Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH KELOMPOK

HIDROLOGI

(AIR TANAH)

OLEH :

KELOMPOK 8

 WINDA FEBIOLA SINAGA


 ERWAN SYAHPUTRA
 MARIEL SIAHAAN
 JOE ZEBUA

DOSEN PENGAMPU : Drs. Ali Nurman, M.Si

PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN T.A.2020

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang MahaEsa, yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas makalah matakuliah hidrologi tepat
pada waktu yang telah ditentukan.Terimakasih penulis ucapkan kepada Dosen pengampuyang
telah mendukungan serta memberikan kepercayaan kepada penulis.

Terimakasih kepada orang tua yang telah membantu menyelesaikan tugas ini melalui
materi yang kami butuhkan.Terimakasih kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah memberikan
masukan dan kritik sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini .Penulis menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Kritik dan saran yang bersifat membangun kami
penulis harapkan, untuk perbaikan di masa yang akan datang. Semoga makalah ini bermanfaat
dan dapat diaplikasikan bagi pembaca .

Medan,10 April 2020

Kelompok 8

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................................4
A. Latar Belakang.................................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................................4
C. Tujuan..............................................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................................6
A. Defenisi Air Tanah...........................................................................................................................6
B. JENIS JENIS AIR TANAH.................................................................................................................10
C. Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Air Tanah...........................................................................11
D. Faktor Yang Mempengaruhi Kuantitas Air Tanah........................................................................12
E. Metode Pencarian Air Tanah........................................................................................................12
F. AKUIFER.........................................................................................................................................13
BAB III PENUTUP.......................................................................................................................................15
A. KESIMPULAN.................................................................................................................................15
B. SARAN...........................................................................................................................................15

3
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hidrologi adalah ilmu yang berkaitan dengan air bumi, terjadinya, peredaran dan
agihannya, sifat-sifat kimia dan fisiknya, dan reaksi dengan lingkungannya, termasuk
hubungannya dengan mahluk-mahluk hidup (International glossary of Hidrologi, 1974).  Karena
perkembangannya yang begitu cepat, hidrologi telah menjadi dasar dari pengelolaan
sumberdaya-sumberdaya air rumah tangga yang merupakan pengembangan, agihan dan
penggunaan sumberdaya-sumberdaya air secara terencana.  Banyak proyek di dunia (rekayasa
air, irigasi, pengendalian banjir, drainase, tenaga air dan lain-lain) dilakukan dengan terlebih
dahulu mengadakan survey kondisi-kondisi hidrologi yang cukup.
Salah satu planet dalam tata surya yang mempunyai kandungan air yang cukup banyak
adalah bumi. Lapisan air yang menyelimuti bumi disebut hidrosfer. Hidrosfer merupkan lapisan
yang terdapat dibagian luar bumi terdiri ata air laut, sungai, danau, air dalam tanah, dan resapan-
respan. Presentase air paling banyak terdapat dilautan, yakni sekitar 97,5%, dalam bentuk es
75%, dan dalam bentuk uap di udara sekitar 0,001%.
Air bukan hanya ada di atas permukaan tanah namun air juga berada didalam atau
dibawah permukaan air tanah,jadi sangatlah perlu kita ketahui bagaimana kualitas dan kuantitas
air tanah yang ada dibawah permukaan tanah tersebut untuk menjaga kestabilan atau kesuburan
tanah yang akan diperlukan untuk memenuhi kebutuhan manusia,

Sehingga Fenomena tersebut mendorong kami untuk menyusun makalah ini. Dengan
harapan para pembaca nantinya dapat mengerti bagaimana peran penting air tanah bagi
kehidupan yang selanjutnya dapat menumbuhkan kesadaran untuk menjaga ketersediaan air
bersih bagi generasi mendatang.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana persebaran air didalam tanah ?
2. Apa itu akuifer ?
3. Apa faktor-faktor penyebab kualitas air tanah?
4. Bagaimana kuantitas air tanah?

4
C. Tujuan
Tujuan dari pembahasan makalah ini adalah: Mengkaji permasalahan-permasalahan tentang Air
tanah serta membahas permasalahan tersebut secara lebih mendalam lagi.

5
BAB II

PEMBAHASAN
A. Defenisi Air Tanah
Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau bebatuan di bawah
permukaan tanah. Air tanah merupakan salah satu sumber daya air yang keberadaannya terbatas
dan kerusakannya dapat mengakibatkan dampak yang luas serta pemulihannya sulit dilakukan.
Selain air sungai dan air hujan, air tanah juga mempunyai peranan yang sangat penting terutama
dalam menjaga keseimbangan dan ketersediaan bahan baku air untuk kepentingan rumah tangga
(domestik) maupun untuk kepentingan industri. Dibeberapa daerah, ketergantungan pasokan air
bersih dan air tanah telah mencapai ± 70%.

Air tanah merupakan salah satu sumber akan kebutuhan air bagi kehidupan makhluk di
muka bumi. Usaha memanfaatkan dan mengembangkan air tanah telah dilakukan sejak jaman
kuno. Dimulai menggunakan timba yang ujungnya diikat pada bambu kemudian dilengkapi
dengan pemberat (sistem pegas), kemudian berkembang dengan menggunakan teknologi canggih
dengan cara mengebor sumur-sumur dalam sampai kedalaman 200 meter. Dalam usaha untuk
mendapatkan susunan mengenai lapisan bumi, kegiatan penyelidikan melalui permukaan tanah
atau bawah tanah haruslah dilakukan, agar bisa diketahui ada atau tidaknya lapisan pembawa air
(akuifer), ketebalan dan kedalamannya serta untuk mengambil contoh air untuk dianalisis
kualitas airnya. Meskipun air tanah tidak dapat secara langsung diamati melalui permukaan
bumi, penyelidikan permukaan tanah merupakan awal penyelidikan yang cukup penting, paling
tidak dapat memberikan suatu gambaran mengenai lokasi keberadaan air tanah tersebut.
Beberapa metode penyelidikan permukaan tanah yang dapat dilakukan, diantaranya : metode
geologi, metode gravitasi, metode magnit, metode seismik, dan metode geolistrik. Dari metode-
metode tersebut, metode geolistrik merupakan metode yang  banyak sekali digunakan dan
hasilnya cukup baik Notosiswoyo (2002) menambahkan bahwa airtanah merupakan sumberdaya
alam yang terbaharui, namun waktu pengisian kembali (replenishment) sangat relatif, tergantung
pada: ketersediaan air, kondisi permukaan, curah hujan, litologi, konduktivitas hidraulik,
topografi, kedalaman muka air tanah dan pengaruh sifat zona tidak jenuh. Todd (1980)
menjelaskan bahwa airtanah tersimpan dalam suatu lapisan batuan yang dapat menyimpan dan
meluluskan air yang disebut sebagai akuifer. Terdapat beberapa macam perlapisan batuan atau

6
formasi geologi yang dapat berfungsi sebagai akuifer, antara lain: endapan aluvial, batugamping,
batuan vulkanik, dan batupasir. akuifer berdasarkan letak dan kedudukannya terhadap batuan,
yang dibagi menjadi: akuifer tidak tertekan (unconfined aquifer) dan akuifer tertekan (confined
aquifer). Berkaitan dengan geometri dan konfigurasi akuifer, Pusat Lingkungan Geologi (2007)
memberikan batasan bahwa penentuan batas lateral dan vertical cekungan airtanah akan
menunjukkan geometri cekungan airtanah. Penentuan agihan lateral dan vertikal akuifer maupun
non akuifer menunjukkan konfigurasi sistem akuifer. Parhusip (2001) menambahkan bahwa
tinjauan terhadap airtanah memiliki cakupan yang cukup luas, diantaranya: jenis akuifer,
parameter akuifer yang menunjukkan karakteristik akuifer, maupun pemanfaatan serta
kualitasnya. Informasi geologi diantaranya: penampang (crosssection) geologi, log pemboran
dan sumur yang dikombinasi dengan informasi hidrogeologi akan menunjukkan unit
hidrostratigrafi cekungan airtanah (Maxey, 1964; Seaber, 1988). Penampang (crosssection)
geologi dapat menunjukkan formasi geologi, unit stratigrafi, bidang piezometrik, kandungan
kimia air dan korelasi formasi dari log pemboran dari beberapa sumur (Erdelyi, 1988).
Pendugaan geolistrik merupakan salah satu metode geofisika untukJurnal SMARTek, Vol. 9 No.
4. Nopember 2011: 337 – 349 340 mengetahui material penyusun akuifer melalui geometri dan
konfigurasi akuifer (Todd, 1980; Zohdy, 1989; Santosa dan Adji, 2006).

1. Distribusi Vertikal Air Tanah


Air tanah secara verikal berdasarkan kedalaman yang dimilikinya dibagi kedalam beberapa zona,
yang masing masing zona memiliki karakteristik tertentu.

1.1 Zona Aerasi ( Unstaturated Zone )


Zona aerasi merupakan zona yang tidak jenuah air, dimana pada zona ini tanah tidak
sepenuhnya berisi air, melainkan pada pori-pori tanah masih terdapat rongga-rongga yang diisi
oleh udara. Zona ini juga dapat dikatakan sebagai zona tak jenuh air.
1.2 Zona Staturasi (Zone of staturation )
Zona staturasi adalah zona dimana air mengisi seluruh rongga yang ada di dalam batuan.
Pada zona ini air telah jenuh, dan tidak lagi mengalami proses penyerapan air.Masing-masing
zona pada distribusi vertikal air tanah ini dibatasi oleh lapisan yang kita kenal dengan lapisan
muka air tanah.
2. Pergerakan Air Tanah

7
Air tanah mengalir dari daerah yang lebih tinggi (daerah tangkapan) ke daerah yang lebih
rendah (daerah buangan) menuju laut. Daerah tangkapan didefinisikan sebagai bagian dari suatu
daerah aliran (catchment area) di mana aliran air tanah jenuh mencapai permukaan tanah,
sedangkan daerah buangan didefinisikan sebagai bagian dari catchment area dimana aliran air
tanah menuju permukaan tanah (Kodoatie, 1996)

pengukuran kedudukan air tanah dapat dilakukan pada sumur galian penduduk atau pada
sumur bor dalam waktu yang relatif sama dan dibedakan antara muka air tanah bebas dengan
muka air tanah tertekan, sehingga hasil pengukuran hanya menggambarkan kondisi air tanah
pada suatu waktu tertentu. hasil pengukuran ini dituangkan menjadi suatu peta yang
menggambarkan bentuk morfologi permukaan air tanah beserta alirannya (termasuk didalamnya
aliran permukaan), berdasarkan peta tersebut dapat dihitung radian hidrolika ( kemiringan muka
air tanah) daerah bersangkutan.

Peta ini, apabila digabungkan dengan peta topografi permukaan dan peta geologi,
berguna untuk membuat perencanaan kawasan pertambangan yang aman dan tidak merusak
lingkungan di sekitarnya. Namun demikian, kadang-kadang aliran air tanah pada daerah
pertambangan agak sulit untuk ditemukan, seperti misalnya daerah satuan batu gamping yang
memiliki sistem rekahan yang cukup kompleks. Adapun pergerakan air tanah dibagi menjadi 2
antara lain sebagai berikut:

2.1. Pergerakan Air Tanah Secara Lateral


Pada dasarnya gerakan air tanah secara lateral adalah mengikuti prinsip hidrolik,di mana
gerakan air yang terjadi disebabkan perbedaan tekanan antara dua tempat yang pori-porinya
berhubungan. Menurut hukum darcy, pergerakan atau rembesan air tanah berlangsung secara
linier.

berdasarkan uraian diatas terlihat bahwa gerakan dan kecepatan aliran air tanah
dipengaruhi oleh luas penampang, gradien hidrolik, porositas, permeabilitas (daya rembesan
tanah), dan lain-lain.

dari pergerakan air tanah ini dapat diketahui besarnya permeabilitas tanah yang juga
tergantung pada macam atau jenis tanah serta suhu atau viskositas fluida. Berikut ini dapat
dilihat harga koefisien permeabilitas macam tanah pada suhu tetap

8
TABEL I
HARGA k DARI BEBERAPA MACAM TANAH
No
Macam Tanah Harga k
.
1 Lempung 10-9 – 10-6
2 Lanau 10-5 – 5 . 10-4
3 Pasir halus 10-3 – 5 . 10-2
4 Pasir berlempung 5 . 10-3 – 10-2
k = koefisien permeabilitas
Pergerakan air tanah secara vertical ini dimulai dari “zone of aeration” yang terbagi atas
“soil water zone”, “intermediete zone/ intermediete belt”, dan “capilary zone”.Di bawah capilary
zone terdapat “water table”, dimana zona ini termasuk dalam “zone of saturation”.
Apabila air tanah yang telah mencapai zone of aeration tadi terus bergerak, maka suatu
saat gerakan air tanah tersebut akan terhenti pada batas lapisan bed rock. Sedangkan kecepatan
gerak dari air tersebut adalah berbeda-beda, tergantung dari ukuran butir tanahnya.
3. Kondisi Air Tanah
Air tanah yang berhubungan dengan zona-zona geologi dapat di klasifikasikan dalam 5
(lima) jenis, yaitu :

3.1 Air tanah alluvial


Volume air tanah dalam dataran alluvial ditentukan oleh tebal, penyebaran dan
permeabilitas dari Akuifer yang terbentuk dalam alluvium dan dilluvium yang mengendap dalam
dataran. Jenis-jenis air tanah dataran alluvial, yaitu :
1. Air susupan (influent water)
2. Air tanah di lapisan yang dalam
3. Air tanah sepanjang pantai
3.2. Air Tanah di dalam Kipas Detrital

Endapan kipas detrital terdiri dari endapan kipas di atas kipas dan endapan bagian ujung
bawah kipas. Endapan di atas kipas terdiri dari lapisan pasir dan kerikil yang tidak
terpilih,sedangkan pada bagian tengah terdiri atas lapisan pasir. Selanjutnya pada ujung bawah
kipas endapannya berupa endapan loam, dimana Akuifer yang terdapat di bawah endapan ini
adalah air tanah terkekang.

9
3.3 Air Tanah di dalam Terra Dilluvial
Air tanah di dalam terras dilluvial yang tertutup dengan endapan terras yang agak tebal,
ditentukan oleh keadaan bahan dasar serta daerah pengaliran dari terras. Pada bagian lembah dari
daerah batuan dasar terdapat Akuifer yang tebal dan mata air keluar pada daerah batun dasar
yang rendah.
3.4 Air Tanah di Kaki GunungApi
Beberapa karakteristik air tanah pada tofografi ini yaitu :
1. Pada bagian kaki gunung api dengan latar belakang yang lebih tinggi dan mempunyai curah
hujan yang lebih besar dari daerah sekelilingnya, sehingga pengisian air tanah pun menjadi
lebih banyak.
2. Disebabkan pada pragmen-pragmen gunung api terdapat ruang-ruang yang relative banyak,
maka dengan sendirinya mudah untuk menyalurkan air. Pada bagian bagian ujung terras
terdapat Akuifer yang besar.
B. JENIS JENIS AIR TANAH
1. Air Tanah Freatik
merupakan air tanah dangkal, air tanah yang letaknya tidak jauh dari permukaan tanah serta
berada di atas lapisan kedap air / impermeable. contohnya air sumur yang terletak di antara air
permukaan dan lapisan kedap air (impermeable).

2. Air Tanah Dalam (Artesis)


meruapakan air tanah dalam, terletak di antara lapisan akuifer dengan lapisan batuan kedap air
(akuifer terkekang).

3. Air Tanah Meteorit (Vados)


merupakan air tanah yang berasal dari proses presipitasi (hujan) dari awan yang mengalami
kondensasi bercampur debu meteorit.

4. Air Tanah Baru (Juvenil)


merupakan air tanah yang terbentuk dari dalam bumi karena intrusi magma. air tanah juvenil
ditemukan dalam bentuk air panas (geyser).

5. Air Konat

10
merupakan air tanah yang terjebak pada lapisan batuan purba sehingga sering copypaste dari fuat
cepat disebut fosil water.

C. Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Air Tanah


Sifat fisika dan komposisi kimia air tanah yang menentukan mutu air tanah secara alami
sangat dipengaruhi oleh jenis litologi penyusun akuifer, jenis tanah/batuan yang dilalui air tanah,
serta jenis air asal air tanah. Mutu tersebut akan berubah manakala terjadi intervensi manusia
terhadap air tanah, seperti pengambilan air tanah yang berlebihan, pembuangan libah, dll.

Air tanah dangkal rawan (vulnerable) terhadap pencemaran dari zat-zat pencemar dari
permukaan. Namun karena tanah/batuan bersifat melemahkan zat-zat pencemar, maka tingkat
pencemaran terhadap air tanah dangkal sangat tergantung dari kedudukan akuifer, besaran dan
jenis zat pencemar, serta jenis tanah/batuan di zona takjenuh, serta batuan penyusun akuifer itu
sendiri. Mengingat perubahan pola imbuhan, maka air tanah dalam di daerah-daerah perkotaan
yang telah intensif pemanfaatan air tanahnya, menjadi sangat rawan pencemaran, apabila air
tanah dangkalnya di daerah-daerah tersebut sudah tercemar. Air tanah yang tercemar adalah
pembawa bibit-bibit penyakit yang berasal dari air (water born diseases).

1. Faktor alami
Artinya, bahwa unsur-unsur kimia yang ada dalam air tanahterjadi karena adanya
interaksi antara air tanah yang bersifat pelarut unsur kimia yang ada dalam batuan penyimpan air
tanah (akuifer).
Faktor alami yang laian adalah keadaan lingkungan terbentuknya akuifer, misalnya pada
dearah lingkungan pantai cenderung akan menghasilkan kandungan ion klorida yang lebih besar
dibandingkan di daerah yang jauh dari pantai.
Faktor lain adalah masuknya unsur-unsur kimia sejak awal ketika berupa air hujan. Air
hujan banyak meangkap terutama unsur oksigen, karbon, hydrogen, nitrogen klorida, menjadi air
tanah bereaksi dengan batuan permukaan membentuk terutama unsure kalsium, natrium,
magnesium, bikarbonat, sulfat dan klorit.

2. Faktor non alami


Artinya bahwa masuknya unsur kimia tertentu kedalam air tanah disebabkan karena ada
kaitannya demgan kegiatan manusia, misalnya pada daerah-daerah pertanian yang sering 

11
menggunakan pupuk atau pestisida dengan kadar tinggi kemungkinan dapat mencemari air
tanahnya. Pupuk umumnya mengandung unsur utama berupa nitrogen, fosfor dan kalium,
sedangkan pestisida antara lian mengandung diasenon, endrin, linden, metoksiktor, tosapen,
propasin, dll. Disamping kegiatan untuk pertanian, kegiatan industry dan rumah tangga dapat
memperburuk kualitas air tanah. Limbah industri umumnya menghasilkan logam-logam berat
yang sangat berbahaya bagi manusia walaupun dalam jumlah yang sedikit.

D. Faktor Yang Mempengaruhi Kuantitas Air Tanah


 Struktur tanah merupakan tatanan (susunan) partikel-partikel tanah menjadi agregat yang
lebih besar. Rongga di antara agregat-agregat ini menyediakan ruang bagi pergerakan air
drainage, aerasi tanah, dan pertumbuhan akar tanaman. Hal ini sangat penting pada tanah-
tanah berat dengan partikel tanah yang halus ukurannya.
 Komposisi tanah : komposisi tanah terdiri dari empat komponen utama yaitu: bahan mineral,
bahan organik, udara dan air tanah.  keberadaan air dan udara sangat penting bagi
pertumbuhan tanaman dan mikroba tanah. perbandingan air dan udara tidak selalu sama
dapat berubah sesuai dengan kondisi cuaca dan faktor lingkungan lainnya.
 Tekstur Tanah: Semakin halus ukuran partikel tanah , semaki besar luas permukaannya, dan
dengan demikian semakin besar pula jumlah air yang dapat ditahannya. Hal ini
mengakibatkan semakin besarnya kapasitas simpanan lengas tersedia.
 Bahan organic dapat meningkatkan kapasitas simpanan lengas tanah, terutama melalui
perbaikan kondisi fisika tanah.
 Lapisan cadas (Hardpans) semacam lapisan yang kompak dan keras yang disebabkan oleh
proses-proses fisika dan kimia dan membatasi drainage tanah. Ha ini menghasilkan kondisi
sepeeti pada tanah yang strukturnya jelek.
 Kandungan garam dalam tanah dapat membatasi kemampuan tanaman menyerap air dari
larutan tanah.
E. Metode Pencarian Air Tanah
Tiap jenis air tanah memerlukan metode pencarian yang spesifik. Diantaranya adalah:

 Metode berdasarkan aspek fisika (Hidrogeofisika)


Penekanannya pada aspek fisik yaitu merekonstruksi pola sebaran lapisan akuifer. Beberapa
metode yang sudah umum kita dengar dalam metode ini adalah pengukuran geolistrik yang

12
meliputi pengukuran tahanan jenis, induce polarisation (IP) dan lain-lain. Pengukuran
lainnya adalah dengan menggunakan sesimik, gaya berat dan banyak lagi.

 Metode berdasarkan aspek kimia (Hidrogeokimia)


Penekanannya pada aspek kimia yaitu mencoba merunut pola pergerakan airtanah. Secara
teori ketika air melewati suatu media, maka air ini akan melarutkan komponen yang
dilewatinya. Sebagai contoh air yang telah lama mengalir di bawah permukaan tanah akan
memiliki kandungan mineral yang berasal dari batuan yang dilewatinya secara melimpah.

F. AKUIFER
1. Pengertian Akuifer
Akuifer adalah lapisan batuan dibawah permukaan tanah yang mengandung air dan dapat
dirembesi air. Akuifer adalah formasi geologi atau grup formasi yang mengandung air dan
secara signifikan mampu mengalirkan air melalui kondisi alaminya. Batasan lain yang
digunakan adalah reservoir air tanah, lapisan pembawa air. Todd (1955) menyatakan bahwa
akuifer berasal dari Bahasa Latin yaitu aqui dari aqua yang berarti air dan ferre yang berarti
membawa, jadi akuifer adalah lapisan pembawa air.

Suatu akuifer mempunyai dua fungsi penting, yaitu sebagai penyimpan laksana sebuah
waduk dan sebagai penyalur air seperti jaringan pipa. Kedua fungsi itu diemban oleh pori-
pori atau rongga di dalam batuan akuifer itu. Dua sifat yang berhubungan dengan fungsinya
sebagai penyimpan adalah porositas (porosity) dan hasil jenis (specific yield).

2. macam – macam akuifer


Menurut Krussman dan Ridder (1970) dalam Utaya (1990) bahwa macam-macam akifer
sebagai berikut:

a) Akifer Bebas (Unconfined Aquifer), yaitu lapisan lolos air yang hanya sebagian terisi
oleh air dan berada di atas lapisan kedap air. Permukaan tanah pada aquifer ini
disebut dengan water table (preatik level), yaitu permukaan air yang mempunyai
tekanan hidrostatik sama dengan atmosfer.
b) Akifer Tertekan (Confined Aquifer), yaitu aquifer yang seluruh jumlahnya air yang
dibatasi oleh lapisan kedap air, baik yang di atas maupun di bawah, serta mempunyai
tekanan jenuh lebih besar dari pada tekanan atmosfer.

13
c) Akifer Semi tertekan (Semi Confined Aquifer), yaitu aquifer yang seluruhnya jenuh
air, dimana bagian atasnya dibatasi oleh lapisan semi lolos air dibagian bawahnya
merupakan lapisan kedap air.
d) Akifer Semi Bebas (Semi Unconfined Aquifer), yaitu aquifer yang bagian bawahnya
yang merupakan lapisan kedap air, sedangkan bagian atasnya merupakan material
berbutir halus, sehingga pada lapisan penutupnya masih memungkinkan adanya
gerakan air. Dengan demikian aquifer ini merupakan peralihan antara aquifer bebas
dengan aquifer semi tertekan.
Berikut adalah beberapa istilah lain yang digunakan dalam menamakan karakteristik suatu
formasi batuan:

a. Aquiclude
Adalah formasi geologi yang mungkin mengandung air, tetapi dalam kondisi alami
tidak mampu mengalirkannya, misalnya lapisan lempung. Untuk keperluan praktis,
aquiclude dipandang sebagai lapisan kedap air.
b. Aquitard
Adalah formasi geologi yang semikedap, mampu mengalirkan air tetapidengan laju
yang sangat lambat jika dibandingkan dengan akuifer. Meskipun demikian dalam
daerah yang sangat luas, mungkin mampu membawa sejumlah besar air antara akuifer
yang satu dengan lainnya. Aquiclude ini juga dikenaldengan nama formasi semi
kedap atau leaky aquifer
c. Aquifuge, merupakan formasi kedap yang tidak mengandung dan tidak mampu
mengalirkan air.

14
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau bebatuan di bawah permukaan
tanah. Akuifer adalah lapisan batuan dibawah permukaan tanah yang mengandung air dan
dapat dirembesi air. Akuifer adalah formasi geologi atau grup formasi yang mengandung air
dan secara signifikan mampu mengalirkan air melalui kondisi alaminya. dan faktor yang
mempengaruhi kualitas air tanah ada dua yaitu faktor alami dan faktor non-alami

B. SARAN

Berdasarkan makalah yang telah kami buat yang berjudul tentang air tanah merupakan materi
yang dapat membantu pembaca untuk memahami teori hidrologi.Dan sebagai manusia yang
tak pernah jauh dari kekurangan dan kelemahan jadi kami sadari bahwa banyak kekurangan
kami dalam penyusunan makalah ini, jika ada berupa kritik dan saran dari pembaca dengan
senang hati kami terima demi membangun makalah ini menjadi makalah yang lebih
sempurna.

15

Anda mungkin juga menyukai