Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN PERKEBUNAN

“KOPI”

DOSEN PEMBIMBING

Ir. Zulkfli, MS

DISUSUN

OLEH

NAMA : BAGUS SYAHRUL HUDA

NPM : (194110132)

KELAS : AGROTEKNOLOGI 5 B

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS ISLAM RIAU

2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali yang
kitaingat.Segala puji hanya layak untuk Allah atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-
Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini
Makalah yang berjudul “Budidaya tanaman Kopi dengan aspek ekonomi dan budidaya ”
Meskipun saya berharap isi dari makalah saya ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun
selalu ada yang kurang.Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun
agar tugas makalah ini dapat lebih baik lagi.
Akhir kata saya mengucapkan terima kasih, semoga hasil laporan praktikum saya ini
bermanfaat.

Pekanbaru , Oktober 2021

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI.............................................................................................................................3
I. PENDAHULUAN.............................................................................................................4
1.1. Latar Belakang..........................................................................................................4
1.2. Tujuan........................................................................................................................5
II. PEMBAHASAN............................................................................................................6
2.1. Sejarah Perkembangan Kopi di Dunia....................................................................6
2.2. Sejarah Perkembangan Tanaman Kopi di Indonesia............................................7
2.3. Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kopi..............................................................8
2.4. Aspek Ekonomi Dan Budidaya..............................................................................10
2.5. Syarat Tumbuh........................................................................................................12
III. PENUTUP....................................................................................................................14
A. Kesimpulan..................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................15
I. PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang


Masalah Indonesia merupakan negara dengan kekayaan flora yang beragam. Tanaman
kopi merupakan salah satu dari sekian banyak flora yang hidup di Indonesia. Kopi yang saat
ini sudah dikenal luas sebagai minuman dengan cita rasa khas dan dipercaya mempunyai
manfaat besar bagi peminumnya, telah dikenal sejak abad – abad sebelum masehi. Tanaman
kopi diperkirakan berasal dari Ethiopia khususnya dataran tinggi abbyssiria di Provinsi
Galla, Anarea, Kaffa dan Raume, meskipun daerah habitat tersebut juga diperkirakan dari
hutan - hutan tropis di selatan pegunungan abyssiria, dan di bagian utara sampai ke sudan.
Kopi tersebar ke berbagai penjuru dunia melalui peziarah haji perseorangan, maupun
melalui kolonialisme dan kapitalisme internasional. Proses penyebarannya sebagian
berlangsung dalam jangka pendek dan kecil – kecilan, akan tetapi ada pula yang berlangsung
secara ekstensif, berkepanjangan dan menjangkau tempat – tempat yang jauh dari habitat
asalnya. Kopi mulai masuk ke Indonesia pada tahun 1696 - 1699 dibawa oleh kaum kapitalis
Belanda yaitu oleh VOC untuk dikembangkan di Indonesia. Awalnya Indonesia dibawah
kekuasaan belanda menanam kopi Arabika di daerah sekitar Jawa yaitu Batavia, Sukabumi,
Priangan, dan Bogor, kemudian diperluas hingga Jawa Timur dan Jawa Tengah melalui
sistem tanam paksa. Kopi Arabika oleh VOC diekspor ke eropa pertama kali pada tahun
1711.
Kopi Arabika yang dihasilkan di Indonesia sebelum tahun 1800 merupakan kopi terbaik
di dunia dibandingkan dengan negara manapun. Akan tetapi setelah terjadi wabah hama
karet daun (Hemelia Vastatrik / HV) yang memusnahkan kopi arabika pada ketinggian
dibawah 1000 mdpl dari Sri Lanka hingga Timor-Timur maka Brazil dan Kolombia menjadi
eksportir Kopi Arabika terbesar di dunia. Pemerintah Belanda kemudian menanam Kopi
Liberika untuk menanggulangi hama tersebut, namun Kopi Liberika juga mudah terserang
hama dan tidak menjadi popular. Akhirnya, pemerintah Belanda menanam Kopi Robusta
yang lebih tahan hama karet daun dibawah ketinggian 1000 mdpl. Indonesia kemudian
menjadi eksportir terbesar Kopi Robusta di dunia.
Kopi Robusta dapat hidup di ketinggian 0 - 1000 mdpl akan tetapi dapat hidup dengan
baik di ketinggian 400 - 800 mdpl. Diperlukan persyaratan dan teknik – teknik tertentu
dalam pembudidayaan kopi untuk mendapatkan hasil yang optimal. Persyaratan yang paling
utama adalah syarat iklim dan tanah. Kopi dapat hidup di berbagai lingkungan iklim, akan
tetapi zona terbaik pertumbuhan kopi berada diantara 20o lintang utara hingga 20o lintang
selatan. Rata - rata produsen kopi di dunia adalah negara - negara yang berada di wilayah
tersebut. Indonesia yang terletak pada zona 5o LU dan 10o LS secara potensial merupakan
daerah kopi yang baik. Unsur iklim yang banyak berpengaruh terhadap budidaya kopi
adalah elevasi (tinggi tempat), temperatur, dan curah hujan. Syarat kedua adalah kondisi
tanah yang mencakup struktur, tekstur, dan topografi tanah. Ketiga hal tersebut.
mempengaruhi kualitas pertumbuhan tanaman kopi. Tanaman kopi menuntut persyaratan
tanah yang di satu pihak cukup berpori sehingga memungkinkan air mengalir kedalam tanah
(drainage) secara bebas, tetapi dilain pihak harus dapat menahan cukup air. Tanaman kopi
membutuhkan tanah yang tidak terlalu lekat ataupun terlalu tanah yang terlalu berpori
(porous). Tanah liat medium menjadi tanah yang paling ideal bagi tumbuhnya tanaman kopi.
Teknik-teknik budidaya kopi meliputi penanaman, pemeliharaan tanaman, panen dan
pengolahan, dan pemberian standar mutu bagi kopi yang sudah diolah.
Indonesia merupakan penghasil kopi terbesar di Asia, bagi Indonesia ekspor kopi
mempunyai peran yang cukup penting dalam pembentukan devisa Negara. Hal ini menjadi
salah satu indikasi pentingnya kopi dalam perekonomian nasional, baik dari segi
pembiayaan pembangunan maupun dari segi kesempatan kerja dan kesejateraan. Kopi
merupakan salah satu hasil komoditi utama pertanian di Indonesia, Industri kopi mempunyai
kemampuan yang besar dalam menyerap tenaga kerja.
Kecamatan Candiroto Kabupaten Temangung merupakan salah satu kecamatan dengan
pertanian kopi sebagai usahatani unggulan bagi masyarakatnya. Kecamatan Candiroto
berada di bagian Utara Kabupaten Temanggung, berbatasan dengan Kecamatan Bejen di
sebelah Utara, Kecamatan Jumo dan Gemawang di sebelah Timur, Kecamatan Ngadirejo di
Sebelah Selatan, dan Kecamatan Wonoboyo serta Kabupaten Wonosobo di Sebelah barat.
Kecamatan Candiroto memiliki luas wilayah 5.994 ha.

I.2. Tujuan

 Untuk mengetahui apa saja aspek ekonomi dan aspek budidaya tanaman kopi
 Untuk mengetahui syarat tumbuh tanaman kopi
 Untuk mengetahui Teknik budidiya tanaman kopi
II. PEMBAHASAN

II.1. Sejarah Perkembangan Kopi di Dunia

Kopi sebagai salah satu komoditi non migas, memiliki pasaran yang cukup mantap di
pasaran dunia, sebab dari berbagai penjuru dunia banyak orang yang suka minum kopi, karena
kopi dapat diolah menjadi minuman yang lezat rasanya. Badan yang lemah dan rasa kantuk dapat
hilang, setelah minum kopi panas. Apalagi orang yang sudah menjadi pecandu kopi, bila tidak
minum kopi rasanya akan capai dan konsentrasi dalam berpikir terasa berkurang.

Tanaman kopi adalah suatu jenis tanaman tropis, yang dapat tumbuh dimana saja,
terkecuali pada tempat-tempat yang terlalu tinggi dengan temperatur yang sangat dingin atau
daerah-daerah yang tandus yang memang tidak cocok bagi kehidupan tanaman. Daerah-daerah di
bumi ini yang tidak cocok untuk ditanami tanaman kopi, yaitu pada garis Lintang Utara Lautan
Pasifik, daerah tropis di gurun Sahara, dan garis Lintang Selatan seluruh Lautan Pasifik serta
Australia disebelah Utara dimana tanahnya sangat tandus.

Pada mulanya orang minum kopi bukanlah kopi bubuk yang berasal dari biji, melainkan
dari cairan daun kopi yang masih segar atau ada pula yang menggunakan kulit buah yang disedu
dengan air panas. Sudah barang tentu rasanya tidak seenak kopi bubuk, namun dapat juga
menyegarkan badan, sehingga penggemarnyapun belum begitu meluas. Setelah ditemukan cara
memasak kopi bubuk yang lebih sempurna, yaitu menggunakan biji kopi yang masak kemudian
dikeringkan dan dijadikan bubuk sebagai bahan minuman, akhirnya penggemarnya cepat meluas.
Negara pemakai kopi pertama-tama adalah Arabia (pertengahan abad XV) dan kemudian
menyebar luas di negara Timur Tengah, seperti Kairo pada tahun 1510 dan Konstantinopel
(Turki) lebih kurang pada tahun 1550. Selanjutnya pada tahun 1616 kopi ini mulai masuk Eropa,
yakni di Venesia. Sedangkan di Inggris pemakaian kopi baru pada tahun 1650.

Sampai sekarang kita ketahui bahwa kopi dan teh merupakan dunia yang sangat penting di
dunia Barat. Walaupun asal kopi itu dari negara Afrika, tetapi sedikit sekali penduduk asli yang
minum kopi. Di Ethiopia, kopi itu diminum dengan makanan lemak, selain bijinya daunnya pun
dapat disedu dengan air panas.

Nama-nama jenis tanaman kopi sulit ditentukan, karena spesies ditentukan oleh beberapa
pengarang buku dari 25 sampai 100 lebih. Wellman (1961) menyusun daftar sebanyak 64
spesies, tetapi ada yang dianggap hanya sebagai varietas saja. Maka jenis spesies yang tepat
kurang lebih ada 60. Kebanyakan spesies itu terdapat di Afrika Tropis, yaitu sebanyak 33 Spp,
14 Spp di Madagaskar, 3 Spp di Mauritius dan Reunion, 10 Spp di Asia Tenggara.
Ditinjau dari segi ekonomis, Spp yang terpenting ialah (Coffea arabica = kopi Arabika)
yang menghasilkan 90% dari kopi dunia pada waktu belum ada Robusta (J.E. Purseglove);
Coffea canephora 9% dan Coffea liberica kurang dari 1%.

Spesies-spesies yang banyak dipakai berdasarkan sejarah perkembangan tanaman kopi di


dunia adalah sebagai berikut:

1) Kopi Bungalensis heyne et Wild; terdapat secara liar di Benggala, Birma, Sumatera, dan
adapula yang terdapat di India
2) Kopi Congensis, Froehn. Berasal dari Congo, kopi ini mirip dengan kopi Arabika yang
disilang dengan Coffea canephora menjadi hibrida Congesta di Jawa. Mungkin satu
bentuk dari Coffea canephora.
3)   Kopi Eugenioides, S. Moore. Berasal dari Congo, Uganda, dan Tanzania, sedikit mirip
dengan Coffea arabica. Kopi ini banyak pula ditanam, tetapi kandungan Coffein rendah.
4)   Kopi Exselsa, A. Chev. Berasal dari Afrika Barat, bisa tumbuh sampai tinggi, daun
besar, buah juga besar tapi tetapi biji kecil. Tanaman ini baik di Afrika Barat maupun
Filipina, sedangkan di Jawa tidak banyak ditanam. Kopi ini banyak digolongkan Coffea
liberica, tetapi buah dan biji jauh lebih kecil.
5) Kopi Recemosa, Lour. Berasal dari Mozambik dan kopi ini banyak ditanam di daerah
setempat. Tanaman berbentuk perdu bercabang banyak, buah kecil berwarna merah.
6) Kopi Stenophylla G. Don. Berasal dari Afrika Barat dan banyak ditanam di sana, pohon
kecil, bila buah masak berwarna biru hitam, biji lebih kecil daripada Arabika dan rasanya
kurang enak.
7)
8)   Kopi Zangeubarise Lour. Berasal dari Zanzibar, di daerah asal tersebut kopi banyak
ditanam. Buah dan biji mirip dengan kopi Arabika. 

II.2. Sejarah Perkembangan Tanaman Kopi di Indonesia

Tanaman kopi bukan tanaman asli Indonesia, melainkan jenis tanaman berasal dari benua
Afrika. Tanaman kopi dibawa ke pulau Jawa pada tahun 1696, tetapi pada waktu itu masih dalam
taraf percobaan.

Di Jawa, tanaman kopi ini mendapat perhatian sepenuhnya baru pada tahun 1699, karena
tanaman tersebut dapat berkembang dan berproduksi baik. Bibit kopi Indonesia didatangkan dari
Yaman. Pada waktu itu jenis yang didatangkan adalah kopi Arabika.

Percobaan penanaman ini pada mulanya berada disekitar Jakarta. Setelah percobaan
penanaman di daerah ini ternyata berhasil baik, kemudian biji-biji itu dibagi-bagikan kepada para
Bupati di Jawa Barat untuk ditanam di daerah masing-masing; ternyata hasilnya pun baik.
Hasil-hasil tersebut harus diserahkan kepada V.O.C dengan harga yang sangat rendah,
dengan penyerahan secara paksa. Maka tanaman yang semula hanya sebagai tanaman percobaan,
akhirnya menjadi tanaman yang dipaksanakan kepada petani.

Setelah diketahui bahwa tanaman kopi itu hasilnya terus meningkat, maka perluasan
tanaman terus ditingkatkan, terutama di pulau Jawa. Selanjutnya tanaman itu lebih dipaksakan
lagi dengan adanya "Culturstelsel".

Mulai saat itu banyak pengusaha yang memperluas usahanya dalam lapangan
perkebunan, terutama di Jawa Tengah dan Jawa Timur pada tanah-tanah usaha swasta.
Selanjutnya tanaman perkebunan itu lebih besar lagi setelah dikeluarkan Undang-undang Agraria
tahun 1870. Perusahaan perkebunan itu bisa memperluas isahanya pada tanah milik negara
dengan jangka yang sangat panjang.Mula-mula pertanaman kopi perkebunan ini banyak terdapat
di

II.3. Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kopi

Tanaman kopi merupakan tanaman yang memiliki nama latin Coffea canephora Pierre
untuk jenis kopi robusta, dan Coffea Arabica L. untuk jenis kopi Arabica. Berikut akan
dijabarkan lebih detail mengenai klasifikasi dari tanaman kopi itu sendiri:

 Kingdom (Kerajaan) : Plantae


 Sub Kingdom : Viridiplantae
 Infra Kingdom : Streptophyta
 Super Divisi :  Embryophyta
 Division (Divisi) : Tracheophyta
 Sub Divisi : Spermatophytina
 Class (Kelas) :  Magnoliopsida
 Super Ordo : Asteranae
 Ordo : Gentianales
 Famili : Rubiaceae
 Genus : Coffea L.
 Spesies : Coffea Arabica L. (Jenis Arabica)
 Spesies : Coffea benghalensis B.
 Spesies : Coffea Canephora Pierre (Jenis Robusta)
 Spesies : Coffea stenophylla G. Don
 Spesies : Coffea congensis A. Froehner
 Spesies : Coffea Liberica W. Bull (Jenis Liberica)

1. Akar

Tanaman kopi memiliki akar tunggang, dimana akar tunggangnya ini tumbuh dari
akar lembaga yang mana terus menerus tumbuh hingga akhirnya menjadi akar pokok yang
bercabang banyak lalu kemudia menjadi akar yang ukurannya lebih kecil lagi. Pada akar
tunggang, biasanya akan terdapat akar-akar kecil yang tumbuh ke samping, yang mana sering
disebut akar lebar. Dari akar lebar inilah, bulu-bulu atau rambut-rambut akar dan tudung akar
akan muncul.

Rambut-rambut akar memiliki fungsi untuk memperluas area penyerapan air serta
nutrisi yang terdapat di dalam tanah, yang pastinya berguna untuk tanaman kopi.

Sedangkan untuk tudung akar sendiri memiliki fungsi untuk melindungi akar ketika
sedang melakukan penyerapan unsur hara dari dalam tanah. Akar tunggang pada tanaman
kopi ini juga berfungsi sebagai penyokong tanaman agar dapat berdiri kokoh.

2. Batang

Batang tanaman kopi tegak lurus dan bercabang, ketinggiannya bisa mencapai 12
meter. Memiliki batang yang lebih besar di bagian bawahnya dan semakin mengecil di
bagian ujung. Morfologi batangnya beruas-ruas dimana tumbuh kuncup-kuncup pada bagian
batang dan cabangnya.

3. Daun

Pada tanaman kopi, daunnya berbentuk jorong dan tumbuh di bagian batang, cabang
serta ranting tanaman dimana tersusun secara berdampingan pada bagian ketiak.Tanaman
kopi sendiri memiliki daun berwarna hijau, memiliki bentuk daun runcing pada bagian
ujungnya, sedangkan pada bagian pangkalnya memiliki tepi yang tidak pernah bertemu, hal
disebabkan terpisah oleh pangkal ujung tangkai daun yang bentuknya tumpul. Tanaman kopi
sendiri memiliki tulang daun yang menyirip dimana tulang daun ini terbentang dari pangkal
hingga ujung daunnya.Pada bagian tepi daun tanaman kopi memiliki bentuk berombak, dan
daunnya memiliki permukaan yang licin serta mengkilat. Namun ciri morfologi dari daun
kopi bisa beragam tergantu dari jenis varietas kopinya

4. Bunga

Tanaman kopi bisa disebut dengan planta multiflora karena kemampuannya dalam
menghasilkan bunga yang banyak. Bunga tanaman kopi sendiri letaknya berada pada ketiak
daun dimana bunganya membentuk suatu rangkaian yang bergerombol. Rangkaian inilah
yang biasa disebut dengan bunga majemuk.

Bunga tanaman kopi juga termasuk bunga sempurna karena memiliki alat kelamin
jantan yaitu benang sari dan alat kelamin betina yaitu putik, dan termasuk golongan berumah
satu karena bunga jantan dan bunga betinanya terdapat pada satu batang tumbuh.

5. Buah

Buah kopi sendiri memiliki warna yang berubah-ubah, dari mulai hijau muda lalu
menjadi hijau tua kemudian kuning, dan ketika matang akan berubah menjadi merah atau
merah tua. Daging buah kopi sendiri ketika sudah matang akan mengandung glukosa yang
rasanya manis
6. Biji

Tanaman kopi sendiri termasuk tanaman berbiji tertutup. Terdiri dari 2 lapisan,
lapisan pertama yaitu kulit luar dengan tekstur keras seperti kayu, dan yang kedua kulit
dalam berupa selaput tipis yang biasa disebut kulit ari.

II.4. Aspek Ekonomi Dan Budidaya

Jika variabel hasil budidaya tanaman kopi ditingkatkan, maka kondisi sosial ekonomi
masyarakat akan mengalami peningkatan. Semakin tinggi hasil budidaya tanaman kopi yang
dimiliki responden cenderung akan meningkatkan kondisi sosial ekonomi masyarakat. Hasil
analisis deskriptif variabel hasil budidaya tanaman kopi menunjukkan bahwa jumlah produksi,
penetapan harga dan tingkat penjualan yang tinggi akan meningkatkan pendapatan petani kopi
sehingga pendapatan dari hasil budidaya tanaman kopi dapat mencukupi kebutuhan para petani
kopi mulai dari kebutuhan sehari-hari sampai bisa membiayai pendidikan anaknya sampai ke
jenjang yang lebih tinggi. Bahkan dari pendapatan hasil budidaya tanaman kopi itu pun para
petani kopi mampu membeli alat elektronik dan alat transportasi yang dapat memudahkan para
petani kopi untuk mendapatkan informasi atau berkomunikasi.

ASPEK TEKNIK BUDIDAYA

Persiapan Bibit Kopi Robusta


 Bibit kopi robusta dapat diperoleh dengan 2 cara yaitu cara generatif menggunakan
biji dan vegetatif menggunakan cara okulasi dan kultur jaringan. Namun umumnya
para petani menggunakan cara generatif yang lebih sederhana dan ekonomis
walaupun memiliki kelemahan tidak 100% memiliki sifat unggul dari tanaman induk.
 Bibit dipilih dari tanaman induk yang sehat, telah berproduksi sekitar 4-5 kali, sertya
toleran terhadap hama dan penyakit.
 Kopi yang akan dijadikan bibit dipetik yaitu kopi yang sudah masak fisiologi atau
telah merah.
 Selanjutnya pisahkan kulit dari biji, lalu biji dicuci dan dikering anginkan tidak
terkena cahaya matahari untuk dilakuka persemaian atau perkecambahan biji selama
sekitar 2,5 bulan dengan menggunakan media tanah dan pasir. Ukuran media semai
tersebut yaitu sekitar 10x120x35 cm dan ditutupi atau dinaungi dengan jerami atau
alang-alang kering.
 Jika sudah benih sudah berkecambah, benih dipindah tanamkan ke dalam polibag
dengan media tanam berupa campuran tanah dengan pupuk kandang. Tanam benih
dalam polibag tersebut. Bibit dapat dipindah tanamkan ke lahan tanam setelah
berumur sekitar 5-6 bulan.

Persiapan Lahan Tanam

Lahan yang akan digunakan untuk menanam atau budidaya kopi robusta
dibersihkan terlebih dahulu dari gulma atau tanaman pengganggu lainnya. Selanjutnya
lakukan penggemburan tanah lahan dengan cara dicangkul atau dibajak.

Penanaman Tanaman Pelindung

Untuk mengurangi intensitas cahaya langsung ke tanaman pada fase kritis 1-2
tahun, menjaga kelembaban serta dapat menjadi bahan pupuk organik maka perlu
dilakukan penanaman tanaman atau pohon pelindung berupa pohon lamtoro.

Pohon lamtoro ditanam 2-3 bulan sebelum bibit kopi robusta di tanam pada lahan
denga pola tanam berpagar ganda atau membentuk persegi empat.

Penanaman Kopi Robusta

Jika pohon pelindung telah ditanam, selanjutnya 1-2 minggu sebelum tanam
buatlah lubang tanam dengan ukuran sekitar 40 x 40 x 40 cm dan beri jarak antar lubang
sekitar 2,5×2,5 meter.

Jika semuanya sudah siap, selanjutnya lakukan penanaman bibit kopi robusta.
buka polybag bibit dengann hati-hatim selanjutnya letakkan bibit pada lubang yang telah
disiapkan lalu timbun kembali dan padatkan.

Perawatan Tanaman Kopi Robusta

 Penyulaman
Sebelum tanaman kopiberumur seminggu setelah tanam, lakukan penyulaman
pada tanaman kopi yang tumbuh tidak normal atau mati dan ganti dengan
tanaman kopi yang baru
 Penyiangan
Lakukan penyiangan pada gulma atau tanaman pengganggu lainnya yang ada di
lahan. Penyiangan tersebut dapat dilakukan secara manual menggunakan koret
atau yang lainnya atau bisa juga secara kimiawi dengan menggunakan herbisida.
 Pembubunan
Pembubunan adalah menaikan tanah tepat disekitar tanaman kopi dengan tujuan
untuk menggemburkan tanah. Kegiatan pembubunan ini dilakukan bersamaan
dengan penyiangan.
 Pemupukan
Pemupukan pertama dilakukan pada saat tanaman berumur sekitar 2 bulan setelah
tanam dengan menggunakan pupuk Urea, SP-36 dan KCl, dosis yang diberikan
pada tanaman kopi diberikan berdasarkan umur tanaman kopi. Pemberian pupuk
ini dilakukan dengan cara ditabur atau dibenamkan dengan membuat larikan.
 Pemangkasan Pohon Pelindung
Lakukan pemangkasan pada pohon pelindung apabila pohon pelindung sudah
rimbun.
 Pemangkasan Tanaman Kopi
Pemangkasan ini dilakukan setalah tanaman kopi memiliki sistem percabangan
yang kuat dan telah berumur sekitar 4-5 tahun dengan ketinggian sekitar 1,8 cm –
250 cm. Tujuan pemangkasan ini yaitu untuk merangsang pertumbuhan cabang
buah baru, pembentukan bunga dan membuang cabang yang tidak produktif atau
cabang yang terserang hama penyakit. Ada 3 pemangkasan yaitu pemangkasan
bentuk, pemangkasan produksi, dan pemangkasan peremajaan.
Pemanenan Kopi Robusta

Kopi Robusta dapat dipanen setelah berumur sekitar 3-4 tahun tergantung varietas
jenisnya. Siklus pemanenan kopi robusta dapat dilakukan setalah 8-9 bulan setelah
pembungaan. Dalam setahun dapat dilakukan pemanenan sebanyak 2 kali secara bertahap
dengan istilah musim buah selang yaitu pada bulan februari hingga maret dan musim buah
besar pada bulan april hingga september. Buah kopi yang dipanen yaitu buah yang sudah
sudah masak berwarna merah

II.5. Syarat Tumbuh

1) Iklim

Kopi yang berkualitas akan diperoleh bila tumbuh pada iklim yang sesuai. Kopi Arabika
utamanya tumbuh di atas ketinggian 1000 mdpl, jenis Robusta dapat tumbuh pada
ketinggian 300-900 mdpl, sedangkan jenis Liberika banyak ditanam di tanah gambut atau
dekat dengan permukaan laut.

Ketinggian yang berbeda-beda tersebut menyebabkan terjadinya perbedaan aroma pada


kopi. Hal ini dipengaruhi oleh curah hujan yang paling sering pada Arabika yaitu sekitar 1-
3 bulan sedangkan pada Robusta dan Liberika sekitar 3 bulan. Pengaruh lainnya adalah
suhu pada Arabika berkisar 15 – 25oC, Robusta 21 – 24oC, dan Liberika 21 – 30oC.

2) Kualitas Tanah

Kualitas tanah yang baik akan memberikan mutu yang baik pada biji yang
dihasilkan oleh tanaman kopi, mengingat kandungan di dalam tanah diserap sebagai
makanan oleh tanaman kopi untuk menghasilkan biji kopi berkualitas.
Utamanya, kandungan tanah akan berpengaruh secara langsung terhadap rasa yang
dihasilkan oleh kopi.

Rasa dasar dikelompokkan atas 4 yakni sweet (manis), sour (asam), salt (asin) dan


umami (gurih). Adapun faktor yang mempengaruhi kualitas tanah ialah kemiringan tanah
< 30%, kedalaman tanah efektif 100 cm, tekstur tanah berlempung dengan lapisan atas
remah, kadar bahan organik 3,5% atau kadar C > 2 %, Lapasitas Pertukaran Kation >15
me/100 g, kejenuhan basa > 35 %, pH tanah 5,5 – 6,5 (kecuali pada Liberika dapat
tumbuh pada pH 4 – 6,5) serta memiliki kandungan unsur hara yang tinggi meliputi N, P,
K, Ca, dan Mg.

3) Kesesuain Lahan

Kesesuian lahan yang tepat akan memberikan hasil yang berkualitas pula. Kesesuaian
ini ditentukan berdasarkan tipe penggunaan lahan yang dilakukan dalam bertanam kopi.
Adapun kesesuaian lahan terdiri dari 3 kategori tempat tumbuh yaitu sebagai berikut.

 Sangat sesuai : tanaman kopi ditanam di lahan yang sangat sesuai sehingga
penerapan pengelolaan lahan yang dibutuhkan tidak akan berpengaruh nyata
terhadap produktivitas lahan yang dikelola.
 Sesuai :tanaman kopi ditanam di lahan yang sesuai sehingga penerapan
pengelolaan lahan yang dibutuhkan akan berpengaruh nyata terhadap
produktivitas lahan yang dikelola sehingga memerlukan masukan untuk
meningkatkan keuntungan.
 Tidak Sesuai : tanaman kopi ditanam pada lahan marginal bahkan tidak sesuai
sehingga lebih baik untuk tidak melanjutkan pengembangan lahan serta
melakukan penilaian atas keuntungan yang diperoleh.
III. PENUTUP

A. Kesimpulan

Tanaman kopi merupakan komoditi ekspor yang cukup mempunyai nilai ekonomis yang
relative tinggi di pasaran dunia, di samping itu tanaman kopi ini adalah salah satu komoditas
unggulan yang dikembangkan di Jawa Barat. Namun disamping itu dalam budidaya tanaman
kopi terdapat kendala dalam hama penyakit yang dapat menyerang diantaranya hama bubuk
buah kopi, hama penggerek cabang, kutu dompolan, nematoda akar, penyakit karat daun,
penyakit jamur upas, penyakit akar hitam, penyakit bercak coklat dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA

Anaf, 2012. Cendawan Fusarium sp. (online) http://anafzhu.blogspot.com/ 2012/ 09/cendawan-


fusarium-sp.html.

Anonim, 2012. Statistik Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008. Dinas perkebunan
Provinsi Sulawesi Selatan. Makassar.

Anonim, 2012. Laporan Serangan OPT Penting Tanaman Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan.
Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan. Makassar.

Barnett, H.L. and H.B. Barry B., 1972. Illustrated Genera of Imperfect Fungi. Third Edition.
Burgess Publishing Company. Minneapolis Minnesota.

Ferreira, S. A. and Rebecca A. B., 1991. Colletotrichum coffeanum (online), (

Nababan, B. M. 2012, Hama Busuk Buah Serang Kopi Di Humbahas

Anda mungkin juga menyukai