Anda di halaman 1dari 13

PIRANTI ELEKTRONIKA

“SENSOR SUHU”

1 D4 ELEKTRONIKA A
OLEH KELOMPOK 6:

NASYAZAH ANWIN A.M. 1110171005


MUHAMMAD SAHAL 1110171026
ALFAZ MAHARDIKA A. 1110171030

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRONIKA


POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena limpahan rahmat, hidayah,dan berkahnya
sehingga penulis mampu menyelesaiakan makalah tentang ”sensor suhu”. Makalah ini
merupakan tugas dari mata kuliah Piranti Elektronika yang membahas tentang, pengertian
sensor suhu. Selain itu di dalam makalah ini juga membahas mengenai jenis-jenis sensor
suhu. Ucapan terimakasih tak lupa pula kami haturkan kepada Ibu Dosen yang telah
memberikan dukungan serta arahan dalam pembuatan makalah ini sehingga makalah ini dapat
terselesaikan tepat pada waktunya. Tak lupa pula ucapan termakasih kepada semua sumber
referensi yang menjadi bahan kajian sehingga dapat melengkapi terselesainya makalah ini.
Semoga makalah ini,dapat menjadi referensi bagi pembaca baik itu mahasiswa, pelajar
dan siapapun yang dapat mengambil manfaat dari kebeadaannya, dan terbuka kesempatan
bagi penulis untuk menerima kritik serta saran untuk menjadi batu loncatan agar lebih baik
kedepannya.

Surabaya, 26 November 2017

Tim Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Seiring dengan munculnya beragam inovasi yang tiada hentinya. Salah satu komponen
elektronika yang paling sering kita dengar yaitu sensor suhu. Suhu merupakan salah satu hal
yang dapat menjelaskan mengenai kondisi lingkungan. Kebutuhan akan data mengenai
kondisi lingkungan sekitar telah mendorong manusia untuk membuat alat yang bisa
mengetahui kondisi lingkungan. Pengambilan data berupa suhu suatu lingkungan sangat
dibutuhkan, misalnya untuk mengetahui kondisi suhu pada ruang komputer Server yang harus
terjaga suhunya. Pengukuran suhu juga sangat dibutuhkan dalam suatu penelitian atau
pengamatan pada suatu lingkungan. Hal tersebut akan merepotkan dilakukan jika data
tersebut dibutuhkan secara berkala untuk pengamatan suatu lingkungan. Oleh karena itu
dibutuhkan suatu perangkat yang dapat mengukur suhu tersebut dan mengirimkan data itu
kapanpun pengamat tersebut mau mengambil data suhu dengan jarak jauh dan dapat
menyimpan data tersebut dalam suatu bentuk laporan data (data report). Perangkat ini
menggunakan mikrokontroler ATMega16 sebagai pengendali sensor suhu dan pengirim data
ke penerima. Pengirim data jarak jauh menggunakan telepon seluler dengan SMS untuk
mempermudah pengunaan dalam kehidupamn masyarakat.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah
1. Bagaimana definisi sensor suhu ?
2. Apa saja jenis-jenis sensor suhu serta kelemahan dan kelebihannya?
C. Tujuan
Dalam makalah ini ada beberapa tujuan yang harus di bahas dan di uraikan secara jelas
antara lain sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui definisi sensor suhu
2. Untuk mengetahui jenis-jenis sensor suhu serta kekurangan dan kelebihan masing-
masing.
D. Manfaat
Adapun manfaat dari makalah ini sebagai berikut
1. Menambah wawasan tentang definisi sensor suhu serta fungsinya.
2. Untuk menambah pengetahuan tentang bagaimana penggunaan sensor suhu dalam
kehidupan sehari - hari.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi
Sensor suhu adalah alat yang digunakan untuk mengubah besaran panas menjadi besaran
listrik yang dapat dengan mudah dianalisis besarnya. Ada beberapa metode yang
digunakan untuk membuat sensor ini, salah satunya dengan cara menggunakan material
yang berubah hambatannya terhadap arus listrik sesuai dengan suhunya.

B. Jenis-Jenis Sensor Suhu


1. RTD (Resistance Themperature Detector)
RTD adalah salah satu dari beberapa jenis sensor suhu yang sering digunakan. RTD
dibuat dari bahan kawat tahan korosi, kawat tersebut dililitkan pada bahan isolator
keramik. Bahan kawat untuk pembuatan RTD tersebut antara lain platina, emas, perak,
nikel dan tembaga, yang terbaik adalah bahan platina karena dapat digunakan untuk
mendeteksi suhu sampai 1500 °C. Sedangkan tembaga hanya dapat digunakan untuk
sensor suhu yang lebih rendah dan harganya lebih murah, tetapi tembaga mudah
korosi.
Prinsip kerja RTD:
Prinsip kerjanya berdasarkan pada prinsip pengukuran hambatan listrik suatu bahan
yang dapat berubah karena pengaruh suhu. Hubungan antara resistansi RTD dan suhu
sekitarnya sangat dapat diprediksi, dan sangat memungkinkan untuk pengukuran suhu
yang akurat dan konsisten. Dengan memasang sensor suhu RTD dengan arus konstan
dan mengukur drop tegangan yang dihasilkan pada resistor, maka resistansi RTD
dapat dihitung dan besarnya suhu dapat ditentukan. Sensor RTD mengambil
pengukuran ketika arus DC kecil dipasok ke sensor. Arus mengalir melalui impedansi
resistor, dan mengalami penurunan tegangan sepanjang resistor. Besarnya arus
pasokan yang berbeda dapat digunakan tergantung pada resistansi nominal RTD..
Untuk mengurangi pemanasan sendiri pada sensor RTD, disuahakan arus pasokan
harus tetap rendah, umumnya sekitar 1 mA atau kurang dari itu.
KONFIGURASI RTD
a. Konfigurasi Lilitan Kawat
Konfigurasi lilitan kawat merupakan jenis RTD kumparan dalam atau RTD
kumparan luar. Konstruksi RTD kumparan dalam terdiri dari kumparan resistif
yang dililitkan melalui sebuah lubang pada isolator keramik, sedangkan konstruksi
RTD kumparan luar melibatkan lilitan bahan resistif yang berliku-liku di sekitar
silinder keramik atau kaca, yang kemudian diisolasi.
Gambar 1. Konfigurasi RTD kumparan kawat

b. Konfigurasi Film Tipis


Konstruksi RTD Film tipis memiliki lapisan tipis bahan resistif yang disimpan
pada substrat keramik yang melalui proses deposisi, yaitu proses sebuah jalur
bahan resistif yang kemudian diukir ke sensor menggunakan pemangkasan laser
untuk mencapai nilai nominal sesuai karakteristik sensor. Bahan resistif tersebut
kemudian dilindungi dengan lapisan tipis dari kaca dan dipasang kabel utama yang
dilas ke bantalan pada sensor dan ditutup dengan  kaca.

Gambar 2. Konfigurasi RTD film tipis


RTD film tipis memiliki keunggulan dibandingkan dengan konfigurasi kumparan
kawat. Keunggulan utamanya yaitu bahwa lebih murah, lebih kasar, lebih tahan getaran,
dimensi lebih kecil, waktu respon lebih baik, karakteristik hysterisis lebih baik serta
ketahanan kemasannya lebih tinggi. Untuk rentang waktu yang lama dan suhu yang tinggi
RTD kumparan kawat akurasinya jauh lebih baik, tetapi berkat perkembangan teknologi RTD
terakhir, sekarang ada teknologi RTD film tipis yang mampu mencapai tingkat akurasi yang
sama dengan RTD kumparan kawat.
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
Dalam penggunaannya, RTD (PT100) juga memiliki kelebihan dan kekurangan yaitu
sebagai berikut.
 Kelebihan dari RTD (PT100) :
- Ketelitiannya lebih tinggi dibanding dengan termokopel.
- Tahan terhadap temperatur yang tinggi.
- Stabil pada temperatur yang tinggi, karena jenis logam platina lebih stabil
dari pada jenis logam yang lainnya.
- Kemampuannya tidak akan terganggu pada kisaran suhu yang luas.
 Kekurangan dari RTD (PT100) :
- Harga relatif lebih mahal bila dibanding dengan termokopel.
- Terpengaruh terhadap goncangan dan getaran.
- Respon waktu awal yang sedikit lama (0,5 s/d 5 detik, tergantung kondisi
penggunaannya).
- Jangkauan suhunya lebih rendah dibanding dengan termokopel.. RTD
(PT100) hanya mencapai suhu 650 °C, sedangkan termokopel dapat mencapai
suhu 1700 °C.
APLIKASI RTD
1. Monitoring temperatur suhu
2. Sensor rtd pada line fuel gas
3. Pengukur suhu di motor lingkungan industri
4. Pengukur suhu di turbin
5. Pengukur suhu di generator industri

2. TERMISTOR
Termistor adalah sensor elektronika yang dipakai untuk mengukur suhu. Prinsip dasar dari
termistor adalah perubahan nilai tahanan (atau hambatan atau werstan atau resistance) jika
suhu atau temperatur yang mengenai termistor ini berubah. Termistor ini merupakan gabungan
antara kata termo (suhu) dan resistor (alat pengukur tahanan).
PRINSIP KERJA
Prinsipnya adalah memberikan perubahan resistansi yang sebanding dengan
perubahan suhu. Perubahan resistansi yang besar terhadap perubahan suhu yang relatif
kecil menjadikan termistor banyak dipakai sebagai sensor suhu yang memiliki
ketelitian dan ketepatan yang tinggi. Termistor yang dibentuk dari bahan oksida logam
campuran (sintering mixture), kromium, kobalt, tembaga, besi, atau nikel, berpengaruh
terhadap karakteristik termistor, sehingga pemilihan bahan oksida tersebut harus
dengan perbandingan tertentu. Dimana termistor merupakan salah satu jenis sensor
suhu yang mempunyai koefisien temperatur yang tinggi. Setiap thermistor harus
memiliki nilai standar yang diukur pada suhu tertentu. Nilai thermistor dinyatakan
dalam Ohm. Suhu yang dipakai untuk mengukur resistansi standar sebuah thermistor
adalah 25 °C. Nilai thermistor akan berhenti berubah jika telah tercapai suhu
maksimal dari spesifikasi tiap-tiap thermistor
                                                    Prinsip Kerja Termistor

Komponen dalam termistor ini dapat mengubah nilai resistansi karena adanya
perubahan temperatur. Dengan demikian dapat memudahkan kita untuk
mengubah energi panas menjadi energi listrik.
JENIS-JENIS THERMISTOR
a. PTC (Positive Temperatur Coefficient)
Termistor jenis PTC (Positive Temperatur Coefficient) ini nilai resistansinya akan
semakin tinggi apabila suhu yang ada di sekitarnya juga tinggi. Dengan kata lain
nilai resistansi dan suhu di sekitar berbanding lurus alias positif.

Perlu dicatat bahwa skala resistansi adalah dalam logaritmik dan resistansinya
berubah mulai dari beberapa ratus ohm pada temperatur 75 oC dan beberapa ratus
kilo ohm pada temperatur 150 oC. 

b. NTC (Negative Temperatur Coefficient)


Thermistor jenis NTC (Negative Temperature Coefisien) ini nilai resistansinya
akan menurun apabila suhu yang berada di sekitar komponen thermistor NTC
tersebut tinggi, atau dengan kata lain berbanding terbalik alias negatif.. Termistor
jenis ini dibuat dari oksida dari kelompok elemen transisi besi.
APLIKASI TERMISTOR

1. Pendeteksi dan pengontrol. Contoh-contoh sederhana jarak dari alarm-alarm api


pada pendeteksi tumor. Kadang-kadang termistor merupakan bagian dari osilator dan
frekuensi keluarannya menjadi fungsi temperatur.
2. Compensasi. Sebagian besar resistor dan penghubung pada PTC. Termistor
dihubungkan pararel dengan NTC yang komponen-komponennya bisa di nonaktifkan
dengan bantuan temperatur.
3. Seperti pada relay temperatur dan saklar. Kegunaan pada efek-efek terhadap
pemanasan . Sebagai contoh, pengkarakteristikan dengan NTC bias digunakan untuk
mengatur tegangan dan pada penundaan dan waktu sirkuit. Pengkarakterisasian
dengan PTC digunakan untuk memproteksi gelombang.
4. Detektor gelombang yang memiliki panjang gelombang yang lebar aplikasi termistor
pada photo detektor panjang gelombang dihasilkan pada salah satu detektor suhu yang
disebut dengan termistor balometer.

3. TERMOKOPEL
Termokopel (Thermocouple) adalah jenis sensor suhu yang digunakan untuk
mendeteksi atau mengukur suhu melalui dua jenis logam konduktor berbeda yang
digabung pada ujungnya sehingga menimbulkan efek “Thermo-electric”. Efek
Thermo-electric pada Termokopel ini ditemukan oleh seorang fisikawan Estonia
bernama Thomas Johann Seebeck pada Tahun 1821, dimana sebuah logam konduktor
yang diberi perbedaan panas secara gradient akan menghasilkan tegangan listrik.
Perbedaan Tegangan listrik diantara dua persimpangan (junction) ini dinamakan
dengan Efek “Seeback”. Beberapa kelebihan Termokopel yang membuatnya menjadi
populer adalah responnya yang cepat terhadap perubahaan suhu dan juga rentang suhu
operasionalnya yang luas yaitu berkisar diantara -200˚C hingga 2000˚C. Selain respon yang
cepat dan rentang suhu yang luas, Termokopel juga tahan terhadap goncangan/getaran dan
mudah digunakan.
(a)Termokopel (b)Simbol Termokopel
PRINSIP KERJA
Prinsip kerja Termokopel cukup mudah dan sederhana. Pada dasarnya Termokopel
hanya terdiri dari dua kawat logam konduktor yang berbeda jenis dan digabungkan
ujungnya.  Satu jenis logam konduktor yang terdapat pada Termokopel akan berfungsi
sebagai referensi dengan suhu konstan (tetap) sedangkan yang satunya lagi sebagai
logam konduktor yang mendeteksi suhu panas.

Berdasarkan Gambar diatas, ketika kedua persimpangan atau Junction memiliki suhu
yang sama, maka beda potensial atau tegangan listrik yang melalui dua persimpangan
tersebut adalah “NOL” atau V1 = V2. Akan tetapi, ketika persimpangan yang
terhubung dalam rangkaian diberikan suhu panas atau dihubungkan ke obyek
pengukuran, maka akan terjadi perbedaan suhu diantara dua persimpangan tersebut
yang kemudian menghasilkan tegangan listrik yang nilainya sebanding dengan suhu
panas yang diterimanya atau V1 – V2. Tegangan Listrik yang ditimbulkan ini pada
umumnya sekitar 1 µV – 70µV pada tiap derajat Celcius. Tegangan tersebut kemudian
dikonversikan sesuai dengan Tabel referensi yang telah ditetapkan sehingga
menghasilkan pengukuran yang dapat dimengerti oleh kita.
JENIS JENIS TERMOKOPEL
Termokopel tersedia dalam berbagai ragam rentang suhu dan jenis bahan. Pada
dasarnya, gabungan jenis-jenis logam konduktor yang berbeda akan menghasilkan
rentang suhu operasional yang berbeda pula.
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
Kelebihan
 Mudah dibaca, karena memiliki layar yang tidak mudah keruh dan skala yang
jelas.
 Akurasi yang tepat dalam pengukuran suhu.
 Baik digunakan untuk pengukuran variasi suhu dengan jarak kurang dari 1 cm.
 Termokopel tidak mudah rusak dan tahan lama.
Kekurangan:
 Kalibrasi yang sulit, saat termokopel dinyalakan, suhu yang tertera adalah suhu
pada ruangan tersebut.
 Hanya dapat digunakan untuk mengukur perbedaan suhu.
 Termokopel membutuhkan perlengkapan tambahan yang harganya biasanya
cukup mahal.
4. IC LM35
Sensor suhu IC LM 35 merupakan chip IC produksi Natianal Semiconductor yang
berfungsi untuk mengetahui temperature suatu objek atau ruangan dalam bentuk
besaran elektrik. Sensor suhu IC LM35 dapat mengubah perubahan temperature
menjadi perubahan tegangan pada bagian outputnya. Sensor suhu IC LM35
membutuhkan sumber tegangan DC +5 volt dan konsumsi arus DC sebesar 60 µA
dalam beroperasi. Bentuk fisik sensor suhu LM 35 merupakan chip IC dengan
kemasan yang berfariasi, pada umumnya kemasan sensor suhu LM35 adalah kemasan
TO-92  seperti terlihat pada gambar dibawah.

(a)Sensor IC (b)simbol sensor IC


Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa sensor suhu IC LM35 pada dasarnya
memiliki 3 pin yang berfungsi sebagai sumber supply tegangan DC +5 volt, sebagai
pin output hasil penginderaan dalam bentuk perubahan tegangan DC pada Vout dan
pin untuk Ground.
VARIAN SENSOR SUHU IC LM35
 LM35, LM35A memiliki range pengukuran temperature  -55ºC hingga +150ºC.
 LM35C, LM35CA memiliki range pengukuran temperature -40ºC hingga +110ºC.
 LM35D memiliki range pengukuran temperature 0ºC hingga +100ºC.  LM35
PRINSIP KERJA SENSOR LM35
Secara prinsip sensor akan melakukan penginderaan pada saat perubahan suhu setiap
suhu 1 ºC akan menunjukan tegangan sebesar 10 mV. Pada penempatannya LM35
dapat ditempelkan dengan perekat atau dapat pula disemen pada permukaan akan
tetapi suhunya akan sedikit berkurang sekitar 0,01 ºC karena terserap pada suhu
permukaan tersebut. Dengan cara seperti ini diharapkan selisih antara suhu udara dan
suhu permukaan dapat dideteksi oleh sensor LM35 sama dengan suhu disekitarnya,
jika suhu udara disekitarnya jauh lebih tinggi atau jauh lebih rendah dari suhu
permukaan, maka LM35 berada pada suhu permukaan dan suhu udara disekitarnya.
Jarak yang jauh diperlukan penghubung yang tidak terpengaruh oleh interferensi dari
luar, dengan demikian digunakan kabel selubung yang ditanahkan sehingga dapat
bertindak sebagai suatu antena penerima dan simpangan didalamnya, juga dapat
bertindak sebagai perata arus yang mengkoreksi pada kasus yang sedemikian, dengan
mengunakan metode bypass kapasitor dari Vin untuk ditanahkan. Maka dapat
disimpulkan prinsip kerja sensor LM35 sebagai berikut:
- Suhu lingkungan di deteksi menggunakan bagian IC yang peka terhadap suhu.
- Suhu lingkungan ini diubah menjadi tegangan listrik oleh rangkaian di dalam IC,
dimana perubahan suhu berbanding lurus dengan perubahan tegangan output.
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
* Kelebihan
a. Rentang suhu yang jauh, antara -55 sampai +150oC.
b. Low self-heating, sebesar 0.08oC.
c. Beroperasi pada tegangan 4 sampai 30 V.
d. Rangkaian tidak rumit.
e. Tidak memerlukan pengkondisian sinyal.
* Kekurangan
Membutuhkan sumber tegangan untuk beroperasi
APLIKASI IC LM35
- Sistem monitoring suhu ruangan pada laboratorium kimia.
- Sistem monitoring suhu rumah kaca.

5. THERMOSTAT
Thermostat adalah jenis Sensor suhu Kontak (Contact Temperature Sensor) yang
menggunakan prinsip Electro-Mechanical. Thermostat pada dasarnya terbuat dari dua
buah lempengan logam yang berbeda koefisien muainya (α) yang direkatkan menjadi
satu. Tingkat pemuaian yang berbeda dari dua logam tersebut akan menghasilkan
gerakan mekanis melengkung ketika strip atau lempengan bimetal tersebut terkena
panas. Bimetal biasanya digunakan pada saklar listrik thermostat, yang biasa
diaplikasikan untuk mengontrol elemen pemanas, seperti pada setrika, pemanas air,
oven, tungku pembakaran, penanak nasi dan lain sebagainya.Thermostat sering
digunakan pada peralatan listrik seperti Oven, Seterika dan Water Heater.
Gambar komponen termostat

PRINSIP KERJA
Termostat adalah suatu piranti pengatur suhu yang bekerja secara otomatis
berdasarkan prinsip umpan balik. Istilah termostat pertama kali digunakan oleh
Andrew Ure pada tahun 1830 untuk menyebut suatu elemen tanggap-panas yang
terbuat dari batangan baja dan zink yang dikeling.
Pada sistem umpan balik yang menggunakan termostat, tinggi atau rendahnya suhu
yang diatur dibandingkan dengan suatu acuan. Apabila suhu yang diindera tidak tepat
sama dengan suhu acuan, elemen pengindera pada termostat akan bekerja dan
kemudian mengirim isyrat (biasanya berupa isyarat listrik) untuk menurunkan atau
menaikkan suhu sesuai kebutuhan. Sistem umpan balik semacam ini biasanya
digunakan pada pengatur sushu ruangan, setrika listrik, pemanas listrik, dan perangkat
yang memerlukan pembatas panas lainnya.
Termostat bimetal (seperti yang dibuat oleh Andrew Ure) merupakan termostat yang
sederhana tetapi sangat efektif. Pada setrika listrik, misalnya tingkat panas tertentu
akan menyebabkan bimetal tersebut melengkung sehingga kontak listriknya terputus.
Terputusnya kontak listrik menyebabkan suhu setrika menurun dan bersamaan dengan
itu bimetal kembali lurus sehingga kontak listrik terhubung lagi. Dengan cara kerja
alat seperti itu tingkat panas pada setrika tidak akan melampaui batas panas
maksimum yang ditetapkan.
Termostat yang biasa melengkapi kulkas memanfaatkan suatu cairan asiri. Uap cairan
ini akan memberi tekanan yang merupakan umpan balik bagi relai untuk menjalankan
atau mematikan kompresor. Pesawat AC untuk rumah tangga menggunakan termostat
yang memberikan umpan balik berupa selisih tegangan listrik kepada pemanas atau
kompresor pendingin. Untuk gedung besar, lazimnya digunakan termostat pneumantik
berupa tabung tembaga yang berisi udara. Isyarat tekanan-udara akan merupakan
umpan balik bagi pemanas atau kompresor pendingin.
KEKURANGAN DAN KELEBIHAN
Salah satu kelebihan dari sensor bimetal adalah portabilitasnya dan tanpa perlu
menggunakan power supply. Namun bimetal biasanya tidak cukup akurat bila
dibandingkan dengan perangkat sensor suhu yang lain, selain itu penggunaan sensor
bimetal juga tidak mudah untuk menampilkan atau merekam nilai suhu, seperti yang
biasa dilakukan oleh sensor termokopel, RTD, dan jenis sensor suhu lainnya. Akan
tetapi penggunaan bimetal akan memberikan keuntungan yang pasti bila digunakan
dalam aplikasi yang tepat.
APLIKASI THERMOSTAT
Salah satu aplikasi dari thermostat adalah pada setrikaan listrik pada setrika jika suhu
melebihi batas yang telah ditentukan maka setrika akan mati sendiri dan akan ada bunyi
"tik", itu sebenarnya adalah Bimetallic temperature sensor yang sedang melengkung.
Disini bimetal berfungsi sebagai saklar suhu otomatis yang akan memutus kontak listrik
jika suhu setrika melebihi batas yang ditentukan

Anda mungkin juga menyukai