Anda di halaman 1dari 19

PAPER SISTIM ENZYMATIK MIKROBA

TUGAS MATA KULIAH MIKROBIOLOGI

DOSEN PENGAMPU:

Ir. SULHASWARDI, MP

DISUSUN OLEH:

DINDA TRY AGUSTINA (204110145)

AGROTEKNOLOGI 3 C

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS ISLAM RIAU

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang menjadi tugas
mata kuliah Mikrobiologi Pertanian yang berjudul “Sistem Enzymatik Mikroba”.
Penyusunan makalah ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang tujuan yang
hendak dicapai.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak


yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Terkhusus kepada bapak dosen
“Ir. Sulhaswardi Anwar, M.P” selaku dosen pengampu mata kuliah Mokrobiologi
Pertanian, yang telah memberikan teori-teori dan pengalaman dalam bidang
Mikrobiologi Pertanian, sehingga banyaknya masukan-masukan yang kami terima.

Demikian makalah ini kami hadirkan dengan segala kelebihan dan


kekurangan. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang membangun demi perbaikan
makalah ini, sangat di harapkan. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan
pengetahuan bagi pembaca.

Pekanbaru, 11 November 2021

DINDA TRY AGUSTINA


PENDAHULUAN

Latar Belakang

Enzim adalah unit fungsional dari metabolisme sel, bekerja dengan


urutan-urutan yang teratur, mengkatalisis ratusan reaksi bertahap yang
menyimpan dan mentransformasikan energi kimiawi dan membuat makro
molekul sel dari prekusor sederhana (Lehninger, 1990). Istilah enzim berasal dari
bahasa Yunani, yaitu enzyme yang artinya di dalam sel. Enzim memegang
peranan penting dalam proses pencernaan makanan maupun proses metabolisme
zat-zat makanan dalam tubuh. Fungsi enzim adalah mengurangi energi aktivasi,
yaitu energi yang diperlukan untuk mencapai status transisi (suatu bentuk dengan
tingkat energi tertinggi) dalam suatu reaksi kimiawi (Winarno, 1986).

Enzim merupakan golongan protein yang paling banyak terdapat dalam sel
hidup dan mempunyai fungsi penting sebagai biokatalisator pada reaksi-reaksi
biokimia. Enzim memiliki sifat yang khas yaitu sangat aktif walaupun dengan
konsentrasi yang rendah, sangat selektif dan tanpa temperatur dan tekanan yang
tinggi. Kelebihan sifat yang dimiliki oleh enzim tersebut menyebabkan reaksi
yang dikatalisis secara enzimatik lebih efisien dibandingkan reaksi yang
dikatalisis oleh katalis kimia (Saktiwansyah, 2001).

Enzim dapat diproduksi oleh mikroba atau bahan lainnya seperti hewan
dan tumbuhan. Enzim juga dapat diisolasi dalam bentuk murni. Enzim merupakan
senyawa protein yang dapat mengkatalisis seluruh reaksi kimia dalam sistem
biologis. Semua enzim murni yang telah diamati sampai saat ini adalah protein.
Aktivitas katalitiknya bergantung kepada integritas strukturnya sebagai protein
(Winarno, 1986).
Enzim

Enzim merupakan larutan koloid atau katalis organik yang dihasilkan


organisme. Enzim meningkatkan kecepatan reaksi yang dikatalisnya, artinya setiap
enzim hanya dapat bekerja pada satu macam senyawa atau rekasi kimia. Hal ini
disebabkan perbedaan struktur kimia tiap enzim bersifat tetap. Enzim mampu
mempercepat reaksi kimia paling sedikit 1 juta kali lebih cepat dari reaksi yang tidak
dikatalis. Laju reaksi yang dikatalis enzim lebih cepat dari katalis lain. Dalam sintetis
enzim, parameter lingkungan sangat mempengaruhi.

adalah suatu katalisator protein yang dapat mempercepat reaksi kimia yang
terjadi pada makhluk hidup dalam sistem biologi. Dalam mengkatalisis reaksi
tersebut enzim bersifat sangat spesifik, sehingga meskipun jumlah enzim ribuan
dalam sel dan subtratpun sangat banyak tidak akan terjadi kekeliruan. Enzim
merupakan protein khusus yang dapat bergabung dengan suatu substrat spesifik untuk
mengkatalisasi reaksi biokimia dari substrat tersebut. Dalam reaksi tersebut enzim
mengubah senyawa yang disebut substrat menjadi bentuk senyawa baru yang disebut
produk. Enzim memiliki substrat spesifik dan reaksi kimia yang spesifik untuk
dikatalisnya. Dalam jumlah yang kecil, enzim dapat mengatur reaksi tertentu
sehingga dalam keadaan normal tidak terjadi penyimpangan hasil reaksi. Karena
Enzim mengkatalisator rekasi-reaksi di dalam sistem biologis, maka enzim disebut
sebagai biokatalisator

Enzim bekerja dengan cara menempel pada permukaan molekul zat-zat yang
bereaksi dan dengan demikian mempercepat proses reaksi. Percepatan terjadi karena
enzim menurunkan energi pengaktifan yang dengan sendirinya akan mempermudah
terjadinya reaksi. Sebagian besar enzim bekerja secara khas, yang artinya setiap jenis
enzim hanya dapat bekerja pada satu macam senyawa atau reaksi kimia. Hal ini
disebabkan perbedaan struktur kimia tiap enzim yang bersifat tetap.

Enzim yang strukturnya sempurna dan aktif mengkatalisis, bersama-sama dengan


koenzim atau gugus logamnya disebut holoenzim.

Sistim Enzimatik Pada Mikroorganisme

Reaksi enzimatik akan berlangsung apabila substrat tersedia dan bagian sisi aktif
enzim dalam keadaan kosong. Substrat akan memasuki bagian sisi aktif enzim dan
bagian sisi aktif tersebut akan mengalami perubahan bentuk dengan mengelilingi
substrat. Kemudian terbentuklah ikatan lemah enzim-substrat. Di dalam sisi aktif,
substrat akan diubah menjadi produk, selanjutbya akan dilepaskan dari enzim. Begitu
seterusnya sampai bagian sisi aktif tersebut dapat ditempati oleh substrat yang lain.

Enzim dapat bekerja dengan beberapa cara:

1. Menurunkan energi aktivasi dengan menciptakan suatu lingkungan yang mana


keadaan transisi terstabilisasi. Contohnya mengubah bentuk substrat menjadi
konformasi keadaan transisi ketika ia terikat dengan enzim.

2. Menurunkan energi dalam keadaan transisi tanpa mengubah bentuk substrat


dengan menciptakan lingkungan yang memiliki distribusi muatan yang berlawanan
dengan keadaan transisi.

3. Menyediakan lintasan reaksi alternatif. Contohnya bereaksi dengan substrat


sementara waktu untuk membentuk kompleks enzim-substrat antara.

4. Menurunkan perubahan entropi reaksi dengan menggiring substrat bersama


pada orientasi yang tepat untuk bereaksi. Menariknya, efek entropi ini melibatkan
destabilisasi keadaan dasar dan kontribusinya terhadap katalis relatif kecil.
Mekanisme kerja enzim dapat dijelaskan dengan dua hipotesis, yaitu hipotesis
gembok dan anak kunci dan hipotesis kecocokan yang terinduksi.

a. Hipotesis Gembok dan Anak Kunci (Lock and Key)

Menurut hipotesis yang dikemukakan oleh Emil Fischer, bagian sisi aktif enzim
mempunyai bentuk spesifik dan tidak fleksibel. Suatu enzim hanya dapat ditempati
oleh substrat tertentu saja. Enzim dan substrat bergabung bersama membentuk
kompleks, seperti kunci yang masuk dalam gembok. Di dalam kompleks, substrat
dapat bereaksi dengan energi aktivasi yang rendah. Setelah bereaksi, kompleks lepas
dan melepaskan produk serta membebaskan enzim.
Gambar Hipotesis Gembok dan Anak Kunci (Lock and Key)

b. Hipotesis Induced Fit

Menurut hipotesis ini, bagian sisi aktif enzim bersifat fleksibel terhadap substrat yang
masuk. Apabila ada substrat yang masuk ke bagian sisi aktif, maka bagian ini akan
mengalami perubahan bentuk mengikuti substrat. Ketika produk sudah terlepas dari
kompleks, selanjutnya enzim tidak aktif menjadi bentuk yang lepas.
Sehingga, substrat yang lain kembali bereaksi dengan enzim tersebut.

Gambar Hipotesis Induced Fit


Peranan dan Penamaan Enzim

Tatanama enzim telah diresmikan menurut Persetujuan Internasional dengan bantuan


“Commission of Enzymes of the International Union of Biochemistry”. Namun nama-
nama umum atau nama biasa masih tetap banyak digunakan karena sudah lazim dan
mudah. Untuk menamakan enzim digunakan akhiran -ase dan ini hanya digunakan
untuk enzim tunggal. Untuk penamaan suatu kompleks yang terdiri dari beberapa
enzim didasarkan pada reaksi keseluruhan yang dikatalisis olehnya menggunkaan
sistem. Nama resmi atau nama sistematik dibentuk menurut aturan-aturan yang pasti,
memberikan petunjuk mengenai apa substratnya dan macam reaksi yang dikatalisnya.
Enzim dibedakan menjadi enam kelompok, yaitu: oksidoreduktase, transferase,
hidrolase, liase, isomerase dan ligase.

1. Oksidoreduktase

Reaksi katalitiknya adalah dalam reaksi transfer elektron (pemindahan elektron atau
atom hidrogen). Enzim ini terbagi menjadi enzim oksidase dan enzim reduktase.
Enzim oksidase terbagi menjadi kelompok kecil enzim dehidrogenase dan katalase.
Enzim dehidrogenase memegang peranan penting dalam pengubahan zat-zat organik
menjadi hasil-hasil oksidasi. Enzim katalase menguraikan hidrogen peroksida
menjadi air dan hidrogen.

2. Transferase

Enzim transferase mentransfer gugusan kimia fungsional (fosfat, amino, metil, dsb)
dari suatu substrat ke substrat lain. Reaksi pemindahan ini tidak menghasilkan energi,
tetapi mengubah substrat menjadi senyawa yang dapat dioksidasi atau menjadi
senyawa yang dapat digunakan untuk sintesis material sel. Salah satu enzim yang
termasuk dalam transferase yakni enzim transaminase, yang berperan memindahkan
gugusan amina dari suatu asam amino ke suatu asam organik sehingga hasil terakhir
berubah menjadi suatu asam amino.

3. Hidrolase

Enzim hidrolase merupakan sekumpulan enzim yang menguraikan suatu zat dengan
pertolongan air, disebut hidrolase karena enzim ini menghidrolisis molekulmolekul
besar menjadi komponen-komponen kecil yang dapat digunakan. Berdasarkan
substrat yang diuraikan, enzim hidrolase dibagi atas kelompok kecil yakni enzim
karbohidrase, esterase dan proteinase.

a) Karbohidrase, yakni enzim-enzim yang menguraikan golongan karbohidrat.


Misalnya: Amilase, yakni enzim yang menguraikan amilum (suatu polisakarida)
menjadi maltosa (disakarida).
Maltase, yakni enzim yang menguraikan maltosa menjadi glukosa.

Sukrase, yaitu enzim yang mengubah sukrosa (gula tebu) menjadi glukosa dan
fruktosa.
Laktase, yaitu enzim yang mengubah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa.
Selulase, yakni enzim yang menguraikan selulosa (suatu polisakarida) menjadi
selobiosa (suatu disakarida).
Pektinase, yakni enzim yang menguraikan pektin menjadi asam pektin.
b) Esterase, yakni enzim-enzim yang memecah golongan ester. Misalnya:
Lipase, yaitu enzim yang menguraikan lemak menjadi gliserol dan asam lemak.
Fosfatase, yaitu enzim-enzim yang menguraikan suatu ester hingga terlepas asam
fosfat.

c) Proteinase, yakni enzim-enzim yang menguraikan golongan


protein. Misalnya:
Peptidase, yaitu enzim yang menguraikan peptida menjadi asam amino.

Gelatinase, yakni enzim yang menguraikan gelatin.


Renin, yaitu enzim yang menguraikan kasein dari susu.

4. Liase

Mengkatalisis reaksi penambahan gugusan ikatan ganda pada molekul dan


membuang gugusan non-hidrolitik dengan meninggalkan ikatan ganda.

5. Isomerase

Enzim Isomerase berperan dalam reaksi isomerasi (pengubahan suatu senyawa


menjadi isomernya, misalnya senyawa yang memiliki atom-atom yang sama tetapi
berbeda struktur molekulnya).

6. Ligase

Enzim ligase berperan dalam reaksi penggabungan dua molekul menjadi satu
molekul atau pembentukan ikatan disertai pemecahan atau penambahan ATP (adenin
triphosphat).

Mekanisme Bekerjanya Enzim


Enzim meningkatkan kecepatan reaksi dengan cara menurunkan energi
aktivasi. Energi aktivasi adalah energi yang diperlukan untuk mengaktifkan suatu
reaktan sehingga dapat bereaksi untuk membentuk senyawa lain. Energi potensial
hasil reaksi menjadi lebih rendah dari pada pereaksi, sehingga kesetimbangan reaksi
menuju ke hasil reaksi. Adanya enzim menyebabkan energi aktivasi menjadi lebih
rendah, tetapi enzim tidak mempengaruhi letak kesetimbangan reaksi. Saat
berlangsungnya reaksi enzimatik terjadi ikatan sementara antara enzim dengan
substratnya (reaktan). Ikatan sementara ini bersifat labil dan hanya untuk waktu yang
singkat saja. Selanjutnya ikatan enzim-substrat akan pecah menjadi enzim dan hasil
akhir. Enzim yang terlepas kembali setelah reaksi dapat berfungsi lagi sebagai
biokatalisator untuk reaksi yang sama.

E + S ES E + P

Keterangan: E: Enzim, S: Substrat (reaktan), ES: ikatan sementara, P: Hasil reaksi

Sistem enzim-substrat untuk tiap-tiap reaksi enzimatik bersifat khusus.


Kestabilan ikatan enzim-substrat ditentukan oleh konstanta Michaelis (Km).

Struktur Enzim

Pada umumnya enzim tersusun dari protein. Protein penyusun enzim dapat
berupa protein sederhana atau protein yang terikat pada gugusan non-protein. Banyak
enzim yang hanya terdiri protein saja, misal tripsin. Dialisis enzim dapat memisahkan
bagian-bagian protein, yaitu bagian protein yang disebut apoenzim dan bagian
nonprotein yang berupa koenzim, gugus prostetis dan kofaktor ion logam. Masing-
masing bagian tersebut apabila terpisah menjadi tidak aktif. Apoenzim apabila
bergabung dengan bagian nonprotein disebut holoenzim yang bersifat aktif sebagai
biokatalisator. Koenzim dan gugus prostetik berfungsi sama.

Koenzim adalah bagian yang terikat secara lemah pada apoenzim (protein).
Gugus prostetik adalah bagian yang terikat dengan kuat pada apoenzim. Koenzim
berfungsi menentukan jenis reaksi kimia yang dikatalisis enzim. Ion logam
merupakan komponen yang sangat penting, diperlukan untuk memantapkan struktur
protein dengan adanya interaksi antar muatan.

Jenis – Jenis Enzim

1) Jenis enzim berdasarkan biosintesis


Berdasarkan biosintesisnya, enzim dibedakan menjadi dua jenis, yaitu
enzim konstitutif dan enzim induktif (Lidya dan Djenar, 2000) :
 Enzim konstitutif, yaitu enzim yang selalu tersedia di dalam sel
mikroba dalam jumlah yang relatif konstan.
 Enzim induktif, yaitu enzim yang ada dalam jumlah sel yang tidak
tetap, tergantung pada adanya induser. Enzim induktif ini jumlahnya
akan bertambah sampai beberapa ribu kali bahkan lebih apabila dalam
medium mengandung substrat yang menginduksi, terutama bila
substrat penginduksi merupakan satu-satunya sumber karbon.

2) Jenis enzim berdasarkan tempat kerja


Berdasarkan tempat atau lokasi kerjanya, enzim dapat dibedakan
dalam dua jenis, yaitu enzim endoenzim dan enzim eksoenzim (Soedigdo,
1988) :
 Enzim Endoenzim (intraseluler), yaitu enzim yang dihasilkan di dalam
sel yaitu pada bagian membran sitoplasma dan melakukan
metabolisme di dalam sel.
 Enzim Eksoenzim (ekstraseluler), yaitu enzim yang dihasilkan sel
kemudian dikeluarkan melalui dinding sel sehingga terdapat bebas
dalam media yang mengelilingi sel dan bereaksi memecah bahan
organik tanpa tergantung pada sel yang melepaskannya.

3) Jenis enzim berdasarkan reaksi yang dikatalisa


Berdasarkan reaksi yang dikatalisa, enzim diklasifikasikan menjadi
enam kelas utama, dimana masing-masing kelas dibagi lagi ke dalam sub
kelas. Berikut adalah klasifikasi enzim secara internasional berdasarkan reaksi
yang dikatalisis (Lehninger, 1990) :
4) Jenis enzim pupoler dalam industri
Terdapat beberapa enzim penting yang digunakan pada dunia industri
dalam jumlah yang besar, yaitu enzim yang menghidrolisis karbohidrat, enzim
yang bekerja pada pektin, enzim yang bekerja pada minyak dan lemak serta
enzim pengurai protein. Jenis enzim yang banyak digunakan di industri antara
lain amilase, protease, katalase, isomerase dan penicillin asilase. Enzim yang
digunakan untuk keperluan analitik antara lain glucose oxidase, galactose
oxidase, alcohol dehydrogenase, hexokinase, muramidase dan cholesterol
oxidase. Enzim yang digunakan untuk obat-obatan antara lain asparaginase,
protease, lipase, dan streptokinase.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Reaksi Enzimatik

Protein adalah bagian utama enzim yang dihasilkan sel, maka semua
hal yang dapat mempengaruhi protein dan sel akan berpengaruh terhadap
reaksi enzimatik.

1. Substrat (reaktan)
Kecepatan reaksi enzimatik umumnya dipengaruhi kadar substrat.
Penambahan kadar substrat sampai jumlah tertentu dengan jumlah enzim yang
tetap, akan mempercepat reaksi enzimatik sampai mencapai maksimum.
Penambahan substrat selanjutnya tidak akan menambah kecepatan reaksi.
Kecepatan reaksi enzimatik juga dipengaruhi kadar enzim, jumlah
enzim yang terikat substrat (ES) dan konstanta Michaelis (Km). Km
menggambarkan mesetimbangan disosiasi kompleks ES menjadi enzim dan
substrat. Nilai Km kecil berarti enzim mempunyai afinitas tinggi terhadap
substrat maka kompleks ES sangat mantap, sehingga kesetimbangan reaksi
kearah kompleks ES. Apabila nilai Km besar berarti enzim mempunyai
afinitas rendah terhadap substrat, sehingga kesetimbangan reaksi kearah E +
S.

2. Suhu
Seperti reaksi kimia pada umumnya, maka reaksi enzimatik
dipengaruhi oleh suhu. Kenaikan suhu sampai optimum akan diikuti pula oleh
kenaikan kecepatan reaksi enzimatik. Kepekaan enzim terhadap suhu pada
keadaan suhu melebihi optimum disebabkan terjadinya perubahan fisikokimia
protein penyusun enzim. Umumnya enzim mengalami kerusakan (denaturasi)
pada suhu diatas 50oC. Walaupun demikian ada beberapa enzim yang tahan
terhadap suhu tinggi, misalnya taka-diastase dan tripsin.

3. Kemasaman (pH)
pH dapat mempengaruhi aktivitas enzim. Daya katalisis enzim
menjadi rendah pada pH rendah maupun tinggi, karena terjadinya denaturasi
protein enzim. Enzim mempunyai gugus aktif yang bermuatan positif (+) dan
negatif (-). Aktivitas enzim akan optimum kalau terdapat keseimbangan antara
kedua muatannya. Pada keadaan masam muatannya cenderung positif, dan
pada keadaan basis muatannya cenderung negatif sehingga aktivitas enzimnya
menjadi berkurang atau bahkan menjadi tidak aktif. pH optimum untuk
masing-masing enzim tidak selalu sama. Sebagai contoh amilase jamur
mempunyai pH optimum 5,0, arginase mempunyai pH optimum 10.
4. Penghambat enzim (inhibitor)
Inhibitor enzim adalah zat atau senyawa yang dapat menghambat
enzim dengan beberapa cara penghambatan sebagai berikut :
a) Penghambat bersaing (kompetitif)
Penghambatan disebabkan oleh senyawa tertentu yang
mempunyai struktur mirip dengan substrat saat reaksi enzimatik akan
terjadi. Misalnya asam malonat dapat menghambat enzim
dehidrogenase suksinat pada pembentukan asam fumarat dari suksinat.
Struktur asam suksinat mirip dengan asam malonat. Dalam reaksi ini
asam malonat bersaing dengan asam suksinat (substrat) untuk dapat
bergabung dengan bagian aktif protein enzim dehidrogenase.
Penghambatan oleh inhibitor dapat dikurangi dengan
menambah jumlah substrat sampai berlebihan. Daya penghambatannya
dipengaruhi oleh kadar penghambat, kadar substrat dan aktivitas relatif
antara penghambat dan substrat.

b) Penghambat tidak bersaing (non-kompetitif)


Zat-zat kimia tertentu mempunyai afinitas yang tinggi terhadap
ion logam penyusun enzim. Senyawa-senyawa seperti sianida, sulfida,
natrium azida, dan karbon monoksida adalah senyawa penghambat
untuk enzim yang mengandung Fe, yaitu dengan terjadinya reaksi
antara senyawa-senyawa tersebut dengan ion Fe yang menyebabkan
enzim menjadi tidak aktif. Merkuri (Hg) dan perak (Ag) merupakan
penghambat enzim yang mengandung gugusan sulfhidril (-SH).
Pada penghambatan nonkompetitif tidak terjadi persaingan
antara zat penghambat dengan substrat. Misalnya enzim sitokrom
oksidase dihambat oleh CO (karbon monooksida) dengan mengikat Fe
yang merupakan gugusan aktif enzim tersebut. Penghambatan
nonkompetitif tidak dapat dikurangi dengan penambahan jumlah
substrat, oleh karena daya penghambatannya dipengaruhi oleh kadar
penghambat dan afinitas penghambat terhadap enzim.

c) Penghambat umpan balik (feed back inhibitor)


Penghambatan umpan balik disebabkan oleh hasil akhir suatu
rangkaian reaksi enzimatik yang menghambat aktifitas enzim pada
reaksi pertama.

d) Penghambat represor
Represor adalah hasil akhir suatu rangkaian reaksi enzimatik
yang dapat mempengaruhi atau mengatur pembentukan enzim-enzim
pada reaksi sebelumnya.

e) Penghambat alosterik
Penghambat alosterik adalah penghambat yang dapat
mempengaruhi enzim alosterik. Enzim alosterik adalah enzim yang
mempunyai dua bagian aktif, yaitu bagian aktif yang menangkap
substrat dan bagian yang menangkap penghambat. Apabila ada
senyawa yang dapat memasuki bagian yang menangkap penghambat
maka enzim menjadi tidak aktif, senyawa penghambat tersebut
merupakan penghambat alosterik.
Struktur senyawa penghambat alosterik tidak mirip dengan
struktur substrat. Pengikatan penghambat alosterik pada enzim
menyebabkan enzim tidak aktif, sehingga substrat tidak dapat
dikatalisis dan tidak menghasilkan produk. Apabila enzim menangkap
substrat maka penghambat tidak dapat terikat pada enzim, sehingga
enzim dapat aktif mereaksikan substrat menjadi produk.

5. Aktivator (penggiat) atau kofaktor


Aktivator atau kofaktor adalah suatu zat yang dapat mengaktifkan
enzim yang semula belum aktif. Enzim yang belum aktif disebut pre-enzim
atau zymogen (simogen). Kofaktor dapat berbentuk ion-ion dari unsur H, Fe,
Cu, Mg, Mo, Zn, Co, atau berupa koenzim, vitamin, dan enzim lain.

6. Penginduksi (induktor)
Induktor adalah suatu substrat yang dapat merangsang pembentukan
enzim. Sebagai contoh adalah laktosa dapat menginduksi pembentukan enzim
beta galaktosidase.
Kesimpulan

Metabolisme merupakan seluruh peristiwa reaksi-reaksi kimia yang


berlangsung dalam sel makhluk hidup. Metabolisme terdiri atas dua proses, yaitu
anabolisme dan katabolisme. Anabolisme adalah penyusunan zat kompleks dari zat
yang lebih sederhana. Sebaliknya, katabolisme adalah pemecahan zat komplek
menjadi zat yang lebih sederhana disertai dengan pelepasan energi. Kedua proses
metabolisme tersebut merupakan reaksi enzimatis, artinya reaksi tersebut melibatkan
peranan enzim. Enzim adalah suatu protein dan dihasilkan oleh sel hidup. Enzim
adalah protein yang bekerja secara khusus, sebagai katalisator, dapat digunakan
berulang kali, rusak oleh panas tinggi, terpengaruh oleh pH, diperlukan dalam jumlah
sedikit dan dapat bekerja secara bolak-balik. Enzim bekerja dalam mengkatalisis
reaksi kimia (biokimia) yang berlangsung di dalam sel itu sendiri. Faktor-faktor yang
mempengaruhi enzim yaitu: suhu (temperature), derajat keasaman (pH), konsentrasi
substrat, zat penghambat (inhibitor) dan hasil akhir. Mekanisme kerja enzim dapat
dijelaskan dengan dua, yaitu hipotesis gembok dan anak kunci dan hipotesis
kecocokan yang terinduksi.

Dapat di tarik kesimpulannya Enzim adalah unit fungsional dari metabolisme


sel, bekerja dengan urutan-urutan yang teratur, mengkatalisis ratusan reaksi bertahap
yang menyimpan dan mentransformasikan energi kimiawi dan membuat makro
molekul sel dari prekusor sederhana. Istilah enzim berasal dari bahasa Yunani, yaitu
enzyme yang artinya di dalam sel. Fungsi enzim adalah mengurangi energi aktivasi,
yaitu energi yang diperlukan untuk mencapai status transisi (suatu bentuk dengan
tingkat energi tertinggi) dalam suatu reaksi.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.kajianpustaka.com/2019/12/enzim-pengertian-jenis-aktivitas-pemurnian-dan-
aplikasinya.html

https://alhakimslank.blogspot.com/2011/01/enzim-mikroba.html

https://joesains.wordpress.com/2012/09/05/enzim-mikroba/

https://www.researchgate.net/publication/341152443_Klasifikasi_dan_Tata_Nama_Enz im
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_dir/5cc3d82df3e9ca2e3cda7d7 0d219adc9.pdf

https://ojs.unud.ac.id/index.php/jtip/article/download/49463/29411

https://media.neliti.com/media/publications/227770-keragaman-bakteri-penghasilenzim-penghi-
7b4cefc9.pdf

https://repository.unair.ac.id/56520/13/MEILISA%20081414253003-min.pdf

http://repositori.uin-alauddin.ac.id/11272/1/zulfiana%20lutfi.pdf

Anda mungkin juga menyukai