Anda di halaman 1dari 10

PB.

4-5
LAPORAN
PENDIDIKAN ORANG DEWASA
“PELATIHAN PENGEMBANGAN TANAMAN
INDUSTRI KESAMBI”
(Schleichera oleosa)

Disusun Oleh:
Taufiqurrahman Sholeh
205040107111077
PB.4-5
Agribisnis B

Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Ir, Sugiyanto, MS.

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat
dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan laporan mata
kuliah Pendidikan orang dewasa yang berjudul “Pelatihan Pengenalan Tanaman
Kesambi” yang disusun dengan sangat sederhana sesuai yang diperintahkan.

Kami berharap agar laporan ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang
membacanya dan semoga kedepannya dapat dipergunakan sebagai salah satu
referensi dalam pengaplikasian pelatihan pengembangan produk pertanian
terutama pada komoditas teh.

Saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Prof. Dr. Ir.


Sugiyanto, MS. selaku dosen mata kuliah pendidikan orang dewasa. Tugas yang
telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang
yang saya tekuni.

Disadari bahwa segala sesuatu tentu ada sisi ketidaksempurnaannya maka


besar harapan kami akan kritik dan saran dari pembaca demi penyempurnaan
makalah ini kedepannya. Semoga banyak manfaat yang dapat diperoleh melalui
makalah ini.

Nganjuk, 6 November 2021

Penulis,

Taufiqurrahman S
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.....................................................................................................................3
1. PENDAHULUAN.........................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................4
1.2 Tujuan.....................................................................................................................5
2. PEMBAHASAN...........................................................................................................6
2.1 Uraian Materi.........................................................................................................6
3. RENCANA KEGIATAN PELATIHAN.....................................................................9
3.1 Jadwal Kegiatan.....................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................10
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesambi termasuk salah satu tumbuhan hutan yang mudah beradaptasi,
mempunyai manfaat yang serbaguna (multi purpose) serta bernilai ekonomis dan
sangat potensial untuk dikembangkan. Buah pohon kesambi digemari dan dapat
dimakan oleh manusia, binatang dan burung. Oleh karena itu pohon kesambi dapat
menjadi alternatif tanaman unggulan di dalam dan di luar kawasan hutan (Bachli,
2007).
Kesambi termasuk tanaman yang mempunyai sifat toleran terhadap
tumbuhan / tanaman lainnya. Dalam pengembangan tanaman jati, kesambi
merupakan pasangan yang paling ideal. Bahkan dalam berbagai literatur
dikemukakan bahwa pada umumnya dimana ada pertumbuhan jati secara alami /
liar disitu terdapat kesambi yang dapat tumbuh dengan baik. Selain toleran terhadap
sesama pepohonan, kesambi juga dapat/mampu berasosiasi dengan tanaman
hortikultura, seperti jagung dan kacang-kacangan. Beberapa hasil penelitian
menunjukkan bahwa bungkil/kulit biji kesambi sangat cocok dimanfaatkan sebagai
pupuk pada tanaman jagung. Dengan demikian pemanfaatan ruang tumbuh sekitar
tanaman kesambi dapat digunakan untuk tanaman pangan dan obat-obatan, sesuai
dengan kebutuhan masyarakat (Bachli, 2007).

Mengingat banyaknya manfaat dan kegunaan dari pohon kesambi tersebut,


maka pohon kesambi mempunyai potensi dan perlu dikembangkan melalui
budidaya. Kawasan hutan produksi yang tidak produktif dan lahan kritis di luar
kawasan hutan dapat ditanami kesambi. Kesambi termasuk jenis mudah tumbuh,
tahan kekeringan dan bahkan tahan terhadap panas api, tajuknya rindang dan
mampu bertunas sepanjang tahun. Manfaat dan kegunaan pohon ini dapat menjadi
sumber penghidupan masyarakat dan sumber pandapatan bagi suatu daerah. Selain
itu usaha tani lainnya dapat dikembangkan bersama kesambi dan manfaat utama
dari kesambi yang tidak dapat kita peroleh dari tanaman lainnya adalah sebagai
tempat memelihara dan mengembangkan/menularkan (inang) kutu lak yang
mempunyai nilai ekonomis tinggi di dalam dan di luar negeri. Pada umur 5-6 tahun,
kesambi sudah dapat ditulari kutu lak. Kutu lak adalah kutu penghasil lak. Lak
berguna antara lain sebagai bahan isolasi listrik, piringan hitam, tinta cetak,
ampelas, semir, kapsul obat, pelitur dan cat serta berbagai manfaat lainnya (Bachli,
2007).
1.2 Tujuan
1. Memberikan informasi tentang pertanian sehat kepada petani
2. Mengetahui peserta pelatihan dapat mengalami peningkatan pemahaman
dan pengetahuan setelah mengikuti pelatihan
3. Peserta pelatihan dapat memproduksi jenis produk olahan kesambi yang
baik benar
4. Peserta pelatihan dapat memanfaatkan kesambi dengan benar.
5. Untuk memastikan tujuan pelatihan tercapai maka perlu dievaluasi.
2. PEMBAHASAN
2.1 Uraian Materi
Materi yang diberikan pada saat pelatihan adalah bahan utama dari segala
pembahasan dan acara yang akan dilakukan. Materi yang akan diberikan dapat
diuraikan sebagai berikut:

a. Budidaya Tanaman Kesambi yang Baik


Kesambi dapat diperbanyak secara generatif (biji) dan vegetatif.
Perbanyakan secara vegetative dapat dilakukan dengan stek pucuk dan cangkok.
Pembiakan vegetatif stek pucuk dilakukan dengan cara stek pucuk diberi hormone
tumbuh IBA (Indole Butyric Acid) konsentrasi 1000 ppm (dalam bentuk tepung)
dan di tanam pada media pasir, yang diletakkan di ruang pengakaran dengan
sungkup yang memiliki sistem pengkabutan. Cara ini dapat menghasilkan stek
bertunas sebesar 51,10%. (Danu, 2004).

Regenerasi dengan cara stump dapat dilakukan setelah bibit kesambi


berusia satu tahun atau ketika batang bibit telah mencapai diameter ±1 cm. Batang
dipotong sekitar 10-15 cm, akar dipotong hingga panjangnya 25 cm. Bibit kesambi
ditanam pada lubang tanam yang dibuat dengan dalam dan lebar 30 cm.
Pemeliharaan yang dilakukan pada kesambi yaitu memberikan penyiangan yang
teratur dan pelindungan tanaman dari rumput (Iwasa, 1997 dalam Agussalim,
2012).

Penanaman kesambi di lapangan dapat dilakukan secara monokultur


maupun campuran dengan jenis lain. Perhutani menggunakan dua pola tanam
kesambi dalam rencana pengembangan tanaman sela di KPH Banten. Pola tanam
monokultur jarak tanam 6 x 4 m, dan yang digunakan untuk campuran, pola tanam
kesambi dicampur dengan kaliandra merah (Calliandra calothyrsus) jarak tanam 6 x
4 m dengan komposisi 75 : 25. Pola tanam yang menggabungkan kesambi dan
kaliandra merah sebagai inang lebih cepat dari segi tata waktu pengembalian
investasi dan lebih menguntungkan dibandingkan pola tanam monokultur (SPH
Banten, 2008 dalam Agussalim, 2012).

b. Manfaat Tanaman Kesambi


Kayu kesambi mempunyai struktur padat, rapat, kusut sangat keras dan
lebih berat dari kayu besi. Karena itu apabila dapat mencapai umur yang lebih
matang, kayunya berubah warna dari warna merah muda menjadi warna kelabu dan
tidak berurat. Oleh karena itu dahulu lebih banyak digunakan sebagai bahan
pembuatan jangkar untuk perahu kecil. Bahkan di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi
Selatan, kayu kesambi merupakan bahan dasar untuk membuat perahu. Kesambi
sebagai sumber kayu bakar potensial (Bachli, 2007).

Selain itu, kayu kesambi sangat kuat dan keras. Namun demikian salah satu
kelemahan dari kayu kesambi adalah tergolong kurang awet , tetapi sangat unggul
sebagai kayu bakar dan pembuatan arang. Arang dari kayu kesambi sangat cocok
untuk pembakaran dan bahkan lebih baik dari pada arang kayu jati dan kayu asam.
Oleh karena itu, penanaman kesambi untuk produksi kayu bakar perlu
dikembangkan terutama pada daerah pengembangan industri pembakaran dan
wilayah yang sulit bahan bakar untuk rumah tangga (Bachli, 2007).

Kulit kayu kesambi dapat digunakan sebagai bahan penyamak kulit, karena
menurut hasil penelitian, dalam kulit kesambi ditemukan 6,1-14,3 % zat penyamak.
Bahkan dahulu orang Bali dan Madura menggunakan kulit kesambi sebagai obat
kulit yang sangat manjur, terutama terhadap penyakit kudis dan penyakit kulit
lainnya (Bachli, 2007).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan memasukkan kulit kesambi


pada saat penyadapan nira, terbukti bahwa nira dapat dipertahankan kesegarannya
dengan memberikan pengawet (kulit kesambi) sebanyak 5gram dan 7,5gram.
Peningkatan kadar sukrosa bahan semakin nyata pada kosentrasi pengawet 5 gram
dan 7,5 gram, yaitu masingmasing 15,72 % dan 18,58 %. Pada konsentrasi
pengawet ini pula menunjukkan belum terdeteksinya asam asetat setelah
penyimpanan 10 jam. Dengan demikian pemberian pengawet pada saat penyadapan
nira dapat dipertahankan kesegarannya antara 22 jam hingga 28 jam tanpa
dilakukan pemanasan sebelumnya (Manjilala, Y. 2007).

Biji kesambi dilapisi dan diselimuti oleh kulit yang berwarna coklat.
bentuknya bulat panjang dengan ukuran antara 6-14 mm. Mudah pecah dan daging
bijinya mengandung 70 persen minyak sangat berguna sebagai bahan pembuatan
minyak gosok. Minyak yang berasal dari biji kesambi sangat baik untuk mengobati
penyakit dalam, kudis dan luka-luka. Dalam upaya pengembangan biodisel, biji
kesambi dapat diolah menjadi minyak pelumas, pembuatan lilin, industri batik, dan
bahan membuat sabun. Menurut beberapa hasil penelitian, kulit biji kesambi dapat
dijadikan kompos dan sangat cocok untuk pertumbuhan jagung lokal (Bachli,
2007).

Daun kesambi berkhasiat sebagai obat eksem, obat kudis, obat koreng dan
obat radang telinga. Untuk obat eksem dipakai ± 15 gram daun segar kemudian
dicuci dan direbus dengan 3 gelas air selama 25 menit selanjutnya disaring. Hasil
saringan didinginkan sampai airnya hangat untuk mencuci eksim sampai bersih.
Daun kesambi yang masih muda dapat dimakan sebagai sayur asam. Bahkan dapat
dimakan mentah sebagai lalapan, walaupun rasanya agak sepat. Di Sulawesi
Selatan, daun kering dari pohon kesambi dapat dibakar dan asapnya digunakan
untuk pengobatan (pengasapan) penyakit kudis dan gatal-gatal (Bachli, 2007).

Buah yang masih hijau dapat dimakan dan diolah sebagai asinan. Buah yang
sudah masak berwarna kuning atau kemerah-merahan, dapat dijadikan buah meja
dengan ciri rasa asam agak manis. Buah kesambi yang sudah masak sangat
digemari oleh monyet dan burung, termasuk anak-anak. Dibeberapa daerah buah
kesambi yang sudah masak dapat dibuat manisan (Bachli, 2007).
3. RENCANA KEGIATAN PELATIHAN
3.1 Jadwal Kegiatan
Hari/Tanggal : Sabtu , 13 November 2021

Waktu : 08.00 – 12.00

Tempat : Balai Desa Kramat, Nganjuk

Waktu (13 Nov) Kegiatan


08.00 – 08.30 Registrasi Peserta
08.30 – 08.35 Pembukaan
08.35 – 08.40 Sambutan Ketua Pelaksana
Sambutan Ketua Jurusan Sosial Ekonomi Fakultas
08.40 – 08.50
Pertanian Universitas Brawijaya
Sambutan Dekan Fakultas Pertanian Universitas
08.50 – 09.00
Brawijaya
Penyampaian Materi 1 (Pengenalan dan Tanaman
09.00 – 09.55
Teh)
09.55-10.45 Penyampaian Materi 2 (Budidaya Tanaman Teh)
10.45-11.10 Sesi Diskusi
11.10-11.40 Makan Siang
11.40-12.00 Penutupan hari pertama
Waktu (14 Nov) Kegiatan
08.00 – 08.30 Registrasi Peserta
08.30 – 08.35 Pembukaan
08.35 – 09.40 Penyampaian Materi 3 (Inovasi pengolahan produk
dan pengemasan)
09.40 – 10.45 Penyampaian Materi 4 (Pemasaran Produk)
10.45 – 11.15 Sesi Diskuis
11.15 – 11.45 Makan Siang
11.45 – 12.00 Penutupan hari kedua
DAFTAR PUSTAKA
MASRUROH, M. Identifikasi Molekuler Fungi Endofit Daun Kesambi (Schleichera
Oleosa) dan Ketapang (Terminalia catappa) Berdasarkan rDNA Its (Internal
Trancribed Spacer).

Permatasari, N. U. (2015). Analisis Penerapan Akuntansi Pada UMKM di Kelurahan


Drajat Kecamatan Kesambi Kota Cirebon (Doctoral dissertation, IAIN Syekh
Nurjati Cirebon).

Anda mungkin juga menyukai