SAINTIFIKASI JAMU
“KIE Jamu Untuk Wasir”
Oleh Kelompok 7 :
Yuliana Ayu Puspitasari (182211101094)
Ramadhan Rizki P (182211101104)
Alfita Rahmawati (182211101107)
Atika Sari Dyah P (182211101111)
Indah Puspita Sari (182211101128)
Halaman
HALAMAN SAMPUL ..................................................................................... i
DAFTAR ISI ..................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ iii
BAB 1. PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................ 3
BAB 2. ISI ......................................................................................................... 4
2.1 Formula Jamu ................................................................................ 4
2.2 Deskripsi Tanaman ........................................................................ 4
2.2.1 Tanaman Ungu ....................................................................... 4
2.2.2 Tanaman Duduk ..................................................................... 6
2.2.3 Tanaman Iler .......................................................................... 9
2.2.4 Tanaman Temuwalak ............................................................. 12
2.2.5 Tanaman Kunyit ..................................................................... 15
2.2.6 Tanaman Meniran .................................................................. 19
2.3 Cara Pembuatan dan Peracikan Jamu Herbal ............................ 22
2.4 Cara Penggunaan Jamu Herbal .................................................... 22
2.5 KIE Pada Pasien .............................................................................. 22
BAB 3. PENUTUP ............................................................................................ 24
5.1 Kesimpulan ..................................................................................... 24
5.1 Saran ............................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 25
ii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Tanaman Ungu ............................................................................... 4
Gambar 2.2 Tanaman Duduk ............................................................................. 6
Gambar 2.3 Tanaman Iler .................................................................................. 9
Gambar 2.4 Tanaman Temulawak ..................................................................... 12
Gambar 2.5 Tanaman Kunyit .............................................................................. 15
Gambar 2.6 Tanaman Meniran .......................................................................... 19
Gambar 2.7 Herba Meniran ................................................................................ 20
iii
BAB 1. PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan Tujuan dalam penyusunan makalah ini adalah :
a. Mengetahui komposisi dalam resep ramuan untuk wasir
b. Mengetahui cara peracikan resep ramuan untuk wasir.
c. Mengetahui dan mampu menjelaskan KIE kepada pasien terkait ramuan untuk
wasir.
BAB 2. ISI
2.2 Deskripsi
2.2.1 Daun Ungu
Family : Acanthaceae
Genus : Graptophyllum
Spesies : Graptophyllum pictum (L.) Griff
b. Morfologi Tanaman
Perawakan semak tegak atau perdu, tidak berambut, tinggi dapat
mencapai 3 m, cabang bersudut tumpul, berbentuk galah dan berbuku-buku
nyata. Daun tunggal, letak daun bersilang berhadapan, helaian daun bulat
memanjang atau lanset, panjang 8-20 cm, lebar 3-13 cm, pangkal berbentuk
seegi tiga terbalik (pasak), ujung meruncing, tepi bergelombang, warna ungu
kehijauan, ungu bercak hijau,ungu bercak putihatau hijau, panjang tangkai daun
0,5-0,75 cm, panjang rata-rata kelopak bunga 3 mm, mahkota bunga warna
merah tua, tabung mahkota pipih kedua sisi (bilateral), panjang 2-3 cm, mahkota
berbibir. Benang sari bagian belakang kecil, fertil. Buah berbentuk kapsil dijawa
buah tidak berkembang dengan sempurna (Kemenkes RI, 2012).
c. Kandungan Kimia
Alkaloid non toksik, glikosid steroid, saponin, lendir, tanin galat,
antosianin, leukoantosianin, asam protokatekuat, dan flafonoid. Senyawa aktif
lain berupa asam-asam fenolat yaitu asam protokatekuat, asam p-hidroksi
benzoat, asam kafeat, asam kumarat, asam vanilat, asam siringat, asam felurat,
juga engandung senyawa golongan saponin, tanin, dan senyawa serupa alkaloid
(Kemenkes RI, 2012).
d. Habitat
Tanaman ini tumbuh di dataran rendah sampai di pegunungan dengan
ketinggian tempat tumbu 1250 m dpl. Sering ditanam sebagai tanamam pagar di
pekarangan di ladang produktif (Kemenkes RI, 2012).
e. Manfaat
Digunakan untuk mengatasi gejala wasir atau hemoroid, bengkak dan
sembelit
f. Bagian dan Dosis yang digunakan
1 x 7 lembar daun/hari. Contoh formula :
6
a. Klasifikasi Tanaman
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Leguminosales
Family : Leguminosae
Genus : Tadehagi
Spesies : Tadehagi triquetrum (L.) H. Ohashi
Sinonim : Desmodium triquetrum (L.) DC. (Wahyuni dkk, 2016)
b. Morfologi Tanaman
Daun duduk dapat ditemukan dari dataran rendah sampai 1.500 m dpl.
tumbuh liar di tempat terbuka dengan cahaya matahari yang cukup atau sedikit
naungan, serta tidak begitu kering. Perdu menahun, tumbuh tegak atau menanjak,
tinggi 0,5 -3 m, dengan kaki yang berkayu. Batang bulat, beruas, permukaan
kasar, percabangan simpodial, diameter 2 cm, cokelat. Daun tunggal, berseling,
berdaun penumpu, tangkai daun bersayap lebar. Helaian daun lanset, ujung
meruncing, pangkal rata, tepi rata, pertulangan menyirip, panjang 10 -20 cm, lebar
1,5 -2 cm, masih muda cokelat, setelah tua hijau. Bunga majemuk, malai, keluar
dari ujung batang, mahkota berbentuk kupu-kupu warnanya putih keunguan,
berambut halus, pangkal berlekatan. Buah polong, panjang 2,5 -3,5 cm, lebar 4-6
mm, berambut, berisi 4 -8 biji, masih muda hijau, setelah tua cokelat. Biji kecil,
bentuk ginjal, warnanya cokelat muda. Perbanyakan dengan biji.
c. Kandungan Kimia
Daun duduk mengandung beberapa senyawa kimia diantaranya yaitu
alkaloid, hepaforina, trigonelina dan tanin. Daunnya mengandung tanin, aklaloida
hipaforin, trigonelin. Buahnya mengandung saponin, flavonoid dan tanin
(Wahyuni dkk, 2016).
8
d. Habitat
Daun duduk tumbuh meliar di tempat terbuka dengan cahaya matahari
yang cukuo atau sedikit naungan dan tidak terlalu kering mulai daratan rendah
sampai ketinggian tempat 1.500 m dpl (Wahyuni dkk, 2016).
e. Manfaat
Penggunaan secara tradisional daun duduk dimanfaatkan untuk mengobati
wasir, batuk, sebagai tonikum, antiinflamasi dan antimikroba, pereda demam
(antipiretik), meningkatkan nafsu makan (stomakik) dan peluruh kencing
(diuretik).
f. Bagian yang digunakan
Seluruh bagian kecuali akar (herba) dapat digunakan. Pemakaian dalam
bentuk segar atau yang telah dikeringkan.
g. Dosis Pemakaian
Wasir :
Ambil 20 g daun segar, dicuci bersih lalu direbus dengan 1 gelas air
selama 15 menit. Setelah dingin disaring. Hasil saringan diminum sekaligus.
Lakukan setiap hari.
Radang ginjal akut, edema :
Ambil herba daun duduk sebanyak 60 g, dicuci lalu direbus dengan 3 gelas
air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, minum sekaligus pada pagi
hari.
Muntah pada kehamilan :
Ambil herba daun duduk sebanyak 30 g, dicuci lalu dipotong-potong
seperlunya. Rebus dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin
disaring, dibagi untuk 3 kali rninum, yaitu pagi, siang, dan sore, masing-masing
1/3 gelas.
Disentri :
Ambil herba daun duduk segar sebanyak 30 g, dicuci lalu digiling halus.
Seduh dengan 3/4 cangkir air panas, biarkan selama 15 menit. Tambahkan garam
9
seujung sendok teh sambil diaduk. Peras dan saring. Hangat-hangat diminum
sekaligus.
h. Cara Pemakaian
Siapkan herba daun duduk sebanyak 15-60 g, lalu direbus dan minum.
Pemakaian luar digunakan untuk mengompres wasir, abses, sakit pinggang, dan
pegal-pegal pada kaki dengan herba daun duduk yang digiling halus.
ragam dan ujung meruncing dan tulang daun menyirip berupa alur. Batang bersegi
empat dengan alur yang agak dalam pada masing-masing sisinya, berambut,
percabangan banyak, berwarna ungu kemerahan. Permukaan daun agak
mengkilap dan berambut halus panjang dengan panjang 7-11 cm, lebar 3-6 cm
berwarna ungu kecoklatan sampai ungu kehitaman. Bunga berbentuk untaian
bunga bersusun, muncul pada pucuk tangkai batang berwarna putih, merah dan
ungu. Tumbuhan iler memiliki aroma bau yang khas dan rasa yang agak pahit,
sifatnya dingin. Buah keras berbentuk seperti telur dan licin. Jika seluruh bagian
diremas akan mengeluarkan bau yang harum. Untuk memperbanyak tanaman ini
dilakukan dengan cara setek batang dan biji.
c. Kandungan Kimia
Herba tumbuhan iler yang memiliki sifat kimiawi harum, berasa agak
pahit, dingin, memiliki kandungan kimia. Daun iler mengandung karvakrol
(bersifat antibakteri) dan eugenol (mengurangi nyeri). Selain itu, daun iler
mengandung etil salisilat (mencegah iritasi) dan sedikit lendir.
Pada bagian daun dan batang mengandung minyak atsiri, fenol, tannin,
lemak, phytosterol, kalsium oksalat, dan peptik substances. Komposisi kandungan
kimia yang bermanfaat antara lain juga alkaloid, etil salisilat, metal eugenol, timol
karvakrol, mineral.
d. Habitat
Tumbuhan iler merupakan tumbuhan semusim yang tumbuh subur di
daerah dataran rendah sampai ketinggian 1500 meter diatas permukaan laut.
Umumnya tumbuhan ini ditemukan di tempat lembab dan terbuka seperti
pematang sawah, tepi jalan pedesaan di kebun-kebun sebagai tanaman liar atau
tanaman obat.
f. Manfaat
Tumbuhan iler memiliki berbagai manfaat bagi kesehatan. Tumbuhan ini
bermanfaat untuk menyembuhkan wasir, sembelit pada penderita wasir, sembelit,
bisul, luka/borok, perut mulas, untuk haid terlambat, pembersih pada hari terakhir
haid, dan pada mata merah.
g. Bagian dan Dosis yang Digunakan
11
Wasir
Ada tiga ramuan iler yang dapat digunakan untuk mengobati wasirsecara alamiah.
Cara 1:
Bahan: 17 helai daun iler, 7 daun ngokilo, dan 3 potong kunyit (masing-masing
sebesar jari).
Pengobatan: Bahan-bahan dicuci bersih. Kunyit dimemarkan. Semua bahan
direbus dengan 6 gelas air sampai tinggal setengah. Air rebusan disaring dan
diminum satu gelas sekali sehari. Ramuan ini cukup untuk tiga kali pengobatan.
Cara 2:
Bahan: 17 helai daun iler, 7 hellai daun handeuleum, dan setengah cangkir daun
pegagan.
Pengobatan: Daun dicuci dan dihaluskan. Selanjutnya, ditambahkan setengah
gelas air, diaduk, dan disaring dengan kain. Ramuan diminum satu kali sehari.
Cara 3:
Bahan: 17 helai daun iler.
Pengobatan: Daun dicuci dan direbus dengan dua gelas air sampai air tinggal
setengah. Ramuan disaring dan diminum satu kali sehari.
Sembelit pada penderita wasir
Bahan: 10 helai daun iler.
Pengobatan: Daun dicuci dan direbus dengan dua gelas air sampai air tinggal
setengah. Ramuan diminum satu kali sehari.
Sembelit
Bahan: 5 helai daun iler dan 1 sendok minyak kacang.
Pengobatan: Daun dicuci dan direbus dengan segelas air sampai air tinggal
setengah. Air rebusan disaring dan ditambahkan minyak kacang, lalu diminum
sekaligus.
Bisul
Bahan: Daun iler dan minyak kelapa.
Pengobatan: Daun dicuci bersih, diolesi dengan minyak kelapa, dan digarang.
Daun ditempelkan pada bisul selagi masih hangat.
Luka/Borok
12
b. Morfologi Tanaman
Akar
Akar rimpang terbentuk dengan sempurna dan bercabang kuat, berwarna
hijau gelap. Rimpang induk dapat memiliki 3-4 buah rimpang. Warna kulit
rimpang cokelat kemerahan atau kuning tua, sedangkan warna daging rimpang
orange tua atau kuning (Galeriukm, 2011).
Batang
Temulawak termasuk jenis tumbuh-tumbuhan herba yang batang
pohonnya berbentuk batang semu dan tingginya dapat mencapai 2 sampai 2,5 m
13
berwarna hijau atau cokelat gelap. Pelepah daunnya saling menutupi membentuk
batang. Umbi akan muncul dari pangkal batang, warnanya kuning tua atau coklat
muda, panjangnya sampai 15 cm dan bergaris tengah 6 cm. Baunya harum dan
rasanya pahit agak pedas,
Daun
Tiap batang mempunyai daun 2 – 9 helai daun dengan bentuk bundar
memanjang sampai bangun lanset, warna daun hijau atau coklat keunguan terang
sampai gelap, panjang daun 31 – 84 cm dan lebar 10 – 18 cm, panjang tangkai
daun termasuk helaian 43 – 80 cm.
Bunga
Bunga mejemuk berbentuk bulir, bulat panjang, panjang 9-7 23 cm, lebar
4-6 cm. Bunga muncul secara bergiliran dari kantong-kantong daun pelindung
yang besar dan beraneka ragam dalam warna dan ukurannya. Mahkota bunga
berwarna merah berbentuk tabung dengan panjang keseluruhan 4,5 cm, helaian
bunga berbentuk bundar memanjang berwarna putih dengan ujung yang berwarna
merah dadu atau merah, panjangnya hingga 1,25- 2 cm dan lebar 1cm.
Buah
Aroma dan warna khas dari rimpang temulawak adalah berbau tajam dan
daging buahnya berwarna kekuning-kuningan. Warna kulit rimpang coklat
kemerahan atau kuning tua, sedangkan warna daging rimpang orange tua atau
kuning (Galeri ukm, 2011).
c. Kandungan Kimia
Rimpang temulawak mengandung kurkumin, xhantorizol, kurkuminoid,
minyak atsiri dengan komponen a-kurkkumen, germaktan, ar-tumeron, β-
atlantanton, d-kamfor (Kemenkes, 2012). Beberapa penelitian menunjukkan
bahwa 20 mg/Kg BB kurkumin dapat menghambat kontraksi dan hiperaktivitas
jalan nafas yang diinduksi ovalbumin (Ram, 2003). Kurkumin juga menunjukkan
aktivitas antiinflamasi dengan cara menghambat signal-regulated kinase titik
imun, yang diaktivasi oleh enzim protein kinase C (PKC) (Kemenkes, 2012).
e. Habitat
14
sendi, radang hati dan batu empedu pelancar asi, sakit maag, diabetes, penyakit
infeksi virus dan bakteri, serta arterosklerosis. Walaupun begitu, penelitian lebih
lanjut tentang manfaat temulawak harus terus dilakukan. Beberapa maanfaat
temulawak yang belum terbukti dalam studi ilmiah seperti, mengatasi ekzema,
sirosis, penyakit jantung, masalah kesehatan mulut, serta batu empedu.
g. Bagian yang Digunakan dan Dosis
Sakit Kuning
Bahan: Rimpang temu lawak 10gr, daun trawas 10 gr dan air 200 ml
Pengobatan: Dibuat nfusa dab diminum sehari 6 kali, tiap kali 25ml.
Penambah Nafsu Makan
Bahan: Rimpang temu lawak 20gr, asam jawa 1 gr, gula 30gr, dan air 250 ml.
Pengobatan: Dibuat infusa dan diminum sekaligus, sehari dua kali pagi dan sore.
Obat Sakit Kulit
Bahan : Temu lawak 5gr, asam kawak 1 gr, gula jawa secukupnya dan air 110ml.
Pengobatan: dibuat infusa dan diminum sekaligus.
Cacar Air
Bahan: Rimpang temu lawak 15mg dan air 110ml.
Pengobatan: Dibuat infusa dan diminum sekaligus, diulang selama 21 hari.
Nyeri haid
Bahan: Rimpang temu lawak 15mg, asam kawak 2 gr, gula aren secukupnya, dan
air 110 ml
Pengobatan: Dibuat infusa dan diminum sekaligus, disaat 3 hari menjelang hingga
datangnya haid.
2.2.5 Kunyit
16
a. Klasifikasi Tanaman
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Bangsa : Zingiberales
Suku : Zingiveraceae
Marga : Curcuma
Jenis : Curcuma domestica val.
b. Morfologi Tanaman
c. Kandungan Kimia
Kurkuminoid termasuk kurkumin, desmetoksikurkumin, bisdesmetoksi
kurkumin, resin, minyak atsiri termasuk α dan β tumeron, artumeron, α dan ¥
atlanton, kurlon, zingiberen, dan kurkumol (Badan Litbangkes, 2017).
d. Habitat
Tumbuh dan ditanam di Asia Selatan, Cina Selatan, Taiwan, Indonesia dan
Filipina. Tumbuh dengan baik di tanah yang baik pengairannya, curah hujan yang
cukup banyak dari 2000 sampai 4000 mm pertahun dengan tempat yang sedikit
teduh tetapi untuk menghasilkan rimpang yang lebih besar dibutuhkan tempat
yang terbuka. Tanah ringan seperti tanah lempung berpasir, baik untuk
pertumbuhan rimpang. (Depkes RI, 1977)
e. Manfaat
Pemberian ekstrak kunyit 200 mg/kg bobot badan tikus menunjukan
aktivitas sebagai antihiperkolesterolemia serta dapat menurunkan LDL tanpa
mempengaruhi HDL. Ektrak etanol rimpang kering kunyit dosis 30 mg/kg bb,
diberikan pada tikus secara intragastrik setiap 6 jam selama 48 jam memiliki
aktivitas antihiperkolesterolemia (Kemenkes RI, 2010)
f. Interaksi Obat dan Tanaman
Interaksi dengan obat-obatan. Kemungkinan berinteraksi dengan obat
antikoagulan, antiplatelet, heparin dan agen trombolitik. Secara teori, kurkumin
dapat meningkatkan aktivitas obat-obatan tersebut sehingga meningkatkan resiko
pendarahan. Penelitian in vitro pada hewan menunjukkan bahwa kurkumin dapat
menghambat agregasi platelet, dimana mengakibatkan waktu pendarahan lebih
lama jika dikonsumsi bersamaan dengan obat-obatan yang mempengaruhi fungsi
platelet. Dalam sebuah uji klinik, kunyit melalui konstituen kurkumin terbukti
dapat mempengaruhi absorpsi fiblockers yaitu berupa penurunan absorpsi
talinolol (uji terhadap manusia), peningkatan absorpsi celiprolol (uji pada tikus).
Namun penurunan absorpsi talinolol dikategorikan sedang dan secara klinik tidak
relevan mengingat 6-blockers memiliki margin terapi yang lebar. Selain itu
18
keamanan kunyit pada anak-anak dan ibu hamil serta ekskresi obat melalui air
susu dan efeknya terhadap bayi belum dapat dibuktikan. Penggunaan kunyit untuk
wanita hamil atau anak-anak dengan gangguan saluran empedu, penyakit hati atau
tukak, harus dihindari.
j. Toksisitas
Uji toksisitas akut ekstrak etanol rimpang kunyit yang diberikan peroral
pada mencit (selama 24 jam) dengan dosis 0,5; 1,0; dan 3 g/kg BB menunjukkan
tidak ada perbedaan signifikan antara kelompok perlakuan dan kontrol terhadap
perubahan morfologi eksternal, hematologi, spermatogenik, pertambahan berat
badan dan berat organ vital yang diamati.
a. Klasifikasi Tanaman
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Euphorbiales
Suku : Euphorbiaceae
Marga : Phyllanthus
Jenis : Phyllanthus niruri L.
b. Morfologi Tumbuhan
20
c. Identitas Simplisia
i. Peringatan
Hati-hati pada penderita hipertensi dan atau penderita diabetes karena
meniran dapat meningkatkan efek dari obat-obat diabetes, hipertensi dan diuretik.
Hati-hati penggunaan pada wanita hamil.
j. Toksisitas
Meniran tidak menimbulkan toksisitas pada hati dan tidak menimbulkan
kerusakan sel hati secara permanen serta dapat dikategorikan relatif tidak toksik.
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa:
Komposisi jamu untuk wasir yaitu:
Daun ungu 15 g
Daun duduk 12 g
Daun iler 9g
Rimpang temulawak 3g
Rimpang kunyit 3g
Herba meniran 3g
Adapun cara pembuatannya ysitu semua bahan dicampur dan direbus menjadi
satu dengan 1 liter ( 5 gelas belimbing) air hingga mendidih, setelah 15 menit
ramuan disaring dan dibagi menjadi 3 bagian untuk dikonsusmsi pagi, siang
dan sore.
KIE yang perlu disampaikan ke pasien yaitu cara dan dosis penggunaan;
memberi informasi tentang jenis atau bagian tanaman yang digunakan, indikasi
dan cara penyimpanan; serta terapi non farmakologi yang dapat dilakukan oleh
pasien misalnya atur kebiasaan buang air besar setiao hari dan minum air
secara secara maksimal.
3.2 Saran
Dilakukan pengujian lebih lanjut tentang toksisitas racikan jamu yang
ditujukan untuk mengetahui ada tidaknya efek toksik yang kemungkinan akan
terjadi, sehingga dapat dikatakan racikan jamu tersebut benar-benar aman
dikonsumsi khususnya untuk penderita penyakit wasir.
DAFTAR PUSTAKA
BPOM RI, 2010. Acuan Sediaan Herbal Volume 5 Edisi 1. Jakarta : BPOM.
BPOM RI, 2010. Acuan Sediaan Herbal Volume 6 Edisi 1. Jakarta : BPOM.
BPOM RI, 2010. Acuan Sediaan Herbal Volume 7 Edisi 1. Jakarta : BPOM.
Duke, James A., 2002. Handbook of Medicinal Herb. Second Edition. Florida:
CRC Press..566-567.
Kemenkes RI. 2017. Jamu Saintifik. Jawa Tengah : Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional.
Klasifikasi
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Dicotyledonae
Subkelas : Asteridae
Ordo : Scrophulariales
Family : Acanthaceae
Genus : Graptophyllum
Spesies : Graptophyllum pictum (L.)
Griff
(USDA, 2019)
Bagian yang
Digunakan Daun
• Alkaloid non toksik, glikosid steroid, saponin, lendir, tanin galat,
antosianin, leukoantosianin, asam protokatekuat, dan flafonoid.
Senyawa aktif lain berupa asam-asam fenolat yaitu asam
Kandungan protokatekuat, asam p-hidroksi benzoat, asam kafeat, asam
Kimia kumarat, asam vanilat, asam siringat, asam felurat, juga
engandung senyawa golongan saponin, tanin, dan senyawa serupa
alkaloid (Kemenkes RI, 2012).
Klasifikasi
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Leguminosales
Family : Leguminosae
Genus : Tadehagi
Spesies : Tadehagi triquetrum (L.) H.
Ohashi
Sinonim : Desmodium triquetrum (L.)
DC.
Bagian yang
(Wahyuni dkk, 2016) Digunakan Daun
• alkaloid, hepaforina, trigonelina dan tanin.
Kandungan Kimia • Daunnya mengandung tanin, aklaloida hipaforin, trigonelin.
Buahnya mengandung saponin, flavonoid dan tanin
Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Class : Dicotylendonae
Ordo : Solanales
Family : Lamiaceae
Gens : Coleus
Speies : Coleus atropurpureus (L)
Benth.
Bagian yang
Digunakan Daun
• minyak atsiri, fenol, tannin, lemak, phytosterol, kalsium oksalat,
Kandungan Kimia dan peptik substances, alkaloid, etil salisilat, metal eugenol,
timol karvakrol, mineral.
Dosis
• 17 helai daun iler, direbus dengan dua gelas air sampai air
tinggal setengah. Ramuan diminum satu kali sehari.
Temulawak (Curcuma xanthorrhiza )
Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Curcuma
Species : Curcuma xanthorrhiza
Bagian yang
Digunakan
Rimpang
• kurkumin, xhantorizol, kurkuminoid, minyak atsiri dengan
Kandungan Kimia komponen a-kurkkumen, germaktan, ar-tumeron, β-
atlantanton, d-kamfor (Kemenkes, 2012).
Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Bangsa : Zingiberales
Suku : Zingiveraceae
Marga : Curcuma
Jenis : Curcuma domestica val.
Bagian yang
Digunakan Rimpang
• Kurkuminoid termasuk kurkumin, desmetoksikurkumin,
bisdesmetoksi kurkumin, resin, minyak atsiri termasuk α dan β
Kandungan Kimia tumeron, artumeron, α dan ¥ atlanton, kurlon, zingiberen, dan
kurkumol (Badan Litbangkes, 2017).
Dosis • Rata-rata dosis adalah 1,5-3 9 per hari. Serbuk harus diminum
2-3 kali per hari setelah makan
Meniran (Phyllanthus niruri L.)
Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Euphorbiales
Suku : Euphorbiaceae
Marga : Phyllanthus
Spesies : Phyllanthus niruri L.
Bagian yang
Digunakan Herba
• Flavonoid: kuersetin, kuersitrin, isokuersitrin, astragalin, rutin;
kaemferol-4-ramnopiranosid,eridiktol-7-ramnopiranosid;
Kandungan Lignan: kubebin dimetil eter, urinatetralin, nirarin, nirurisid,
Kimia filantin, hipofilantin, triterpen lup-20-en-3-b-ol; kalium, damar
dan tanin
satu kemasan ramuan jamu digunakan untuk satu hari, yang disiapkan pada pagi
hari untuk pemakaian pada hari yang sama.
ramuan jamu direbus dengan 1 liter (5 gelas belimbing) air dengan api kecil
hingga mendidih. Setelah mendidih perebusan dilanjutkan selama 15 menit.
Setelah ramuan dingin disaring dengan saringan teh, hasil rebusan dibagi
menjadi 3 gelas untuk penggunaan 3x sehari
Informasi kepada pasien :
Kontraindikasi:
pasien hamil dan menyusui kecuali di Sebaiknya tidak untuk:
bawah pengawasan dokter, pasien - pasien yang mengkonsumsi obat
hemofilia, pasien dengan sumbatan antikoagulan, karena ada
pada saluran empedu. kurkuminoid yang juga bersifat
Sebaiknya dihindari konsumsi obat antikoagulan;
pengencer darah, obat antihipertensi, - penderita dengan sumbatan saluran
dan obat jantung karena terdapat empedu dan batu empedu, karena
interaksi obat dan meniran dilaporkan kandungan temulawak merangsang
mempunyai efek inotropik negatif, fungsi sekresi empedu.
kronotropik negatif, hipotensi dan ACE
inhibitor
Terapi non farmakologi:
Konsumsi makanan berserat
(buah-sayur)
Minum air putih 8 gelas/hari
Atur kebiasaan buang air besar
Hindari mengejan saat buang air
besar
Menghindari minuman
beralkohol
Pemeriksaan rutin ke dokter
Penyimpanannya: simpan ditempat yang
sejuk, wadah tertutup rapat dan terlindung
dari cahaya
TERIMA
KASIH