KABUPATEN LAHAT
Oleh :
Didi Setiadi
NIM. 042580751
UNIVERSITAS TERBUKA
2020
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, kerena pada kesempatan
ini kami dapat menyusun laporan penyuluhan bersama Dinas Pertanian Kabupaten
Lahat di desa Sungai Laru Kecamatan Kikim Tengah Kabupaten Lahat. Karena
Penyuluhan ini dapat diselesaikan dengan baik tanpa kendala yang berarti.
secara jelas dan runtut dari proses awal hingga pelaksanaan penyuluhan.
kritikan dari semua pihak demi kesempurnaan penyusunan laporan ini dan demi
Didi Setiadi
2 ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
RINGKASAN.........................................................................................................iv
I. BAB I PENDAHULUAN…………………………………………….….. 5
A. Latar Belakang…………………………………………….……....5
C. Program/Kegiatan…………………………………………….…...9
D. Tujuan Kegiatan…………………………………….….……….....9
A. Target Umum………………………………………………….....10
B. Target Khusus……………………………………………….…...10
A. Metode Pelatihan………………………………………………....12
iii3
RINGKASAN
diatas 15% memiliki permasalahan. Masalah yang terjadi adalah erosi sedimen,
tanah longsor, dan banjir, seperti yang sedang melanda saat ini. Walaupun kondisi
tanaman padi.
dan praktek yang berimbang dan ditampilkan dalam bentuk penyajian materi
ceramah dan diskusi, tugas dan aplikasi langsung di lapangan. Kegiatan lapangan
petunjuk langsung tentang teknik-teknik konservasi tanah dan air sesuai kondisi
lapangan.
iv4
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tanah dan air adalah sumber daya alam utama yang menjadi penyokong
komponen penting tersebut apabila terjadi kerusakan. Sebab, dua sumber daya
tanah dan air mengalami kerusakan, maka tidak akan memberikan manfaat yang
dapat menopang kehidupan. Oleh karena itu, dibutuhkan upaya konservasi tanah
dan air untuk menjaga kualitas tanah dan air agar dapat digunakan secara
sungai dan lahan-lahan kritis.
Konservasi tanah dalam arti luas, yakni penempatan bidang tanah pada
kerusakan tanah dari erosi dan memperbaiki tanah yang rusak akibat erosi.
Konservasi air pada prinsipnya adalah penggunaan air hujan yang jatuh ke tanah
untuk kegiatan pertanian secara efisien dan mengatur waktu aliran air dengan
meresapkannya ke dalam tanah agar ketika musim hujan tidak terjadi banjir dan
5
Banyak ragam rekayasa metode konservasi tanah dan air dalam
pengelolaan tanah, salah satunya adalah pengelolaan tanah dengan cara terasering
(terrace). Konservasi tanah dan air di lahan miring > 9 %, pengadopsian secara
(1988) sistem pembuatan teras adalah yang terbaik dalam mengatur aliran di
sangat bervariasi yaitu ketinggian antara 25–100 meter dpl seluas 1.156 Km2
(17,47 %), ketinggian antara 100–500 meter dpl seluas 2.520,90 Km2 (38,09 %) ,
ketinggian 500– 1.000 meter dpl seluas 1.532,22Km2 (23,15 %), dan ketinggian
diatas 1.000 meter dpl adalah seluas 1.409,15 Km2 (21,29 %). Jadi secara umum
wilayah Kabupaten Lahat tergolong kedalam dataran tinggi, yang termasuk pada
alur Bukit Barisan dengan puncaknya yang tertinggi yaitu Bukit Serelo dengan
ketinggian lebih kurang 600 meter dpl dan Gunung Dempo dengan ketinggian
lebih kurang 3.159 meter dpl. Daerah dataran tinggi meliputi daerah-daerah
Kecamatan Kota Agung, Tanjung Sakti Pumi, Jarai dan sebagian Kecamatan
lereng > 40 % yaitu seluas 2.729,38 Km 2 atau sekitar 41,24 % dari luas wilayah
Kabupaten Lahat.
Masalah yang terjadi adalah erosi sedimen, tanah longsor, dan banjir,
seperti yang sedang melanda saat ini. Hal ini diperlukan penanganan dan
pengelolaan yang terencana dan terarah, sehingga program ini dapat terealisasi
6
beberapa tempat, dimana lereng sering mengalami erosi pada permukaan tanah.
Penyebab peristiwa ini adalah air yang jatuh pada permukaan tanah dan air yang
berasal dari lapisan bawah tanah yang berubah menjadi air larian. Air larian atau
terjadinya perubahan pada lereng dan perubahan dimensi sungai yang belum
Laru yang sering terjadi adalah gerakan massa tanah pada lereng yang
mengakibatkan erosi. Peristiwa pengikisan tanah oleh air yang terjadi pada lahan-
banjir.
3. Sering terjadi erosi sedimen akibat pengikisan air yang tidak terkendali
pada lahan miring yang berakibat sering meluapnya air sungai dan
banjir
7
4. Petani dan kelompok tani memiliki animo untuk membuat terasering,
yang terkait dalam satu aksi nyata di lapangan sebagai bentuk pengabdian dosen
pembuatan terasering yang sesuai dengan kondisi lereng, sebagai upaya mencegah
erosi dan banjir. Jenis-jenis terasering yang dapat diterapkan adalah teras datar,
teras guludan, teras kredit, dan teras bangku. Beberapa manfaat penerapan
landscaping.
8
C. PROGRAM/KEGIATAN
air bagi masyarakat/ kelompok tani yang ada di desa Sungai Laru
D. TUJUAN KEGIATAN
pertanian
daerah tersebut
9
BAB II
TARGET KEGIATAN
A. TARGET UMUM
diharapkan :
daerah ini
B. TARGET KHUSUS
ini diharapkan
pemerintah
10
4. Mengetahui beberapa teknik pembuatan terasering sesuaai dengan jenis
Kabupaten Lahat
11
BAB III
METODE PELAKSANAAN
A. METODE PELATIHAN
dan praktek berimbang dan ditampilkan dalam bentuk penyajian materi ceramah
desa Sungai Laru, para peserta diberi petunjuk langsung tentang teknik-teknik
Bulan November 2020 di desa Sungai Laru Kecamatan Kikim Tengah Kabupaten
Lahat.
Mahasiswa Universitas Terbuka, Tenaga ahli bidang konservasi tanah dan air, dan
12
BAB IV
PEMBAHASAN
Terasering adalah bangunan konservasi tanah dan air secara mekanis yang
lereng dengan jalan penggalian dan pengurugan tanah melintang lereng. Tujuan
pembuatan teras adalah untuk mengurangi kecepatan aliran permukaan (run off)
berbagai cara mekanik dalam menahan erosi air dan angin. Cara utama adalah
dengan membentuk mulsa tanah dengan cara menyusun campuran dedaunan dan
ranting pohon yang berjatuhan di atas tanah dan membentuk penahan aliran air,
berkontur. Salah satu jenis terasering adalah Teras Guludan (contour terrace)
bertujuan untuk mencegah hilangnya lapisan tanah. Teras guludan adalah suatu
teras yang membentuk guludan yang dibuat melintang lereng dan biasanya dibuat
dalam terbentuk saluran air yang landai sehingga dapat menampung sedimen hasil
13
erosi. Saluran tersebut juga berfungsi untuk mengalirkan aliran permukaan dari
bidang olah menuju saluran pembuang air. Kemiringan dasar saluran 0,1%. Teras
guludan hanya dibuat pada tanah yang bertekstur lepas dan permeabilitas tinggi.
Jarak antar teras guludan 10 meter tapi pada tahap berikutnya di antara guludan
off), dan dapat digunakan untuk landscaping. Hasil pembuatan terasering ini dapat
14
BAB V
pemanfaatan lahan miring untuk kegiatan pertanian bagi para petani dan
masyarakat di desa Sungai Laru dan sekitarnya, sehingga hal ini dapat
pelestarian lahan kering untuk pemanfaatan berbagai jenis tanaman seperti padi.
Dengan adanya terasering ini terjadi persapan air hujan dan mencegah erosi yang
bahaya banjir.
Terbuka, Dinas Pertanian Kabupaten Lahat, dan Kelompok Tani di desa Sungai
Laru ini merupakan karya monumental yang patut dilakukan secara sistematis dan
terus menerus pada lahan miring di Kabupaten Lahat, sehingga masyarakat akan
terbebas dari bencana banjir yang sering melanda wilayah ini. Dengan demikian
lahan akan lestari, tanaman memberikan hasil maksimal, terhindar dari erosi dan
bahaya banjir.
teknik konservasi tanah pada lahan kering dengan topografi miring di seluruh
15
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Sitanala. 2006. Konservasi Tanah dan Air. Bandung: Penerbit IPB (IPB
Press)
https://www.lahatkab.go.id/2020/10/18/kondisi-geografis/
https://www.arsitur.com/2017/03/jenis-jenis-terasering.html
https://rimbakita.com/konservasi-tanah-dan-air/
16
DAFTAR LAMPIRAN
Gambar 2.
Kondisi awal
lahan miring
tanpa terasering.
17
Gambar 3. Proses pembuatan teras guludan
18