Anda di halaman 1dari 6

Kata Pengantar

Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan Rahmat,
Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
Laporan ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Laporan praktikum ini kami buat sebagai tugas serta kesimpulan akhir dari
pelaksanaan praktikum mengenai Pengaruh Cahaya terhadap Pertumbuhan dan
Perkembangan Biji Kacang Hijau.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada guru
pembimbing kami, yaitu yang terhormat ibu Marlina, S.Pd, M.Si. Atas arahan
serta bimbingan dari beliau lah kami dapat menyelesaikan laporan ini pada waktu
yang telah ditentukan.
Harapan kami semoga Laporan ini dapat membantu menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kedepannya dapat
lebih baik. Laporan pengamatan ini kami akui masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-
masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan Laporan ini.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Tasikmalaya, 19 Agustus 2019

Kelompok 2,
Daftar Isi
Kata Pengantar ........................................................................... i
Daftar Isi ...................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................
1
1.1. Landasan Teori ........................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah ................................................... 1
1.3. Tujuan ..................................................................... 2
BAB 2 METODE PENELITIAN ...............................................
3
2.1. Variabel ................................................................... 3
2.2. Alat dan Bahan ........................................................ 3
2.3. Langkah Kerja .......................................................... 3
BAB 3 PEMBAHASAN ..........................................................
4
3.1. Data Hasil Pengamatan ........................................... 4
3.2. Pembahasan ............................................................ 6
BAB 4 PENUTUP ..................................................................
8
4.1. Kesimpulan ............................................................. 8
4.2. Saran ....................................................................... 8
Lampiran .....................................................................................
9
Daftar Pustaka ...........................................................................
10
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Landasan Teori
Salah satu ciri makhluk hidup adalah tumbuh dan berkembang. Yang dimaksud dengan
Pertumbuhan adalah proses perubahan/pertambahan ukuran yang meliputi volume, massa,
tinggi, jumlah, dan panjang. Pertumbuhan bersifat kuantitatif (dapat diukur) dan tidak dapat
kembali (irreversible). Perkembangan adalah perubahan menuju kedewasaan.

Pertumbuhan dan Perkembangan terjadi pada seluruh makhluk hidup, salah satunya
tumbuhan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan suatu
makhluk hidup. Faktor-faktor tersebut dapat dibedakan menjadi Faktor Internal dan Faktor
Eksternal.

Faktor Internal adalah faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan dari
dalam tumbuhan itu sendiri. Faktor Internal meliputi :

1. Gen
2. Hormon, yaitu : Auksin, Sitokinin, Giberelin, Asam absitat, Gas etilen, Kalin,
dan Asam traumalin.

Sedangkan Faktor Eksternal adalah faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan


perkembangan dari luar tumbuhan, yaitu lingkungan beserta komponen abiotiknya. Faktor
Eksternal meliputi :

1. Air
2. Cahaya
3. Kelembapan
4. Suhu
5. Kesuburan tanah
6. Makanan atau Nutrisi.

Cahaya adalah salah satu dari beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan. Cahaya yang dibutuhkan tumbuhan tidak selalu sama pada setiap tanaman. Ada
jenis-jenis tumbuhan yang memerlukan cahaya banyak dan ada pula yang memerlukan cahaya
sedikit untuk pertumbuhan dan perkembangannya.

A. Objek Penelitian (Selada)


Selada merupakan sayuran daun yang berasal dari daerah (negara) beriklim sedang.
Menurut sejarahnya, tanaman ini telah dibudidayakan sejak 2500 tahun yang lalu. Tanaman
selada berasal dari kawasan Amerika. Hal ini dibuktikan oleh Christoper Columbus pada tahun
1493 yang menemukan tanaman selada di daerah Hemisphere bagian barat dan Bahamas
(Rukmana, 1994).
Selada merupakan jenis sayur yang digemari oleh masyarakat Indonesia.
Konsumennya mulai dari kalangan masyarakat kelas bawah hingga kalangan masyarakat kelas
atas. Selada sering dikonsumsi mentah sebagai lalap lauk makan yang nikmat ditemani sambal.
Masakan asing seperti salad menggunakan selada untuk campuran, begitu juga hamburger, hot
dog, dan beberapa jenis masakan lainnya. Hal tersebut menunjukkan dari aspek sosial bahwa
masyarakat Indonesia mudah menerima kehadiran selada untuk konsumsi sehari-hari
(Haryanto et al., 1995).

.Tanaman selada (Lactuca stiva) termasuk jenis tanaman sayuran daun dan tergolong
ke dalam tanaman semusim (berumur pendek). Tanaman tumbuh pendek dengan tinggi
berkisar antara 20 cm – 40 cm atau lebih, bergantung pada tipe dan varietasnya. Tanaman
selada ada yang membentuk krop (kumpulan daun – daun yang saling merapat membentuk
kepala) dan ada varietas yang tidak membentuk krop. Tinggi tanaman selada daun berkisar
antara 30 cm – 40 cm dan tinggi tanaman selada kepala berkisar antara 20 cm – 30 cm.
Secara morfologi, organ – organ penting yang terdapat pada tanaman selada adalah
sebagai berikut :
a. Daun
Daun tanaman selada memiliki bentuk, ukuran, dan warna yang beragam, bergantung
pada varietasnya. Misalnya, jenis selada yang membentuk krop memiliki bentuk daun bulat
atau atau lonjong degan ukuran daun lebar atau besar, daunnya ada yang berwarna hijau tua,
hijau terang, dan ada yang berwarna hijau agak gelap. Sedangkan jenis selada yang tidak
membentuk krop, daunnya berbentuk bulat panjang, berukuran besar, bagian tepi daun
bergerigi (keriting), dan daunnya ada yang berwarna hijau tua, hijau terang, dan merah. Daun
selada memiliki tangkai daun lebar dan tulang – tulang daun menyirip. Tangkai daun bersifat
kuat dan halus. Daun bersifat lunak dan renyah apabila dimakan, serta memiliki rasa agak
manis. Daun selada umumnya memiliki ukuran panjang 20 cm – 25 cm dan lebar 15 cm atau
lebih.
b. Batang
Tanaman selada memiliki batang sejati. Pada tanaman selada yang membentuk krop,
batangnya sangat pendek dan hampir tidak terlihat dan terletak pada bagian dasar yang
berada di dalam tanah. Sedangan selada yang tidak membentuk krop (selada daun dan selada
batang) memiliki batang yang lebih panjang dan terlihat. Batang bersifat tegap, kokoh, dan
kuat dengan ukuran diameter berkisar antara 5,6 cm – 7 cm (selada batang), 2 cm – 3 cm
(selada daun), serta 2 cm – 3 cm (selada kepala).
c. Akar
Tanaman selada memiliki sistem perakaran tunggang dan serabut. Akar serabut
menmpel pada baying, tumbuh menyebar, ke semua arah pada kedalaman 20 cm – 50 cm
atau lebih. Sedangkan akar tunggangnya tumbuh lurus ke pusat bumi.
Perakaran tanaman selada dapat tumbuh dan berkembang dengan baik pada tanah yang subur,
genbur, mudah menyerap air, dan kedalaman tanah (solum tanah) cukup dalam.
d. Biji
Biji tanaman selada berbentuk lonjong pipih, berbulu,agak keras, berwarna coklat,
tua, serta berukuran sangat kecil, yaitu panjang 4 mm dan lebar 1mm. Biji selada merupakan
biji tertutup dan berkeping dua, dapat digunakan untuk perbanyakan tanaman
(perkembangbiakan).
e. Bunga
Bunga tanaman selada berwarna kuning, tumbuh lebat dalam satu rangkaian. Bunga
memiliki tangkai bunga yang panjang sampai data mencapai 80 cm atau lebih. Tanaman
selada yang ditanam di daerah yang beriklim sedang (subtropik) mudah atau cepat berbuah.
Dalam ilmu tumbuhan, tanaman selada diklasifikasikan sebagai berikut.
Divisi : spermatophyte (tanaman berbiji)
Subdivisi : Angiospermae (biji berada di dalam buah)
Kelas : Dicotyledonae (biji berkeping dua atau biji belah)
Ordo (bangsa) : Asterales
Famili (suku) : Asteraceae (Compositae)
Genus (marga) : Lactuca
Spesies (jenis) : Lactuca sativa ( Haryanto et al, 1995).

1.2. Hipotesis
Perkecambahan pada biji selada yang diletakkan ditempat gelap akan mengalami kelajuan
pertumbuhan yang tinggi dibandingkan perkecambahan kacang hijau yang diletakkan ditempat terang.

1.3. Tujuan
1. Mengetahui pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan biji kacang hijau.
2. Mengetahui perbedaan antara biji kacang hijau yang tumbuh di tempat terang
dengan yang tumbuh di tempat gelap.
3. Mengetahui antara kacang hijau manakah yang lebih cepat tumbuh.
BAB 2
METODE PENELITIAN
2.1. Alat dan Bahan
1. 40 biji sealada
2. 4 buah gelas platik
3. kapas
4. Cahaya matahari
5. Air
6. Mistar dan alat tulis

2.2. Langkah Kerja


1. Siapkan semua alat dan bahan yang diperlukan.
2. Rendamlah biji selada yang akan ditanam.
3. Masukkan kapas kedalam keempat cup aqua.
4. Tanam masing-masing 10 biji selada pada keempat cup aqua.
5. 2 cup ditambahkan air dan 2 cup lagi dibiarkan kering
6. Letakkan 2 cup yang dibasahi dan yang kering ditempat terang dan 2 cup lagi
ditempat gelap.
7. Setelah biji selada tumbuh, ukurlah tinggi batang, warna batang, panjang daun dan
warna daun dari kedua cup tersebut.
8. Lakukanlah pengamatan tersebut selama 6 hari.
9. Catatlah hasil pengukuran dalam tabel pengamatan.

Anda mungkin juga menyukai