“Siklus Suhu Tahunan dan Pergerakan Air dan Arus dan Aspek Kimia
Perairan Darat”
Disusun Oleh :
Kelompok 2
KELAS A
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat segala limpahan rahmad dan hidayahnya hingga kami selaku kelompok 2
dapat memenuhi tugas pada mata kuliah Biologi Perairan, untuk menyusun dan
membuat makalah dengan judul “SIKLUS SUHU TAHUNAN DAN
PERGERAKAN AIR DAN ARUS DAN ASPEK KIMIA PERAIRAN DARAT”.
Dengan hati yang lapang kami sangat menyadari bahwa makalah ini
tentunya masih sangat jauh dari kata sempurna, baik itu dalam hal penulisannya
ataupun pokok bahasan materi yang disediakan, namun kami sangat berharap
makalah ini dapat membantu mahasiswa dalam perkuliahan dan menambah
wawasan bagi kita semua. Untuk itu kami dengan senang hati menerima baik
saran ataupun kritikan yang membangun guna memperbaiki kesalahan dimasa
depan.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................2
C. Tujuan................................................................................................... 2
D. Manfaat.................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................3
A. Kesimpulan.........................................................................................42
B. Saran.................................................................................................... 42
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................43
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Termometer.....................................................................................4
iv
DAFTAR TABEL
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Semua mahluk hidup membutuhkan adanya air untuk mendukung
berbagai macam aktivitas. Dimulai dari air dapat digunakan untuk
menunjang proses fotosintesis pada mahluk hidup seperti fitoplankton dan
juga tumbuhan, digunakan sebagai konsumsi air minum untuk manusia dan
hewan, dan juga dapat dimanfaatkan untuk irigasi tanaman. Dengan
demikian air sangat penting dalam kehidupan.
Dalam perairan terdapat aspek fisika, kimia, dan biologi yang saling
berhubungan dalam mempengaruhi kondisi perairan. Aspek-aspek tersebut
dapat digunakan untuk melihat apakah kondisi dalam perairan tersebut
dalam keadaan baik atau tidak. Kondisi baik dan buruknya perairan dapat
dilihat dari perubahan suhu yang ada pada air, derajat keasaman (pH),
salinitas atau kadar garam dalam air, perubahan warna, bau, rasa, dan juga
ketersediaan komposisi unsur-unsur kimia dalam peraiaran seperti oksigen
(02), karbondioksida (CO2), nitrogen (N2), dan lain sebagainya. 1
Suhu berperan besar untuk mengatur keberadaan aspek kima dan
juga aspek biologi yang ada pada perairan sebab perubahan suhu dapat
mempengaruhi kadar oksigen dalam air, hal ini berarti secara langsung
perubahan suhu dapat mempengaruhi aktivitas dan penyebaran organisme
dalam air.2 Perbedaan suhu pada perairan biasanya dikarenakan oleh adanya
gerakan air seperti misalnya arus dan turbulensi.
Unsur-unsur kimia juga memegang fungsi yang penting dalam
perairan, seperti misalnya oksigen yang berperan untuk membantu proses
pernafasan, metabolisme atau pertukaran zat yang kemudian menghasilkan
1
Riyanda Agustira, dkk. 2013, Kajian Karakteristik Kimia Air , Fisika Air dan Debit
Sungai Pada Kawasan DAS Padang Akibat Pembuangan Limbah Tapioka. Jurnal Agroteknologi
Universitas Sumatera Utara, 1(3), 617.
2
M.Furqon A.I dan Ankiq Taufiqurohman s. 2012. Sebararan Horizontal Suhu, Salinitas
dan Kekeruhan di Pantai Dumoga, Sulawesi Utara. Jurnal Harpodon Burneo, 5(1), 51-56.
energi untuk pertumbuhan dan reproduksi serta oksidasi bahan-bahan
organik dan anorganik. 3
Dengan demikian menjadi penting bagi kita untuk mengetahui
mengenai suhu, pergerakan air, arus, dan juga aspek-aspek kimia yang
terdapat dalam perairan agar kita mengetahui keadaan perairan tersebut
dalam kondisi yang normal atau tercemar.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh siklus suhu tahunan pada perairan ?
2. Bagaimana pergerakan air dan arus dalam perairan ?
3. Apa saja aspek kimia dalam perairan darat ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengaruh siklus suhu tahunan pada perairan.
2. Untuk mengetahui pergerakan air dan arus dalam perairan.
3. Untuk mengetahui aspek-aspek kimia dalam perairan.
D. Manfaat
Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat untuk membantu
mahasiswa dalam mempelajari mata kuliah biologi perairan, selain itu
diharapkan materi pada makalah ini membantu kita untuk dapat
mengidentifikasi keadaan perairan dilihat dari perubahan siklus suhu
tahunan, pergeran air dan arus, seta aspek-aspek kimia yang ada pada
perairan.
3
Salmin, 2005.Oksigen Terlarut (DO) dan Kebutuhan Oksigen Biologi (BOD) sebagai
Salah Satu Indikator untuk Menentukan Kualitas Perairan. Jurnal Oseanagrrafi, 30(3), 21-26
2
BAB II
PEMBAHASAN
4
Gunardi Djoko Winarno, dkk.2019. Klimatologi Pertanian, Pustaka Media : Bandar
Lampung, h.94
5
Ibid. h. 94
3
Gambar 1. Termometer
Sumber : mc-tester.com
4
Didalam perairan suhu merupakan faktor yang mendapat
perhatian lebih sebab berkaitan dengan kehidupan organisme didalam
perairan baik hewan ataupun tumbuhan. Temperatur air dapat
mempengaruhi metabolisme dari organisme akuatik, sebab penyebaran
organisme antara di lautan dengan perairan tawar dibatasi oleh suhu
air. Temperatur air yang tinggi akan meningkatkan pertumbuhan dan
menekan kehidupan bahkan kematian dari hewan-hewan. Saat
temperatur air rendah, ikan-ikan akan lebih mudah terserang bakteri atau
jamur, namun kadar oksigen dalam air akan meningkat. Akan tetapi
suhu yang rendah dapat memperlambat laju pernafasan sertadenyut
jantung, sehingga ada kemungkinan ikan-ikan pingsan dan matiakibat
dari kekurangan oksigen didalam tubuhnya.
Kisaran suhu yang baik bagi pertumbuhan ikan-ikan pada
wilayah perairan tropis berkisar antara 25-32°C. Rentang suhu tersebut
berlaku di Indonesia sebagai salah satu negara tropis sehingga
menguntunkan untuk melakukan budidaya ikan. Seperti diketahui
bahwa suhu air sangat mempengaruhi proses kimia, fisika dan biologi
didalam perairan, sehingga fluktuasi suhu pada suatu perairan akan
mengakibatkan perubahan semua proses didalam perairan. Hal tersebut
dapat dibuktikan dari peningkatan suhu air maka kelarutan oksigen akan
berkurang. Peningkatan suhu perairan misal 10°C dapat mengakibatkan
meningkatnya kebutuhan konsumsi oksigen oleh organisme akuatik
sekitar 2-3 kali lipat. Sebab itulah maka suhu dikatakan berpengaruh
terhadap proses kimiawi dalam perairan. Suhu juga menyebabkan
stratifikasi atau tingkat lapisan air dimana suhu air di permukaan lebih
tinggi dibandingkan suhu air yang berada pada lapisan dibawahnya.6
Suhu air dapat dipengaruhi oleh musim, garis lintang (latitude),
ketinggian dari permukaan laut (altitude), waktu dalam satu hari,
penutupan awan, serta aliran dan kedalaman air. Penambahan
6
Harlina, LIMNOLOGI Kajian Menyeluruh Mengenai Perairan Darat, Gunawan Lestari
: Makasar (2020),
5
temperatur air mengakibatkan peningkatan viskositas, reaksi kimia,
evaporasi dan volatisasi serta kadar kelarutan gas-gas dalam air seperti
oksigen, karbondioksida, nitrogen, metana dan sebagainya. Selain
beberapa faktor tersebut suhu air juga dapat dipengaruhi oleh berbagai
macam hal seperti lamanya penyinaran matahari, konveksi, letak
ketinggian tempat atau geografis. Kanopi dari vegetasi tumbuhan diatas
perairan, kegiatan manusia dan lain sebagainya.
Menurut Pescod, perubahan suhu yang diakibatkan oleh
penambahan air pada perairan mengalir baiknya tidak lebih dari 2,8°C
dan untuk perairan menggenang tidak lebih dari 1,70°C. Fluktuasisuhu
sebaiknya maksimum 4°C, karena pada fluktuasi suhu 5°C atau lebih
dapat mengakibatkan gangguan pada organisme yang hidup pada
perairan tersebut. Semakin bertambahnya kedalaman maka suhu air
menunjukkan penurunan. Perbedaan suhu permukaan dan dasarperairan
rata-rata sekitar 3°C. Perubahan suhu ini tidak begitu tajam artinya tidak
terjadi stratifikasi sehingga mendukung untuk kehidupan pakan alami
dan ikan.
Suhu air dapat hilang melalui radiasi ke udara, yang digunakan
dalam penguapan dan konduksi ke tempat lain. Ini berarti secara tidak
langsung suhu dapat menentukan stratifikasi massa air dengan melalui
perubahan berat jenis air. Berat jenis maksimum pada air terjadi pada
suhu 4 ºC.
3. Stratifikasi Suhu
Stratifikasi suhu merupakan salah satu fenomena fisika yang
terjadi dalam kolom air dan memiliki peranan penting dalam pengaturan
proses kimia dan biologi dalam perairan. Suhu perairan dapat
mengalami stratifikasi secara vertikal. Perbedaan suhu ini menyebabkan
massa air terbagi menjadi 3 bagian. Lapisan tersebut yaitu sebagai
berikut:
1) Epilimnion
Eplimnion adalah lapisan permukaan air dimana hanya
dijumpai sedikit stratifikasi panas atau tidak sama sekali.
6
Keberagaman suhu pada lapisan ini biasanya disebabkan oleh
penguapan, radiasi dan konduksi pada malam hari.
2) Metalimnion
Metalimnion atau disebut juga termoklin adalah lapisan
sebelah bawah epilimnion yang menunjukkan penurunan suhu yang
lebih dominan atau penurunan suhu secara drastis secaravertikal.
Pada lapisan ini setiap penambahan kedalaman 1 meter akan
terjadi penurunan suhu air setidaknya 1°C. Lapisan ini merupakan
pemisah anatara lapisan permukaan air dan dasar perairan.
3) Hypolimnion
Hypolimnion adalah merupakan lapisan yang terletak
sebelah bawah dari metalimnion dan memanjang dari metalimnion
hingga ke dasar danau. Pada lapisan ini memperlihatkan
temperature yang relatif rendah dibanding lapisan lain dan tidak
pernah berhubungan dengan udara luar. Ciri lapisan ini adalah
perbedaan suhu secara vertikal yang relatif kecil. Massa air bersifat
tetap, tidak mengalami pencampuran. Densitas lebih besar. Pada
wilayah tropik perbedaan suhu air antara permukaan dandasar
hanya sekitar 2-3°C. Kehidupan organisme terutama tumbuhan
dalam fungsinya melakukan fotosintesis pada lapisanini bersifat
sangat kritis. Artinya bahwa oksigen yang tersedia bagipernafasan
hewan-hewan sangat kurang.
Gambar 2 : Distribusi Suhu Vertikal
7
Lapisan termal atau metalimnion di danau (termoklin adalah
lapisan dalam fluida bervolume besar (seperti laut, danau, atau
atmosfer) yang mengalami temperature ekstrim seiring dengan
perubahan kedalamannya. Di lautan termoklin membagi lapisan
atas dengan lapisan bawah yang memiliki air tenang. Bisa jadi
termoklin adalah fitur semi permanen dalam perairan karena
keberadaan lapisan ini sangat bergantung kepada musim, lintang
dan pencampuran turbulen oleh angin. Lapisan termoklin terbentuk
sebagai akibat adanya pemanasan atau pendinginan radiatif
permukaan air pada siang atau malam hari. Adapun beberapa faktor
yang mempengaruhi kedalaman maupun ketebalan termoklin.
Faktor tersebut meliputi varisi cuaca musiman, garis lintang dan
kondisi lingkungan sekitar, seperti pasang surut dan arus fluida.
Kedalaman termoklin bervariasi. Ini bersifat semi-
permanen di daerah tropis, variable di daerah berikilim sedang dan
dangkal hingga tidak ada didaerah kutub karena kolom air dingin
dari permukaan hingga dasar. Lapisan es laut akan bekerja sebagai
selimut insulasi. Sebuah termoklin dimana air turun pada suhu
beberapa derajat Celcius secara mendadak terkadang dapat diamati
antara dua badan air, misalnya dimana air yang lebih dingin
mengalir ke lapisan permukaan air yang lebih hangat. Fenomena ini
memberi tampilan kaca keriput yang sering digunakan untuk
mengeblurkan kaca jendela kamar mandi dan disebabkan oleh
indeks bias diubah dari kolom air dingin atau hangat. Fenomena
yang sama dapat diamati pada saat udara panas naik dari landasan
di bandara atau jalan gurun yang menimbulkan fatamorgana.
Selain di laut termoklin juga bisa diamati pada danau.
Selama musim panas, air hangat yang kurang padat akan berada di
atas air yang lebih dingin yang bersifat lebih padat. Lapisan
termoklin berada ditengah memisahkan mereka. Dalam cuaca
8
yang tenang biasanya sistem akan stabil maka pencampuran air
hangat dan air dingin akan sangat minim terjadi.
Salah satu bukti dari kestabilan ini adalah bahwa saat musim
panas terus berlangsung akan semakin sedikit kadar oksigen
dibawah termoklin karena tidak pernah bersikulasi ke permukaan
hingga organisme dalam air menghabiskan oksigenyang tersedia.
Kemudian saat mendekati musim dingin suhu air permukaan
meningkat karena adanya pendinginan malam hari yang dominan
terhadap perpindahan panas.
7
Harlina, LIMNOLOGI Kajian Menyeluruh Mengenai Perairan Darat, Gunawan Lestari
: Makasar (2020),
9
hingga kolom air mencapai 4°C. Sedangkan pada danau-danau kecil
periode pembalikan pegas bisa berlangsung singkat. Saat kolom air
bagian atas memanas melewati 4°C stratifikasi termal mulai berkembang.
Selama musim panas, panas akan berfluktuasi dari atmosfer
menuju danau hingga menghangatkan lapisan permukaan. Ini
menghasilkan danau yang memiliki stratifikasi termal yang kuat dengan
lapisan epilimnion yang hangat dan hipolimnion yang dingin dan
dipisahkan oleh metalimnion. Dalam metalimnion tersebut ada termoklin
biasanya didefinisikan sebagai wilayah yang memiliki gradient suhu
melebihi 1°C/m. Karena kepadatan stabil, termoklin dapat menghambat
poencampuran dengan cara mengurangi transport oksigen terlarut.
Selama musim panas stratifikasi pada sebagian besar danau dapat
diamati saat danau mengalami gelombang internal karena input energi
oleh angin. Jika danau kecil atau danau yang panjangnya kurang dari
5km, maka periode seiche internal diperediksi dengan baik oleh rumus
Merian. Gelombang internal periode panjang di danau yang lebih besar
dapat dipengaruhi oleh gaya Coriolis (karena rotasi bumi).
Pada akhir musim panas atau musim gugur, suhu udara turun dan
bagian permukaan danau menjadi lebih dingin sehingga menghasilkan
lapisan campuran yang lebih dalam sampai pada titik kolom air menjadi
isothermal dan umumnya tinggi oksigen terlarut. Kombinasi angin dan
suhu udara pendingin terus membuat kolom air tercampur.
Danau-danau di wilayah yang memiliki empat musim pada
musim dingin akan terlihat bahwa air membeku hanya pada permukaan
danau saja. Kejadian tersebut merupakan hasil dari anomali air,
umumnya zat-zatakan memuai jika suhunya meningkat dan menyusut
jika suhunya turun. Contohnya yaitu permukaan air raksa pada
thermometer yang naik bila berada pada suhu ruangan tinggi. Namun
sifat ini tidak berlaku sepenuhnya untuk air, karena jika suhu air
meningkat misal dari 0°C ke 4°C maka air tidak memuai tetapi malah
menyusut dan jika suhu airmenurun dari 4°C ke 0°C maka air akan
memuai. Kemudian saat suhu air diatas 4°C akan kembali normal.
Perilaku inilah yang disebut anomali air
1
Adanya percampuran atau sirkulasi pada danau menjadikan
jenis danau terbagi menjadi dua yaitu danau meromiktik dan non-
meromiktik.. Danau meromiktik adalah danau yang tidak pernah
mengalami pencampuran sama sekali hingga bertahun-tahun. Sedangkan
danau non- meromiktik adalah danau yang setidaknya satu kali dalam
setiap tahun akan mengalami pencampuran fisik antara permukaan dan
perairan dalam.
Danau holomiktik adalah danau yang memiliki suhu dan
kepadatan yang seragam dari atas ke bawah pada waktu tertentu
sepanjang tahun yang memungkinkan air danau bercampur sempurna.
Sebagian besar danau bersiat holomiktik sangat jarang sekali dijumpai
danau yang bersifatmerimiktik. Ada beberapa jenis danau holomiktik :
1) Danau monomik dingin
Danau monomik dingin adalah danau yang tertutupi es
sepanjang tahun. Es mencegah danau-danau ini bercampur di
musim dingin. Dalam musim panas yang singkat mereka, air
pada stratifikasi termal tidak signifikan. Mereka bercampur
secara menyeluruh. Danau- danau ini biasanya terletak pada
wilayah beriklim dingin. Contoh danau monomiktik dingin
adalah Danau Beruang Besar yang berada di Kanada.8
Gambar 3: Great Bear Lake
Sumber : joyfulportfolio.co.uk
8
Wayne R, dkk. "Modelling of Physical Processes and Assessment of Climate Change
Impacts in Great Bear Lake". Atmosphere-Ocean. (2012) 50 (3): 317–333.
1
2) Danau monomik hangat
Danau monomiktik hangat adalah danau yang tidak
pernah beku dan mempunyai stratifikasi termal sepanjang tahun.
Perbedaan kerapatan antara epilimnion dan hypolimnion
menyebabkan mereka tidak bisa bercampur di musim panas.
Saat musim dingin Air permukaan mendingin hingga suhunya
sama dengan air dasar sehingga tidak ada stratifikasi termal yang
signifikan. Kemudian danau-danau ini bercampur setiap musim
dingin dari atas ke bawah. Perubahan ini dapat ditandai dengan
adanya perubahan warna yang mencolok.9 Contoh danau ini
adalah Danau Biru di Australia Selatan.
Gambar 4: Blue Lake
Sumber : www.abc.net.au
3) Danau polimiktik
Dalam danau ini air beredar secara terus menerus
dimana percampuran terjadi beberapa kali dalam setahun.
Danau polimiktik biasanya memiliki perairan dangkal.
4) Danau dimiktik
Di danau dimiktik percampuran terjadi dua kali setahun
(biasanya saat musim semi dan musim gugur)
5) Danau oligomiktik
Danau oligomiktik adalah danau yang percampurannya
jarang atau lambat terjadi.
6) Danau meromiktik
9
William M. Lewis Jr. A revised classification of lakes based on mixing . Canadian
Journal of Fisheries and Aquatic Sciences. (1983). 40 (10).
1
Danau yang tidak pernah mengalami percampuran atau
bersikulasi sehingga tidak terdapat stratifiksi termal air. Danau
jenis ini mempunyai kandungan garam terlarut yang tinggi pada
lapisan bawah sehingga menyebabkan kerapatan air antara
bagian atas dan bawah yang berbeda.10 Contoh danau
meromiktik adalah danau garam besar yang letaknya di Amerika
Serikat bagian barat.
Gambar 5: Great Salt Lake
Sumber : www.newsblocker.com
10
Gunawana Lestari. Limnology : Kajian Menyeluruh Mengenai Perairan Darat.
Makassar:. (2021). hlm. 85–88.
1
stratifikasi ini, atau pelapisan yang stabil, air danau adalah bahwa lapisan
bawah menerima sedikit oksigen dari atmosfer, sehingga menjadi
kehabisan oksigen. Sementara lapisan permukaan mungkin memiliki 10
mg / L atau lebih oksigen terlarut di musim panas, kedalaman danau
meromiktik dapat memiliki kurang dari 1 mg/L. Sangat sedikit organisme
yang dapat hidup di lingkungan yang miskin oksigen.
11
Harlina, LIMNOLOGI Kajian Menyeluruh Mengenai Perairan Darat, Gunawan Lestari
: Makasar (2020), 90
1
kecepatan air rendah maka alira air akan berliku-liku mengikuti jenis batuan
dan keadaan dasar sungai.
Bentuk aliran air yang lurus lebih rentan menyebabkan pengikisan
sungai di bagian sisi-sisinya dan juga bagian dalam sungai. Pada sungai
terdapat beberapa pola aliran air yang terbentuk dari keadaan yang dilewati
oleh sungai. Pola aliran sungai tersebut diantaranya 12:
1) Pola aliran denritik
Aliran dendritik membentuk pola yang menyerupai bentuk batang
pohon yang memiliki percabangan tak teratur. Percabangan pada pola
aliran dendritik menuju berbagai arah yang kemudian pada akhirnya
bersatu menuju induk sungai. Sungai dengan pola aliran ini biasanya
melewati batuan homogen yang tak terkontrol atau pada batuan sedimen
yang memiliki lapisan horizontal. Contoh dari sungai beraliran
dendritik ini ialah sungai yang alirannya berada di atas batuanyang tidak
resisten pada erosi, yang nantinya tekstur sungai akan terbentuk menjadi
rapat. Sebaliknya apabila alirannya ada di batuan yang resisten, maka
yang terbentuk adalah sungai bertekstur renggang. Dapat ditemukan di
dataran rendah di daerah timur Sumatera dan juga Kalimantan.
Gambar 6 : pola aliran dendritik
Sumber : www.geografi.org
12
Danang primanggara dan Suprapto. “Studi Morfologi dan Mafrometis Das Way
Mesuji”. Jurnal Ilmiah Teknik Pertanian-TekTan. (2014). 6 (1), 62-63.
1
2) Pola aliran pararel
Aliran air pada sungai pararel ini antara anak sungai dan sungai utama
saling berdampingan dan hampir sejajar. Air menuju sungai utama
sebagai tempat bermuara dengan sudut yang lancip, ada juga yang
bermuara langsung ke laut. Sungai yang membentuk pola aliran pararel
melewati daerah lereng yang berstruktur dan daerah yang berdekatan
dengan pantai. Pola pararel banyak dijumpai di sungai-sungai yang
dekat dengan kawasan daratan pantai yang masi muda dan memiliki
lereng asli yang arah kemiringan lerengnya menuju ke laut.
Gambar 7 : Pola aliran pararel
Sumber : www.dosenpendidikan.co.id
Sumber : www.geografi.org
1
4) Pola aliran trellis
Bentuk aliran pola ini panjang-panjang atau mirip dengan pola pagar,
dimana Pola trellis umunya mencirikan bahwa sungai tersebut ada di
batuan yang memiliki kemiringan kuat dan berlipat. Pola aliran trellis
terjadi karena adanya gabungan antara jenis sungai konsekuen dan
subsekuen. Tak hanya itu pola aliran ini dapat dibentuk pula pada
sepanjang lembah paralel lipatan pegunungan. Sungai-sungai yang
membentuk pola aliran ini akan bergerak melewati lembah dan akan
berjumpa di saat mencapai saluran utama. Pola ini dapat di jumpai
misalnya di daerah pegunungan lipatan yang ada di Sumatera Barat.
Gambar 9 : Pola aliran trellis
Sumber : www.geografi.org
1
Gambar 10 : Pola aliran annular
Sumber : memenangkan.com
Sumber : ekosistem.co.id
7) Pola Aliran Rektangular
Pola aliran ini biasanya ada di wilayah yang memiliki batuan beku,
sehingga alur aliran pada sungai akan lurus sebagaimana struktur
patahan yang ditandai dengan bentuk sungai yang tegak lurus. pola
1
aliran rektangular dapat di temui pada daerah yang memiliki batuan
berkapur, contohnya di daerah gunung kidul, Yogyakarta.
Gambar 12 : Pola aliran Rektangular
Sumber : www.geografi.org
Adapun untuk perairan menggenag seperti misalnya danau, terdapat
2 jenis danau berdasarkan aliran airnya, diantaranya :
1) Danau Aliran (running water lake)
Danau tipe ini memperoleh aliran air dari sungai, dan juga menyalurkan
air untuk sungai yang ada di bawahnya. Sehingga dalam danau ini
terdapat jalan untuk keluar (oulet) air. Salah satu contoh danau aliran
yaitu ada di danau dibawah dan danau diatas yang ada di di Kabupaten
Solok, Sumatera Barat. Dimana pintu keluar utama (outlet)pada danau
dibawah adalah sungai Lembang, dan untuk danau diatas pintu keluar
utamanya menuju ke sungai Gumati yang akan menyatu dengan sungai
Batanghari dan pada akhirnya bermuara di selat berhala yang ada di
dekat selat malaka13.
Gambar 13 : Danau Dibawah Gambar 14: Danau Diatas
13
Anugerah Nontji. 2016. Danau-Danau Alami Nusantara. Lipi : Jakarta. h.48-50
1
Danau ini menerima air dari sungai, akan tetapi danau tidak dapat
mengalirkan air nya sebab tidak ada jalan keluar. Sehingga air danau
dapat berkurang hanya jika terjadi proses penguapan. Contoh danau
yang tidak memiliki jalan keluar adalah danau Aneuk Laot yang
berada di dekat Kota Sabang di Pulau Weh, Aceh. Danau ini tidak
memiliki pintu masuk untuk aliran sungai permukaan dan juga tidak
memiliki pintu keluar (outlet) yang berupa sungai. 14
Gambar 15 : Danau Aneuk Laot
2. Arus Air
Pada saat massa air bergerak menuju kesetimbangan yang
mengakibatkan berpindahnya massa air baik secara vertikal maupun
15
horizontal, maka ini disebut sebagai arus. Pemanasan matahari yang
berbeda-beda di setiap tempat membuat adanya perbedaan energi,
sehingga untuk menyeimbangkan energi di berbagai tempat ini maka
terjadilah arus dan juga angin. Arus dan angin saling berhubungan satu
sama lain, dimana angin juga dapat menyebabkan arus. Selain itu adaya
tekanan yang berbeda diberbagai tempat di perairan juga dapat
menimbukan arus air. Pada perairan darat baik yang menggenang maupun
yang mengalir arus air memegang peranan yang penting. Hal ini
dikarenakan proses penyebaran organisme perairan, pelarutan gas-gas dan
mineral yang ada di air berhubungan erat dengan arus air yang ada di
dalammnya.
2
gerakan yang berjalan menuju ke segala arah. Selain arus turbulen,
adapula arus laminar yang hanya bergerak ke satu arah. Keceptan arus
sangat sulit untk dibatasi sebab air dalam ekosistem akan mengalami
fluktasi yang dipengaruhi oleh aliran dan debit air serta keadaan
komponen yang ada di dalamnya. Contohnya saat hujan deras maka debit
air bertambah dan berpengaruh pada kecepatan arus air. Adapun alat yang
dapat digunakan untuk mengukur kecepatan arus adalah Current Meter.
1. Baling-baling
2. Contac box
3. Headphone
2
terdengar dari suara “klik. Terkadang bagian ini jugabisa di ganti
dengan monitor box sehingga nantinya terdapat jendela petunjuk
kecepatan aliran yang dapat dilihat secara langsung.
4. Pemberat
2
Sementara itu pada perairan menggenang atau lentik water,
arus air sangat bergantung pada besarnya kekuatan angin. Arus air
akan semakin kuat saat tiupan angin yang ada semakin kencang, dan
membuat lapisan air akan semakin terpengaruh menjadi lebih dalam.
Schwoerbel (1987) menyatakan hubungan antara kecepatan angin
dan kecepatan arus sebagai berikut17 :
17
Ibid, 41.
18
Harlina, LIMNOLOGI Kajian Menyeluruh Mengenai Perairan Darat, Gunawan Lestari
: Makassar (2020), 93
2
Sumber : www.istockphoto.com
2. Arus horizontal
Arus horizontal pada danau terjadi sebab pengaruh dari angin atau
shoreline (basin) dari danau tersebut. Di danau arus ini sudah biasa
ada. Sekitar 5% angin yang terjadi pada danau besar akan
mengakibatkan arus horizontal, sementara itu di danau kecil
pengaruh angin dalam membuat arus horizontal ± 5%. Selain angin,
letak lintang juga berpengaruh membawa angin ± 2% yang akan
menimbulkan arus horizontal. Namun arus horizontal juga dapat
terjadi karena pengarul aliran masuk (inflow) dan juga aliran keluar
(outflow) sehingga meskipun angin tidak ada, arus horizontal masih
tetap akan muncul.
Gambar 18 : Arus Horizotal
Sumber : http://geoenviron.blogspot.com
3. Arus batik (under flow)
Arus batik terjadi sebab adanya timbunan air pada bagian expased
shore. Timbunan air muncul karena ada air yang berlebih, dan untuk
mengembalikan air ke dasar danau maka terjadilah arus batik ini.
2
Gambar 19 : Arus under flow
Sumber : www.kaskus.co.id
19
Brotowijoyo, Tribawono dan Mulbyantoro, Pengantar Lingkungan perairan dan
Budidaya Air, (Yogyakarta: Liberty, 1995), h. 176.
2
metabolisme. Beberapa hal proses biologi merupakan faktur utama yang
mengatur konsentrasi zat-zat. Contoh oksigen terlarut dan karbon dioksida
bebas dalam air kolam dipengaruhi oleh jumlah fotosistesis dan respirasi.
1. Oksigen
Oksigen (zat asam) adalah unsur kimia dalam sistem tabel
periodik yang mempunyai lambang “O” dan nomor atom 8. Oksigen
merupakan unsur golongan kalkogen dan dapat dengan mudah
bereaksi dengan hampir semua unsur lainnya (utamanya menjadi
oksida). Pada temperatur dan tekanan standar, dua atom unsur ini
berkaitan menjadi dioksigen, yaitu senyawa gas diatomik dengan
rumus O2 yang tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau. Oksigen
merupakan unsur paling melimpah ke tiga di alam semesta
berdasarkan massa dan unsur paling melimpah di kerak Bumi. Gas
oksigen diatomik mengisi 20,9% valume atmosfer bumi.20
Semua kelompok molekul struktural yang terdapat pada
organisme hidup seperti: protein, karbohidrat, dan lemak, mengandung
oksigen. Demikian senyawa anorganik yang terdapat pada cangkang,
gigi dan tulang hewan. Oksigen dalam bentuk O 2 dihasilkan dari air oleh
siano bakteri ganggang dan tumbuhab selama fotosintesis dan
digunakan pada respirasi sel oleh hampir semua makhluk hidup.
Oksigen beracun bagi organisme anaerob, yangmerupakan bentuk
kehidupan paling dominan pada masa-masa awal evolusi kehidupan.O2
kemudian mulai berakumulasi pada atmosfer sekitar 2,5 milluar tahun
yang lalu. Terdapat pula alotrop oksigen lainnya, yaitu ozon (O3).
Lapisan ozon pada atmosfer membantu melindungi biosfer dari radiasi
ultra violet, namun pada permukaan bumi ia adalah politan yang
merupakan produk samping dari asbut.
Oksigen merupakan unsur yang sangat berperan dalam
kehidupan dan penghidupan yang normal di dunia ini. Tanpa oksigen
proses respirasi dalam organisme tidak akan berjalan, sehingga tentunya
akan diikuti oleh kematian. Begitu pula bahan bakar tidak
20
Badan Riset Kelautan dan Perikanan, Monografi Sumberdaya Perikanan Danau
Limboto, (Gorontalo, Departemen Kelautan dan Perikanan , (2007), h. 13.
2
akan terbakar, logam tidak berkarat dan yang penting lagi zat-zat orgnik
tidak akan terurai atau mengalami pembusukan tanpa adanya oksigen.
Oksigen terlarut adalah jumlah milligram mol oksigen perliter
atau konsentrasi kelarutan O2 dalam air. Kandungan oksigen terlarut
dalam air sangat penting bagi kehidupan dan penyebaran hewan dan
tumbuhan air yang hidup di dalamnya. Kandungan oksigen rendah
hanya didomonasi oleh beberapa spesies saja. Spesies-spesies tertent
dari kelompok makrozoobentos mempunyai tingkat penyesuaian yang
berbeda terhadap oksigen terlalut dan ada kelompok spesies yang
dapat bertahan dalam kurun waktu yang terbatas, yaitu bila
konsentrasi oksigen terlarut mencapai 1 mg/l. DO adalah jumlah
oksigen yang terlarut di dalam air. Maksimum oksigen yang terlarut
di dalam air di kenal dengan oksigen jenuh. Oksigen masuk ke dalam
air ketika permukaan air bergolak dan berasal dari fotosintesis.
Peningkatan salinitas dan suhu air akan menurunkan tingkat oksigen
jenuh di dalam air. Air yang mengandung oksigen jenuh cukup
untuk mendukung kehidupan organisme air, tetapi oksigen akan cepat
habis bilaorganisme di perairan dalam jumlah yang padat. Tingkat
oksigen terlarut di pengaruhi oleh suhu, salinitas dan ketinggian dari
permukaan laut (dpl). Oksigen dalam Seawater berperan dalam proses
penyerapan makanan oleh makhluk hidup dalam air.Semakin banyak
jumlah oksigen terlarut (DO), maka kualitas air semakin baik dan
begitu pula sebaliknya, jika terlalu rendah, maka timbul bau yang tidak
sedapakibat
degradasi anaerobik yang mungkin saja terjadi.
Reaksi yang terjadi pada Oksigen dalam Seawater
Adanya oksigen dalam air, mikroorganisme semakin giat dalam
menguraikan kandungan dalam air. Reaksi yang terjadi dalam
penguraian tersebut :
komponen organik + O2 + nutrien mikrooganisme CO2 + H2O + sell
baru + nutrien + energi
2
Parameter jumlah oksigen terlarut pada perairan dapat dilihat dalam
tabel berikut:
Tabel 3. Kadar Oksigen Terlarut dan Pengaruhnya Pada
Kelangsungan Hidup Ikan
Kadar Oksigen Pengaruh Terhadap Kelangsungan
Terlarut (mg/l) Hidup Ikan
<03 Hanya sedikit yang bertahan
0.3 – 1.0 Akan menyebabkan kematian pada
ikan jika berlangsung lama
1.0 – 5.0 Ikan akan hidup pada kisaran ini
tetapi pertumbuhannya akan lambat,
bila berlangsung lama
>5.0 Pada kisaran ini, hampir semua
organisme akuatik menyukainnya
2
Kelarutan oksigen menurut dengan meningkatnya suhu.
Kelarutan oksigen sedikit menurun dengan tekanan atmosfir yang lebih
rendah di daerah altitude yang lebih tinggi dan meningkat pada tekaan
hidrostatis yang lebih besar dari lapisan perairan danau bagian dalam.
Kelarutan oksigen meningkat secara eksponesial dengan meningkatnya
kandungan garam. Karena difusi oksigen dari atmosfir kedalam air dan
di dalam air itu sendiri merupakan proses yang relatif lambat,
percampuran turbulen di perlukan sebagai penyebar oksigen di
atmosfir. Selanjutnya penyebaran oksigen di air dari danau-danau
berstratifikasi panas dikendalikan oleh kombinasi kondisi larutan,
hidrodinamika, masukan dari fotosintesis dan kehilangan untuk oksidasi
metabolis dan kimia.
Oksigen sangat dibutuhkan untuk pernapasan, proses
metabolisme atau pertukaran zat yang kemudian menghasilkan energi
untuk pertumbuhan dan reproduksi dan oksidasi bahan-bahan organik
dan anorganik dalam proses aerobik. 21
Salinitas, suhu dan ketinggian dpl meningkatkan maka oksigen
terlarutkan menurun. Oksigen terlarut di air laut lebih rendahdibanding
dengan air tawar. Faktor biologi yang mempengaruhi jumlahoksigen
terlarut di dalam air adalah proses respirasi dan fotosintesis. Respirasi
mengurangi oksigen ke dalam air. Dari sisi lain oksigenterlarut akan
berkurang akibat organisme aerbik yang menghancurkan bahan organik
di dalam air dan oleh respirasi berbagai organisme yang ada di dalam
air. Oksigen terlarut biasanya diukur dengan menggunakan DO-meter.
Alat ini terbagi menjdai dua, yakni DO- meter manual dan DO-meter
digital.22
Nilai DO biasanya diukur dalam bentuk konsentrasi ini
menunjukkan jumlah oksigeb yang tersedia dlam suatu badan air.
Semakin rendah nilai DO pada air, maka air tersebut diindikasikan
21
Hasim, Yuniarti Koniyo, Faizal Kasim, “Parameter Fisik-Kimia Perairan Danau
Limboto sebagai Dasar Pengembangan Perikanan Budidaya Air Tawar,” Jurnal : Jurnal Ilmiah
Perikanan dan Kelautan, Vol. 3, No. 4, Desember 2015.
22
Harlina, Limnologi, h. 100.
2
telah tercemar. Pengukuran DO juga bertujuan melihat sejauh mana
badan air mampu menampung biota air seperti ikan dan
mikroorganisme.
Gambar 20 : DO Meter
Sumber : http://isw.co.id/
Cara kerja DO Meter ini pertama yaitu mengisi probe dengan
larutan garam tertentu dan memiliki membran permeable yang secara
selektif mengalirkan DO dari air menuju larutan garam. Kemudian DO
yang terdifusi dalam larutan garam akan mengubah potensi listrik
larutan tersebut. Perubahan tersebut bisa terbaca dalam DO meter.
Penyebab utama berkurangnya kadar oksigen terlarut dalam air
disebabkan karena adanya zat pencemar yang adapat mengkonsumsi
oksigen. Zat pencemar tersebut terutama terdiri dari bahan-bahan
organik dan anorganik yani sumber berasal dari berbagai sumber, seperti
kotoran (hewan dan manusia), sampah organik, bahan-bahan buangan
dari industri dan rumah tangga.
Banyaknya oksigen yang larut dalam air bergantung pada:
1) Tekanan yang terdapat pada air, semakin besar tekanan gas
oksigen terhadap permukaan air, semakin besar oksigen yang larut
dalam air (berbanding lurus)
2) Suhu pada air, semakin dingin suhu air, semakin besar oksigen
yang larut dalam air (berbanding lurus)
3) Jumlah mineral yang larut dalam air, semakin besar mineral yang
terkandung dalam air semakin kecil oksigen yang larut dalam air
(berbanding terbalik).
3
Tabel 4. Hubungan antara suhu dengan konsentrasi oksigen terlarut
maksimum pada tekanan 1 atmosfir.
3
3. Setelah itu tambahkan 8 tetes MnSO4 kedalam botol sampel
4. Lalu tambahakan lah 9 tetes KOH-Kj kedalam botol sampel
5. Botol sampel kemudian di gojlok/kocok yang kemudian
akan membentuk gumpalan kuning didalam larutan.
6. Tambahkan H2SO4 kedalam botol sampel yang akan
mengakibatkan semua gumpalan terlarut.(Dalam
menggunakan H2SO4 perlu kehati-hatian,gunakan apd
lengkap)
7. Tetap hitung berapakah jumlah tetesan H2SO4 yang
ditambahkan kedalam botol sehingga gumpalannya
larut/terlarut.
8. Setelah gumpalan terlarut,pindahkan sampel ke erlenmeyer.
9. Sampel kemudian di titrasi dengan Natrium Tiosulfat
Na2S2O3 hingga sampel berwarna kuning pucat.
10. Dan jangan lupa catat lah seberapa banyak titran yang
digunakan
11. Setelah berwarna kuning pucat,tambahkan indikator
amilum sebanyak 8 tetes sehingga larutan menjadi biru.
12. Titrasi kemudian dilanjutkan kembali hingga larutan
kembali menjadi tidak berwarna.
13. Dan jangan lupa mencatat banyaknya titran yang digunakan
dengan rumus sebagai berikut:
3
1. Metoda elektrokimia
Lalu untuk metode yang kedua yaitu berupa metode elektrokimia
yang mana dalam penentuan nya yaitu oksigen terlarut
menggunakan alat DO meter. Cara kerja dari metode ini adalah
menggunakan probe oksigen yang mana didalamnya terdapat
katoda dan anoda yang keduanya dicelupkan ataupun direndam
kedalam larutan elektrolit. Di alat DO meter,yang biasa digunakan
oleh probe itu berupa katoda perak(Ag) dan Anoda Timbal(Pb).
Secara menyeluruh, membran plastik yang melapisi elektroda
memiliki sifat semi permeabel pada oksigen. Reaksi kimia nya
yaitu:
3
bertambah dari gerakan air, akibat jatuhnya air hujan akan
mampu meningkatkan O2 di dalam air.
d. Proses asimilasi atau fotosintesis plankton dan tumbuhan air.
Tanaman air di waktu siang akan melakukan proses fotosintesis
atau asimilasi sehingga akan menambah O2 di dalam air.
Sedangkan pada malam hari tanaman tersebut menggunakan
O2 yang ada di dalam air digunakan untuk pernafasan biota dan
penguraian bahan orgnik.
Pengurangan oksigen dalam badan air disebabkan oleh:
a. Pernafasan biota
b. Penguraian bahan organik
c. Kenaikan suhu
d. Penurunan oksigen terbesar terjadi pada saat gabungan dari
sebab-sebab tersebut terjadi secara serempak.
3
Proses perombakan bahan organik memerlukan oksigen
sehingga konsentrasi oksigen dalam perairan akan menurun.
Konsentrasi oksigen rendah akan meningkatkan kecepatanrespirasi,
menurunkan efisiensi respirasi dan pertumbuhan yang dapat
berakibat pada kematian masal. Konsentrasi oksigen terlarut dalam
perairan bergantung pada variasi dari temperature. Oksigen
merupakan salah satu faktor pembatas, sehingga jikaketersediaannya
dalam air tidak mencukupi kebutuhan ikan, maka segala aktivitas
dan proses pertumbuhan ikan akan terganggu bahkan akan
mengalami kematian. Kebutuhan oksigen mempunyai dua aspek
yaitu kebutuhan lingkungan bagi spesies tertentu dan kebutuhan
konsumtif yang bergantung pada keadaan metabolisme ikan.
3
2. Karbondioksida
Karbon dioksida (CO2) sangat larut dalam air, namun dalam
atmosfir relatif sedikit (0,003%) dan konsentrasi CO2 ekuilibrium
dalam air murni (H2O) sedikit. Karbondioksida dalam air dapat berasal
dari pengikatan langsung dari udara bebas dan melalui proses respirasi
organisme. CO2 dalam air meskipun sangat mudah larut dalam air tetapi
umumnya berada dalam keadaan terikat dengan air membentuk asam
karbonat (H2CO3). Karbondioksida dalam perairan sangat dibutuhkan
terutama oleh tumbuh-tumbuh air termasuk algae untuk fotosintesis.
Pergerakan air yang melalui vegetasoi dan tanah mengambil
karbondioksida yang lepas dari udara tanah. Karbondioksida bergabung
secara kimiawi dengan air membentuk asam karbonat yang
mempengaruhi pH air. Asam karbobat sebagaian menghasilkan
hidrogen dan bikarbonat. Ion bikarbonat terurai lebih lanjut membentuk
lebih banyak ion hidrogen serta ion karbonat. Lazimnya terdapat sekitar
0,5 ml/l sebagai karbon dioksida bebas. Sejumlah besarkarbondioksida
berada dalam bentuk bikabonat dan karbobat yang dikenal sebagai
karbondioksida gabungan, tetap atau terikat. Air dengan pH rendah,
gabungan karbondioksida diubah menjadi bentuk bebas.
Bertambahnya anion-anion beikarbonat dan karbonat, aircenderung
menjadi bersifat basa dan cenderung menahan perubahan ion hidrogen,
ini disebut tindakan penyangga dan menyebabkan fluktuasi pH yang
umum dalam sistem air tawar.
Gambar 21 :CO2 Analyzer
Sumber : Kompasiana
3
Cara mengukur CO2 terlarut :
1. Dilakukan dengan mengambil air sampel sebanyak 200cc dan
dimasukkan kedalam erlenmeyer
2. Sampel kemudian ditambahkan indikator PP sebanyak 3 tetes
3. Lakukan titrasi pada sampel dengan NaOH sambil
di goyangkan
4. Titrasi dilakukan hingga larutan menjadi sedikit merah
muda yang sudah konstan(tidak berubah lagi)
5. Jangan lupa mencatat banyaknya titran yang digunakan
kadar CO2 yang bisa didapatkan melalui rumus:
3
membahayakan kehidupan organisme perairan dapat diasumsikan
bahwa bila dalam suatu perairan kadar karbondioksita berlebihan
dapat berdampak kristis bagi kehidupan binatang air.
3. Alkalinitas
Alkalinitas adalah gambaran kapasitas air untuk menetralkan
asam atau dikenal dengan acid neutralizing capacity (ANC) atau
kuantutas anion dalam air yang dapat menetralkan kation hydrogen.
Alkainitas dapat diartikan sebagagai kapasitas penyangga terhadap
3
perubahan pH perairan. Penyusun alkalinitas perairan adalah anion
bikarbonat (HCO3), karbonat (CO 2-3 ) dan hidroksida (OH-). Alkalinitas
merupakan salah satu parameter kimia yang dapat dipakai untuk
mengetahui kebasahan air. Kisaran pH suatu perairan kadang
mengalami fluktuasi atau perubahan cukup drastis. Hal ini kurang
menguntungkan, sebab akan mempengaruhi kehidupan ikan yang
dipelihara. Alkalinitas antara 0-10 ppm termasuk sangat rendah
(sangat asam), 10-50 ppm termasuk rendah, 50-200 ppm termasuk
sedang dan
>200 ppm CaCO3 termasuk tinggi (sangat alkalin).
Untuk menguji alkalinitas air cara yang digunakan yaitu
tambahkan terlebih dahulu 6 tetes Methyl Orange (MO) sebanyak 0.1%,
berwarna kuning. Selanjutnya lakukan titrasi bersama larutan kedua
yaitu H2SO4 0.02 N sampai membentuk warna orange. Catat lah
Volume dari titran yang dipakai(ml) yang digunakan dalam menghitung
volume total alkalinitas.
Sumber : Helina
(2020) Alkalinitas di pengaruhi oleh:
a. pH, nilai pengukuran dapat dikatakan sangat signifikan dengan titik
akhir pH yang digunakan. Ketika alkalinitas berdasarkan
kandungan karbonat dan bikarbinat, maka nilai pH pada titik
4
setimbang titrasi ditentukan oleh jumlah karbon dioksida yang
terbentuk pada saat titrasi. Selama karbondioksida tidak dapat
membuat air tidak lebih asam dari pH 4,5 maka nilai pH tersebut
digunakan untuk penentuan titik akhir titrasi alkalinitas.23
4. Kesadahan total
Kesadahan adalah banyaknya garam-garam mineral yang larut
yang kationnya bervalensi dua. Kation tersebut umumnya terdiri dari
Ca dan Mg dengan anion CO -2
2
dan HCO -3 dinyatakan dalam MgCaCO
per liter air yang dibutuhkan. Kesadahan total merupakan karbonat
(alkalinitas) oleh karena itu alkalinitas total sedikit lebih rendah dari pada
kesadahan total. Tingkat total alkalinitas dan kesadahan air yang
diperlukan untuk budidaya ikan umumnya pada deret 20-300 mg/L. Total
alkalinitas dan kesadahan air yang lebih rendah dapat ditingkatkan
dengan pemberian kapur, sedangkan bilaterlalu tinggi belum ditemukan
cara yang praktis untuk menurunkannya.24
Kesadahan air disebabkan oleh banyaknya mineral dalam air
yang berasal dari batuan dalam tanah, baik dalam bentuk ion maupun
dalam bentuk ikatan molekul. Elemen terbesar (major element) yang
terkandung dalam air adalah kalsium (Ca++), Magnesium (Mg++). Alat
pengukur kesadahan air YD 300. Kesadahan perairan berasal dari kontak
air dengan tanah dan bebatuan.25 Air hujan sebenarnya tidak memiliki
kemampuan untuk melarutkan ion-ion penyusunan kesadahan yang
terikat di dalam tanah dan bantuan kapur (limestone), meskipun
23
Barus, Pengantar Limnologi,(Medan: USU-Press, 2002), h. 8.
24
Unus Suriawiria, Air dalam Kehidupan dan Lingkungan yang Sehat, Bandung:
Penerbit Alumni, 2003), h. 10.
25
Effeendi, Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan
Perairan, (Yogyakarta: Kanisius, 2003), h. 17.
4
memiliki kadar karbon dioksida yang relatif tinggi. Larutnya ion-ion
yang dapat meningkatkan nilai kesadahan disebabkan oleh aktivitas
bakter di dalam tanah, yang banyak mengeluarkan karbon dioksida.
Analisa total kesadahan dapat dilakukan dengan dengan dua
cara yang bisa dilihat dengan menjumlahkan konsentrasi ion kalsium
(Ca2+) dan ion magnesium (Mg2+). Rumus perhitungannya sebagai
berikut :
Total kesadahan (as CaCO3) = 2,497 (Ca2+, mg/L)
+ 4,118 (Mg2+, mg/L).
5. Salinitas
26
Koesbiono, Biologi Laut, (Bogor: Fakultas Perikanan IPB, 1989), h. 4.
4
c. Penguapan
d. Curah hujan
Salinitas diatur oleh kontribusi ion melalui pencucian batuan
dan tanah serta aliran limpahan drainase cekungan, presipitasi,
konsentrasi ion-ion utama di banyak perairan permukaan dunia
cenderung beberapa pada proporsi Ca>Mg>Na>K dan CO3-
HCO3>SO4>Cl. Salinitas perairan tawar relatif rendah dan sangat
berpengaruh terhadap penyebaran biota, serta sejarah evolusinyayang
panjang dalam adaptasi fisiotlogis terhadap pengaturan ionik dan
osmotik pada lingkungan yang hipotonik-tekanan rendah-secara
ekstrim.
6. Derajat Keasaman (pH)
Derejat keasaman (pH) adalah derajat keasaman yang
digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang
dimiliki oleh suatu larutan.27 pH didefinisikan sebagai kologaritma
aktivitas ion hidrogen (H+) yang terlarut. Skala pH bukanlah skala
absolut. Skala pH bersifat relatif terhadap sekumpulan larutan standar
yang pH-nya ditentukan berdasarkan persetujuan internasional.
Konsep pH pertama kali diperkenalkan oleh kimiawan Denmark
Soren Peder Lauritz Sorensen pada tahun 1909. Air murni bersifat
netral dengan pH-nya pada suhu 25 ºC ditetapkansebagai 7,0. Larutan
dengan pH kurang dari pada 7 disebut bersifat asam, dan larutan
dengan pH lebih dari pada tujuh dikatakan bersifat basa atau alkali.
Derajat keasaman adalah suatu ukuran dari konsentrasi ion
hidrogen, yang menunjukan suasana asam atau basa. Derajat
keasaman merupakan indikator baik buruknya lingkungan air,
sehingga angka pH ini digunakan untuk memperoleh gambaran
tentang daya produksi pontensial air.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pH air antara lain:
27
Cholok, K, Artati dan R Arifuddin, Pengelolaan Kualitas Air Di Kolam Ikan, (Jakarta:
Direktorat Jenderal Perikanan, 2004), h. 27.
4
1. Sinar matahari
2. Fotosintesis
3. Suhu.
Derajat keasaman (pH) mempunyai pengaruh yang besar
terhada tumbuh-tumbuhan dan hewan air sehingga sering
dipergunakan sebagai petunjuk untuk menyatakan baik buruknya
suatu perairan bagi lingkungan hidup, walaupun baik buruknyasuatu
perairan terhantung pula pada faktor-faktor lainnya. 28
Untuk mengukur ph air yaitu Cukup dengan mencelupkan
ujung PH meter, kemudian akan muncul angka pada alat tersebut.
Angka itulah yang digunakan untuk menentukan tingkat
keasaman air. Cara mengukur PH air minum juga bisa menggunakan
PH meter digital.
Mengukur nilai pH air menggunakan PH meter digital
dapat melalui langkah – langkah berikut.
Mengambil sampel air yang akan diuji
Menekan tombol “On” pada PH meter.
Memasukkan PH meter ke dalam sampel air
PH meter akan menunjukkan angka pada display
Sumber : Serviceacjogja.pro
28
Narulita, “Analisis Tingkat Pencemaran Bakteri Coliform dan Kaitannya dengan
Parameter Oseanografi pada perairan Pantai Kabupaten Maros,” Skripsi: Fakultas Ilmu Kelautan
dan Perikanan Universitas Hasanuddin Makasar, 2011.
4
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Suhu mempunyai peranan yang sangat esensial pada perairan
yang dapat menunjang kehidupan biotik didalamnya. Tinggi rendahnya
temperatur suhu akan mempengaruhi jalannya hidup organisme yang
ada di perairan. Dalam perairan terdapat pergerakan air dengan
beberapa pola,diantaranya: Pola aliran dentrik,pola aliran pararel, pola
aliran radial,pola aliran trellis,pola aliran annular,pola aliran
cenntripetal dan pola aliran multibasinal.
Arus air yang terjadi pada periairan mengalir bersifat turbulen.
Arus diperairan yang menggenang terbagi dalam 3 kategori yaitu ada
arus vertikal,horizontal dan batik. Aspek kimia perairan darat yaitu:
oksigen, karbondioksida, alkalinitas, sanilitasi, kesadahan total danpH.
Aspek-aspek kimia perairan tersebut merupakan bahan penting yang
berperan dalam membantu proses metabolisme jasad di perairan dan
menjaga keseimbangan ekosistem perairan. Jika suatu perbedaan kimia
terjadi secara biogenik maka penyebaran unsur-unsur kimiamenjadi
berantakan dan mengganggu kehidupan dan ekosistemperairan.
B. Saran
Sebagai mahasiswa pendidikan biologi tentu sangat penting
untuk mempelajari dan menjaga kelestarian lingkungan sekitar.
Untuk itu mata kuliah biologi perairan sangat diperlukan untuk
dijadikan sebagai sumber pengetahuan untuk memperoleh ilmu
mengenai keadaaan perairan dan ekossitem disekitar. Dengan ilmu
ini kita bisa tahu apakah keadaan ekosistem perairan di lingkungan
dalam keadaan yang baik atau buruk sehingga apabila ada
kerusakan ekosistem kita dapat mencari solusinya dan jika memang
ekosistem sudah baik kita wajib menjaganya.
4
DAFTAR PUSTAKA
4
Riyanda Agustira, dkk. 2013, Kajian Karakteristik Kimia Air
, Fisika Air dan Debit Sungai Pada Kawasan DAS Padang Akibat
Pembuangan Limbah Tapioka. Jurnal Agroteknologi Universitas
Sumatera Utara, 1(3), 615-625.
Salmin, 2005.Oksigen Terlarut (DO) dan Kebutuhan
Oksigen Biologi (BOD) sebagai Salah Satu Indikator untuk
Menentukan Kualitas Perairan. Jurnal Oseanagrrafi, 30(3), 21-26
Soni Senjaya Efendi, dkk. “Efektivitas Struktur Penahan
Pasir dalam Perubahan Arus di Perairan Pantai Nusa Dua Bali,”
Kolokium Hasil Litbang Sumber Daya Air, (2013) : 4. 1-10.
Suprapto dan Danang. 2014. “Studi Morfologi dan
Mafrometis Das Way Mesuji”. Jurnal Ilmiah Teknik Pertanian-
TekTan. 6 (1), 57-70.
Suriawiria Unus.2003. Air dalam Kehidupan dan
Lingkungan yang Sehat. Penerbit Alumni : Bandung.
Taufiqurohman.A.S., dan M.Furqon. 2012. Sebararan
Horizontal Suhu, Salinitas dan Kekeruhan di Pantai Dumoga,
Sulawesi Utara. Jurnal Harpodon Burneo, 5(1). 51-56
Wayne R, dkk. 2012. "Modelling of Physical Processes and
Assessment of Climate Change Impacts in Great Bear Lake".
Atmosphere-Ocean. 50 (3): 317–333.
William M. Lewis Jr. (1983). "A revised classification of lakes
based on mixing" . Canadian Journal of Fisheries and Aquatic Sciences.
40 (10).
Winarno Gunardi Djoko, dkk. 2019. Klimatologi Pertanian,
Pustaka Media : Bandar Lampung.
14
Ibid, h.10
15
Soni Senjaya Efendi, dkk. “Efektivitas Struktur Penahan Pasir dalam Perubahan Arus
di Perairan Pantai Nusa Dua Bali,” Kolokium Hasil Litbang Sumber Daya Air, (2013) : 4
4
Arus air yang terjadi pada perairan mengalir bersifat turbulen.
Turbulen berarti arus air tersebar ke seluruh permukaan perairan melalui
gerakan yang berajalan menuju segala arah. Selain arus turbulen, ada pula
arus lamirar yang hanya bergerak ke satu arah.
4
4