TERHADAP PEREKONOMIAN
Pengertian
Pengertian kekeringan antara ahli satu dengan ahli lainnya belum ada kesamaan namun ada
beberapa pengertian kekeringan yang dapat digunakan sebagai acuan dalam pembahasan
kekeringan antara lain :
Menurut Shelia B. Red (1995) kekeringan didefinisikan sebagai pengurangan persediaan air atau
kelembaban yang bersifat sementara secara signifikan di bawah normal atau volume yang
diharapkan untuk jangka waktu khusus. Dampak kekeringan muncul sebagai akibat dari
kekurangannya air, atau perbedaan-perbedaan antara permintaan dan persediaan air. Apabila
kekeringan sudah mengganggu dampak tata kehidupan, dan perekonomian masyarakat maka
kekeringan dapat dikatakan Bencana.
Menurut Palmer (1965) kekeringan meteorologis suatu interval waktu yang mana suplai air hujan
aktual suatu lokasi jatuh/turun lebih pendek dibanding suplai air klimatologis sesungguhnya
(estimasi normal).
Menurut Changnom (1987) kekeringan pertanian suatu periode ketika air tanah tidak mencukupi
untuk memenuhi kebutuhan air tanaman sehingga pertumbuhannya tetap, bahkan tanaman mati.
Jenis-Jenis Kekeringan
Menurut Shelia B. Red (1995) kekeringan bisa dikelompokan berdasarkan jenisnya yaitu :
kekeringan meteorologis, kekeringan hydrologis, kekeringan pertanian, dan kekeringan sosial
ekonomi.
1. Kekeringan meteorologis, berasal dari kurangnya curah hujan dan didasarkan pada
tingkat kekeringan relatif terhadap tingkat kekeringan normal atau rata rata dan
lamanya periode kering. Perbandingan ini haruslah bersifat khusus untuk daerah tertentu
dan bisa diukur pada musim harian dan bulanan, atau jumlah curah hujan skala waktu
tahunan. Kekurangan curah hujan sendiri, tidak selalu menciptakan bahaya kekeringan.
2. Kekeringan hidrologis mencakup mencangkup berkurangnya sumber sumber air
seperti sungai, air tanah, danau dan tempat tempat cadangan air. Definisinya
mencangkup data tentang ketersediaan dan tingkat penggunaan yang dikaitkan dengan
kegiatan wajar dari sistem yang dipasok (sistem domestik, industri, pertanian yang
menggunakan irigasi). Salah satu dampaknya adalah kompetisi antara pemakai air dalam
sistem sistem penyimpanan air ini.
3. Kekeringan pertanian adalah dampak dari kekeringan meteorologi dan hidrologi
terhadap produksi tanaman pangan dan ternak. Kekeringan ini terjadi ketika kelembapan
tanah tidak mencukupi untuk mempertahankan hasil dan pertumbuhan rata - rata
tanaman. Kebutuhan air bagi tanaman, bagaimanapun juga, tergantung pada jenis
tanaman, tingkat pertumbuhan dan sarana- sarana tanah. Dampak dari kekeringan
pertanian sulit untuk bisa diukur karena rumitnya pertumbuhan tanaman dan
kemungkinan adanya faktor faktor lain yang bisa mengurangi hasil seperti hama, alang
alang, tingkat kesuburan tanah yang rendah dan harga hasil tanaman yang rendah.
Kekeringan kelaparan bisa dianggap sebagai satu bentuk kekeringan yang ekstrim,
dimana kekurangan banjir sudah begitu parahnya sehingga sejumlah besar menusia
menjadi tidak sehat atau mati. Bencana kelaparan biasanya mempunyai penyebab
penyebab yang kompleks sering kali mencangkup perang dan konflik. Meskipun
kelangkaan pangan merupakan faktor utama dalam bencana kelaparan, kematian dapat
muncul sebagai akibat dari pengaruh pengaruh yang rumit lainnya seperti penyakit atau
kurangnya akses dan jasa jasa lainnya.
4. Kekeringan sosioekonomi berhubungan dengan ketersediaan dan permintaan akan
barang barang dan jasa dengan tiga jenis kekeringan yang disebutkan diatas. Ketika
persediaan barang barang seperti air, jerami atau jasa seperti energi listrik tergantung
pada cuaca, kekeringan bisa menyebabkan kekurangan. Konsep kekeringan sosioekonomi
mengenali hubungan antara kekeringan dan aktivitas aktivitas manusia. Sebagai contoh,
praktek praktek penggunaan lahan yang jelek semakin memperburuk dampak dampak
dan kerentanan terhadap kekeringan di masa mendatang.
Ada beberapa hal yang menyebabkan terjadinya kekeringan pada tanaman meliputi (Winarko,
2004):
1. Spekulasi petani di lahan tadah hujan, mengharap ada hujan tetapi tidak terjadi.
2. Pelanggaran terhadap Rencana Pola dan Tata Tanam (SK Bupati) oleh petani di Daerah
Irigasi (DI). Ada 2 kemungkinan: Sengaja melanggar (spekulasi)dan tidak
mengetahui/tidak mendapat informasi.
3. Air irigasi tidak mengalir ke lokasi, biasanya di bagian hilir DI karena jaringan irigasi
rusak/tidak berfungsi.
4. Bagian hilir akan kekurangan air karena bagian pengguna hulu boros air.
5. Curah hujan memang dibawah normal (lebih kering daripada biasanya).
6. Sumber air yang ada lebih cepat mengering/menurun debitnya (terutama di wilayah
DAS).
Menurut Shelia B. Red (1995) bahwa Akibat bencana kekeringan diantaranya adalah dalam
sektor ekonomi, lingkungan, dan sosial.
Ekonomi :
Lingkungan :
Sosial: