Anda di halaman 1dari 20

Hotel Aston Priority Simatupang & Conference Center

Dosen : Yustisia Pasfatima Mbulu,SST.Par.,M.Si.

Disusun Oleh:
Rida Aulia Rahma (8016210046)
Ribka Amelia (8017210025 )
Rory Julia Rodjak (8017210027)

PROGRAM STUDI S1 PARIWISATA


FAKULTAS PARIWISATA
UNIVERSITAS PANCASAILA
2018
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Tujuan Observasi
3. Manfaat Observasi
BAB II PEMBAHASAN
 Teori Tentang MICE
1. Pengertian MICE
2. Pertimbangan Pelaksanaan MICE

 Bentuk MICE
1. Meeting
2. Incentive
3. Conference
4. Exhibition
BAB III METODE DAN OBSERVASI
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
1. Kesimpulan
2. Saran

Kata Pengantar
Segala puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena karunia Nya
sehingga kami mampu untuk menyelesaikan makalah kami yang bertema “Mice Hotel”
ini.Adapun penulisan makalah ini adalah sebagai pemenuhan tugas Mata Kuliah Manajemen
Perhotelan.

Kami sampaikan rasa terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada setiap pihak yang
sudah mendukung dan membantu kami selama berlangsungnya pembuatan makalah ini.Penulis
berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat dan bisa menambah wawasan para pembaca.

Kami juga sadar bahwa pada makalah ini tetap di temukan banyak kekurangan serta jauh
dari kesempurnaan. Dengan demikian,kami menanti adanya kritik dan saran untuk perbaikan
makalah yang hendak kami tulis di masa yang selanjutnya.

Kami berharap makalah sederhana ini bisa di mengerti oleh setiap pihak terutama para
pembaca.Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya jika ada perkataan yang tidak berkenan.

Jakarta 6 Maret 2018

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Digerakkan oleh perasaan lapar,haus dan adanya perasaan ingin tahu ,akhirnya manusia
tersebar ke seluruh dunia.Mereka pun akhirnya sering berpergian dan sering pula tidak kembali
ke tempat asalnya.Di sinilah pariwisata berkembang menjadi suatu kegiatan yang lumrah di
lakukan.
Di Indonesia sendiri kegiatan pariwisata dimulai saat masa penjajahan.Meningkatnya
perdagangan antara benua Eropa dengan Negara-negara Asia dan Indonesia pada
khususnya,mengakibatkan ramainya lalu lintas orang- orang yang berpergian ke daerah
ini.Secara tidak langsung motif perjalanan mereka pun juga semakin bervariasi.
Walaupun kunjungan para wisatawan pada masa ini masih sangat terbatas sekali,namun
pada beberapa kota dan tempat di Indonesia sudah didirikan hotel-hotel untuk menjamin
akomodasi.Pertumbuhan usaha perhotelan sesungguhnya baru dikenal pada abad ke-19.Pada
waktu itu di Batavia didirikan Hotel Des Indes,Hotel der Nederlanden,Hotel Royal,dan Hotel
Rijswijk.Selain Batavia hotel-hotel juga didirikan di kota-kota besar lainnya seperti
Surabaya,Semarang,dan di Medan.
Fungsi hotel yang utama pada waktu itu hanya terbatas untuk melayani tamu-tamu.Tapi
pada masa sekarang ini fungsi utama hotel menjadi bertambah seperti salah satu contohnya
munculnya hotel berkonsep MICE (Meeting,Incentive,Convention, and Exhibition).Konsep ini
sendiritidak hanya menyediakan fasilitas kamar saja tetapi lebih kepada penyediaan fasilitas
penyewaan ruang rapat yang besar.
Industri MICE merupakan salah satu indikator perkembangan ekonomi suatu negara di
mana pada tiap penyelenggaraan sebuah event baik yang bertaraf nasional maupun bertaraf
internasional memerlukan dukungan perangkat keras berupa infrastruktur fisik, dan perangkat
lunak yang meliputi dukungan sumber daya manusia yang ahli yang memiliki mentalitas
pelayanan kelas utama. Agar Indonesia dapat lebih diperhitungkan oleh pasar wisata MICE maka
dukungan infrastruktur seperti akses udara, jalan atau rel kereta api, convention center, serta
sarana akomodasi yang berkualitas sangatlah penting. Selain dukungan infrastruktur yang
memadai faktor-faktor lain yang perlu diperhatikan karena dapat meningkatkan nilai tambah
suatu destinasi adalah keatraktifan destinasi itu sendiri, adanya jaringan pemasaran yang baik
serta terdapat professional conference organizer (PCO) nasional/lokal yang ahli dan berkualitas.
Wisata MICE di Indonesia semakin berkembang karena keadaan pertumbuhan ekonomi,
stabilitas politik dan keamanan yang kian membaik, dan dapat meningkatkan ketertarikan
investor asing maupun lokal untuk berinvestasi. Pemerintah Indonesia juga merumuskan
kebijakan untuk mendukung perkembangan wisata MICE di Indonesia, dengan menetapkan 10
kota utama (Medan, Padang/Bukit Tinggi, Batam, Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Bali,
Makassar dan Manado) dan 3 daerah yang memiliki potensi perkembangan MICE (Palembang,
Lombok dan Balikpapan).
Tujuan
- Mengetahui informasi mengenai hotel yang berkonsep MICE
Manfaat
- Dapat memberi informasi lengkap kepada para pembaca
- Dapat menambah pengetahuan lebih luas lagi tentang hotel berkonsep “MICE” ini

BAB II
PEMBAHASAN

Teori tentang MICE


A. Pengertian MICE
Menurut Pendit (1999:25), MICE diartikan sebagai wisata konvensi, dengan batasan :
usaha jasa konvensi, perjalanan insentif, dan pameran merupakan usaha dengan kegiatan
memberi jasa pelayanan bagi suatu pertemuan sekelompok orang (negarawan, usahawan,
cendikiawan dsb) untuk membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan kepentingan
bersama.
Sedangkan menurut Kesrul (2004:3), MICE sebagai suatu kegiatan kepariwisataan yang
aktifitasnya merupakan perpaduan antara leisure dan business, biasanya melibatkan sekelompok
orang secara bersama-sama, rangkaian kegiatannya dalam bentuk meetings, incentive travels,
conventions, congresses, conference dan exhibition.
Bentuk MICE :
1. Meeting
Meeting adalah istilah bahasa inggris yang berarti rapat, pertemuan atau persidangan.
Meeting merupakan suatu kegiatan yang termasuk di dalam MICE.
Menurut Kesrul (2004:8), Meeting Suatu pertemuan atau persidangan yang
diselenggarakan oleh kelompok orang yang tergabung dalam asosiasi, perkumpulan atau
perserikatan dengan tujuan mengembangkan profesionalisme, peningkatan sumber daya
manusia, menggalang kerja sama anggota dan pengurus, menyebarluaskan informasi terbaru,
publikasi, hubungan kemasyarakatan.
Menurut Kesrul (2004:3), “Meeting adalah suatu kegiatan kepariwisataan yang
aktifitasnya merupakan perpaduan antara leisure dan business, biasanya melibatkan orang secara
bersama-sama”.

2. Incentive
Undang-undang No.9 tahun 1990 yang dikutip oleh Pendit (1999:27), Menjelaskan
bahwa perjalanan insentive merupakan suatu kegiatan perjalanan yang diselenggarakan oleh
suatu perusahaan untuk para karyawan dan mitra usaha sebagai imbalan penghargaan atas
prestasi mereka dalam kaitan penyelenggaraan konvensi yang membahas perkembangan
kegiatan perusahaan yang bersangkutan.
Menurut Kesrul (2004:18), bahwa insentive merupakan hadiah atau penghargaan yang
diberikan oleh suatu perusahaan kepada karyawan, klien, atau konsumen. Bentuknya bisa berupa
uang, paket wisata atau barang.
Menurut Any Noor (2007:5) yang dikutip dari SITE 1998 dalam Rogers 2003, juga
memberikan definisi mengenai incentive adalah incentive travel is a global management tool that
uses an exceptional travel experience to motivate and/or recognize participants for increased
levels of performance in support of the organizational goals.
3. Conference
Menurut (Pendit,1999:29), Istilah conference diterjemahkan dengan konferensi dalam
bahasa Indonesia yang mengandung pengertian sama.
Dalam prakteknya, arti meeting sama saja dengan conference, maka secara teknis
akronim mice sesungguhnya adalah istilah yang memudahkan orang mengingatnya bahwa
kegiatan-kegiatan yang dimaksud sebagai perencanaan, pelaksanaan dan penyelenggaraan
sebuah meeting, incentive, conference dan exhibition hakekatnya merupakan sarana yang
sekaligus adalah produk paket-paket wisata yang siap dipasarkan. Kegiatan-kegiatan ini dalam
industri pariwisata dikelompokkan dalam sati kategori, yaitu mice.
Menurut Kesrul, (2004 :7), Conference atau konferensi adalah suatu pertemuan yang
diselenggarakan terutama mengenai bentuk-bentuk tata karena, adat atau kebiasaan yang
berdasarkan mufakat umum, dua perjanjian antara negara-negara para penguasa pemerintahan
atau perjanjian international mengenai topik tawanan perang dan sebagainya.
4. Exhibition
Exhibition berarti pameran, dalam kaitannya dengan industri pariwisata, pameran
termasuk dalam bisnis wisata konvensi. Hal ini diatur dalam Surat Keputusan Menparpostel RI
Nomor KM. 108 / HM. 703 / MPPT-91, Bab I, Pasal 1c, yang dikutip oleh Pendit (1999:34) yang
berbunyi “ Pameran merupakan suatu kegiatan untuk menyebar luaskan informasi dan promosi
yang ada hubungannya dengan penyelenggaraan konvensi atau yang ada kaitannya dengan
pariwisata
Menurut Kesrul (2004:16), exhibition adalah ajang pertemuan yang dihadiri secara
bersama-sama yang diadakan di suatu ruang pertemuan atau ruang pameran hotel, dimana
sekelompok produsen atau pembeli lainnya dalam suatu pameran dengan segmentasi pasar yang
berbeda.
B. Pertimbangan pelaksanaan Mice
Menurut Kesrul (2004:9), dalam penyelenggara kegiatan MICE, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan, antara lain:
1. Penetapan lokasi dan ruang MICE
a. Dalam penentuan terjadi 2 kemungkinan sebagai berikut :
- Pihak klien yang menetapkan dan mengkonfirmasikan lokasi tempat
penyelenggaraannya. Pihak perencana tidak meneruskan proses lebih lanjut.
- Perencana mutlak menentukan lokasi dan tempat pertemuan, misalnya
menyelenggarakan suatu seminar atau workshop atau konferensi.
b. Pertimbangan tempat penyelenggara secara geografis dengan spread of the person
attending : terlalu jauh dari tempat peserta, kecuali khususnya seperti no.1b, peserta yang
memerlukan sekali seminar dan konferensi tersebut.
c. Pertimbangan dalam menentukan kondisi sekitar lokasi dimana pertemuan akan
digelar.
2. Perlengkapan fasilitas MICE
Menurut Kesrul (2004:90) Perlengkapan fasilitas dan pelayanan kesekretariatan dari
pertemuan atau konferensi amat beragam sehingga tidak ada standar yang berlaku umum.Dalam
menentukan perlengkapan suatu pertemuan perlu memahami dengan seksama beberapa hal
berikut :
- Jenis pertemuan dan lamanya
- Jumlah peserta
- Jumlah ruangan yang dibutuhkan
- Jenis dan jumlah equipment yang diperlukan
- Bentuk pengaturan tempat duduk
- Akomodasi peserta mice

3. Penanganan transportasi
Meeting planer atau PCO bertanggung jawab dalam pengaturan transportasi bagi
keseluruhan peserta MICE. Menurut Kesrul (2004:104), ada enam point dalam pengaturan
transportasi yaitu :
- Transprtasi udara
- Airport shuttle service
- Multiple property shuttle
- VIP transportation
- Local tour
- Staff transportation.
4. Pelayanan makanan dan minuman
Menurut Kesrul (2004:113), Mengemukakan bahwa agar acara pertemuan atau
konferensi berjalan dengan lancar dan mengurangi complaint makanan dan minuman. Seorang
meeting manager perlu memeriksa lokasi dan penempatan reguler food and beverage, room
service and banquet capabilities. Evaluasi kualitas makanan dan minuman meliputi appearance
and attractiveness, cleanliness, dan jenis serta variasi makanan dan minuman pada saat ramai
(peak hours) untuk mengetahui ketersediaan stok pelayanan dan keterampilan. Termasuk harga
yang sesuai dengan penawaran, di samping itu apakah perlu melakukan pemesanan terlebih
dahulu. Apakah restaurant tersebut melayani permintaan khusus atau tambahan menyangkut lay
out dan jenis makanan dan minuman.

5. Akomodasi
Berikut ini daftar penanganan akomodasi yang harus di cek:
- Akomodasi sesuai harapan peserta
- Penginapan : Jumlah kamar, tipe kamar dan tempat tidur
- Kamar gratis untuk panitia atau komite : jumlah, tipe, dan fasilitas yang harus dibayar
- Kamar khusus untuk organisasi dan tamu resmi : jumlah, tipe, dan harga

BAB III
METODE DAN OBSERVASI
Metode
Dalam melakukan observasi, penulis memilih metode wawancara untuk menggali
informasi dari narasumber. Kami memilih metode ini, karena metode ini dinilai sangatlah tepat
dan bisa mendapatkan informasi yang lebih jelas dibandingkan dengan metode lainnya.
Observasi
Pada observasi kali ini kami memilih lokasi di Hotel Aston Priority Simatupang &
Conference Centeryang beralamat di Jalan Letjen T.B. Simatupang No.kav 9, RT.1/RW.2,
Kebagusan, Ps. Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Kami
mewawancarai bapak Sophian Iskandar atau yang lebih akrab di panggil Pak Aang.Bapak Aang
sendiri sudah bekerja di naungan Aston Group selama kurang lebih 3 tahun dan sekarang sudah
menjabat sebagai Training Manajer di Hotel tersebut selama kurang lebih 6 bulan.

BAB IV
HASIL & PEMBAHASAN
Hotel Aston Priority Simatupang & Conference Centeradalah hotel berbintang 4 yang
memakai konsep MICE. Hotel ini berdiri sejak bulan Desember tahun 2014. Hotel ini
mempunyai Visi dan Misi dalam melayani para tamu.
Berikut Visi dan Misi Hotel Aston:
Visi: “ To be universally recognized at the preferred hospitality company in Asia for guests ,
owners , and employees.”
“Menjadi perusahaan pelayanan yang diakui secara universal di Asia untuk tamu, pemilik ,
dan pekerja.
Misi: “Exceeding guest expectations in all our hotels , helping our staff develop their careers
while supporting owners in designing , creating and successfully operating a “best in class”
hotel that they can be proud of”
“Memenuhi harapan tamu di semua hotel kami , membantu para pekerja untuk
mengembangkan karir mereka saat mendukung pemilik dalam mendesain , menciptakan , dan
sukses menjadi “hotel terbaik & berkelas” yang bisa di banggakan.”
Aston Hotels & Resorts merupakan salah satu grup hotel terkemuka di Indonesia.Grup ini
didirikan pada tahun 1994.Perusahaan ini umumnya menghasilkan berbagai macam industri
pariwisata.Hotel Aston pertama terletak di Semanggi.Hotel Aston beroperasi mulai jam 9 pagi
sampai dengan jam 5 sore.

Aston juga merupakan perusahaan hospitality management, diantaranya mengelola hotel,


resort, apartemen dan vila, mulai dari bintang 2, 3, 4 dan 5 di wilayah Asia Pasifik. Pusat
management Aston International terletak di kepulauan Hawaii, Amerika Serikat.

Dari sisi sejarah, Hotel Aston pertama kali berdiri pada tahun 1948 di Waikiki, kepulauan
Hawaii. Hotel ini didirikan pasangan suami- istri (Pasutri) Annalie dan Tati Tatibouet.Usaha di
bidang perhotelan ini kemudian dilanjutkan oleh putra mereka yang bernama Andre.

Seiring berjalannya waktu, tepatnya antara kurun waktu tahun 1980 dan 1990, Aston
berkembang menjadi perusahaan manajemen properti dan hotel yang paling maju di wilayah
kepulauan Hawaii.

Dan pada tahun 1997, perusahaan ini akhirnya berhasil go public sebagai Resort Quest
International, yang kemudian menjadi perusahaan manajemen villa, resort, kondominium
terbesar di Negeri Paman Sam, Amerika .

Menyusul kesuksesan tersebut, Presiden Aston Hawaii, waktu itu dijabat oleh Charles
Brookfield, melihat kemungkinan melakukan ekspansi ke Negara Indonesia, negara yang
memiliki ribuan pulau.
Charles melihat Negara Indonesia sebagai negeri yang memiliki masa depan cerah,
pertumbuhan ekonomi yang terus mengalami peningkatan, dan jumlah kelas menengah yang
terus bertambah.

Karena melihat potensi pasar Indonesia dan pasar Asia Tenggara yang begitu bagus, pada
tahun 2000, Charles memutuskan untuk memindahkan kantor pusat Aston ke Jakarta.

Sejak tahun 2002, Aston grup ini membuat 8 hotel budget yaitu :
1. Kamuela & Royal Kamuela (luxury villa)
2. Grand Aston (bintang 5)
3. Aston (bintang 4)
Masuk kedalam bagian
4. The Alana (bintang 4) Archipelago
5. Harper (bintang 4)
6. Quest Hotel (bintang 3)
7. Neo (bintang 3+)
8. Fave Hotel (bintang 2)

 Struktur Hotel Aston ini dibagi menjadi 3 bagian, yaitu :

a. Manager Hotel

b. Owning Manager

c. Archipelago

 Struktur Organisasi Hotel Aston, dibagi menjadi 7 devisi, yaitu :

1. Front Office Untuk bekerja sama antara 7 devisi ini


mereka melakukan 3 sistem, yaitu :
2. Housekeeping 1. Briefing
2. Mempunyai log book disetiap
3. Food and Beverage devisi
3. Group wa
4. Marketing

5. Accounting
6. Engineering

7. Security

8. Personnel

Struktur Manajemen Hotel Aston, yaitu :

General Manager
secretary

Assistant Executive

Residence Manager

Marketing Chief HRD FO F&B Accounting Chief Executive


Director Enginering Director Manager Manager Manager Security HK

Adanya perbedaan Hotel berkonsep MICE ini dengan Hotel berkonsep lain, yaitu dari
segi permasaran dalam konsep ini yang lebih ditonjolkan adalah MICEnya (contohnya : Meeting
Room or Ballroom), dan marketnya lebih kepada bisnis
Hal unik dari Hotel ini pada saat kami observasi adalah letak kantornya yang berada
di basement. Untuk kami ke sana kami memakai lift barang bukan lift yang biasa di pakai untuk
pengunjung , kami sempat menanyakan ini kepada narasumber, dan beliau menjelaskan karena
tergantung dengan owning (mendesign) sengaja dibuat kebawah karena dari lantai 1 sampai
lantai yang paling atas hanya dikhususkan untuk customer (tamu) mereka membuat ini semua
demi membuat para tamu merasa nyaman dan tidak terganggu dengan aktivitas kantor sehingga ,
pihak hotel memberikan mereka privasi.
Kelebihan Hotel Aston ini adalah memiliki meeting room dan ballroom dengan
menggunakan alat teknologi yang sudah canggih, dan Ballroom dari Hotel Aston ini sendiri
sudah dikenal dengan Ballroom yang paling bagus dibandingkan dengan Hotel lainnya.
Faktor penghambat baik dari segi internal dan eksternal yaitu :
a) Faktor Internal : adanya miss communication
b) Faktor Eksternal : keterbatasan lahan, jalanan yang macet, dan adanya persaingan
Strategi pemasaran yang dipakai oleh Hotel ini adalah Email Blast, yaitu mereka
bekerja dengan pihak dari email group dalam memasarkan suatu produk yang mereka miliki
berserta dengan promo atau diskon. Alasan mereka memilih strategi ini karena lebih mudah dan
lebih banyak orang yang melihat dibandingkan lewat brosur, dsb nya.
Aston bekerja sama dengan permedia yaitu CSR dan Majalah (tergantung kepada
Event).
Dalam mengatasi persaingan yang ada biasanya mereka harus mengetahui terlebh
dahulu strategi pemasaran apa yang diberikan hotel lain lalu mereka memodifikasinya supaya
orang lebih tertarik lagi.

Pengunjung hotel ini berdasarkan segmen (Grade Bisnis) atau Hotel bisnis, disekitar
hotel ini ada beberapa kantor yang tidak memiliki meeting room. Hotel Aston sendiri pun belum
bekerja sama dengan pesona indonesia, tetapi hotel ini tetap bekerja sama serta mendukung
pemerintah dan pengunjung untuk explore jakarta.
Jumlah karyawan Hotel Aston untuk saat ini ada sekitar 227 karyawan, untuk kamar
mereka mempunyai 297 kamar, mereka juga memiliki 14 meeting room dan 3 sky ballroom,
Hotel ini sendiri terdapat 26 lantai.
Kasus yang pernah terjadi di Hotel Aston :
a) Kasus dari karyawan : adanya miss communication
b) Kasus dari tamu : keterlambatan melunasi administrasi
c) Kasus dari ekspariat : kendala bahasa ( inggris, chinesse, dan japanese)
Sebenarnya hanya kasus biasa saja, untuk kasus yang signifikan belum terjadi. Serta
juga ada beberapa complain seperti pada saat ada event biasanya ada yang protes kalau sound
systemnya terlalu berisik.

Tipe – tipe meeting room yang di miliki oleh Aston Priority Simatupang ini ( setiap tipe
ruangan berbeda harga), yaitu :
1. Meeting Room
Kapasitas : 15 orang

Fasilitas : wifi, mineral water, ruang tunggu,


flipchart, permen, notes dan pensil.

Ukuran ruangan : 58 M2

2. Priority Sky Ballroom 1 . Tipenya : Event Space

Kapasitas : 200 orang

Setup ruangan : antara cocktail, theater, atau


banquet style.

Fasilitas : wifi, mineral water, standar sound


system, flipchart, permen, notes dan pensil, free
whiteboard dan spidol, free screen.

Ukuran ruangan : 173 M2

3. Priority Sky Ballroom 2 . Tipenya : Event Space

Kapasitas :150 orang

Setup ruangan : antara cocktail, theater, atau


banquet style.

Fasilitas : wifi, mineral water, standar sound


system, flipchart, permen, notes dan pensil, free
whiteboard dan spidol, free screen.

Ukuran ruangan : 172 M2


Untuk harga, terbagi juga beberapa kategori, yaitu :
1. 2.
RESIDENTIAL MEETING FULLDAY MEETING
-Single Occupancy : Rp. 1.550.000/person Rp. 500.000/person

-Twin Sharing : Rp. 1.100.000/person 2x coffee break, lunch, and dinner

1 night stay at Deluxe Room 8 jam pemakaian

2x coffee break, lunch, and dinner

12 jam pemakaian
3. 4.
LONG DAY MEETING HALF DAY MEETING
Rp. 600.000/person Rp. 400.000/person

2x coffee break, lunch, and dinner 1x coffee break, lunch, and dinner

12 jam pemakaian 4 jam pemakaian

5. COFFEE BREAK MEETING 6. LUNCH / DINNER MEETING


Rp. 280.000/person Rp. 300.000/person

1x coffee break 1x lunch or dinner

2 jam pemakaian 4 jam pemakaian


Sama seperti hotel – hotel lainnya, Hotel ini juga mempunyai fasilitas – fasilitas seperti
Restaurant , Fitness center , Swimming pool , Coffe shop , dan bar.

Swimming Pool

Fitness center

Bar
Tipe – tipe kamar
Mulai dari:
Deluxe Queen Room
IDR 748,600

28 sampai dengan 32 meter persegi

Desain dengan efek Art Deco

Wi-Fi gratis

42 inci TV LCD

Brankas

Deluxe Twin Room Mulai dari:

IDR 748,600

32 meter persegi

Desain dengan efek Art Deco

Wi-Fi gratis

42 inci TV LCD

Brankas

Mulai dari:
Premier Room IDR 997,500 ++

44 meter persegi dengan pilihan tempat


tidur King atau Twin

Desain dengan efek Art Deco

Wi-Fi gratis

42 inci TV LCD

Brankas
Junior Suite

Mulai dari:

IDR 1,377,500 ++

50 - 52 meter persegi

Desain dengan efek Art Deco

Wi-Fi gratis

42 inci TV LCD

Bathub dan rain shower

Executive Suite
Mulai dari:
IDR 3,087,500 ++
76 meter persegi
Desain dengan efek Art Deco
Wi-Fi gratis
42 inci TV LCD
Bathub dan rain shower
Governor Suite

Mulai dari:

IDR 3,087,500

85 meter persegi

Desain dengan efek Art Deco

Wi-Fi gratis

42 inci TV LCD

Bathub dan rain shower

BAB V
PENUTUP

Kesimpulan
Dari hasil pembahasan di atas, dengan adanya perkembangan transportasi dan juga
teknologi, manusia sudah bisa dengan mudah bisa berpergian ke suatu daerah dengan beberapa
motif. Salah satunya seperti wisata dalam rangka pekerjaan /bisnis. Karena adanya perubahan
motif wisatawan tersebut, munculah MICE untuk bisa memenuhi kebutuhan para wisatawan dari
kalangan bisnis.
MICE merupakan salah satu bisnis yang sedang berkembang di Indonesia. Dengan
pesatnya perkembangan tersebut, hotel - hotel berkonsep MICE mulai bermunculan. Hotel -
hotel MICE tidak hanya menyediakan kamar - kamar untuk menginap saja, tetapi mereka
menyediakan ruangan - ruangan meeting yang tentunya menjadi salah satu merupakan fokus dari
usaha MICE. Pelanggan - pelanggan mereka pun juga dominan pada kalangan bisnis , berbeda
dengan hotel - hotel yang berkonsep lain yang dominan pelanggannya adalah keluarga.
Dengan hadirnya MICE hotel ini, para pembisnis – pembisnis sangat di mudahkan untuk
memenuhi kebutuhan mereka dengan ketersedianya ruang meeting dan juga kamar, maka mereka
sudah tidak kesusahan dan bisa bersantai sambil bekerja.

Anda mungkin juga menyukai