Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH HIDROLOGI PERTANIAN

“Siklus Hidrologi”
Dosen Pengampuh: Dr.Ir.T.Edy Sabli, M.Si

Disusun Oleh:

FERRY SURYA DHARMA


204110234

FAKULTAS PERTANIAN

PRODI AGROTEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM RIAU (UIR)

PEKANBARU

2021/2022
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT
yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah
Hidrologi Pertanian, dengan judul: “Siklus Hidrologi”.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik
sehingga makalah ini dapat terselesaikan
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
di karenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh
karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukkan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semogah makalah
ini dapat memeberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan
DAFTAR ISI
Halaman

KATA PENGANTAR ................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................. ii

I. PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................... 2
B. Rumusan Masalah............................................................................... 2
C. Tujuan ............................................................................................... 2
II. DASAR TEORI ...................................................................................... 3
2.1 Definisi Hidrologi............................................................................... 3
III. PEMBAHASAN..................................................................................... 4
3.1 Pengertian Hidrologi .......................................................................... 4
3.2 Asal usul air di bumi........................................................................... 5
3.3 Siklus Hidrologi.................................................................................. 6
3.4 Jenis-jenis Siklus Hidrologi................................................................ 7
3.5 Terjadinya Siklus Hidrologi............................................................... 9
3.6 kondisi di Bumi jika tanpa ada air...................................................... 11
3.7 Kondisi Air di Bumi saat ini............................................................... 12
IV. PENUTUP............................................................................................... 14
A. Kesimpulan........................................................................................ 14
B. Saran.................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Hidrologi adalah ilmu yang berkaitan dengan air bumi, terjadinya,
peredaran dan agihanya, sifat sifat kimia dan fisikanya, dan reaksi dengan
lingkunganya, termasuk hubungan nya dengan mahluk hidup. (International
Glossary of Hidrologi 1974), Karena perkembanganya yang begitu cepat,
hidrologi menjadi ilmu dasar dari penggolongan sumberdaya air yang merupakan
pengembangan agihan dan banyak penggunaan air secara terencana. Banyak
proyek di dunia (Rekayasa air, Irigasi, Pengendalian Banjir, Drainase, Tenaga Air
dan lain lain.) Dilakukan dengan terlebih dahulu melaksanakan survei kondisi
kondisi hidrologi yang cukup. Survei Survei tersebut meliputi prosedur-prosedur
pengumpulan data lapangan, pemprosesan data dan karena itu menghasilkan data
sesuai dengan tujuan yang telah di rencanakan.
Kita sebagai mahasiswa geografi harus paham betul mengenai apa itu
hidrologi dan siklus hidrologi karena sebagai standar kompetensi kita sebagai
mahasiswa yang di proyeksikan menjadi tenaga survevor pemetaan, yang tentu
harus paham mengenai kondisi hidrologi.
Bumi Salah satu planet dalam tata surya yang mempunyai kandungan air
yang cukup banyak . Lapisan air yang menyelimuti bumi disebut hidrosfer.
Hidrosfer merupkan lapisan yang terdapat dibagian luar bumi terdiri atas air laut,
sungai, danau, air dalam tanah, dan resapan-respan. Presentase air paling banyak
terdapat dilautan, yakni sekitar 97,5%, dalam bentuk es 75%, dan dalam
bentuk uap di udara sekitar 0,001%. Air merupakan salah satu unsur yang vital
dalam kehidupan. Air dapat ditemukan di semua tempat di permukaan bumi ini.
Air merupakan sumber daya abiotik yang keberadaannya tidak dapat di
pisahkan dari kehidupan sehari-hari. Hampir semua kegiatan hidup manusia
bersinggungan langsung dengan air. Misalnya, air digunakan untuk keperluan
minum, memasak, mencuci, dan lain-lain. Dari contoh-contoh itu bisa kita jadikan
titik tolak untuk menyimpulkan seberapa penting peran air bagi kehidupan yang
ada dibumi. 
Namun pada kenyataannya, dewasa ini penggunaan air terus meningkat.
Laju pertumbuhan penduduk yang meningkat menyebabkan penggunaan air juga
turut meningkat. Akibatnya, kelangkaan air bersih pun terjadi. Apalagi disaat
musim kemarau seperti sekarang ini, banyak sekali deretan orang yang mengantri
untuk mendapatkan air bersih. Kelangkaan air bersih ini merupakan salah satu
masalah yang harus segera ditanggulangi.
Fenomena tersebut mendorong kami untuk menyusun makalah ini.
Dengan harapan para pembaca nantinya dapat mengerti bagaimana peran penting
air bagi kehidupan yang selanjutnya dapat menumbuhkan kesadaran untuk
menjaga ketersediaan air bersih bagi generasi mendatang.
B. Rumusan Masalah
Sebelum mengikuti lanjutan mata kuliah hidrologi kita harus mengetahui
berbagai hal mengenai hidrologi yaitu:
1. Apa pengertian Hidrologi ?
2. Bagimana Asal usul air di bumi ?
3. Apa itu siklus Hidrologi ?
4. Apa jenis jenis siklus Hidrologi ?
5. Bagaimana terjadinya siklus hidrologi ?
6. Bagimana jika di bumi tidak ada air ?
7. Bagimana kondisi air di bumi saat ini ?
C. Tujuan
Mahasiswa dapat mengikuti kuliah selanjutnya dengan lebih baik dengan
mengetahui dasar dasar ilmu hidrologi dan permesalahan dasar mengenai
hidrologi.
BAB II
DASAR TEORI

2.1 DEFINISI HIDROLOGI


Hidrologi adalah ilmu yang berkaitan dengan air bumi, terjadinya,
peredaran dan agihanya, sifat-sifat kimia dan fisikanya, dan reaksi dengan
lingkunganya, termasuk hubungannya dengan mahluk hidup. (International
Glossary of Hidrologi 1974).
Lebih jauh Ray K. Linsley dalam Yandi Hermawan (1986), menyatakan
pula bahwa: "Hidrologi ialah ilmu yang membicarakan tentang air yang ada di
bumi, yaitu mengenai kejadian, perputaran dan pembagiannya, sifat fisika dan
kimia, serta reaksinya terhadap lingkungan termasuk hubungannya dengan
kehidupan".
Singh, 1992 menyatakan bahwa hidrologi adalah ilmu yang membahas
karakteristik menurut waktu dan ruang tentang kuantitas dan kualitas air bumi,
termasuk di dalamnya proses hidrologi, pergerakan, penyebaran, sirkulasi
tampungan, eksplorasi, pengembangan dan manajement.
Menurut Marta dan Adidarma (1983), bahwa hidrologi adalah ilmu yang
mempelajari tentang terjadinya, pergerakan dan distribusi air di bumi, baik di atas
maupun dibawah permukaan bumi, tentang sifat kimia dan fisika air serta
reaksinya terhadap lingkungan dan hubunganya dengan kehidupan. Kebearadaan
air dalam kehidupan merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting, sebab
semua mahkluk hidup di bumi membutuhkan air sebagai salah satu sumber
kehidupan.
Dari beberapa pendapat di atas dapat dikemukakan bahwa hidrologi adalah
ilmu yang mempelajari tentang air, baik di atmosfer, di bumi, dan di dalam bumi,
tentang perputarannya, kejadiannya, distribusinya serta pengaruhnya terhadap
kehidupan yang ada di alam ini.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Pengertian hidrologi


Hidrologi mempelajari siklus air di alam raya. Siklus hidrologi atau siklus
air meliputi kejadian-kejadian air menguap ke udara, kemudian mengembun dan
menjadi hujan atau salju, masuk ke dalam tanah atau mengalir di atas permukaan
tanah, lalu berkumpul didanau atau laut, menguap lagi dan seterusnya (Asdak,
1995).
Tanah mempunyai peranan penting dalam siklus hidrologi. Kondisi tanah
menentukan jumlah air yang masuk ke dalam tanah dan mengalir pada permukaan
tanah. Besarnya jumlah aliran permukaan dan jumlah air yang dapat masuk ke
dalam tanah akan menentukan jumlah air yang bermanfaat bagi manusia ataupun
menentukan fluktuasi debit air di sungai yang terdapat pada suatu daerah
penampungan (Pairunan A, dkk, 1997).
Air yang masuk ke dalam tanah sebagian dimanfaatkan tanaman untuk
membentuk bahan organik dalam proses fotosintesa, sebagian diluapkan melalui
proses transpirasi. Air yang masuk dalam tanah dapat tertahan dalam tanah
sebelum diserap oleh tanaman, atau bergerak ke atas melalui pipa kapiler
kemudian menguap dari permukaan tanah, dapat juga terus bergerak sebagai air
perkolasi yang tidak dapat dimanfaatkan tanaman, (Pairunan A,dkk, 1985).
Pergerakan air di bumi yang merupakan suatu sistem yang tertutup, yang
berarti pergerakan air pada sistem tersebut selalu tetap berada pada sistemnya.
Energi panas matahari dan faktor-faktor iklim lainnya menyebabkan terjadinya
proses evaporasi pada permukaan vegetasi dan tanah, di laut dan badan-badan air
lainnya. Uap air sebagai hasil proses evaporasi akan terbawa oleh angin melintasi
daratan yang bergunung maupun pada daerah datar dan apabila keadaan atmosfer
memungkinkan sebagian dari uap air tersebut akan terkondenisasi dan turun
sebagai air hujan (Hakim,dkk, 1986 ).
Air diperlukan oleh tanaman untuk mengangkut unsur-unsur hara dan zat-
zat terlarut lain di dalam tanaman dan untuk produksi gula pada proses
fotosintesis, darimana tanaman memperoleh energi untuk pertumbuhan dan
menjadi dewasa. Sebagian besar air digunakan dalam proses transpirasi. Apabila
air hilang ke dalam atmosfer melalui transpirasi melebihi dari air yang diserap
tanaman dari tanah, maka air akan hilang dari sel-sel tanaman sehingga sel
tanaman kehilangan tegangan turgor dan akhirnya tanaman menjadi layu. Setiap
gejala kelayuan pada tanaman dapat dijadikan petunjuk bahwa pertumbuhan
tanaman akan terhenti. Pertumbuhan akan tergantung pada tegangan turgor yang
memungkinkan sel-sel baru terbentuk (Asdak,, 1995).
3.2 Asal usul air di bumi
Rosetta mengungkap air di Bumi bukan berasal dari komet. Ilmuwan pun
melirik asteroid sebagai sumber air yang menggenangi samudera. Namun peneliti
lain mengembangkan penjelasan alternatif yang juga berbasis data serupa.
Sejak Agustus wahana anatariksa Rosetta mengorbitkan komet
67P/Churyumow-Gerasimenko. Kini peneliti Badan Antariksa Eropa (ESA) itu
memublikasikan data pertama hasil analisa terhadap air yang terperangkap di
tubuh komet. Hasilnya, air yang membeku dikomet Chury berbeda dengan air
yang terdapat di permukaan Bumi, tulis tim ilmuwan yang dipimpin oleh Kathrin
Altwegg dari Universitas Bern di jurnal ilmiah, Science. Temuan tersebut
mengsampingkan komet sebagai sumber air di Bumi. Dalam analisanya, Atlwegg
dan timnya meneliti rasio Hidrogen berat dan Hidrogen ringan yang membentuk
air jika digabungkan dengan Oksigen. Ketika inti atom Hidrogen ringan cuma
memiliki satu Proton, Hidrogen berat alias Deutrium memiliki tambahan Neutron
pada inti atomnya.
Penelitian serupa pada komet lain menemukan jumlah Hidrogen berat
yang lebih sedikit. Altwegg mengatakan rasio Hidrogen berat berbeda-beda pada
komet dengan jenis yang sama. Seperti misalnya pada komet Haley. Kedua komet
terbentuk di Sabuk Kuiper. Namun secara umum, hasil penelitian itu
membuktikan bahwa air yang terperangkap di tubuh komet berbeda jauh dengan
air di Bumi. Setidaknya air di Bumi tidak berasal dari keluarga komet
Churyumov-Gerasimenko, begitu kesimpulan peneliti. Dengan temuan ini dunia
sains kembali melirik Asteroid sebagai sumber air di Bumi.
Asal usul air di Bumi sejauh ini belum bisa dijelaskan secara menyeluruh.
Teori yang populer menyebut samudera di Bumi terbentuk berkat hantaman
komet dan asteroid yang banyak terjadi pada awal pembentukan planet.
Penjelasan alternatif adalah bahwa Bumi sejak awal merupakan planet
yang kaya air. Teori tersebut dipublikasikan di jurnal Science belum lama ini.
Pada Asteoroid Vesta, para peneliti menemukan rasio Hidrogen berat dan
Hidrogen ringan yang serupa dengan air di Bumi.
Analisa tersebut menyimpulkan air sudah terbentuk di lingkaran terdalam
sistem tata surya muda dalam jumlah besar. Selama ini ilmuwan meyakini air di
Bumi berasal dari sabuk Kuiper yang berada di lingkaran terluar.
Namun studi yang lain mengungkap, sebagian air di Bumi berusia lebih
tua dari sistem matahari. Agustus silam peneliti dari Carnegie Institution for
Science di Washington mengklaim, air di Bumi berawal sebagai awan molekuler
di ruang antar bintang yang kemudian membentuk matahari dan planet.
3.3 Siklus Hidrologi
digambarkan sebagai suatu rangkaian yang rumit dari peredaran air dalam
berbagai Siklus hidrologi adalah prinsip dasar yang paling utama dalam hidrologi.
Siklus hidrologi ini wujud (cair dan uap air) pada permukaan, di bawah
permukaan bumi dan diatmosfir, dimana hukum kekentalan massa ditampilkan
sebagai azas yang paling mendasar.
Siklus hidrologi merupakan rangkaian peristiwa yang terjadi mulai dari air
saat jatuh ke bumi hingga menguap ke udara hingga kemudian jatuh kembali ke
bumi. Siklusnya tidak berpangkal dan berakhir dari laut ke atmosfir terus
kepermukaan tanah dan kembali kelaut, dalam pergerakannya untuk sementara air
akan tertahan didanau, sungai, tanah, atau air tanah dan dapat dimamfaatkan oleh
manusia, kemudian kembali ke atmosfir.
Siklus air, juga dikenal sebagai siklus hidrologi atau siklus H2O,
menggambarkan pergerakan air yang kontinu pada, di atas dan di bawah
permukaan bumi. Massa air di Bumi masih cukup konstan sepanjang waktu tetapi
pembagian air ke dalam waduk besar es, air tawar, air asin dan air di atmosfer
adalah variabel yang tergantung pada berbagai variabel iklim. Air bergerak dari
satu waduk yang lain, seperti dari sungai ke laut, atau dari laut ke atmosfer, oleh
proses pengupan (evaporation), pengembunan (condensation), curah hujan
(precipitation), resapan (infiltration), aliran permukaan (runoff), dan aliran bawah
permukaan (subsurface flow).
Dengan demikian, air terjadi melalui fase yang berbeda: cair, padat (es), dan gas
(uap).
Siklus air melibatkan pertukaran energi, yang menyebabkan terjadinya
perubahan suhu. Misalnya, ketika air menguap, tidak memakan banyak energi dari
sekitarnya dan mendinginkan lingkungan. Tetapi ketika mengembun, ini
melepaskan energi dan menghangatkan lingkungan. Pertukaran panas inilah yang
mempengaruhi iklim.
Tahap evaporasi siklus menjernihkan air yang kemudian mengisi ulang
tanah dengan air tawar. Aliran air cair dan es mengangkut mineral di seluruh
dunia. Hal ini juga membentuk kembali fitur geologi bumi, melalui proses erosi
dan sedimentasi siklus air juga penting untuk pemilaharaan ekosistem di planet
ini.
Matahari, yang mendorong siklus air, memanaskan air di samudera dan
laut. Air menguap menjadi uap air di udara Es, hujan dan salju dapat berubah
secara langsung menjadi uap air. Evapotranpirasi adalah air terjadi dari tanaman
dan menguap dari air tanah. Meningkatnya aliran udara yang membawa uap
sampai ke atmosfer dan temperatur yang lebih dingin akan menyebabkan itu
mengembun dan menjadi awan. Aliran udara yang menggerakan uap air di seluruh
dunia, sehingga partikel awan bertabrakan, tumbuh, dan jatuh dari lapisan
atmosfer bagian atas sebagai presipitasi. Beberpa presitipitasi jatuh sebagai salju
atau hujan es dan dapat terakumulasi sebagai es dan gletser, yang dapat menimpan
air bekuuntuk ribuan tahun. Kebanyakan air jatuh kembali ke lautan atau ke tanah
sebagai hujan, dimana air mengalir di atas tanah sebagai aliran (limpasan)
permukaan. Sebagaian aliran masuk sungai di lembah dalam lanskap, dengan
debit sungai air bergerak menuju lautan. Limpasan dan air yang muncul dari tanah
(air tanah) dapat disimpan sebagai air tawar di danau. Tidak semua limpasan
mengalir ke sungai, banyak yang meresap ke dalam tanah sebagai infilitrasi.
Sebagaian air menyerap ke dalam tanah mengisi ulang sumber air, yang dapat
menampung tawar untuk jangka waktu yang lama. Sebagaian resepan bisa berada
dekat dengan permukaan tanah dan bisa merembes kembali ke permukaan badan
air (dan laut) sebagai debit air tanah. Sebagaian tanah memiliki celah pada
permukaan tanah sehingga air keluar sebagai mata air tawar. Pada lembah sungai
dan banjir dataran sering kali ada pertukaran air secara kontinu antara air
permukaan dan tanah di zona hyporhei. Sering waktu, air kembali ke laut, untuk
melanjutkan siklus air.
3.4 Jenis-jenis Siklus Hidrologi
Siklus hidrologi yang tahapan-tahapannya telah dijelaskan di atas ternyata
tidak hanya terdiri atas satu macam saja. Siklus hidrologi ini terdiri atas beberapa
macam. Macam-macam siklus hidrologi ini dilihat dari panjang atau pendeknya
proses siklus hidrologi tersebut. Berdasarkan proses panjang dan pendeknya,
siklus hidrologi ini dibagi menjadi 3 macam yaitu:
a) siklus hidrologi pendek

Siklus hidrologi pendek merupakan siklus hidrologi yang tidak


mengalami proses adveksi. Uap air yang terbentuk melalui siklus hidrologi
akan diturunkan melalui hujan yang terjadi di daerah sekitar laut tersebut.
Penjelasan mengenai siklus hidrologi pendek ini adalah sebagai berikut:
 Air laut yang terkena pemanasan sinar matahari akan mengalami
penguapan danmenjadi uap air
 Uap air tersebut akan mengalami kondensasi dan membentuk awan
 Awan yang terbentuk tersebut akan menjadi hujan di sekitar
permukaan lauttersebut.
b) siklus hidrologi sedang

Siklus yang selanjutnya adalah siklus hidrologi sedang. Siklus


hidrologi sedang merupakan siklus hidrologi yang umum terjadi di
Indonesia. Hasil dari siklus hidrologi sedang ini adalah turunnya hujan di
atas daratan. Hal ini karena proses adveksi akan membawa awan yang
terbentuk ke atas daratan. penjelasan mengenai siklus hidrologi sedangini
adalah sebagai berikut:
 Air laut yang terkena pemanasan sinar matahari akan mengalami
penguapan danmenjadi uap air
 Uap air yang sudah terbentuk mengalami proses adveksi karena
adanya angin dantekanan udara, sehingga bergerak menuju ke
daratan
 Di atmosfer daratan, uap air tersebut akan membentuk awan dan
kemudian akan berubah menjadi hujan
 Air hujan yang jatuh di permukaan Bumi atau daratan akan
mengalami run off,menuju ke sungai dan kembali ke laut.
c) siklus hidrologi panjang

Siklus yang selanjutnya adalah siklus hidrologi panjang. Siklus


hidrologi panjang merupakan siklus hidrologi yang umum terjadi di daerah
beriklim sub tropis atau di daerah pegunungan. Melalui siklus hidrologi
panjang ini hujan tidak langsung berbentuk air, namun turun dalam bentuk
salju ataupun gletser terlebih dahulu. Penjelasan mengenai siklus hidrologi
panjang ini adalah sebagai berikut:
 Air laut yang terkena pemanasan sinar matahari akan mengalami
penguapan dan menjadi uap air
 Uap air yang telah terbetuk tersebut mengalami proses sublimasi
 Kemudian terbentuknya awan yang mengandung kristal-kristal es
 Awan mengalami proses adveksi dan kemudian bergerak ke
daratan
 Awan akan mengalami presipitasi dan turun sebagai salju
 Salju akan terakumulasi menjadi gletser
 Gletser tersebut akan mencair karena adanya pengaruh suhu udara
dan membentuk aliran sungai
 Air dari gletser dan mengalir di sungai tersebut kemudian akan
kembali ke laut.
Itulah macam- macam siklus hidrologi yang dilihat dari panjang
dan pendeknya proses yang terjadi. Contoh dari masing- masing proses
adalah hujan lokal di area lautan (siklus hidrologi pendek), hujan di daerah
tropis (siklus hidrologi sedang), dan hujan salju (siklus hidrologi panjang).
3.5 Terjadinya Siklus Hidrologi
Sebuah siklus pastilah mempunyai beberapa tahapan yang berangkai.
Tahapan-tahapan tersebut apabila tergabung antara satu dengan yang lainnya
maka akan terciptalah sebuah siklus. Dengan kata lain, siklus ini terjadi karena
adanya tahapan- tahapan yang saling berkaitan satu sama lain dan bentuknya
memutar. Siklus hidrologi ini setidaknya mencakup 9 tahap, yakni evaporasi,
transpirasi, evapotranspirasi, sublimasi, kondensasi, adveksi, presipitasi, run off,
dan infiltrasi. Siklus air secara umum dapat digambarkan dalam gambar
disamping. Gambar disamping menunjukkan langkah- langkah atau tahapan siklus
hidrologiyang membentuk gerakan memutar. Adra lebih jelas, masing- masing
tahapan tersebut akankita bahas sebagai berikut.
1. Evaporasi
Tahapan pertama dalam siklus hidrologi ini adalah evaporasi. Evaporasi
merupakan istilah lain dari penguapan. Siklus hidrologi akan dimulai dari
adanya penguapan. Penguapan yang mengawali terjadinya siklus hidrologi
adalah penguapan dari air yang ada di Bumi, seperti samudera, laut, danau,
rawa, sungai, bendungan (baca: bendungan terbesar di dunia), bahkan di areal
persawahan. Semua air tersebut akan berubah menjadi uap air karena adanya
pemanasan dari sinar matahari. Hal inilah yang disebut dengan evaporasi atau
penguapan.
2. Transpirasi
Selain evaporasi, ada bentuk penguapan lainnya yakni penguapan yang
berasal dari jaringan makhluk hidup. Penguapan yang terjadi di jaringan
makhluk hidup ini disebut sebagai transpirasi. Transpirasi ini terjadi di
jaringan hewan maupun tumbuhan. Sama halnya dengan evaporasi, transpirasi
ini juga mengubah air yang berwujud cairdari jaringan makhluk hidup tersebut
menjadi uap air. Uap air ini juga akan terbawa ke atas,yakni ke atmosfer.
Namun, biasanya penguapan yang terjadi karena transpirasi ini jumlahnya
lebih sedikit atau lebih kecil daripada penguapan yang terjadi karena
evaporasi.
3. Evapotranspirasi
Evapotranspirasi ini merupakan gabungan dari evapotasi dan juga
transpirasi. Sehingga dapat dikatakan bahwa evapotranspirasi ini merupakan
total penguapan air atau penguapan air secara keseluruhan, baik yang ada di
permukaan Bumi atau tanah maupun di jaringanmakhluk hidup. Dalam siklus
hidrologi, evapotranspirasi ini sangatlah mempengaruhi jumlahuap air yang
ternagkut ke atas atau ke atmosfer Bumi.
4. Sublimasi
Tahapan yang lainya adalah sublimasi. Jadi selain melalui proses
penguapan, naiknya uap air ke atmosfer ini juga terjadi melalui proses
sublimasi. Apa sebenarnya sublimasi itu?Sumblimasi merupakan proses
perubahan es di kutub atau di puncak gunung menjadi uap air,tanpa harus
melalui proses cair terlebih dahulu.
5. Kondensasi
Kondensasi merupakan proses berubahnya uap air menjadi partikel-
partikel es (baca: hujan es). Ketika uap air dari proses evaporasi, transpirasi,
evapotranspirasi, dan sublimasi sudah mencapai ketinggian tertentu, uap air
tersebut akan berubah menjadi partikel-partikel es yang berukuran sangat kecil
melalui proses konsendasi. Perubahan wujud ini terjadi karena pengaruh suhu
udara yang sangat rendah saat berada di ketinggian tersebut. Partikel- partikel
es yang terbentuk tersebut akan saling mendekati satu sama lain dan bersatu
hingga membentuk sebuah awan. Semakin banyak partikel es yang bersatu,
maka akan semakin tebal dan juga hitam awan yang terbentuk. Inilah hasil
dari proses kondensasi.
6. Adveksi
Adveksi ini terjadi setelah partikel- partikel es membentuk sebuah awan.
Adveksi merupakan perpidahan awan dari satu titik ke titik lainnya namun
masih dalam satu horisontal. Jadi setelah partikel- partikel es membentuk
sebuah awan yang hitam dan gelap,awan tersebut dapt berpindah dari satu titik
ke titik yang lain dalam satu horizontal.
7. Presipitasi
Awan yang telah mengalami proses adveksi tersebut selanjutnya akan
mengalami presipitasi. Presipitasi merupakan proses mencairnya awan hitam
akibat adanya pengaruh suhu udara yang tinggi. Pada tahapan inilah terjadinya
hujan. Sehingga awan hitam yang terbentuk dari partikel es tersebut mencair
dan air tersebut jatuh ke Bumi manjadi sebuah hujan. Namun, tidak semua
presipitasi menghasilkan air. Apabila presipitasi terjadi di daerah yang
mempunyai suhu terlalu rendah, yakni sekitar kurang dari 0 ᵒ Celcius, maka
prepitisasi akan menghasilkan hujan salju. Awan yang banyak mengandung
air tersebut akan turun ke litosfer dalam bentuk butiran- butiran salju tipis.
8. Run Off
Tahapan run off ini terjadi ketika sudah di permukaan Bumi. Ketika awan
sudahmengalami proses presipitasi dan menjadi air yang jatuh ke Bumi, maka
air tersebut akan mengalami proses run off. Run off atau limpasan ini
merupakan proses pergerakan air dari tempat yang tinggi menjuju ke tempat
yang lebih rendah yang terjadi di permukaan Bumi. Pergerakan air tersebut
dapat terjadi melalui saluran-saluran, seperti saluran got, sungai, danau, muara
sungai, hingga samudera. Proses ini menyebabkan air yang telah melalui
siklushidrologi akan kembali menuju ke lapisan hidrosfer Bumi.
9. Infiltrasi
Proses selanjutnya adalah proses infiltrasi. Air yang sudah berada di Bumi
akibat proses presipitasi, tidak semuanya mengalir di permukaan Bumi dan
mengalami run off. Sebagian dari air tersebut akan bergerak menuju ke pori-
pori tanah, merembes, dan terakumulasi menjadi air tanah. Sebagian air yang
merembes ini hanyalah sebagian kecil saja. Proses pergerakan air ke dalam
pori-pori tanah ini disebut sebagai proses infiltrasi. Proses infiltrasi akan
secara lambat membawa air tanah untuk menuju kembali ke laut.
3.6 kondisi di Bumi jika tanpa ada air
Ketika air hilang, bumi akan langsung berubah menjadi padang pasir besar
tanpa hujan dan badai sama sekali. Penyebab alam dimana air di seluruh bumi
akan menguap dengan sangat cepat hinggah tak terkendali, bahwa semua sungai,
danau, kolam, genangan dan larutan akan menghilang. Semua kehidupan di
sekelilingnya akan menghilang dalam hitungan jam dan benua-benua akan terlihat
sangat tinggi karena terbentuknya cekungan laut kosong yang rata-rata tinggi
kedalaman sebelumnya 3,8 km. kutub akan musnah dan bathymetry di bawahnya
akan menjadi terlihat seperti cerobong asap bergerigi, Antartika yang sebelumnya
penuh es akan menjadi terlihat seperti kumpulan bebatuan kering penuh dengan
gunung dan ngarai yang gk terduga.
Tidak hanya cuman itu saja, temperatur bumi juga akan menjadi jauh lebih
panas. Lautan adalah penyerap karbon yang terbaik di dunia, banyak energi
thernal terjebak di atmosfer planet oleh gas rumah kaca akhirnya tersimpan di
lautan dunia. Planet dengan karbon dioksida yang terlalu banyak, metana berlebih
dan air yang gak cukup akan menimbulkan efek pemanasan global yang drastis.
Contoh Venus, secara geologi sangat sama dengan bumi kita dan dulunya punya
sejumlah air di permukaannya. Hal tersebut tidak bisa bertahan mengingat
banyaknya karbon dioksida yang terbentuk di atmosfernya, yang umumnya datang
dari letusan gunung berapi yang kuat. Beberapa karbon dioksidanya memang
hilang ke air, tapi pada akhirnya planet tersebut menjadi terlalu panas dan airnya
mendidih menguap ke luar angkasa. Ini menjadikan Venus gak memiliki penyerap
karbon selain atmosfernya, jadi planet tetangga bumi ini terus memanas hingga
akhirnya mencapai temperatur permukaan 462°C. Tanpa adanya air di bumi
setelah serangan dehidrasi hebat di tahun 2017, bisa jadi planet bumi mengalami
hal yang sama.
3.7 Kondisi Air di Bumi saat ini

Permintaan air yang terus meningkat dan perubahan iklim mengancam


ketersediaan air dunia. Hal ini terungkap dalam siaran pers yang diterbitkan oleh
Perserikatan Bangsa Bangsa kemarin (12 Maret, 2012). Jumlah permintaan
pangan yang melampaui perkiraan, urbanisasi yang terus meningkat dan
perubahan iklim adalah faktor utama yang menyebabkan air bersih semakin
langka. Semua ini tercantum dalam Laporan Perkembangan Air Dunia PBB (UN
World Water Development Report) yang diluncurkan bersamaan dengan acara
Forum Air Dunia di Marseille.
Menurut PBB, dunia perlu melakukan perubahan radikal cara pengelolaan
sumber daya penting ini agar bisa memenuhi kebutuhan masyarakat pada masa
datang.
Dari laporan tersebut juga terungkap, pada 2050, permintaan pangan dunia
akan naik sebesar70%, menyebabkan kebutuhan air untuk pertanian melonjak
sebesar 19%. Saat ini sebanyak70% air tawar ( freshwater ) sudah digunakan
untuk kebutuhan pertanian
BAB 1V
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Hidrologi adalah ilmu yang berkaitan dengan air bumi, terjadinya,
peredaran dan agihanya, sifat-sifat kimia dan fisiknya, dan reaksi dengan
lingkunganya, termasuk hubunganya dengan mahluk hidup. (International
Glossary of Hidrologi 1974), Karena perkembanganya yang begitu cepat,
hidrologi menjadi ilmu dasar dari penggolongan sumber daya air yang merupakan
pengembanga agihan dan banyak penggunaan air secara terencana. Banyak
proyek di dunia (Rekayasa air , Irigasi, Pengendalian Banjir, Drainase, Tenaga Air
dan lain-lain). Dilakukan dengan terlebih dahulu melaksanakan survei kondisi-
kondisi hidrologi yang cukup. Survei-urvei tersebut meliputi prosedur prosedur
pengumpulan data lapangan, pemprosesan data dan karena itu menghasilkan data
sesuai dengan tujuan yang telah direncanakan.
Kita sebagai mahasiswa geografi harus paham betul mengenai apa itu
hidrologi dansiklus hidrologi karena sebagai standar kompetensi kita sebagai
mahasiswa yang di proyeksikan menjadi tenaga surveyor pemetaan, yang tentu
harus paham mengenai kondisi hidrologi dapat dimamfaatkan oleh manusia,
kemudian kembali keatmosfir.
Siklus air, juga dikenal sebagai siklus hidrologi atau siklus H2O,
menggambarkan pergerakan air yang kontinu pada, di atas dan di bawah
permukaan bumi. Massa air di Bumimasih cukup konstan sepanjang waktu tetapi
pembagian air ke dalam waduk besar es, airtawar, air asin dan air di atmosfer
adalah variabel yang tergantung pada berbagai variabeliklim. Air bergerak dari
satu waduk yang lain, seperti dari sungai ke laut, atau dari laut keatmosfer, oleh
proses pengupan (evaporation), pengembunan (condensation),curah
hujan(precipitation), resapan (infiltration), aliran permukaan (runoff), dan aliran
bawah permukaan(subsurface flow).
Permintaan air yang terus meningkat dan perubahan iklim mengancam
ketersediaanair dunia. Hal ini terungkap dalam siaran pers yang diterbitkan oleh
Perserikatan BangsaBangsa kemarin (12 Maret, 2012). Jumlah permintaan pangan
yang melampaui perkiraan,urbanisasi yang terus meningkat dan perubahan iklim
adalah faktor utama yang menyebabkanair bersih semakin langka. Semua ini
tercantum dalam Laporan Perkembangan Air DuniaPBB (UN World Water
Development Report) yang diluncurkan bersamaan dengan acaraForum Air Dunia
di Marseille.
kesimpulannya, manusia akan musnah jika semua air yang ada di bumi
menghilang.Bumi akan menjadi planet yang dipenuhi padang pasir dengan bentuk
ekstrim yang sangatgak jelas perbedaan antara dataran tinggi dan titik terendahnya
(gak bulat lagi). Di antara pasir-pasit itu akan hiduplah para extremophiles yang
mencari cara untuk berevolusi danmungkin akan menjadi pengganti manusia
sebagai makhluk hidup utama di bumi.
4.2 Saran
Mata kuliah hidrologi kedepanya mudah mudahan sering mengangkat
studi kasusmengenai air dan menganalsis nya tidak hanya sekedar teori teori dasar
mengenai hidrologi.
DAFTAR PUSTAKA
Chay Asdak. 2007. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai.
Yogyakarta: GadjahMada University Press.
David Keith Todd. 1980. Ground Water Hydrology. New York: John
Wiley & Sons, Inc.Ersin Seyhan. 1995. Dasar-Dasar Hidrologi. Yogyakarta:
Gadjah Mada UniversityPress.
Suyono Sosrodarsono. 1977. Hidrologi Untuk Pengairan. Jakarta: Pradnya
Paramita.
http://www.mongabay.co.id/2018/03/22/foto-gambaran-kondisi-air-di-
indonesia-kini/ 
https://www.idntimes.com/science/discovery/bayu/apa-yang-terjadi-jika-
air-hilang-sama-sekali-dari-bumi/full 
http://www.hijauku.com/2012/03/13/pasokan-air-dunia-semakin-menipis/ 
Wikipedia. SIKLUS AIR. Diambil dari
http://id.wikipedia.org/wiki/Siklus_air.Diakses Pada 20 September 2012.
Organisasi Orang Komunitas & Perpustakaan Online Indonesia. 2008.
Jenis/Macam Siklus Hidrologi. Diambil dari http://organisasi.org/jenis-macam-
siklus-hidrologi-siklus-air-pendek-sedang-panjang-di-bumi. Diakses Pada 21
September 2012.
Smart Klik. 2010. Pengertian Siklus Hidrologi. Diambil dari
http://www.g-excess.com/34757/pengertian-siklus-hidrologi/. Diakses Pada 21
September 2012.

Anda mungkin juga menyukai