PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tempat wisata merupakan tempat untuk melepas penat dan pikiran. Di era
millenial ini, tempat wisata banyak sekali untuk ber-sua foto pengunjungnya, dan
tentunya akan di unggah ke sosial media. Tentunya banyak jenis pilihan tempat
Yogyakrta mempunyai berbagai tempat wisata yang lengkap, baik wisata alam,
wisata sejarah, wisata budaya, wisata pengetahuan, wisata kuliner, wisata belanja,
wisata kesenian, wisata ekonomi mikro, dan masih banyak lagi. Ditengah berbagai
cagar budaya yang sudah direvitalisasi pada 2016. Namun sayangnya hingga saat
ini eksotisme cagar budaya ini masih kurang populer dikalangan masyarkat jogja
Situs ini berbentuk seperti situs Tamansari. Namun, Warungboto memiliki bentuk
sebagai pesanggrahan para raja Jogja. Malangnya, sebelum rivetalisasi pada 2016,
situs ini seakan diabaikan oleh siapapun. Pada tahun 2000an bangunan ini sudah
tidak diabaikan lagi oleh pemerintah. Bentuk bangunan ini menjadi sangat-sangat
tidak seperti cagar budaya. Batu bata yang sudah rapuh, tembok yang sudah
Tamansari. Tercatat oleh dinas pariwisata kota Jogja, selama 2017 pengunjung
****.
sensasi yang tak jauh beda dari lorong-lorong di Taman Sari. Kesamaan lain yang
dimiliki Situs Warungboto adalah kolamnya. Tak seluas kolam di Taman Sari,
tapi dua kolam di Situs Warungboto memiliki keunikannya tersendiri. Satu kolam
bundar dengan sumber air di tengahnya, terhubung dengan satu kolam persegi
yang lebih luas. Situs Warungboto dibangun pada masa Sri Sultan Hamengku
Buwono II.Dahulu, dengan adanya sumber air atau umbul di lokasi ini, tujuan
menjadi pesanggrahan pada masa Sri Sultan Hamengku Buwono II. Sebagai
kolam pemandian, tapi juga taman, kebun, dan mushola. Pada masa kesultanan
rusak parah pada saat Yogyakarta mengalami gempa tektonik pada tahun 2006.
Sejarah dan Purbakala Yogyakarta tahun 1982 dan studi teknis pada tahun 2007.
Situs ini menjadi tempat yang benar-benar sangat menarik untuk dijadikan
tempat wisata sejarah dan berfoto-foto. Dan pernah di jadikan lokasi preweeding
oleh putri Presiden Indonesia Joko Widodo, Kahiyang Ayu pada tahun 2017.
wisata cagar budaya ini, sehingga tempat ini masih minim dikunjungi oleh
Ngayogyakarta.
mudah. Dengan sosial media kita bisa meng-unggah tempat wisata yang menarik
di kota kalian. Dalam sosial media Instagram hingga saat ini kepopuleran tempat
wisata tamansari mencapai 270 ribu postingan. Berbeda dengan warungboto yang
wisata ini. Dengan feature sejarah maupun budaya yang di kemas dengan format
penyajian feature jalan-jalan, agar anak muda lebih tertarik untuk melihatnya.
Dijaman sekarang ini peran televisi, radio, amupun sosial media sangatlah penting
Bahasa naskah yang tidak monotan atau kaku. Dan harus banyak berbahasa santau
dan lebih menghibur. Serta pengambilan gambar yang pas dari berbagai segi,
sehingga saat ditayangkan, hasil dari situs warungboto ini sangatlah bagus dan
Karya ini akan di buat dalam bentuk feature dengan media Radio Visual. Dalam
karya ini kekuatan naskah begitu di perhatikan. Feature ini berjudul “Cagar
bisa ikut mempopulerkan situs ini dan menjadi lebih terkenal di kalangan
C. Keaslian Karya
Yang Bertandatangan Di bawah ini :
Jurusan : Penyiaran
Judul Karya :
Dengan ini menyatakan bahwa materi penciptaan karya produksi ini merupakan hasil karya
penulis sendiri. Sepengetahuan penulis, belum ada karya produksi yang sama persis degan karya
ini. Jika terdapat kesamaan pada beberapa hal, itu bukan merupakan faktor kesengajaan.
Tujuan :
1. Melatih mahasiswa/i untk mampu menulis naskah yang valid sesuai ketentuan
2. Melatih mahasiswa/i untk mampu mengambil gambar yang baik dan benar
sesuai
ketentuan
3. Melatih mahasiswa untuk menentukan ide, topik, dan angle sebuah berita juga
Manfaat :
2. Dapat membuat feature televsisi dan radio dengan baik sesuai teori yang
diajarkan
Sumber informasi primer, atau disebut juga sumber primer merupakan sumber informasi
yang memuat informasi asli yang dapat dituangkan dalam bentuk kata, gambar, ataupun
objek lainnya. Informasi yang terkandung di dalam sumber primer seringkali tidak
mengalami proses penyuntingan, sehingga informasi yang disajikan murni apa adanya.
Dengan kata lain, sumber primer merupakan sumber informasi yang tidak dilengkapi oleh
penafsiran, evaluasi, analisis, peringkasan, atau berbagai jenis komentar dari si pengarang.
Namun demikian, sumber primer tidak diterbitkan hanya dalam bentuk tertulis. Memoar dan
sejarah lisan juga dapat dikategorikan sebagai sumber primer.
A. Kualitatif :
Penelitian kualitatif adalah penelitian tentang riset yang bersifat deskriptif dan
cenderung menggunakan analisis . Proses dan makna (perspektif subjek) lebih
ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu
agar fokus penelitian sesuai dengan fakta di lapangan. Selain itu landasan teori ini
juga bermanfaat untuk memberikan gambaran umum tentang latar penelitian dan
sebagai bahan pembahasan hasil penelitian. Terdapat perbedaan mendasar antara
peran landasan teori dalam penelitian kuantitatif dengan penelitian kualitatif. Dalam
penelitian kuantitatif, penelitian berangkat dari teori menuju data, dan berakhir pada
penerimaan atau penolakan terhadap teori yang digunakan; sedangkan dalam
penelitian kualitatif peneliti bertolak dari data, memanfaatkan teori yang ada sebagai
bahan penjelas, dan berakhir dengan suatu “teori”.
a. Observasi
Observasi merupakan dasar dari berita dan feature. Belajar gentang bagaimana
melaporkan berita secara tepat arus dimulai dengan memahami metode-metode
observasi. (Lesmana, 2017, 66)
Penulis dan tim melakukan oservasi langsung ke situs Warungboto dan Dinas
Pariwisata Kota Jogja, untuk mendapatkan informasi sejarah, dan data pengunjung.
b. Wawancara
Pemberitaan berbasis fakta umumnya lebih kredibel lebih profesional dan lebih
penting buat pembaca jika ada bukti berita dari saksi mata langsung atau dari ihak
pertama. Bagaimanapun sumber premier dapat dikatakan langsung sebagai sumber
utama dalam sebuah peristiwa. (Lesmana,, 2017, 72)
Penulis akan melakukan wawancara kepada :
- Kepala Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta
- Kepala Bidang Promosi Dinas Pariwista Kota Yogyakara
- Kerabat Kraton Yogyakarta yang memahami tentang sejarah Warungboto
- Wisatawan
-
2) Sumber Informasi Sekunder
Sumber sekunder disini digunakan untuk mendukung dan memperkuat data yang
sudah digali pada saat wawancara dan observasi. Dibawah ini beberapa sumber
sekunder yang mendukung informasi yang sudah diperoleh penulis :
a. Online :
https://www.idntimes.com/travel/destination/rani-enggar/situs-warungboto-pesona-
lain-sejarah-keraton-yogyakarta-yang-sempat-terlupakan-c1c2
b. Audio dan Visual
- Tau Gak Sih ? (Trans 7)
- Jalan-Jalan Men
3) Kajian Pustaka
1. Lesmana, Fanny. 2017, Feature Tulisan Jurnalistik yang Kreatif. Yogyakarta:
CV. Andi Offset.
2. Jaya, Brilianto K. 2016. Broadcasting. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama.
3. Sumardiria, AS Haris. 2008. Bedah Jurnalistik. Bandung: Simbiosa Rekatama
Media
BAB III
LANDASAN TEORI
Feature sendiri adalah salah satu bentuk tulisan non fiksi, dengan karakter
human interest yang kuat . Ia bisa ditulis kapan saja dan di-publish kapan
saja.Bentuk tulisan feature tidak terpaku pada bentuk piramida terbalik Dalam
penulisan feature agar tidak tersesat kemana mana, tentukan dulu angle/sudut
pandang tulisan yang akan memandu arah tulisan. Oleh karena itu, feature
a) Fungsi Feature
yang terjadi.
peristiwa
Lesmana (2017:98-100)
b) Jenis-Jenis Feature :
1. Sport Reporting
2015. Penulis mengulas tentang gol yang akan tercipta pada liga
2. Crime Reporting
3. Environmental Journalism
4. Fashion Journalism
5. Food Journalism
Perkembangan dunia wisata tentu tak lepas dengan kuliner.
6. Science Journalism
informasi.
7. Hstorical Feature
Cagar budaya adalah daerah yang kelestarian hidup masyarakat dan peri
UU no. 11 tahun 2010, cagar budaya adalah warisan budaya bersifat kebendaan
berupa Benda Cagar Budaya, Bangunan Cagar Budaya, Struktur Cagar Budaya,
Situs Cagar Budaya, dan Kawasan Cagar Budaya di darat dan/atau di air yang
perlu dilestarikan keberadaannya karena memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu
Benda cagar budaya adalah benda alami atau buatan manusia, baik bergerak atau
tidak, yang punya hubungan erat dengan kebudayaan dan sejarah perkembangan
manusia.
Benda cagar budaya tidak hanya penting bagi disiplin ilmu arkeologi, tetapi