Anggota Kelompok :
1. Terry Maradesh
2. Talitha Nadhifa
3. Mira Arum Safitri
URAIAN KEGIATAN PLTA ASAHAN I
PLTA Asahan 1 merupakan sebuah Independence Power Plat
(IPP) yang dibangun oleh PT. Bajradaya Sentranusa (BDSN) dengan
investor utama China Huadian, dan berlokasi di Sungai Asahan,
Desa Siruar‐Kecamatan Parmaksian, Desa Ambar Halim‐Kecamatan
Pintu Pohan Meranti, Kabupaten Toba Samosir, Propinsi Sumatera
Utara.
Pembangunan ini bertujuan untuk memasok kebutuhan tenaga
listrik di area Sumatera Bagian Utara (SUMBAGUT).Dalam
pelaksanaan kegiatannya, BDSN menunjuk PLN Engineering (PLNE)
sebagai Konsultan Pengawas dan China Huadian Engineering
Company (CHEC) sebagai Kontraktor Utama. PLTA Asahan 1
merupakan suatu fasilitas pembangkit listrik tenaga air dengan
jenis Run-Off Hydro Power Plant yang dilokasikan di hulu Sungai
Asahan untuk memanfaatkan bendung.
2
Lanjutan…
• Kegiatan konstruksi PLTA Asahan 1 pada dasarnya mencakup
fasilitas utama yang meliputi terowongan tekanan (headrace
tunnel), pipa pesat (penstock), tangki pendatar air
(surgetank), rumah pembangkit (powerhouse), tailrace dan
fasilitas pendukung yanng meliputi area pemukiman pekerja,
terowongan – terowongan bantu (adit), batching plant, spoil
bank , kolam sedimentasi, dsb.
• Kegiatan konstruksi dimulai pada tahun 1996 dan pada saat
dilaksanakannya audit persentase penyelesaian telah
mencapai 98.8% serta direncanakan untuk mulai beroperasi
pada Bulan Agustus 2010.
3
B. TUJUAN AUDIT LINGKUNGAN
• Menentukan status penaatan kegiatan PLTA Asahan 1 terhadap ketentuan
dan persyaratan perundang‐undangan lingkungan hidup yang berlaku
• Mengevaluasi kemampuan sistem pengelolaan lingkungan hidup PLTA
Asahan 1 dalam mencegah dan mengendalikan dampak lingkungan yang
telah, sedang dan akan terjadi
• Mengidentifikasi akar penyebab ketidakpatuhan, serta mengidentifikasi
kemungkinan peningkatan sistem dan kinerja pengelolaan lingkungan
hidup
• Untuk merumuskan rekomendasi penanganan perbaikan dan peningkatan
kinerja pengelolaan lingkungan hidup yang hasilnya akan menjadi arahan
RKL dan RPL bagi PLTA Asahan 1
4
C. LINGKUP AUDIT LINGKUNGAN
Lingkup Audit Lingkungan Hidup yang diwajibkan ini adalah untuk tahap
pasca‐konstruksi hingga operasi yaitu:
• Terhadap seluruh fasilitas utama dan pendukung kegiatan PLTA Asahan‐ 1;
• Penetapan klasifikasi temuan audit berupa kesesuaian, ketidaksesuaian, dan
observasi;
• Kajian terhadap aspek fisik, kima dan sosial ekonomi pada tapak PLTA Asahan‐1
yang meliputi pengelolaan sumber daya air dan kualitas air sungai, udara,
kebisingan, getaran, pengelolaan limbah padat (B3 dan non‐B3) serta bahan B3,
aspek sosial ekonomi dan kesehatan keselamatan kerja; (iv) kajian terhadap
dokumen terkait;
• Kajian terhadap perijinan;
• Kajian waktu audit adalah tahap pasca‐operasi hingga operasi; dan (vii) arahan
RKL&RPL PLTA Asahan‐1.
5
D. TEMUAN AUDIT
1. Dokumen Lingkungan PLTA Asahan 1
2. Pengelolaan Sumber Daya Air
3. Pengendalian Pencemaran Air
4. Manajemen Limbah Padat Non B3
5. Manajemen Limbah B3
6. Manajemen Bahan B3
7. Gangguan Kebisingan dan atau Getaran
Terhadap Komunitas
8. Sosial Ekonomi dan Budaya Masyarakat
9. Sistem Manajemen Lingkungan, dan Kesahatan
dan Keselematan Kerja
1. Dokumen Lingkungan PLTA Asahan 1
7
LANJUTAN…
8
2. Pengelolaan Sumber Daya Air
9
3. Pengendalian Pencemaran Air
Dalam dokumen Panduan Pengelolaan Lingkungan, Kesehatan dan
Keselamatan Kerja disebutkan untuk menghindari segala ceceran minyak, oli
ke dalam air dan atau tanah
➝ Kegiatan pengerukan sungai (dredging) yang akan dilakukan secara
berkala sebagai upaya perawatan tinggi muka air sungai di daerah
intake dan operasi kolam pengendapan memiliki potensi
mengembalikan kandungan padatan tersuspensi ke sungai Asahan
dan resiko terjadinya tumpahan minyak saat pengoperasian genset
dan mesin pompa. Demikian pula dengan potensi erosi yang berasal
dari daerah bukaan yang belum direklamasi pada areal spil bank 1&2
dan jalan‐jalan masuk yang telah dibuat.
➝ Dengan belum disiapkannya rencana eliminasi pencemaran untuk
kondisi normal dan darurat sesuai dengan Pasal 25 PP 82/2001, PLTA
Asahan 1 dinilai Tidak Sesuai berdasar persyaratan PP 82/2001.
10
4. Manajemen Limbah Padat Non B3
• Temuan berdasar observasi menunjukan tidak terdapatnya
tumpukan sampah domestik disekitar lokasi pembangunan PLTA
Asahan‐1. Menurut informasi sampah domestik yang dihasilkan
secara berkala diangkut dan dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir
Sampah di daerah Sosorladang, Porsea.
• Namun demikian upaya pemilahan dan pemanfaatan sampah masih
belum dilakukan selama masa konstruksi.
• Berdasarkan hal tersebut PLTA Asahan‐1 dinilai Tidak Sesuai untuk
Pengelolaan Limbah Padat Non‐B3.
5. Manajemen Limbah B3 6. Manajemen Bahan B3
PLTA Asahan 1 belum melakukan Berdasar pengamatan dan catatan yang ada,
penyimpan limbah B 3 (oli bekas bahan B3 utama yang masih tersisa saat
dan pasir terkontaminasi) sesuai Pasca Konstruksi adalah sejumlah bahan
Pasal Pasal 10, 14, 20, 23 dan 29 peledak sisa.
PP 18/1999.
PLTA Asahan 1 belum memiliki
sistem tanggap darurat dalam hal
penanganan Limbah B3 (oli bekas)
sesuai Pasal Pasal 58 dan 60 PP
18/1999.
7. Gangguan Kebisingan dan atau 8. Sosial Ekonomi dan Budaya Masyarakat
Getaran Terhadap Komunitas
Mengingat lokasi Power House jauh
dari permukiman, maka tingkat Dalam pembebasan lahan PLTA Asahan‐1
kebisingan ini tidak mengganggu melibatkan masyarakat pemilik dan
permukiman masyarakat. Disamping perangkat desa Dan terdapat beberapa
itu, pengukuran yang dilakukan juga program bantuan bagi masyarakat
masih bersifat sesaat dan belum
dilakukan secara berkala.
9. Sistem Manajemen Lingkungan, dan
Kesahatan dan Keselematan Kerja
• Dilaporkan bahwa BDSN telah menunjuk personil ditingkat manajemen
yang bertanggungjawab terhadap LK3 yang beroperasi di kantor pusat
Jakarta dan kantor PLTA Asahan 1 untuk perwakilan di lapangan.
• Namun demikian bedasarkan observasi dan interview dengan personil
yang terlibat, didapati bahwa PLTA Asahan 1 belum mengembangkan
secara formal (de jure) Sistem Manajemen LK3.
14
KESIMPULAN
15
TERIMAKASIH