Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN WISATA LABORATORIUM

DI
PLTP GEODIPA ENERGI DIENG
Jalan Raya Dieng Batur PO BOX 01 Wonosobo

Oleh :
Hikmah Mulyani
17721251003

PASCASARJANA PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO


UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Konsumsi listrik masyarakat di Indonesia setiap tahunnya terus meningkat
sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk yang semakin meningkat. Selain itu,
perkembangan teknologi saat ini yang membuat sebagian besar aktivitas masyarakat
memerlukan sumber energi listrik untuk menyokong kehidupan juga turut membuat
komsumsi listrik masyarakat Indonesia begitu besar. Hal ini tentu akan menjadi
masalah apabila penyediaan listrik tidak sejalan dengan kebutuhan yang ada.
Kebutuhan pasokan energi listrik yang terus-menerus meningkat menjadi tuntutan
yang harus dipenuhi oleh negara.
Sumber energi listrik di Indonesia yang banyak digunakan saat ini adalah
sumber listrik energi fosil. Hal ini sangat mengkhawatirkan mengingat bahwa sumber
listrik energi fosil adalah sumber listrik tak terbarukan atau dapat habis jika
penggunaannya terlalu berlebihan. Selain itu, efek yang ditimbulkan dari hasil
pembakaran energi fosil untuk kegiatan industri pembangkitan juga dapat
menimbulkan permasalahan pencemaran lingkungan berupa pencemaran udara yang
memicu adanya efek gas rumah kaca yang menimbulkan global warming. Untuk
mengatasi masalah ini, maka diperlukan sebuah sumber energi listrik baru yang ramah
lingkungan serta mampu memenuhi kebutuhan listrik nasional yang semakin besar.
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) adalah salah satu sumber energi
terbarukan yang didirikan di Indonesia.PLTP memanfaatkan energi panas bumi untuk
membangkitkan turbin dengan mengambil fluida panas dari bumi kemudian dialirkan
menggunakan pipa menuju sistem pembangkitan listrik. PLTP juga merupakan
sumber energi yang ramah lingkungan karena zat sisa yang dihasilkan oleh
pembangkitan listrik ini berupa air yang di alirkan lagi ke dalam tanah. Sehingga tidak
menimbulkan pencemaran lingkungan.
Program Pasca Sarjana Pendidikan Teknik Elektro Universitas Negeri
Yogyakarta (PPS PTE UNY) sebagai pencetak lulusan magister pendidikan teknik
yang ahli dalam bidang teknik elektro memiliki tugas dan peranan dalam
mengembangkan keilmuan dalam bidang pendidikan teknik elektro. Selain mata
kuliah kependidikan, program studi Pendidikan Teknik Elektro ini juga mempelajari
ilmu keteknikan yang berhubungan dengan teknik elektro. Salah satu mata kuliah
yang didapat dari PPS PTE UNY adalah mata kuliah sistem tenaga listrik yang
membahas tentang proses pembangkitan listrik sampai proses penyaluran energy
listrik kepada konsumen. Pengembangan wawasan dan pengetahuan pada bidang ilmu
ini sangatlah penting agar nantinya dapat membagi ilmu pengetahuan untuk generasi
selanjutnya atupun berinovasi dalam mengembangkan sumber energi listrik
terbarukan yang ramah lingkungan untuk kepentingan masyarakat.
Salah satu program yang tertera pada RPS mata kuliah sistem tenaga listrik
adalah program wisata laboratorium. Wisata laboratorium dalam mata kuliah ini
merupakan kunjungan mahasiswa ke perusahaan pembangkit listrik secara langsung
agar mahasiswa dapat melihat dan mendapatkan pengalaman secara nyata tentang
proses pembangkitan tenaga listrik. Dengan adanya kegiatan ini diharapkan wawasan
mahasiswa semakin bertambah dan dapat menjadi pemicu bagi mahasiswa untuk lebih
mengembangkan ilmu yang didapat di kampus. Mahasiawa juga diharapkan akan
lebih meng-eksplor pengetahuan tentang pembangkitan dengan melihat secara
langsung kondisi industri yang sebenarnya untuk melengkapi pengetahuan yang
belum diberikan di kampus. Selain itu, mahasiswa juga akan mendapat pengalaman
berharga secara langsung dapat menjadi motivasi bagi mahasiswa untuk
mengembangkan ilmu di kehidupannya kelak yang pada akhirnya akan membawa
pada peningkatan kesejahteraan manusia.
Adapun tujuan wisata laboratorium yang akan dilakukan oleh mahasiswa adalah
PLTP yang berada di daerah Dieng milik PT. Geo Dipa Energi. Tujuan pemilihan
lokasi ini didasarkan pada proses pembangkitan energi listrik tenaga panas bumi
cukup menarik untuk dipelajari. Selain itu, PLTP juga merupakan sumber energi
listrik terbarukan yang ramah lingkungan. sehingga nantinya mahasiswa diharapkan
mampu mengembangkan pembangkitan energi listrik yang lain dengan sumber-
sumber terbarukan yang ramah lingkungan demi kesejahteraan hidup mayarakat.
B. Tujuan Kegiatan
Adapun maksud dan tujuan dari kegiatan kunjungan industri ini adalah sebagai
berikut :
1. Mahasiswa memperoleh pengetahuan dan wawasan terkait dengan pembangkitan
dan sistem proteksi dalam PLTP.
2. Mahasiswa mengetahui dan mempelajari teknologi yang digunakan perusahaan
PLTP.
3. Mahasiswa termotivasi untuk mempelajari lebih lanjut dan mengembangkan
pembangkitan energi listrik tenaga panas bumi ataupun tenaga lain yang ramah
lingkungan.
C. Manfaat kegiatan
Manfaat yang diharapkan dari pelaksanaan Praktik Industri adalah sebagai
berikut :
1. Bagi mahasiswa:
a) Mahasisawa mengetahui kondisi nyata pembangkitan tenaga listrik di PLTP
GEODIPA DIENG.
b) Mahasiswa memperoleh pengalaman untuk meningkatkan ketrampilan teknik
yang relevan dengan jurusan yang ditekuni.
c) Mahasiswa mengetahui dan dapat mengikuti perkembangan ilmu dan
teknologi sesuai dengan tuntunan perkembangan industri.
2. Bagi Lembaga Pendidikan / Universitas :
a) Terjalinnya hubungan baik antara Jurusan Pendidikan Teknik Elektro
Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta dengan PT. Geo Dipa Energi
Unit Dieng, sehingga memungkinkan kerjasama ketenagakerjaan dan
kerjasama lainnya.
b) Mendapat umpan balik untuk meningkatkan kualitas pendidikan sehingga
selalu sesuai dengan perkembangan dunia industri.
3. Bagi Perusahaan :
Dapat menjalin hubungan baik dengan lembaga pendidikan khususnya
Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta, sehingga semakin dikenal oleh
lembaga pendidkan sebagai pemasok tenaga kerja dan masyarakat sebagai
konsumen yang berkualitas.
BAB II
PROFIL PLTP GEODIPA ENERGI
A. Sejarah
Penelitian tentang lokasi adanya sumber panas bumi sudah dilakukan sejak
jaman Hindia Belanda. Penelitian sumber panas bumi yang berlokasi di Dieng sudah
dilakukan sejak tahun 1918 oleh ahli geologi pemerintahan kolonial dengan
menggunakan alat yang masih sederhana. Kemudian Dieng ditetapkan sebagai lokasi
yang memiliki sumber panas bumi setelah UNESCO melakukan penelitian lebih
lanjut pada tahun 1964 hingga 1965. Pada tahun 1994 hingga tahun 1997, Himpunan
California Energy (HCE) dan pertamina melakukan kerjasama yaitu Joint Operation
Contract (JOC) dan melaksanakan pengembangan secara intensif di Dieng sebagai
sumber energi panas bumi dengan melakukan pengeborang sumur produksi sebanyak
18 sumur dan sumur injeksi sebanyak 3 sumur. Kemudian pertamina bersama dengan
HCE juga membangun 1 unit PLTP dengan kapasita terpasang 60 MW.
Setelah sekian lama berselang, kerjasama antara pertamina dan HCE tidak
berjalan mulus. Pada tahun 1997 terjadi konflik bisnis, HCE mengajukan arbitrage
dan indonesia harus menganti keseluruhan pembiayaan seluruh pembangunan proyek
di Dieng Jawa Tengah dan Patuha di Jawa Barat, dimana HCE akhirnya mengelola
lahan panas Bumi yang merupakan perusahaan gabungan antara California Energi Ltd
(CE) sebagai perusahaan pemegang saham mayoritas (90%) dengan Himpunan
Erasindo Abadi (HEA) sebagai pemegang saham minoritas (10%). Sejak tahun 1995-
1996 melakuakan berbagai kegiatan diantarannya:
a) Melakukan pengeboran 15 sumur produksi dan sumur re-injeksi sehingga mampu
menghasilkan kapasitas uap sebesar 194 MW.
b) Membangun jeringan Uap pipa, Separator, Brine System dan Gathering System.
c) Membangun pusat pembangit listrik tenaga panas bumi Unit I dengan kapasitas
terpasang 60 MW.
d) Melakukan Comisioning dan operasi komersil PLTP Unit I selama 72 jam pada
tanggal 5-8 juli 1998.

Akibat adanya sengketa antara HCE dan PT. PLN Persero serta
dikeluarkanya surat keputusan Presiden RI No. 39 tahun 1997 dan Surat Keputusan
Presiden No. 5 tahun 1998 California Energi Ltd sebagai pemegang saham mayoritas.
Mengingat PT. PLN Persero melalui mahkamah Arbitase Internacional, gugatan ini
pada tahun 2000 dimenangkan oleh HCE. Untuk sementara Klaim California Energi
Ltd dibayar oleh Overseas Private Investement Coorperation (OPIC) dan kepemilikan
saham proyek PLTP Dieng dipegang oleh OPIC. Mengingat pemerintah RI turut
menjamin proyek ini, maka OPIC meminta Pemerintah RI mengganti klaim tersebut.

PERTAMINA dan OPIC melakukan penandatanganan intern agreement


untuk melaksankan perawatan dan pemeliharaan fasilitas aset yang di tinggalkanHCE
pada bulan September 2000 yang kemudian dilanjutkan penendatanganan final
seattlament agreement oleh pemerintah RI pada tanggan 27 Agustus 2001.
penendatanganan final seattlament agreement menyebabkan pemindahan kepemilkan
saham mayoritas dari OPIC kepada Pemerintah RI (Departemen Keuangan). Setelah
itu, PT. PLN ( PERSERO ) ditunjuk oleh Mentri keuangan RI melalui Surat No.
436/MK02/2001 untuk mengelola dan menerima aset Dieng Patuha. Sejak tahun
2002, PT.Pertamina dan PT. PLN melaksanakan operasi & pemeliharaan serta
pengembangan lapangan panas bumi Dieng & Patuha maupun lapangan panas bumi
lainnya. Total potensi energi di lapangan panas bumi Dieng diperkirakan mencapai
sekitar 300 MW.
Pada tanggal 14 september 2001 PT. PLN (PERSERO) dengan Direksi
Pertamina melakukan perjanjian kerja sama melalui surat No. 066-1/C00000/2001dan
membentuk Badan Pengelola Dieng Patuha ( BPDP ) yang bertugas untuk melakukan
persiapan dan pengelolaan rekomisioning PLTP Unit I yang berkapisitas 60 MW serta
merawat aset Dieng Patuha. Sejak tanggal 1 Oktober 2002 BPDP di bantu Exsisting
Employee HCE, serta mitra usaha lainnya untuk melaksanakan kegiatan
Recommisioning tersebut dengan memperbaiki hampir seluruh peralatan yang
ditinggalkan oleh California Energi Ltd. serta membangun rock muffler dan menganti
steam purifier agar mampu berpoperasi menghasilkan listrik dari panas bumi. Saat ini
baru dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik PLN telah disalurkan kesistem jeringan
tenaga listrik. Hanya 1 unit yang berkapasitas 60 MW dan tenaga listriknya untuk di
interkoneksikan ke sistem terpadu Jawa Bali. PT. GEO DIPA ENERGI mulai
berperan dalam pengelolaan aset Dieng dan Patuha sejak tanggal 4 september 2004.
PT. GEO DIPA ENERGI merupakan gabungan antara PLN dan pertamina yang
didirikaan pada tanggal 5 Juli 2002. Lokasi Kantor pusat berada pada jalan karawitan
32 Bandung, dengan fokus kegiatan adalah penyedia tenega listrik dengan metode
Explorasi dan Exploitasi sumber panas bumi. Selanjutnya pada tanggal 8 Februari
2011, PT Pertamina (Persero) menghibahkan semua aset ke pada PT. Geo Dipa
melalui Pemerintah, dengan Akta Perjanjian Hibah di depan Notaris.
B. Lokasi Perusahaan

Gambar 1. Lokasi PT. GEODIPA ENERGI


PLTP GEODIPA ENERGI DIENG terletak pada dataran tinggi Dieng,
Wonosobo. Selain sebagai lokasi perusahaan, dataran tinggi Dieng juga merupakan
sebagai lokasi wisata dataran ringgi yang banyak dikunjungi wisatawan. Sehingga
PLTP GEODIPA ENERGI dapat dikatakan tidak memiliki luas yang sesungguhnya.
Perusahaan pembangkit ini memiliki bebrapa sumur (Pad) yang tersebar dengan jarak
yang berjauhan. Jumlah sumur (PAD) yang dimiliki oleh PLPT GEODIPA ENERGI
yaitu :
1) 11 sumur produksi : Well pad 7A, 7B, 7C, 9B, 28A, 28B, 29, 29A, 30, 30A, 31
ST.
2) 7 sumur injeksi : Well pad 10, 13, 14, 17, 17a, 5, 15
3) 1 x 60 MW power plant

Persebaran sumur-sumur tersebut adalah sebagai berikut :

1) Wilayah Hilir
a) Pad 7
Terdapat 3 Buah sumur produksi yaitu HCE 7a, HCE 7b, HCE 7c. Berada
pada ketinggian 1909, 5 MDPL.
b) Pad 9
Terdapat sumur produksi HCE 9B, dan DNG 9. Berada pada ketinggian 2028,
6 MDPL.
c) Pad 28
Terdapat 2 buah sumur produksi yaitu HCE 28a, dan HCE 28B. Berada pada
ketinggian 2076, 3 MDPL
d) Pad 31
Hanya terdapat 1 buah sumur produksi.
2) Wilayah Hulu
a) Pad 17
Merupakan sumur Injeksi, Lokasi ini berada pada ketinggian 2062, 5 MDPL.
b) Pad 29
Lokasi ini terdapat 1 sumur yaitu HCE 29A.
c) Monoblock
Lokasi ini berada pada ketinggian 2062, 5 MDPL.
d) Power Plant
Merupakan lokasi pembangkit tenaga listrik dari tenaga panas bumi yang
dihasilkan dari hasil penyaringan uap panas dimana listrik yang dihasilkan
mencapai 60 MW.
C. Visi, Misi dan Motto
a. Visi

Visi dari perusahaan PT. GEODIPA ENERGI adalah“Menjadi Perusahaan Energi

Geothermal yang Handal dan Perpercaya Melalui Insan Geo Dipa, Keunggulan

Operasional dan Pertumbuhan yang Berkesinambungan.”

b. Misi
Misi dari perusahaan PT. GEODIPA ENERGI adalah:
1) Fokus pada pertumbuhan perusahaan yang cepat dan berkesinambungan
dalam mencapai tujuan bisnis.
2) Mengoptimalkan produktifitas melalui operasional yang unggul dan Total
Quality Management.
3) Menyediakan lingkungan yang terbaik untuk berprestasi sebagai Profesional
dan menjadi Insan Geo Dipa yang Unggul.
4) Turut mendukung program pemerintah dalam penyediaan Listrik Panas Bumi
yang Aman dan Ramah Lingkungan.
c. Motto
Motto dari perusahaan PT. GEODIPA ENERGI adalah Learning, Integrity, Goal-
Oriented, Honour, dan Teamwork yang disingkat “LIGHT” yang tersebut

memiliki makna sebagai berikut:


- Learning
Perusahaan melakukan pembelajaran dan inovasi secara berkesinambungan
untuk memberi nilai tambah bagi pelanggan dan pemegang kepentingan yaitu
dengan: Berani berubah, Berani mengambil resiko, Perbaikan
berkesinambungan, Berpikir di luar kebiasaan.
- Integrity
Perusahaan harus bersikap Jujur dan terpercaya dalam segala pemikiran,
perkataan dan tindakan yaitu dengan: Dapat dipercaya dan diandalkan,
Bekerja dengan etos kerja, Kepentingan perusahaan di atas kepentingan
pribadi, Memberikan umpan balin yang jujur dan terbuka.
- Goal Oriented
Perusahaan berkomitmen untuk mencapai keunggulan dalam segala hal yang
kami lakukan dan bersikap penuh semangan untuk mencapai hasil yang
melebihi harapan yaitu dengan: Orientasi terhadap hasil, Penuh Inisiatif dan
Proaktif, Memiliki Sense Of Urgency, Mendorong diri untuk selalu melebihi
yang di harapkan.
- Honour
Perusahaan bertekad untuk dikagumi atas kinerja berkelas dunia melalui
Profesionalisme dan sikap saling menghormati yaitu dengan: Menjadi role
model, Menjalankan apa yang dikatakan, Memegang teguh komitmen,
Bertanggung jawab.
- Teamwork
Perusahaan percaya akan kekuatan Sinegi dan Komunikasi untuk membangun
tim yang unggul yaitu dengan: Kolaborasi antar Departemen, Peduli dan
Berempati. Rasa memiliki yang kuat, Persatuan yang kuat.
D. Bagan Kepegawaian
Dalam pengelolaannya struktur organisasi PT Geo Dipa Energi unit Dieng
yang memiliki tanggung jawab utama adalah General Manager. Sedangkan ruang
lingkup pekerjaannya sendiri dibagi menjadi 3 unit, yaitu :
 Direktur operasi dan pengembangan niaga
 Direktur keuangan
 Direktur umum dan SDM

Gambar 2. Bagan kepegawaian PT.GEODIPA ENERGI

E. Bagan Unit Kerja


Unit kerja di PLTP Geo Dipa Energi Dieng terbagi menjadi empat unit divisi
kerja sesuai dengan pekerjaan keahlian masing-masing unit. Yaitu unit Steam Field,
Power Plant dan Human Capital & Finance serta divisi Maintenance.

Gambar 3. Bagan Unit Kerja PT.GEODIPA ENERGI


BAB III

HASIL OBSERVASI

A. Proses Pembangkitan Energi


Pada dasarnya prinsip kerja PLTP dan PLTU sama, yaitu memanfaatkan
uap untuk memutar turbin, hanya saja untuk PLTP uap yang di hasilkan merupakan
uap alami dari panas bumi. Didalam perut bumi tenyata menyimpan potensi listrik
yang sangat besar. Interaksi panas yang dihasilkan magma dan kandungan air diantara
lapisan buatan membentuk reservoir uap alamai yang dapat digunakan untuk
menggerakkan turbin dan membangkitkan listrik dari generator. Dari potensi 50. 000
MW potensi diseluruh dunia, sekitar 40% berada di Indonesia. Sama dengan
pembangkit listrik lainnya yang bertenaga uap. Pembangkit listrik tenaga panas bumi
(PLTP) menggunakan tenaga uap untuk menggerakkan turbin, hanya saja uap yang
dibutuhkan diperoleh langsung dari perut bumi yang terbentuk dari penguapan dari
dalam perut bumi. Energi panas yang dimiliki uap air berasal dari magma
bertemperatur lebih dari 1200°C.

Gambar 4. Siklus Pembangkitan PLTP


Pada gambar 3 dapat dijelaskan tantang silus pembangkitan PLTP yaitu
mula-mula uap panas yang bertekanan sangat tinggi dengan suhu mencapai 300-
400°C secara gravitasi menguap ke atas karena berat jenisnya menurun melalui sumur
produksi, kemudian dialirkan melalui pipa untuk ditampung pada separator, pada
separator terjadi proses pemid/sahan antara uap panas (steam) dengan air yang
mrmiliki suhu yang relative lebih menurun, air dari separator yang masih memiliki
suhu yang masih panas kemudian dialirkan pada silencer yang bertujuan mengurangi
suhu air sebelum ditampung pada balong sebelum injeksi kembai ke dalam tanah
melalui sumur injeksi. Uap panas (steam) dijadikan satu baru kemudian dialirkan
menuju power plant, pada separator komposisi uap dan air dipisah dengan
menggunakan LVC dan PVC yaitu valve yang prinsip kerjanya menggunakan
pneumatic. Pada separator berfungsi mengatur level permukaan air dan mengatur
level permukaan air dan mengatur tekanan steam sebelum gathering system.Uap
panas yang sudah bersih disemprotkan ke Turbin untuk memutar turbin yang
kemudian menggerakkan generator dan menghasilkan listrik.
PLTP Unit 1 Dieng memiliki 47 sumur yang tersebar di area Dieng, akan
tetapi karena keterbatasan peralatan dan ada beberapa sumur yang tidak mampu
menghasilkan uap maka hanya 8 sumur yang dioperasikan sebagai sumur produksi,
dan 4 sumur digunakan sebagai sumur injeksi. Tekanan yang keluar dari sumur
produksi harus diatur agar tetap stabil, karena apabila tekanan sumur terlalu besar
akan mengakibatkan life time sumur produksi cepat habis akibat persediaan fluida di
bawahnya habis. Ada beberapa alasan mengapa sumur-sumur tidak dapat digunakan
sebagai sumur produksi, diantaranya adalah :
1. Kandungan fluida di bawan tanah terlalu asam, sehingga apabila digunakan sangat
memungkinkan untuk menjadi penyebab kerusakan alat akibat korosi asam.
2. Ada beberapa sumur yang masih menunggu maintenance akibat kerusakan casing
atau kerusakan kecil.
3. Beberapa sumur sudah mengalami kerusakan berat/permanen. Sehingga apabila
diperbaiki akan memakan biaya yang mungkin sama apabila membuat sumur
produksi baru.
4. Beberapa sumur yang sudah di bor memiliki tekanan yang sudah tisesuai dengan
standar / tekanan yang dihasilkan kecil.

Sumur produksi yang sudah tidak digunakan sebagian digunakan sebagai sumur
injeksi untuk mengembalikan fluida yang sudah digunakan untuk proses produksi
kembali ke tanah. Namun sebelum digunakan sebagai sumur injeksi, sumur perlu
dimatikan terlebih dahulu menggunakan proses Killing, proses penyemprotan sumur
menggunakan fluida biasa dengan tekanan yang lebih besar daripata tekanan resource.
Setelah sumur di matikan barulah sumur dapat digunkan sebagai sumur injeksi.

Fuida dan uap panas yang keluar dari sumur produksi dialirkan
menggunakan pipa-pipa besar sepanjang sumur menuju power plant. Pipa-pipa berisi
fluida dan uap panas milik perusahaan banyak terlihat di kawasan Dieng. Pipa-pipa
penjang tersebut diberi isolator utuk menjaga temperatur hingga sampai ke power
plant. Bahan pipa yang digunakan dalam oleh PT. GEODIPA ENERGI adalah karbon
steel biasa yang dilapisi dengan isolator gypsum dan dilapisi lagi dengan alumunium.
Kemudian pipa memgelirkan fluaida dan uap air seperti pada gambar 4 :

Gambar 5. Main Process

Gambar 4 dapat dijelaskan proses pembangkitan energi listrik tenaga panas


bumi PT. Geodipa Energi. Uap panas dialirkan dari sumur produksi melaui pipa-pipa
menju separator untuk menghilangkan kotoran yang masih terbawa pada uap. Uap
yang digunakan dialirkan melalui pipa menuju scrubber dan rock muffer untuk
dilakukan pemisahan kembali. Semantara air dan uap yang terkondensasai dialirkan
menuju silencer yang kemudian dialirkan menuju kolam penampungan. Uap panas
saat dialirkan melalui pipa mengalami kondensasi dan masih mengandung komposisi
sir sehingga pada pipa penyaluran terpasang CDP (condensate drop pot) untu
mengurangi komposisi air saat uap dialirkan menuju rock muffler yang berfungsi
sebagai pengatur tekanan uap panas sebelum steam kering dialirkan menuju turbin,
steam yang menuju turbin dipisahkan kembali antara air dan uap pada scrubber
kemudian steam dipisahkan kembali pada demister yang bertujuan memisahkan uap
panas (steam) dengan pertikel-partikel kecil. Kemudian uap yang keluar dari demister
kemudian di alirkan menuju turbin untuk menggerakkan generator, sementara uap air
yang sudah tidak dapat bertahan dialirkan menuju main plant condenser tank untuk di
kondensasikan. Pada saat generator starting up, valve pada pipa turbin masih tertutup
sehingga uap panas (steam) yang telah diatur sekitar 9. 8 Bar mengalir melalui
injector dan menarik udara pada condenser sehingga terjadi prises vakum pada
condenser sehingga menarik turbin dan turbin akan berputar 3rpm, sedangkan uap
panas akan dialirkan menuju stage ejector kemudian steam yang suhunya telah turun
dialirkan menuju cooling tower kemudian baru dialirkan ke udara. Saat putaran
generator berputar dari 3 rpm menuju 1000 rpm valve steam pada pipa dibuka dan
pada posisi 1000 rpm putaran generator ditahan selama 2 jam untuk menghasilkan
putaran turbin yang stabil setelah setabil generator diputar sampai mencapai 3000 rpm
dengan flow steam. Fungsi ejector disini berperan pada proses vacuum. Condenser
yang berlangsung selama kurang lebih 3 menit, setelah turbin berputar stabil 3000
rpm aliran steam pada ejector berkisar sekitar 3 – 4 bar yang berfungsi sebagai siklus
kondensasi steam pada condenser, air yang terdapat pada condenser dipompa dengan
motor oil valve dengan menggunakan motor 1 MW menuju cooling tower kemudian
air yang telah dingin dari cooling tower dengan suhu sekitar 25°C disemprotkan pada
condenser dan stage ejector pada condenser terjadi kondensasi. Kemudian air yang
berasal dari condenser sebelum cooling tower diinject menggunakan motor 200 hp.
Cooling tower berfungsi sebagai pendingin dari condenser, yang juga berfungsi
sebagai unit pembuangan akhir berupa uap dan gas yang sudah tidak berbahaya.

B. Komponen-komponen Utama PLTP GEODIPA ENERGI


Komponen utama dalam Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) ada
4 jenis yaitu : komponen produksi uap, komponen distribusi uap, komponen
pembangkit tenaga, dan komponen–komponen pendukung, antara lain sebagai
berikut:
1. Komponen produksi uap (Steam Field)
a. Well pad (Sumur produksi)
PT. Geo Dipa Energi unit Dieng memiliki 4 injeksi sumur produksi. Lokasi
yang paling jauh adalah well pad 7 yang mempunyai 3 sumur pengeboran.
Lokasi yang paling dekat adalah well pad 26 yang mempunyai 2 buah sumur
pengeboran. Well pad 9 dan well pad 31 yang berada pada lokasi yang
berdekatan. Well pad 9 mempunyai 2 sumur pengeboran, sedangkan well pad
31 mempunyai 1 sumur pengeboran.

Gambar 6. Well Pad


b. Separator
Separator berfungsi untuk memisahkan fluida 2 fasa yang keluar dari sumur
produksi menjadi fasa uap dan fasa cair. Konstruksi dari separator berupa
sekat-sekat yang dapat menahan air agar tidak terbawa oleh uap bertekanan
tinggi. Hasil dari separator berupa uap yang akan dikirim ke Power Plant
sedangkan sisanya berupa brine (air yang banyak mengandung mineral seperti
silica) akan dikirim ke balong (kolam penampungan) untuk dibuang atau
diinjeksikan ke dalam bumi lagi melalui sumur injeksi. Separator ketinggian
mencapai 10 meter dari permukaan tanah. Memiliki tangga untuk mengecek
tekanan dan proses pemisahan uap dari air.
Gambar 7. Separator
c. Silencer
Silencer berfungsi untuk mengurangi tingkat kebisingan yang dihasilkan dari
proses pengolahan uap di well pad. Selain itu silencer juga digunakan pada
saat bleeding untuk menetralisir gas-gas beracun dengan penambahan causatic
soda (Na0H).

Gambar 8. Silencer
2. Komponen Distribusi Uap
a. Pipa aliran dua fasa
Pipa ini berfungsi untuk mengalirkan fluida dua fasa yang berasal dari sumur
untuk menuju separator.
Gambar 9. Pipa aliran dua fasa
b. Pompa Injeksi
Pompa injeksi adalah popma yang dugunakan untuk memompa brine
dari balong ke sumur injeksi.

Gambar 10. Pompa Injeksi


c. Pompa Brine
Pompa brine berfungsi untuk mengalirkan brine hasil pemisahan dari
separator ke balong popma yang digunakan adalah dua tingkat.

Gambar 11. Pompa Brine


3. Komponen Pembangkit Tenaga (Power Plant)
a. Scrubber
Scrubber (steam purifier) merupakan unit yang berfungsi memisahkan uap
dan air melalui pipa sebelum masuk turbin.

Gambar 12. Scrubber


b. Turbin Uap
Turbin uap yang digunakan memiliki daya sebesar 60 MW dengan putaran
3000 rpm. Tipe turbin uap yang digunakan adalah :
Manufactured : Ansaldo, 1990
Tipe : Single Casing Double Flow 7 Stage
Rating : 60 MW, 3000 RPm

Gambar 13. Turbin Uap


c. Generator Sinkron
Generator berfungsi sebagai alat pembangkit listrik dengan menggunakan
tenaga putaran yang diperoleh dari turbin uap. Rating : 75 MVA, 15 KV, 50
Hz, Pf 0,8
Gambar 14. Generator
d. Transformator
Transformator adalah peralatan listrik yang digunakan untuk menaikkan atau
menurunkan tegangan. Pada PLTP Dieng terdapat 5 buah transformator
dengan spesifikasi sebagai berikut:
1. Autotransformator step down150 kV/ 15 kV
2. Autotransformator step up 15 kV/150 kV
3. Transformator Step Down 15 kV/ 6 kV
4. Transformator Step Down 15 kV/ 380 V sebanyak 2 buah
5. Transformator Step Down 6 kV/ 250 V

C. Proteksi K3
Pekerjaan di sebuah pembangkit listrik memiliki berbagai resiko yang
dihadapi. Kondisi alam yang ekstrem dan bahaya dari peralatan berat serta
bertegangan tinggi harus menjadi kewaspadaan bagi setiap pegawai maupun tamu
yang memasuki wilayah pembangkit. Kondisi alam seperti suhu dingin, uap panas,
gas beracun dsb. tentunya harus dicegah agar tidak mengganggu kesehatan dan atau
keselamatan manusia. Bahaya dari peralatan bertegangan hingga 150.000 Volt serta
motor-motor berkecepatan tinggi juga harus diperhatikan. Peralatan standard K3
(Kesehatan dan Keselamatan Kerja) wajib dipakai ketika memasuki area Pembangkit.
Perlatan yang wajib digunakan saat memasuki kawasan pembangkit PLTP adalah
sebagai berikut :
1) Wear pack atau baju kerja berfungsi meindungi seluruh badan.
2) Helm kerja berfungsi melindungi kepala pada saat kerja di lapangan.
3) Sarung tangan berfungsi melindungi tangan dari benda-banda tajam, panas dan
kotor.
4) Savety shoes melindungi kaki, agar kaki tetap aman berjalan di lingkunagan
kerja.
5) Savety googles, dipakai pada saat pengelasan dan menggerinda.

D. Keunggulan dan Kelemahan


Setiap pembangkit listrik memiliki kelebihan dan kelemahan tersendiri
termasuk pembangkit listrik tenaga panas bumi. Adapun kelebihan dan kekurangan
pembangkit listrik tenaga panas bumi adalah sebagai berikut :
Kelebihan :
1. Panas bumi merupakan salah satu sumber energi paling bersih. Jauh lebih bersih
dari sumber energi fosil yang menimpulkan polusi atau emisi gas rumah kaca.
2. Panas Bumi merupakan jenis energi terbarukan yang relatif tidak akan habis.
Sumber energi ini terus-menerus aktif akibat peluruhan radioaktif mineral.
3. Energi panas bumi ramah lingkungan yang tidak menyebabkan pencemaran
(baik pencemaran udara, pencemaran suara, serta tidak menghasilkan emisi
karbon dan tidak menghasilkan gas, cairan, maupun meterial beracun lainnya).
4. Panas bumi , dibandingkan dengan energi alternatif lainnya seperti tenaga surya
dan angin, bersifat konstan sepanjang musim. Di samping itu energi listrik yang
dihasilkan dari geothermal tidak memerlukan solusi penyimpanan energi (energy
storage) karena dapat dihasilkan sepanjang waktu.
5. Untuk memproduksi energi panas bumi membutuhkan lahan yang minimal.

Kekurangan :

1. Biaya modal yang tinggi. Pembangunan pembangkit listrik geothermal


memerlukan biaya yang besar terutama pada eksploitasi dan pengeboran.

2. Pembangkit listrik tenaga panas bumi hanya dapat dibangun di sekitar lempeng
tektonik di mana temperatur tinggi dari sumber panas bumi tersedia di dekat
permukaan.

E. Sustainability PLTP
Indonesia memiliki banyak potensi energi panas bumi, yang tersebar di 285
titik di seluruh wilayah, potensi tersebut menghasilkan lebih dari 29.000 MW. Hal ini
menjadikan Indonesia sebagai negara yang mempunyai potensi energi panas bumi
terbesar di dunia dengan potensi lebih dari 40 % cadangan panas bumi dunia. Hanya
saja dari total potensi tersebut, Indonesia baru memanfaatkan kurang dari 5 % saja.
Total kapasitas terpasang energi panas bumi pada tahun 2012 adalah 1.226 MW.
Perlunya Indonesia untuk mengurangi ketergantungan terhadap minyak dan
beralih pada sumber energi alternatif adalah untuk mengamankan ketahanan energi
nasional yang berkelanjutan di masa mendatang. Bahan Bakar Minyak (BBM) adalah
energi tak terbarukan yang suatu saat akan habis. Untuk mengimbangi tingkat
konsumsi energi di Indonesia dan memenuhi kebutuhan energi masyarakat menteri
ESDM memerintahkan untuk pemanfaatan energi baru terbarukan harus lebih
dimaksimalkan.
Saat ini pemerintah sedang berusaha untuk melakukan pengembangan
energi yang berprinsip energi hijau, terutama panas bumi. Menurut Keputusan
Presiden Nomor 5/2006 tentang Kebijakan Energi Nasional (KEN) menargetkan
bahwa pada tahun 2025 listrik yang berasal dari energi panas bumi harus mencapai
9500 MW atau berkontribusi 5% dari total konsumsi energi nasional.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Fandari (2014), keberlanjutan
pembangkitan listrik energi panas bumi sangatlah mungkin berdasarkan faktor-faktor
sebagai berikut :
a. Efisiensi energi
Kebijakan pemerintah untuk melakukan efisiensi dengan konservasi dan
diversifikasi energi diharapkan mampu meningkatkan efisiensi energi baik
dari sisi pasokan dan pemanfaatan di semua sektor serta dapat meningkatkan
pangsa energi terbarukan dalam bauran energi nasional.
b. Elektrifikasi
Potensi panas bumi di Indonesia yang begitu besar bisa menjadi solusi
peningkatan rasio elektrifikasi jika dimanfaatkan secara optimal.
c. Dukungan terhadap pemanfaatan enegri terbarukan
Banyaknya kebijakan yang mendukung kegiatan pengembangan energi
terbarukan termasuk panas bumi diharapkan dapat menjadikan panas bumi
sebagai sumber energi pengganti bahan bakar tenaga listrik bukan hanya
sumber energi yang bersifat komplementer.
d. Kemanan pasokan
Melalui Kebijakan Energi Nasional yang dituangkan dalam Perpres No. 5
Tahun 2006 bertujuan untuk mewujudkan ketahanan dan kemandirian energi
guna mendukung pembangunan nasional yang berkelanjutan. Salah satu
sasaran yang diharapkan dengan adanya kebijakan tersebut adalah
terwujudnya energi (primer) mix yang optimal pada tahun 2025 dengan porsi
panas bumi menjadi lebih dari 5%. Sehingga dominasi minyak pada bauran
energi nasional nantinya dapat digantikan dengan energi panas bumi yang
berkelanjutan.
e. Perubahan lklim
Pemakaian lahan dalam kegiatan eksplorasi panas bumi tidak terlalu besar.
Pengelolaan panas bumi bukanlah merupakan kegiatan penambangan dan
pemanfaaatan lahan untuk eksploitasi sehingga tidak bertentangan dengan UU
Kehutanan. Meskipun biaya produksi panas bumi cukup besar akan tetapi
emisi yang dihasilkan dari PLTP lebih rendah daripada emisi yang dihasilkan
dari pembangkit listrik batu bara. Jika dikaitkan dengan konsep CDM, harga
energi panas bumi menjadi lebih kompetitif dibandingkan dengan harga energi
konvensional lainnya.
BAB IV
PENUTUP
Berdasarkan paparan yang sudah disampaikan pada laporan wisata
laboratorium PLTP GEODIPA ENERGI, maka dapat disimpulkan beberapa hal
sebagai berikut :
1. PT GEODIPA ENERGI telah melakukan konservasi energi dnegan memnfaatkan
energi ternarukan yaitu energi panas bumi.
2. Peralatan dan teknologi yang dimiliki oleh PLTP GEODIPA sudah memnuhi
syarat untuk pembangkitan.
3. Kemanan dan keselamatan kerja pada PLTP GEODIPA sudah dilakukan secara
baik dan benar.
4. Keberlanjutan PLTP sangatlah memungkinkan karena PLTP merupakan energi
terbarukan dan ramah lingkungan.
REFERENSI
Ahmad Luthfi Setiawan. Perawatan dan Pemeliharaan Peralatan Electric pada Power
Plant di PLTP GEODIPA ENERGI Unit 1Dieng. (2015). Laporan Praktik
Industri UNY.
Fandari El Andiesta, Dkk. Pengembangan Energi Panas Bumi yang Berkelanjutan.
(2014). Jurnal Ilmiah Semesta Teknika.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia. (2012). Rencana
Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero) 2011-2021. PT PLN
(Persero) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
Phutut Dwi Jatmiko. Identifikasi soft starter pada brine pump di well pad 30 PT.Geo
Dipa Energi unit I dieng. (2013). Laporan Praktik Industri UNY.

Anda mungkin juga menyukai