Anda di halaman 1dari 16

“KONSEP DASAR FISIKA MODERN”

DISUSUN GUNA MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH

FISIKA DASAR

DOSEN PENGAMPU:

IMROATUL MUNAWAROH,M.Pd.

DISUSUN OLEH:

1. HARIS PRASETYO (2001081004)

2. RAHMAD FAJAR (2001081008)

3. YOGA TRISWANURI (2001082012)

JURUSAN TADRIS BIOLOGI

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI METRO

2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kehadiran allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya yang berupa iman dan kesehatan akhirnya saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Shalawat serta salam saya haturkan pada junjungan nabi agung kita, Nabi Muhammad SAW.
Risalah beliau lah yang bermanfaat bagi kita semua sebagai petunjuk menjalani kehidupan.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Imroatul Munawaroh, M.Pd selaku dosen
pembimbing mata kuliah Fisika Dasar. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas pada mata kuliah Fisika Dasar. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang “Konsep dasar fisika modern” bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik dan saran dari pembaca sangat saya harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada
kita semua. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

Penyusun,

Kelompok 10

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................ii

DAFTAR ISI ....................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1

A.Latar belakang ......................................................................................................... 1

B.Rumusan masalah .................................................................................................... 2

C.Tujuan penulis.......................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................. 3

A. Model Atom (Bohr) .............................................................................................. 3

B. Dualisme Cahaya ................................................................................................... 6

C. Konsep Fotolistrik ................................................................................................. 9

BAB III PENUTUP......................................................................................................... 12

A. Kesimpulan ......................................................................................................... 12

B. Saran ................................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................13

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

Perkembangan Fisika Modern 5 Percobaan Michelson-Morley, salah satu percobaan


paling penting dan masyhur dalam sejarah fisika, dilakukan pada tahun 1887 oleh Albert
Michelson dan Edward Morley di tempat yang sekarang menjadi kampus Case Western
Reserve University. Percobaan ini dianggap sebagai petunjuk pertama terkuat untuk
menyangkal keberadaan eter sebagai medium gelombang cahaya. Percobaan ini juga telah
disebut sebagai titik tolak untuk aspek teoretis revolusi ilmiah kedua. Albert Michelson
dianugerahi hadiah Nobel fisika tahun 1907 terutama untuk melaksanakan percobaan ini.
Dalam percobaan ini Michelson dan Morley berusaha mengukur kecepatan planet Bumi
terhadap eter, yang pada waktu itu dianggap sebagai medium perambatan gelombang
cahaya. Analisis terhadap hasil percobaan menunjukkan kegagalan pengamatan pergerakan
bumi terhadap eter.

Ekperimen Michelson-Morley yang sangat peka tidak mendapatkan gerak bumi


terhadap eter. Ini berarti tidak mungkin ada eter dan tidak ada pengertian gerak absolut.
Setiap gerak adalah relatif terhadap kerangka acuan khusus yang bukan merupakan
kerangka acuan universal. Dalam eksperimen yang pada hakikatnya membandingkan
kelajuan cahaya sejajar dengan dan tegak lurus pada gerak bumi mengelilingi matahari,
juga eksperimen ini memperlihatkan bahwa kelajuan cahaya sama bagi setiap pengamat,
suatu hal yang tidak benar bagi gelombang memerlukan medium material untuk merambat.
Eksperimen ini telah meletakkan dasar bagi teori relativitas khusus Einstein yang
dikemukakan pada tahun 1905, suatu teori yang sukar diterima pada waktu itu, bahkan
Michelson sendiri enggan untuk menerimanya.

Istilah fisika modern diperkenalkan karena banyaknya fenomena-fenomena


mikroskopis dan hukum-hukum baru yang ditemukan sejak tahun 1890. Fenomena
mikroskopis yaitu fenomena-fenomena yang tidak dapat dilihat secara langsung, seperti
elektron, proton, neutron, atom, dan sebagainya. Ahli fisika telah mencoba memecahkan
persoalan tentang struktur atom, elektron, radiasi dengan fisika klasik. Namun, tidak

1
berhasil menerangkan fenomena-fenomena tersebut. Karena itu para ahli fisika mencari
ilmu dan model-model lain yang baru. Dengan didapatnya teori-teori baru yang daat
menerangkan fenomena-fenomena mikroskopis itu, maka fisika telah memperluas ilmu ke
arah yang lebih jauh lagi.

B.RUMUSAN MASALAH

1.Apa pengertian model atom (bohr)?

2.Apa pengertian dualisme cahaya?

3.Apa saja konsep fotolistrik?

C.TUJUAN PENULIS

1.Untuk mengetahui pengertian Model atom (borh)

2.Untuk mengetahui pengertian Dualisme cahaya

3.Untuk mengetahui apa saja konsep fotolistrik

2
BAB 11

PEMBAHASAN

A.MODEL ATOM BOHR

Pada tahun 1913, Niels Bohr, fisikawan berkebangsaan Swedia, mengikuti jejakEinstein
menerapkan teori kuantum untuk menerangkan hasil studinya mengenai spektrumatom
hidrogen. Bohr mengemukakan teori baru mengenai struktur dan sifat-sifat atom.
Teoriatom Bohr ini pada prinsipnya menggabungkan teori kuantum Planck dan teori atom
dariErnest Rutherford yang dikemukakan pada tahun 1911. Bohr mengemukakan bahwa
apabilaelektron dalam orbit atom menyerap suatu kuantum energi, elektron akan meloncat
keluarmenuju orbit yang lebih tinggi. Sebaliknya, jika elektron itu memancarkan suatu
kuantumenergi, elektron akan jatuh ke orbit yang lebih dekat dengan inti atom. Model
atom Bohrdikemukakan oleh Niels Bohr yang berusaha menjelaskan kestabilan atom dan
spektrumgaris atom hidrogen yang tidak dapat dijelaskan oleh model atom Rutherford.

Postulat Dasar Model Atom Bohr

Ada empat postulat yang digunakan untuk menutupi kelemahan model atom
Rutherford,antara lain :

1.Atom Hidrogen terdiri dari sebuah elektron yang bergerak dalam suatu lintas edar
berbentuklingkaran mengelilingi inti atom, gerak elektron tersebut dipengaruhi oleh gaya
coulombsesuai dengan kaidah mekanika klasik.

2.Lintas edar elektron dalam hydrogen yang mantap hanyalah memiliki harga
momentumangular L yang merupakan kelipatan dari tetapan Planck dibagi dengan 2π.

Dimana n

= 1,2,3,… dan disebut sebagai bilangan kuantum utama, dan h adalahkonstanta Planck.

3
3.Dalam lintas edar yang mantap elektron yang mengelilingi inti atom tidak
memancarkanenergi elektromagnetik, dalam hal ini energi totalnya E tidak berubah.

4.Jika suatu atom melakukan transisi dari keadaan energi tinggi Eu ke keadaan energi
lebihrendah EI

sebuah foton dengan energi hυ=EU-EI diemisikan. Jika sebuah foton diserap,
atomtersebut akan bertransisi ke keadaan energi rendah ke keadaan energi tinggi.

Model Atom Bohr

”Bohr menyatakan bahwa elektron-elektron hanya menempati orbit-orbit tertentudisekitar


inti atom, yang masing-masing terkait sejumlah energi kelipatan dari suatu nilai kuantum
dasar. (John Gribbin, 2002)”

Model Bohr dariatom hidrogenmenggambarkanelektron-elektron bermuatan


negatifmengorbit padakulit atomdalam lintasan tertentu mengelilingiinti atomyang
bermuatan positif. Ketika elektron meloncat dari satu orbit ke orbit lainnya selalu disertai
dengan pemancaran atau penyerapan sejumlah energi elektromagnetikhf.Menurut Bohr :

” Ada aturan fisika kuantum yang hanya mengizinkan sejumlah tertentu elektron dalamtiap
orbit. Hanya ada ruang untuk dua elektron dalam orbit terdekat dari inti. (John
Gribbin,2005)”

4
Bohr memperbaiki gagasan Rutherford dengan menambahkan bahwa elektron elektron
berada pada orbit orbitnya. Seperti planet planet mengorbit matahari. Dimana tiap orbit
hanyamungkin diisi oleh sejumlah elektron.Kunci sukses model ini adalah dalam
menjelaskanformula Rydbergmengenai garis-garis emisispektral atomhidrogen, walaupun
formulaRydberg sudah dikenal secara eksperimental, tetapi tidak pernah mendapatkan
landasanteoritis sebelum model Bohr diperkenalkan.

Tidak hanya karena model Bohr menjelaskan alasan untuk struktur formula Rydberg, ia
juga memberikan justifikasi hasil empirisnyadalam hal suku-suku konstanta fisika
fundamental.Model Bohr adalah sebuah model primitif mengenai atom hidrogen. Sebagai
sebuahteori, model Bohr dapat dianggap sebagai sebuah pendekatan orde pertama dari
atomhidrogen menggunakanmekanika kuantumyang lebih umum dan akurat, dan
dengandemikian dapat dianggap sebagai model yang telah usang. Namun demikian,
karenakesederhanaannya, dan hasil yang tepat untuk sebuah sistem tertentu, model Bohr
tetapdiajarkan sebagai pengenalan pada mekanika kuantum.

Gagasan Kunci Model atom Bohr

Dua gagasan kunci adalah:

1.Elektron-elektron bergerak di dalam orbit-orbit dan memiliki momentum yang


terkuantisasi,dan dengan demikian energi yang terkuantisasi. Ini berarti tidak setiap orbit,
melainkanhanya beberapa orbit spesifik yang dimungkinkan ada yang berada pada jarak
yang spesifikdari inti.

2.Elektron-elektron tidak akan kehilangan energi secara perlahan-lahan sebagaimana


mereka bergerak di dalam orbit, melainkan akan tetap stabil di dalam sebuah orbit yang
tidakmeluruh.

5
B. DUALISME CAHAYA

Apa itu dualisme cahaya? Dualisme cahaya adalah suatu cahaya yang memiliki dua
sifat, yakni sebagai gelombang dan partikel (dualisme gelombang partikel). Nah, itu
adalah pengertian dari dualisme cahaya.

Di bawah ini merupakan beberapa teori mengenai dualisme cahaya yang dikemukakan
oleh beberapa tokoh-tokoh fisikawan.

A. Teori Kuantum Planck


Max Planck mengajukan pernyataan mengenai energi gelombang elektromagnetik
(cahaya) yang terpancar bersifat diskrit dalam bentuk paket-paket bintang yang disebut
foton. Untuk energi 1 buah foton ialah hf.

Energi Foton

Menurut Planck, energi yang dimiliki oleh foton bisa dirumuskan seperti :

E = N . h . f = (N . h . c)/λ

Keterangan :

E = energi foton (J)

N = jumlah foton

h = konstanta Planck (6,63 x 10⁻³⁴ Js)

f = frekuensi foton (Hz)

c = kecepatan cahaya (3 x 10⁸ m/s)

λ = panjang gelombang foton (m)

B. Cahaya sebagai Partikel

Beberapa penjelasan mengenai sifat partikel pada cahaya ialah seperti di bawah ini :

1. Efek Fotolistrik

Seorang bernama Einsten mengemukakan sebuah ide mengenai efek fotolistrik. Efek
fotolistrik ialah peristiwa terlepasnya elektron-elektron dari permukaan logam saat
logam disinari cahaya.Rumus efek fotolistrik secara sederhana bisa dituliskan :

6
E = W₀ + Ek

h . f = W₀ + (me . v2)/2

W₀ = h . f₀ = h . c/ λ₀

Keterangan :

E = energi 1 foton (Joule)

W₀ = energi ambang (J)

Ek = energi kinetik fotoelektron (J)

f = frekuensi cahaya (Hz)

me = massa elektron (9,1 . 10⁻³¹ kg)

v = kecepatan fotoelektron (m/s)

f₀ = frekuensi ambang (Hz)

λ₀ = panjang gelombang ambang (m)

2. Efek Compton

Tokoh bernama Compton melakukan penelitian bahwa saat foton dengan panjang
grelombang (λ) menumbuk suatu elektron yang diam, ternyata elektron tersebut
bergerak menggunakan energi kinetik dan foton mengalami penghamburan dengan
panjang gelombang (λ’) yang membentuk sudut q terhadap arah gerak semula.

Panjang gelombang foton yang mengalami penghamburan bisa ditulis rumus


persamaan :

λ – λ’ = h(1 – cos θ)/(me . c)

Keterangan :

λ = panjang gelombang foton (m)

λ’ = panjang gelombang yang mengalami penghamburan (m)

θ = sudut

7
Besaran h/(me . c) disebut sebagai panjang gelombang Compton.

C. Cahaya sebagai Gelombang

Suatu benda yang mempunyai sifat gelombang pasti mempunyai panjang gelombang
tertentu.

1. Panjang gelombang de Broglie

Apabila benda bergerak dengan kecepatan v, maka benda itu akan mmepuntai panjang
gelombang de Broglie, rumusnya bisa ditulis :

λ = h/p = h/(m . v)

Keterangan :

λ = panjang gelombang de Broglie (m)

p = momentum (Ns)

m = massa (kg)

v = kecepatan (m/s)

Dari rumus tersebut bisa diambil kesimpulan bahwa setiap benda yang mempunyai
momentum (berarti mempunyai massa dan kecepatan) bisa memiliki sifat gelombang.

2. Panjang gelombang (λ) de Broglie elektron yang dipercepat dengan beda potensial

Apabila suatu tabung sinar katoda, sebuah elektron diam kemudian dipercepat engan
beda potensial tertentu, maka elektron kan bergerak dengan panjang gelombang de
Broglie. Bisa ditulis rumus :

λ = h/√(2qe . V . me)

Keterangan :

h = konstanta Planck (6,63 x 10⁻³⁴ Js)

λ = panjang gelombang de Broglie elektron (m)

qe = muatan elektron (1,6 x 10⁻¹⁹ C)

me = massa elektron (9,1 x 10⁻³¹ kg)

8
V = beda potensial (V)

C. KONSEP FOTOLISTRIK

Pengertian Efek Fotolistrik

Efek fotolistrik adalah fenomena terlepasnya elektron logam akibat disinari cahaya.
Ditinjau dari perspektif sejarah, penemuan efek fotolistrik merupakan salah satu tonggak
sejarah kelahiran fisika kuantum. Untuk merumuskan teori yang cocok dengan eksperimen,
kita dihadapkan pada situasi dimana paham klasik yang selama puluhan tahun diyakini
sebagai paham yang benar, terpaksa harus dirombak.

Paham yang dimaksud adalah konsep cahaya sebagai gelombang tidak dirombak,
fenomena efek fotolistrik tidak dapat dijelaskan secara baik. Paham yang baru yang
mampu menjelaskan secara teoritis fenomena efek fotolistrik adalah bahwa cahaya sebagai
partikel namun demikian, munculnya paham baru ini menimbulkan polemik baru.

Penyebabnya adalah bahwa paham cahaya sebagai gelombang telah dibuktikan


kehandalannya dalam menjelaskan sejumlah besar fenomena yang berkaitan dengan
fenomena difraksi, interferensi, dan polarisasi. Sementara itu, fenomena yang disebutkan
tadi tidak dapat dijelaskan berdasarkan paham cahaya sebagai partikel. Untuk mengatasi
itu, para ahli sepakat bahwa cahaya memiliki sifat ganda : sebagai gelombang dan sebagai
partikel.

Hukum Emisi Fotolistrik

Untuk logam dan radiasi tertentu, jumlah fotoelektro yang dikeluarkan berbanding lurus
dengan intensitas cahaya yg digunakan.

Untuk logam tertentu, terdapat frekuensi minimum radiasi. di bawah frekuensi ini
fotoelektron tidak bisa dipancarkan. Di atas frekuensi tersebut, energi kinetik yang
dipancarkan fotoelektron tidak bergantung pada intensitas cahaya, namun bergantung pada
frekuensi cahaya.Perbedaan waktu dari radiasi dan pemancaran fotoelektron sangat kecil,
kurang dari 10-9 detik.

Efek Fotolistrik

Ketika seberkas cahaya dikenakan pada logam, ada elektron yang keluar dari permukaan
logam. Gejala ini disebut efek fotolistrik. Efek fotolistrik diamati melalui prosedur sebagai
berikut. Dua buah pelat logam (lempengan logam tipis) yang terpisah ditempatkan di
dalam tabung hampa udara. Di luar tabung kedua pelat ini dihubungkan satu sama lain
dengan kawat. Mula-mula tidak ada arus yang mengalir karena kedua plat terpisah.

9
Ketika cahaya yang sesuai dikenakan kepada salah satu pelat, arus listrik terdeteksi pada
kawat. Ini terjadi akibat adanya elektron-elektron yang lepas dari satu pelat dan menuju ke
pelat lain secara bersama-sama membentuk arus listrik.

Syarat Fotolistrik

Syarat terjadinya efek fotolistrik adalah:

1. panjang gelombang ambang sinar (datang) > panjang gelombang bahan


2. frekuensi sinar (f) > frekuensi ambang bahan (fo)
3. energi foton sinar (Ef) >energi ambang bahan (Wo)

Beberapa hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan efek fotolistrik adalah:

1. elektron akan segera terlepas – tanpa perlu waktu tunda


2. Penambahan intensitas dari cahaya akan menambah jumlah elektron yang terlepas,
tetapi tidak menambah besar energi kinetik
3. Cahaya merah tidak akan menyebabkan keluarnya elektron, berapapun besar
intensitasnya. Cahaya violet (ungu) yang lemah akan mengeluarkan sedikit
elektron, tetapi besar energi kinetik maksimum akan bertambah dibandingkan
untuk intensitas cahaya yang panjang gelombannya lebih besar.

Prosedur Percobaan

1. Setelah system peralatan disusun seperti gambar dalam teori, kemudian dinyalakan.
2. Mengatur diafragma pada lampu sumber cahaya.
3. Memasang filter pada sumber cahaya dengan λ= 5460,74 Aº
4. Mengeset bahwa saat belum ada cahaya yang masuk galvanometer dan voltmeter
harus menunjukkan angka nol, membuka lubang penutup sehingga cahaya bias
masuk ke fotosel kemudian mengatur galvanometer agar menunjukkan angka yang
sama dengan angka nol, kemudian mencatat tegangan yang ditunjukkan oleh
multimeter.
5. Mengulangi langkah 3 dan 4 dengan mengganti filter yang lain untuk panjang
gelombang berturut-turut secara bargantian dengan λ = 4347,50 dan 4046,56 Aº

Contoh Efekfotolistrik

Penerapan fotolistrik dalam kehidupan adalah dalam dunia hiburan. dengan bantuan
peralatan elektronika saat itu, suara dubbing film direkam dalam bentuk sinyal optik di
sepanjang pinggir keping film. pada saat film diputas, sinyal ini dibaca kembali melalui

10
proses efek fotolistrik dan sinyal listriknya di perkuat dengan menggunakan amplifier
tabung sehingga menghasilkan film bersuara

Rumus Efek Fotolistrik

Efek fotolistrik ini ditemukan oleh Albert Einstein, yang menganggap bahwa cahaya
(foton) yang mengenai logam bersifat sebagai partikel

Energi kinetik foto elektron yang terlepas:

Ek = h f – h fo

Hf = energi foton yang menyinari logam

Hfo = Fo frekuensi ambang = fungsi kerja

= energi minimum untuk melepaskan electron

E = muatan electron = 1.6 x 10 -19 C

Vo = potensial penghenti

Ek maks = e Vo

Proses kebalikan foto listrik adalah proses pembentukan sinar X yaitu proses perubahan
energi kinetik elektron yang bergerak menjadi gelombang elektromagnetik (disebut juga
proses Bremmsstrahlung).

11
BAB III PENUTUP

12
DAFTAR ISI

13

Anda mungkin juga menyukai