Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

“HIDROLOGI DAN SUNGAI”

DI SUSUN OLEH :

1. RAHMAT KAUSAR (20.023.22.201.181)


2. RICKI REEN (20.023.22.201.179)
3. RYMON ABRAHAM S (20.023.22.201.008)

Oleh Dosen:
A. FATHUSSALAM B, S.T., M.T.

FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS ANDI DJEMMA PALOPO
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan
rahmat serta karunia-nya kepada kami. Sholawat serta salam tetap kami
junjungkan kepada Nabi Muhammad Saw. Yang telah membawa kita dari zaman
jahiliyah sampai ke zaman yang penuh ilmu ini.

Makalah yang berjudul “HIDROLOGI DAN SUNGAI” ini kami menyadaro


bahwa maakalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran
dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah kami.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akkhir baik yang
secara langsung maupun tidak langsung. Semoga Allah SWT. Senantiasa
meridhai segala iktiuuar kita. Amin.

PALOPO, 24 JANUARI 2022

PENULIS

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG ............................................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH ........................................................................................... 4
C. MAKSUD DAN TUJUAN ........................................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAAN ............................................................................ 5
A. DEFINISI SUNGAI DAN DAERAH ALIRAN SUNGAI ........................................ 5
B. MACAM-MACAM TIPE ALIRAN SUNGAI .......................................................... 5
C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUI KUALITAS DAN KUANTITAS AIR
SUNGAI .................................................................................................................... 5
D. METODE PENGUKURAN SUNGAI ...................................................................... 6
E. IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUANTITAS DAN
KUALITAS SUNGAI ............................................................................................... 7
F. PENGKAJIAN BAGAIMANA METODE PENGUKURAN SUNGAI ................... 10
G. DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) ....................................................................... 12
H. DAERAH ALIRAN SUNGAI JAWA ....................................................................... 13
I. HIDROGRAF BANJIR ............................................................................................. 13
BAB III PENUTUP ........................................................................................ 14
A. KESIMPULAN .......................................................................................................... 14
B. SARAN ...................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 15

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Hidrologi adalah ilmu yang mempelajari distribusi air di bumi, termasuk
yang ada di atmosfer dalam bentuk uap air, diatas permukaan dalam bentuk air,
es, dan dibawah permukaan sebagai air tanah. Hirdologi teknik adalah hidrologi
yang berkaitan dengan perkiraan run off dan gerakan dari suatu tempat lain yang
berguna untuk perencanaan dan eksploitasi pengendalian dan menggunakan air
Jumlah air di bumi sangat besar, kira-kira 1,36 milyar km3. Dari jumlah
tersebut sekitar 97,2% merupakan air yang berada di laut, 2,15% berupa es dan
salju, sedang sisanya yang 0,65% merupakan air yang terdapat di danau, sungai,
atmosfer dan air tanah. Meskipun persentase dari bagian yang terakhir ini sangat
kecil, tetapi jumlahnya sangat besar.
Air merupakan komponen yang sangat penting bagi kehidupan di muka
bumi. Dengan meningkatnya kebutuhan akan air, para ilmiawan memberikan
perhatian yang sangat besar terhadap kelangsungan perubahan air di atmosfer, laut
dan daratan. Sirkulasi suplai air di bumi yang tidak putusnya disebut siklus
hidrologi. Siklus ini merupakan pancaran sistem energi matahari atmosfer
merupakan rantai yang menghubungkan lautan dan daratan. Air dari laut, secara
tetap mengalami evaporasi menjadi uap air yang berada di atmosfer. Angin akan
mengangkut uap air ini. Kadang pada jarak yang sangat jauh. Uap air ini akan
berkumpul membentuk awan. Apabila awan sudah jenuh, maka akan berubah
menjadi hujan.
Sungai adalah air yang mengalir secara alamiah melalui sebuah saluran
alam. Pada umumnya, sungai mengalir ke laut, tetapi terkadang sungai yang tidak
mengalir kelaut, biasanya sungai ini ada di gurun dan disebut creek/wadi.
Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah istilah geografi mengenai sebatang
sungai, anak sungai dan area tanah yang dipengaruhinya. Faktor yang
mempengaruhi DAS antara lain adalah, lebar dan kedalaman sungai, bentuk alam,
kondisi sungai, serta ada atau tidaknya hutan di pinggir sungai.

1
Adapun jenis sungai berdasarkan tipe aliran sungai terbagi antara lain
sebagai berikut:
1.Pola Dendritik
2. Pola Pararel
3. Pola Annular
4. Pola Rengtangular
5. Pola Trellis
6. Pola Radial
7. Pola Multi-Basinal
hutan. Tajuk hutan menangkap Kuantitas air yang tersedia dipengaruh oleh
air hujan sehingga hanya sebagian dari air hujan yang sampai ke tanah dan
meresap ke dalamnya. Dinyatakan dalam pesen curah hujan, makin kecil curah
hujannya makin besar yang tertangkap. Pada hujan rintik-rintik hampir 100%
curah hujan tertangkap oleh tajuk. Oleh karena itu orang suka berteduh di bawah
pohon. Makin tertutup tajuk hutan, makin besar pula persen hujan yang
tertangkap.Air hujan yang tertangkap oleh tajuk menguap lagi.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Air

Kedalaman Permukaan Air tanah: Kedalaman permukaan air tanah


merupakan permukaan tertinggi dari air yang naik ke atas suatu sumuran atau
tempat yang rendah. Ketiggian air tanah antara lain dipengaruhi oleh jenis tanah,
curah hujan, penguapan, dan kedalaman aliran perkukaan terbuka (sungai).
Kedalaman permukaan air tanah akan berpengaruh pada penyebaran bakteri
coliform secara vertikal.
Curah Hujan: Air hujan yang mengalir di permukaan tanah dapat
menyebabkan bakteri coliform yang ada di permukaan tanah terlarut dalam air
tersebut. Meresapnya air hujan ke dalam lapisan tanah mempengaruhi
bergeraknya bakteri coliform di dalam lapisan tanah. Semakin banyak air hujan
yang meresap ke dalam lapisan tanah semakin besar kemungkinan terjadinya
pencemaran.

2
Jenis Tanah: Jenis tanah berbeda mempunyai daya kandung air dan daya
melewatkan air yang berbeda pula. Daya kandung atau kemampuan tanah untuk
menyimpan air disebut porositas, yaitu rasio antara pori-pori tanah dengan volume
total tanah dan biasannya dinyatakan dalam satuan persen, sedangkan kemampuan
tanah untuk melewatkan air disebut permeabilitas, yaitu jumlah air yang dapat
dilewatkan oleh tanah dalam satuan waktu per satuan luas penampang. Porositas
dan permeabilitas tanah akan berpengaruh pada penyebaran bakteri coliform,
mengingat air merupakan alat tranportasi bakteri dalam tanah. Makin besar
permeabilitas tanah, makin besar kemampuan melewatkan air yang berarti jumlah
bakteri yang dapat bergerak mengikuti aliran juga makin besar.
Aliran air sungai merupakan suatu proses yang cukup kompleks. Air
bergerak turun melalui kanal sungai karena pengaruh gaya gravitasi. Kecepatan
aliran meningkat sesuai dengan kelerengan atau kemiringan sungai. Aliran air
tidak saja lurus tetapi dapat pula acak (turbulent). Energi sungai meningkat sejalan
dengan peningkatan kemiringan dan volume air karenanya mampu membawa
muatan sedimen. Aliran sungai sangat fluktuatif dari waktu ke waktu dan dari
tempat ke tempat. Beberapa variabel penting dalam dinamika sungai adalah: (1)
debit air (discharge), (2) kecepatan (velocity), (3) gradient, (4) Muatan sedimen
(sediment load), dan (5) base level (level terendah sungai).
Debit adalah suatu koefesien yang menyatakan banyaknya air yang mengalir
dari suatu sumber persatuan waktu, biasanya diukur dalam satuan liter per/detik,
untuk memenuhi keutuhan air pengairan, debit air harus lebih cukup untuk
disalurkan ke saluran yang telah disiapkan (Dumiary, 1992).
Pengukuruan debit dapat dilakukan dengan berbagai macam cara yaitu
(Arsyad,1989):
1 Pengukuran volume air sungai
2 Pengukuran debit dengan cara mengukur kecepatan aliran dan
menentukan luas penampang melintang sungai
3 Pengukuran dengan menggunakan bahan kimia yang dialirkan dalam
sungai
4 Pengukuran debit dengan membuat bangunan pengukur debit.

3
2. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan sungai dan daerah aliran sungai ?
2. Jelaskan macam-macam tipe aliran sungai ?
3. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kuantitas dan kualitas sungai?
4. Bagaimana metode pengukuran sungai
5. Kecepatan aliran
6. Debit sungai.

1. MAKSUD DAN TUJUAN


1. Agar dapat mengetahui definisi sungai dan daerah aliran sungai.
2. Agar dapat mengklasifikasikan macam-macam tipe aliran sungai.
3. Agar dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kuantitas
dan kualitas sungai.
4. Agar dapat mengkaji bagaimana metode pengukuran sungai dengan sub
pembahasan kecepatan aliran dan debit sungai.

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI SUNGAI DAN DAERAH ALIRAN SUNGAI
Sungai adalah air yang mengalir secara alamiah melalui sebuah saluran alam.
Pada umumnya, sungai mengalir ke laut, tetapi terkadang sungai yang tidak
mengalir kelaut, biasanya sungai ini ada di gurun dan disebut creek/wadi.
Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah istilah geografi mengenai sebatang
sungai, anak sungai dan area tanah yang dipengaru
B. MACAM-MACAM TIPE ALIRAN SUNGAI
Adapun jenis sungai berdasarkan tipe aliran sungai terbagi antara lain sebagai
berikut:
1. Pola Trellis
2. Pola Radial
3. Pola Multi-Basinal
4. Pola Dendritik
5. Pola Pararel
6. Pola Annular
7. Pola Rengtangular
C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUANTITAS DAN
KUALITAS AIR SUNGAI
Kuantitas air yang tersedia dipengaruh oleh hutan. Tajuk hutan menangkap
air hujan sehingga hanya sebagian dari air hujan yang sampai ke tanah dan
meresap ke dalamnya. Dinyatakan dalam pesen curah hujan, makin kecil curah
hujannya makin besar yang tertangkap. Pada hujan rintik-rintik hampir 100%
curah hujan tertangkap oleh tajuk. Oleh karena itu orang suka berteduh di bawah
pohon. Makin tertutup tajuk hutan, makin besar pula persen hujan yang
tertangkap.Air hujan yang tertangkap oleh tajuk menguap lagi.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Air :
1. Kedalaman Permukaan Air tanah: Kedalaman permukaan air tanah merupakan
permukaan tertinggi dari air yang naik ke atas suatu sumuran atau tempat yang
rendah. Ketiggian air tanah antara lain dipengaruhi oleh jenis tanah, curah

5
hujan, penguapan, dan kedalaman aliran perkukaan terbuka (sungai).
Kedalaman permukaan air tanah akan berpengaruh pada penyebaran bakteri
coliform secara vertikal.
2. Curah Hujan: Air hujan yang mengalir di permukaan tanah dapat menyebabkan
bakteri coliform yang ada di permukaan tanah terlarut dalam air tersebut.
Meresapnya air hujan ke dalam lapisan tanah mempengaruhi bergeraknya
bakteri coliform di dalam lapisan tanah. Semakin banyak air hujan yang
meresap ke dalam lapisan tanah semakin besar kemungkinan terjadinya
pencemaran.
3. Jenis Tanah: Jenis tanah berbeda mempunyai daya kandung air dan daya
melewatkan air yang berbeda pula. Daya kandung atau kemampuan tanah
untuk menyimpan air disebut porositas, yaitu rasio antara pori-pori tanah
dengan volume total tanah dan biasannya dinyatakan dalam satuan persen,
sedangkan kemampuan tanah untuk melewatkan air disebut permeabilitas,
yaitu jumlah air yang dapat dilewatkan oleh tanah dalam satuan waktu per
satuan luas penampang. Porositas dan permeabilitas tanah akan berpengaruh
pada penyebaran bakteri coliform, mengingat air merupakan alat tranportasi
bakteri dalam tanah. Makin besar permeabilitas tanah, makin besar
kemampuan melewatkan air yang berarti jumlah bakteri yang dapat bergerak
mengikuti aliran juga makin besar.

D. METODE PENGUKURAN SUNGAI


Dalam makalah ini membahas mengenai metode pengukuran sungai
berdasarkan kecepatan aliran sungai dan debit aliran sungai.
Aliran air sungai merupakan suatu proses yang cukup kompleks. Air bergerak
turun melalui kanal sungai karena pengaruh gaya gravitasi. Kecepatan aliran
meningkat sesuai dengan kelerengan atau kemiringan sungai. Aliran air tidak saja
lurus tetapi dapat pula acak (turbulent). Energi sungai meningkat sejalan dengan
peningkatan kemiringan dan volume air karenanya mampu membawa muatan
sedimen. Aliran sungai sangat fluktuatif dari waktu ke waktu dan dari tempat ke
tempat. Beberapa variabel penting dalam dinamika sungai adalah: (1) debit air

6
(discharge), (2) kecepatan (velocity), (3) gradient, (4) Muatan sedimen (sediment
load), dan (5) base level (level terendah sungai).
Debit adalah suatu koefesien yang menyatakan banyaknya air yang mengalir
dari suatu sumber persatuan waktu, biasanya diukur dalam satuan liter per/detik,
untuk memenuhi keutuhan air pengairan, debit air harus lebih cukup untuk
disalurkan ke saluran yang telah disiapkan (Dumiary, 1992).
Pengukuruan debit dapat dilakukan dengan berbagai macam cara yaitu
(Arsyad,1989):
1. Pengukuran volume air sungai
2. Pengukuran debit dengan cara mengukur kecepatan aliran dan menentukan
luas penampang melintang sungai
3. Pengukuran dengan menggunakan bahan kimia yang dialirkan dalam
sungai
4. Pengukuran debit dengan membuat bangunan pengukur debit.

E. IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


KUANTITAS DAN KUALITAS SUNGAI
Air menjadi kebutuhan pokok bagi makhluk hidup.Dengan adanya air, semua
makhluk hidup dapat mempertahankan hidupnya.
Keberadaan air di Bumi sangat penting bagi kehidupan. Air terdapat di
permukaan Bumi, di dalam tanah, dan di udara. Wujud air tidak hanya cair, tetapi
dapat berwujud padat (es) dan uap air. Air di Bumi selalu bergerak dari satu
tempat ke tempat lain dan dari bentuk satu ke bentuk lain. Peredaran air di Bumi
yang disebut siklus hidrologi berlangsung terus-menerus.
Jumlah air di bumi tidak bertambah dan tidak berkurang, namun wujud dan
tempatnya sering mengalami perubahan. Perubahan wujud air (padat, cair, dan
gas) membentuk suatu siklus atau daur yang disebut siklus hidrologi seperri di
atas. Air adalah esensial untuk kehidupan.Kebutuhan air tidak saja menyangkut
kuantitas, melainkan juga kualitas. Jumlah air yang tersedia sangat berkaitan
dengan iklim, terutama curah hujan. Air juga berkaitan dengan hutan, baik
kuantitasnya maupun kualitasnya. Faktor penting lain yang mempunyai pengaruh
besar pada kuantitas dan kualitas air yang tersedia ialah kegiatan manusia.

7
1. Kuantitas Air
Kuantitas air yang tersedia dipengaruh oleh hutan. Tajuk hutan menangkap air
hujan sehingga hanya sebagian dari air hujan yang sampai ke tanah dan
meresap ke dalamnya. Dinyatakan dalam pesen curah hujan, makin kecil curah
hujannya makin besar yang tertangkap. Pada hujan rintik-rintik hampir 100%
curah hujan tertangkap oleh tajuk. Oleh karena itu orang suka berteduh di
bawah pohon. Makin tertutup tajuk hutan, makin besar pula persen hujan yang
tertangkap. Air hujan yang tertangkap oleh tajuk menguap lagi.
Pohon-pohonan yang menyerap air tanah dan menyangkut ke semua bagian
tubuh. Air yang diserap itu menguap dari tubuh tumbuhan, terutama dari daun
yang mempunyai luas total yang besar. Proses penguapan dari tubuh tumbuhan
disebut transpirasi. Kombinasi dari proses penguapan dan transpirasidisebut
evapotranspirasi. Karena evapotranspirasi ini jumlah air yang tesedia untuk
manusia berkurang. Karena itu hutan sebenarnya bukan menambah, melainkan
mengurangi air yang tesedia.
Para peladang berpindah mengetahui hal ini. Mereka membuka hutan
perladangannya pada akhir musim hujan dan menggunakan biomassa hutan
yang ditebang untuk menutupi permukaan tanah. Dengan demikian air tanah
yang hilang karena penguapan dari permukaan tanah dan proses
evapotranspirasi hutan dalam musim kemarau berkurang. Selama musim
kemarau biomassa yang tersebar diladang mengering. Pada akhir musim
kemarau biomassa yang kering dibakar untuk melepaskan mineral yang
terkandung di dalamnya. Mineral yang terlepas itu menjadi pupuk tanamannya.
Praktik ini sering disebut kearifan ekologi tradisional.
Pada lain pihak hutan dengan sersah di lantainya menggemburkan tanah
sehingga memperbesar laju peresapan air ke dalam tanah. Efeknya dua, yaitu
pertama, memperbesar suplesi tanah dan kedua, mengurangi laju air larian,
yaitu air yang mengalir di permukaan tanah. Dengan demikian persebaran air
tanah dalam musim kemarau bertambah dan bahaya banjir dalam musim hujan
berkurang.

8
2. Kualitas Air
Pada hakikatnya antara aktivitas manusia dan timbulnya pencemaran terdapat
hubungan melingkar berbentuk siklus. Agar dapat hidup dengan baik manusia
beradaptasi dengan lingkungannya dan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
manusia mengembangkan teknologi. Akibat sampingan dari pengembangan
teknologi adalah bahan pencemar yang menyebabkan terjadinya pencemaran
lingkungan. Pencemaran lingkungan ini merupakan stimulus agar manusia
menyesuaikan diri terhadap lingkungan.
Air yang kita gunakan harus memenuhi kualitas sesuai dengan peruntukannya.
Masing-masing peruntukan mempunyai baku mutunya. Baku mutu untuk air
minum lebih ketat dari pada baku mutu untuk peruntukan yang lain, misalnya
untuk industri.
Berdasarkan peruntukannya, air (tidak termasuk air laut) di bagi empat
golongan, yaitu:
1. Golongan A, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum secara
langsung tanpa ada pengolahan terlebih dahulu.
2. Golongan B, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air baku untuk air
minum.
3. Golongan C, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan
dan pertenakan.
4. Golongan D, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian,
usaha perkotaan, industri, dan pembangkit tenaga listrik.
Pencemaran terjadi bila dalam lingkungan terdapat bahan yang menyebabkan
timbulnya perubahan yang tidak menyebabkan timbulnya perubahan yang tidak
diharapkan, baik yang bersifat fisik, kimiawi maupun biologis sehingga
mengganggu kesehatan eksistensi manusia, dan aktivitas manusia serta
organisme lainnya. Bahan penyebab pencemaran tersebut disebut bahan
pencemar atau polutan. Polusi disebabkan terjadinya faktor-faktor tertentu
yang sangat menentukan ialah : Jumlah penduduk, Jumlah sumberdaya alam
yang digunakan oleh setiap individu, Jumlah polutan yang dikeluarkan oleh
setiap jenis sumberdaya alam, dan Teknologi yang digunakan

9
Pencemaran air yang sangat umum ialah oleh partikel tanah yang berasal dari
erosi. Pencemaran air oleh partikel tanah nampak secara visual dari air yang
berwarna coklat. Pencemaran ini mengganggu peruntukan air untuk rumah
tangga. Karena kadarnya yang tinggi, biaya pengolahan air oleh PAM
mningkat dan tidak jarang air PAM pun berwarna coklat.
F. PENGKAJIAN BAGAIMANA METODE PENGUKURAN SUNGAI
Pengkajian metode pengukuran sungai dalam makalah ini mengenai kecapatan
aliran sungai dan debit aliran sungai
1 Kecepatan aliran sungai
Aliran air sungai merupakan suatu proses yang cukup kompleks. Air
bergerak turun melalui kanal sungai karena pengaruh gaya gravitasi.
Kecepatan aliran meningkat sesuai dengan kelerengan atau kemiringan
sungai. Aliran air tidak saja lurus tetapi dapat pula acak (turbulent). Energi
sungai meningkat sejalan dengan peningkatan kemiringan dan volume air
karenanya mampu membawa muatan sedimen. Aliran sungai sangat
fluktuatif dari waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat. Beberapa
variabel penting dalam dinamika sungai adalah: (1) debit air (discharge),
(2) kecepatan (velocity), (3) gradient, (4) Muatan sedimen (sediment load),
dan (5) base level (level terendah sungai).
1) Debit (discharge)
Debit adalah jumlah air yang melalui suatu titik tertentu dengan
interval waktu tertentu. Biasanya diukur dalam satuan meter kubik per
detik. Debit aliran sangat bermanfaat untuk mengetahui perubahan
pasokan air ke tubuh sungai utama dengan melakukan pengamatan
sehingga diketahui datangnya air ke tubuh sungai apakah dari aliran
permukaan atau dari rembesan airtanah yang masuk kedalam kanal
sungai. Air tanah sangat penting karena menjamin kelangsungan air
sungai sepanjang tahun yang disebut sebagai sungai permanen
(permanent streams). Jika pasokan air sungai tergantung dari musim,
maka sungai kadangkala kering dan kadangkala terisi air sehingga
disebut sungai tidak permanen (intermittent streams).

10
2) Kecepatan
Kecepatan aliran tidak sama sepanjang tubuh kanal sungai hal ini
tergantung dari bentuk, kekasaran kanal sungai dan pola sungai.
Kecepatan terbesar terletak pada bagian tengah kanal dan bagian atas
dari bagian terdalam kanal yang jauh dari seretan friksional pada
bagian dinding dan dasar kanal.
Pada sungai berkelok, zona kecepatan maksimum berada pada bagian luar
kelokan dan zona kecepatan minimum berada pada bagian dalam kelokan. Pola ini
sebagai penyebab penting terjadinya erosi secara lateral pada kanal sungai dan
migrasi pola sungai.
Kecepatan air mengalir secara proporsional terhadap kemiringan kanal sungai.
Tingkat kelerengan yang besar menghasilkan aliran yang lebih cepat dimana biasa
terjadi pada sungai di daerah pegunungan. Lereng yang sangat curam mendorong
berkembangnya air terjun dimana air bergerak jatuh bebas. Pada kelerengan
landai, menghasilkan kecepatan lambat bahkan mendekati nol. Aliran juga
tergantung dari volume air. Volume semakin besar, maka aliran menjadi lebih
cepat.
2 Debit Aliran sungai
Debit aliran adalah jumlah air yang mengalir dalam satuan volume per
waktu. Debit adalah satuan besaran air yang keluar dari Daerah Aliran
Sungai (DAS). Satuan debit yang digunakan adalah meter kubir per detik
(m3/s). Debit aliran adalah laju aliran air (dalam bentuk volume air) yang
melewati suatu penampang melintang sungai per satuan waktu
(Asdak,2002).
Dalam praktek, sering variasi kecepatan pada tampang lintang diabaikan,
dan kecepatan aliran dianggap seragam di setiap titik pada tampang lintang yang
besarnya sama dengan kecepatan rerataV, sehingga debit aliran adalah:
Q = AxV
Dengan : Q =Debit Aliran (m3/s)
A = Luas Penampang (m2)
V = Kecepatan Aliran (m/s)

11
Metode penelitian meliputi pengukuran langsung di lapangan. Pengukuran
langsung di lapangan meliputi pengukuran lebar, tinggi air, tinggi saluran
drainase, sisi miring, dan diameter pada masing-masing saluran drainase dari yang
berbentuk trapesium, persegi, dan lingkaran. Variabel yang diamati adalah debit
air pada masing-masing saluran drainase.
Pengukuruan debit dapat dilakukan dengan berbagai macam cara yaitu
(Arsyad,1989):
1. Pengukuran volume air sungai
2. Pengukuran debit dengan cara mengukur kecepatan aliran dan menentukan
luas penampang melintang sungai
3. Pengukuran dengan menggunakan bahan kimia yang dialirkan dalam
sungai
4. Pengukuran debit dengan membuat bangunan pengukur debit.

G. DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS)


Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah daerah dibatasi punggung-punggung
gunung dimana air hujan pada daerah tersebut akan ditampung oleh punggung
gunung tersebut dan akan dialirkan melalui sungai kecil ke sungai utama.
DAS termasuk suatu wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan
dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi menampung, menyimpan
dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke laut secara
alami, yang batas di darat merupakan pemisah topografis dan batas di laut sampai
dengan daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan.
Daerah aliran sungai ( Watershed) atau dalam skala luasan kecil disebut
Catchment Area adalah suatu wilayah daratan yang dibatasi oleh punggung bukit
atau batas-batas pemisah topografi, yang berfungsi menerima, menyimpan dan
mengalirkan curah hujan yang jatuh di atasnya ke alur-alur sungai dan terus
mengalir ke anak sungai dan ke sungai utama, akhirnya bermuara ke danau/waduk
atau ke laut.

12
H. DAERAH ALIRAN SUNGAI JAWA
Pulau jawa, Pulau dengan penduduk teladat dindonesia, memiliki 1.200
daerah aliran Sungai yang tersebar dari ujung barat Provinsi Banten hingga ujung
timur Provinsi Jawa timur.
Sejumlah daerah aliran sungai tersebut dikelola oleh 7 balai Pengelola
Daerah aliran sungai (BPDAS). ketujuh BPDAS serta wilayah Pengelolaannya
disajikan sebagai berikut:
1. BPDAS citarum ciliwung mengelola sesunlah 165 DAS dengan wilayah
keria Provinsi Banten, jawa barat, dan Dki Jakarta.

2. BPDAS Cimanuk citanduy mengelola sejumlah 115 DAS dengan


wilayah kerja provinsi jawa barat dan jawa tengah.
3. BPDAS Pemali jratun mengelola sejumlah 133 DAS dengan wilayah
kersa provinsi jawa tengah dan daerah istimewa yogyakarta.
I. HIDROGRAF BANJIR
Hidrograf adalah kurva yang memberi hubungan antara parameter aliran
dan waktu.
Hidrograf menggambarkan semua kombinasi dari karakteristik fisik DAS
(bentuk, ukuran, kemiringan, sifat tanah) dan karakteristik hujan (pola, intensitas
dan durasi)
Data hidrograf aliran sangat berguna dalam perencanaan sumber air dan
perencanaan perkiraan banjir. Sebab akibat antara hujan dan debit aliran sungai
pada Daerah Aliran Sungai (DAS)
Hidrograf banjir sungai selalu berubah tergantung masukannya. DAS yang
sebenarnya bersifat non-linier menurut waktu, berarti masukan input air DAS
dapat kapan saja dan dalam jumlah yang berbeda-beda. Pemodelan diperlukan
penyederhanaan sehingga diasumsikan DAS adalah sistem linier terhadap waktu,
untuk memastikan masukan yang terjadi setiap saat akan mengakibatkan aliran 47
yang sama. DAS memiliki respon tertentu terhadap masukan dengan besaran
tertentu. Konsep demikian dalam model hidrologi disebut dengan hidrograf banjir
Hidrograf banjir adalah hidrograf yang menentukan limpasan langsung
(direct runoff) dari hasil hujan efektif yang terjadi secara merata di seluruh DAS
dengan intensitas tetap dalam satu satuan waktu yang ditetapkan.

13
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Hidrologi merupakan ilmu yang mempelajari segala macam seluk – beluk
tentang air serta siklusnya yang terjadi di udara dan di permukaan bumi. Hidrologi
memiliki berbagai cabang – cabang yang masing – masing mempunyai pengertian
dan proses kerja yang berbeda namun tetap berhubungan dengan air. Cabang –
cabang tersebut seperti: hidrometeorologi, potamologi, geohidrologi, limnologi,
oceanologi, kriologi, hidrometri, siklus distribusi, kuantitas air dan Geohidrologi

Sungai adalah air yang mengalir secara alamiah melalui sebuah saluran
alam. Pada umumnya, sungai mengalir ke laut, tetapi terkadang sungai yang tidak
mengalir kelaut, biasanya sungai ini ada di gurun dan disebut creek/wadi.

Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah istilah geografi mengenai sebatang


sungai, anak sungai dan area tanah yang dipengaruhinya. Faktor yang
mempengaruhi DAS antara lain adalah, lebar dan kedalaman sungai, bentuk alam,
kondisi sungai, serta ada atau tidaknya hutan di pinggir sungai.

Aliran air sungai merupakan suatu proses yang cukup kompleks. Air
bergerak turun melalui kanal sungai karena pengaruh gaya gravitasi. Kecepatan
aliran meningkat sesuai dengan kelerengan atau kemiringan sungai. Aliran air
tidak saja lurus tetapi dapat pula acak (turbulent). Energi sungai meningkat sejalan
dengan peningkatan kemiringan dan volume air karenanya mampu membawa
muatan sedimen. Aliran sungai sangat fluktuatif dari waktu ke waktu dan dari
tempat ke tempat. Beberapa variabel penting dalam dinamika sungai adalah: (1)
debit air (discharge), (2) kecepatan (velocity), (3) gradient, (4) Muatan sedimen
(sediment load), dan (5) base level (level terendah sungai).

B. SARAN
Sebagai mahasiswa, sudah sepantasnya kita perlu memiliki kesadaran dari
dalam diri sendiri untuk melakukan penghematan air agar ketersediaan air terjaga
hingga masa yang akan datang.

14
DAFTAR PUSTAKA

https://noviafujalestariwahyani.wordpress.com/2015/06/14/makalah-hidrologi-
dan-lingkungan-judul-sungai/amp/

http://xiipa2hengki.blogspot.com/2011/12/cabang-ilmu-hidrologi.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Hidrologi

http://id.wikipedia.org/wiki/Asal_usul_air_di_Bumi

http://cakrawala-upi.blogspot.com/2013/07/asal-usul-air-di-planet-biru-bumi.html

http://bebasbanjir2025.wordpress.com/04-konsep-konsep-dasar/siklus-hidrologi/

http://bardowenang.blogspot.com/2010/04/siklus-air-di-bumi.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Hujan

15

Anda mungkin juga menyukai