Anda di halaman 1dari 7

Masa Depan Keuangan Digital: Peran Fintech dalam Investasi yang Menguntungkan

Ujian Tengah Semester Financial Technology


Bernadus Orudu Richard Zendrato (1710621071)

Menginvestasikan uang selalu menjadi langkah yang bijak untuk memastikan


kesejahteraan keuangan di masa depan. Namun, selama beberapa tahun terakhir, kita telah
menyaksikan perubahan dengan skala besar dalam cara orang berinvestasi. Revolusi digital
telah menciptakan peluang baru, dan salah satu sektor yang telah berkembang pesat adalah
Financial Technology atau Fintech. Fintech telah mengubah cara orang memandang investasi,
salah satunya fintech memberikan akses yang lebih mudah dan lebih efisien ke berbagai
instrumen keuangan. Saat ini akan dikupas satu persatu tentang peran fintech dalam dunia
investasi, manfaat fintech, serta risiko yang ada, sembari mencoba membayangkan evolusi
investasi di era digital yang terus berkembang.

Fintech telah merevolusi cara orang berinvestasi dengan memungkinkan investasi


dengan jumlah serendah Rp 10.000. Dahulu orang sering berpikir bahwa investasi
memerlukan modal yang besar. Tetapi sekarang dengan fintech, orang dapat dengan mudah
memulai investasi mereka dengan modal yang terjangkau. Melalui platform website dan
aplikasi seluler, mereka dapat mengakses berbagai jenis investasi, mulai dari saham,
reksadana, obligasi, emas, hingga crypto dengan mengeluarkan jumlah modal yang relatif
kecil. Ini telah membuka mata banyak orang untuk memulai perjalanan investasi mereka,
memungkinkan akses yang lebih inklusif dan memberikan peluang bagi orang dari berbagai
lapisan masyarakat untuk membangun kekayaan jangka panjang. Investasi menjadi lebih
bebas, dan fintech adalah salah satu penggerak utama di balik perubahan ini.

Dalam dekade terakhir, investasi telah menjadi lebih mudah diakses dan lebih ramah
pengguna berkat hadirnya platform fintech. Dilansir dari MNC sekuritas Dulu, pembelian
saham melibatkan proses manual yang sangat rumit dan panjang menggunakan papan dan
kertas untuk melakukan transaksi. Selain itu, perdagangan saham juga dilakukan secara
langsung di lantai Bursa Efek Indonesia (BEI). Karena ruang untuk menampung aktivitas
perdagangan masih sangat terbatas, BEI harus membuat lantai perdagangan secara bertingkat.
Nasabah harus menghubungi sales atau broker melalui telepon untuk melakukan pemesanan
saham yang mereka inginkan. Namun sekarang fintech telah mengubah paradigma ini dengan
menyediakan platform yang sederhana dan ramah pengguna yang memungkinkan individu
dengan pengetahuan keuangan yang terbatas untuk mulai berinvestasi.

Salah satu aspek penting dari investasi adalah perdagangan saham. Fintech telah
memungkinkan individu untuk membeli dan menjual saham dengan cepat dan mudah melalui
aplikasi seluler atau platform web. Beberapa contoh aplikasi seluler dan platform website
yang memungkinkan penggunanya melakukan jual beli saham seperti Stockbit dan Ajaib.
Keduanya adalah aplikasi terkemuka di Indonesia yang telah mengubah cara orang
berinvestasi dalam saham dan reksa dana. Stockbit adalah platform komunitas dan informasi
saham yang aktif, memungkinkan para investor berdiskusi, berbagi tips, dan memantau harga
saham secara real-time. Di sisi lain, Ajaib adalah platform yang menyediakan akses mudah
ke berbagai produk investasi, termasuk saham dan reksa dana, melalui aplikasi seluler.
Aplikasi Ajaib juga memberikan alat analisis dan berita keuangan yang membantu pengguna
membuat keputusan investasi yang lebih cerdas. Kedua aplikasi ini membantu individu
mengelola keuangan mereka dan berinvestasi dengan lebih mudah, efisien, dan cerdas dalam
era digital ini. Ini adalah perubahan besar dalam dunia investasi, menghilangkan kebutuhan
untuk memiliki seorang broker atau mengunjungi bursa saham fisik.
Fintech juga telah memperkenalkan konsep robo-advisors, di mana algoritma
komputer menggunakan data dan preferensi investor untuk mengelola portofolio investasi
mereka. Ini memberikan diversifikasi yang lebih efisien dan lebih banyak kendali kepada
investor individu, serta mengurangi biaya yang terkait dengan pengelolaan investasi. Bibit,
sebuah platform investasi di Indonesia, memperkenalkan konsep revolusioner dengan layanan
robo-advisory. Dengan Bibit, berinvestasi menjadi lebih sederhana dan efisien. Pengguna
hanya perlu menjawab beberapa pertanyaan sederhana untuk mengidentifikasi tujuan
keuangan dan profil risiko mereka. Kemudian, teknologi robo-advisory mengambil alih,
merancang portofolio yang sesuai dengan preferensi pengguna dan secara otomatis
mengelolanya. Ini menghadirkan kesempatan berinvestasi yang lebih cerdas dan
terdiversifikasi, serta menghilangkan kebutuhan untuk menjadi seorang ahli keuangan.

Pemahaman dan minat investor di pasar modal Indonesia, terutama terkait dengan
penggunaan teknologi finansial (fintech), sangat bervariasi berdasarkan kelompok usia.
Menurut data statistik yang berasal dari Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), pada bulan
Agustus 2023, pasar modal Indonesia memiliki sekitar 11,5 juta investor individu. Mayoritas
dari mereka, sekitar 57,04%, termasuk dalam kelompok usia 30 tahun kebawah, sementara
sekitar 23,27% berusia antara 31 hingga 40 tahun. Terdapat juga sekitar 11,36% investor
individu yang berusia antara 41 hingga 50 tahun, 5,44% berusia antara 51 hingga 60 tahun,
dan hanya 2,88% dari mereka yang berusia di atas 60 tahun. Investor muda, seperti milenial
dan generasi Z, cenderung lebih terbuka terhadap teknologi finansial, dan mereka sering
menggunakan platform fintech untuk berinvestasi dalam saham, reksa dana, atau kripto.
Mereka mencari kenyamanan, akses mudah, dan informasi yang terjangkau. Di sisi lain,
investor yang lebih tua mungkin lebih tradisional dalam pendekatan mereka terhadap
investasi, mungkin cenderung memilih lembaga keuangan konvensional. Oleh karena itu,
pemahaman perbedaan preferensi dan kebutuhan berdasarkan kelompok usia menjadi penting
dalam mengembangkan strategi pemasaran dan layanan fintech yang sukses di pasar modal
Indonesia.

Salah satu manfaat terbesar dari investasi fintech adalah akses yang lebih mudah ke
instrumen keuangan. Investor tidak perlu lagi pergi ke kantor bank atau perusahaan investasi.
Mereka dapat mengakses platform investasi dengan mudah melalui perangkat seluler atau
komputer mereka, kapan saja dan di mana saja. Fintech seringkali menawarkan biaya yang
lebih rendah daripada layanan keuangan tradisional. Ini termasuk biaya transaksi yang lebih
rendah, biaya administrasi yang lebih rendah, dan biaya manajemen yang lebih rendah. Hal
ini membuat investasi lebih terjangkau bagi individu. Diversifikasi portofolio investasi adalah
kunci untuk mengurangi risiko. Fintech sering menawarkan berbagai pilihan investasi,
termasuk saham, obligasi, reksa dana, dan lebih banyak lagi. Ini memungkinkan investor
untuk dengan mudah diversifikasi portofolio mereka.

Dengan aplikasi seluler dan platform investasi fintech, investor dapat dengan mudah
memantau kinerja portofolio mereka secara real-time. Mereka dapat melihat perubahan nilai
investasi mereka, melakukan transaksi, dan membuat keputusan investasi tanpa harus
menghubungi broker, yang membuat proses investasi lebih efisien dan transparan. Selain itu,
fintech seringkali menawarkan sumber daya pendidikan keuangan yang berharga bagi
investor. Mereka dapat mengakses artikel, video, dan webinar yang membantu mereka
memahami investasi, menganalisis risiko, dan mengembangkan pengetahuan keuangan
mereka. Dengan akses ke sumber daya ini, investor memiliki kesempatan untuk
meningkatkan pemahaman mereka tentang pasar modal dan membuat keputusan investasi
yang lebih cerdas.
Perilaku FOMO (Fear of Missing Out) dalam berinvestasi yang dipicu oleh akses ke
media sosial adalah fenomena yang mencerminkan bagaimana pengaruh dan tekanan sosial
dapat mempengaruhi keputusan finansial kita. Dilansir dari pluang.com FOMO, terjadi ketika
seorang investor merasa takut untuk melewatkan tren investasi atau lonjakan harga aset yang
merupakan bagian dari strategi investasi orang lain. Dalam situasi ini, investor dapat dengan
cepat menjadi apa yang dikenal sebagai "FOMO trader." Saat kita melihat orang lain di media
sosial meraih kesuksesan besar dari investasi, seperti saham kripto atau saham perusahaan
yang sedang naik daun, seringkali kita merasa tertarik untuk ikut serta. Perasaan ini terkadang
memotivasi kita untuk melakukan tindakan yang menguntungkan, seperti mulai berinvestasi
dan mengelola portofolio dengan bijak.

Namun, penting untuk diingat bahwa pengaruh media sosial juga dapat menyesatkan.
Orang seringkali hanya membagikan kisah sukses mereka, sementara kerugian atau
perjalanan investasi yang sulit seringkali tidak dilaporkan dengan begitu terang-terangan.
Beberapa hal juga dibagikan pada sosial media, tentang beberapa kelompok investor
melakukan pembelian saham dan untung dikarenakan nilai saham tersebut meningkat. Dari
keuntungan yang dibagikannya kelompok tersebut untuk mengajak bergabung dengan
sejumlah dana agar dapat diberikan bocoran tentang saham apa yang akan naik. Namun hal
tersebut tidaklah benar, dikarenakan naik turunnya saham tetap tergantung pada performa
perusahaan dan pasar itu sendiri. FOMO bisa mendorong kita untuk melakukan investasi
gegabah tanpa penelitian yang cukup, dan ini dapat berdampak negatif pada keuangan kita.

Untuk menjaga agar investasi tetap menguntungkan, penting untuk menjalankan


pendekatan yang bijak. Pertama, lakukan riset yang cermat sebelum berinvestasi. Pahami
dengan baik aset atau instrumen investasi yang dipilih, serta resikonya. Kedua, diversifikasi
portofolio agar tidak terlalu terpapar pada satu investasi tertentu. Ketiga, tetapkan tujuan
investasi yang jelas dan ikuti rencana investasi. Terakhir, jangan hanya mengandalkan media
sosial sebagai sumber informasi utama. Gunakan sumber yang andal, seperti berita finansial,
literatur investasi, atau konsultan keuangan jika diperlukan. Dengan pendekatan yang bijak
dan pemahaman yang kuat tentang investasi, dapat menjaga investasi tetap menguntungkan
tanpa terjebak dalam perangkap FOMO yang bisa menyesatkan di media sosial.

Perkembangan fintech telah membawa dampak revolusioner terhadap investasi emas,


dengan perusahaan seperti Pegadaian memainkan peran penting dalam perubahan ini.
Sebelumnya, berinvestasi dalam emas sering melibatkan pembelian fisik emas, yang
memerlukan proses yang kompleks dan penyimpanan yang aman. Namun, fintech telah
membawa inovasi dengan memperkenalkan investasi emas dalam bentuk digital, memberikan
akses yang lebih mudah dan efisien bagi investor. Dalam pegadaian orang dapat membeli
harga emas pada saat itu dan dapat menjualnya di masa depan sesuai dengan harga saat
dimasa depan. Di Pegadaian juga emas yang dibeli atau diinvestasikan dapat diambil di outlet
pegadaian sekitar yang telah didaftarkan.

Salah satu manfaat utama fintech dalam investasi emas adalah akses yang lebih
sederhana. Melalui platform fintech seperti Pegadaian, individu dapat dengan mudah
berinvestasi dalam emas melalui aplikasi seluler atau platform online. Ini menghilangkan
kebutuhan untuk membeli dan menyimpan emas fisik secara fisik, yang seringkali
memerlukan biaya tambahan dan perhatian terhadap keamanan. Dengan fintech, investasi
emas menjadi lebih inklusif dan dapat diakses oleh lebih banyak orang, tanpa memandang
lokasi geografis atau tingkat pengetahuan keuangan.
Perkembangan teknologi terus berlanjut, dan ini akan mempengaruhi masa depan
investasi fintech. Kecerdasan buatan (Artificial Intelligence), analisis big data, dan teknologi
blockchain semakin diterapkan dalam investasi, membuka pintu untuk inovasi yang lebih
besar. CEO Gotrade Indonesia Norman Julius Wanto mengatakan bahwa “Sangat penting
bagi para investor untuk memanfaatkan teknologi dalam mendiversifikasi portofolionya.
Penggunaan kecerdasan buatan bisa jadi alternatif dalam dunia investasi supaya investor bisa
terus mengikuti dinamika pasar keuangan.” Dalam penggunaan kecerdasan buatan, misalnya,
dapat digunakan untuk mengidentifikasi tren pasar yang sulit dikenali oleh manusia,
sementara analisis big data dapat memberikan wawasan mendalam tentang perilaku investor
dan performa aset. Teknologi blockchain, dengan karakteristik keamanan dan transparansi,
dapat digunakan untuk memverifikasi kepemilikan aset dan transaksi. Semua ini berpotensi
untuk meningkatkan efisiensi dan keamanan investasi fintech.

Perkembangan fintech telah menghadirkan revolusi dalam dunia investasi crypto.


Terdapat aplikasi mobile atau website yang dimana masyarakat dapat menjual dan membeli
kriptokurensi.Kriptokurensi, seperti Bitcoin, telah menjadi magnet bagi investor yang
mencari peluang besar di pasar digital. Fintech berperan sebagai penghubung utama dalam
menyediakan akses yang lebih mudah dan efisien ke aset kripto ini. Seperti dilansir dari
finansialku.com ada banyak sekali aplikasi yang dapat digunakan untuk menjual beli
kriptokurensi dengan mudah, cepat, dan aman, namun yang populer di masyarakat adalah
Indodax, Tokocrypto, Pintu. Melalui aplikasi tersebut masyarakat dapat membeli koin berupa
Bitcoin, Dogecoin, Ethereum. Salah satu peran terpenting fintech dalam investasi crypto
adalah kemudahan akses. Sebelumnya, berinvestasi dalam kriptokurensi seringkali
memerlukan prosedur yang rumit, termasuk pembukaan akun di bursa khusus yang
memerlukan waktu dan pemahaman teknis yang tinggi. Namun, fintech telah
menyederhanakan proses ini, menghadirkannya dalam bentuk aplikasi seluler yang ramah
pengguna dan platform online yang mudah diakses. Dengan hanya beberapa langkah,
individu sekarang dapat membeli, menjual, dan mengelola kriptokurensi mereka sendiri,
membuka peluang investasi kepada lebih banyak orang.

Keamanan dan transparansi juga merupakan faktor penting dalam investasi crypto.
Karena kriptokurensi beroperasi dalam bentuk digital, keamanan menjadi perhatian utama.
Fintech telah berperan penting dalam meningkatkan keamanan investasi ini. Banyak platform
fintech menggunakan teknologi blockchain yang terkenal dengan tingkat keamanan dan
transparansinya. Ini membantu memastikan bahwa transaksi kriptokurensi aman dan
tervalidasi. Selain itu, banyak platform fintech juga menyediakan fitur keamanan tambahan
seperti otentikasi dua faktor dan proteksi aset digital, memberikan rasa aman bagi investor.

Salah satu keuntungan lain yang ditawarkan oleh fintech adalah diversifikasi
portofolio. Investasi dalam satu jenis kriptokurensi seperti Bitcoin dapat menjadi resiko tinggi
karena fluktuasi harganya yang kuat. Fintech memungkinkan investor untuk mengakses
berbagai jenis kriptokurensi yang berbeda dan dengan mudah membangun portofolio yang
terdiversifikasi. Ini membantu melindungi investasi dari perubahan harga yang drastis, dan
dapat meningkatkan peluang untuk keuntungan jangka panjang.

Tren investasi berkelanjutan atau ESG (Environmental, Social, and Governance)


semakin populer di kalangan investor yang peduli dengan isu-isu lingkungan, sosial, dan tata
kelola perusahaan. Plt Direktur Utama BEI, Hasan Fawzi, menyatakan bahwa investasi
berkelanjutan berbasis ESG semakin populer di pasar global dan tren serupa juga mulai
terlihat di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Dalam perkembangannya, terlihat
peningkatan jumlah produk dan dana kelolaan reksa dana berbasis ESG. Hingga Mei 2022,
terdapat 17 produk reksa dana dan exchange-traded fund (ETF) berbasis ESG dengan total
dana kelolaan mencapai US$2,3 triliun. Hasan Fawzi menekankan bahwa jumlah dana
kelolaan ini mengalami pertumbuhan lebih dari 50 kali lipat dibandingkan tahun 2016, ketika
hanya ada satu produk dengan dana kelolaan sebesar Rp 42 miliar. Hal ini mencerminkan
minat yang semakin meningkat dari investor untuk berinvestasi secara berkelanjutan dan
sesuai dengan prinsip ESG. Fintech dapat memainkan peran pe nting dalam memfasilitasi
investasi berkelanjutan dengan menyediakan platform yang memungkinkan investor untuk
berinvestasi sesuai dengan nilai-nilai mereka. Investor dapat memilih proyek atau perusahaan
yang mematuhi praktik berkelanjutan dan mempromosikan tanggung jawab sosial
perusahaan. Dengan bantuan fintech, ini menjadi lebih mudah untuk melacak dan mengelola
portofolio investasi yang berfokus pada ESG.

Peraturan seputar fintech dan investasi mungkin akan semakin berkembang seiring
dengan pertumbuhan sektor ini. Dalam sambutan pembukaan Kongres XXV Persatuan
Wartawan Indonesia 2023 Presiden Jokowi menyatakan bahwa transformasi digital harus
diimbangi dengan payung besar regulasi yang dibuat lebih holistik, agar perkembangan
teknologi itu bisa menciptakan potensi ekonomi baru, bukan membunuh ekonomi yang sudah
ada, bukan menggerus ekonomi yang sudah ada. Regulator akan terus mengikuti
perkembangan teknologi dan mencoba mengatur sektor ini untuk melindungi kepentingan
investor dan menjaga stabilitas pasar. Ini adalah hal yang penting untuk menghindari praktik
ilegal atau penyalahgunaan dalam industri fintech. Regulasi yang baik dapat memberikan
perlindungan lebih besar bagi investor dan mempromosikan integritas pasar.

Fintech memiliki potensi untuk mengintegrasikan layanan keuangan yang berbeda


menjadi satu platform, seperti pinjaman, investasi, perbankan, dan asuransi. Integrasi ini akan
membuat manajemen keuangan lebih efisien bagi individu. Misalnya, pengguna dapat
mengakses semua layanan ini melalui satu aplikasi atau platform, yang membuatnya lebih
mudah untuk melacak dan mengelola keuangan mereka tanpa harus melompat-lompat antara
berbagai penyedia layanan. Dengan perkembangan teknologi, pendidikan keuangan akan
semakin mudah diakses. Fintech dapat memfasilitasi pendidikan keuangan yang lebih baik
dengan menyediakan akses ke artikel, video, webinar, dan alat pendidikan lainnya. Hal ini
membantu individu memahami investasi dan mengambil keputusan keuangan yang lebih
cerdas. Fintech juga dapat menyediakan simulasi investasi atau alat perencanaan keuangan
yang memungkinkan pengguna untuk merencanakan masa depan keuangan mereka dengan
lebih baik. Dengan demikian, pendidikan keuangan menjadi lebih terjangkau dan mudah
diakses bagi semua orang.

Investasi fintech telah membuka pintu bagi akses yang lebih mudah, biaya yang lebih
rendah, dan diversifikasi yang lebih baik bagi investor. Mungkin orang tertarik untuk
memulai perjalanan investasi melalui platform fintech yang menawarkan kenyamanan dan
aksesibilitas yang belum pernah ada sebelumnya. Namun, seperti investasi apa pun, ada
risiko yang terkait. Investor harus memahami risiko ini dan melakukan riset yang cermat
sebelum berinvestasi. Saat kita melihat ke masa depan, investasi fintech tampak cerah dengan
peluang besar. Terobosan teknologi terus berkembang, dengan kecerdasan buatan, analisis big
data, dan teknologi blockchain semakin mempengaruhi cara kita berinvestasi. Ini membuka
pintu bagi inovasi yang lebih besar dan lebih banyak peluang bagi investor untuk mencapai
tujuan keuangan mereka dengan cara yang lebih efisien dan efektif.
Seiring dengan perkembangan teknologi, penting bagi kita semua untuk terus
memahami perkembangan dalam dunia investasi fintech. Dalam dunia yang terus berubah ini,
sangat penting untuk tetap mengikuti perkembangan teknologi dan menjaga pengetahuan
keuangan agar tidak tertinggal. Investasi adalah alat penting untuk mencapai kebebasan
keuangan, dan dengan pemahaman yang baik, kita dapat memaksimalkan potensi investasi
kita dalam era fintech ini. Jangan ragu untuk terus belajar, bertanya, dan menjelajahi berbagai
instrumen investasi serta peluang investasi yang dapat membantu untuk mencapai tujuan.
REFERENSI

Investor Pasar Modal Indonesia Didominasi Gen Z dan Milenial | Databoks. (n.d.).
Databoks.katadata.co.id. Retrieved October 22, 2023, from
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2023/10/06/investor-pasar-modal-indonesi
a-didominasi-gen-z-dan-milenial
Herlina Yustati and Andi Harpepen (2023). Analisis Minat Investasi Gen-Z di Pasar Modal
Syariah (Studi Mahasiswa FEBI UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu). Al-Intaj, 9(1),
pp.76–76. doi:https://doi.org/10.29300/aij.v9i1.9896.
Media, K.C. (2023). AI Berpotensi Ubah Lanskap Investasi dan Diversifikasi Portofolio
Halaman all. [online] KOMPAS.com. Available at:
https://money.kompas.com/read/2023/10/16/085721826/ai-berpotensi-ubah-lanskap-in
vestasi-dan-diversifikasi-portofolio?page=all [Accessed 22 Oct. 2023].
‌Al-Farraby, R.M.I. (2023). Presiden Tekankan Pentingnya Regulasi Transformasi Digital
yang Lebih Holistis. [online] Presiden RI. Available at:
https://www.presidenri.go.id/siaran-pers/presiden-tekankan-pentingnya-regulasi-transf
ormasi-digital-yang-lebih-holistis/ [Accessed 22 Oct. 2023].
‌Mahardhika, L.A. (2022). Investasi Berbasis ESG Makin Populer, Ini Buktinya Menurut BEI.
[online] Bisnis.com. Available at:
https://market.bisnis.com/read/20220628/7/1548818/investasi-berbasis-esg-makin-pop
uler-ini-buktinya-menurut-bei [Accessed 22 Oct. 2023].
Andrianto, R. (n.d.). Tips Terhindar dari FOMO, Racun Investor di Pasar Saham. [online]
CNBC Indonesia. Available at:
https://www.cnbcindonesia.com/mymoney/20230217020834-72-414532/tips-terhinda
r-dari-fomo-racun-investor-di-pasar-saham [Accessed 22 Oct. 2023].
Econ, E.C., B. Sc, B. (2022). 13 Aplikasi Cryptocurrency Terbaik yang Terdaftar di
BAPPEBTI. [online] Perencana Keuangan Pertama Yang Tercatat OJK. Available at:
https://www.finansialku.com/daftar-aplikasi-cryptocurrency-yang-terdaftar-di-bappebt
i/ [Accessed 22 Oct. 2023].
www.pegadaian.co.id. (n.d.). Pegadaian. [online] Available at:
https://www.pegadaian.co.id/produk/tabungan-emas [Accessed 22 Oct. 2023].‌

Anda mungkin juga menyukai