KELOMPOK I
Astriani, A.Md.AK
Ulfy Fadilah Nurul Fahmi, A.Md.Gz
Elsa Sri Wahyuni, A.Md.Gz
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari analisis ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui penyebab banjir di Kalimantan Selatan;
b. Untuk mengetahui solusi mengatasi masalah banjir di Kalimantan Selatan;
c. Untuk mengetahui dan memahami Faktor Internal (KAFI) terhadap masalah
banjir di Kalimantan Selatan;
d. Untuk mengetahui dan memahami Faktor Eksternal (KAFE) terhadap masalah
banjir di Kalimantan Selatan;
e. Untuk mengetahui dan memahami metode SWOT terhadap masalah banjir di
Kalimantan Selatan.
BAB II
PEMBAHASAN
Kuadran SWOT
Berbagai
Peluang
(5,15)
Kekuatan Kekuatan
Eksternal Internal
Berbagai
Ancaman
Berdasarkan analisa faktor internal dan eksternal diatas, didapatkan hasil analisa
SWOT posisi Kuadran I (positif, positif). Posisi di Kuadran I ini merupakan posisi yang
menguntungkan karena sama-sama memiliki aspek yang kuat pada kekuatan dan
peluang yang ada. Rekomendasi strategi yang dapat diterapkan pada posisi ini adalah
strategi Agresif yaitu mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif.
Table 1.3 Matriks SWOT
Matriks SWOT
Faktor Internal Ranking Kekuatan (S) Ranking Kelemahan (W)
1. Kerjasama yang baik
2.4.1 Rendahnya pengawasan
antara pemerintah dan
pemerintah (BPBD dan
masyarakat dalam
menanggulangi banjir PSDA) terhadap perizinan
2. Regulasi preventif
perusahaan perseorangan
penanganan banjir
3. Ketersediaan sumber dalam pembukaan lahan
dana pemerintah
perkebunan dan tambang
Setempat
Faktor Eksternal
2.4.2 Kurangnya kesadaran
masyarakat sekitar terhadap
lingkungan
Ranking Peluang (O) Asumsi Strategi S-O Asumsi Strategi W-O
1. Adanya kerjasama dan Pemerintah beserta 1. Pemerintah secara tegas
lembaga penanggulangan menerapkan hukum/sanksi
dukungan antar
bencana melakukan terkait perizinan dan
lembaga pemerintahan pelatihan pencegahan pembebasan lahan
bencana dan konservasi dikawal oleh organisasi
baik pusat maupun
tanah dengan melibatkan kemasyarakatan setempat
daerah masyarakat di area rawan agar menimbulkan efek
banjir jera
2. Adanya partisipasi
2. Optimalisasi lembaga
masyarakat untuk cinta penanggulangan bencana
bukan hanya saat terjadi
lingkungan dalam
bencana saja tapi dimulai
penanganan banjir sejak dari preventif sampai
rehabilitatif
Ranking Ancaman (T) Asumsi Strategi S-T Asumsi Strategi W-T
1. Peningkatan jumlah 1. Pemerintah dan ahli Menerapkan sistem
menganalisis kembali whistleblowing di sektor terkait
penduduk
perencanaan perbaikan perizinan pembebasan lahan,
2. Curah hujan yang tinggi tata ruang dan siapapun termasuk
2. Melakukan penanaman masyarakat dapat melaporkan
(tingginya curah hujan di
atau berbagai macam bentuk
kembali hutan
pelanggaran kepada pihak
wilayah provinsi itu reboisasi berwenang.
3. Memperketat syarat dan
selama 10 hari berturut-
persetujuan perizinan
turut. Curah hujan pemanfaatan lahan
tersebut tidak mampu
ditampung oleh Sungai
Barito sehingga
mengakibatkan banjir)
BAB III
KESIMPULAN
Dari hasil pengelolaan data dan analisa yang telah dilakukan, maka ditarik
kesimpulan berdasarkan aspek – aspek akuntabilitas sebagai berikut :
1. Akuntabilitas adalah sebuah hubungan
Untuk mengatasi masalah banjir di Kalimantan Selatan, diperlukan hubungan
yang solid dan sinergis antara masyarakat dan pemerintah. Pemerintah disini
adalah para pemangku kepentingan seperti Kementrian Lingkungan Hidup, Dinas
lingkungan Hidup setempat, para penegak hukum setempat, Badan
Penanggulangan Bencana sampai sektor pengusaha dan sektor pemerintahan
terkecil di masyarakat.
2. Berorientasi pada hasil
Pemerintah dapat merancang atau mengeluarkan aturan preventif,
mengeluarkan regulasi perizinan yang lebih ketat juga sanksi terkait alih fungsi
lahan yang disalahgunakan. Sehingga nantinya aturan-aturan tersebut membuat
perbaikan dalam tata ruang dan bencana banjir dapat dicegah secara bertahap.
3. Membutuhkan laporan
Laporan Kinerja dari pemerintah atau instansi pemerintahan terkait
penanggulangan bencana, rencana pembangunan pasca bencana dan rencana
langkah preventif bencana. Laporan ini diberikan secara berkelanjutan, transparan
dan disertai dengan bukti nyata.
4. Membutuhkan konsekuensi
Bagi oknum yang melanggar atau pengusaha yang menyalahi perjanjian saat
pengajuan perizinan alih fungsi lahan diberlakukan sanksi tegas dan konkrit bukan
hanya sekedar regulasi tertulis, seperti pemberian surat peringatan, denda atau
bahkan pencabutan izin didasari dengan Undang-undang yang berlaku.
5. Memperbaiki kinerja
Pemerintah diharapkan dapat memperbaiki alur perizinan dan persetujuan
alih fungsi lahan, diperlukan analisa tata ruang yang tidak merugikan dan
berdampak buruk sebelum pengajuan alih fungsi lahan tersebut disetujui.
DAFTAR PUSTAKA
Bbc.com. 2021. Banjir di Kalsel 'dipicu' berkurangnya area hutan primer dan sekunder, KLHK:
penurunan area hutan di DAS Barito 62,8% [online
]https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-55696841 (akses 21 Juli 2021)
KLHK. 2021. Banjir KalSel Terutama karena Anomali Cuasa, Bukan Soal Luas Hutan.
[online]:https://nasional.kontan.co.id/news/klhk-pemprov-kalsel-siapkan-5- strategi-
pemulihan-lingkungan-pasca-banjir-bandang (Diakses pada 21 Juli 2021)
Kompas.com .2021. "Hasil Analisis Lapan soal Penyebab Banjir Besar di Kalimantan Selatan",
[online] : https://www.kompas.com/tren/read/2021/01/17/190400965/hasil- analisis-lapan-
soal-penyebab-banjir-besar-di-kalimantan-selatan?page=all. Penulis : Jawahir Gustav Editor :
Sari Hardiyanto (akses 21 Juli 2021)
Merdeka.com. 2021. Penjelasan Ahli Soal Penyebab Banjir di Kalimantan Selatan. [online]:
https://www.merdeka.com/peristiwa/penjelasan-ahli-soal-penyebab- banjir-di-
kalimantan-selatan.html (Diakses pada 21 Juli 2021)
[online]: https://www.profauna.net/id/kampanye-hutan/hutan-kalimantan/tentang-hutan-
kalimantan#.YMljxKgzbIU (Diakses pada 21 Juli 2021)