menjadi unsur yang mendorong
kearah keberhasilan bisnis melalui berbagai inovasi bisnis seperti teknologi, produk,
proses maupun model bisnis yang baru.

1.2. Pengertian Pariwisata

Menurut Hunziger dan krapf dari Swiss dalam Grundriss Der Allgemeinen
Femderverkehrslehre, menyatakan pariwisata adalah keseluruhan jaringan dan gejala-
gejala yang berkaitan dengan tinggalnya orang asing disuatu tempat dengan syarat orang
tersebut tidak melakukan suatu pekerjaan yang penting (Major Activity) yang memberi
keuntungan yang bersifat permanent maupun sementara. (Hunziger, 2008)

Menurut definisi yang luas pariwisata adalah perjalanan dari satu tempat ke tempat
lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan maupun kelompok, sebagai usaha mencari
keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam dimensi
sosial, budaya, alam dan ilmu. Suatu perjalanan dianggap sebagai perjalanan wisata bila
memenuhi tiga persyaratan yang diperlukan, yaitu :
1. Harus bersifat sementara, artinya tidak menetap.
2. Harus bersifat sukarela, artinya kesadaran minat sendiri bukan karena dipaksa.
3. Tidak bekerja yang sifatnya menghasilkan upah atau bayaran. (Mariyani,2015).

Pada dasarnya pariwisata itu motif kegiatannya adalah untuk mengisi waktu luang,
untuk bersenang-senang, bersantai, studi, kegiatan Agama, dan mungkin untuk kegiatan
olahraga. Selain itu semua kegiatan tersebut dapat memberi keuntungan bagi pelakunya
baik secara fisik maupun psikis baik sementara maupun dalam jangka waktu lama.

Secara khusus kepariwisataan dapat dipergunakan sebagai suatu alat untuk


memperkecil kesenjangan saling pengertian diantara negaranegara sumber wisatawan
dengan negara penerima wisatawan, memupuk hubungan yang baik dalam bidang politik,
ekonomi, sosial, dan teknologi dan berfungsi dapat membantu meningkatkan dan
memupuk hubungan tersebut sehingga dengan demikian akan memperluas wawasan saling
pengertian diantara bangsa-bangsa.

Pembangunan pariwisata daerah secara regional akan lebih mudah dilakukan


melalui pengembangan pariwisatanya, terutama dalam menghadapi terjadinya gejala
urbanisasi sebagai akibat semakin padatnya penduduk pada suatu kota yang sering
menimbulkan masalah sosial dan ekonomi. Yang diharapkan dengan perkembangan
pariwisata memberikan kenikmatan dan kepuasan pada wisatawan dan kemakmuran serta
kesejahteraan bagi masyarakat lingkungannya.

1.3. Sejarah pariwisata


Pengertian tentang Pariwisata dan wisatawan timbul di Perancis pada akhir abad ke
17. Tahun 1972 Maurice Menerbitkan buku petunjuk “The True Quide For Foreigners
Travelling in France to Appreciate its Benevialities, Learn the language and take exercise.”
Dalam buku ini disebutkan ada dua perjalanan yaitu perjalanan besar dan kecil (Grand Tour
dan Petit Tour). (Maurice, 1972).

Menurut sejarah Grand Tour di Inggris mendapat arti yang berbeda yaitu dijadikan
unsur pendidikan diplomasi dan politik. Pertengahan abad ke-19 Jumlah orang yang
berwisata masih terbatas karena butuh waktu lama dan biaya besar, keamanan kurang
terjamin, dan sarananya masih sederhana, tetapi sesudah Revolusi Industri keadaan itu
berbuah, tidak hanya golongan elite saja yang bisa berpariwisata tapi kelas menengah juga.
Hal ini ditunjang juga oleh adanya kereta api. Pada abad Ke-20 terutama setelah perang
dunia II kemajuan teknik produksi dan teknik penerbangan menimbulkan peledakan
pariwisata. Perkembangan terkahir dalam pariwisata adalah munculnya perjalanan paket
(Package tour).

1.4. Sifat dan Ciri Pariwisata


A. Sifat Pariwisata
Pariwisata merupakan gabungan dari produk dan jasa. Adapun sifat pariwisata, sebagai
berikut:

 Merupakan perpaduan sifat fana (intangible) dengan sifat berwujud (tangible)

Industri pariwisata menawarkan sesuatu yang tidak berbentuk dan tidak dapat
dibawa untuk ditunjukkan kepada orang lain. Sarana dan prasarana yang digunakan
untuk memberikan kenyamanan yang ditawarkan dapat dikatakan sebagai sesuatu yang
berwujud, kombinasi keduanya menjadi keunikan dan tidak mudah diukur meskipun
standardisasi pelayanan telah diterapkan.

 Sifat tak terpisahkan (inseparable)

Kegiatan pariwisata membutuhkan beberapa belah pihak untuk melakukan


interaksi yaitu antara wisatawan sebagai pengguna jasa dan tuan rumah sebagai
penyedia jasa. Wisatawan harus berperan aktif dalam memberikan kontribusi kepada
penyedia jasa agar apa yang dihasilkan dapat memenuhi kebutuhan.
 Keatsiran (volalitily)
Pelayanan yang diberikan oleh penyedia jasa dipengaruhi oleh beberapa faktor,
seperti pribadi, sosio-budaya, pengetahuan dan pengalaman. Dengan kata lain faktor
internal dan eksternal. Pengaruh dari internal ataupun eksternal yang mempengaruhi
pelayanan terhadap wisatawan mudah menguap atau berubah sehingga penyedia jasa
harus secara rutin dan aktif berinovasi mempengaruhi tawaran jasa wisata kepada
wisatawan. Dalam arti sederhana keatsiran artinya adalah sifat pelayanan wisata yang
berubah-ubah.
 Keragaman
Bentuk pelayanan di industri pariwisata cukup sulit untuk distandarisasikan.
Wisatawan ingin diperlakukan sebagai pribadi–pribadi yang beragam. Setiap wisatawan
memiliki preferensi terhadap apa yang diinginkan dan dibutuhkan.
 Sifat rapuh (perishable)
Jasa adalah sesuatu yang fana, tetapi dapat memberikan pengalaman
menyenangkan dan perasaan puas. Jasa yang ditawarkan dalam pariwisata tidak dapat
disimpan untuk dikonsumsi di kemudian hari.
 Musiman (seasonality)
Musiman merupakan sifat yang paling unik dari kegiatan manusia yang dinamis.
Pariwisata mengalami musim ramai ketika jumlah orang yang melakukan perjalanan
mencapai titik puncak, namun ada kalanya tidak ada seorang pun melakukan perjalanan
wisata.
 Tak Bertuan
Wisatawan adalah pembeli. Tetapi keunikan yang dimiliki oleh wisatawan tidak
dapat memiliki apa yang telah ia beli dan bayarkan. Wisatawan membeli tiket dan
mendapatkan kursi, tetapi tidak berhak untuk memiliki kursi tersebut.

B. Ciri Pariwisata

Pariwista mempunyai beberapa ciri, sebagai berikut;


 Sarat Dimensi Manusia
Manusia bertindak sebagai inisiator/pencetus/pembeli/pengguna/pembuat
keputusan dan provokator dalam arti positif. Wisatawan dalam kelompok bertindak
sebagai penilai dan mengesahkan inilah yang akan menjadikan keunikan tersendiri.
 Pembeda Antara Konsumen dan Pelanggan Dalam Pelayanan
Dalam pariwisata dilakukan deskriminasi antara konsumen dan pelanggan karena
hal ini berdampak pada proses pelayanan yang diberikan. Penyedia jasa cenderung
mendapatkan pelanggan yang sebanyak-banyaknya karena loyalitas yang tidak perlu
diragukan. Kebutuhan loyalitas untuk menjaga konsumen agar tetap menggunakan jasa
yang ditawarkan, sekaligus menjadi keunggulan persaingan.
 Partisipasi aktif konsumen
Keberadaan konsumen adalah penting karena tingginya interaksi antara pengguna
jasa dan penyedia jasa, antara hotel dan tamu, antara turis dan pemandu wisata, antara
wisatawan dan pramugari.

1.5. Dasar - Dasar Pariwisata


Dalam kepariwisataan, menurut Leiper dalam Cooper et.al (1998:5) terdapat tiga
elemen utama yang menjadikan kegiatan tersebut bisa terjadi. Kegiatan wisata terdiri atas
beberapa komponen utama yaitu :
1. Wisatawan (Tourist) adalah aktor pelaku dalam kegiatan wisata. Jenis-jenis wisatawan
terbagi menjadi beberapa jenis :
a. Wisatawan Domestik d. Indigenous Tourist
b. Wisatawan Asing e. Transit Tourist
c. Domestic Foreign Tourist f. Business Tourist
2. Pergerakan wisatawan berlangsung pada tiga area geografi, yaitu :
a. Daerah Asal Wisatawan (DAW), merupakan tempat ketika melakukan aktivitias
keseharian. dan kebutuhan dasar lain. Rutinitas itu sebagai pendorong untuk
memotivasi seseorang berwisata. Dari DAW, seseorang dapat mencari informasi
tentang obyek dan daya tarik wisata yang diminati, membuat pemesanan dan
berangkat menuju daerah tujuan.
b. Daerah Transit (DT). Tidak seluruh wisatawan harus berhenti di daerah itu. Namun,
seluruh wisatawan pasti akan melalui daerah tersebut sehingga peranan DT pun
penting. Seringkali terjadi, perjalanan wisata berakhir di daerah transit, bukan di
daerah tujuan.
c. Daerah Tujuan Wisata, sering dikatakan sebagai sharp end (ujung tombak) nya
pariwisata. Untuk menarik wisatawan, DTW merupakan pemacu keseluruhan sistem
pariwisata dan menciptakan permintaan untuk perjalanan dari DAW.
3. Industri yang menyediakan jasa, daya tarik, dan sarana wisata. Industri yang merupakan
unit-unit usaha atau bisnis di dalam kepariwisataan dan tersebar di ketiga area geografi
tersebut.

Dalam Undang-undang RI nomor 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan


dijelaskan bahwa :
a. Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang
dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau
mempelajari keunikan daya tank wisata yang dikunjungi, dalam jangka waktu sementara.
b. Wisatawan adalah orang yang melakukan perjalanan wisata.
c. Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta
layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, dan pemerintah.
d. Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat
multidimensi serta multidisiplin tersebut diatas yang muncul sebagai wujud kebutuhan
setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat,
sesama wisatawan, Pemerintah, Pemerintah Daerah dan pengusaha.
e. Usaha pariwisata adalah usaha yang menyediakan barang dan/atau jasa bagi pemenuhan
kebutuhan wisatawan dan penyelenggaraan pariwisata.
f. Pengusaha pariwisata adalah orang atau sekelompok orang yang melakukan kegiatan
usaha pariwisata.
g. Industri pariwisata adalah kumpulan usaha pariwisata yang saling terkait dalam rangka
menghasilkan barang atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dalam
penyelenggaraan pariwisata.

Menurut WTO (1999:5) yang dimaksud dengan pariwisata :


a. Tourism – activities of persons traveling to and staying in places outside their usual
environment for not more than one consecutive year for leisure, business and other
purposes. Pariwisata dapat diartikan sebagai kegiatan manusia yang melakukan
perjalanan ke dan tinggal di daerah tujuan di luar lingkungan kesehariannya. Perjalanan
wisata ini berlangsung dalam jangka waktu tidak lebih dari satu tahun secara berturut-
turut untuk tujuan bersenang-senang, bisnis dan lainnya.
b. Visitor – any person traveling to a place other than that of his/her usual environ-ment for
less than 12 consecutive months and whose main purpose of travel is not to work for pay
in the place visited. Dapat diartikan pengunjung adalah siapa pun yang melakukan
perjalanan ke daerah lain di luar dari lingkungan kesehariannya dalam jangka waktu tidak
lebih dari 12 bulan berturut-turut dan tujuan perjalanan tidak untuk mencari nafkah di
daerah tersebut.
c. Tourist – overnight visitor, visitor staying at least one night In a collective or private
accommodation in the place visited. Wisatawan merupakan pengunjung yang menginap
atau pengunjung yang tinggal di daerah tujuan setidaknya satu malam di akomodasi
umum ataupun pribadi.
d. Same day visitor – excursionists, visitor who does not spend the night in a collective or
private accommodation in the place visited; Pengunjung harian adalah ekskursionis,
pengunjung yang tidak bermalam di akomodasi umum atau pribadi di daerah tujuan.

Dari definisi-definisi diatas, unsur-unsur penting yang harus dikelola dan ada dalam
kepariwisataan yaitu sebagai berikut :
1. Jenis aktivitas yang dilakukan dan maksud tujuan dari kunjungan
2. Lokasi kegiatan wisata yang dituju
3. Aksessibilitas yang bisa ditempuh
4. Rencana lamanya tinggal di daerah tujuan wisata (Length of stay)
5. Sarana prasarana serta fasilitas amenities dan pelayanan yang dapat dimanfaatkan
yang mampu disediakan oleh usaha pariwisata.

Anda mungkin juga menyukai