Anda di halaman 1dari 22

HIDROLOGI DAN DRAINASE

Siklus Hidrologi

Disusun Oleh :
YOSUA CHRISTIAN
14110024

JURUSAN TEKNIK SIPIL S1


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI JAKARTA
2016
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat dan nikmat yang telah diberikan kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul Siklus Hidrologi ini dengan baik dan
tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
dikarenakan keterbatasan pemahaman dan pengetahuan penulis sendiri. Masih
banyak terdapat kekurangan dan kekhilafan yang tidak disadari baik dalam teknik
penulisan, penyajian serta isi dari makalah ini. Oleh sebab itu penulis sangat
mengharapkan saran dan kritikan yang membangun dari bapak / ibu dosen, rekan
rekan mahasiswa, maupun teman teman sekalian untuk kesempurnaan makalah
ini.
Penulis sangat menyadari bahwa selesainya makalah ini dikarenakan
bimbingan, bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Maka dalam kesempatan
ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar besarnya kepada:
1. Kedua Orang Tua kami atas doa nya.
2. Bapak Ir. Feizal Manaf, MSc selaku dosen mata kuliah Hidrologi & Drainase.
3. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah membantu
kami dalam penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, disebabkan karena keterbatasan pengetahuan dan kurangnya
pemahaman saya sendiri. Untuk itu, saya sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari para pembaca demi perbaikan di masa yang akan datang.
Akhir kata saya mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya dan semoga
makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.
Jakarta, September 2016

Penulis

ii
ABSTRAK

Siklus Hidrologi merupakan proses yang dilalui air dari atmosfer ke muka
bumi dan kembali lagi ke atmosfer. Siklus hidrologi dipengaruhi oleh iklim, dan
secara tidak langsung dipengaruhi oleh aktivitas manusia. besarnya intensitas hujan
di Indonesia berbeda-beda di tiap daerah. Perbedaan besarnya intensitas hujan dan
waktu kejadiannya akan berpengaruh dalam perencanaan berbagai macam
bangunan air. Jika intensitas hujan meningkat menyebabkan level muka air naik
secara cepat, keadaan ini harus dihindari karena dapat membahayakan konstruksi
bendungan, untuk menghindari kerusakan konstruksi bendungan diperlukan
bangunan pelimpah (spillway) yang cukup memadai.
Penelitian ini dilakukan untuk menghitung karakter perilaku aliran yang
terjadi dengan pelimpah normal dan merencanakan model modifikasi spillway
untuk peningkatan debit yang melimpah.
Dalam penelitian ini kapasitas tersebut dicoba dengan Labryrinth crest bentuk
modifikasi. Secara teoritis, crest ini dapat memiliki kapasitas debit yang besar
karena memiliki lebar lintasan air yang besar. Percobaan ini dilakukan di
laboratorium dengan menggunakan flume dengan spillway jenis mercu modifikasi,
dan metode penelitian ini menggunakan metode Reservoir Routing dan menghitung
Inflow Komulatif dan Outflow Komulatif.
Hasil penelitian ini, Nilai Debit Mercu ogee berbanding lurus dengan
ketebalan air di hulu crest. Dan Mercu Modifikasi 1 memiliki kapasitas peningkatan
debit sebesar 4,87% hingga 8,01%. Mercu Modifikasi 2 memiliki kapasitas
peningkatan debit 8,01% hingga 18,32%. Hal ini membuktikan keberhasilan dari
penggunaan mercu modifikasi untuk meningkatkan kapasitas spillway.

Kata Kunci: Siklus Hidrologi, Spillway, Reservoir Routing, Inflow dan Outflow

iii
DAFTAR ISI

COVER ................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
ABSTRAK ............................................................................................................ iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG ................................................................................. 1
B. RUMUSAN MASALAH ............................................................................. 2
C. TUJUAN ...................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3
A. Asal Mula Air ............................................................................................... 3
B. Definisi Hidrologi ........................................................................................ 3
C. Unsur Unsur Dalam Siklus Air .................................................................... 5
D. Proses Terjadinya Siklus Air ........................................................................ 7
E. Kegunaan/Manfaat Siklus Hidrologi ........................................................... 9
F. Dampak Kegiatan Manusia tcrhadap Siklus Hidrologi .............................. 14
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 17
A. Kesimpulan ................................................................................................ 17
B. Saran ........................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 18

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu planet dalam tata surya yang mempunyai kandungan air yang
cukup banyak adalah bumi. Lapisan air yang menyelimuti bumi disebut
hidrosfer. Hidrosfer merupakan lapisan yang terdapat dibagian luar bumi terdiri
atas air laut, sungai, danau, air dalam tanah, dan resapan-resapan. Presentase air
paling banyak terdapat dilautan, yakni sekitar 97.5%, dalam bentuk es 75%, dan
dalam bentuk uap di udara sekitar 0.001%.
Air merupakan salah satu unsur yang vital dalam kehidupan. Air dapat
ditemukan disemua tempat dipermukaan bumi ini. Air merupakan sumber daya
abiotik yang keberadaannya tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari.
Hampir semua kegiatan hidup manusia bersinggungan langsung dengan air.
Misalnya, air digunakan untuk keperluan minum. memasak. mencuci, Irigasi dan
lain-lain. Dari contoh-contoh itu bisa kita jadikan titik tolak untuk
menyimpulkan seberapa penting peran air bagi kehidupan yang ada dibumi.
Air mengalami siklus hidrologi di mana air yang kotor dan bercampur
dengan banyak zat dibersihkan kembali melalui proses alam. Proses siklus
hidrologi atau siklus air berlangsung terus-menerus yang membuat air menjadi
sumber daya alam yang terbaharui. Jumlah air di bumi sangat banyak baik dalam
bentuk cairan, gas/uap. maupun padat/es. Jumlah air seakan terlihat semakin
banyak karena es di kutub utara dan kutub selatan mengalami pencairan terus-
menerus akibat pemanasan global bumi sehingga mengancam kelangsungan
hidup manusia di bumi.

1
B. Rumusuan Masalah
1. Apakah definisi siklus air?
2. Bagaimana proses siklus hidrologi berlangsung?
3. Bagaimana pengaruh siklus hidrologi bagi ketersediaan air dimuka bumi?
4. Usaha apa saja yang dapat dilakukan untuk melestarikan ketersediaan air?

C. Tujuan
1. Memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kesehatan Lingkungan.
2. Meningkatkan pemahaman mengenai siklus air dan bagaimana prosesnya
serta manfaatnya.
3. Meningkatkan pemahaman mengenai dampak perbuatan manusia terhadap
siklus air.
4. Meningkatkan kesadaran untuk turut melestarikan lingkungan demi
keberlangsungan siklus air.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Asal Mula Air


Tidak ada yang tahu pasti bagaimana awal mula air terbentuk. Keberadaan
air telah diketahui sejak dahulu kala. Fungsi serta manfaatnya pun telah diakui
oleh manusia - manusia yang hidup sejak dulu. Keberadaan air sejak dahulu kala
dapat dibuktikan dengan adanya berbagai ilmuwan yang mampu mengasilkan
berbagai penelitian tentang air hingga melahirkan disiplin ilmu air yang biasa
disebut hidrologi.

B. Definisi Hidrologi
Hidrologi berasal dari bahasa Yunani, Hydrologia, yang berarti "ilmu air".
Hidrologi adalah ilmu yang mempelajari air dalam segala bentuknya (cairan,
padat, gas) pada dalam atau diatas permukaan tanah termasuk di dalamnya
adalah penyebaran daur dan perilakunya, sifat-sifat fisika dan kimia, serta
hubungannya dengan unsur-unsur hidup dalam air itu sendiri.
Siklus hidrologi menurut Suyono (2006) adalah air yang menguap ke
udara dari permukaan tanah dan laut. berubah menjadi awan sesudah melalui
beberapa proses dan kemudian jatuh sebagai hujan atau salju ke permukaan laut
atau daratan.
Sedangkan siklus hidrologi menurut Soemarto (1987) adalah gerakan air
laut ke udara, yang kemudian jatuh ke permukaan tanah lagi sebagai hujan atau
bentuk presipitasi lain, dan akhirnya mengalir ke laut kembali. Pemanasan air
samudera oleh sinar matahari merupakan kunci proses siklus hidrologi tersebut
dapat berjalan secara kontinu.
Siklus atau daur merupakan suatu perputaran atau lingkaran suatu hal yang
terjadi secara terus menerus dan berkesinambungan. Siklus hidrologi adalah
perputaran air dengan perubahan berbagai bentuk dan kembali pada bentuk awal.
Daur/siklus hidrologi atau siklus air, atau siklus H20 merupakan sirkulasi yang

3
tidak pernah berhenti dari air di bumi dimana air dapat berpindah dari darat ke
udara kemudian ke darat lagi bahkan tersimpan di bawah permukaan dalam tiga
fasenya yaitu cair (air), padat (es), dan gas (uap air). Hal ini menunjukkan bahwa
volume air di permukaan bumi sifatnya tetap. Daur hidrologi merupakan salah
satu dari daur biogeokimia. Siklus hidrologi memainkan peran pcnting dalam
cuaca, iklim, dan ilmu meteorologi. Keberadaan siklus hidrologi sangat
significant dalam kehidupan, meskipun tetap dengan perubahan iklim dan cuaca.
letak mengakibatkan volume dalam bcntuk tertentu berubah, tetapi secara
keseluruhan air tetap. Siklus air secara alami berlangsung cukup panjang dan
cukup lama. Sulit untuk menghitung secara tepat berapa lama air menjalani
siklusnya, karena sangat tergantung pada kondisi geografis, pemanfaatan oleh
manusia dan sejumlah faktor lain.
Meskipun keseimbangan air di bumi tetap dan konstan dari waktu ke
waktu, molekul air bisa datang dan pergi, dan keluar dari atmosfer. Air bergerak
dari satu tempat ke tempat yang lain, seperti dari sungai ke laut, atau dari laut ke
atmosfer, oleh proses fisik penguapan, kondensasi, presipitasi, infiltrasi,
limpasan, dan aliran bawah permukaan. Dengan demikian, air berjalan melalui
fase yang berbeda, yaitu cair, padat, dan gas.
Siklus hidrologi melibatkan pertukaran energi panas, yang menyebabkan
perubahan suhu. Misalnya, dalam proses penguapan, air mengambil energi dari
sekitarnya dan mendinginkan lingkungan. Sebaliknya, dalam proses kondensasi,
air melepaskan energi dengan lingkungannya, pemanasan lingkungan. Siklus air
secara signifikan berperan dalam pemeliharaan kehidupan dan ekosistem di
Bumi, bahkan saat air dalam reservoir masing-masing memainkan peran
penting, siklus air membawa signifikansi ditambahkan ke dalam keberadaan air
di planet kita. Dengan mentransfer air dari satu reservoir ke yang lain, siklus air
memurnikan air, mengisi ulang tanah dengan air tawar, dan mengangkut mineral
ke berbagai bagian dunia. Hal ini juga terlibat dalam membentuk kembali fitur
geologi bumi, melalui proses seperti erosi dan sedimentasi. Selain itu, sebagai
siklus air juga melibatkan pertukaran panas, hal itu berpengaruh pada kondisi.

4
Siklus hidrologi dibedakan ke dalam tiga jenis yaitu:
1. Siklus Pendek
Air laut menguap kemudian melalui proses kondensasi berubah
menjadi butir-butir air yang halus atau awan dan selanjutnya hujan langsung
jatuh ke laut dan akan kembali berulang.
2. Siklus Sedang
Air laut menguap lalu dibawa oleh angin menuju daratan dan melalui
proses kondensasi berubah menjadi awan lalu jatuh sebagai hujan di daratan
dan selanjutnya meresap ke dalam tanah lalu kembali ke laut melalui sungai-
sungai atau saluran- saluran air.
3. Siklus Panjang
Air laut menguap, setelah menjadi awan melalui proses kondensasi, lalu
terbawa oleh angin ke tempat yang lebih tinggi di daratan dan terjadilah hujan
salju atau es di pegunungan-pegunungan yang tinggi. Bongkah-bongkah es
mengendap di puncak gunung dan karena gaya beratnya meluncur ke tempat
yang lebih rendah, mencair terbentuk gletser lalu mengalir melalui sungai-
sungai kembali ke laut.

C. Unsur Unsur Dalam Siklus Air


1. Presipitasi
Uap air yang jatuh ke permukaan bumi. Sebagian besar presipitasi
terjadi sebagai hujan. tetapi di samping itu, presipitasi juga menjadi salju,
hujan es (hail), kabut menetes (fog drip), graupel, dan hujan es (sleet).
2. Canopy intersepsi
Pengendapan yang dicegat oleh dedaunan tanaman dan akhirnya
menguap kembali ke atmosfer daripada jatuh ke tanah.
3. Pencairan salju
Limpasan yang dihasilkan oleh salju mencair.
4. Limpasan (runoff)
Berbagai cara dengan mana air bergerak di seluruh negeri. Ini
mencakup baik limpasan permukaan (surface runoff) dan limpasan saluran

5
(channel runoff). Karena mengalir, air dapat merembes ke dalam tanah,
menguap ke udara, menjadi disimpan di danau atau waduk, atau diekstraksi
untuk keperluan manusia pertanian atau lainnya.
5. Infiltrasi
Aliran air dari permukaan tanah ke dalam tanah. Setelah disusupi, air
menjadi kelembaban tanah (soil moisture) atau air tanah (groundwater).
6. Arus Bawah Permukaan
Aliran air bawah tanah. Di zona Vadose dan akuifer. Air bawah
permukaan dapat kembali ke permukaan (misalnya sebagai pegas atau
dipompa) atau akhirnya meresap ke dalam lautan. Air kembali ke permukaan
tanah pada elevasi lebih rendah dari tempat itu disusupi, di bawah tekanan
gaya gravitasi atau gravitasi diinduksi. Tanah cenderung bergerak lambat, dan
diisi kembali perlahan-lahan, sehingga dapat tetap dalam akuifer selama
ribuan tahun.
7. Penguapan
Transformasi air dari cair ke fase gas ketika bergerak dari tanah atau
badan air ke atmosfer atasnya. Sumber energi untuk penguapan terutama
radiasi matahari. Penguapan banyak yang implisit meliputi transpirasi dari
tanaman, meskipun bersama-sama mereka secara khusus disebut sebagai
evapotranspirasi.
8. Sublimasi
Perubahan wujud secara langsung dari air padat (salju atau es) menjadi
uap air.
9. Adveksi
Gerakan air dalam wujud padat, cair, atau uap melalui atmosfer. Tanpa
adveksi, air yang menguap dari lautan tidak bisa jatuh sebagai presipitasi di
atas tanah.
10. Kondensasi
Transformasi uap air untuk tetesan air cair di udara, awan dan kabut
adalah wujudnya.

6
11. Transpirasi
Pelepasan uap air dari tanaman dan tanah ke udara. Uap air adalah gas
yang tidak dapat dilihat.

D. Proses Terjadinya Siklus Air

Siklus hidrologi adalah perputaran air dengan perubahan berbagai bentuk


dan kembali pada bentuk awal. Hal ini menunjukkan bahwa volume air di
permukaan bumi sifatnya tetap. Meskipun tetap dengan perubahan iklim dan
cuaca, letak mengakibatkan volume dalam bentuk tertentu berubah, tetapi secara
keseluruhan air tetap. Siklus air secara alami berlangsung cukup panjang dan
cukup lama. Sulit untuk menghitung secara tepat berapa lama air menjalani
siklusnya, karena sangat tergantung pada kondisi geografis, pemanfaatan oleh
manusia dan sejumlah faktor lain.
Siklus air atau siklus hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah
berhenti dari atmosfer ke bumi dan kembali ke atmosfer melalui kondensasi,
presipitasi, evaporasi, dan transpirasi.
Sama seperti proses fotosintesis pada siklus karbon, matahari juga

7
berperan penting dalam siklus hidrologi. Matahari merupakan sumber energi
yang mendorong siklus air. memanaskan air dalam samudra dan laut. Akibat
pemanasan ini, air menguap sebagai uap air ke udara. 90 % air yang menguap
berasal dari lautan. Es dan salju juga dapat menyublim dan langsung menjadi
uap air. Selain itu semua, juga terjadi evapotranspirasi air terjadi dari tanaman
dan menguap dari tanah yang menambah jumlah air yang memasuki atmosfer.
Setelah air tadi menjadi uap air, arus udara naik mengambil uap air agar
bergerak naik sampai ke atmosfer. Semakin tinggi suatu tcmpat, suhu udaranya
akan semakin rendah, nantinya suhu dingin di atmosfer menyebabkan uap air
mengenibun menjadi awan. Untuk kasus tertentu, uap air berkondensasi di
permukaan bumi dan membentuk kabut.
Arus udara (angin) membawa uap air bergerak di seluruh dunia. Banyak
proses meteorologi terjadi pada bagian ini. Partikel awan bertabrakan. tumbuh,
dan air jatuh dari langit sebagai presipitasi. Beberapa presipitasi jatuh sebagai
salju atau hail, sleet, dan dapat terakumulasi sebagai es dan gletser, yang dapat
menyimpan air beku untuk ribuan tahun. Snowpack (salju padat) dapat mencair
dan meleleh, dan air mencair mengalir di atas tanah sebagai snowmelt (salju
yang mencair). Sebagian besar air jatuh ke permukaan dan kembali ke laut atau
ke tanah sebagai hujan, dimana air mengalir di atas tanah sebagai limpasan
permukaan.
Sebagian dari limpasan masuk sungai, saluran, lembah, dan lain-lain,
semua aliran itu bergerak menuju lautan. Sebagian limpasan menjadi air tanah
disimpan sebagai air tawar di danau. Tidak semua limpasan mengalir ke sungai,
banyak yang meresap ke dalam tanah sebagai infiltrasi. Infiltrat air jauh ke dalam
tanah dan mengisi ulang akuifer, yang merupakan toko air tawar untuk jangka
waktu yang lama. Sebagian infiltrasi tetap dekat dengan permukaan tanah dan
bisa merembes kembali ke permukaan badan air (dan laut) sebagai debit air
tanah. Beberapa tanah menemukan bukaan di permukaan tanah dan keluar
sebagai mata air air tawar. Seiring waktu, air kembali ke laut, dimana siklus
hidrologi di mulai.

8
E. Kegunaan/Manfaat Siklus Hidrologi
Siklus hidrologi ini inerupakan siklus alami yang banyak mengandung
manfaat. Manfaat siklus hidrologi diantaranya:
1. Manfaat bagi insinyur praktisi
Bagi insinyur praktisi yang melibatkan diri dengan perencanaan dan
pembangunan bangunan hidrolika. Ilmu hidrologi adalah sarana yang sangat
diperlukan, misalkan sebagai contoh, sebuah kota ingin meningkatkan atau
memperbaiki penyediaan airnya. Tugas pertama dari seorang insinyur adalah
mencari sumber sumber persediaan air, setelah menemukan suatu daerah
tangkapan (catchment area) pegunungan yang tidak ada penduduknya, ia
harus membuat suatu perkiraan kemampuan persediaan airnya, berapa
banyak hujan yang jatuh pada daerah itu, apakah suatu proyek waduk
penyimpanan air lebih baik daripada abstraksi (penempaan) aliran air tanah
dari sumur sumur yang terdekat dengan kota.
Dalam bidang teknologi dengan skala yang lebih besar, yang
berkembang secara pesat, pengembangan sumber sumber air yang meliputi

9
keseluruhan wilayah sungai atau wilayah geografis boleh jadi perlu
dipertimbangkan. Dalam hal hal semacam ini peranan ahli hidrologi
sangatlah penting.
2. Wash Biosfer
Biosfer merupakan tempat hidup makhluk hidup tumbuhan, hewan
termasuk manusia. Biosfer terdiri dari litosfer (batuan/daratan), hidrosfer
(air), dan atmosfer (udara). Dalam perjalanannya siklus hidrologi melewati
ke tiga tempat tersebut. yaitu litosfer, hidrosfer, dan atmosfer. Air merupakan
pelarut universal yang sangat baik, apa yang dilalui akan dilarutkan oleh air,
kecuali cairan seperti minyak. Pada saat pertama kali air mengalami siklus
hidrologi, air sungai, laut, danau, dsb mengalami penguapan. Hasil
penguapan merupakan air yang relatif bersih. Air bersih ini sebagai bahan
dasar untuk mencuci biosfer. Ketika perjalanan ke atmosfer, air akan melarut
paitikel debu, gas (NOx. SOx), aerosol, fume, fog dsb. demikian juga ketika
air menjadi titik air awan ataupun presipitasi. Semua yang ada di atmosfer
dilarutkan dan diikat oleh air untuk dibawa ke permukaan bumi, sehingga
atmosfer menjadi bersih alami. Awan di atmosfer membawakan air yang
bermuatan listrik sehingga pertemuan awan yang satu dengan lainnya
menimbulkan kilat maupun petir. Petir sangat bermanfaat untuk terjadinya
fiksasi sehingga terbentuk N2 yang berguna pada siklus Nitrogen. Sebelum
mencapai permukaan tanah air hujan sebagian mengenai dedaunan yang telah
tertutup debu atau partikel Pb pada tanaman di jalan raya. Debu kapur pada
daerah industri kapur, semen, dsb akan terbersihkan, sehingga daun dapat
melakukan fotosintesis dengan sempurna. Stomata daun akan terbuka
penguapan daun menjadi tidak terganggu. Demikian juga perlakuan terhadap
atap rumah. Bentuk dan posisi daun beraneka ragam, sangat mempengaruhi
jatuhnya air hujan ke tanah.
Air hujan yang jatuh ke bumi dengan kekuatan gravitasi tertentu akan
membuka sebagian tipis lapisan topsoil. Air yang jatuh di daratan sebagian
mengalami perkolasi masuk dalam tanah sebagai air tanah dan sebagian lagi
sebagai air pennukaan (run off). Pada saat mengalir, air akan melarutkan

10
unsur unsur mineral yang terdapat pada batuan tanah. Air di permukaan
akan melarutkan unsur hard pada permukaan tanah, termasuk sisa atau
kelebihan kegiatan pertanian, pemukiman dan industri. Ketika air sungai
masuk daerah pemukiman, air akan melarutkan limbah domestic, misalnya
detergen, minyak, ekskreta sampah, dll. Ketika memasuki daerah pertanian
sisa-sisa pupuk dilarutkan. pestisida dsb. masuk daerah industri akan
melarutkan limbah industri, misalnya minyak, pewarna, amoniak, dsb.
Sedangkan air tanah baik air tanah bebas ataupun air tanah tertekan
mengalir menuju lautan dengan melarutkan mineral batuan yang ada pada
tanah.
Semua aliran air akhirnya terhenti pada danau atau laut. Endapan-
endapan mineral yang berlebihan menimbulkan air laut penuh dengan unsur-
unsur mineral, salah satunya garam-garaman yang menyebabkan air laut
menjadi asin. Bahan bawaan air lainnya akan diendapkan secara perlahan di
dasar laut. Unsur-unsur hara batuan tanah akan di dorong dengan gelombang
laut menuju pantai sehingga terbentuk delta daratan yang subur. Bahan-bahan
unsur pencemaran yang terbawa air secara alaminya akan terdegradasi
dengan sendiri selama tidak melebihi ambang batas kemampuan air atau air
akan melakukan mekanisme pencucuian dirinya sendiri.
3. Water Move Position
Jumlah air di bumi relatif stabil. tidak bertambah tidak berkurang.
hanya posisi / tempat dan kualitasnya yang bembah. Air secara keseluruhan
yang ada di dunia sebanyak 1.362.000.000 km, yang terdiri samudra
(97,2%), es/gleser (2,15%), air tanah (0,61%), air permukaan (0.05%), danau
air tawar (0.009%), laut / danau asin (0,008%), sungau, atmosfera, dll
(0.073%) (Lamb James Cdalam Juli Soemirat, 1996,79).
Jadi air yang dapat dimanfaatkan langsung sekitar 2,8% air di dunia.
Secara teoritis semua air di bumi kondisinya statis. Oleh karena panas
matahari, panas bumi, tinggi rendah permukaan bumi, sehingga air bergerak
mengikuti hukum siklus hidrologi. Secara langsung siklus hidrologi memutar
atau memindahkan air dari berbagai tempat, semula di daratan, di lautan,

11
dipindahkan ke udara ke tanah dsb. Pada masing-masing tempat / posisi air
memiliki kemanfaatan yang berbeda-beda tergantung dari kemampuan
manusia mendayagunakan. Menumt Lamb James C (Juli Soemirat, 19%. 79),
air yang ikut sirkulasi siklus hidrologi hanya 521.000 km7th(0.038% total
keseluruhan air). Sirkulasi air dalam proses siklus hidrologi pada
evaporasi/penguapan sebanyak 521.000 km 7th yang berasal dari 84%
evaporasi lautan dan 14% evaporasi daratan, namun ketika presipitasi yang
jatuh ke lautan 80% dan 20% jatuh ke daratan. Dibanding antara proposisi
evaporasi dan presipitasi di daratan ada beda 6% atau sekitar 31.260 knvVth.
Keadaan tersebut dikarenakan di daratan terdapat gunung-gunung dan
bukit-bukit dataran tinggi yang dapat menahan awan dan terjadi kondensasi
serta presipitasi di daerah pegunungan, sehingga air akan mengaliri sungai
dan air bawah tanah menuju dataran rendah sampai ke laut. Di dataran rendah
yang datar dan lautan secara acak adalah seimbang antara evaporasi dan
presipitasi. Kondisi kelebihan presipitasi dari evaporasi tersebut seimbang
dengan air sungai atau air bawah yang mengalir sampai menuju atau masuk
ke laut (Juli Soemirat, 1996. 79).
4. Water Suply
Air yang ikut sirkulasi siklus hidrologi hanya 521.000 km3/th, yang
berarti 1,427. lO1^ liter/hari. Bila penduduk bumi 6 milyar dan kebutuhan air
200 liter/hari, maka akan membutuhkan air 1,2.10 litcr/hari. sedangkan air
yang ikut sirkulasi sebesar 1.427.10 liter/hari, jadi masih ada kelebihan air
yang dimanfaatkan oleh hewan lainnya yang tidak akan mengganggu kondisi
air yang sekeliling mengalir di sungai, air bawah tanah, danau, dan
keberadaan laut. Dalam sirkulasi hidrologi, air melalui beibagai tempat,
terutama di daratan baik yang melalui permukaan atau bawah tanah.
Berdasarkan hitungan di atas jumlah air sangat memadai untuk
memenuhi kebutuhan manusia, hewan ataupun tumbuhan. Namun memang
tiap daerah berbeda-beda kualitas dan kuantitasnya ada kekurangan,
kecukupan dan kelebihan, tetapi secara total masih sangat mencukupi.
Penduduk pegunungan tidak perlu menuju laut untuk memenuhi kebutuhan

12
airnya, cukup menanti hujan atau aliran permukaan atau mengambil di
pancuran atau di telaga, pendudukan perkotaan yang datar, cukup mengambil
air dari air bawah tanah atau menjernihkan dari air permukaan. Semua
kebutuhan air tercukupi baik dari segi jumlah maupun tempatnya.
5. Resource Life
Air merupakan kebutuhan mutlak setiap makluk hidup. Tanpa ada air
mustahil ada kehidupan. Setelah bumi terbentuk, kemudian mendingin, mulai
terbentuk air yang mengisi keriput- keriput bumi. Titik air terbentuk sebagai
aktifitas gunung berapi, air saat itu masih tawar dan belum ada kehidupan,
kemudian karena adanya panas matahari, panas bumi dan sifat air mulailah
terbentuk penguapan, awan, hujan, air tanah, sungai, danau, dan laut,
sehingga sempumalah siklus hidrologi.
Kehidupan pertama kali terbentuk dari adanya petir dari pertemuan dua
awan, yang mengenai permukaan air tawar, sinar ultra violet, panas dan sinar
radiasi (Hendro Dannodjo, 1984/1985,4). Saat itu mulailah terbentuk unsur-
unsur kehidupan dan akhirnya terbentuk mahkluk sederhana di dasar air
tawar, kemudian secara evolusi terjadilah makhluk seperti sekarang ini.
Sampai sekarang air merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan dari suatu
makhluk hidup atau kehidupan.
Suatu mikroorganisme, bijian kurang dapat berkembang atau tidak aktif
dalam kondisi kering tidak ada air. Ketika air ada bijian mulai tumbuh,
mikroorganisme mulai aktif. Balikan pada litosfer yang kering kerontang,
hampir dapat dipastikan kehidupan di sana berjalan lamban, kurang
beraktifitas, lambat berkembang, namun begitu ada air semua kehidupan
menunjukkan jati dirinya sebagai makhluk hidup.
6. Resource Energy
Siklus hidrologi memungkinkan air hujan jatuh di pegunungan atau
dataran tinggi. Oleh karena gravitasi air mengalir menuju tempat yang rendah.
Perbedaan ketinggian daratan yang dilalui air akan mengakibatkan kekuatan
air untuk mengalir lebih kuat, semakin tinggi menuju ke rendah semakin kuat
kekuatan air. Kekuatan air tersebut dapat dimanfaatkan sebagai sumber

13
energi. Pada kekuatan yang cukup oleh penduduk dimanfaatkan untuk
memutar kincir, menumbuk. Sedangkan pada kekuatan yang besar dapat
digunakan untuk memutar turbin penghasil listrik yang dapat dinikmati di
rumah kita saat ini.
7. Obyek Wisata
Kabut di pegunungan, air terjun, awan yang tebal, hujan gerimis, danau,
aliran sungai, sungai bawah tanah, stalaktit, stalakmit mata air, sumur artesis,
gelombang laut, semuanya merupakan bagian dari siklas hidrologi. Keadaan
itu semua terbentuk oleh adanya siklus hidrologi ribuan tahun, dan sekarang
keindahannya dapat dijadikan obyek wisata yang menarik. Dapat
dibayangkan bila air tidak mengalir mengikuti siklas hidrologi. semua
keadaan tersebut di atas tidak akan ada.

F. Dampak Kegiatan Manusia tcrhadap Siklus Hidrologi


Dampak negatif aktivitas manusia terhadap siklus air
1. Penebangan hutan
Penebangan hutan secara berlebihan yang mengakibatkan pengaruh
terhadap resapan air ke dalam tanah. Hutan yang gundul tidak akan dapat
menyerap air sehingga ketika hujan turun air akan mengalir langsung ke laut.
Karena tidak ada resapan yang terjadi karena hutan gundul. akibatnya lapisan
atas tanah dan humus terkikis oleh air yang mengalir. Terbukanya permukaan
tanah menyebabkan kapasitas intersepsi hujan menurun drastis, hujan yang
jatuh langsung memukul permukaan tanah dan memecahkan matriks tanah
menjadi partikel tanah yang kecil-kecil.
Sebagian dari partikel tanah menutup pori tanah dan memadatkan
permukaan tanah, sehingga menurunkan kapasitas infiltrasi. Dengan
menurunnya kapasitas infiltrasi maka jumlah aliran permukaan meningkat
dan jumlah aliran air yang menuju ke bawah permukaan untuk mengisi air
tanah berkurang. Aliran permukaan menjadi energi yang dapat menggerus
partikel tanah di permukaan dan mengangkutnya ke tempat lain sebagai
bagian dari proses erosi.

14
2. Pembangunan pemukiman
Pembangunan pemukiman yang tidak memperhatikan aspek lahan
resapan air, akibatnya lahan yang seharusnya menjadi tempat resapan air
menjadi tertutupi pemukiman. dimana dipastikan sebagian besar halaman
pemukiman di tutup oleh jalanan, semen/beton.
3. Manipulasi manusia skala besar
Skala besar manipulasi manusia terhadap air secara signifikan
mengubah pola global debit sungai. Perubahan yang dihasilkan di permukaan
laut, salinitas laut, dan dalam sifat biofisik dari permukaan tanah pada
akhirnya dapat menghasilkan umpan balik iklim. Regulasi manusia dari aliran
sungai dan vegetasi kering telah mengurangi limpasan sungai sekitar 324
km/tahun. Penurunan tahunan di limpasan sesuai dengan menurunkan
permukaan laut sebesar 0.8 mm /tahun. Angka ini mewakili fraksi yang
signifikan dari kenaikan permukaan laut yang diamati dari 1-2 mm / tahun,
tetapi berlawanan arah. Jadi, kalau bukan karena pengalihan manusia dari
limpasan, permukaan laut akan naik lebih cepat dari sebenarnya.
4. Mayoritas manusia yang mempengaruhi proses siklus air di darat
Penyimpanan air di waduk, pertambangan air tanah, irigasi, urbanisasi,
pembakaran, deforestasi, pemanfaatan lahan basah. Penurunan tahunan di
limpasan sesuai dengan menurunkan permukaan laut, kalau bukan karena
pengalihan manusia dari limpasan, permukaan laut akan naik lebih cepat dari
sebenarnya.
5. Pembukaan lahan
Untuk keuntungan dalam hal bisnis, ekonomi. dan sosialisasi
masyarakat, hutan- hutan banyak di tebangi dan lahan-lahan baru yang telah
terbuka di alih fungsikan menjadi lahan industri, perumahan, atau lahan
pertanian. Akibatnya daerah resapan air menjadi berkurang.

15
6. Pemakaian Berbagai Zat Kimia
Berbagai zat kimia yang dilepaskan ke udara maupun lingkungan
sebagai akibat aktivitas manusia juga mempengaruhi kandungan air hujan
yang turun ke bumi. Berbagai kandungan zat kimia tersebut akan
terakumulasi dengan air hujan yang membahayakan bagi manusia yang
terjadi saat ini.

16
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Air merupakan sumber kehidupan, tidak hanya bagi manusia, makhluk
hidup yang lain juga sangat membutuhkan air. Air secara terus-menerus
mengubah posisinya dari satu bagian ke bagian lain dari siklus air, pada dasarnya
melibatkan proses fisik berikut:
1. Penguapan dari lautan, badan air lainnya dan transpirasi dari makhluk hidup
(hewan dan tumbuhan) ke atmosfer,
2. Curah hujan, disebabkan oleh kondensasi uap air, yang dapat beradaptasi
beberapa bentuk,
3. Limpasan, atau gerakan air permukaan ke dalam lautan.
Siklus air ini membuat air seolah-olah tidak terbatas. Namun dapat kita
lihat berbagai aktivitas manusia dapat berpengaruh terhadap siklus hidrologi ini.
Meskipun keseimbangan air di bumi tetap konstan dari waktu ke waktu, molekul
air bisa datang dan pergi, dan keluar dari atmosfer. Air bergerak dari satu tempat
ke tempat yang lain, seperti dari sungai ke laut. atau dari laut ke atmosfer, oleh
proses fisik penguapan, kondensasi, presipitasi, infiltrasi, limpasan, dan aliran
bawah permukaan. Namun perbuatan manusia dapat berdampak terhadap
keberlangsungan siklus air.

B. Saran
Air adalah kebutuhan vital yang harus dipenuhi semua makhluk hidup baik
itu manusia, hewan. ataupun tumbuhan. Berbagai kegiatan manusia seperti
menebang hutan, menghilangkan resapan air, membuang sampah di sungai,
pembuangan limbah pabrik di aliran air maupun udara dapat mengancam
ketersediaan air bersih semakin menipis. Untuk itu, manusia perlu
mempertimbangkan aktivitas yang dilakukannya sehingga tidak merusak
lingkungan dan mengganggu siklus air itu sendiri.

17
DAFTAR PUSTAKA

E.M Wilson, P. M. (1993). Hidrologi Teknik. Jakarta: Erlangga.


https://id.wikipedia.org/wiki/Siklus_air

18

Anda mungkin juga menyukai