Anda di halaman 1dari 73

Universitas Sumatera Utara

Repositori Institusi USU http://repositori.usu.ac.id


Fakultas Ilmu Budaya Kertas Karya Diploma (Pariwisata)

2017

Etika Telephone Operator dalam


Meningkatkan Pelayanan di Front Office
Department Hotel Grand Aston Yogyakarta

Sitompul, Iralia Lolita


Universitas Sumatera Utara

http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/6293
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
ETIKA TELEPHONE OPERATOR DALAM MENINGKATKAN

PELAYANAN DI FRONT OFFICE DEPARTMENT

HOTEL GRAND ASTON YOGYAKARTA

Kertas Karya

Oleh

IRALIA LOLITA SITOMPUL

142204096

PROGRAM STUDI D-III PERJALANAN WISATA

BIDANG KEAHLIAN PERHOTELAN

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2017

Universitas Sumatera Utara


1

ETIKA TELEPHONE OPERATOR DALAM MENINGKATKAN

PELAYANAN DI FRONT OFFICE DEPARTMENT

HOTEL GRAND ASTON YOGYAKARTA

OLEH

IRALIA LOLITA SITOMPUL

142204096

Dosen Pembimbing

Drs. Jhonson Pardosi, M.Si., Ph.D

NIP 19660420 199203 1 003

Universitas Sumatera Utara


2

Disetujui Oleh Program Studi Diploma III Perjalanan Wisata Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara (USU) Medan Sebagai Tugas Akhir Untuk Diploma.

Ketua, Sekretaris,

Drs. Jhonson Pardosi, M.Si., Ph.D Mukhtar, S.Sos., S.Par., M.A

NIP 19660420 199203 1 003 NIP 19580615 198703 1 001

Universitas Sumatera Utara


3

PENGESAHAN

Diterima oleh:

Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara, Medan untuk

melengkapi salah satu syarat ujian Diploma Fakultas Ilmu Budaya dalam bidang

Perjalanan Wisata pada Fakultas Ilmu Budaya, Universita Sumatera Utara Medan.

Pada :

Hari/Tanggal : Jumat/ 20 Oktober 2017

Pukul : 09.30 WIB

Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara

Dekan,

Dr. Budi Agustono, M.Si

NIP. 196008051987031001

Panitia Ujian Tanda Tangan

No Nama

1. Drs. Jhonson Pardosi, M.Si., Ph.D (…………………………..)

2. Mukhtar, S.Sos., S.Par., M.A (…………………………..)

3. Drs. Gustanto, M. Hum (…………………………..)

4. Koko Sujatmoko SE, M.Si (…………………………..

Universitas Sumatera Utara


4

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Tugas Akhir ini tidak terdapat

karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar Ahli Madya pada suatu

perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau

pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara yang

tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila

pernyataan yang saya buat ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi

berupa pembatalan gelar Ahli Madya yang saya peroleh.

Medan, 27 Oktober 2017

Penulis,

IRALIA LOLITA SITOMPUL

142204096

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK

Front Office Department merupakan bagian penting dalam operasional hotel Grand
Aston Yogyakarta. Salah satu bagiannya adalah Telephone Operator, bertugas untuk
memberikan pelayanan telekomunikasi berupa informasi yang berhubungan dengan
semua produk hotel dan aktivitas yang ada di dalam dan di luar hotel. Informasi yang
diterima tamu dan pegawai hotel tidak terlepas dari bagaimana etika seorang
Telephone Operator dalam melayani penerimaan telepon. Tujuan penelitian kertas
karya ini adalah untuk memaparkan etika Telephone Operator dalam meningkatkan
pelayanan di Front office department Hotel Grand Aston Yogyakarta, mengetahui
faktor pendukung Telephone Operator, mengetahui kendala dan solusi yang dihadapi
Telephone Operator. Metode pengambilan data adalah penelitian langsung ke
lapangan yakni dengan cara Praktek Kerja Lapangan selama 4 bulan di Hotel Grand
Aston Yogyakarta, wawancara dengan petugas Front Office Manager dan metode
pengumpulan data yang berasal dari buku-buku sebagai faktor pendukung dalam
penulisan kertas karya ini. Hasil dari penelitian adalah seorang Telephone Operator
dalam sebuah hotel sangat diperlukan dalam meningkatkan pelayanan. Etika seorang
Telephone Operator sangat besar pengaruhnya bagi kepuasan tamu. Hal tersebut
tidak terlepas dari komunikasi yang baik antara tamu dan petugas hotel sehingga
memberi kesan yang menyenangkan bagi tamu. Penggunaan etika saat bertelepon,
intonasi yang baik dan penggunaan intonasi yang baik akan mempengaruhi kinerja
dan pemberian pelayanan yang baik oleh telephone operator.

Keyword : Telephone Operator

Universitas Sumatera Utara


KATA PENGANTAR

Segala Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus, atas kasih

dan penyertaan-Nya penulis dapat menyelesaikan kertas karya yang berjudul “Etika

Telephone Operator dalam Meningkatkan Pelayanan di Front Office Department

Hotel Grand Aston Yogyakarta’’. Kertas karya ini dibuat untuk memenuhi

persyaratan dalam rangka memperoleh gelar Ahli Madya Pariwisata Diploma III,

Perjalanan Wisata, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara. Kertas karya

ini juga merupakan penerapan ilmu pengetahuan yang didapatkan oleh penulis baik

selama menuntut ilmu di bidang studi pariwisata dan ketika melaksanakan program

Praktek Kerja Lapangan di Hotel Grand Aston Yogyakarta.

Penulisan kertas karya ini tidak akan selesai dengan baik dan tepat waktu

tanpa bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan kali ini, penulis ingin

mengucapkan rasa terimakasih bagi berbagai pihak yang telah memberikan

dunkungan baik kasih sayang, semangat, dan materi selama penyusunan kertas karya

ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Dr. Drs. Budi Agustanto, M.S. selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara

2. Bapak Drs. Jhonson Pardosi, MSi, Ph.D selaku Ketua Program Studi D-III

Perjalanan Wisata Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara,

serta selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan banyak

ii

Universitas Sumatera Utara


3. pengarahan, bimbingan serta kasih sayang seperti orang tua sendiri selama

penyusunan kertas karya ini.

4. Seluruh dosen D-III Perjalanan Wisata yang telah banyak memberi arahan

serta ilmu kepada penulis selama duduk di bangku perkuliahan..

5. Kepada kedua orang tua yang sangat saya sayangi Ayahanda Sakkan

Sitompul dan Ibunda Rita Simatupang yang telah sangat banyak

memberikan dukungan, materi, yang tak henti-hentinya memberikan

semangat dan kasih sayang disetiap langkah penulis selama duduk

dibangku kuliah dan penyusunan kertas karya ini, serta abang-abang saya

Adventus Sitompul, Rapi Sitompul, Ricardo Loves Sitompul dan adik

saya yang tercantik Oshin Sitompul yang telah banyak memberikan doa

dan kasih sayang sehingga saya berhasil menyelesaikan kertas karya ini.

6. JD grup yang telah banyak membantu, menginspirasi dan mendukung

saya dalam penyusunan kertas karya ini, Agnes, Okta, Patrick, Rinaldi,

Ana

7. Manusia terluar biasa yang sudah banyak menopang saya selama

penyusunan kertas karya ini, Septa Manurung dan Weny Haro.

8. Untuk seseorang yang selalu setia membantu, memotivasi, menyemangati

saya dalam penyusunan kertas karya ini Mr. Ucok Aritonang

9. Teman-teman seperjuangan mahasiswa pariwisata stambuk 2014 yang

sudah memberikan warna hidup, pengalaman hidup, kebahagiaan dan

kenangan yang tidak bisa dilupakan selama duduk dibangku perkuliahan

bersama.

iii

Universitas Sumatera Utara


10. Sahabat seperjuangan Wanti, Louis, Roy, Jan, Rafless, Eston, Reza,

Melisa, Clesia, kak Mega, Ruth, kak Novel yang sudah banyak

memberikan saya motivasi dan kasih sayang selama penyusunan kertas

karya ini. Terimakasih untuk persaudaraan yang tak pernah putus diantara

kita.

11. Untuk seseorang yang spesial Mr. Kiting Sianturi yang selalu setia

menemani, memberikan semangat, motivasi, dan membantu saya dalam

penyusunan kertas karya ini.

Dalam penyusunan kertas karya ini penulis menyadari masih ada

kekurangan-kekurangan dalam penyusunan. Oleh karena itu, penulis

senantiasa bersedia dan terbuka dalam menerima saran, kritik dari semua

pihak yang dapat menambah kesempurnaan kertas karya ini serta besar

harapan penulis kertas karya ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan

berguna bagi mahasiswa Pariwisata Program Studi Perjalanan Wisata

Medan,05 September 2017

Penulis,

IRALIA LOLITA SITOMPUL

NIM 142204096

iv

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK .............................................................................................................. i

KATA PENGANTAR ............................................................................................ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................... v

BAB I : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................... 1

1.2 Batasan Masalah ................................................................................ 3

1.3 Rumusan Masalah ............................................................................. 3

1.4 Tujuan Penelitian .............................................................................. 4

1.5 Manfaat Penelitian ............................................................................. 4

1.6 Metode Penelitian .............................................................................. 5

1.7 Sistematika Penulisan ........................................................................ 6

BAB II : URAIAN TEORITIS

2.1 Pengertian Etika dan Pelayanan ...................................................... 8

2.2 Pengertian Tamu .............................................................................. 11

2.3 Gambaran Umum Front Office ....................................................... 14

2.4 Pengertian Telephone Operator ...................................................... 17

2.4.1 Tugas dan Tanggung Jawab Telephone Operator .................. 18

2.4.2 Tata Cara Bertelepon yang Baik............................................. 19

Universitas Sumatera Utara


2.4.3 Menerima dan Melakukan Telepon ........................................ 20

2.4.4 Istilah-istilah dalam Telepon .................................................. 21

2.4.5 Hubungan Telephone Operator dengan Departemen Lain .... 22

BAB III : GAMBARAN UMUM HOTEL GRAND ASTON YOGYAKARTA

3.1 Sejarah Hotel Grand Aston Yogyakarta .......................................... 24

3.2 Profil Hotel Grand Aston Yogyakarta ............................................. 26

3.3 Fasilitas Hotel Grand Aston Yogyakarta ......................................... 28

3.4 Struktur Organisasi Hotel Grand Aston Yogyakarta ....................... 32

3.5 Section yang ada di Front Office Department Hotel Grand Aston

Yogyakarta ...................................................................................... 34

BAB IV : PEMBAHASAN

4.1 Etika Telephone Operator di Hotel Grand Aston Yogyakarta ...... 37

4.1.1 Etika Telephone Operator dalam menerima telepon.............. 38

4.1.2 Uraian Tugas Telephone Operator di Hotel Grand Aston

Yogyakarta ...................................................................................... 41

4.1.3 Hubungan Petugas Telephone Operator dengan Departemen

Lainnya ............................................................................................ 49

4.2 Faktor pendukung Telephone Operator di Hotel Grand Aston

Yogyakarta ....................................................................................... 50

4.3. Kendala dan Solusi yang Dihadapi Telephone Operator di Hotel

Grand Aston Yogyakarta ............................................................... 55

vi

Universitas Sumatera Utara


BAB V : PENUTUP

5.1 Kesimpulan ...................................................................................... 57

5.2 Saran ................................................................................................ 58

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 60

vii

Universitas Sumatera Utara


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Hotel Grand Aston Yogyakarta merupakan salah satu hotel berbintang lima

yang berada di bawah naungan Archipelago International. Memiliki 9 lantai dan

bangunan yang mengagumkan, serta lokasinya yang begitu strategis karena berada

dipusat kota. Hotel Grand Aston Yogyakarta merupakan Hotel Grand Aston kedua di

Indonesia yang sudah dipersiapkan untuk mengikuti kesuksesan Grand Aston

sebelumnya yakni Grand Aston Medan. Hotel ini sudah diusung untuk menjadi hotel

convention center pilihan di yogyakarta dengan konsep hotel yang lain dari pada yang

lain, modern dan elegan sehingga membawa nuansa baru bagi yogyakarta.

Hotel Grand Aston Yogyakarta memiliki bagian-bagian penting dalam

menunjang operasional hotel, bagian tersebut meliputi antara lain Front Office

Department. Departemen Front Office merupakan departemen yang pertama kali

menyambut dan mengurus keperluan tamu. Untuk itu, petugas Front Office

diharuskan memiliki kesiapan, kesigapan, ketepatan serta kemampuan untuk

berkomunikasi dengan baik kepada semua tamu yang datang atau ingin menginap di

hotel tersebut. Hal tersebut sangatlah menentukan dalam memberikan dampak yang

baik bagi kelangsungan kinerja di sebuah hotel. Front Office Department secara

operasional berhubungan dengan tamu dan area kerjanya tidak jauh dari lobby. Front

Office merupakan salah satu bagian yang penting dalam hal mewujudkan tujuan yang

Universitas Sumatera Utara


2

akan dicapai oleh hotel. Ada beberapa sub bagian dalam lingkup kerja Front Office

Department di Hotel Grand Aston Yogyakarta diantaranya adalah Telephone

Operator, GRO, Reception, Concierge, Spa dan Trainer Gym. Ke tujuh bagian ini

memiliki peranan yang saling berhubungan dalam pekerjaan sehari-hari. Seorang

front officer di haruskan memiliki pengetahuan yang luas tentang produk yang ada di

hotel dan informasi yang mencakup bagian luar hotel yang menunjang kualitas

pelayanan hotel.

Seperti yang sudah disebutkan di atas, sub bagian di Front Office salah

satunya adalah Telephone Operator. Telephone Operator bertugas untuk memberikan

pelayanan telekomunikasi berupa informasi yang berhubungan dengan semua produk

hotel, fasilitas, pelayanan dan aktivitas yang ada di hotel maupun yang ada di luar

hotel. Informasi yang diberikan tidak sebatas informasi untuk tamu tetapi untuk

semua rekan kerja lainnya. Oleh karena itu, petugas telephone operator diharapkan

memberikan informasi yang aktual dan memberikan pelayanan komunikasi yang baik

sesuai kebutuhan tamu. Tujuannya untuk mewujudkan citra hotel yang baik dan

pendapatan hotel yang maksimal, sehingga tujuan hotel dapat tercapai. Suatu hotel

tidak terlepas dari informasi karena informasi dapat memberikan solusi terhadap

keluhan tamu. Selain itu juga, tamu dapat mengetahui kondisi fasilitas, kenyamanan

maupun faktor lainnya. Semua informasi disampaikan melalui telephone room dan

akan terhubung ke bagian Telephone Operator. Telephone Operator akan merespon

dan akan menginformasikan ke bagian terkait untuk menangani masalah tersebut.

Mengingat begitu pentingya Telephone Operator bagi hotel, tidak terlepas dari

bagaimana etika Telephone Operator dalam menerima telepon dan berkomunikasi

Universitas Sumatera Utara


3

yang baik. Etika yang dimaksud adalah etika menerima telepon yang baik,

penggunaan bahasa yang baik saat menerima telepon dan intonasi suara saat

menerima telepon. Ketika semua etika tersebut dilakukan oleh telephone operator

akan meningkatkan pelayanan bagi tamu di hotel. Setiap informasi yang diminta oleh

tamu hotel dapat langsung terjawab hanya melalui telephone operator saja, tanpa

harus menelepon ke bagian terkait. Hal ini membuktikan bahwa telephone operator

memiliki peran penting dalam operasional hotel setiap harinya. Selain informasi yang

didapat oleh tamu, kebanyakan sistem yang ada di hotel berada pada departemen ini.

Jadi telephone operator juga memegang kendali sistem hotel baik itu channel tv, alur

telepon keluar masuk, alarm, musik dan lain-lain. Semua sistem ini diawasi oleh

bagian telepon operator. Kelalaian seorang telephone operator selama bekerja akan

berdampak besar bagi departemen lain dan sistem yang ada di hotel, karena semua

informasi penting dan sistem yang berjalan di hotel berada dalam pengawasan

departemen ini.

1.2 Batasan Masalah

Agar penulisan kertas karya ini memperoleh hasil yang optimal, maka perlu

adanya pembatasan masalah untuk lebih memperjelas tujuan penulisan. Adapun

batasan masalah dalam kertas karya ini adalah: Bagaimana etika Telephone Operator

dalam meningkatkan pelayanan di Front Office Department Hotel Grand Aston

Yogyakarta ?

Universitas Sumatera Utara


4

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas maka rumusan masalah dari kertas karya ini

adalah :

1. Bagaimana Etika telephone operator dalam meningkatkan pelayanan di Front

Office Department Hotel Grand Aston Yogyakarta?

2. Apa yang menjadi faktor pendukung telephone operator dalam meningkatkan

pelayanan di Front Office Department Hotel Grand Aston Yogyakarta?

3. Apa kendala dan solusi yang dihadapi telephone operator ?

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun Tujuan Penelitian Kertas Karya ini adalah :

1. Untuk mengetahui etika telephone operator dalam meningkatkan pelayanan di

Front Office Department Hotel Grand Aston Yogyakarta

2. Untuk mengetahui faktor pendukung telephone operator untuk meningkatkan

pelayanan Front Office Department Hotel Grand Aston Yogyakarta

3. Untuk mengetahui kendala dan solusi telephone operator untuk

meningkatkan pelayanan Hotel Grand Aston Yogyakarta

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun Manfaat Penelitian Kertas Karya Ini adalah :

1. Bagi masyarakat, dapat memberi informasi dan gambaran mengenai kualitas

pelayanan yang baik di Hotel Grand Aston Yogyakarta

Universitas Sumatera Utara


5

2. Bagi penulis, dapat menambah wawasan dan ilmu baru terkait pelayanan dan

etika di bagian telephone operator.

3. Bagi hotel, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi dan

manfaat ataupun masukan kepada pihak hotel terutama di telephone operator

section.

1.6 Metode Penelitian

Penulisan kertas karya ini berdasarkan hasil pengamatan dan penelitian

terhadap objek yang diteliti agar dapat memberikan suatu fakta yang objektif.

Adapun metode yang digunakan penulis dalam penulisan kertas karya ini adalah:

1. Penelitian Lapangan (Field Research)

Penelitian Lapangan (Field Research) yaitu penelitian dimana data-data

yang diperoleh langsung dari lapangan, melalui dua cara yaitu:

1. Observasi (Praktek Kerja Lapangan)

Observasi (Praktek Kerja Lapangan) merupakan penelitian langsung yang

dilakukan di lapangan dengan ikut serta dalam operasional di Hotel Grand

Aston Yogyakarta khususnya departemen Front Office sewaktu Praktek

penerapan sistem operasional dan pelayanan pada hotel tersebut.

2. Interview (Wawancara)

Interview (Wawancara) merupakan cara mendapatkan data yang

dilakukan dengan mengadakan tanya jawab dengan manajemen terkait

maupun karyawan yang ada di Front Office seputar informasi yang

dibutuhkan dan masalah-masalah yang dibahas oleh penulis.

Universitas Sumatera Utara


6

2. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Penelitian Kepustakaan (Library Research) penelitian dimana data-data yang

diperoleh berasal dari buku-buku dan sumber pustaka lainnya yang dapat di

pertanggungjawabkan.

1.7 Sistematika Penulisan

Agar penulisan kertas karya ini tersusun secara sistematis, penulis

membaginya dalam lima bab yang bertujuan untuk memperoleh suatu susunan yang

lebih mudah diikuti dan dipahami. Masing-masing bab menjelaskan topik yang

berbeda-beda sesuai dengan judul yang tercantum pada setiap bab yang akan

diuraikan. Adapun sistematika penulisan kertas karya ini adalah sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Menjelaskan mengenai Latar Belakang, Batasan Masalah, Rumusan

Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Metode Penelitian dan

Sistematika Penulisan.

BAB II : URAIAN TEORITIS

Menjelaskan mengenai uraian teoritis tentang pengertian etika dan

pelayanan, gambaran umum dan peranan front office, pengertian telephone

operator, tugas dan tanggung jawab telephone operator, hubungan kerja

sama antara telephone operator dengan bagian lain.

BAB III : GAMBARAN UMUM HOTEL

Menjelaskan tentang sejarah berdirinya Hotel Grand Aston Yogyakarta,

klasifikasi Hotel Grand Aston Yogyakarta, fasilitas-fasilitas yang dimiliki

Universitas Sumatera Utara


7

Hotel Grand Aston Yogyakarta dan struktur organisasi Hotel Grand Aston

Yogyakarta.

BAB IV: PEMBAHASAN

Menjelaskan tentang Etika Telephone Operator di Hotel Grand Aston

Yogyakarta, Faktor pendukung Telephone Operator di Hotel Grand Aston

Yogyakarta, Kendala dan Solusi yang di hadapi Telephone Operator di

Hotel Grand Aston Yogyakarta.

BAB V : PENUTUP

Merupakan bab penutup dari akhir kertas karya ini,yaitu pada bab yang

memuat kesimpulan dan saran.

Universitas Sumatera Utara


BAB II

URAIAN TEORITIS

2.1 Pengertian Etika dan Pelayanan

Etika atau ethics dalam bahasa Inggris mengandung banyak pengertian. Dari

segi etimologi, istilah etika berasal sari bahasa latin ethicus dan dalam bahasa Yunani

ethicos yang berarti kebiasaan. Jadi pengertian awalnya, yang dikatakan baik adalah

yang sesuai dengan kebiasaan masyarakat. Pengertian ini lambat laun berubah

menjadi suatu ilmu yang membicarakan masalah perbuatan dan tingkah laku manusia,

mana yang dpat dinilai baik dan tidak. Dalam dunia kerja yang berhubungan dengan

pelayanan, etika perlu dikembangkan secara baik agar pelayanan yang kita berikan

kepada pelanggan juga bernilai baik. Penggunaan etika yang baik dan benar dalam

dunia pelayanan sangat besar pengaruhnya. Ketika etika yang diberikan seorang

petugas pelayanan baik dan tepat, perusahaan akan berada selangkah lebih maju dari

perusahaan lain. Tidak hanya untuk perusahaan, petugas pelayanan juga akan

memperoleh penilaian positif dari orang lain. Etika juga termasuk dalam perilaku

menghargai dan berarti memahami perbedaan. Jadi, penggunaan etika yang baik akan

berdampak sangat besar. Dengan kata lain jika anda menghargai orang lain, orang

lain pun akan bersikap sama terhadap anda, Yatim (2005:28), menyatakan :

1. Etika adalah nilai-nilai yang menjadi pegangan bagi seseorang atau


kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.
2. Etika dapat dipakai dalam arti asas norma tingkah laku tata cara melakukan,
sistem perilaku dan tata karma. Lebih tegasnya lagi ialah kode etik. Misalnya
kode etik pegawai negeri, kode etik guru dan lain-lain.
3. Etika dapat dipakai dalam arti perilaku baik-buruk, boleh tidak boleh, suka
tidak suka, senang tidak senang. Etika semacam ini baru diakui apabila

Universitas Sumatera Utara


9

perilaku etis, asas-asas dan nilai-nilai yang terkandung menjadi ukuran baik
buruk secara umum, diterima masyarakat di suatu tempat, menjadi
persetujuan bersama dan dilaksanakan bersama.
`

Hubungan antara etika dan pelayanan dalam hotel sangat erat ikatanya. Jika petugas

lupa menempatkan etika kala menghadapi pelanggan, pelanggan akan memberikan

respon yang kurang baik selama melayani mereka.

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, pelayanan merupakan kemudahan

yang diberikan sehubungan dengan jual beli barang atau jasa. Jadi dapat disimpulkan

bahwa pelayanan adalah proses interaksi antara seseorang yang berupaya memenuhi

kebutuhan dengan seseorang yang ingin terpenuhi kebutuhannya, yaitu antara

pelanggan/tamu/klien/nasabah/pasien dan para petugas/karyawan/pegawai. Bagi

pelayan hotel semakin banyak macam sifat manusia semakin besar peran pelayanan

bagi mereka. Pelayanan adalah suatu cara yang dilakukan untuk memberikan

kepuasan atas keinginan pelanggan (customer) akan suatu bentuk produk/jasa yang

dibutuhkan. Kualitas pelayanan perlu mendapat perhatian khusus bagi setiap elemen

dalam sebuah hotel karena kualitas pelayanan mempunyai hubungan langsung dengan

kemampuan bersaing dan tingkat keuntungan yang diperoleh oleh sebuah hotel.

Tentunya tidak mudah menciptakan pelayanan yang berkualitas, hal ini disebabkan

karena pelayanan tidak berwujud, perishable/mudah rusak, variability/sangat

beragam, sulit di standarisasi dan inseparable/produksi dan konsumsi terjadi secara

bersamaan. Kualitas pelayanan yang rendah akan menempatkan posisi sebuah hotel di

posisi yang kurang menguntungkan. Tentu hal ini akan mengakibatkan kemungkinan

tamu akan merasa tidak puas karena tidak sesuai dengan harapan tamu tersebut.

Universitas Sumatera Utara


10

Dampak yang paling buruk lagi kemungkinan besar ialah tamu tidak akan

menggunakan produk jasa hotel tersebut dan akan pindah ke hotel yang lain karena

pesaing menawarkan kualitas pelayanan yang lebih baik tentunya.

Penetapan standar pelayanan juga merupakan suatu cara untuk

menciptakan pelayanan yang berkualitas. Tentunya penetapan standar ini didasarkan

pada sebuah analisa terhadap krusial poin/titik-titik kritis yang menyebabkan

timbulnya keluhan tamu/pelanggan. Kualitas pelayanan dapat diketahui dengan cara

membandingkan persepsi para tamu selaku konsumen atas pelayanan yang nyata

ketika tamu menginap atau berada di sebuah hotel. Jika jasa yang diharapkan tamu

melampaui harapan si tamu, maka kualitas pelayanan dipersepsikan sangat baik dan

berkualitas. Dalam hal ini dapat simpulkan bahwa secara umum pelayanan memiliki

arti yang berkaitan erat dengan pemberian kepuasan terhadap pelanggan. Dengan

memberikan pelayanan yang bagus akan membuat pelanggan merasa diperhatikan

keberadaanya oleh hotel. Sugiarto (2002:76), menyatakan:

1. S :Smile for everyone (selalu tersenyum pada setiap orang)


2. E : Excellence in everything we do (selalu melakukan yang terbaik dalam
bekerja)
3. R : Reaching out to every guest with hospitality (menghadapi setiap tamu
dengan penuh keramahan)
4. V : Viewing every guest as special (melihat setiap tamu sebagai orang yang
istimewa)
5. I : Inviting guest to return (mengundang tamu untuk datang kembali ke
perusahaan kita)
6. C : Creating a warm atmosphere (menciptakan suasana hangat saat
berhadapan dengan tamu)
7. E : Eye contact that shows we care (kontak mata dengan tamu untuk
menunjukkan bahwa kita penuh perhatian terhadap tamu).

Universitas Sumatera Utara


11

2.2 Pengertian Tamu

Tamu merupakan darah dan daging di sebuah hotel, semua kegiatan yang

dilakukan di dalam industri perhotelan mempunyai satu tujuan, yaitu mencari tamu

sebanyak-banyaknya. Untuk itu, hotel harus mampu mengupayakan dengan

memberikan pelayanan yang penuh sopan-santun yang dapat memuaskan setiap tamu.

Tamu merupakan manusia biasa yang mempunyai cita rasa, harapan, dan kepuasan

yang bermacam-macam, yang tidak bisa disama ratakan. Untuk mendapatkan tamu

tersebut maka hotel harus menyediakan pelayanan yang maksimal.

Bangunan dan fasilitas yang sudah disediakan hotel memang merupakan

modal yang berharga bagi hotel. Bagian ini dapat dilihat dan digunakan tamu demi

mewujudkan kenyamanan dan kebutuhan tamu selama menginap dihotel. Namun

demikian dengan hal-hal yang tidak kelihatan, yang hanya bisa dirasakan

keberadaanya melalui pelayanan yang diberikan kepada para tamu, juga mempunyai

peranan yang sangat penting. Tamu memiliki peran yang sangat penting, karena

tanpa tamu dan tanpa memelihara hubungan baik dengan tamu maka hotel akan

kehilangan segalanya, seperti pendapatan, dan pelanggan. Sugiarto (2004:6),

menyatakan :

1. Tamu adalah orang-orang yang menghendaki pelayanan yang disediakan


oleh hotel. Mereka dapat menjadi puas atau tidak puas dengan pelayanan
yang diberikan oleh hotel.
2. Tamu adalah orang yang sangat penting yang menggunakan fasilitas hotel.
Mereka benar-benar sangat penting, karena merekalah yang membeli
makanan, kamar, ruang rapat, suasana dan aneka fasilitas lain yang
disediakan oleh hotel, yang secara langsung menentukan hidup-matinya
hotel. Dengan pendapatan yang diperoleh dari tamu maka hotel akan dapat
menggaji karyawannya, membiayai pengeluarannya, serta dapat
mengembangkan sumber daya manusia ataupun fasilitas.

Universitas Sumatera Utara


12

3. Tamu bukanlah pengganggu, tetapi justru merupakan tujuan dari


pelayanan setiap pegawai hotel. Tamu akan memberikan kebanggaan
dengan melayaninya, bukan sebaliknya.
4. Tamu bukanlah benda mati, tetapi manusia yang mempunyai perasaan,
emosi, rasa suka dan tidak suka, juga curiga. Mereka mempunyai tingkat
kepuasan tertentu yang masing-masing dapat berbeda dan dapat pula
berubah kapan saja.
5. Tamu bukanlah lawan untuk berdebat, sebagai pegawai, kita tidak boleh
menang berdebat dengannya. Bila kita menang, dia akan pergi ketempat
lain. Tidak ada tamu yang senang bilamana kesalahannya ditunjuk-
tunjukkan.
6. Tamu adalah orang yang selalu benar menurut pendapatnya sendiri.
Selama dia menjadi tamu, lebih baik bagi kita untuk selalu melihat dari
sisinya sambil terus memperbaiki hal-hal dari sisi kita sendiri.

1. Jenis-jenis Tamu

Front Office Department diharuskan membuat tamu – tamu yang datang

merasa betah berada di hotel selama menginap. petugas hotel harus memperlakukan

tamu-tamu sebaik mereka memperlakukan diri sendiri. Seperti yang sudah dijelaskan

bahwa tamu memiliki cita rasa, harapan dan kepuasan yang bermacam-macam, hotel

kemudian memberikan perlakuan khusus bagi individu-individu yang memberikan

kekuatan lebih bagi hotel. Keinginan tamu yang lebih dalam penggunaan fasilitas

hotel akan mendapatkan keterangan atau kriteria khusus bagi hotel. Kriteria tersebut

akan mengakibatkan adanya perbedaan penanganan tarif kepada tamu tersebut.

Dengan adanya hal tersebut tamu akan mendapatkan pelayanan tambahan dan khusus

dari pihak hotel. Perlakuan khusus ini dilakukan untuk mendapatkan pendapatan

hotel serta memberikan pelayanan yang prima bagi tamu hotel. Sihite (2000:66),

menyatakan:

Universitas Sumatera Utara


13

1. Walk-in Guest
Merupakan tamu yang datang ke hotel untuk menginap, tanpa pesan
tempat (reservation) terlebih dahulu.
2. Regular Guest
Adalah jenis tamu hotel biasa, artinya tamu tersebut bukan tamu penting
dan bukan tamu yang telah berulang-ulang menginap di hotel tersebut dan
juga bukan tamu yang menginap dalam waktu yang cukup lama.
3. VIP (Very Important Person) Guest
Merupakan jenis tamu yang dianggap sangat penting karena jabatannya
dalam pemerintahan, perusahaan, anggota dari suatu club tertentu maupun
organisasi hotel.
4. Group Guest
Adalah tamu yang datang menginap di hotel secara rombongan, biasanya
dikoordinir oleh travel agent atau biro perjalanan tertentu.
5. Customer Guest
Adalah jenis tamu langganan yang bukan baru sekali saja datang dan
menginap di hotel, tetapi sudah berkali-kali atau berulang-ulang
menggunakan fasilitas hotel serta pelayanan di hotel.
6. Long Staying Guest
Adalah tamu yang menginap atau tinggal di hotel dalam waktu yang
relatif lama.
7. Individual Guest
Adalah tamu yang datang menginap di hotel bukan dalam suatu
kelompok, tetapi datang ke hotel secara pribadi bukan sebagai member
dari suatu grup tertentu.

Beberapa perbedaan jenis tamu yang sudah diuraikan diatas bukan berarti

tamu tidak mendapatkan pelayanan yang sama dan sepadan. Setiap tamu yang datang

untuk check in ke hotel layak untuk mendapatkan pelayanan prima oleh pihak hotel.

Bagi pegawai hotel, semakin banyak tamu yang datang semakin penting peran

pelayanan mereka. Setiap berhubungan dengan tamu, pelayanan itu harus muncul.

Apalagi tamu dalam industri perhotelan bukanlah orang yang tiba-tiba datang untuk

membeli pelayanan kemudian pergi. Setiap kali kita menyambut tamu hendaknya kita

melayani seperti kalau kita mengundang mereka ke rumah kita sendiri.

Universitas Sumatera Utara


14

2.3 Gambaran Umum Front Office

Front Office Department atau dalam bahasa Indonesia diartikan kantor depan

hotel merupakan salah satu departemen di hotel yang berada di bagian depan hotel

(lobby). Bagian ini juga dapat disebut sebagai pusat syaraf, sumbu dan jantung dari

hotel. Karena apabila front office atau kantor depan hotel tidak menjalankan fungsi

dan perannya dengan baik, maka operasional departemen lain tentu akan menjadi

terganggu. Front Offce Department juga merupakan pusat kegiatan hotel, dan tempat

para tamu-tamu hotel memberikan kesan pertama dan kesan terakhir terhadap hotel

secara keseluruhan. Cara menyambut dan menangani tamu ketika mereka pertama

kali tiba di hotel, akan membentuk kesan tersendiri dan suasana hotel secara

menyeluruh selama mereka menginap di hotel. Front Office Department juga diberi

peran sebagai penjual maka semua petugas yang terlibat di dalamnya, seperti

receptionist, reservation, telephone operator, concierge dan cashier harus memiliki

pengetahuan dan memahami seluk beluk produk yang akan dijual, termasuk

memahami perilaku dan keinginan tamu sebagai pengguna.

Front Office Departement juga berperan sebagai sumber informasi hotel

karena pada umumnya tamu akan menghubungi petugas di bagian Front office bila

membutuhkan sesuatu, tidak memandang jenis keperluannya. Selain bagi tamu, Front

office juga memberikan informasi kepada departemen-departemen lain terkait tentang

semua operasional hotel serta kebutuhan tamu. Departemen kantor depan yang

dipimpin oleh seorang Manajer Kantor Depan di berbagai hotel biasanya terdiri atas

beberapa bagian, hal ini tergantung oleh banyak pekerjaan yang ada di hotel, sistem

Universitas Sumatera Utara


15

standart hotel yang dianut serta cara pembagian pekerjaan atau tugas-tugas yang ada

didalam bagian tersebut. Tarmoezi (2004:25), menyatakan :

1. Front Desk/ Reception


Front Desk/ Reception (Bagian Penerimaan Tamu) dipimpin langsung oleh
seorang manajer atau supervisi (tergantung besarnya hotel) yang bertanggung
jawab langsung kepada Manajer Kantor Depan (Front Office Manager).
2. Reservation (Reservasi)
Reservation (Bagian Reservasi) dipimpin langsung oleh seorang manajer atau
supervisi yang bertanggung jawab langsung kepada Manajer Kantor Depan
(Front Office Manager).
3. Information (Informasi)
Information (Bagian Informasi) dipimpin langsung oleh seorang manajer atau
supervisi yang bertanggung jawab langsung kepada Manajer Kantor Depan
(Front Office Manager). Akan tetapi, pada hotel yang telah menerapkan
manajemen internasional dalam pengoperasiannya, Bagian Informasi dan
Kasir Kantor Depan menjadi satu dengan Bagian Penerimaan Tamu yang
disebut dengan bagian Meja Depan (Front Desk).
4. Front Office Cashier (Kasir Kantor Depan)
Front Office Cashier (Kasir Kantor Depan) dipimpin langsung oleh seorang
Manajer atau Supervisi yang bertanggung jawab langsung kepada Manajer
Kantor Depan. Seperti telah disebutkan di atas (seksi no.3) bahwa Kasir
Kantor Depan menjadi satu dengan Bagian Penerimaan Tamu (Reception)
yang disebut dengan Front Desk. Jadi petugas Front Desk bertugas selain
menangani penerimaan tamu juga menangani pembayaran (kasir), dan
informasi sekaligus.
5. Telephone Operator
Telephone Operator (Seksi Operator Telepon) dipimpin langsung oleh
seorang Kepala atau Supervisi yang bertanggung jawab langsung kepada
Pembantu Manajer Kantor Depan atau Manajer Kantor Depan. Akan tetapi
ada juga hotel yang memisahkan seksi Telepon Operator dari Departemen
Kantor Depan dan berdiri sendiri menjadi satu departemen.
6. Conciergeri
Conciergeri merupakan seksi yang mengurusi bagasi atau barang bawaan
tamu, penyambutan tamu di depan pintu hotel, pendistribusian surat masuk,
pengiriman surat keluar dan mengurusi pesanan tamu, seperti pembelian
perangko, amplop, kertas, alat tulis, dll. Seksi ini dipimpin oleh seorang
Concierge yang bertanggung jawab langsung kepada Manajer Kantor Depan.

Universitas Sumatera Utara


16

1. Peranan Kantor Depan Hotel

Front Office Department berperan penting dalam memperlancar kegiatan hotel

dan menjalin kerja sama erat antar departemen dalam operasional sehari hari. Hampir

semua kegiatan yang ada di kantor depan berhubungan dengan tamu, baik secara

langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu setiap operasional yang ada di hotel

tergantung dari bagaimana upaya Front office dalam menjual produk hotel. Selain

itu Front office juga berperan dalam pemberian informasi yang benar, serta

pengawasan dalam pelayanan setiap tamu. Sugiarto (2004:2), menyatakan :

1. Merupakan wakil dari manajemen (Management Representative)


Dalam keadaan tertentu kantor depan hotel dapat berperan sebagai wakil dari
manajemen untuk menghadapi/menyelesaikan masalah tertentu yang biasanya
hanya bisa diselesaikan oleh pihak manajemen. Hal ini misalnya sering terjadi
ketika masalah terjadi diluar jam kantor, ketika manajemen tidak sempat
menyelesaikannya, terutama dimalam hari. Atau tiba-tiba tamu yang sangat
penting (para pejabat tinggi) tiba-tiba datang ke hotel untuk keperluan santai
atau pribghadi, seperti bermain tenis dengan sejawat.
2. Orang-orang yang mampu menjual (Sales Person)
Setiap orang yang berada di jajaran Kantor Depan diharuskan mampu dan
memiliki salesmanship, karena karyawan kantor depan lebih banyak
berhubungan dengan tamu atau pengunjung dibandingkan dengan
bagian/departemen lain. Yang dimaksud mampu menjual disini bukan saja
menjual produk hotel berupa kamar, melainkan juga fasilitas-fasilitas lain
yang disediakan oleh pihak hotel.
3. Pemberi Informasi (Information Giver)
Seluruh petugas kantor depan diharapkan mampu memberikan keterangan
yang jelas dan benar tentang fasilitas dan produk hotel. Selain itu petugas
kantor depan hotel juga harus mengetahui kejadian-kejadian yang sedang
berlangsung di hotel dan ataupun peristiwa-peristiwa penting di luar hotel
yang berhubungan dengan kebutuhan tamu, baik untuk kebutuhan bisnis
ataupun rekreasi (relax).
4. Penyimpan data (Record Keeper)
Front Office Department merupakan sumber dan pusat penyimpanan data
dalam kegiatan sehari-hari di hotel. Semua data dan laporan akan di-‘recap’
dari bagian lain lalu di ‘record’ oleh Front Office dalam bentuk laporan-
laporan dan statistik. Front Office juga menyimpan data riwayat tamu.

Universitas Sumatera Utara


17

5. Dapat melakukan tindakan secara diplomatis (Diplomatic agent)


Seorang petugas kantor depan diharapkan pada situasi dan kondisi tertentu
mampu melakukan tindakan secara diplomatis. Yang dimaksud dengan
tindakan diplomatis adalah menjaga dan menetralisir suasana hubungan baik
dengan pihak lain yang berhubungan dengan hotel. Sebab, pada dasarnya
hotel dapat dikatakan sebagai negara kecil didalam sebuah negara
(maksudnya, tamu-tamu yang menginap dari berbagai negara dan mereka
dilindungi oleh hukum negara masing-masing oleh perwakilan diplomatiknya
di negara bersangkutan).*
6. Pemecah Masalah (Problem Solver)
Sebagai the hub of activities, kantor depan merupakan tempat untuk
menyelesaikan masalah tamu, terutama keluhan-keluhan tamu. Merupakan hal
yang wajar, bila karyawan front office menerima keluhan yang bukan masalah
kantor depan, melainkan masalah dari departemen lain.
7. Sebagai wakil dari hubungan masyarakat (Public Relation Agent)
Karyawan kantor depan juga harus dapat berperan aktif sebagi orang yang
berhubungan dengan masyarakat, terutama masyarakat pengunjung yang
datang ke hotel. Disitu petugas diharapkan dapat berperan sebagai internal
public relations yang dapat memberikan citra baik terhadap tamu hotel
maupun para pengunjung.
8. Sebagai koordinator kegiatan pelayanan (Service coordinator)
Kantor depan hotel juga berperan sebagai tempat koordinasi pelayanan.
Informasi dan kegiatan departemen lain dikomunikasikan melalui kantor
depan. Yang paling jelas adalah pada saat tamu rombongan dan adanya
kegiatan konvensi, atau kegiatan lain yang melibatkan tamu dan pengunjung
hotel.

2.4 Pengertian Telephone Operator

Telephone Operator adalah salah satu bagian penting yang potensial memberikan

image kepada customer pertama kali dalam menilai/melihat hotel kita. Penilaian itu

akan langsung di berikan tamu tatkala kita menyampaikan Greeting dan kecepatan

menerima/menyambungkan telepon, baik ditujukan untuk karyawan hotel, maupun

tamu hotel. Telephone Operator merupakan bagian yang memberikan informasi

penting di hotel, serta penanganan untuk pelayanan komunikasi. Hal ini bertujuan

untuk mempermudah kinerja dan menghemat waktu guna meningkatkan operasional

hotel. Tarmoezi (2004:25) menyebutkan, bahwa : ’’… Telephone Operator (seksi

Universitas Sumatera Utara


18

operator telepon) dipimpin langsung oleh seorang Kepala atau Supervisi yang

bertanggung jawab langsung kepada Pembantu Manajer Kantor Depan atau Manajer

Kantor Depan. Akan tetapi ada juga hotel yang memisahkan seksi telephone operator

dari Departemen Kantor Depan dan berdiri sendiri menjadi satu departemen’’.

2.4. 1 Tugas dan Tanggung Jawab Telephone Operator

Tugas utama dari seorang Telephone operator adalah menerima informasi

baik dari tamu maupun dari section lain baik untuk keperluan operasional maupun

keperluan tamu. Telephone operator harus mampu menjujung tinggi citra hotel

dimana The guest impression dimulai dari percakapan lewat telepon. Kemampuan

berkomunikasi yang baik dan benar akan menjadi modal utama seorang telephone

operator. Kemampuan ini akan berdampak kepada tingkat informasi hotel yang

terjual kepada tamu luar atau dalam hotel, yang sudah menghubungi pihak hotel.

Selain daripada itu, Telephone operator juga memiliki tugas dan tanggung jawab utuk

operasional hotel baik dalam mengontrol daftar jadwal tugas, kelengkapan dan

kebersihan ruangan telepon, membuat daftar jadwal petugas dalam telepon, serta

membuat laporan biaya telepon. Semua tanggung jawab tersebut guna memperlancar

operasional hotel yang baik. Sugiarto (2004:37), menyatakan :

1. Mengontrol telepon yang masuk dan keluar hotel serta memastikan bahwa
semua telepon telah disambungkan ke tujuan yang dimaksud
2. Membuat daftar kerja para petugas telepon
3. Memeriksa kehadiran para petugas telepon
4. Memeriksa kebersihan dan kelengkapan alat kerja di ruang telepon
5. Memeriksa dan mengontrol daftar tamu yang harus dibangunkan dan wake up
call agar sesuai dengan permintaan tamu atau berdasarkan jadwal
penerbangan (flight schedule) bagi tamu rombongan kru pesawat
6. Memonitor program musik dan video hotel
7. Memastikan bahwa paging system (sistem pemanggilan tamu) tidak rusak

Universitas Sumatera Utara


19

8. Membantu petugas telepon bila sambungan yang diperlukan sangat banyak


9. Memeriksa dan menyelesaikan masalah dengan tamu yang tercatat di dalam
operator log book
10. Mempersiapkan jadwal kerja bulanan bagi para petugas telepon dan membuat
laporan kehadiran mereka setiap bulan
11. Membuat laporan biaya telepon perbulan

2.4.2 Tata Cara Bertelepon yang Baik

Di dalam bertelepon ada tata cara yang perlu diketahui dan dijalankan oleh

telepon operator. Hal ini mutlak untuk memuaskan pelanggan karena Telephone

operator dianggap sebagai ujung tombak perusahaan dalam sebuah hotel. Dikatakan

demikian karena para petugas dibagian ini memegang peran sebagai penyambung

lidah antara hotel dengan pihak luar. Pihak luar bisa bermacam-macam, misalnya

calon tamu yang akan menginap, travel agent perusahaan penerbangan dan

sebagainya. Apapun tujuan mereka, mereka menghubungi hotel sebagai client yang

akan memberikan pemasukan kepada hotel. Sebagai ujung tombak, seorang petugas

dibagian telepon operator harus mampu memberikan citra yang baik bagi hotel, mulai

dari suara yang berirama yang baik, kata-kata yang digunakan harus jelas, intonasi

suara dengan keramahan, penuh perhatian dan selalu berkonsentrasi setiap melakukan

pembicaraan. Sugiarto (2004:78), menyatakan :

1. Identity Yourself (Perkenalkan diri anda)


Perkenalkan diri anda dengan cara menyebutkan di hotel apa anda bekerja,
mengucapkan salam sesuai waktu dan ucapan siap membantu. Contohnya :
Wimend Hotel, Good Morning/Afternoon/Evening, How May I help you.
2. Personal Service (Layanan Pribadi)
Berikan pelayanan secara pribadi agar si penelepon bagaikan dirajakan.
Bicaralah dengan nada suara yang baik. Usahakan memberikan suasana akrab
dengan langsung menyapa nama penelepon kalau anda sudah mengenalnya.
Tentunya tanpa melupakan sebutan menghormat, seperti Mbak, Pak, Bu, dan
sebagainya.

Universitas Sumatera Utara


20

3. Listen Carefully
Dengarlah pembicaraan tamu dengan seksama, penuh perhatian, jangan
memotong pembicaraan, selain itu mintalah atau kuasai informasi dengan
sejelasnya.
4. Take a note
Catat semua pesan yang disampaikan oleh si penelepon dan segera sampaikan
pada yang bersangkutan.
5. Giving magic word
Pada saat berbicara gunakan kata-kata yang sehalus mungkin sehingga
menyentuh sanubari tamu. Tamu akan merasa nyaman berbicara dengan anda.
Beberapa contoh kata magic word, antara lain, yaitu : please, I am sorry, I beg
your pardon, with a pleasure, Thank you.

2.4.3 Menerima dan Melakukan Telepon

Dalam menerima telepon, seorang telephone operator diharapkan mengetahui

cara menerima telepon yang baik di dalam hotel. Hal tersebut dilakukan untuk

mendapatkan kepuasan tamu. Kegiatan tersebut di awali dengan bagaimana perilaku

telephone operator dalam mengangkat telepon, waktu berderingnya telepon sebelum

diangkat, percakapan atau bahasa yang harus digunakan agar tamu merasa nyaman,

dan peletakan gagang telepon setelah percakapan berakhir. Semua hal tersebut harus

benar-benar diperhatikan agar menjadi seorang telephone operator yang baik dan

melayani. Sugiarto (2004:79), menyatakan :

1. Menerima telepon dengan baik


1. Angkat gagang telepon sesegera mungkin, maksimal berdering 3 (tiga)
kali harus diangkat
2. Perkenalkan hotel anda kepada penelepon, ucapkan salam sesuai waktu,
dan katakana anda siap membantu mereka
3. Dengarkan pesan-pesan atau permintaan tamu dengan baik
4. Selalu menyebut nama si penelepon bila anda sudah mengenalnya
5. Berjanjilah untuk menelepon kembali bila pembicaraan belum tuntas
6. Letakkan gagang telepon dengan baik dan hati-hati, tekan terlebih dahulu
kait penghubung setelah itu baru letakkan gagangnya. Bunyi gagang yang
diletakkan bisa membuat kesal orang di seberang
2. Menelepon Keluar
1. Susunlah dengan teratur pesan atau pembicaraan yang akan disampaikan

Universitas Sumatera Utara


21

2. Putar nomor telepon dengan seksama, jangan salah, sebab akan


membuang waktu. Bila telah diangkat, sesegera mungkin sebutkan jati
diri anda/nama hotel
3. Sampaikan pembicaraan seperti yang diperencanakan, lakukan
pembicaraan dengan ramah, tetapi business like
4. Pergunakan nama yang diajak berbicara sesering mungkin
5. Tutuplah pembicaraan dengan ucapan terima kasih

2.4.4 Istilah-istilah dalam Telepon

Telephone Operator merupakan petugas yang diharuskan pandai dalam

berkomunikasi. Mampu memberikan rasa nyaman bagi tamu meski hanya melalui

telepon. Selain dituntut untuk mampu berkomunikasi yang baik, ada istilah-istilah

dalam telepon yang harus diketahui telephone operator saat menjalankan tugasnya.

Istilah tersebut bertujuan untuk memperlancar proses operasional telephone operator.

Menurut Sugiarto (2004:76), menyatakan :

1. Personal to Person Call


Permintaan percakapan telepon dengan pesan agar disambung dengan
orang tertentu.
2. Station to Station
Permintaan percakapan telepon lewat nomor tertentu, tanpa menyebutkan
orang yang dipanggil.
3.Collect call
Permintaan percakapan telepon yang pembayaran pulsanya ditanggung
oleh sipenerima telepon.
4. Tool Free Call
Percakapan telepon dalam negeri atau luar negeri lewat system pelayanan
otomatis, yang biasanya dibebankan pada orang yang dipanggil. Nomor
toll free call diedarkan secara umum kepada siapa saja yang
membutuhkan, biasanya dalam bidang bisnis
5. Fix Time Call
Permintaan percakapan telepon yang waktunya ditentukan oleh pemanggil
dengan persetujuan operator.
6. Conference Call
Percakapan telepon oleh tiga orang atau lebih, dengan menggunakan
perlengkapan tertentu.

Universitas Sumatera Utara


22

7. Credit Card Call


Permintaan percakapan telepon yang pembayarannya ditanggung oleh
pemegang kartu kredit.
8. International Direct Dial
Hubungan lewat telepon otomat yang memungkinkan pemanggil di suatu
negara menghubungi nomor telepon di negara lain dengan memutar
telepon awalan internasional, kode negara dan nomor nasional negara
yang dipanggil.

2.4.5 Hubungan Telephone Operator dengan Departemen Lainnya

Hampir semua pekerjaan yang ada di hotel adalah kerja tim (team work).

Dalam menyelesaikan pekerjaanya Telephone Operator banyak dibantu oleh

departemen lain dalam menjalankan tugasnya. Hal ini berhubungan dengan

kenyataan bahwa pada dasarnya konsentrasi operasional hotel berpatokan pada

tamu. Hotel sedapat mungkin memberikan pelayanan maksimal agar tamu

terpuaskan. Untuk membuat kepuasan tamu yang maksimal, tugas tidak dapat hanya

dibebankan kepada satu departemen saja. Masing-masing saling terkait dan saling

berhubungan. Bila hubungan ini tidak terjalin baik sudah dapat dipastikan

penyampaian pelayanan tidak akan berjalan baik dan terarah. Sugiarto (2004:10),

menyatakan :

1. Telephone Operator dengan Housekeeping Department meliputi masalah


status kamar, masalah room discrepancy (perbedaan status kamar), masalah
perpindahan kamar, masalah housekeeping lainnya.
2. Telephone Operator dengan Food & Beverage Department meliputi
pemesanan makan dan minum sesuai dengan tingkat hunian tamu,
pemesanan complimentery/amenities special request.
3. Telephone Operator dengan Engineering & Maintenace Department
meliputi penanganan working/memo order sehubungandengan kerusakan
yang terjadi pada alat-alat di Telephone Operator, penanggulangan bahaya
kebakaran, penanggulangan masalah kerusakan AC, informasi mengenai
kerusakan peralatan elektronika.
4. Telephone Operator dengan Accounting Department meliputi masalah
penagihan kredit tamu yang belum terbayar, masalah petty cash, masalah

Universitas Sumatera Utara


23

deposit box, masalah remitance of funds, penggajian bulanan yang


berhubungan dengan over time.
5. Telephone Operator dengan Security Department meliputi menjaga dan
mengawasi kamar tamu yang diduga akan skipper, melindungi barang-
barang milik tamu, karyawan, dan pengunjung, baik secara fisik ataupun
rohani.

Universitas Sumatera Utara


BAB III

GAMBARAN UMUM HOTEL GRAND ASTON YOGYAKARTA

3.1 Sejarah Hotel Grand Aston Yogyakarta

Tiba di Indonesia pada tahun 1997, Aston International yang dipimpin oleh

Charles Brookfield yang awalnya berkonsentrasi pada hotel pusat kota, apartemen

dan manajemen properti. Berpegang pada keyakinan Aston International dalam

manajemen perubahan. Aston International merupakan perusahaan pertama di

Indonesia yang mendefinisi ulang konsep service dapartment menjadi hotel harian

dan fasilitas tinggal lama. Sebuah strategi yang mendefinisikan kembali industry

serviced apartment. Dari saat kedatangan saat keberangkatan, tamu sadar dan tidak

sadar sudah diperkenalkan kesebuah resort atau vila pengalaman liburan yang telah

dipikirkan dengan matang dan cermat. Konsep tersebut di rencanakan untuk

memberi mereka rasa kenyamanan, keseluruhan kebahagiaan dan kesejahteraan

selama mereka tinggal.

Aston International memindahkan kantor pusatnya ke Jakarta pada tahun

2000 untuk sepenuhnya berkonsentrasi pada pembangunan di Indonesia dan Asia

Tenggara. Aston International telah berkembang menjadi salah satu perusahaan

manajemen perhotelan terkemuka di Indonesia dengan kehadiran tumbuh disemua

sector industry dan masa depan rencana untuk ekspansi ke kota-kota Asia lainnya.

Dengan rekam jejak yang terbukti sukses, sikap positif dan ambisi tidak pernah

berakhir. Menjadikan aston sebagai pilihan perusahaan manajemen perhotelan di

Asia Pasifik-masa depan.

24

Universitas Sumatera Utara


25

Salah satu cabangnya terdapat di kota Yogyakarta, Hotel Grand Aston

Yogyakarta Berdiri didekat jalan legendaris di kota Yogyakarta, hotel tersebut

dibangun dengan gaya tradisional modern dengan gaya arsitektur yang indah dan

unik. Desain bangunannya yang unik menjadikan Hotel Grand Aston Yogyakarta

berbeda dari bangunan – bangunan hotel yang ada di kota Yogyakarta.

Hotel Grand Aston Yogyakarta berdiri pada tanggal 21 Desember 2011 dan

diresmikan langsung oleh Gubernur Yogyakarta Hamengkubuwono IX. Hotel

Grand Aston Yogyakarta merupakan Hotel Aston kedua di Indonesia, yang

dipersiapkan untuk mengikuti kesuksesan Aston sebelumnya yaitu Grand Aston

Medan. Hotel grand Aston Yogyakarta mempunyai visi, menjadi hotel pilihan

terbaik di kota Yogyakarta, yang siap dan tanggap terhadap segala persaingan, yang

mana dalam seluruh kegitanya senantiasa memperhatikan keinginan dan kebutuhan,

serta kepuasan pelanggan dengan cara meningkatkan mutu dan pelayanan yang

terbaik. Dengan Misi menjadikan Hotel Grand Aston Yogyakarta sebagai market

leader pada tahun 2013, meningkatkan standarisasi produk dan pelayanan

memperkuat penetrasi pasar dengan cara meningkatkan kualitas dan kuantitas serta

aktif melakukan inovasi atas product packages, menciptakan customer loyality

bukan customer service, focus pada pemantapan diri sendiri serta selalu

meningkatkan sikap saling memiliki dan saling membutuhkan antara pengusaha,

pekerja dan customer.

Universitas Sumatera Utara


26

3.2 Profil Hotel Grand Aston Yogyakarta

Hotel Grand Aston Yogyakarta merupakan hotel & convention center

internasional bintang 5 dengan 9 lantai yang mengagumkan. Berada di Jalan Urip

Sumoharjo yaitu jalan yang menjadi salah satu pusat pertokoan dan keramaian kota

Yogyakarta. Hotel Grand Aston Yogyakarta juga berdekatan dengan Galeria Mall

yang terkenal tepat di pusat perbankan dan perkantoran. Selain itu hal menarik

lainnya yaitu Hotel Grand Aston Yogyakarta berdekatan dengan Jalan Malioboro

yang legendaris dan buruan para wisatawan. Berlokasi di jalan urip sumoharjo yang

belum lama didirikan, yakni Berdiri pada tanggal 21 Desember 2011 yang berada di

bawah naungan Archipelago Internasional Group. Hotel Grand Aston Yogyakarta

memiliki 141 kamar dengan 3 kamar Suite yang bertemakan desain Javanese,

Chinoseries dan Western dan 1 kamar Presidential Siute dengan tema Majapahit.

Selain itu, untuk restaurant terdapat Saffron Restaurant yang cita rasanya masih

diakui dikalangan masyarakat Yogyakarta. Terdapat Cassia Lobby Lounge yang

berada di lantai Ground Floor, kemudian terdapat Cinamoon Poolbar yang berada di

lantai 2 tepatnya di dekat pool dan spa yang bernama Pejamata Spa, kemudian yang

tak kalah menarik ada sky dinning terbuka yang bernama Vanilla Sky Lounge yang

menyediakan makanan ala mexico fusion. Hotel Grand Aston Yogyakarta ini terdapat

pula Steak house Holycow dan Madam Tan restaurant yang berada di lantai ground

floor tepatnya di garden Hotel Grand Aston Yogyakarta. Hotel ini adalah Green

Hotel yakni hotel bebas dari asap rokok sehingga semua ruangan kamar dibebaskan

dari asap rokok. Jadi setiap tamu yang menginap di hotel ini tidak diperkenankan

merokok di dalam kamar, toilet, koridor ataupun guest lift. Jika ada tamu yang

Universitas Sumatera Utara


27

melanggar peraturan ini akan mendapat denda sebesar Rp.2.000.000. Akan tetapi

untuk tamu yang memang sangat ingin sekali merokok tidak perlu khawatir karena

hotel ini juga tetap mnyediakan area khusus merokok (smoking area) yakni didaerah

pool yang berada dilantai dua, dilantai satu smoking room, di safron restaurant diarea

smoking room dan dilobby luar untuk smooking area

.
1. Klasifikasi Hotel

Hotel Grand Aston Yogyakarta dapat dikategorikaan berdasarkan beberapa

klasifikasi sebagai berikut :

1. Berdasarkan komponen harga kamar (Plan). Komponen harga kamar Hotel

Grand Aston Yogyakarta digolongkan sebagai Continental Plan karena

dimana harga kamar hotel ini sudah termasuk dengan sarapan pagi.

2. Berdasarkan ukuran (Size). Hotel Grand Aston Yogyakarta memiliki 287

kamar sehingga hotel ini disebut sebagai hotel menengah (Above Average

Hotel) yaitu hotel yang mempunyai lebih dari 100 kamar dan kurang dari

300 kamar. Kamar-kamar tersebut dibagi-bagi sesuai dengan tipe kamarnya,

yaitu : Superior Rooms, Deluxe Rooms, Suite Rooms, Presidential Suite.

3. Berdasarkan lokasi. Hotel Grand Aston Yogyakarta terletak diperkotaan

maka hotel ini tergolong sebagai City Hotel.

4. Berdasarkan lamanya buka. Hotel Grand Aston Yogyakarta tergolong

kedalam jenis hotel All Year Around yang merupakan hotel yang beroperasi

sepanjang tahun.

Universitas Sumatera Utara


28

5. Berdasarkan fasilitas dan tingkat pelayanan. Hotel Grand Aston Yogyakarta

termasuk ke dalam hotel ekonomis berbintang lima (economy class

hotel/limited service hotel) karena hotel tersebut memiliki segmentasi pasar

bisnis yang spesifik. Selain akomodasi hotel ekonomis hotel ini juga

menawarkan layanan reservasi, restoran umum, fasilitas pertemuan, televisi,

personal komputer, valet dan laundry serta menyediakan transportasi dari

bandar udara dan sebaliknya.

6. Berdasarkan jenis tamu menginap. Hotel Grand Aston Yogyakarta termasuk

kedalam hotel bisnis (Business Hotel) yang merupakan hotel yang

dirancang untuk para usahawan dan Tourist hotel yaitu hotel untuk tamu

yang menginap berupa wisatawan, baik domestik maupun luar negeri

7. Berdasarkan lama tamu menginap. Hotel Grand Aston Yogyakarta

termasuk Residential Hotel yang merupakan hotel yang dimana para

tamunya menginap untuk jangka waktu lama lebih dari 1 minggu.

3.3 Fasilitas Hotel Grand Aston Yogyakarta

Adapun fasilitas yang dimiliki oleh Hotel Grand Aston Yogyakarta adalah sebagai

berikut :

1. Kamar Hotel Grand Aston Yogyakarta memiliki 141 kamar. Adapun jenis-

jenis kamar tersebut ialah :

1. Superior Room memiliki luas 28 m2 dengan ukuran tempat tidur King

Size dan Double (twin) sebanyak 84 kamar.

Universitas Sumatera Utara


29

2. Deluxe Room Adalah jenis kamar yang sama dengan superior room,

hanya saja yang membedakana ialah ukurannya yang lebih besar yaitu 30

sq meter sebanyak 53 kamar.

3. Suite Room di Hotel Grand Aston Yogyakarta terdapat 3 jenis kamar suite

yaitu Javanese Suite Room, Western Suite Room dan Chinoseries Suite

Room. Tipe kamar ini mengusung desain interior sesuai namanya masing-

masing. Berukuran 94 m2 dengan fasilitas yang hampir sama dengan

deluxe dan superior. Yang membedakan hanyalah kamar tipe ini ini sudah

dilengkapi dengan bath tub dan view yang langsung mengarah ke Merapi

Mountain.

4. Majapahit Presidensial Suite memiliki luas 128 m2. Dengan desain

interior yang megah dan elegan.

2. Room Service berusaha untuk melayani pemesanan makanan dan minuman

kekamar-kamar tamu dengan operasional selama 24 jam. Dalam setiap kamar

tersedia Room Service Menu sehingga tamu dapat memilih makanan sesuai

dengan selera.

3. Saffron Restaurant adalah salah satu restoran di Hotel Grand Aston

Yogyakarta. Terletak di Lobby dengan kapasitas 200 kursi. Saffron Restaurant

menyediakan A’la carte menu breakfast dan Dinner. Waktu operasional mulai

pukul 06.00-23.00.

4. Cassia Lobby Lounge merupakan sebuah tempat untuk menikmati berbagai

jenis cake, cheese dan ice cream. Berada di daerah lobby.

Universitas Sumatera Utara


30

5. Cinamon Pool and Bar adalah kolam renang dan bar yang terletak di second

floor. Cinnamon pool and Bar ini didesain berdekatan agar tamu yang datang

ke pool dapat bersantai dan menikmati coffee, tea dan menu lain yang

disediakan bar tanpa harus beranjak ketempat lain.

6. Pejamata Spa adalah salah satu spa yang terdapat di Hotel Grand Aston

Yogyakarta. Menawarkan perawatan spa dengan para terapis yang sangat

terlatih untuk memberikan perawatan bagi tamu hotel khas bintang 5.

Beroperasi dari pukul 08.00-22.00.

7. Health Center adalah pusat kebugaran (Health Center) dilengkapi dengan

peralatan olahraga terbaru dari life fitness. Beroperasi dari pukul 06.00 –

22.00.

8. Vanila Sky Lounge adalah salah satu restoran Hotel Grand Aston Yogyakarta

yang terletak dilantai teratas. Dilengkapi dengan makanan khas mexico dan

pemandangan yang indah menambah nuansa modern dan kenyamanan para

tamu yang datang. Beroperasi dari pukul 11.00 – 23.00

9. Bussiness Center berlokasi di ground floor tepat di hadapan cassia lobby

lounge. Dilengkapi dengan peralatan kantor lounge dan akses internet.

10. Meeting Room di Hotel Grand Aston Yogyakarta terdiri atas empat Meeting

Room yang menambah nuansa mewah hotel ini. Ke empat meeting room ini

didesain sesuai dengan nama masing-masing meeting room. Berkapasitas 300

orang dilengkapi dengan audio visual dan koneksi internet yang cepat

disetiap ruangan rapat.

1. Edelweis : 50 kursi

Universitas Sumatera Utara


31

2. Orchid : 50 kursi

3. Crysantium : 100 kursi

4. Tulip : 100 kursi

Fasilitas yang ada pada setiap meeting room :

1. CD/DVD Player

2. Coffee break

3. Dekorasi

4. Flipchart

5. Hiburan music

6. Kolam renang terbuka

7. Layar proyektor

8. Makan malam/siang

9. Mesin foto copy

10. Michrophones

11. Proyektor LCD

12. Sound system

11. Fasilitas Lainnya

Adapun fasilitas lain yang di sediakan oleh Hotel Grand Aston Yogyakarta

adalah:

1. 24 jam layanan concierge

2. 24 jam pelayanan makanan dalam kamar (In Room Dining)

3. 24 jam layanan laundry and dry cleaning

4. Layanan pengiriman surat

Universitas Sumatera Utara


32

5. Layanan paket dan kurir

6. Koran di lobby dan restaurant

7. Layanan business center 24 jam

3.4 Struktur Organisasi Hotel Grand Aston Yogyakarta

Struktur sebuah organisasi meupakan gambaran daftar posisi manajemen dalam

sebuah organisasi. Sebagaimana diketahui, bahwa hotel harus dapat menyajikan

pelayanan-pelayanan baik kamar, minuman, telepon, cucian dan lain-lain. Pelayanan-

pelayanan harus dilaksanakan oleh karyawan yang berbeda-beda, dengan kemampuan

khusus untuk mengkoordinasikan pelayanan-pelayan yang diberikan kepada tamu.

Struktuk organisasi yang baik akan menmberikan dampak yang baik bagi

kelangsungan kinerja hotel. Disetiap organisasi akan ada pimpinan tertinggi yang

akan mengoperasikan tugas besar dan mengatur kinerja bawahanya. Hal ini begitu

penting mengingat banyaknya pekerjaan yang ada di hotel. Adanya pimpinan akan

membuat setiap karyawan mengetahui tugas masing-masing.

Berikut merupakan bagan struktur organisasi yang berlaku di Hotel Grand Aston

Yogyakarta :

Universitas Sumatera Utara


33

Bagan Struktur Organisasi Hotel Grand Aston Yogyakarta

Executive
Asst
Manager

Room F&B Accounting Engineering Marketing Purchasing


Division Divisi
on

Reservation
Food F&B
Houseke Product Service
Front
eping Office

Bar
Floor Reception
Section
Restaurant
Reservation
Public
Area Room Service

Telephone
Operator
Linen
Cashier
Section
Cashier

Sumber : HRD Hotel Grand Aston Yogyakarta.

Universitas Sumatera Utara


34

3.5 Section (bagian) yang ada di Front Office Department Hotel Grand Aston

Yogyakarta

Departemen Front Office adalah bagian terpenting dari sebuah hotel, karena

merupakan jantung hotel. Jika bagian Front Office mampu menjalankan tugas dan

tanggung jawab dengan baik akan berdampak bagi departemen lain di dalam hotel.

Adapun section yang ada di Front Office Department Hotel Grand Aston Yogyakarta

antara lain :

1. Front Desk Section (Resepsionis) bagian front desk adalah bagian depan yang

ada di bagian ground hotel/Lobby hotel. Bagian Front Office/resepsionis harus

memiliki penampilan yang menarik namun tidak berlebihan, memberikan

senyum dan sapaan yang ramah kepada setiap tamu yang datang. Di bagian ini

juga setiap tamu melakukan proses check in/check out.

2. At your Service (Operator) section adalah bagian dimana setiap orang dapat

menanyakan informasi tentang hotel. Ataupun setiap tamu dapat menelepon

untuk menanyakan atau meminta sesuatu yang diperlukan selama menginap di

hotel.

3. Concierge Section berfungsi untuk menyambut tamu yang baru datang dan

masuk ke dalam hotel untuk check in ataupun tamu-tamu untuk check out dan

menawarkan setiap bantuan terhadap tamu seperti membawakan tas mereka.

Concierge juga berperan terhadap semua urusan tentang koran yang masuk

dan mendata setiap tamu yang meminta koran untuk diantarkan ke kamar

tamu, vallet sevice, membantu dalam proses penitipan barang tamu di

concierge store, luggage up dan luggage down, memberikan informasi

Universitas Sumatera Utara


35

seputar hotel kepada tamu, memberikan free voucher parking. Concierge

Section menaungi Bell man, Airport Representative dan Doorman atau

Doorgirl.

4. Guest Relation Officer merupakan bagian dari front office yang pekerjaanya

hanya diperuntukkan untuk tamu VIP. Guest Relation memiliki fungsi sebagai

jembatan antara tamu dengan pihak hotel. Oleh karena itu, Guest Relation

Officer membutuhkan seseorang yang mampu berkomunikasi dengan baik

dengan semua orang. Berikut merupakan bagan struktur organisasi yang

berlaku pada Front Office Department di Hotel Grand Aston Yogyakarta :

Universitas Sumatera Utara


36

Bagan Struktur Organisasi Front Office Department Hotel Grand Aston

Yogyakarta

Duty Guest Relation


Manager Manager

Front Office
Supervisor

Telephone Bell Captain


Guest Guest
Service Relation Operator
Attendant Officer

Bus Bell
Driver Driver

Sumber : HRD Grand Aston Yogyakarta.

Universitas Sumatera Utara


BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Etika Telephone Operator di Hotel Grand Aston Yogyakarta

Ketika penulis melaksanakan PKL (Praktek Kerja Lapangan) di Hotel Grand

Aston Yogyakarta, penulis ditempatkan di Front Office Department khususnya

sebagai Telephone Operator. Selama penulis melaksanakan PKL di Hotel Grand

Aston Yogyakarta, penulis mengamati bahwa etika seorang telephone operator dalam

memberikan pelayanan kepada para tamu sangat berpengaruh bagi operasional hotel.

Etika telephone operator ini mencakup tentang etika menerima telepon, etika

berbicara saat bertelepon, adanya penggunaan bahasa yang baik dan benar dan

pemakaian alat-alat telepon dengan baik. Semua hal tersebut dilakukan oleh penulis

saat melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di Hotel Grand Aston Yogyakarta.

Penulis mengamati bahwa seorang telephone operator harus memiliki

keterampilan dalam menggunakan nada suara saat bertelepon, karena tamu yang

dihadapi berbeda-beda setiap harinya. Tindakan ini bertujuan untuk memberikan

pelayanan terbaik kepada tamu hotel dan meningkatkan operasional hotel. Penulis

juga mengamati bahwa telephone operator merupakan sumber informasi hotel bagi

para tamu yang menelepon. Jadi semakin baik cara kerja telephone operator dalam

menyampaikan informasi baik kepada tamu dan pegawai hotel, semakin baik

operasional hotel serta meningkatnya kepuasan tamu.

37

Universitas Sumatera Utara


38

4.1.1 Etika Telephone Operator dalam Menerima Telepon

Etika seorang telephone operator dalam hotel harus memiliki prosedur demi

tercapainya pelayanan yang diinginkan, semakin baik dan tepat telephone operator

dalam menerima telepon di hotel semakin tinggi nilai lebih sebuah hotel. Etika

bertelepon yang baik akan membuat setiap penelepon merasa dihargai dan dihormati.

Hal tersebut sudah termasuk dalam metode menikmati pelayanan. Etika bertelepon ini

tidak hanya bagi tamu hotel saja, melainkan bagi petugas yang berada di hotel. Jadi,

peningkatan pelayanan yang terjadi tidak hanya dirasakan oleh tamu tetapi rekan

kerja juga. Di Hotel Grand Aston Yogyakarta, etika bertelepon ini sangat penting

dipergunakan mengingat jumlah tamu yang mau menginap terbilang banyak.

Menerima telepon tidak hanya semata-mata berbicara melalui via telepon, melainkan

telephone operator harus mampu memberikan kesan bahwa telephone operator

sedang bertatap muka pada saat bertelepon. Tidak ada jarak antara si penelepon

dengan pihak hotel. Kita memberikan kesan bahwa kita akan siap membantu dan

memberikan informasi yang baik seputar hotel sebanyak mungkin. Hal tersebut akan

membuat pelanggan hotel merasa dihargai dan nilai pelayanan mampu tersalurkan

melalui cara tersebut. Adapun etika yang harus dilakukan telepon operator di Hotel

Grand Aston Yogyakarta :

1. Etika telephone operator dalam menerima telepon di Hotel Grand Aston

Yogyakarta :

1) Usahakan memegang gagang telepon dengan baik. Hal ini penting untuk

menghindari suara yang tidak jelas didengar oleh tamu. Perhatikan jarak

telepon jangan terlalu jauh ataupun terlalu dekat dengan mulut.

Universitas Sumatera Utara


39

2) Usahakan nafas tidak terdengar seperti mengendus. Hal ini guna untuk

kenyamanan lawan bicara.

3) Ucapkan standart greeting Hotel Grand Aston Yogyakarta seperti Good

afternoon, thank you for calling Grand Aston Yogyakarta, My name is

(sebutkan nama anda), how may I assist you ?

4) Jangan lupa menanyakan identitas penelepon dengan kalimat, mohon

maaf bapak/ibu ini dengan bapak/ibu siapa saya berbicara ?.

5) Menggunakan smilling voice selama berbicara dimulai dari awal sampai

diakhir pembicaraan.

6) Selama pembicaraan jaga kecepatan berbicara pitch control agar

penelepon dapat mendengar suara dengan jelas.

7) Simak sebaik-baiknya pesan atau kalimat yang disampaikan lawan bicara.

Jangan memotong pembicaraan lawan bicara. Siapkan alat tulis untuk

mencatat hal penting selama bertelepon dengan lawan bicara.

8) Jika kurang mengerti diperbolehkan melontarkan pertanyaan kembali.

9) Simpulkan hal-hal penting sepanjang pembicaraan sebelum mengakhiri

pembicaraan.

10) Akhiri pembicaraan dengan pertanyaan ’’ apakah ada lagi yang bisa kami

bantu’’? atau ada hal-hal penting yang terlewatkan untuk disampaikan.

Bila tidak ada jangan lupa ucapkan terimakasih dan jangan lupa ucapkan

juga salam. Jangan menutup telepon lebih dahulu ini menghindari adanya

hal penting yang mungkin belum disampaikan selama pembicaraan. Hal

Universitas Sumatera Utara


40

lain yang mungkin terjadi ketika lebih dahulu menutup telepon adalah

tamu merasa tidak dihargai dan terkesan tidak sopan.

11) Letakkan kembali telepon ketempat semula tanpa membanting atau

meletakkannya disembarang tempat.

2. Etika berbahasa yang baik saat menerima telepon oleh Telephone Operator di

Hotel Grand Aston Yogyakarta. Etika berbahasa yang baik menjadi salah satu

kunci dalam memberikan informasi bagi tamu. Etika berbahasa yang baik

akan membuat setiap orang yang mendengar pembicaraan kita mengerti

maksud kita. Seorang telephone operator di Hotel Grand Aston Yogyakarta

diharuskan menggunakan bahasa yang sopan dan formal. Penggunaan bahasa

ini bertujuan untuk memberikan perasaan nyaman dan dihargai kepada setiap

tamu yang menelepon pihak hotel. Penggunaan bahasa yang tepat pada

porsinya kepada tamu yang membutuhkan informasi akan tersampaikan

dengan baik. Penggunaan bahasa yang digunakan bagian Telephone operator

di Hotel Grand Aston Yogyakarta harus sesuai standart greeting yang sudah

ada. Selama menelepon haruslah bahasa yang sopan. Dimulai dari saat

pertama kali menerima telepon, yaitu penggunaan standart greeting,

dilanjutkan dengan pembicaraan menggunakan tata bahasa yang baik dan

terpola. Ini bertujuan untuk memberikan kesan pengertian telephone operator

kepada tamu yang menelepon.

3. Intonasi Suara Telephone Operator dalam menerima telepon di Hotel Grand

Aston Yogyakarta suara yang enak di dengar, meskipun melalui telepon

dapat menampilkan senyum kepada lawan bicara kita. Penelepon tentu dapat

Universitas Sumatera Utara


41

membedakan apakah kawan yang diajak bicara melalui telepon itu sedang

dalam keadaan senang, bahagia, sedih, kecewa atau marah berdasarkan

suaranya. Dalam ungkapan bahasa inggris yang berbunyi ‘’Voice with a

smile’’. Bila kita berbicara dengan senang hati, hal itu akan tercermin dalam

nada suara kita. Dalam bertelepon, suaralah yang menjadi satu-satunya wakil

kita dalam berkomunikasi. Oleh karena itu, hendaknya kita dapat

memanfaatkan keampuhan suara kita dengan sebaik-baiknya. Ada beberapa

hal yang dilakukan Telephone Operator di Hotel Grand Aston Yogyakarta

dalam hal intonasi suara yaitu :

1) Saat menerima telepon, Telephone Operator diharapkan menggunakan

suara secara wajar.

2) Saat menerima telepon, Telephone Operator diharapkan untuk tidak

berbicara terlalu keras atau pelan. Intonasi suara jangan terlalu cepat

atau terlalu lambat.

3) Saat menerima telepon, Telephone Operator diharapkan tidak

mengeluarkan intonasi nada keras seperti berteriak ataupun menggerutu.

4) Saat menerima telepon, Telephone Operator diharapkan berbicara

dengan nada-nada koma, bukan nada titik.

4.1.2 Uraian Tugas Telephone Operator di Hotel Grand Aston Yogyakarta

Telephone Operator memiliki tugas sebagai pemberi informasi pada setiap

tamu atau karyawan hotel setiap harinya. Oleh karena itu, petugas telephone operator

harus mampu bekerja dengan maksimal demi tercapainya pelayanan dan operasional

Universitas Sumatera Utara


42

hotel yang baik dan maksimal. Hotel Grand Aston Yogyakarta beroperasi 24 jam

non-stop setiap harinya. Oleh karena itu, setiap karyawan dituntut untuk bekerja

profesional sesuai waktu dan section masing-masing. Uraian tugas Telepon Operator

di Hotel Grand Aston Yogyakkarta. Secara umum, telepon operator mempunyai

tugas sebagai berikut :

1. Mengenai sambungan luar dan dalam hotel. Dalam hal ini staff telepon operator

dituntut untuk menguasai sistem operasional peralatan yang digunakan sebelum

menerima atau membuat panggilan telepon.

2. Menerima dan menyampaikan pesan merupakan tugas dari telepon operator.

Para penelepon yang menelepon ke hotel umumnya akan menitipkan pesan

pada telepon operator apabila orang yang dihubunginya tidak ada ditempat.

Tugas telepon operator adalah menerima pesan tersebut secara akurat dan

menyampaikan secepat mungkin, kesalahan dalam menerima dan

menyampaikan pesan dapat mengecewakan tamu. Dalam hal ini dibutuhkan

keahlian dan keterampilan terutama mendengarkan pesan-pesan dari orang

yang berbeda dengan berbagai macam jenis suara dan perilaku. Pada dasarnya

didalam menerima pesan harus memperhatikan beberapa hal sebagai berikut :

1) Mengulang pesan adalah wujud perhatian secara seksama terhadap apa

yang disampaikan oleh orang yang meninggalkan pesan. Dengan

mengulang pesan maka akan meminimalkan kesalahan yang mungkin

akan terjadi

Universitas Sumatera Utara


43

2) Memahami pesan dengan penegasan merupakan cara aktif penerima

telepon terhadap lawan bicara untuk menegaskan pesan yang disampaikan.

Penegasan dapat dilakukan dengan mengarahkan pembicaraan secara

positif dengan kalimat lain yang memiliki makna yang sama. Jika lawan

bicara mengatakan bukan itu maksutnya, berarti ada pemahaman yang

perlu dikoreksi

3) Mencatat pesan yang disampaikan oleh tamu dengan mencantumkan

Pencatatan tanggal, waktu penerimaan pesan dan identitas yang

meninggalkan pesan. Hal ini berguna untuk lebih akurat menyampaikan

kembali pesan kepada orang yang bersangkutan

3. Melayani Wake up call merupakan tugas telephone operator dalam

meningkatkan pelayanan. Dalam tugas melayani wake up call atau

membangunkan tamu, bisa dilakukan secara otomatis dengan cara

memprogram pada PABX (Privat Automatic Branch Excange) atau dengan

cara manual. Membangunkan tamu secara manual dilakukan apabila tamu

belum menjawab wake up call, jika tamu tidak menjawab maka kita harus

membangunkan dengan cara menelepon kekamar tamu maksimal diulang 2

kali. Biasanya jika tamu meminta untuk dibangunkan pasti mempunyai sesuatu

hal penting yang akan dilakukan. Untuk menghindari kesalahan waktu

membangunkan tamu, telepon operator harus mencatat waktu yang diminta tamu

untuk wake up call, nomer kamar tamu, dan tidak lupa untuk mencatat waktu

pada saat request wake up call, dan menulis nama yang set up wake up call.

Tempat untuk mencatat wake up call disebut dengan wake up call sheet.

Universitas Sumatera Utara


44

Pekerjaan seorang telephone operator setiap harinya tidak terlepas dari

menerima telepon. Setiap tamu yang memerlukan bantuan baik tentang

fasilitas atau informasi seputar hotel, tidak terlepas dari peran telephone

operator. Bagian telephone operator memiliki tugas yang mencakup sebagian

besar kegiatan yang terjadi di hotel setiap harinya. Oleh karena itu, setiap

pekerjaan dan informasi dari telephone operator akan berdampak pada baik

tidaknya operasional hotel. Terdapat beberapa pembagian waktu kerja yang

berlaku di Hotel Grand Aston Yogyakarta terbagi atas 3 shift, yakni shift pagi

(mulai dari pukul 07.00) middle shift (11.00) dan shift sore (mulai dari pukul

03.00). Pada telephone operator terdapat 3 pembagian waktu kerja yaitu :

1. Morning shift (Pukul 07.00-15.00)

Pekerjaan yang harus dilakukakan seorang telephone operator setiap

paginya adalah sebagai berikut :

1) Menyalakan server musik untuk area lobby dan ground floor

2) Mentransfer atau mengambil alih telepon yang sebelumya

disambungkan kebagian front desk

3) Mengambil log book dan wake-up call sheet di front desk

Membaca log book sebelum memulai pekerjaan sangat diperlukan

seorang telephone operator. Karena setiap pesan penting dari shift

sebelumnya selalu dicatat dibuku ini. Selain itu memeriksa wake-up

call sheet sangatlah penting. Jika sebelumnya wake up call tidak

Universitas Sumatera Utara


45

terjawab bisa dilakukan dengan menelepon tamu kembali, dan

memberitahukan informasi tentang wake up call tersebut.

4) Memeriksa semua Tv channel, untuk memastikan semua channel

yang ada terpasang dan tayang dengan baik.

5) Menyalakan komputer, mengganti dan menginformasikan jadwal

Manager On Duty untuk setiap harinya.

6) Menerima telepon dari tamu baik untuk mencari informasi atau

memesan kamar hotel atau biasa disebut dengan incoming call and

out going call.

7) Memeriksa guest massage, incognito guest, occupancy, estimate

arrival, estimate departure dan event for today,

8) Melakukan Courtesy call morning. Seorang telephone operator

setiap paginya harus melakukan Courtesy call morning kepada setiap

tamu hotel yang akan check-out setiap harinya. Courtesy call

morning ini bertujuan untuk memastikan kepada setiap tamu bahwa

hari ini adalah tanggal check-out atau mungkin akan memperpanjang

hari menginap tamu tersebut di hotel. Selain itu courtesy call

morning ini juga bertujuan untuk memberitahukan informasi kepada

tamu tentang jam check-out hotel, menanyakan tamu tentang

transportasi kepulangan dan menawarkan bantuan bellboy untuk

menjemput barang bawaan tamu ke lobby. Harus dipastikan bahwa

telephone operator melakukan tugas tersebut dengan benar tanpa

membuat tamu merasa terganggu atau tersinggung.

Universitas Sumatera Utara


46

9) Mencatat hal-hal penting di log book sebagai pedoman sewaktu

pertukaran shift.

2. Middle shift dari (Pukul 11.00-18.00)

1) Membantu shift pagi dalam menangani permintaan tamu hotel, tamu

yang sekedar meminta infomasi dan karyawan hotel. Petugas telepon

operator ini akan mencatat dan menyampaikannya ke bagian terkait

2) Melayani permintaan sambung telepon baik untuk area lokal, luar

dan internasional.

3) Memberi pelayanan informasi kepada tamu hotel baik informasi

tentang dalam atau luar hotel. Memberikan informasi penting kepada

tamu yang menanyakan keterangan tentang hotel melalui jasa telepon

4) Mengisi informasi penting ke log book sebagai pedoman pada

pergantian shift selanjutnya

3. Evening Shift (Pukul 13.00-23.00)

1) Membaca log book untuk memastikan semua informasi penting

dapat terlaksana dari shift sebelumnya

2) Menangani incoming call dan out going call

3) Melayani permintaan sambung telepon baik untuk area lokal, luar

dan internasional

4) Memeriksa tv chanel kembali untuk memastikan semua siaran

terpasang dengan baik dan tidak ada gangguan untuk satu chanel tv.

5) Melaksanan Courtesy call evening. Selain courtesy call morning

yang harus dilakukan seorang telephone operator, terdapat satu

Universitas Sumatera Utara


47

Courtesy call yang harus dilaksanakan oleh telephone operator.

Berlangsung dari jam 19.00 sampai 19.30 setiap harinya. Pengaturan

jam ini dilakukan agar setiap tamu tidak merasa terganggu pada saat

telephone operator melakukan courtesy. Coutesy call evening ini

adalah kegiatan menanyakan kepada tamu tentang kenyamanan

kamar, kelengkapan fasilitas, kekurangan atau keluhan tamu selama

menginap, wake-up call untuk besok harinya, pengantaran koran ke

kamar tamu, bahkan kebutuhan tamu saat akan check out besok

harinya. Coutesy call ini ditujukan kepada tamu yang besoknya akan

melakukan check out dari hotel. Telephone operator harus

memastikan setiap tamu yang sudah ditelepon menndapatkan

pelayanan dan fasilitas yang baik. Setiap permintaan tamu saat

bertelepon dicatat di note book untuk nantinya dimasukkan ke

courtesy call report. Jika pada saat courtesy call tamu memiliki

permintaan, maka telephone operator harus segera menyampaikan ke

bagian terkait.

6) Membuat Courtesy Call Report dilakukan setelah melakukan

courtesy call evening. Telephone operator harus membuat report dari

setiap tamu yang sudah ditelepon setiap harinya. Report ini berisikan

tentang nama tamu, tanggal check in/check out tamu, alamat

email/nomor telepon, guest request, kepada siapa request tamu

disampaikan, keluhan tamu dan jam pelaksaan courtesy call. Report

yang sudah diisi ini berguna untuk memastikan setiap fasilitas hotel

Universitas Sumatera Utara


48

sudah terlengkapi, tamu yang menginap mendapatkan kenyamanan

dan kepuasan dan untuk memastikan setiap keluhan tamu dapat

ditangani secara langsung, kemudian meminimalisir setiap

kekurangan hotel dari waktu ke waktu.

7) Melayani Wake up call. Setiap tamu yang menginap di Hotel Grand

Aston Yogyakarta memliki latar belakang yang berbeda-beda. Tamu

yang datang bukan hanya untuk berwisata namun ada tamu yang

datang untuk keperluan bisnis, tamu tersebut membutuhkan bantuan

pihak hotel untuk membantu pemaksimalan waktu agar pekerjaan

bisnis dapat terlaksana. Hal tersebut kemudian memberikan ide

kepada pihak hotel untuk membuat wake up call sebagai sarana

pembantu bagi tamu hotel yang membutuhkan layanan

membangunkan dipagi hari atau pada saat dibutuhkan. Tamu yang

membutuhkan wake up call akan meminta kebagian front desk atau

telephone operator. Kemudian telephone operator akan menset-up

wake up call tersebut ke sistem komputer Hotel Grand Aston

Yogyakarta sesuai waktu yang ditentukan oleh tamu. Setelah semua

wake-up call sudah terpasang dengan baik, telephone operator akan

mengisi wake-up call sheet untuk memastikan semua wake up call

sudah terdaftar dan memberikan kebagian front desk.

8) Memastikan server musik sudah mati pada pukul 22.00 WIB untuk

area lobby dan ground floor

Universitas Sumatera Utara


49

9) Setelah semua pekerjaan selesai, telephone operator harus

memastikan bahwa telepon sudah di forward ke bagian front desk.

Komputer dan TV sudah dalam posisi mati. Mengantarkan wake-up

call sheet dan log book ke front desk.

4.1.3 Hubungan Petugas Telephone Operator dengan Departemen Lainnya

Pekerjaan setiap departemen yang ada di hotel terlaksana dengan baik karena

adanya hubungan yang baik dengan departemen lainnya. Hubungan baik ini akan

menciptakan kinerja yang baik dan operasional hotel yang berjalan lancar. Satu

departemen selalu berkaitan dengan departemen yang lain dalam setiap kegiatannya

termasuk Telephone Operator dalam menjalankan tugasnya. Adapun hubungan

petugas Telephone Operator dengan departemen lainnya adalah sebagai berikut:

1. Housekeeping

Hubungan Telephone Operator dengan housekeeping yakni dalam

mempersiapkan kamar yang akan dihuni oleh tamu, penyediaan permintaan

tamu berupa keperluan amenities yang diminta tamu secara mendadak,

ataupun melalui courtesy call yang dilakukan oleh operator.

2. Room Service

Adapun hubungan Telephone Operator dengan room service adalah

mempersiapkan makanan yang dipesan oleh tamu, mempersiapkan

perlengxkapan ameneties yang diminta tamu secara mendadak kemudian

mengahantarkannya ke kamar tamu tersebut.

Universitas Sumatera Utara


50

3. Concierge

Adapun hubungan Telephone Operator dengan Concierge adalah dalam hal

pengantaran dan penurunan barang bawaan tamu hotel, permintaan jumlah

koran, penanganan transportasi tamu dari hotel atau penjemputan dari

bandara menuju hotel, mengenai barang titipan tamu hotel dan penanganan

paket kiriman tamu hotel.

4. Engineering

Adapun hubungan Telephone Operator dengan engineering adalah dalam

hal memastikan atau mereparasi segala fasilitas yang ada didalam kamar

tamu, agar dapat digunakan oleh tamu selama menginap, menangani

kerusakan kerusakan peralatan yang ada di bagian Telephone Operator

5. Sekretaris GM (General Manager)

Adapun hubungan Telephone Operator dengan sekretaris GM adalah

memasatikan penjadwalan MOD (Manager On Duty) setiap harinya

berjalan sesuai daftar di dalam hotel.

6. Security

Adapun hubungan Telephone Operator dengan security adalah dalam hal

keamanan barang-barang yang ada di bagian Telephone Operator serta

penanganan mengenai paket kiriman tamu hotel.

4.2 Faktor Pendukung Telephone Operator di Hotel Grand Aston Yogyakarta

Universitas Sumatera Utara


51

Pekerjaan telephone operator di Hotel Grand Aston Yogyakarta memerlukan

beberapa faktor yang mendukung berjalannya operasional telephone operator dengan

baik. Faktor pendukung tersebut meliputi alat-alat pekerjaan di telephone operator,

pelayanan. Hal diatas dilakukan seorang telephone operator demi meningkatkan

pelayanan di Hotel Grand Aston Yogyakarta terkhusus Front Office Department.

Adapun faktor-faktor pendukungnya antara lain :

1. Faktor Peralatan

Peralatan merupakan faktor utama pendukung berjalannya tugas

Telephone operator di Hotel Grand Aston Yogyakarta. Seiring

berkembangnya teknologi, saat ini komunikasi lebih banyak mempergunakan

peralatan atau mesin komunikasi. Dengan memanfaatkan peralatan

komunikasi tersebut, diharapkan tugas telephone operator dalam berjalan

secara efisien dan efektif. Adapun peralatan yang digunakan telephone

operator antara lain :

1. Telephone merupakan alat telekomunikasi yang dapat mengirimkan

suara melalui sinyal listrik. Sebuah perangkat terdiri atas lima bagian

utama, diantaranya gagang telepon, dialing circuit, bel, microphone

speaker, kabel penghubung gagang dengan badan utama. Perangkat ini

digunakan untuk berkomunikasi jarak berjauhan, antara pihak luar dengan

telephone operator. Dengan adanya telepon sebagai sarana komunikasi

dapat memudahkan penyampaian informasi dari satu pihak ke pihak

lainnya tanpa harus memakan banyak waktu yang lama.

Universitas Sumatera Utara


52

2. PABX (Private Automatic Branch Exchange) adalah alat yang digunakan

di bagian telepon operator, alat ini berupa telepon yang terdiri dari

tombol-tombol serta dilengkapi dengan head set dan pengeras suara untuk

menerima sambungan telepon masuk atau melakukan sambungan keluar

hotel.

3. Komputer adalah salah satu alat di Telephone operator yang memiliki

fungsi yang tak kalah penting. Di zaman yang sudah canggih ini,

penggunaan komputer sangat penting karena komputer mempunyai

kelebihan dibandingkan dengan sistem manual atau semi otomatis.

Kelebihannya antara lain data yang ada lebih akurat, waktu penyimpanan

data yang lebih lama dan pengaksesan data yang lebih cepat. Sistem

operasional hotel, komputer yang digunakan banyak jenis nya tergantung

pada kebutuhan hotel, seperti contoh banyak hotel yang menggunakan

sistem Maxial, Fidelio/Micros, Hotel Pro, Realta, HIS, VHP.

4. HT (Handy Talking) adalah alat utama telephone operator saat

menghubungi karyawan atau staff yang sedang berada di lapangan atau

sedang tidak ada di ruangan.

5. Lobby audio panel adalah alat untuk mengatur, menghidupkan dan

mematikan background song di area lobby dan di area ground floor. Jam

penyalaan lobby audio panel pada pukul 07.00 sedangkan untuk

mematikannya pada pukul 22.30.

6. Televisi adalah peralatan yang digunakan oleh telephone operator untuk

mengecek setiap channel yang tersambung, karena semua panel televisi

Universitas Sumatera Utara


53

berada di ruangan telepon operator. Jika ada saluran yang hilang maka

segera untuk menghubungi pihak engineering untuk memperbaiki

permasalahan Tv channel tersebut.

7. Mesin Printer adalah salah satu peralatan yang digunakan telephone

operator dalam menyelesaikan tugas setiap harinya. Mesin printer

berguna dalam percetakan data yang di kerjakan oleh bagian telepon

operator yaitu formulir-formulir yang biasanya digunakan telepon

operator pada saat operasional.

8. Telephone Directory adalah kumpulan atau daftar telepon ekstensi di

dalam hotel maupun di luar hotel. Telephone directory juga berisi

ekstensi nomer staff seluruh department. Telephone directory ini

memiliki manfaat bagi telephone operator sebagai nomor acuan saat

melakukan peneleponan atau penyambungan telepon dengan

menggunakan ekstensi. Selain sebagai kumpulan daftar telepon,

telephone directory juga berisikan informasi-informasi penting baik

seputar hotel atau di luar hotel, yang biasanya ditanyakan oleh tamu

secara mendadak.

9. Internet Accsess berguna untuk mengakses internet jika ada informasi

yang belum diketahui dapat diakses melalui internet, contohya seperti

mencari alamat restoran atau nomer telepon yang belum ada di telepon

directory.

Universitas Sumatera Utara


54

10. Formulir yang biasa digunakan telephone operator saat melaksanakan

tugas setiap harinya. Formulir yang biasanya digunakan terdiri dari

Reservation form, Wake up call form, Guest request form, HT request

form, Out going call form, Channel TV form

2. Faktor Sumber Daya Manusia (SDM)

Selain peralatan yang harus memadai dan sesuai standart, faktor lain yang

harus dimiliki oleh telephone operator adalah Sumber Daya Manusia. Faktor

ini mempengaruhi tingkat hasil pekerjaan yang tercipta di telephone

operator. Sumber Daya Manusia yang dimaksud adalah pegawai yang

bernaung dalam telephone operator section. Seorang petugas telephone

operator yang dimaksud adalah:

1. Seorang petugas telephone operator yang memiliki keterampilan dalam

berbicara dan berkomunikasi sehingga mampu melaksanakan tugas dan

tanggung jawabnya yang dituntunt memberikan pelayanan komunikasi

dan pemberi informasi bagi setiap tamu.

2. Seorang petugas telephone operator yang memiliki keterampilan dalam

menggoperasikan peralatan telephone operator. Hal ini sangat

berpengaruh besar dalam pengoperasian kerja dalam telephone operator

sehingga pekerjaan lebih efisien dan berjalan lancar.

3. Seorang pertugas telephone operator yang memiliki kemampuan

berbahasa yang baik sehingga semua tamu yang menelepon ke hotel,

dapat dilayani dengan baik dan menerima informasi secara baik dan

benar.

Universitas Sumatera Utara


55

4. Seorang petugas telephone operator yang memiliki kemampuan

memberikan informasi yang baik sehingga setiap tamu yang menelepon

ke hotel, dapat menerima informasi yang benar tentang hotel.

5. Seorang petugas telephone operator yang memiliki jiwa melayani yang

kuat sehingga dapat memberikan pelayanan yang tulus. Seorang petugas

telephone operator yang mau melayanai tamu dengan baik akan

memberikan dampak positif bagi kinerja hotel.

4.3 Kendala dan Solusi yang Dihadapi Telephone Operator di Hotel Grand Aston

Yogyakarta

Hotel Grand Aston Yogyakarta pada dasarnya menciptakan serta menerapkan

prosedur dengan tujuan untuk mempermudah setiap kinerja hotel dalam kegiatan

operasional setiap harinya. Prosedur ini diberikan untuk menjadi pedoman serta

menghindari setiap kesalah pahaman. Baik diinternal sesama petugas hotel, petugas

hotel dengan tamu maupun tamu dengan sesama tamu. Akan tetapi, selama penulis

melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di hotel tersebut, penulis mengamati bahwa

masih adanya kendala yang sering dihadapi oleh penulis bersama rekan kerja penulis

selama ditempatkan di Telephone Operator setiap harinya dalam melaksanakan

prosedur. Adapun kendala yang sering dihadapi diuraikan sebagai berikut:

1. Informasi yang diberikan kepada telephone operator oleh departemen lain

kurang akurat. Keadaan ini membuat petugas telephone operator bekerja

ekstra dalam penyelesaian suatu masalah

Universitas Sumatera Utara


56

2. Jam check out tamu yang sering dilanggar oleh tamu membuat petugas

telephone operator kewalahan.

3. Ketika tamu hendak melakukan check in di Hotel Grand Aston Yogyakarta,

penulis mengamati masih adanya permasalahan mengenai kamar yang belum

ready untuk digunakan oleh tamu. Hal ini mengakibatkan tamu menjadi

merasa kesal dan mengeluh terhadap kinerja hotel.

4. Masih sering ditemukannya system penomoran kamar pada sistem telepon

yang keliru. Sehingga telephone operator kehilangan waktu kerja yang

lumayan lama.

5. Makanan yang di order oleh tamu kepada room service membutuhkan waktu

yang cukup lama yaitu sekitar 45 menit, sehingga mengakibatkan tamu sering

mengeluh akan hal tersebut kebagian telephone operator.

Adapun penanganan yang diterapkan oleh seorang Telephone Operator sebagai

tindakan dalam menghadapi setiap kendala adalah sebagai berikut:

1. Menanyakan secara lebih jelas dan secara detail kepada setiap departemen

yang memberikan informasi penting kebagian telephone operator

2. Memberikan penjelasan dan pengertian kepada setiap tamu yang

mengeluhkan ketidaknyamanan mereka.

3. Menyampaikan secara langsung kepada bagian terkait atas permasalahan yang

sedang terjadi di telephone operator sehingga dapat langsung ditanggulangi

Universitas Sumatera Utara


BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Hotel Grand Aston Yogyakarta merupakan salah satu hotel bintang *****

berskala internasional di kota Yogyakarta. Oleh karena itu semua section yang ada di

hotel harus berlaku professional dalam melakukan setiap tugasnya. Telephone

Operator adalah salah satu section yang memegang kendali setiap alur keluar masuk

informasi di dalam hotel. Oleh karena itu, Telephone Operator dituntut untuk

mempunyai etika yang baik guna meningkatkan pelayanan di Hotel Grand Aston

Yogyakarta. Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya,

penulis dapat mengambil kesimpulan antara lain :

1. Etika Telephone Operator di Hotel Grand Aston Yogyakarta memiliki peran

yang sangat besar dalam operasional hotel. Penggunaan etika yang baik dan

benar dalam menerima telepon, berbahasa dan intonasi suara mempengaruhi

tingkat pelayanan yang diberikan kepada tamu hotel. Etika telephone operator

dalam melayani sudah berjalan cukup lancar, namun peranan seorang

telephone operator harus semakin ditingkatkan demi tercapainya kepuasan

tamu yang maksimal.

2. Faktor pendukung Telephone Operator merupakan pendukung utama dalam

kelancaran operasional di telephone operator. Faktor tersebut meliputi

peralatan dan sumber daya manusia yang memadai. Operasional telephone

57

Universitas Sumatera Utara


58

operator dapat berjalan lancar apabila kedua faktor tersebut dapat saling

mengikat. Artinya, peralatan yang memadai harus meliputi pegawai

(pengguna) yang mampu menggunakan semua peralatan dengan baik dan

benar

3. Kendala yang dihadapi oleh petugas Telephone Operator di Hotel Grand

Aston Yogyakarta dalam melayani informasi telepon berasal dari tamu hotel

dan pegawai hotel. Hal ini disebabkan karena masih kurangnya pemahaman

tamu dan pegawai tentang etika menyampaikan informasi yang baik saat

bertelepon. Upaya yang dilakukan oleh petugas Telephone Operator di Hotel

Grand Aston Yogyakarta dalam menghadapi setiap kendala ketika melayani

penerimaan telepon pada dasarnya bertujuan agar memberikan pemahaman

kepada setiap tamu dan pegawai hotel tentang penyampaian setiap informasi

yang baik dan benar. Hal ini bertujuan agar operasional hotel dapat berjalan

lancar dan tamu merasa terlayani dengan maksimal

5.2 Saran

Adapun saran yang dapat penulis sampaikan dalam membantu kinerja pelayanan

Telephone Operator untuk meningkatkan pelayanan di Hotel Grand Aston

Yogyakarta adalah sebagai berikut :

1. Penyampaian informasi yang baik antara pegawai dengan sesama pegawai

akan meningkatkan keefektifan dalam bekerja. Jadi, perlu adanya peningkatan

kerja sama antara Telephone Operator dengan department yang bersangkutan

demi meningkatkan pelayanan yang diberikan

Universitas Sumatera Utara


59

2. Jam check-out tamu yang tidak tepat waktu akan berdampak pada kinerja

check-in tamu. Jadi, perlu adanya ketegasan lebih dari pihak hotel terhadap

setiap tamu yang tidak menaati peraturan yang berlaku, agar tamu yang lain

tidak merasa terganggu

3. Penomoran kamar yang salah pada sistem Telephone Operator akan

menganggu proses kerja telephone operator saat melakukan courtesy call.

Jadi, perlu adanya penanganan yang tepat waktu dari bagian yang terkait agar

kinerja hotel dapat berjalan lancar

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

Abdullah M. Yatimin, 2005. Pengantar Studi Etika. Jakarta: PT Rajagrafindo


Persada.

Sugiarto, Endar, 2004. Operasional Kantor Depan Hotel. Jakarta: PT Gramedia


Pustaka Utama.

Sugiarto, Endar, 2002. Psikologi Pelayanan Dalam Industry Jasa. Jakarta: PT


Gramedia Pustaka Utama.

Sujatno, Bambang, 2006. Hotel Courtesy. Yogyakarta: Andi.

Tarmoezi, Trizno, 2004. Profesional Hotel Front Liner: Visipro

60

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai