Disusun Oleh:
Kelompok 5
BAB V KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan............................................................................................................19
5.2 Saran.....................................................................................................................19
LAMPIRAN..............................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................21
BAB I
PENDAHULUAN
Pembelajaran di luar kelas adalah bagian penting dari pendidikan modern, dimana
pengalaman di luar lingkungan kelas tradisional memberikan siswa peluang berharga untuk
mengembangkan keterampilan, pengetahuan dan keterampilan serta pemahaman yang lebih
luas. Dengan perkembangan teknologi dan semakin kompleksnya tantangan sosial dan
lingkungan, metode ini memungkinkan siswa menerapkan apa yang telah mereka pelajari di
kelas ke dalam situasi kehidupan nyata, sehingga meningkatkan rasa partisipasi, pemecahan
masalah, dan pemahaman anak terhadap dunia. di sekitar mereka. Selama beberapa dekade
terakhir, metode pembelajaran di luar kelas telah menjadi fokus perhatian dalam dunia
pendidikan dan semakin banyak lembaga pendidikan yang menyadari manfaatnya dalam
mempersiapkan siswa menghadapi tuntutan yang semakin kompleks di masa depan.
Kegiatan Pembelajaran Luar Kelas yang dilakukan oleh penulis dan tim dilakukan di
Desa Adat Cirendeu. Desa adat Cireundeu terletak di Kelurahan Leuwigajah, Kecamatan
Cimahi Selatan. Desa Cireundeu sebenarnya bukan terbilang desa yang dalam tanda kutip
‘terbelakang’. Peradaban di desa Cireundeu juga dapat dibilang sudah maju. Hanya saja
memang, ada beberapa adat istiadat sejak zaman nenek moyang mereka terdahulu yang
belum ditinggalkan. Salahsatunya yakni menjadikan singkong sebagai bahan pangan pokok
sehari-hari. Selain itu, kebanyakan dari warga setempat juga menganut kepercayaan ‘sunda
wiwitan”.
Di desa adat cireundeu tersendiri banyak terdapat tanaman makanan pokok yang
dapat dimanfaatkan sebagai bahan obat tradisional. Setidaknya, ada 29 macam Penggunaan
tumbuhan dalam pengobatan tradisional adalah praktik yang sudah ada sejak zaman
prasejarah dan tetap menjadi bagian penting dari sistem penyembuhan banyak budaya di
seluruh dunia. Tumbuhan mengandung banyak senyawa alami yang berpotensi berkhasiat
obat.
Dari latar belakang yang telah dipaparkan, maka rumusan masalahnya adalah sebagai
berikut:
Tujuan dari diadakannya kegiatan Pembelajaran Luar kelas ini diharapkan dapat
memenuhi hal-hal sebagai berikut:
Diharapkan dari kegaiatan ini dapat memberikan manfaat yang baik bagi penulis,
warga setempat di kampung adat Cireundeu, dan juga bagi para pembaca. Dari kegiatan ini,
kami mengharapkan khususnya bagi warga setempat dapat memanfaatkan dengan lebih baik
kekayaan alam yang tersedia di lingkungan sekitar, yang khususnya bermanfaat bagi
kesehatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3. Dewandaru
Tanaman Eugenia uniflora berbentuk perdu yang tumbuh secara tahunan dengan
tinggi lebih dari 5 meter. Batangnya tegak berkayu, berbentuk bulat dan berwarna
coklat. Daun yang dimiliki berwarna hijau serta merupakan daun tunggal tersebar
berbentuk lonjong dengan ujung runcing dan pangkal meruncing. Tepi daun rata,
pertulangan menyirip dengan panjang lebih dari 5 cm dan lebar kurang lebih 4 cm.
Tanaman ini memiliki bunga berbetuk tunggal berkelamin dua dengan daun pelindung
yang kecil berwarna hijau. Kelopak bunga bertaju tiga sampai lima, benangsari yang
dimiliki banyak dengan warna putih. Putik berbentuk slindris, mahkota bunga berbentuk
kuku dan berwarna kuning. Buah Eugenia uniflora berupa buah buni bulat dengan
diameter kurang lebih 1,5 cm dan berwarna merah. Bijinya keras, berwarna coklat, dan
kecil. Akar yang dimiliki berwarna coklat dan merupakan akar tunggang.
4. Jambu biji
Memiliki batang muda berbentuk segiempat, sedangkan batang tua berkayu keras
dengan warna cokelat. Permukaan batang licin dengan lapisan kulit yang tipis dan
mudah terkelupas.
Bunga jambu biji (Psidium guajava L.) memiliki tipe benang sari polyandrous yang
artinya benang sari saling bebas tidak berlekatan. Benang sari berwarna putih dengan
kepala sari yang berwarna krem. Putik berwarna putih kehijauan dengan bentuk kepala
putik yang bercuping. Benang sari memiliki panjang antara 0,5–1,2 cm, sedangkan
jumlah benang sari antara 180–600.
Daunnya lebar dan berwarna hijau bening serta memiliki urat bening dan menonjol,
memiliki variasi baik dalam bentuk buah, ukuran buah, warna daging buah maupun
rasanya, Buah jambu biji memiliki warna daging buah yang bervariasi ukuran bijinya
sangat kecil dan mudah dikunyah.
5. Salam
Akarnya: tunggang, berbentuk sebagai tombak karna pangkalnya besar dan meruncing
ke ujung dengan serabut-serabut akar sebagai percabangan atau biasa disebut akar
tombak
Batang:memiliki batang tegak lurus dengan bentuk batang bulat dan permukaan yang
beralur, batang berkayu keras dan kuat.
Daun :Tanaman salam memiliki bentuk daun yang lonjong sampai elip atau bundar telur
sungsang dengan pangkal lancip, sedangkan ujungnya lancip sampai tumpuldengan
panjang 50mm sampai :150mm, lebar 35 mm sampai 65mm, dan terdapat 6 sampai 10
urat daun lateral.
Panjang tangkai daun 5 mm sampai 12 mm. Daun salam merupakan daun tunggal yang
letaknya berhadapan. Permukaan daunnya licin dan berwarna hijau muda dan jika
diremas berbau harum.
Bunga :Bunga tanaman salam kebanyakan memiliki bunga banci dengan kelopak dan
mahkota masing-masing terdiri atas 4-5 daun kelopak dan jumlah daun mahkota sama,
kadang-kadang berlekatan. Bunganya memiliki banyak benang sari, kelopak berhadapan
dengan daun-daun mahkota. Tangkai sari berwarna cerah, yang kadang-kadang menjadi
bagian bunga, bakal buah tenggelam dan mempunyai 1 tangkai putik.
6. Singkong
Singkong mempunyai daun yang berwarna kehijauan dengan tulang daun majemuk
menjari dan tangkai daun yang pendek 3-5 cm. Batang tanaman singkong berbentuk
bulat dengan diameter 2,5-4 cm, ketinggian dapat mencapai 1-4 meter. Batang singkong
pada umumnya berwarna hijau dan pada saat tua berubah keputih-putihan, hijau kelabu,
dan coklat kelabu. Bagian akar singkong membesar dan membentuk umbi dengan
panjang 50-80 cm, untuk bagian tengah terdapat sumbu yang berfungsi sebagai penyalur
makanan hasil fotosintesis dari daun keakar/umbi.
Umbi terdiri dari 3 lapis yaitu kulit luar berwarna coklat, lapisan kulit dalam berwarna
putih kekuningan, dan lapisan daging berwarna putih atau putih kekuningan, di antara
kulit dalam dan luar terdapat jaringan kambium yang menyebabkan umbi dapat
membesar.
d. Jambu Biji
Kandungan vitamin C : Jambu biji mengandung banyak Vitamin C yang
penting untuk menjaga kesehatan Gusi. Mengkonsumsi makanan yang kaya vitamin
C seperti jambu biji dapat membantu menjaga kesehatan Gusi.
Kandungan serat : Serat dalam jambu biji dapat membantu
membersihkan gigi secara alami dan merangsang produksi air liur yang dapat
membantu melawan plak gigi dan Karies.
e. Salam
Efek Analgesik (Pereda nyeri) : daun salam juga dapat memiliki efek
Analgesik yang membantu mengurangi rasa sakit gigi atau ketidaknyamanan
sementara.
Efek antiplak : Dapat membantu mengurangi pembentukan plak gigi.
f. Singkong
Sumber karbohidrat: Singkong adalah sumber karbohidrat yang baik. Karbohidrat
ini memberikan energi yang diperlukan oleh tubuh untuk berfungsi dengan baik.
Kaya akan serat: Singkong mengandung serat diet, yang penting untuk pencernaan
yang sehat. Serat juga dapat membantu mengendalikan kadar gula darah dan
menjaga berat badan yang seimbang.
Kandungan vitamin dan mineral: Singkong mengandung berbagai vitamin dan
mineral, termasuk vitamin C, vitamin B-complex, kalsium, fosfor, dan zat besi.
Sumber antioksidan: Singkong mengandung senyawa antioksidan, seperti
flavonoid dan saponin, yang dapat membantu melindungi sel-sel tubuh dari
kerusakan akibat radikal bebas.
BAB III
METODE PELAKSANAAN
Metode pelaksanaan yang digunakan dalam Kegiatan Pembelajaran Luar Kelas ini
adalah sebagai berikut :
Pre-test dan post-test merupakan dua metode yang biasa digunakan dalam
penelitian dan pengukuran untuk mengukur perubahan atau perkembangan
suatu variabel atau kondisi tertentu.
2. Penyuluhan
Kegiatan Pembelajaran Luar Kelas ini dilaksanakan pada hari Minggu, 15 Oktober
2023 dan bertempat di suatu kampung yang bernama Kampung Adat Cireundeu, Kelurahan
Leuwigajah, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi, Jawa Barat, Indonesia.
Kegiatan Pembelajaran Luar Kelas yang dilakukan oleh penulis bertujuan untuk
menambah pengetahuan, dan juga dalam rangka menerapkan ilmu pengetahuan yang sudah
didapatkan semasa perkuliahan kedalam lingkungan warga di desa adat Cireundeu. Dalam hal
ini, penulis melakukan kegiatan penyuluhan mengenai Tanaman Makanan Pokok untuk
Kesehatan.
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
1. Dapat menambah ilmu pengetahuan yang lebih baik lagi baik bagi penulis dan
tim
Adapun saran yang penulis susun untuk para warga desa tanimulya adalah
sebagai berikut.
LAMPIRAN
Penulis Makalah: Sriw winie Agustin, Salma Firda, Galih Ayu, Nabila Karemina,
Fadelia Sartika, RR Dipasari
Pembuat PPT: Reggy Nurfiqry, Evellyn Putri, Reisya Fitri, Nur Farisa Aqila, Fahrul
Zein
Pengedit dan Pembuat Video: Nabila Karemina, Revalin Salwa, dan Sri Winie agustin
DAFTAR PUSTAKA
1. Hutapea, J.R., 1994, Inventaris Tanaman Obat Indonesia, Jilid III, Departemen
Kesehatan RI dan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 29-30.
2. B. Adigunawan, Karya Tulis Ilmiah Daun Salam, 2018, 45-65.
3. Universitas Mulawarman, Daun salam digunakan sebagai alternatif pengganti
monosodium glutamate (msg) pada makanan
4. Meilawaty, Zahara, et al. "Uji antibakteri ekstrak daun singkong (manihot esculenta
crantz) terhadap fusobacterium nucleatum dan aggregatibacter
actinomycetemcomitans Antibacterial activity test of cassava leaves extract (manihot
esculenta crantz) against fusobacterium nucleatum and aggregatibacter
actinomycetemcomitans." Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran 34.3
(2022): 185-193.
5. Maulinda, Leni, Z. A. Nasrul, and Dara Nurfika Sari. "Pemanfaatan kulit singkong
sebagai bahan baku karbon aktif." Jurnal Teknologi Kimia Unimal 4.2 (2017): 11-19