Anda di halaman 1dari 20

BUDIDAYA TANAMAN HIAS AGLAONEMA DAN TANAMAN OBAT

JAHE GAJAH
(Tugas Mata Kuliah Budidaya Tanaman Hias dan Obat-Obatan)

DISUSUN OLEH :

A.FATURRAHMAN
05.13.19.1868
II E

KEMENTERIAN PERTANIAN
BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN
PERTANIAN POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN GOWA
PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN HORTIKULTURA

2020 /2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas laporan ini yang
berjudul “Budidaya Tanaman Hias Aglaonema dan Tanaman Obat Kunyit
Putih” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi
tugas pada mata kuliah Budidaya Tanaman Hias dan Obat-Obatan. Selain
itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan mengenai
budidaya tanaman hias aglaonema dan tanaman obat kunyit putih.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak/Ibu dosen yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya menyadari, yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan laporan ini.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

BONE, 29 November 2020

A.FATURRAHMAN

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1

1. 1 Latar Belakang....................................................................................1
1. 2 Rumusan Masalah...............................................................................2
1. 3 Tujuan..................................................................................................2
1. 4 Manfaat................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................4

2. 1 Tanaman Hias Aglaonema...................................................................4

2.1.1 Pengertian Aglaonema.................................................................4


2.1.2 Morfologi.....................................................................................4
2.1.3 Syarat Pertumbuhan.....................................................................5
2.1.4 Jenis Aglaonema..........................................................................6
2.1.5 Teknik Budidaya..........................................................................8
2.1.6 Pengendalian Hama dan Penyakit..............................................10

2. 2 Tanaman Obat jahe gajah ..................................................................12

2.2.1 Pengertian jahe gajah ................................................................12


2.2.2 Syarat Pertumbuhan...................................................................12
2.2.3 Teknik Budidaya........................................................................13
2.2.4 Pengendalian Hama dan Penyakit..............................................15
BAB III PENUTUP..............................................................................................16

3.1 Kesimpulan........................................................................................16
3.2 Saran..................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................17

iii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penggunaan tanaman hias kini telah menjadi trend masyarakat modern yang
tinggal di perkotaan. Tanaman hias tidak hanya digunakan sebagai dekorasi
ruangan dan lingkungan sekitar, melainkan juga dimanfaatkan sebagai simbol
untuk menyatakan perasaan suka maupun duka. Selain itu hobi bertanam
tanaman hias tak jarang menjadi inspirasi bagi seseorang untuk memulai sebuah
bisnis. Terbukti, banyak bisnis tanaman hias dimulai karena pemiliknya memang
memiliki hobi di bidang ini, banyak jenis tanaman hias yang bisa dijadikan
produk unggulan. Unggul karena tahan banting, harga stabil, dan peluang pasar
yang besar baik untuk lokal maupun ekpsor (Mirna, 2009).

Saat ini Aglaonema menjadi salah satu tanaman yang populer. Setelah
pengenalan hibrida-hibrida baru hasil persilangan secara komersial. Hibrida
tersebut memiliki daun dengan corak warna yang beragam. Tidak
mengherankan bila tanaman ini harganya mencapai jutaan rupiah per tanaman
yang sebagian telah dikoleksi oleh para pencinta tanaman hias. Hibrida baru akan
terus muncul seiring dengan meningkatnya intensitas kegiatanpemuliaan di dalam
negeri. Di Indonesia, Aglaonema yang memiliki sekitar 30 spesies ini, lebih
dikenal dengan sebutan “Sri Rejeki”. Tanaman dari suku Araceae (talas-talasan)
ini sudah sejak lama populer. Meskipun tanpa bunga, tanaman yang tengah
menjadi primadona ini sangat mempesona.

Budidaya Aglaonema relatif mudah untuk dilakukan karena diketahui


tanaman ini mudah tumbuh. Hal yang perlu diperhatikan dalam budidaya
Aglaonema yaitu faktor cahaya, kelembaban dan media tumbuh. Perbanyakan
Aglaonema juga cukup mudah dilakukan. Perbanyakan secara generatif melalui
biji, sedangkan secara vegetatif dapat dengan stek batang, pemisahan anakan,
cangkok dan kultur jaringan. Akan tetapi untuk mendapatkan tanaman jenis
baru sulit untuk dilakukan, karena harus didapatkan dengan cara penyilangan
(Leman, 2006)

Selain itu, pada pokok pembahasan juga dibahas mengenai tanaman obat.
Penggunaan obat tradisional di Indonesia sudah berlangsung sejak ribuan tahun
yang lalu, sebelum obat modern ditemukan dan dipasarkan. Obat tradisional
mungkin digunakan sebagai obat alternatif karena mahalnya atau tidak tersedianya

1
obat modern/sintetis dan adanya kepercayaan bahwa obat tradisional lebih aman
(Astawan, 2003). Salah satu tanaman obat tradisional di Indonesia yaitu jahe
gajah (Zingiber officinale) . Rimpang dari jahe gajah ini dapat digunakan sebagai
obat mengatasi masalah pencernaan, mengurangi mual, mengurangi rasa sakit,
membantu proses detoksifikasi dan pencegahan penyakit kulit, melindungi anda dari
kanker dan anti peredangan.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari laporan ini adalah :
1. Apa pengertian dari tanaman hias aglaonema dan tanaman obat kunyit putih?
2. Apa saja yang menjadi syarat pertumbuhan pada tanaman aglaonema dan kunyit
putih?
3. Bagaimana teknik budidaya tanaman hias aglaonema dan tanaman obat kunyit
putih?
4. Bagaimana cara pengendalian hama dan penyakit pada tanaman hias aglaonema
dan tanaman obat kunyit putih?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari laporan ini adalah :
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Budidaya Tanaman Hias dan Obat-Obatan.
2. Untuk mengetahui mengenai tanaman hias aglaonema dan tanaman obat-obatan
kunyit putih.
3. Untuk mengethaui teknik budidaya tanaman aglaonema dan kunyit putih.
4. Untuk mengetahui cara pengendalian hama dan penyakit pada tanaman hias
aglaonema dan tanaman obat kunyit putih.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari penyusunan laporan ini adalah :
1. Terpenuhinya tugas mata kuliah Budidaya Tanaman Sayur dan Buah-buahan.
2. Pembaca mengetahui lebih luas lagi mengenai tanaman hias aglaonema dan
tanaman obat-obatan kunyit putih.
3. Mengetahui teknik budidaya tanaman hias aglaonema dan tanaman obat-obatan
kunyit putih.
4. Mengetahui cara pengendalian hama dan penyakit pada tanaman hias aglaonema
dan tanaman obat kunyit putih.

2
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Tanaman Hias Aglonema

2.1.1 Pengertian Aglonema

Aglaonema merupakan tanaman dari family Araceae. Genus Aglaonema terdiri


dari sekitar 30 spesies. Habitat asli tanaman ini adalah di bawah hutan hujan tropis,
tumbuh baik pada areal dengan intensitas penyinaran rendah dan kelembaban tinggi.
Kini berbagai macam aglaonema hybrida telah dikembangkan, memiliki penampilan
tanaman yang sangat menarik. Hybrida dari bermacam warna, bentuk, ukuran daun
sehingga jauh berbeda dari spesies alami.

Aglaonema merupakan tanaman hias khas Asia Tenggara. Aglaonema berasal


dari bahasa Yunani, aglos yang berarti sinar dan nema yang berarti benang. Secara
harfiah Aglaonema berarti benang yang bersinar.

3
2.1.2 Morfologi Aglonema

Secara morfologi, tanaman Aglaonematerdiri atas beberapa bagian, yaitu akar,


batang, daun, bunga, dan biji.

1. Akar

Aglaonematermasuk tanaman monokotil,akar Aglaonemaadalah akar serabut


atau disebut juga wild root(akar liar) karena semua akar rumbuh dari pangkal
batang dan berbentukserabut. Akar yang sehat berwarna putih dan tampak berisi
(gemuk), sedangkan akar yang sakit berwarna coklar (Ari W. Purwanto, 2006).

2. Batang

Batang Aglaonematermasuk batang basah (herbaceous), bersifat lunak dan


berair. Ukuran batang sangat pendek dan tertutup oleh daun yang
tersusun rapat satu sama lain sehingga merupakan suatu roset. Warna batang
umumnya putih, hijau muda, atau merah muda (Ari W. Purwanto, 2006).

3. Daun

Bentuk daun Aglaonemasangat bervariasi, bulat telur (ovalus), lonjong


(oblongus), dan bahkan bentuk delta (deltoideus). Permukaan daun licin dan
tidak berbulu, serta tepi tidak bergerigi. Bentuk ujung daun pun
bervariasi, runcing (acutus), meruncing (acuminatus), tumpul (obtusus), dan
membulat (rotundalus).Daun tersusun berselang-seling atau saling
berhadapan dengan tangkai memeluk batang tanama (Ari W. Purwanto,
2006).Daun Aglaonemarelatif tipisdan memiliki tekstur yang kaku. Umumnya
daun Aglaonemaberwarna hijau bercorak atau bertotol-totol dengan gradasinya.

4. Bunga

Bunga berbentuk bulir, tumbuh diketiak daun. Sebagaimana golongan


Araceaelainnya, bunga Aglaonema tertutup oleh seludang bunga (spatha) yang
berfungsi untuk menarik serangga. Pada tongkol, bunga jantan terletak di
bagian atas, sedangkan bunga betina di bagian bawah. Bunga-bunga yang
mandul ini secara kasat mata dapat dilihat dari warnanya yang putih dengan
seludang putih kehijau-hijauan. Bunga jantan yang sudah masak akan terdapat
serbuk sarinya yang juga berwarna putih (Ari W. Purwanto, 2006).

5. Buah dan Biji

4
Penyerbukan yang berhasil ditandai dengan bakal buah membesar dan
berkembang menjadi buah yang berada di pangkal bunga. Buah berbentuk bulat
lonjong. Mula-mula buah berwarna hijau kekuningan, lalu berubah menjadi merah
sebagai tanda sudah matang. Proses pemasakan buah sekitar 6 bulan. Buah
yang sudah matang dipetik, lalu diambil biji-bijinya (Budiana, 2006).

2.1.3 Syarat Tumbuh

1. Cahaya

Aglaonema membutuhkan sinar matahari yang cukup untuk proses fotosintesis.


Sebetulnya tanaman ini dapat hidup di dataran sedang. Namun, beberapa
jenis lebih menyenangi lokasi teduh dengan pencahayaan terbatas, kirakira
10% –30% sehingga dibutuhkan paranet sekitar 70% –90%. Bila diletakkan di
dataran rendah membutuhkan paranet 90% sehingga sinar matahari yang
masuk 10%. Sementara bila diletakkan di dataran sedang umumnya
memerlukan paranet 70%. Aglaonemasangat tahan dengan pencahayaan minimal
(150 cahaya lilin) makanya tanaman hias ini cocok dipakai sebagai indoor plantyang
cukup lama (1-2 minggu) oleh karena itulah, tanaman ini populer sebagai indoor
plant (Budiana, 2006).Cahaya matahari yang terlalu terik dapat membakar helai
daun Aglaonema. Bila kekurangan cahaya, tanaman akan terhambat pertumbuhannya.
Tanda-tanda kelebihan cahaya matahari adalah daun Aglaonemamenjadi pucat,
putih, dan bahkan ada titik-titik gosong atau terbakar, serta daun terlihat
cenderung tegak (sudut antara daun dan batang kurang dari 45°). Tegaknya daun
itu sebetulnya merupakan mekanisme pertahanan diri Aglaonemaagar cahaya
yang menimpa daun tidak terlalu banyak (Ari W. Purwanto, 2006).

2. Temperatur

Aglaonema termasuk jenis tanaman yang membutuhkan tingkat kelembaban


yang tinggi. Temperatur siang yang diperlukan adalah 240C –290C,
sedangkan temperatur malam yang diperlukan adalah 180C –210C. Tetapi
Aglaonema, seperti halnya tanaman hias ruangan pada umumnya, sangat mudah
menyesuaikan diri pada temperatur yang ada, asalkan temperaturtersebut tidak
berubah-ubah. Cuaca dingin yaitu yang bertemperatur sekitar 120C –150C juga
dapat membantu tanaman yang baru dipindahkan atau dipotkan untuk
menyesuaikan diri (Putri, 1990).Tanaman Aglaonema bisa bertahan sampai suhu 32°

5
C. Aglaonemapadasuhu diatas 32° C, tanaman akan “terbakar” dan akhirnya mati.
Hal itu dikarenakan beberapa bagian tanaman mengalami kekurangan suplai
makanan atau nutrisi akibat penguapan cairanpadajaringan cukup besar. Oleh
karena itu, bila temperatur terlalu tinggi, sebaiknya segera dilakukan penyemprotan
uap air di sekitar lingkungan tanaman agar temperatur dapat kembali normal (Ari W.
Purwanto, 2006).

3. Kelembapan
Pada dasarnya tanaman Aglaonemahidup dibawah naungan pepohonan.
Aglaonematumbuh dengan baik padakelembaban yang relatif tinggi. Tanaman hias
Aglaonemamenyukai udara dengan kelembaban sekitar 50% yang merupakan
perpaduan suhu ideal sekitar 250C pada siang hari dan 160C sampai 200C pada
malam hari (Subono dan Andoko, 2005).

2.1.4 Jenis Aglonema


1. Aglaonema Spesies
Aglaonema spesies merupakan Aglaonemayang ditemukan atau terdapat di
alam, bukan hasil silangan manusia. Umumnya, Aglaonemaspesies berwarna
hijau seperti warna daun pada umumnya dan hanya beberapa yang mempunyai
corak dan satu-satunya yang berwarna merah, adalah Aglaonema
rotundum(Leman, 2006).
Corak daun Aglaonema spesies sederhana sehingga kurang menarik.
Keunggulan Aglaonema spesies ini adalah mempunyai daya tahan yang kuat
terhadap lingkungan ekstrem dan serangan hama penyakit. Aglaonema spesies inilah
yang merupakan tanaman-tanaman induk Aglaonema hibrida (Ari W.
Purwanto, 2006).

2. Aglaonema Hibrida.

a. Aglaonema Paten

Aglaonemapaten merupakan Aglaonema silangan (hibrida) yang mempunyai


hak paten, seperti komoditas atau hak cipta lainnya. Pemegang hak paten
adalah orang pertama yang menghasilkan tanaman tersebut. Pengembangbiakan
atau perbanyakan tanaman dapat dilakukan orang tersebut atau orang lain
dengan membayar sejumlah royalti ke pemegang hak paten (Leman, 2006).

b. Aglaonema Non-Paten

6
Aglaonemanon-paten adalah Aglaonemayang tidak didaftarkan pada lembaga
paten. Umumnya, Aglaonemayang termasuk kelompok ini tidak diperbanyak
secara besar-besaran sehingga harganya lebih mahal dibanding dengan
Aglaonemapaten. Banyak dari Aglaonema non-paten ini tidak diberi nama (Ari W.
Purwanto, 2006).

c. Aglaonema Mutasi

Tanaman dapat mengalami mutasi atau perubahan sehingga mempunyai


penampilan yang berbeda. Tanaman Aglaonemapun demikian. Mutasi yang
terjadi umumnya berupa perubahan warna dan atau coraknya menjadi varigata.
Varigata merupakan corak warna yang tidak merata. Umumnya, warna asli
tanaman tersebut bercampur dengan warna kuning atau putih. Mutasi tersebut
dapat terjadi pada tanaman asli (spesies) maupun tanaman hibrida (Leman, 2006).

Nilai daun Aglaonemaakan semakin tinggi bila ternyata memiliki warna


atau bentuk yang menyimpang dari aslinya yang sering
diistilahkan dengan mutasi. Namun demikian, sampai saat ini banyak yang belum
paham betul mengenai mutasi tersebut. Kebanyakan masyarakat hanya melihat
dari sisi warna saja. Padahal apabila jeli menyikapinya, mutasi pada tanaman
Aglaonemabisa terjadi pada bentuk serta pola daunnya (Handoko, 2009).

2.1.5 Teknik Budidaya

1. Persiapan Lahan
Ada dua macam tempat penanaman Aglaonemayaitu di tanah dan di
dalam pot. Apabila Aglaonemaakan ditanam pada tanah, tahap-tahap yang harus
dilakukan utuk pengolahan lahan adalah : -pengolahan tanah dilokasi. - mencangkul
agar tanah menjadi gembur, dengan kedalaman 20 cm. -Tambahkan humus dan
pasir halus secukupnya agar subur dan bersifat porous, dengan perbandingan 1:1.
-Pemberian pupuk kandang diawal penanaman dengan dosis 20-30ton/ha.
-Dilakukan penanaman benih atau bibit yang telah disiapkan dengan jarak tanam
50 cm-100 cm (Anonima, 2009)

2. Media Tanam
Aglaonema di habitat aslinya tumbuh dilapisan tanah paling atas yang
umumnya berupa tumpukan sisa-sisa daun dan ranting tanaman yang telah
terdekomposisi menjadi kompos. Aglaonemadialam umumnya tumbuh dibawah

7
rindangnya pepohonan besar dan tinggi dengan daun yang rimbun. Hal ini
menyebabkanlingkungan tumbuh asli Aglaonemamerupakan daerah yang subur,
lembab dan terlindung dari sinar matahari langsung. Media tanam
Aglaonemapada prinsipnya tidak harus menggunakan media khusus. Namun
yang pasti media tersebut harus dapat menjaga kelembaban atau tidak terlalu
basah danmempunyai drainase yang baik. Beberapa bahan
yangdapatdigunakansebagai media tanam antara lainpotongan pakis, sekam bakar,
pasir, dan cocopeat(Leman, 2006).

3. Perbanyakan Tanamanan
a. Cangkok
Pilihlah induk dengan batang yang kokoh, pastikan sudah bewarna
cokelat, kemudian kelupas batang hingga berwarna putih. Setelah itu, lapisi dengan
tanah sekam, pasir malang, humus dan pakis dengan perbandingan 1:5:2:2. Terakhir
bungkus dengan plastik dengan lubang untuk sirkulasi udara dan lubang untuk
pengakaran.
b. Stek
Cara menanam aglaonema dengan stek yaitu pertama pilih pucuk indukan
dengan kriteria kokoh dan memiliki setidaknya 5 daun yang masih tersisa. Hal ini
untuk menjaga tumbuhan tetap hidup walaupun sudah dipotong pucuknya.
Kedua tanam hasil pucuk indukan yang dipilih pada media pot.
c. Biji
Cara menanam aglaonema dengan biji yaitu pertama pilih biji dari induk
yang sudah tua. Kedua rendam biji 2 – jam, ketiga tanam biji hasil rendaman tersebut.

4. Penanaman
Penanaman Aglaonemayang terpenting, saat penanaman awalmedia
diusahakan lembab (tidak kering kerontang dan jangan pula basah). Sehabis
menanam jangan langsung disiram. Baru disiram 1-2 hari kemudian dengan
cara menyiram permukaan medianya saja (nanti airnya akan meresap ke bawah
sehingga medianya jadi lembab tapi tidak basah). Setelahnya siram setelah 3 hari
atau lebih (tergantung kondisi lingkungan). Begitu kira-kira akar jalan, boleh disiram
sampai basah pakai air biasa dan tunggu sampai media kering baru disiram lagi.
Biasanya Aglaonemabusuk jikamedia masih lembab sudah disiram lagi(Anonime,
2008).

8
Langkah pertama yang harus dilakukan memilih bibit yang baik.Jika
akar bibit terlalu berantakan, sebaiknya dipotong atau dirapikan dengan gunting
tanaman.Langkah selanjutnya adalah membelah bibit menjadi empat bagian agar
memiliki banyakbibitAglaonema.Perbanyakan tanaman dapat dilakukan dengan
membuat potongan membujur dari bagian batang ke arah akardan membagi dua
bibit tersebut. Kemudian, belah lagi tiap potongan sebelumnya sehingga
mendapatkan 4 belahan bibit. Benamkan bibit Aglaonemahingga hanya sedikit
pucuk yang terlihat mencuatdi permukaan tanah.Siram bibit dengan air hingga
media cukup basah (Plantus, 2010).

5. Penyiraman
Aglaonema termasuk tanaman yang butuh air dalam jumlah cukup, jadi
penyiraman hal penting yang mesti diperhatikan agar aglaonema tumbuh baik, tapi
tidak sampai menggenangi medianya, frekuensi dan dosis penyiraman perlu diatur
sesuai dengan kondisi media dan lingkungan setempat. Penyiraman menggunakan
sprayer dengan butiran air halus mencegah daun rusak atau sobek. Semprotkan air
pada daun, mulai dari bagian atas hingga seluruh permukaannya basah. Media
tanam juga disemprot air, tetapi jangan terlalu basah sampai akar-akarnya.
6. Pemupukan
Untuk menunjang pertumbuhan tanaman aglaonema kebutuhan nutrisi sangat
penting, beragam merek pupuk majemuk/anorganik mudah diperoleh, bahkan saat ini
sudah banyak beredar pupuk khusus aglaonema. Sebelum memilih, cermati dulu
komposisi nutrisi dan penggunaanya, barulah cara dan dosis pemberiannya,
pemberian pupuk dengan dosis rendah, tetapi sering diberikan akan menghasilkan
tanaman kualitas baik dibanding dengan pemberian sesekali dengan dosis
tinggi.Namun, pupuk yang biasa dipakai ialah pupuk NPK. Perbandingan
ketiga unsur yang baik digunakan ialah 1:1:1 atau 3:1:2.

7. Penyiangan
Kegemburan dapat dijaga dengan cara media didangir atau disiangi secara
teratur. Maksudnya agar kelembaban dan aerasi media tetap terjaga. Saat mendangir,
jangan sampai merusak atau memutus akar. Gunakan sebatang kayu kecil untuk
mendangir. Saat mendangir sekitar batang, harus dilakukan secara hati-hati
karena akar muda biasanya terletak disekitar batang. Rumput atau gulma
dicabut agar tidak terjadi rebutan unsur hara yang menghambat pertumbuhan
Aglaonema(Budiana, 2006). Bila menemukan gulma atau tanaman pengganggu,

9
maka harus dilakukan penyianganatau pembubunan tanaman yangmengganggu
tersebut. Penyiangan ini hendaknya dilakukan rutin selama 2 atau 3 kali
seminggu atau disesuaikan dengan kondisi (Anonime, 2009).

2.1. 6 Pengendalian Hama dan Penyakit

1) Hama

-Mealybugs ; adalah jenis kutu berwarna putih, termasuk ordo Homoptera.


Menempel pada bawah daun atau batang tanaman. Mealybug menusuk dan
menghisap cairan sel-sel daun serta mengakibatkan daun berkeriput. Kutu ini dapat
diberantas dengan insektisida (Ari W. Purwanto, 2006).

-UlatUlat ; akan meludeskan batang dan daun Aglaonema. Bila populasi ulat
belum banyak, cukup diambil dengan jepitan atau pinset. Bagian daun yang
terserang dipotong, sementara ulatnya dibunuh. Namun, jika serangan ulat pada
tahap serius ada baiknya menyemprot insektisida seperti Sevin atau Metindo
secara rutin sebulan sekali (Budiana, 2006).

-Belalang ; belalang muda yang belum mempunyai sayap mudah ditangkap,


tetapi jika sudah dewasa bisa terbang dan hinggap dari satu
Aglaonemake Aglaonemalain. Untuk menghalaunya gunakan insektisida, seperti
Confidor 200 SL dengan frekuensi penyemprotan 2 minggusekali (Junaedhie,
2006).

2) Penyakit

-Busuk Lunak (Bacterial stem rot) ; penyebabnya bakteri Erwinia carotovora.


Bakteri tersebut menyerang daun dan tangkai batang. Gejala serangan
diawali keluarnya lendir, lalu lama-kelamaan berbau tidak sedap dan
berubaha warna coklat kehitaman.. Cara mengatasinya dengan menyemprot
Agrept 20 WP yang berisi Streptomycin atau Terramycin 21,6 SP yang
mengandung Tetracyclin.

-Jamur Fusarium (Fusarium Stem Rot) ; disebabkan oleh jamur fusarium dengan
gejala serangan bagian tanaman membentuk bercak berwarna merah cerah dengan
tepi berwarna ungu kemerahan. bagian tanaman yang terserang secepatnya harus
dipotong dan dibuang agar penyakit tidak meluas ke mana-mana. Muncul karena
kelembaban yang tinggi, sehingga usaha pencegahan dapat dilakukan dengan

10
cara mengatur penempatan tanaman tidak terlalu rapat (Subono dan Andoko,
2005).

-Virus ; terjadi pada daun. Tanaman yang terinfeksi akan terlihat


berkeriput dan keriting daunnya. Satu-satunya cara untuk mengatasi serangan
virus adalah dengan mengarantina tanaman yang terinfeksi agar tidak menulari
tanaman lain, bahkan jika perlu tanaman dimusnahkan (Ari W. Purwanto, 2006).

2.2 Tanaman Obat Kunyit Putih

2.2.1 Pengertian Kunyit Putih

Nama latin kunyit putih adalah Curcuma alba, tanaman ini merupakan
tanaman obat. Mempunyai klasifikasi dari jenis kaenferia rotundus, Bangsa
Zingiberales, Suku Zingiberaceae, dan Marga Kaemferia. Ciri-ciri fisik terdapat dalam
kunyit putih mempunyai bintik umbi yang serupa dengan tanaman jahe berwarna
krem agak kuning muda(Sastropradjo, 1990). Bau khas kunyit putih segar hampir
mirip dengan aroma mangga kweni, jadi inilah yang membedakan dengan
tanaman serupa dari mangga sejenis kaemferia.

Selain itu, kunyit putih termasuk salah satu tanaman obat pembersih ginjal,
bermanfaat sebagai anti inflamasi, anti tumor, anti oksidan, dan menurunkan kadar
lemak darah dan kolesterol, anti mikroba, serta sebagai pembersih darah. Dan yang
paling menggemparkan dunia medis karena ternyata kunyit putih dapat
menyembuhkan penyakit kanker. Bagian yang digunakan adalah rimpang dan daun
(Nasution, 2002)

2.2.2 Syarat Pertumbuhan

1) Iklim

a. Tanaman kunyit dapat tumbuh baik pada daerah yang memiliki intensitas
cahaya penuh atau sedang, sehingga tanaman ini sangat baik hidup pada
tempattempat terbuka atau sedikit naungan.

11
b. Pertumbuhan terbaik dicapai pada daerah yang memiliki curah hujan
1000-4000 mm/tahun. Bila ditanam di daerah curah hujan < 1000
mm/tahun, maka system pengairan harus diusahakan cukup dan tertata baik.
Tanaman ini dapat dibudidayakan sepanjang tahun. Pertumbuhan yang
paling baik adalah pada penanaman awal musim hujan.

c. Suhu udara yang optimum bagi tanaman ini antara 19-30 oC.5.2.

2) Media Tanam

Kunyit putih tumbuh subur pada tanah gembur, pada tanah yang dicangkul
dengan baik akan menghasilkan umbi yang berlimpah.
Jenis tanah yang diinginkan adalah tanah ringan dengan bahan organik
tinggi, tanah lempung berpasir yang terbebas dari genangan air/sedikit basa.

3) Ketinggian Tempat

Kunyit putih tumbuh baik di dataran rendah (mulai < 240 m dpl) sampai
dataran tinggi (> 2000 m dpl). Produksi optimal + 12 ton/ha dicapai pada
ketinggian 45 m dp

2.2.3 Teknik Budidaya

a. Pembibitan
Cara pertama yang dilakukan untuk budidaya kunyit putih adalah melakukan
pembibitan. Bibit yang baik diambil dari potongan rimpang kunyit yang segar, sehat,
dan bebas dari bibit penyakit. Cara memperoleh bibit dapat dilakukan dengan
memotong rimpang sama panjang. Selain itu, ada beberapa hal yang perlu dilakukan
dengan teliti untuk memperoleh bibit yang sehat dan berkualitas, antara lain ; -
Memotong rimpang sama panjang satu sama lain, yaitu sekitar 5-7cm dan berat 20-
30gram tiap rimpang.
- Bibit kunyit diangin-anginkan di tempat teduh dan lembab selama kurang lebih
1,5 bulan. Proses ini dapat dilakukan menggunakan jerami padi.
- Setelah 1,5 bulan dan telah tumbuh tunas pada rimpang sekitar 2-3cm, artinya
bibit telah siap untuk dipindahkan ke media tanam.

b. Persiapan Media Tanam

12
Proses yang selanjutnya adalah mempersiapkan media tanam atau lahan yang
akan digunakan untuk menanam kunyit putih. Pembuatan media tanam sebaiknya
dilakukan 30 hari sebelum masa tanam tiba. Hal yang perlu anda lakukan adalah ;
- Mencangkul media tanam yang akan ditanami bibit kunyit agar tekstur tanah
menjadi gembur, sekaligus membersihkan media tanam dari gulma yang
mengganggu.
- Cangkul lahan dengan kedalaman sekitar 20-30cm, dan biarkan selama kurang
lebih 2 minggu di bawah sinar matahari agar gas-gas beracun yang terkandung
pada tanah dapat menguap.

c. Teknik Penanaman
Untuk teknik penanaman kunyit putih dapat dilakukan dengan membuat
lubang tanam dengan ukuran 30×30 cm dengan kedalaman 60cm. Tahap penanaman
kunyit putih ini dapat dilakukan dengan dua tahap. Yakni melakukan penenaman pada
awal musim hujan dan melakukan pemanenan pada awal kemarau.
Proses ini membutuhkan waktu sekitar 7 sampai 8 bulan. tahap penanaman
yang kedua dilakukan dengan menanam kunyit putih pada awal musim hujan dan
melakukan pemanenan setelah dua kali masa kemarau, yakni sekitar 13 hingga 18
bulan. Penanaman dilakukan dengan cara stek rimpang dalam nitro aromatik
menggunakan media yang telah diberi mulsa. Ternyata mulsa berpengaruh dalam
pertumbuhan tanaman vegetatif.
Tanaman kunyit putih termasuk tanaman yang tidak tahan air. Oleh karena itu,
usahakan untuk mengatur drainase sebaik mungkin agar tanaman tidak tergenang air
dan aliran air lebih lancar.

d. Perawatan
Perawatan kunyit putih dilakukan dengan penyemprotan pestisida. Masa
penyemprotan pestisida dilakukan saat adanya gejala hama maupun serangga
menyerang. Pastikan hama atau serangga yang akan disemprot menggunakan pestisida
adalah serangga yang merugikan. Karena terkadang ada beberapa serangga yang
sebenarnya tidak berbahaya, dan justru dapat membantu proses pertumbuhan tanaman.
Jika serangga menguntungkan ini juga dibasmi menggunakan semprotan
pestisida, ada kemungkinan akan terjadi efek samping di kemudian hari. Serangga
yang biasa menyerang tanaman kunyit putih adalah ulat pemakan tanaman.

e. Panen

13
- Ciri dan Umur Panen : biasanya berumur 8-11 bulan setelah masa tanam. Ciri-ciri
yang ditunjukkan antara lain mulai bergugurannya daun tanaman, munculnya
daun yang berwarna kuning, dan terjadi kelayuan pada tanaman.
- Periode Panen : sebaiknya dilakukan di musim kemarau, karena saat ini
kandungan air dalam tanah lebih sedikit, sehingga akan lebih memudahkan dalam
proses pengeringan.
- Cara Panen : diawali dengan memisahkan rimpang dari batang dan daun. Setelah
itu, cabut rimpang dari dalam tanah. Bersihkan rimpang, dan masukkan ke dalam
karung.

2.2.4 Pengendalian Hama dan Penyakit

1. Hama
- Ulat penggerek akar (Dichcrosis puntifera.)
Gejala : pada pangkal akar dimana tunas daun menjadi layu dan lama kelamaan
tunas menjadi kering lalu membusuk.

Pengendalian : tanaman disemprot/ditaburkan insektisida furadan G-3.7.2.

2. Penyakit
- Busuk bakteri rimpang
Penyebab : oleh kurang baik sistem pengairan (drainase) atau disebabkan
olehrimpang yang terluka akibat alat-alat pertanian, sehingga luka
rimpang kemasukan cendawan. Gejala:kulit akar tanaman menjadi keriput
dan mengelupas, kemudian rimpang lama kelamaan membusuk dan keropos.
Pengendalian: a.mencegah terjadi genangan air pada lahan, mencegah
terlukanya rimpang; b.penyemprotanfungisida dithane M-45.
- Karat daun kunyit
Penyebab:Taphrina macullans Bult dan Colletothrium capisici atau oleh
kutu daun yang disebut Panchaetothrips. Gejala:timbulnya warna coklat
(karat) pada helaian daun; bila penyakit ini menyerang tanaman
dewasa/daun yang tua maka tidak akan mempengaruhi
produksinya sebaliknya jika menyerang tanaman/daun muda,
menyebabkan tanaman tersebut menjadi mati.
Pengendalian: a.Dilakukan dengan mengurangi kelembaban;b.Penyemprotan
insektisida, seperti dengan agrotion 2 cc/liter atau dengan fungisida
dithane M-45 secara teratur selama seminggu sekali.

14
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Aglaonema merupakan tanaman dari family Araceae. Genus Aglaonema


terdiri dari sekitar 30 spesies. Jenis tanaman aglaonema ini terbagi menjadi
aglaonema spesies dan hibrida. Dalam membudidayakan tanaman ini ada syarat
pertumbuhan yang mesti diperhatikan yaitu cahaya, temperatur dan kelembapan.
Adapun teknik-teknik membudidayakan tanaman ini meliputi tahap persiapan
lahan, media tanam, perbanyakan tanaman (cangkok, stek, biji), penanaman,
penyiraman, pemupukan dan penyiangan.

Kunyit putih merupakan tanaman obat, nama latin kunyit putih


adalah Curcuma alba. Ciri-ciri fisik terdapat dalam kunyit putih mempunyai
bintik umbi yang serupa dengan tanaman jahe berwarna krem agak kuning
muda. Syarat pertumbuhan tanaman ini untuk dibudidayakan yaitu iklim, media
tanam dan ketinggian. Teknik membudidayakannya yaitu meliputi tahap
pembibitan, persiapan media tanam, penanaman, perawatan dan panen.

3.2 Saran

Penyusun mohon maaf apabila di dalam makalah ini terdapat banyak


kesalahan baik dari segi bahasa maupun penulisan karena penyusun masih dalam
tahap belajar. Oleh sebab itu, penyusun sangat menerima kritik dan saran yang
bersifat membangun untuk menjadi acuan dalam penyusunan makalah lainnya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Anita. 2010. Budidaya Tanaman Hias Aglaonema di Deni Nursey and Gardening.
Surakarta. https://eprints.uns.ac.id/264/1/162032608201012131.pdf . Diakses
pada 26 November 2020.

Budiana, N.S., 2006. Agar Aglaonema Tampil Memikat. Penebar Swadaya. Jakarta.

Handoko. 2009. “Pos Mutasi Tampil Menantang.”dalam: Agrobis Edisi 819.

Junaedhie, Kurniawan. 2006. Panduan Praktis Perawatan Aglaonema.


Agro Media Pustaka. Jakarta.

Kurnia Sudarwati. 2020. Ide Bisnis Budidaya Kunyit Putih Mampu Hasilkan Omset
Ratusan Juta Rupiah. https://ringtimesbanyuwangi.pikiran-
rakyat.com/ekonomi-bisnis/pr-17750273/ide-bisnis-budidaya-kunyit-
putihmampu-hasilkan-omset-ratusan-juta-rupiah?page=3. Diakses pada tanggal
26 November 2020.

Leman, 2006. Aglaonema Tanaman Pembawa Keberuntungan. Penebar


Swadaya.Jakarta.

Mirna. 2009. Bisnis Aglaonema. http://www.rankerzseo.com. Diakses pada tanggal


26 November 2020.

Nasution, R.E. Prosiding Seminar dan Loka Karya Nasional Etnobotani. Jakarta:
Departement Pendidikan dan Kebudayaan RI LIPI, 2002.

Purwanto, Ari .W. 2006. Aglaonema, Pesona Kecantikan Sang Ratu Daun. Kanisius.
Yogyakarta.

Plantus. 2010. Cara Menanam Aglaonema.http://anekaplanta.wordpress.com/. Diakses


pada tanggal 26 November 2020.

16
Sastropradjo. Tumbuhan Obat. Jakarta: Lembaga Biologi Nasional LIPI dan Balai
Pustaka, 1990.

Subono, M dan Andoko, A. 2005. Meningkatkan Kualitas Aglaonama. Cet IV.


Agromedia Pustaka. Depok.
Somad.. 2014. Panduan Lengkap Budidaya Tanaman Hias Daun Aglaonema.
https://pesonatanamanhias.blogspot.com/2014/11/panduan-lengkap-
budidayatanaman-hias-daun-aglaonema.html. Diakses pada tanggal 26
November 2020.

Wulandari. 2020. Mengenal Tanaman Hias Aglaonema dan Cara Budidaya.


https://tirto.id/mengenal-tanaman-hias-aglaonema-dan-cara-
budidayafZ1V..Diakses pada tanggal 26 November 2020.

17

Anda mungkin juga menyukai