Anda di halaman 1dari 12

Laporan Konservasi Tanah dan Air

“Prediksi Erosi dengan USLE”

Nama Kelompok:
1. Juliana Febrianti
2. Whytia Kusumawardani
3. Muchammad Zulkifli Ramadhan

PRODI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS KUTAI KARTANEGARA
TAHUN 2021

i
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena hanya dengan rahmat-
Nyalah kami dapat menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Bapak dosen yang berjudul
“Konservasi Air dan Tanah” dengan tepat waktu .                       

Dan tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Bapak dosen dan pihak-pihak lain yang
membantu kami dalam proses penyelesaian tugas makalah ini .
Semoga dengan adanya tugas makalah ini kami akan lebih mengerti tentang konservasi
tanah dan air dalam bidang klasifikasi .
Kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan , olehnya itu kami mohon
bimbingan Bapak dosen dan semua pihak demi kesempurnaan makalah
berikutnya. .                                                                                                           
 Akhirnya , semoga segala bimbingan , dukungan , bantuan , dan partisifasinya mendapat
balasan dari Allah SWT . Amin.

  Tenggarong, 30 Juni 2021


                    

      Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................................... i

KATA PENGANTAR....................................................................................................... ii

DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii


BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
A. Latar Belakang......................................................................................................... 1
B. Tujuan Praktikum.................................................................................................... 1
C. Manfaat Praktikum.................................................................................................. 1
BAB II TINJAUN PUSTAKA.......................................................................................... 2
A. Pengertian Erosi....................................................................................................... 2
B. Dampak Erosi.......................................................................................................... 2
C. Metode Perhitungan Erosi....................................................................................... 4
BAB III METODE PRAKTIKUM.................................................................................. 5
A. Waktu dan Tempat Praktikum................................................................................. 5
B. Bahan dan Alat Praktikum....................................................................................... 5
C. Metode Analisis Praktikum..................................................................................... 5
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................................... 6
A. Hasil Praktikum....................................................................................................... 6
a.A= R.K.L.S.C.P.............................................................................................. 6
b.Jenis Konversasi Tanah dan Air serta Potensi Kerusakan lahan .................. 8
.....................................................................................................................
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN............................................................................. 12

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Semakin meningkatnya jumlah penduduk maka semakin meningkat pula kebutuhan


akan tanah juga air. Air sebagai sumber kehidupan sedangkan tanah sebagai lahan kehidupan.
Demi memenuhi kebutuhan manusia akan tanah dan air maka dilakukan eksploitasi masal
akan tanah maupun air bahkan dengan eksploitasi secara masal ini seringkali keberlanjutan
dari kedua aspek tersebut justru diabaikan. Eksploitasi masal tanpa disertai dengan adanya
konservasi tidak dapat dianggap sepele, banyak dampak baik berupa kerusakan bahkan
bencana yang ditanggung oleh manusia karena lingkungan sendiri kehilangan keseimbangan
untuk terus  bermetabolisme selayaknya. Untuk mencegah semakin parahnya kerusakan dan
datangnya bencana maka diperlukan adanya upaya untuk memelihara tanah dan air atau yang
kemudian disebut sebagai konservasi tanah dan air agar di kemudian hari keberadaannya
masih bisa dinikmati atau bahkan kembali dilestarikan.
Selanjutnya untuk melakukan konservasi tanah dan air maka diperlukan adanya
pengetahuan lebih mengenai kedua aspek tersebut. Pengetahuan tersebut dapat berupa
karakteristik, kegunaan, tata cara pemeliharaan dan hal-hal yang  berkaitan dengan
konservasi, tanah dan air. Dengan demikian jika konservasi disertai dengan pengetahuan
yang matang maka hasil yang diharapkan yakni konservasi tanah dan air yang optimal akan
tercapai. Selain itu kesadaran masyarakat sekitar untuk konservasi perlu ditanamkan agar hal
baik semacam konservasi mendapatkan dukungan dan jika perlu dikembangkan.

B. Tujuan Praktikum
Dalam makalah ini akan dibahas beberapa masalah diantaranya:
 
1. Apa yang dimaksud dengan erosi?
 
2. Mengapa perlu dilakukan perhitungan erosi?
 
3. Apa saja yang dampak dari terjadinya erosi?

C. Manfaat Praktikum

1. Menghindari degradasi tanah


2. Mencegah terjadinya banjir
3. Meningkatkan kemampuan tanah untuk menyimpan air
4. Mengurangi pencemaran pada tanah
5. Menghindari terjadinya erosi

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Erosi

Erosi adalah peristiwa pengikisan padatan (sedimen, tanah, batuan, dan partikel lainnya)
akibat transportasi angin, air atau es, karakteristik hujan, creep pada tanah dan material lain
di bawah pengaruh gravitasi, atau oleh makhluk hidup semisal hewan yang membuat liang,
dalam hal ini disebut bio-erosi. Erosi tidak sama dengan pelapukan akibat cuaca, yang mana
merupakan proses penghancuran mineral batuan dengan proses kimiawi maupun fisik, atau
gabungan keduanya

Erosi sebenarnya merupakan proses alami yang mudah dikenali, namun di kebanyakan
tempat kejadian ini diperparah oleh aktivitas manusia dalam tata guna lahan yang buruk,
penggundulan hutan, kegiatan pertambangan, perkebunan dan perladangan, kegiatan
konstruksi / pembangunan yang tidak tertata dengan baik dan pembangunan jalan. Tanah
yang digunakan untuk menghasilkan tanaman pertanian biasanya mengalami erosi yang jauh
lebih besar dari tanah dengan vegetasi alaminya. Alih fungsi hutan menjadi ladang pertanian
meningkatkan erosi, karena struktur akar tanaman hutan yang kuat mengikat tanah digantikan
dengan struktur akar tanaman pertanian yang lebih lemah. Bagaimanapun, praktik tata guna
lahan yang maju dapat membatasi erosi, menggunakan teknik semisal terrace-building,
praktik konservasi ladang dan penanaman pohon.

B. Dampak Erosi

Dampak dari erosi adalah menipisnya lapisan permukaan tanah bagian atas, yang akan
menyebabkan menurunnnya kemampuan lahan (degradasi lahan). Akibat lain dari erosi
adalah menurunnya kemampuan tanah untuk meresapkan air (infiltrasi). Penurunan
kemampuan lahan meresapkan air ke dalam lapisan tanah akan meningkatkan limpasan air
permukaan yang akan mengakibatkan banjir di sungai. Selain itu butiran tanah yang
terangkut oleh aliran permukaan pada akhirnya akan mengendap di sungai (sedimentasi)
yang selanjutnya akibat tingginya sedimentasi akan mengakibatkan pendangkalan sungai
sehingga akan memengaruhi kelancaran jalur pelayaran.

2
Erosi dalam jumlah tertentu sebenarnya merupakan kejadian yang alami, dan baik untuk
ekosistem. Misalnya, kerikil secara berkala turun ke elevasi yang lebih rendah melalui
angkutan air. erosi yang berlebih, tentunya dapat menyebabkan masalah, semisal dalam hal
sedimentasi, kerusakan ekosistem dan kehilangan air secara serentak. Banyaknya erosi
tergantung berbagai faktor. Faktor Iklim, termasuk besarnya dan intensitas hujan / presipitasi,
rata-rata dan rentang suhu, begitu pula musim, kecepatan angin, frekuensi badai. faktor
geologi termasuk tipe sedimen, tipe batuan, porositas dan permeabilitasnya, kemiringn lahan.
Faktor biologis termasuk tutupan vegetasi lahan,makhluk yang tinggal di lahan tersebut dan
tata guna lahan ooleh manusia.

Umumnya, dengan ekosistem dan vegetasi yang sama, area dengan curah hujan tinggi,
frekuensi hujan tinggi, lebih sering kena angin atau badai tentunya lebih terkena erosi.
sedimen yang tinggi kandungan pasir atau silt, terletak pada area dengan kemiringan yang
curam, lebih mudah tererosi, begitu pula area dengan batuan lapuk atau batuan pecah.
porositas dan permeabilitas sedimen atau batuan berdampak pada kecepatan erosi, berkaitan
dengan mudah tidaknya air meresap ke dalam tanah. Jika air bergerak di bawah tanah,
limpasan permukaan yang terbentuk lebih sedikit, sehingga mengurangi erosi permukaan.
Sedimen yang mengandung banyak lempung cenderung lebih mudah bererosi daripada pasir
atau silt. Dampak sodium dalam atmosfir terhadap erodibilitas lempung juga sebaiknya
diperhatikan.

Faktor yang paling sering berubah-ubah adalah jumlah dan tipe tutupan lahan. Pada hutan
yang tak terjamah, minerla tanah dilindungi oleh lapisan humus dan lapisan organik. kedua
lapisan ini melindungi tanah dengan meredam dampak tetesan hujan. lapisan-lapisan beserta
serasah di dasar hutan bersifat porus dan mudah menyerap air hujan. Biasanya, hanya hujan-
hujan yang lebat (kadang disertai angin ribut) saja yang akan mengakibatkan limpasan di
permukaan tanah dalam hutan. bila Pepohonan dihilangkan akibat kebakaran atau
penebangan, derajat peresapan air menjadi tinggi dan erosi menjadi rendah.

Kebakaran yang parah dapat menyebabkan peningkatan erosi secara menonjol jika diikuti
denga hujan lebat. dalam hal kegiatan konstruksi atau pembangunan jalan, ketika lapisan
sampah / humus dihilangkan atau dipadatkan, derajad kerentanan tanah terhadap erosi
meningkat tinggi. Pembangunan jalan, secara khusus memungkinkan terjadinya peningkatan
derajat erosi, karena, selain menghilangkan tutupan lahan, jalan dapat secara signifikan
mengubah pola drainase, apalagi jika sebuah embankment dibuat untuk menyokong jalan.
Jalan yang memiliki banyak batuan dan hydrologically invisible ( dapat menangkap air
secepat mungkin dari jalan, dengan meniru pola drainase alami) memiliki peluang besar
untuk tidak menyebabkan pertambahan erosi.

3
C. Metode Perhitungan Erosi

 Metode USLE (UNIVERSAL SOIL LOSS EQUATION)


USLE adalah model erosi yang dirancang untuk memprediksi rata-rataerosi tanah dalam
jangka waktu panjang dari suatu areal usaha tani dengansistem pertanaman dan pengelolaan
tertentu (Wischmeier dan Smith, 1978).Bentuk erosi yang dapat diprediksi adalah erosi
lembar atau alur, tetapi tidakdapat memprediksi pengendapan dan tidak memperhitungkan
hasil sedimen darierosi parit, tebing sungai dan dasar sungai (Wischmeier dan Smith,
1978dalamArsyad, 2000).Model prediksi erosi USLE menggunakan persamaan empiris
sebagaiberikut (Wischmeier dan Smith, 1978):

A = R.K.L.S.C.P

Keterangan:
A = Banyaknya tanah tererosi dalam t ha-1tahun-1;

R = Faktor curah hujan, yaitu jumlah satuan indeks erosi hujan, yang merupakanperkalian
antara energi hujan total (E) dengan intensitas hujan maksimum 30menit (I30),

K = Faktor erodibilitas tanah, yaitu laju erosi per unit indeks erosi untuk suatutanah yang
diperoleh dari petak homogen percobaan standar, denganpanjang 72,6 kaki (22 m) terletak
pada lereng 9 % tanpa tanaman;

L = Faktor panjang lereng 9 %, yaitu nisbah erosi dari tanah dengan panjanglereng tertentu
dan erosi dari tanah dengan panjang lereng 72,6 kaki (22 m)di bawah keadaan yang identik;

S = Faktor kecuraman lereng, yaitu nisbah antara besarnya erosi dari suatu tanahdengan
kecuraman lereng tertentu, terhadap besarnya erosi dari tanahdengan lereng 9 % di bawah
keadaan yang identik;

C = Faktor vegetasi penutup tanah dan pengelolaan tanaman, yaitu nisbah antarabesarnya
erosi dari suatu areal dengan vegetasi penutup dan pengelolaantanaman tertentu terhadap
besarnya erosi dari tanah yang identik tanpatanaman;

P = Faktor tindakan konservasi tanah, yaitu nisbah antara besarnya erosi daritanah yang
diberi perlakuan tindakan konservasi tanah seperti pengelolaanmenurut kontur, penanaman
dalam strip atau teras terhadap besarnya erosidari tanah yang diolah searah lereng dalam
kedaan yang identik.

4
BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. Tempat dan Waktu

Praktikum Konservasi Tanah dan Air dilaksanakan di Jalan Bukit Sion, Bukit Biru. Pada
tanggal 17 Juni 2021 pukul 15.30 WITA.

B. Bahan dan Alat

1. Selang
2. Meteran
3. Air
4. Lahan (tanah)

C. Metode Analisis Praktikum

1. Siapkan alat terlebih dahulu


2. Ambil meteran dan selang yang diisi dengan air untuk mengukur panjang, kemiringan,
dan tinggi lahan
3. Lalu menghitung prediksi erosi dengan USLE

Bulan 2013 2014 2015 2016 2017 Jumlah Rata-rata


Januari 221 246 317 130 241 1155 231.0
Februari 235 98 339 113 118 903 180.6
Maret 257 163 336 125 119 1000 200.0
April 240 220 339 186 365 1350 270.0
Mei 202 207 262 199 200 1070 214.0
Juni 171 147 280 121 144 863 172.6
Juli 147 85 76 135 157 600 120.0
Agustus 102 136 27 84 146 495 99.0
September 140 52 16 196 103 507 101.4
Oktober 165 56 82 264 155 722 144.4
November 191 225 172 216 114 918 183.6
Desember 258 379 233 291 112 1273 254.6
Jumlah 2329 2014 2479 2060 1974 10856  
Rata-rata 194.08 167.83 206.58 171.67 164.50 904.67  

5
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Praktikum
a. A = R.K.L.S.C.P
1. Indeks Erosovotas Hujan (R)
R = 0,41 x H1,09
R = 0,41 x 1,669,45 = 684,48
2. Indeks Erodibitas Tanah (K)
- Klp =
1. % Debu + Pasir Halus = 45 %
2. % Pasir = 15 %
3. % Bahan Organik =3 %
4. Kode Struktur Tanah =2
5. Kode Permeabilitas Tanah =4

3. Faktor Panjang dan Kemiringan Lereng (LS)

6
Panjang Lereng = 31,5 m
Kemiringan Lereng = 10 %

t = 40 m
p = 400 m
V1
s = h1
40
= = 0,1 x 100 = 10%
400

7
4. Faktor C (Pengelolaan Tanaman)
- Tanah terbuka/tanah tanaman = 1.0

5. Faktor P untuk berbagai tindakan Konservasi Tanah


- Tanpa tindakan konservasi = 1.00

b. Jenis Konservasi Tanah dan Air serta Potensi Kerusakan lahan


- Tanpa tindakan konservasi tanah dan air di lahan tersebut
- Potensi kerusakan lahan yaitu 143,74

8
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Erosi adalah pengikisan tanah yang diakibatkan oleh air dan angin. Ada beberapa
definisi, antara lain pengikisan dan penorekan bahan-bahan yang disebabkan oleh air,
angin dan cairan gletser. Erosi dibedakan menjadi dua, yaitu erosi hgiologi (alami) dan
erosi dipercepat (accelerated erosion). Erosi geologi merupakan erosi yang berjalan
sangat lambat, dimana jumlah tanah yang tererosi sama dengan jumlah tanah yang
terbentuk. Erosi ini tidak berbahaya karena terjadi dalam keseimbangan alami.
Sedangakan erosi dipercepat merupakan erosi yang terjadi lebih cepat akibat aktifitas
manusia yang menganggu keseimbangan alam. Jumlah tanah yang tererosi lebih banyak
daripada tanah ang terbentuk. Erosi ini berjalan sangat cepat sehingga tanah di
permukaan (topsoil) menjadi hilang. Jenis-jenis Erosi : 1.Erosi Air 2. Erosi angin 3.
Erosi Gletser 4. Erosi Abrasi
Konservasi tanah diartikan sebagai penempatan setiap bidang tanah pada cara
penggunaan yang sesuai dengan kemampuan tanah tersebut dan memperlakukannya
sesuai dengan syarat-syarat yang diperlukan agar tidak terjadi kerusakan tanah (Arsyad,
2000), dikatakan selanjutnya bahwa konservasi tanah tidaklah berarti penundaan atau
pelarangan pengunaan tanah, tetapi menyesuaikan jenis penggunaannya dengan
kemampuan tanah dan memberikan perlakuan sesuai dengan syarat-syarat yang
diperlukan.
Dalam konservasi secara jelas dikemukakan bahwa pemanfaatan sumberdaya
alam dan lingkungan harus dilaksanakan secara bertanggung jawab. Sebab lingkungan
dengan segala komponen yang kita manfaatkan pada hakekatnya adalah milik anak cucu
kita.

B. Saran
Diharapkan mahasiswa dapat memahami konservasi tanah dan air, sehingga kita bisa
lebih bijak menggunakan air dan tanah.

Anda mungkin juga menyukai