Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH FISIKA SMA/MA KELAS XII

KONSEP DAN FENOMENA KUANTUM

Disusun Oleh :

ALIA RIZKY
(16033085)

Dosen Pembimbing : Drs. Gusnedi, M.Si

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan Rahmat-
Nya penulis dapat menyelesaikan makalah sejarah fisika dengan judul “fenomena Kuantum”
sebagai syarat tugas pada mata kuliah Fisika SMA Kelas XII dengan baik dan agar kami
mahasiswa dapat lebih memahami materi Fisika SMA Kelas XII secara menyeluruh.
Dalam pembuatan makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah ini masih
banyak kekurangan-kekurangan sehingga jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun supaya makalah ini dapat kearah
yang lebih baik lagi. Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para
pembaca yang menggunakannya dan dapat diaplikasikan dalam kehidupan bermasyarakat.

Padang, 23 November 2019

Alia Rizky
16033099

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................2
BAB I....................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................4
A. Latar Belakang........................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...................................................................................................5
C. Tujuan Penulisan.....................................................................................................5
D. Manfaat....................................................................................................................6
BAB II...................................................................................................................................7
PEMBAHASAN...................................................................................................................7
1. Radiasi Termal dan Teori Kuantum Planck................................................................7
2.Efek Foto Listrik..........................................................................................................12
3. Efek Compton.............................................................................................................15
4.gelombang de Brouglie................................................................................................18
5.Sinar x..........................................................................................................................19
Prinsip kerja mesin fotokopy...........................................................................................21
BAB III...............................................................................................................................24
PENUTUP...........................................................................................................................24
A. Kesimpulan................................................................................................................24
B. Saran......................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................25

3
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam fisika modern efek fotolistrik dan hamburan Compton merupakan salah satu
pokok bahasan yang mempunyai kedudukan istimewa karena interpretasi mekanisme
terjadinya peristiwa ini telah mengantarkan fisika pada tahapan baru yang melahirkan fisika
kuantum. Karenanya pemahaman yang optimal mengenai ketiga materi tersebut pada
pembelajaran fisika modern amat diperlukan sehingga kegiatan laboratorium yang tidak
dapat terlaksana perlu digantikan dengan kegiatan serupa.
Dalam postulatnya Planck mengkuantisasikan energi yang dapat dimiliki osilator, tetapi
tetap memandang radiasi thermal dalam rongga sebagai gejala gelombang.Einstein dapat
menerangkan efek fotolistrik dengan meluaskan konsep kuantisasi Planck. Einstein
menggambarkan bahwa apabila suatu osilator dengan energi pindah ke suatu keadaan
dengan energi, maka osilator tersebut memancarkan suatu gumpalan energi elektromagnetik
dengan energy.
Lima tahun sesudah Planck mengajukan makalah ilmiahnya tentang teori radiasi
thermal oleh benda hitam sempurna, yaitu pada tahun 1905, Albert Einstein mengemukakan
teori kuantum untuk menerangkan gejala fotolistrik.Secara eksperimental sahihnya teori
kuantum itu dibuktikan oleh Millika n pada tahun 1914.Millikan secara eksperimental
membuktikan hubungan linear antara tegangan pemberhentian elektron dan frekwensi
cahaya yang mendesak elektron pada bahan katoda tertentu.
Pada tahun 1921 Albert Einstein memperoleh hadian Nobel untuk Fisika, karena secara
teoritis berhasil menerangkan gejala efek fotolistrik.Kesahihan penafsiran Einstein
mengenal fotolistrik diperkuat dengan telaah tentang emisi termionik. Telah alam diketahui
bahwa dengan adanya panas akan dapat meningkatkan konduktivitas udara yang ada di
sekelilingnya. Menjelang abad ke-19 ditemukan emisi elektron dari benda panas.Emisi
termionik memungkinkan bekerjanya piranti seperti tabung televisi yang di dalamnya
terdapat filamen logam atau katoda berlapisan khusus yang pada temperatur tinggi mampu
menyajikan arus elektron yang rapat.
Jelaslah bahwa elektron yang terpancar memperoleh energi dari agitasi thermal zarah
pada logam, dan dapat diharapkan bahwa elektron harus mendapat energi minimum tertentu
supaya dapat lepas. Energi minimum ini dapat ditentukan untuk berbagai permukaan dan
selalu berdekatan dengan fungsi kerja fotolistrik untuk permukaan yang sama. Dalam emisi

4
fotolistrik, foton cahaya menyediakan energi yang diperlukan oleh elektron untuk lepas,
sedang dalam emisi termionik kalorlah yang menyediakannya. Dalam kedua kasus itu
proses fisis yang bersangkutan dengan timbulnya elektron dari permukaan logam adalah
sama.
Untuk membangkitkan tenaga listrik dari cahaya matahari kita mengenal istilah sel
surya.Namun tahukah kita bahwa sel surya itu sebenarnya memanfaatkan konsep efek
fotolistrik. Efek ini akan muncul ketika cahaya tampak atau radiasi UV jatuh ke permukaan
benda tertentu. Cahaya tersebut mendorong elektron keluar dari benda tersebut yang
jumlahnya dapat diukur dengan meteran listrik. Konsep yang sederhana ini tidak ditemukan
kemudian dimanfaatkan begitu saja, namun terdapat serangkain proses yang diwarnai
dengan perdebatan para ilmuan hingga ditemukanlah definisi cahaya yang mewakili
pemikiran para ilmuan tersebut, yakni cahaya dapat berprilaku sebagai gelombang dapat
pula sebagai pertikel. Sifat mendua dari cahaya ini disebut dualisme gelombang cahaya.
Meskipun sifat gelombang cahaya telah berhasil diaplikasikan sekitar akhir abad ke-19,
ada beberapa percobaan dengan cahaya dan listrik yang sukar dapat diterangkan dengan
sifat gelombang cahaya itu.Pada tahun 1888 Hallwachs mengamati bahwa suatu keping itu
mula-mula positif, maka tidak terjadi kehilangan muatan. Diamatinya pula bahwa suatu
keping yang netral akan memperoleh muatan positif apabila disinari. Kesimpulan yang
dapat ditarik dari pengamatan-pengamatan di atas  adalah bahwa chaya ultraviolet mendesak
keluar muatan litrik negatif dari permukaan keping logam yang netral. Gejala ini dikenal
sebagai efek fotolistrik.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Radiasi termal dan teori kuantum planck ?
2. Apa yang dimaksud dengan konsep efek foto listrik ?
3. Apa yang dimaksud dengan gelombag de Broglie?
4. Apa yang dimaksud dengan sinar x?
5. Bagimana penerapan efek foto listrik, dan sinar x dalam kehidupan sehari-hari ?

C. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan tentang Radiasi termal dan teori kuantum planck
2. Menjelaskan tentang konsep efek foto listrik
3. Menjelaskan tentang gelombag de Broglie
5
4. Menjelaskan tentang sinar x
5. Menjelaskan penerapan efek foto listrik, dan sinar x dalam kehidupan sehari-hari

D. Manfaat
1. Dapat mengetahui secara jelas tentang fenomena fisika kuantum.
2. Dapat mengetahui manfaaat,cara kerja, dan dampak pemanfaatan sinar x, efek
fotolistrik dan radiasi benda hitam.
3. Menambah wawasan ilmu pengetahuan.

6
BAB II

PEMBAHASAN

1. Radiasi Termal dan Teori Kuantum Planck


a. Benda Hitam
Benda hitam didefinisikan sebagai sebuah benda yang menyerap semua radiasi
yang datang padanya. Dengan kata lain, tidak ada radiasi yang dipantulkan keluar
dari benda hitam. Jadi, benda hitam mempunyai harga absorptansi dan emisivitas
yang besarnya sama dengan satu.
Seperti yang telah di ketahui, bahwa emisivitas (daya pancar) merupakan
karakteristik suatu materi, yang menunjukkan perbandingan daya yang dipancarkan
per satuan luas oleh suatu permukaan terhadap daya yang dipancarkan benda hitam
pada temperatur yang sama. Sementara itu, absorptansi (daya serap) merupakan
perbandingan fluks pancaran atau fluks cahaya yang diserap oleh suatu benda
terhadap fluks yang tiba pada benda itu.
Sebuah ilustrasi benda hitam ditunjukkan oleh gambar 1. Gambar tersebut
menunjukkan sebuah logam berongga yang mempunyai lubang kecil di
permukaannya. Jika sebuah sinar cahaya masuk ke dalam logam berongga melalui
lubang kecil, sinar cahaya tersebut akan mengalami pemantulan berkali-kali oleh
permukaan dalam logam dan hampir tidak mungkin untuk keluar dari logam
berongga tersebut. dengan kata lain, semua radiasi cahaya yang mengenai
permukaan logam melalui lubang kecil tersebut akan diserap oleh logam berongga.
Akan tetapi, jika logam berongga tersebut di panaskan, intensitas cahaya yang
dipancarkan melalui lubang kecil tersebut lebih besar dari intensitas cahaya yang
dipancarkan oleh logam. Oleh karna itu lubang kecil pada logam berongga pada
gambar 1 bersifat sebagai benda hitam.

Sinar
cahaya

Gambar 1.1 Ilustrasi benda hitam.

7
Radiasi benda hitam adalah radiasi elektromagnetik yang dipancarkan oleh
sebuah benda hitam. Radiasi ini menjangkau seluruh daerah panjang gelombang.
Distribusi energi pada daerah panjang gelombang ini memiliki ciri khusus, yaitu
suatu nilai maksimum pada panjang gelombang tertentu. Letak nilai maksimum
tergantung pada temperatur, yang akan bergeser ke arah panjang gelombang pendek
seiring dengan meningkatnya temperatur.
b. Hukum Stefan Boltzman
Pada tahun 1879 seorang ahli fisika dari Austria, Josef Stefan melakukan
eksperimen untuk mengetahui karakter universal dari radiasi benda hitam. Ia
menemukan bahwa daya total per satuan luas yang dipancarkan pada semua
frekuensi oleh suatu benda hitam panas (intensitas total) adalah sebanding dengan
pangkat empat dari suhu mutlaknya. Sehingga dapat dirumuskan :

dengan
I = intensitas radiasi pada permukaan benda hitam pada semua frekuensi (W/m2)
T = suhu mutlak benda (K)
σ = tetapan Stefan-Boltzman, yang bernilai 5,67 × 10-8 Wm-2K-4.
Untuk kasus benda panas yang bukan benda hitam, akan memenuhi hukum
yang sama, hanya diberi tambahan koefisien emisivitas yang lebih kecil daripada 1,
sehingga :

Intensitas merupakan daya per satuan luas, maka persamaan diatas dapat ditulis
sebagai:

dengan:
P = daya radiasi (W)
A = luas permukaan benda (m2)
e = koefisien emisivitas
T = suhu mutlak (K)

8
Beberapa tahun kemudian, berdasarkan teori gelombang elektromagnetik
cahaya, Ludwig Boltzmann (1844 – 1906) secara teoritis menurunkan hukum yang
diungkapkan oleh Joseph Stefan (1853 – 1893) dari gabungan termodinamika dan
persamaan-persamaan Maxwell. Oleh karena itu, persamaan diatas dikenal juga
sebagai Hukum Stefan-Boltzmann, yang berbunyi:
“Jumlah energi yang dipancarkan per satuan permukaan sebuah benda hitam dalam
satuan waktu akan berbanding lurus dengan pangkat empat temperatur
termodinamikanya”.

c. Hukum Pergeseran Wien


Spektrum radiasi benda hitam di selidiki oleh Wien, menurut Wien, jika
dipanaskan terus, benda hitam akan memancarkan radiasi kalor yang puncak
spektrumnya memberikan warna-warna tertentu. Warna spektrum bergantung pada
panjang gelombangnya, dan panjang gelombang ini akan bergeser sesuai suhu benda.
Jika suatu benda dipanaskan maka benda akan memancarkan radiasi kalor,
pada suhu rendah radiasi gelombang elektromagnet yang dipancarkan intensitasnya
rendah, pada suhu yang lebih tinggi dipancarkan sinar inframerah walaupun tidak
terlihat tetapi dapat kita rasakan panasnya, pada suhu lebih tingi lagi benda mulai
berpijar merah ( ± 10000 C ), dan berwarna kuning keputih-putihan pada suhu ±
20000 C.
Wien merumuskan bahwa panjang gelombang pada puncak spektrum ( λm )
berbanding terbalik dengan suhu mutlak benda, sesuai persamaan :

dimana :
λmaks = panjang gelombang pada energi pancar maksimum (m)
T = suhu dalam K
C = tetapan pergeseran Wien = 2,898 x 10-3 m. K

9
Gambar 2 Kurva kenaikan temperature benda hitam

Dari kurva pada gambar 2 di atas, terbaca bahwa dengan naiknya temperatur
benda hitam, puncak-puncak spektrum akan bergeser ke arah panjang
gelombang yang semakin kecil (gambar a) atau puncak-puncak spektrum akan
bergeser ke arah frekuensi yang semakin besar (gambar b). setahun kemudian, ahli
spektroskopi Jerman, Friedrich Paschen yang bekerja dalam daerah inframerah

dengan kisaran panjang gelombang 1 m sampai dengan 4 m, dan suhu benda

hitam dari 400 sampai 1600 K, menemukan bahwa prakiraan Wien tepat bersesuaian
dengan titik-titik data eksperimennya. Tetapi pada tahun 1900, Lummer dan
Pringsheim melanjutkan pengukuran Paschen sampai dengan panjang gelombang 18

m. Rubens dan Kurlbaum bahkan melanjutkannya sampai 60 m. Kedua tim ini

kemudian menyimpulkan bahwa hukum Wien gagal dalam daerah ini.


Perhitungan energi radiasi Wien berlaku untuk gelombang pendek. Teori ini
selanjutnya dikembangkan oleh Reyleigh-Jeans yang berlaku untuk panjang
gelombang yang lebih panjang, namun teori yang dikembangkan Reyleigh-Jeans
tidak mampu menjelaskan gejala hasil eksperimen radiasi benda hitam.

d. Teori Kuantum Plank dan Foton


Max Planck menjelaskan bahwa radiasi elektromagnetik hanya dapat
merambat dalam bentuk paket-paket energi atau kuanta yang dinamakan foton.

10
Gagasan Planck ini kemudian berkembang menjadi teori baru dalam fisika yang
disebut Teori Kuantum.
Pada tahun 1900, Planck memulai pekerjaannya dengan membuat suatu
anggapan baru tentang sifat dasar dari getaran molekul-molekul. Dalam dinding-
dinding rongga benda hitam (pada saat itu elektron belum ditemukan). Anggapan
baru ini sangat radikal dan bertentangan dengan fisika klasik, yaitu sebagai berikut:
1. Radiasi yang dipancarkan oleh getaran molekul-molekul tidaklah kontinu
tetapi dalam paket-paket energi diskrit, yang disebut kuantum (sekarang
disebut foton). Besar energi yang berkaitan dengan tiap foton adalah

sehingga untuk n buah foton maka energinya dinyatakan oleh

Dengan n = 1, 2, 3, ... (bilangan asli), v adalah frekuensi getaran molekul-


molekul. Energi dari molekul-molekul dikatakan terkuantisasi dan energi yang
diperkenankan disebut tingkat energi. Ini berarti bahwa tingkat energi bisa hv,
2hv, 3hv, ... sedang h disebut tetapan Planck, dengan h = 6,6 × 10-34 J s (dalam
2 angka penting)
2. Molekul-molekul memancarkan atau menyerap energi dalam satuan diskrit
dari energi cahaya, disebut kuantum (sekarang disebut foton). Molekul-
molekul melakukan itu dengan “melompat” dari satu tingkat energi ke tingkat
energi lainnya. Jika bilangan kuantum n berubah dengan satu satuan,
persamaan menunjukkan bahwa jumlah energi yang dipancarkan atau diserap
oleh molekul-molekul sama dengan hv. Jadi, beda energi antara dua tingkat
energi yang berdekatan adalah hv. Molekul akan memancarkan atau menyerap
energi hanya ketika molekul mengubah tingkat energinya. Jika molekul tetap
tinggal dalam satu tingkat energi tertentu, maka tidak ada energi yang diserap
atau dipancarkan molekul.
Berdasarkan teori kuantum di atas, Planck dapat menyatakan hukum radiasi
Wien dan hukum radiasi Rayleigh-Jeans, dan menyatakan hukum radiasi benda
hitamnya yang akan berlaku untuk semua panjang gelombang.
Energi rata-rata per osilator dengan frekuensi v adalah

11
dengan h = 6,6 × 10-34 J s adalah tetapan Planck, c = 3,0 × 108 m/s adalah cepat
rambat cahaya, kB = 1,38 × 10-23 J/K adalah tetapan Boltzman, dan T adalah suhu
mutlak benda hitam.

2.Efek Foto Listrik


Efek fotolistrik adalah gejala terlepasnya elektron dari permukaan logam yang
disinari dengan cahaya (gelombang elektromagnetik). Elektron yang dipancarkan ini
disebut dengan elektron foton (fotoelektron). Dalam studi eksperimental terhadap
efek fotolistrik, kita dapat megukur laju dan energi kinetik elektron yang terpancar
bergantung pada intensitas dan panjang gelombang cahaya. Percobaan efek fotolistik
dilakukan dalam ruang hampa. Hal ini dimaksudkan agar elektron tidak kehilangan
energinya ketika bertumbukan dengan molekul-molekul udara.

Gambar 3. Skema perangkat eksperimen efek fotolistrik


Gambar 3 menunjukkan apabila cahaya datang pada permukaan logam katoda
K yang bersih, elektron akan dipancarkan. Jika elektron menumbuk anoda A,
terdapat arus dalam rangkaian luarnya. Jumlah elektron yang dipancarkan yang dapat
mencapai elektroda dapat ditingkatkan atau diturunkan dengan membuat anoda
positif atau negatif terhadap katodanya. Apabila V positif, elektron ditarik ke anoda.
Apabila V negatif, elektron ditolak dari anoda. Hanya elektron dengan energi kinetik
½ mv2 yang lebih besar dari eV yang dapat mencapai anoda.
Ketika tegangan terus diperbesar maka pembacaan arus pada galvanometer
akan menurun ke nol. Tegangan ini dinamakan sebagai Potensial V0, disebut
potensial penghenti. Hal ini disebabkan karena elektron yang berenergi tinggi tidak

12
dapat melewati potensial penghenti sehingga potensial ini dihubungkan dengan
energi kinetik maksimum, sehingga:
Ekmaks = e.V0
Efek fotolistrik akan terjadi jika:
a. Frekuensi foton lebih besar dari frekuensi ambang logam (f>f0)
b. Panjang gelombang foton lebih kecil dari panjang gelombang ambang (λ<λ0)
Pada peristiwa efek fotolistrik berlaku persamaan:

Dengan:
f = Frekuensi cahaya atau foton (Hz)
fo = Frekuensi ambang (Hz)
h = Konstanta Planck (6,63 x 10-34 Js)
Ek = Energi kinetik elektron (J)
Vo = Potensial henti (V)
e = Muatan elektron (1,6 x 10-19 C)
E = hf = energi foton (J)
Ek = Energi kinetik elektron (J)
W = Fungsi kerja logam (J)

1. Aplikasi Fotolistrik
Aplikasi Efek Fotolistrik yang dapat kita temui dalam kehidupan sehari hari yaitu:
Pemutaran Film: Dengan bantuan alat alat elektronika yang lain saat sebuah
perusahaan membuat sebuah film pasti memerlukan Dubbing Nah saat
melakukan dubbing listrik yang didapat dari proses perekaman disimpan ke
piringan hitam . Lalu pada saat di putar suara suara tersebut dapat kembai di
dengar dengan bantuan dari efek Fotolistrik

13
Gambar 4. Pemutaran film

Foto-Diode (Sensor cahaya Berkecepatan Tinggi) :


saat beberapa semi konduktor dalam suatu rangkaian yang disinari cahaya akan
memisahkan diode dan hole dengan bantuan dan konsep dari efek fotolistrik.
Kelebihan elektron di suatu sisi dengan kelebihan hole di sisi lain akan
menyebabkan listrik

Gambar 5. Foto-

Sel surya
Sel surya atau sel fotovoltaik memanfaatkan efek fotolistrik untuk
membangkitkan arus listrik cahaya matahari. Efek fotolistrik muncul ketika
cahaya tampak atau radiasi ultraviolet jatuh ke permukaan benda tertentu.
Cahaya atau radiasi medorong elektron keluar dari benda tersebut, yang
jumlahnya dapat diukur dengan meteran listrik

Gambar 6. Sel Surya

14
3. Efek Compton
Efek Compton merupakan peristiwa yang menunjukkan perilaku cahaya atau
foton sebagai partikel. Peristiwa efek Compton menunjukkan adanya tumbukan
antara foton dengan elektron-elektron bahan. Dalam hal ini cahaya atau foton yang
jatuh pada bahan akan dihamburkan oleh elektron-elektron sehingga panjang
gelombang hamburannya lebih besar dari panjang gelombang cahaya yang datang.
Saat foton menumbuk elektron, sebagian energi foton akan diberikan kepada
elektron sehingga elektron akan memiliki energi kinetik. Sedangkan, energi foton
setelah tumbukan akan berkurang. Perhatikan gambar 7 berikut

Gambar 7. Gejala Compton oleh elektron


Gambar 7 diatas memperlihatkan peristiwa tumbukan antara foton, berupa
sinar X, dan electron bebas. Pada gambar tersebut dilukiskan bahwa sinar X
menumbuk elektron yang diam. Setelah tumbukan, sinarX terhambur dengan sudut θ
dan mengalami penurunan energy dari E menjadi E’. Di sisi lain, electron bergerak
dengan arah membentuk sudut dengan arah gerak foton sebelum tumbukan.
Hamburan yang dialami oleh sinar-X disebut hamburan Compton dengan ciri-
ciri khas terjadinya perubahan λ menjadi λ’, perubahan panjang gelombang dari
hamburan Compton dapat dijelaskan sebagai berikut:
E > E’ E = hf
hf > hf’’

f > f’’ f =

>

15
Ketika foton dari sinar-X bertumbukan dengan sebuah electron, maka foton
dan electron tersebut akan menyimpang dan membentuk sudut terhadap arah
datangnya sinar-X, seperti pada gambar 7.
Tumbukan antara foton dan electron memenuhi hukum kekekalan energi
kinetic dan hukum kekekalan momentum, yaitu energi kinetik sebelum tumbukan
sama dengan energi kinetic setelah tumbukan dan jumlah momentum sebelum
tumbukan sama dengan jumlah momentum setelah tumbukan.
Karena setelah tumbukan, electron bergerak dengan laju v yang mendekati laju
cahaya ©, maka energi kinetic electron dinyatakan dengan persamaan sebagai
berikut.
EK= (m-m0)c2
Dengan
EK=energi kinetic electron (joule)
m=massa relative electron (kg)
m0= massa diam electron (kg)
c = laju cahaya (m/s)
Massa relative electron dapat ditentukan :

m=

dengan
m= massa relative atau massa gerak electron (kg)
v= laju electron (m/s)
Dengan menggunakan hukum kekekalan energi, maka pada peristiwa
tumbukan foton dan electron berlaku persamaan sebagai berikut:
Efoton +Eelectron = E’foton + E’electron
Hf +0 = hf’ +(m-m0) c2
Atau

16
Dengan
f=frekuensi foton mula-mula (Hz)
f’=frekuensi hamburan foton (Hz)
λ=panjang gelombang foton mula-mula (m)
λ’=panjang gelombang hamburan foton (m)

Sebelum tumbukan, electron tidak mempunyai momentum (pe=0), sedangkan foton


mempunyai momentum yang dapat ditentukan sebagai berikut:

pf = =

Setelah tumbukan foton dan electron keduanya mempunyai momentum. Momentum


electron sesudah tumbukan sesuai dengan persamaan berikut:

p’e=

berdasarkan hukum kekekalan momentum yang diaplikasikan pada sumbu-X dan


sumbu-Y, sesuai dengan gambar 7 akan diperoleh persamaan matematis sebagai
berikut:

pada sumbu X = cos + cos θ

pada sumbu Y 0= sin + sin θ

dengan sudut hamburan foton terhadap arah datang sinar-X

= sudut arah gerak electron terhadap arah sinar-X

17
Dari dua persamaan di atas, dapat ditentukan selisih panjang gelombang dengan
persamaan sebagai berikut:

Dengan:
= Perubahan panjang gelombang (m)

= Massa diam elektron (kg)

c = Kecepatan cahaya (m/s)


= Sudut hamburan

sering disebut sebagai pergeseran compton yang nilainya bergantung pada sudut

hamburan sedangkan konstanta = 0,0234 sering disebut sebagai panjang

gelombang Compton.
( = angstrom, 1 =1x10-10 m)

4.gelombang de Brouglie
Partikel yang bergerak (seperti elektron) dapat berperilaku sebagai gelombang
dan menurut de Broglie panjang gelombang partikel tersebut memenuhi persamaan
sebagai berikut:

Dengan:
= Panjang gelombang elektron (m)

M = Massa partikel (kg)


V = Laju partikel (m/s)
P = Momentum partikel (kg m/s)

18
Peristiwa gelombang partikel menunjukkan pada percobaan Davisson dan
Garmer pada tahun 1927 yang menemukan adanya peristiwa difraksi dan interferensi
elektron yang panjang gelombangnya dapat ditentukan sebagai berikut:

Dengan:
= Muatan elektron (C)

V = Beda potensial (V)

5.Sinar x
Sinar X adalah pancaran gelombang elektromagnetik yang sejenis dengan
gelombang radio, panas, cahaya sinar ultraviolet, tetapi mempunyai panjang
gelombang yang sangat pendek sehingga dapat menembus benda-benda. Sinar-x
ditemukan pertamakali oleh Roentgen pada tahun 1895.
Foton sinar-X dihasilkan ketika elektron berkecepatan tinggi yang berasal dari
katoda menumbuk target pada anoda. Elektron-elektron dari katoda ini berasal dari
pemanasan filamen ( lebih dari 2000° C ), sehingga pada filamen ini akan terbentuk
awan elektron. Elektron-elektron dari katoda ini akan bergerak cepat menumbuk
bidang target (anoda) akibat diberikannya tegangan tinggi atau beda potensial antara
katoda dan anoda. Dari hasil tumbukan tersebut menghasilkan foton sinar-X lebih
kurang 1 % dan sisanya 99 % berupa energi panas.

a. Proses Terbentuknya Sinar X


Ada dua type kejadian yang terjadi di dalam proses menghasilkan foton sinar X
yaitu, sinar X Bremstrahlung dan sinar X karakteristik. Dimana interaksi itu terjadi
saat elektron proyektil menumbuk target.
1) Sinar X Bremstrahlung

19
Sinar-X Bremstrahlung terjadi ketika elektron dengan energi kinetik yang
terjadi berinteraksi dengan medan energi pada inti atom. Karena inti atom ini
mempunyai energi positif dan elektron mempunyai energi negatif, maka terjadi
hubungan tarik- menarik antara inti atom dengan elektron.

Gambar 8. Sinar X Bremstrahlung


Ketika elektron ini cukup dekat dengan inti atom dan inti atom mempunyai
medan energi yang cukup besar untuk ditembus oleh elektron proyektil, maka medan
energi pada inti atom ini akan melambatkan gerak dari elektron proyektil.
Melambatnya gerak dari elektron proyektil ini akan mengakibatkan elektron
proyektil kehilangan energi dan berubah arah. Energi yang hilang dari elektron
proyektil ini dikenal dengan photon sinar X Bremstrahlung.
2) Sinar X Karakteristik
Sinar X karakteristik terjadi ketika elektron proyektil dengan energi kinetik
yang tinggi berinterkasi dengan elektron dari tiap-tiap kulit atom. Elektron proyektil
ini harus mempunyai energi kinetik yang cukup tinggi untuk melepaskan elektron
pada kulit atom tertentu dari orbitnya. Saat elektron dari kulit atom ini terlepas dari
orbitnya maka akan terjadi transisi dari orbit luar ke orbit yang lebih dalam.

Gambar 9. Sinar X karakteristik


Energi yang dilepaskan saat terjadi transisi ini dikenal dengan photon sinar X
karakteristik. Energi photon sinar X karakteristik ini bergantung pada besarnya
energi elektron proyektil yang digunakan untuk melepaskan elektron dari kulit atom

20
tertentu dan bergantung pada selisih energi ikat dari elektron transisi dengan energi
ikat elektron yang terlepas tersebut.
b. Aplikasi Sinar X
1) Mesin Fotocopy
Sejarah awal penemuan mesin fotokopi (photocopy dalam bahasa Inggris)
diawali oleh penelitian dan percobaan yang sangat panjang. Awalnya penemu sistem
Xerography, Chester Carlson, mengawali pekerjaannya sebagai penyalin dokumen
paten di sebuah peruahaan analisis paten, Carlson berpikir untuk mempercepat
pekerjaannya yaitu dengan membuat sebuah alat yang bisa mencetak dokumen
secara berulang-ulang. Ia pun membaca berbagai referensi mengenai mesin cetak.
Akhirnya, ia menemukan konsep elektrofotografi, yang sekarang kita kenal sebagai
mesin fotokopi.
Pada 1938, ia membuat eksperimen kecil yang memanfaatkan bubuk jelaga
(karbon) dan penyinaran cahaya dan memindahkan suatu tulisan dari sebuah medium
ke medium yang lain. Ia juga menggunakan konsep yang disebut photo-conductivity,
sebuah proses perubahan elektron jika terkena cahaya. Intinya, dengan proses ini,
gambar bisa digandakan dengan proses perubahan elektron tersebut.
Sebagian besar literatur menyebutkan, temuan Carlson menciptakan proses
mengkopi dengan menggunakan energi elektrostatik, yaitu xenography. Nama
xenography berasal dari bahasa Yunani, radical xeros (kering) dan graphos
(menulis). Karena, dalam prosesnya tidak melibatkan cairan kimia, tak seperti
teknologi sebelumnya. Melalui teknik ini, Chester Carlson telah menemukan cara
yang merombak paradigma penulis ulangan sebuah dokumen, yang nantinya akan
menjadi proses yang disebut fotokopi. Teknik ini kemudian dipatenkan pada 6
Oktober 1942.
Bagian – bagian mesin fotocopy dapat dilihat pada gambar 10 berikut:

Gambar 10. Mesin Fotocopy

21
Prinsip kerja mesin fotokopy
1. Pencahayaan, cahaya yang sangat terang yang dihasilkan dari lampu ekspose
yang menyinari dokumen yang sudah diletakkan di atas kaca dengan posisi
terbalik ke bawah pada kaca, gambar pada dokumen kemudian akan dipantulkan
melalui lensa, kemudian lensa akan mengarahkan gambar tersebut ke arah
tabung drum. Tabung drum adalah silinder dari bahan aluminium yang dilapisi
dengan selenium yang sangat sensitif terhadap cahaya.
2. Gambar yang lebih terang pada permukaan drum akan mengakibatkan elektron-
elektron muncul dan menetralkan ion-ion positif yang dihasilkan oleh kawat
pijar (corona wire) sebelah atas drum (kawat 1), sehingga pada permukaan yang
terang tidak ada elektron yang yang bermuatan, sedangkan pada cahaya yang
lebih gelap akan menghasilkan tidak terjadi perubahan muatan, tetap bermuatan
positif.
3. Serbuk berwarna hitam (toner) bermuatan negatif yang berada pada developer,
akan tertarik oleh ion positif pada permukaan drum,
4. Tegangan tinggi DC yang diberikan pada kawat pijar (corona wire) membuat
drum bermuatan positif, kawat pijar (corona wire) terdapat dua buah, satu
terdapat diatas drum (kawat 1), dan di bawah drum (kawat 2).
5. Selembar kertas yang dilewatkan di bawah drum ketika drum berputar, sebelum
kertas mencapai drum terlebih dahulu kertas dijadikan bermuatan positif oleh
kawat 2, sehingga toner yang menempel pada kertas akan tertarik dengan sangat
kuat ke kertas, karena gaya tarik muatan positif pada kertas lebih kuat dari pada
muatan positif pada drum ditambah lagi dengan gaya gravitasi
6. Berikutnya kertas akan di lewatkan melalui dua buah rol panas yang bertekanan,
panas dari kedua rol tersebut akan melelahkan toner yang kemudian akan
menempel erat ke kertas. Peristiwa ini akan menghasilkan kopian atau salinan
gambar yang sama persis dengan aslinya.
7. Setelah toner turun ke kertas drum akan terus berputar sampai melewati blade
(cleaning blade) pembersih drum kemudian melalui kawat 1 (primary corona
wire), sehingga drum kembali bermuatan positif dan siap kembali disinari terus
berulang-ulang.
2) Sinar Rontgen
Bisakah kita bayangkan andaikan dunia tidak punya alat Rontgen? Nyaris
mustahil! Wilhelm Conrad Rontgen si penemu sinar X dilahirkan tahun 1845 di kota
22
Lennep, Jerman. Dia peroleh gelar doktor tahun 1869 dari Universitas Zurich.
Selama sembilan belas tahun sesudah itu, Rontgen bekerja di pelbagai universitas,
dan lambat laun peroleh reputasi seorang ilmuwan yang jempol. Tahun 1888 dia
diangkat jadi mahaguru bidang fisika dan Direktur Lembaga Fisika Universitas
Wurburg. Di situlah, tahun 1895, Rontgen membuat penemuan yang membuat
namanya kesohor.

Gambar 11. Sinar Rontgen


Sinar X yang digunakan untuk foto rontgen merupakan sinar yang dapat
menyebarkan radiasi. Meski demikian, manfaat yang didapat dari teknologi ini lebih
banyak ketimbang risikonya jika dilakukan dengan benar. Itulah mengapa, bila
dianggap perlu bayi yang baru lahir pun bisa menjalani tindakan ini untuk
menegakkan diagnosis ada tidaknya kelainan dalam tubuhnya. Tindakan ini
dilakukan semata-mata untuk memudahkan penatalaksaan selanjutnya. Akan tetapi
harus diingat bahwa permintaan foto rontgen harus berasal dari dokter yang
menanganinya, apakah ada indikasi, selain telah mempertimbangkan masak-masak
manfaat dan kerugiannya.

23
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Peristiwa pelepasan elektron dari logam oleh radiasi disebut efek
fotolistrik, diamati pertama kali oleh Heinrich Hertz (1887). Elektron yang terlepas
dari logam disebut foto-elektron.
Hamburan Compton adalah suatu efek yang merupakan bagian interaksi
sebuah penyinaran terhadapsuatu materi. Efek Compton adalah salah satu dari tiga
proses yang melemahkan energi suatu sinar ionisasi. Bila suatu sinar jatuh pada
permukaan suatu materi sebagian daripada energinya akan diberikan kepadamateri
tersebut, sedangkan sinar itu sendiri akan di sebarkan.
Foton adalah partikel elementer dalam fenomena elektromagnetik. Sebagai
gelombang, satu foton tunggal tersebar di seluruh ruang dan menunjukkan
fenomena gelombang sepertipembiasan oleh lensa dan interferensi destruktif ketika
gelombang terpantulkan saling memusnahkan satu sama lain.

B. Saran
1. Penulis dapat menambahkan lagi materi (menambahkan rumusan masalah) agar
pengetahuan pembaca menjadi lebih luas
2. Penulis juga dapat memperbanyak lagi sumber / referensi, agar makalah yang akan
dibuat lebih lengkap lagi.

24
DAFTAR PUSTAKA
Kanginan, Martin. 2006. Fisika untuk SMA. Jakarta: Erlangga
Soedojo, Peter. 1986. Azas- azas Ilmu Fisika 1. Gadjah Mada University Pres:
Yogyakarta.

Zemansky, Sears. 1982. Fisika untuk Universitas I, Mekanika-Panas–


bunyi. Binacipta: Bandung.

25

Anda mungkin juga menyukai