Oleh :
Ni Wayan Krisnawati
NIM. 1491061025
Selain terkendala pada Sumber Daya Manusia, pariwisata alternatif juga terkendala
pada aksesibilitas yang tidak memadai dari dan ke daerah tujuan wisata tersebut, baik akses
jalan darat maupun jalur udara yang juga sangat minim, infrastruktur hotel tidak tumbuh
normal, kedai suvenir tidak berkembang, tingkat kunjungan wisatawan tidak terdata, dan
keterlibatan masyarakat yang teramat kecil. Fasilitas penunjang pariwisata yang masih
terbatas, seperti misalnya akses jalan menuju dan dari objek wisata masih perlu diperhatikan
demi kelancaran wisatawan dalam menikmati daerah wisata tersebut.
3. Faktor perencanaan
Dalam mengembangkan pariwisata alternatif satu hal yang perlu diperhatikan adalah
pendekatan dalam perencanaan. Perencanaan yang dilakukan hendaknya jangan sampai tidak
mengikutsertakan pemuka adat atau kepala suku, alim – ulama, cerdik – pandai penduduk di
sekitar proyek yang akan dibangun. Bila hal itu diabaikan, proyek itu tidak akan sukses,
karena dalam perjalanannya bantuan masyarakat setempat sangat diperlukan.
Sistem informasi yang kurang memadahi juga tantangan yang perlu mendapat
perhatian serius dalam pengelolaan pariwisata alternatif. Hal ini menjadi penting agar
pengalaman masa lalu tidak terulang. Akibat sistem informasi yang kurang memadahi
pandangan masyarakat terhadap wisata alternatif menjadi miring, Untuk itu maka diperlukan
suatu sistem informasi yang profesional, mantap visinya serta terampil dan cekatan dalam
gerak langkahnya. Sistem informasi ini antara lain bertugas untuk memberikan klarifikasi,
sekaligus secara proaktif menyiapkan dan memberikan informasi tentang obyek wisata
alternatif, kesiapan sarana, prasarana dan lain-lain. Selain itu, juga dapat dimanfaatkan untuk
mempromosikan pariwisata alternative ke negara-negara lain.
Ketika pariwisata alternatif itu didefinisikan sebagai industri maka tuntutan utamanya
selain sumber daya manusia adalah bagaimana menciptakan manajemen dan pola pemasaran
yang mendukung. Manajemen pariwisata berhubungan dengan sumberdaya manusia, namun
lebih dekat dengan upaya-upaya menjual pariwisata itu sendiri. Selama ini kebanyakan
masyarakat mancanegara atau bahkan masyarakat Indonesia sendiri, lebih banyak mengenal
obyek-obyek pariwisata di Indonesia Bagian Barat karena dari segi manajemen dan
pemasaran, dikuasai oleh manajemen pariwisata di Indonesia Bagian Barat karena jaringan
market pariwisata dengan sektor pendukung lainnya, seperti biro perjalanan, hotel dan lokasi
obyek wisata, selama ini telah dikuasai oleh jaringan yang ada di Indonesia Bagian Barat.
DAFTAR PUSTAKA
Budiarta, I Putu, 2012. “Pariwisata Alternatif : Pariwisata Bali Masa Depan”. Diakses dari:
https://www.madebayu.blogspot.com/2012/02/ Tanggal : 09 Maret 2015
Parma, I Putu Gede. 2010. “Kontribusi Pariwisata Alternatif dalam Kaitannya dengan
Kearifan Lokal dan Keberlangsungan Lingkungan Alam.” Diakses dari :
https://www.ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPL/article/download/415/360/
Tanggal : 09 Maret 2015
Wibowo, Toni Ari. 2014. “Konsep Perencanaan dan pengembangan Destinasi Pariwisata”.
Diakses dari: https://www.pariwisata-alternatif-toni-blogspot.com/ Tanggal : 09
Maret 2015
4. Pariwisata alternatif secara luas adalah sebagai bentuk pariwisata yang konsisten
dengan nilai-nilai alam sosial dan nilai-nilai masyarakat serta memungkinkan bagi
masyarakat lokal maupun wisatawan untuk menikmati interaksi yang positif dan wajar serta
menikmati indahnya berbagai pengalaman (William RE & Valene LS. dalam Smith “Tourism
Alternativees Potentials and Problem in the Development of Tourism”. 1992).
8. Pariwisata alternatif bersumber dari dua pandangan ideology yang sejaman, yaitu
bahwa pariwisata alternatif merupakan reaksi atas konsumerisme modern, dan pariwisata
alternatif merupakan reaksi dari ekploitasi yang dilakukan Negara berkembang. (Cohen
(1987) dan Gartner (1996) dalam Smith .“Current Issues in Hospitality and Tourism”. 2001)
10. Pariwisata alternatif merupakan suatu pergerakan yang memiliki jalan keluar untuk
“mengobati sakit” dari pariwisata massal (Mass Tourism). (Archer dan Cooper. Dalam
Smith.“Current Issues in Hospitality and Tourism”. 1993)
11. Pariwisata alternatif merupakan suatu proses yang mempromosikan suatu destinasi
yang kondisinya memang benar-benar layak dan pantas di antara komunitas yang berbeda-
beda, dimana diputuskan untuk memperoleh pemahaman, solidaritas dan kesamaan diantara
seluruh komponen. (Holden 1984:15 dalam Valene “Tourism Alternativees Potentials and
Problem in the Development of Tourism”. 2001)