Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN

TINDAKAN KONSERVASI TANAH DAN AIR DENGAN METODE GULUDAN


Tugas ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat Mata Kuliah Konservasi Tanah Dan
AIR

Dosen Pengampu : Dr. Ir Zulzain Ilahude., MP

Syenyantri N. Mboto
613420006

JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah, dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT.
Yang masih memberikan kekuatan dan nafas sehingga kami masih dapat menyelesaikan
tugas makalah ini. Terima kasih buat bapak Dr. Ir Zulzain Ilahude., MP yang telah
memberikan tugas untuk bisa menambah wawasan kami.
Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas mata kuliah
Konservasi Tanah Dan Air yang telah diberikan. Selain itu, juga untuk menambah
wawasan tentang Bagaiman teknik konservasi tanah dan air dalam menuju
pertanian berkelanjutan bagi pembaca maupun penulis.
Semoga makalah ini memberikan informasi baik bagi pembaca maupun penulis dan
bermanfaat untuk pengembangan wawasan serta peningkatan ilmu pengetahuan bagi
kita semua.

Gorontalo, 27 Oktober 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................... ii

DAFTAR ISI...................................................................................................................iii

BAB I.................................................................................................................................1

PENDAHULUAN............................................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang....................................................................................................... 1

1.3 Tujuan Praktek...................................................................................................... 1

BAB II............................................................................................................................... 2

TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................................2

2.1 Pentingnya Konservasi Tanah Dan Air............................................................... 2

2.2 Metode Konservasi Tanah Dan Air......................................................................3

2.3 Keuntungan Konservasi Tanah Dan Air Dengan Metode Guludan................. 4

BAB III............................................................................................................................. 5

METODE PRAKTEK.....................................................................................................5

3.1 Alat Dan Bahan...................................................................................................... 5

3.1 Cara Kerja.............................................................................................................. 5

3.1.1 Penentuan titik kontur dengan bingkai A................................................... 5

3.1.2 Membuat Teras Guludan..............................................................................5

BAB IV..............................................................................................................................6

PENGAMATAN.............................................................................................................. 6

4.1 Hasil Pengamatan...................................................................................................6

4.2 Pembahasan............................................................................................................ 6

4.3 Kesimpulan Dan Saran..........................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................9

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lahan budidaya untuk sektor pertanian mempunyai tingkat kesuburan yang berbeda.
Pengelolaan tanah yang baik merupakan faktor penting dalam menentukan pertumbuhan
dan produktivitas tanaman yang akan ditanam (Harahap et al., 2020). Sejalan dengan
kebutuhan dasar manusia, bentuk pengetahuan tradisional yang berkembang adalah
pengetahuan tentang pemanfaatan tanah, baik sebagai tempat tinggal maupun sebagai
tempat mencari makan atau produksi pangan. Masyarakat yang memanfaatkan lahan
miring seperti sekarang, tanpa melakukan rekayasa, melakukan kegiatan pertanian
dengan mengolah lahan kering (huma). Di sisi lain, dengan teknik rekayasa pertanahan
memodifikasi kontur lahan miring agar rata dengan cara menggali dan menimbun
hingga menghasilkan lahan datar dengan tangga atau teras untuk perumahan dan
pertanian (Iwan Hermawan, 2015).

Tanah dengan medan yang landai rentan terhadap erosi permukaan tanah lapisan
atas (topsoil) yang terjadi melalui erosi dan pencucian, sehingga menyebabkan
berkurangnya jumlah struktur granular, kandungan bahan organik, dan kadar unsur hara
tanah (Fitra Syawal et al., 2019). Metode konservasi tanah dan air seringkali
dilaksanakan dengan tujuan melindungi tanah dari curah hujan langsung, meningkatkan
kapasitas infiltrasi tanah, mengurangi limpasan, dan meningkatkan stabilitas agregat
tanah. Metode konservasi tanah secara mekanis berfungsi memperlambat limpasan
permukaan, menyalurkan dan menampung limpasan permukaan dengan gaya yang tidak
merusak (Hardjowigeno, 2007). Berdasarkan uraian tersebut maka permasalahan yang
terjadi mengenai kondisi lahan miring sangat mempengaruhi penggunaan lahan. Oleh
karena itu, diperlukan teknik konservasi tanah dan air sebagai salah satu bentuk
rekayasa pertanahan dengan medan terjal dalam mengembangkan lahan miring untuk
memenuhi kebutuhan lahan pemukiman maupun pertanian.

1.2 Tujuan
1. Untuk melakukan tindakan konservasi dengan teknik guludan.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pentingnya Konservasi Tanah Dan Air
Permasalahan kerusakan hutan dan lahan di Indonesia semakin parah setiap
tahunnya. Laju kerusakan tanah lebih cepat dibandingkan dengan laju pemulihan tanah.
Tujuan utama kegiatan konservasi tanah dan air adalah mengendalikan erosi dan
limpasan tanah. Ada lima faktor yang menentukan derajat erosi, yaitu: jumlah dan
intensitas curah hujan (erosivity), kerentanan tanah terhadap erosi (erosability),
konfigurasi atau bentuk medan (lereng dan panjang), tipe vegetasi penutup lahan
(sampel vegetasi penutup tanah) dan model pengelolaan lahan. Kemiringan dan panjang
lereng, jenis tutupan vegetasi, dan teknik pengelolaan tanah merupakan faktor-faktor
yang dapat dikelola oleh manusia untuk mengendalikan limpasan permukaan dan
mengurangi risiko erosi (Subagyono et al., 2004).

Penerapan teknik konservasi tanah sangat ditentukan oleh kondisi biofisik


lingkungan dan kondisi sosial ekonomi masyarakat. Aspek fisiologis dan sosial
ekonomi masyarakat menjadi landasan utama dalam menentukan bentuk dan jenis
teknologi konservasi tanah yang akan diterapkan pada suatu kawasan. Kegiatan
konservasi tanah dan air adalah segala tindakan yang diperlukan untuk mengelola ketiga
faktor penyebab erosi yang dapat dikendalikan dengan tujuan untuk melestarikan
sumber daya tanah dan air. Berkenaan dengan permasalahan di atas, maka dalam
penerapan ilmu konservasi tanah dan air perlu dipahami 3 (tiga) model dasar yang
menjadi pedoman atau prinsip, yaitu: melindungi permukaan tanah dari dampak
langsung tetesan air hujan, meningkat permeabilitas untuk mengurangi limpasan
permukaan dan mengurangi kecepatan limpasan permukaan (Arsyad dan Rustiadi, 2008).
Konservasi tanah mempunyai hubungan yang sangat erat dengan konservasi air. Setiap
perlakuan yang diberikan pada sebidang tanah akan mempengaruhi tata air pada tempat
itu dan tempat-tempat di hilirnya. Oleh karena itu konservasi tanah dan konservasi air
merupakan dua hal yang berhuibungan erat sekali; berbagai tindakan konservasi tanah
adalah juga tindakan konservasi air (Arsyad, 2006 dalam buku Roni, 2015)

2
2.2 Metode Konservasi Tanah Dan Air
Dalam Buku Roni, 2015 secara garis besar, metode konservasi tanah dan air dibagi
menjadi 4 yaitu:

a. Metode vegetative
Teknik konservasi tanah vegetasi mengacu pada setiap pemanfaatan tumbuh-
tumbuhan atau sisa-sisa tanaman sebagai sarana untuk melindungi tanah dari erosi,
menghambat limpasan permukaan, meningkatkan kelembaban tanah dan memperbaiki
sifat-sifat tanah, baik fisik, kimia, dan biologi. Tumbuhan atau sisa tanaman berperan
sebagai pelindung tanah terhadap kekuatan tetesan air hujan dan pengangkutan air
permukaan (limpasan), sekaligus meningkatkan infiltrasi air ke dalam tanah.
b. Teknis
Konservasi pertanian lahan kering juga dapat dilakukan dengan cara teknis,
khususnya cara konservasi dengan mengatur limpasan permukaan agar tidak merusak
lapisan permukaan tanah sehingga bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman. Konservasi
dengan metode teknis ini biasa dilakukan dengan berbagai alternative penanganan yang
pemilihannya tergantung dari kondisi di lapangan. Beberapa teknik yang dapat
dilakukan diantaranya (Ridiah 2010 dalam buku Roni, 2015): a) Pengolahan tanah
menurut kontur, b) Pembuatan guludan, c) Terasering, dan d) Saluran air.
c. Mekanik
Pengolahan tanah adalah manipulasi mekanis tanah yang diperlukan untuk
menciptakan kondisi tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman. Tujuan utama
pengolahan tanah adalah mempersiapkan tanah untuk pertumbuhan bibit, menciptakan
zona perakaran yang baik, mengubur sisa tanaman dan menekan gulma (Arsyad, 1989
dalam buku Roni, 2015). Secara teknis, pengendalian erosi mekanis merupakan upaya
konservasi tanah yang bertujuan untuk mengurangi kehilangan tanah di kawasan
pertanian dengan beberapa cara mekanis. Teknik Mekanik Konservasi Tanah disebut
juga teknik sipil adalah upaya menciptakan fisik tanah atau merancang budidaya lahan
pertanian sesuai dengan prinsip konservasi tanah dan konservasi air. Teknik ini
meliputi: tambatan yaitu undakan tanggul, undakan bangku, undakan individual,
undakan kredit

3
tanggul kontur, teras taman, deretan batu, dan undakan batu (Agus et al., 1999 dalam
buku Roni, 2015).
d. Kimia.
Teknik ini jarang digunakan oleh petani, terutama karena keterbatasan modal,
sulitnya akses, dan hasil yang tidak jauh berbeda dengan menggunakan bahan alami.
Bagaimana cara kimia dalam upaya pencegahan erosi, khususnya penggunaan bahan
pembenah tanah atau bahan penstabil tanah untuk memperbaiki struktur tanah agar
tanah tetap tahan terhadap erosi (Kartasapoetra dan Sutedjo, 1985 dalam buku Roni,
2015).

2.3 Keuntungan Konservasi Tanah Dan Air Dengan Metode Guludan


Penggunaan lahan harus sesuai dengan kapasitas lahan. Perencanaan ruang yang
baik adalah perencanaan yang berbasis kapasitas, yaitu berdasarkan daya dukung.
Kemampuan bumi juga dapat dijadikan pedoman dalam penggunaan atau penguasaan
ruang angkasa. Guludan adalah tumpukan tanah yang dibuat memanjang menurut
arah garis kontur atau memotong lereng (Arsyad, 2010). Teran guludan atau dermaga
bertingkat merupakan suatu bangunan konservasi tanah berupa timbunan tanah dan
parit/saluran air yang sejajar dengan garis kontur, luas areal pengolahannya tidak
berubah dibandingkan dengan kemiringan permukaan semula. Teras ini dilengkapi
dengan saluran drainase untuk menampung limpasan permukaan dan mengalirkan air
dari teras (Priyono dan Cahyono, 2002). Kecuraman lereng, panjang lereng dan bentuk
lereng (cekung atau cembung) dapat memengaruhi besarnya erosi dan aliran permukaan
(Rayes, 2007). Oleh karena itu, perlu dilakukan tindakan konservasi seperti pembuatan
teras. Dengan adanya teras maka erosi dapat berkurang dengan demikian infiltrasi
menjadi besar.

4
BAB III
METODE PRAKTEK
3.1 Alat Dan Bahan
 Paku  Kayu/bambu
 Tali rapiah/benang  Meteran
 Palu  Spidol/penanda
 Pemberat
3.2 Cara Kerja

3.2.1 Penentuan titik kontur dengan bingkai A


 Memotong beberapa kayu yang kuat sebagai patok untuk menandai titik-
titik dimana akan ditarik garis kontur.
 Memasang salah satu bingkai A tepat bagian atas dengan menyentuh patok
pertama.
 Menggeser satu kaki bingkai A sampai benang/tali melewati titik A.
 Memasang patok berikutnya tepat dibawah dengan membentuk kaki bingkai
A yang satunya.
 Mengangkat bingkai A dan menggesernya sehingga salah satu kaki di
bingkai A menyentuh patok yang di pasang.
 Memasang bingkai A sehingga benang/tali melewati tanda datar.
 Memasang patok di kaki bingkai A dan yang satunya dibagian bawah dan
masih menyentuhnya.
 Menanjutkan Teknik tersebut sepanjang lebar kebun/lahan dengan cara yang
sama.
3.2.2 Membuat Teras Guludan
 Mempersiapkan lahan dengan pemasangan patok-patok menurut garis
kontur dengan menggunakan bingkai A, jarak patok dalam baris yaitu 1 m.
 Membuat selokan teras dengan cara menggali tanah mengikuti arah larikan
patok dengan kedalaman 30-40 cm.
 Menimbun tanah hasil galian pada pembuatan selokan teras di tepi luar
(bagian bawah saluran) sehingga membentuk guludan.
 Selanjutnya melakukan penanaman tanaman pengutan teras pada guludan,

5
BAB IV
PENGAMATAN
4.1 Hasil Pengamatan
a. Lokasi praktek
Kegiatan praktikum ini dilaksanakan di Desa Ulanta Dusun 3, Kecamatan Suwawa
Kabupaten Bone Bolango, tepatnya di daerah Kantor Pertanian Kecamatan Suwawa.
b. Waktu praktek
Praktikum ini dilaksanakan pada hari minggu, tanggal 22 Oktober 2023, pukul 08.00
sd selesai.
c. Informasi terkait lokasi praktek
Lokasi tempat praktikum memiliki topografi miring yang digunakan sebagai tempat
mata pencaharian masyarakat sekitar. Pada lahan tersebut dapat ditanami tanaman
semusim seperti jagung, disekitar tempat praktikum ini terdapat juga beberapa tanaman
tahunan salah satunya kelapa dan dibawah lahan tempat praktikum terdapat juga sumber
mata air kecil yang dapat digunakan oleh masyarakat sekitar untuk kebutuhan sehari-
hari.
d. Tindakan konservasi yang dilakukan di lahan praktek
Tindakan konservasi yang dilakukan di lahan tersebut yaitu secara mekanis/fisik
atau disebut juga dengan tindakan merekayasa suatu bidang lahan. Fungsi utama dari
tindakan konservasi tersebut yaitu dapat mengurangi atau memperlambat aliran
permukaan sehingga dapat meningkatkan kemampuan penggunaan lahan. Tindakan ini
dapat menguarangi atau meminimalisir erosi yang terjadi pada lahan yang bertopografi
miring. Metode mekanik yang dilakukan yaitu pembuatan teras guludan sesuai garis
kontur, teras ini dilakukan pada lahan yang mempunyai kemiringan 10-50% dengan
maksud mencegah hilangnya lapisan tanah atas yang mengandung banyak bahan
organik yang merupakan bagian lapisan tanah paling subur.
4.2 Pembahasan
Dari parktikum ini menggunakan Teknik mekanik yaitu pembuatan teras guludan
pada lahan miring di Desa Ulanta Dusun 3, Kecamatan Suwawa Kabupaten Bone
Bolango, dimana struktur teras pada teras guludan ini dapat membantu mengurangi
erosi tanah, memperbesar infiltrasi dan memperbaiki aerasi. Selain itu, pembuatan teras
guludan ini dapat membantu mengurangi penyebaran hama dan penyakit tanaman,

6
karena tanaman yang terinfeksi cenderung terkonsetrasi pada satu teras. Teknik
pembuatan teras guludan ini menggunakan bingkai A untuk menentukan titik kontur
pada teras terserbut. Seperti gambar dibawah ini, yaitu pembuatan bingkai A yang akan
digunakan untuk penentuan titik kontur.

Gambar 1. Pembentukan bingkai A menggunakan 3 buah batang kayu/bambu yang


cukup kuat dan lurus dengan 2 batang kayu berukuran 1,5 – 2 meter dan 1 batang kayu
nya lagi berukuran 1 meter. 2 Potongan kayu ukuran 1,5 meter yang sama panjang diikat
menjadi satu pada ujungnya.

Gambar 2. Untuk potongan kayu ukuran 1 meter dipaku pada bagian Tengah kedua
potongan kayu tersebut sebagai palang melintang pada bingkai A yang berguna sebagai
penunjuk untuk mencari tempat yang mendatar.

7
Gambar 3. Ikatan tali/benang pada punjak bingkai A dengan ujung tali diikatkan dengan
sebuah pemberat dengan tujuan pada saat tergantung pemberat tidak bergoyang saat
ditiup angin

Gambar 4. Foto kelompok 2 bersama dosen mata kuliah konservasi tanah dan air di
lokasi paraktikum.
4.3 Kesimpulan Dan Saran
Dapat disimpulkan dari tindakan konservasi yang dilakukan di Desa Ulanta Dusun 3,
Kecamatan Suwawa Kabupaten Bone Bolango sangat membantu dalam meningkatkan
penggunaan lahan yang memiliki topografi miring dengan menggunakan metode
pembuatan teras guludan yang sangat membantu dalam mengurangi terjadinya erosi
pada lahan miring berlereng 10-50% dengan menghambat laju aliran permukaan.
Dari tindakan konservasi tersebut, dalam upaya menjaga keseimbangan lingkungan
secara berkelanjutan Masyarakat berperan aktif dalam upaya pengelolaan dan
perlindungan lahan, seiring dengan bertambahnya luas lahan dan lahan kritis maka
perlu dilakukan pelaksanaan konservasi tanah dan air dengan menggunakan metode
yang tepat dan juga pengetahuan mendalam tentang metode konservasi untuk menjaga
kualitas lahan.

7
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, S. 2010.Konservasi Tanah dan Air. IPB Press. Bogor.

Arsyad.S dan Ernan Rustiadi, 2008. Penyelamatan Tanah, Air dan Lingkungan. Edisi
pertama, Kerjasama Crestpent Press dan Yayasan Obor Indonesia. Bogor. ISBN
978-979-461-702-1.

Fitra Syawal Harahap., Iman Arman., Makruf Wicaksono., Whin Themas Wico., Abdul
Rauf., Hilwa Walida., 2019. Pemberian Bahan Organik Pada Lahan Miring
Kelapa Sawit Terhadap Analisis Kimia Tanah. Jurnal Agrica Ektensia. Volume
13 No.2. p-ISSN:1978-5054. e-ISSN:2715-9493.

Harahap, F.S., Harahap, D.E. and Harahap, P., 2020. Land Characteristics And Land
Evaluation For Development On Other Use Area Rice Fertilizer Plants In District
Salak Regency Pakpak Bharat. Ziraa'ah Majalah Ilmiah Pertanian, 45(2), pp.195-
204.
Hardjowigeno, S dan Widiatmaka. 2007. Evaluasi Kesesuaian Lahan dan Perencanaan
Tataguna Lahan. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. University Press.

Iwan Hermawan. 2015. Sengkedan : Bentuk Rekayasa Lingkungan Untuk Permukiman


Dan Pertanian. Balai Arkeologi BandungJalan Raya Cinunuk Km 17 Cileunyi
Bandung. Hal 202-203.
Priyono C.N.S dan Cahyono A. (2002). Status dan Strategi Pengembangan Pengelolaan
DAS di masa depan di Indonesia. Alami 8(1):1-5.

Rayes, L. 2007. Metode Infentarisasi Sumber Daya Lahan. ANDI.Yogyakarta.

Roni, N. G. K. (2015). Konservasi tanah dan air. dalam Buku Ajar, Bali: Fakultas
Peternakan Universitas Udayana.

Subagyono.K; Umi Haryati; dan Sidik H.Tala’ohu. (2004). Teknologi Konservasi Air
Pada Pertanian Lahan Kering. dalam Teknologi Konservasi Tanah Pada Lahan
Kering Berlereng editor: U.Kurnia; A.Rachman; Ai Dariah. Pusat Litbang
Tanah dan Agroklimat. Bogor. ISBN 979-9474-434.

Anda mungkin juga menyukai