Anda di halaman 1dari 119

TA/TL-USU/2019/114

PERENCANAAN SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH DI PT


PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA UNIT PENDIDIKAN DAN
PELATIHAN TUNTUNGAN

TUGAS AKHIR

Oleh

ROBBY FIQRY MAULANA


140407019

Pembimbing Pertama Pembimbing Kedua


Ir. Netti Herlina, MT Ir. Lies Setyowati, M.T.

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2019

Universitas Sumatera Utara


PERENCANAAN SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH DI PT
PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA UNIT PENDIDIKAN DAN
PELATIHAN TUNTUNGAN

TUGAS AKHIR

Oleh

ROBBY FIQRY MAULANA


140407019

TUGAS AKHIR INI DIAJUKAN UNTUK MELENGKAPI SEBAGIAN


PERSYARATAN MENJADI SARJANA TEKNIK

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2019

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya kepada kita semua sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir
dengan judul Pengelolaan Sampah di PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Udiklat
Tuntungan.
Dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Ir. Netti Herlina, M.T. selaku ketua jurusan Teknik Lingkungan dan Dosen
pembimbing pertama Tugas Akhir Program Studi Teknik Lingkungan Universitas
Sumatera Utara.
2. Ibu Ir. Lies Setyowati, M.T. selaku dosen pembimbing kedua Tugas Akhir Program
Studi Teknik Lingkungan Universitas Sumatera Utara.
3. Pak Dr. Amir Husin, S.T., M.T. selaku sekretaris jurusan Teknik Lingkungan
Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Isra’ Suryati M.Si. selaku Koordinator Tugas Akhir Program Studi Teknik
Lingkungan Universitas Sumatera Utara.
5. Pak Dr. Amir Husin, S.T., M.T. dan pak Ir.Jony Mullyadi, M.T. sebagai dosen
penguji seminar hasil.
6. Seluruf staf, dosen dan karyawan Teknik Lingkungan USU.
7. Kedua orang tua serta keluarga tercinta yang telah memberikan dorongan moril dan
materi.
8. Rekan-rekan angkatan 2014 dan mahasiswa teknik lingkungan lainnya yang telah
memberikan banyak bantuan, perhatian, pengertian dan dorongan dalam penelitian
ini.
9. Semua pihak yang turut mendukung penyelesaian proposan tugas akhir ini.

Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu
kritik, saran, dan masukan dari semua pihak sangat diharapkan agar masa yang akan
datang laporan ini lebih sempurna. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, Januari 2019

Penulis

i
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
PT PLN (Persero) Udiklat Tuntungan memiliki kewajiban mengelola sampah yang dihasilkan, Sumber
sampah yang dihasilkan berasal dari kantor dan kelas, mess dan asrama, taman dan jalan serta ruang
makan. Kondisi pengelolaan sampah yang selama ini dilakukan di PT PLN (Persero) Udiklat Tuntungan
dinilai belum optimal. Hal ini ditandai dengan tersedianya tempat sampah 3 jenis namun sampah yang
dihasilkan masih tercampur, seluruh sampah yang dihasilkan dikumpulkan pada lahan terbuka, sehingga
belum dilakukan pemanfaatan kembali sampah. Tujuan penelitian adalah menghitung timbulan dan
komposisi, merencanakan teknik operasional dan merencankan desain TPST. Metode pengukuran
timbulan dan komposisi sampah menggunakan SNI 19-3964-1994. Hasil studi menunjukan bahwa
timbulan sampah berdasarkan daya tampung maksimum yang dihasilkan PT PLN (Persero) Udiklat
Tuntungan adalah 210,10 kg/hari atau 1.752,23 l/hari dengan komposisi sampah yang dihasilkan secara
keseluruhan adalah sisa makanan 11,20%, kayu dan sampah tanaman 65,07%, kain/tekstil 1,59%, karet
1,26%, plastik 10,80%, logam 0,75%, kaca/gelas 1,14%, kertas 5,34%, tisu 1,29%, dan styrofoam 1,56%.
Teknik operasional sampah yang akan direncanakan dimulai dari pewadahan menggunakan bin 20L akan
dibedakan menjadi 5 jenis yaitu organik, plastik, kertas, lain-lain dan bahan berbahaya dan beracun (B3),
serta ditempatkan 1 kontainer sampah ukuran 120L untuk sampah dari ruang makan. Pengumpulan dan
pemindahan menggunakan transfer depo 660L. Pengangkutan sampah menggunakan motor sampah
kapasitas 1 m3. TPST PT PLN (Persero) Udiklat Tuntungan memiliki luas bangunan 102 m2. Dengan
rincian luas bangunan yaitu ruang pengomposan (78 m2), ruang pemilahan sampah plastik dan kertas serta
ruang penyimpanan sementara limbah B3 (12 m2), ruang sampah lain-lain (12 m2). Rincian anggaran
biaya yang diperlukan dalam perencanaan pengelolaan sampah di PT PLN (Persero) Udiklat
Tuntungan adalah Rp84.340.000,-
Kata kunci : komposisi, pengelolaan, sampah, timbulan, udiklat.

Universitas Sumatera Utara


ABSTRACT

PT PLN (Persero) Udiklat Tuntungan has the obligation to manage the waste that it produces. The
source of the waste produced comes from offices and classes, messes and dormitories, parks and
roads and dining rooms. The condition of the waste management that has been carried out at PT
PLN (Persero) Tgk Udiklat is considered not optimal. This is indicated by the availability of 3 types
of trash, but the waste produced is still mixed, all the waste produced is collected on open land, so
that the waste has not been reused. The purpose of the study was to calculate generation and
composition, plan operational techniques and plan the design of Integrated Waste Management
Sites. The method of measuring generation and composition of waste using SNI 19-3964-1994. The
results of the study show that waste generation based on the maximum capacity produced by PT
PLN (Persero) Tuntungan Udiklat is 210.10 kg / day or 1,752.23 l / day with the composition of the
waste produced as a whole is 11.20% food waste, wood and 65.07% plant waste, fabric / textile
1.59%, 1.26% rubber, 10.80% plastic, 0.75% metal, 1.14% glass / glass, 5.34% paper, 1 tissue,
29%, and Styrofoam 1.56%. Operational techniques for waste which will be planned starting from
storage using 20L bin will be divided into 5 types, namely organic, plastic, paper, others and
hazardous and toxic materials (B3), and placed 1 120L garbage container for garbage from the
dining room. Collection and transfer using 660L depot transfer. Transportation of waste using a
garbage motor with a capacity of 1 m3. PT PLN (Persero) Udiklat Tuntungan Integrated Waste
Processing Site has a building area of 102 m2. With details of building area, namely composting
room (78 m2), sorting space for plastic and paper waste and temporary storage space for B3 (12
m2) waste, other waste rooms (12 m2). Details of the cost budget needed in waste management
planning at PT PLN (Persero) Udiklat Tuntungan is Rp.84,340,000, -

Keywords: composition, management, waste, generation, education.

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
ABSTRAK ........................................................................................................... ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR TABEL v
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR PERSAMAAN vii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN I–1


1.1. Latar Belakang I–1
1.2. Rumusan Masalah I–4
1.3. Tujuan Penelitian I–4
1.4. Ruang Lingkup Penelitian I–4
1.5. Manfaat Penelitian I–5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA II – 1


2.1. Definisi Sampah II – 1
2.2. Sumber Sampah II – 1
2.3. Volume Timbulan Sampah II – 3
2.4. Jenis Sampah II – 4
2.5. Komposisi Sampah II – 5
2.6. Teknik Operasional Pengelolaan Sampah II – 6
2.6.1. Pewadahan II – 8
2.6.2. Pengumpulan II – 9
2.6.3. Pemindahan II – 13
2.6.4. Pengangkutan II – 13
2.6.5. Pembuangan Akhir (Disposal) II – 14
2.7. Pengelolaan Sampah ...................................................................................... II – 15
2.8. Pengolahan Sampah ....................................................................................... II – 17
BAB III METODOLOGI PENELITIAN III – 1
3.1. Konsep Metodologi Penelitian III – 1
3.2. Lokasi Penelitian ........................................................................................... III – 2
3.3. Teknik Pengumpulan Data III – 2
3.2.1. Data Primer III – 2
3.2.2. Data Sekunder III – 3
3.2.3. Data Penelitian ..................................................................................... III – 3
3.4. Diagram Pengelolaan Persampahan .............................................................. III – 4
3.5. Asumsi Perencanaan Berdasarkan Jumlah Peserta PT PLN
(Persero) Udiklat Tuntungan ........................................................................ III – 5
3.6. Penentuan Proses Pengolahan Sampah .......................................................... III – 5
3.5.1. Pendaur Ulangan Sampah Organik III – 5
3.5.2. Pendaur Ulangan Sampah Anorganik III – 5
3.5.3. Pengelolaan Limbah B3 ....................................................................... III – 5
3.5.4. Pengelolaan sampah Lain-lain ............................................................. III – 6

ii

Universitas Sumatera Utara


3.5.5. Perhitungan Kebutuhan Ruang ............................................................ III – 7
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV – 1

4.1. Timbulan dan komposisi sampah di PT PLN (Persero) Udiklat Tuntungan


.................................................................................................................. IV – 1
4.1.1. Besaran Timbulan Sampah................................................................... IV – 1
4.1.1.1.Besaran Timbulan Sampah Kantor dan Kelas ........................ IV – 1
4.1.1.2.Besaran Timbulan Sampah Mess dan Asrama ....................... IV – 3
4.1.1.3.Besaran Timbulan Sampah Jalan dan Taman ......................... IV – 5
4.1.1.4.Besaran Timbulan Sampah Ruang Makan.............................. IV – 6
4.1.2. Komposisi Sampah di PT PLN (Persero) Udiklat Tuntungan ............. IV – 7
4.1.3. Timbulan Sampah Berdasarkan Daya Tampung Maksimum
di PT PLN (Persero) Udiklat Tuntungan.............................................. IV – 11
4.2. Perencanaan Sistem Pengelolaan Sampah Berdasarkan Daya
Tampung Maksimum di PT PLN (Persero) Udiklat Tuntungan ................... IV – 12
4.2.1 Pewadahan ............................................................................................ IV – 12
4.2.2 Pengumpulan dan Pemindahan ............................................................ IV – 16
4.2.3 Pengangkutan ....................................................................................... IV – 18
4.2.4 Rekomendasi Pengolahan Sampah ...................................................... IV – 20
4.2.4.1. Pengolahan Sampah Organik ................................................ IV – 20
4.2.4.2. Pengolahan Sampah Plastik ................................................... IV – 22
4.2.4.3. Pengolahan Sampah Kertas .................................................... IV – 23
4.2.4.4. Pengolahan Sampah Lain-lain................................................ IV – 23
4.2.4.5. Pengolahan Limbah Bahan Berbahaya dan Bercun (B3) ....... IV – 23
4.2.4.6. Skema Teknik Operasional Pengelolaan Sampah di
PT PLN (Persero) Udiklat Tuntungan.................................... IV – 25
4.3. 3R (Reduce, Reuse, dan Recycle) .................................................................. IV – 26
4.3.1. Reduce (Mengurangi) ........................................................................ IV – 26
4.3.2. Reuse (Memakai Kembali) ................................................................ IV – 26
4.3.3. Recycle (Mendaur Ulang) .................................................................. IV – 26
4.4. Desain Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) 3R di
PT PLN (Persero) Udiklat Tuntungan ...................................................... IV – 26
4.3.1 Ruang Daur Ulang Sampah Organik .................................................... IV – 26
4.3.1.1 Ruang Penerimaan ................................................................ IV – 27
4.3.1.2 Dimensi Pencacah Sampah Organik ..................................... IV – 27
4.3.1.3 Dimensi Pengomposan .......................................................... IV – 27
4.3.1.4 Dimensi Ruang Pengayakan ................................................. IV – 29
4.3.1.5 Ruang Penyimpanan Kompos ................................................ IV – 29
4.3.1.6 Kebutuhan Ruang Total Untuk Ruang Pengomposan ........... IV – 29
4.3.2 Ruang Daur Ulang Sampah Plastik ...................................................... IV – 30
4.3.3 Ruang Daur Ulang Sampah Kertas ..................................................... IV – 30
4.3.4 Ruang Pengumpulan Sampah Lain-lain .............................................. IV – 30
4.3.5 Ruang Penyimpanan Limbah B3 ......................................................... IV – 31
4.3.6 Skema Eksisting Pengelolaan Sampah di PT PLN (Persero)
Udiklat Tuntungan................................................................................ IV – 32
4.3.7 Skema Rencana Pengelolaan Sampah di PT PLN (Persero)
Udiklat Tuntungan................................................................................ IV – 32

iii

Universitas Sumatera Utara


BAB V RINCIAN ANGGARAN BIAYA ......................................................... V – 1
5.1. Rincian Anggaran Biaya Teknik Operasional Pengelolaan Sampah
di PT PLN (Persero) Udiklat Tuntungan ...................................................... V – 1
5.2. Rincian Anggaran Biaya Tempat Pengolahan Sampah Terpadu
(TPST) di PT PLN (Persero) Udiklat Tuntungan ......................................... V – 2
5.2.1. Analisis Harga Satuan Pekerja (AHSP) .............................................. V – 2
5.2.2. Perhitungan Volume Pekerjaan ............................................................ V – 4
5.2.3. Rincian Anggaran Biaya TPST di PT PLN
(Persero) Udiklat Tuntungan ................................................................ V – 5
5.3. Rincian Anggaran Biaya Perencanaan Sistem Pengelolaan
Sampah di PT PLN (Persero) Udiklat Tuntungan ........................................ V – 6
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ VI – 1
6.1. Kesimpulan .................................................................................................... VI – 1
6.2. Saran ............................................................................................................. VI – 2

DAFTAR PUSTAKA

iv

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Resume Penelitian Terdahulu .............................................................. I – 3


Tabel 2.1 Jumlah Timbulan Sampah II – 4
Tabel 2.2 Ringkasan Teknis Operasional Persampahan II – 7
Tabel 2.3 Jenis Pewadahan dan Sumber Sampahnya II – 8
Tabel 2.4 Contoh Wadah dan Penggunannya II – 9
Tabel 2.5 Tipe Pemindahan (Transfer) II – 12
Tabel 3.1 Data Penelitian III – 4
Tabel 4.1 Perhitungan Rata-Rata Timbulan Sampah Kantor dan Kelas di
PT PLN (Persero) Udiklat Tuntungan IV – 2
Tabel 4.2 Perhitungan Rata-Rata Timbulan Sampah Mess dan Asrama di
PT PLN (Persero) Udiklat Tuntungan IV – 4
Tabel 4.3 Perhitungan Rata-Rata Timbulan Sampah Taman dan Jalan di
PT PLN (Persero) Udiklat Tuntungan IV – 5
Tabel 4.4 Perhitungan Rata-Rata Timbulan Sampah Ruang Makan di
PT PLN (Persero) Udiklat Tuntungan IV – 7
Tabel 4.5 Perhitungan Rata-Rata Komposisi Sampah Secara Keseluruhan
di PT PLN (Persero) Udiklat Tuntungan.............................................. IV – 8
Tabel 4.6 Timbulan Sampah Berdasarkan Daya Tampung Maksimum
PT PLN (Persero) Udiklat Tuntungan .................................................. IV – 10
Tabel 5.1 Rincian Anggaran Biaya Teknik Operasional Pengelolaan
Sampah di PT PLN (Persero) Udiklat Tuntungan ................................ V – 1
Tabel 5.2. Lingkup Pekerjaan Perancangan TPST PT PLN (Persero)
Udiklat Tuntungan................................................................................ V – 2
Tabel 5.3 Hasil Analisis Harga Satuan Pekerjaan (AHSP) ................................. V – 3
Tabel 5.4. Hasil Perhitungan Volume Pekerjaan TPST PT PLN
(Persero) Udiklat Tuntungan ................................................................ V – 4
Tabel 5.5 Rincian Anggaran Biaya Tempat Pengolahan Sampah Terpadu
(TPST) di PT PLN (Persero) Udiklat Tuntungan ................................. V – 5
Tabel 5.6 Rincian Anggaran Biaya Perencanaan Sistem Pengelolaan
Sampah di PT PLN (Persero) Udiklat Tuntungan ................................ V – 6

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1. Kondisi Eksisting Pengelolaan Sampah di PT PLN (Persero)
Udiklat Tuntungan ................................................................................................ I – 2
Gambar 2.1 Diagram Teknik Teknik Pengelolaan Persampahan II – 7
Gambar 2.2 Diagram Berbagai Pola Pengumpulan Sampah II – 10
Gambar 2.3 Pola Individual Langsung II – 10
Gambar 2.4 Pola Komunal Langsung II – 10
Gambar 2.5 Pola Komunal Tidak Langsung II – 11
Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian III – 1
Gambar 3.2 Diagram Teknik Operasional Persampahan ..................................... III – 5
Gambar 4.1 Diagram Komposisi Sampah Kelas dan Kantor .............................. IV – 9
Gambar 4.2. Diagram Komposisi Sampah Mess dan Asrama .............................. IV – 9
Gambar 4.3. Diagram Komposisi Sampah Jalan dan Taman ............................... IV – 10
Gambar 4.4. Diagram Komposisi Sampah Ruang Makan .................................... IV – 10
Gambar 4.5 Pembagian Area Teknik Operasional persampahan PT
PLN Persero Udiklat Tuntungan ....................................................... IV – 11

Gambar 4.6. Pewadahan 5 Jenis dengan Bin 40L PT PLN (Persero) Udiklat
Tuntungan ........................................................................................ IV – 12
Gambar 4.7. Pewadahan 1 Jenis dengan Bin 120L di Ruang Makan
PT PLN (Persero) Udiklat Tuntungan ............................................. IV – 14
Gambar 4.8. Kontainer Pengumpul PT PLN (Persero) Udiklat Tuntungan ......... IV – 16
Gambar 4.9. Motor Pengangkut Sampah Menuju TPST 3R
PT PLN (Persero) Udiklat Tuntungan ............................................. IV – 17
Gambar 4.10. Pengomposan Dengan Menggunakan Metode Open Windrow ..... IV – 19
Gambar 4.11. Pencacah Sampah Plastik ............................................................... IV – 21
Gambar 4.12 Teknik Operasional pengelolaan Persampahan di
PT PLN (Persero) Udiklat Tuntungan ............................................ IV – 22
Gambar 4.13. Skema Pengelolaan Sampah di PT PLN (Persero)
Udiklat Tuntungan ......................................................................... IV – 23
Gambar 4.14 Skema eksisting pengelolaan sampah yang akan dilakukan
di PT PLN (Persero) Udiklat Tuntungan ......................................... IV – 29
Gambar 4.15 Skema eksisting pengelolaan sampah yang akan dilakukan
di PT PLN (Persero) Udiklat Tuntungan ......................................... IV – 29

vi

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PERSAMAAN

Persamaan 3.1. Jumlah Unit Pengolahan Yang Dibutuhkan ................................ III – 6


Persamaan 3.2. Penentuan Kebutuhan Ruang Proses Pengolahan ....................... III – 7

vii

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I Tabulasi Data Pengukuran timbulan dan Komposisi Sampah
Lampiran II Data Terkait Jumlah Unit Mess dan Asrama, Jumlah Peserta 8 Tahun
Terakhir
Lampiran III Foto Dokumentasi

viii

Universitas Sumatera Utara


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) melalui Pusat Pendidikan dan Pelatihan
(PUSDIKLAT) mendapat tugas merencanakan, mengatur, menyelenggarakan pendidikan
dan pelatihan dibidang Tenaga Listrik dan Administrasi. PUSDIKLAT dilengkapi dengan
unsur pelaksana yaitu Unit Pendidikan dan Pelatihan (UDIKLAT) yang salah satunya adalah
PT PLN (Persero) Udiklat Tuntungan.

PT PLN (Persero) Udiklat Tuntungan memiliki luas wilayah sebesar 59.000 yang terdiri dari
9 Kantor, 17 Kelas , dan 96 Kamar. Pada tahun 2017, PT PLN (Persero) Udiklat Tuntungan
memiliki jumlah karyawan sebanyak 25 karyawan tetap dan 47 karyawan outsorcing serta
dapat menampung peserta sebanyak 300 orang setiap harinya.

PT PLN (Persero) Udiklat Tuntungan memiliki aktivitas kerja yang dapat menimbulkan sisa
berbentuk padatan yang disebut sebagai sampah. Adapun sumber sampah yang dihasilkan
berasal dari area kantor dan kelas, mess dan asrama, jalan dan taman, serta ruang makan.

Sampah merupakan salah satu permasalahan lingkungan yang sampai saat ini masih belum
bisa ditangani dengan baik, terutama pada negara-negara berkembang seperti Indonesia
dimana kemampuan untuk menangani sampah tidak sebanding dengan timbulan sampahnya
yang artinya perlu peningkatan dalam upaya pengelolaan sampah yang lebih baik.

Menurut Undang-undang No. 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, dijelaskan bahwa
pengelolaan sampah bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas
lingkungan serta menjadikan sampah sebagai sumber daya. Setiap orang dalam pengelolaan
sampah wajib mengurangi dan menangani sampah dengan cara yang berwawasan
lingkungan. Berdasarkan hal tersebut, maka PT PLN (Persero) Udiklat Tuntungan memiliki
kewajiban mengelola sampah yang dihasilkan.

Universitas Sumatera Utara


Pada saat ini, sampah yang dihasilkan oleh PT PLN (Persero) Udiklat Tuntungan
dikumpulkan dalam tempat sampah yang disediakan di masing-masing ruang, kemudian
sampah tersebut dimasukkan kedalam tempat sampah yang lebih besar, yaitu tempat sampah
yang terpilah dalam sampah 3 jenis (organik, anorganik, dan lain-lain). Hal tersebut bertujuan
agar sampah tersebut terpilah sesuai jenisnya. Namun pada kenyataannya, sampah masih
bercampur. Sampah yang dihasilkan kemudian dikumpulkan kedalam mobil pick-up dengan
keadaan tercampur dan tidak berdasarkan jenisnya, lalu sampah tersebut dibawa menuju
lahan terbuka setiap 2 hari sekali.

Kondisi eksisting pengelolaan sampah di PT PLN (Persero) Udiklat Tuntungan dapat dilihat
pada gambar 1.1.

(a)
(b)

(c)
Gambar 1.1 (a) Pewadahan Sampah Masih Tercampur (b) Pengangkutan Sampah
Secara Tercampur (c) Tempat Pembuangan Sampah Lahan Terbuka
(Sumber: Observasi, 2018)

I-2

Universitas Sumatera Utara


Kondisi pengelolaan sampah yang selama ini dilakukan oleh PT PLN (Persero) Udiklat
Tuntungan dinilai belum optimal, maka sangatlah perlu dilakukan perencanaan sistem
pengelolaan sampah berdasarkan Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang
Pengelolaan Sampah.

Adapun informasi dan penelitian-penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini
dapat dilihat pada Tabel 1.1

I-3

Universitas Sumatera Utara


Tabel 1.1. Resume Penelitian Terdahulu

No. Nama Peneliti Tahun Judul Tujuan Metode Hasil


1. Made W. 2013 Timbulan Dan Manajemen Werdhapura Melakukan penelitian mengenai Volume timbulan sampah sebesar 4,6
Wardiha, Komposisi Sampah belum memiliki timbulan dan komposisi sampah. m3/hari atau berat sebesar 302,3 kg/hari.
Pradwi S.A. Di Kawasan pengelolaan sampah yang Penelitian dimulai dengan survey Komposisi sampah terdiri dari sisa
Putri, Lya M. Perkantoran Dan terintegrasi. Oleh karena dan wawancara mengenai sumber makanan (26,43%), kertas (18,55%), residu
Setyawati, dan Wisma itu, perlu dibuat suatu sampah dan kondisi eksisting dari (14,64%), dan sampah organik (10,93%).
Muhajirin (Studi Kasus: rencana pengelolaan pengelolaan sampah di
Dari total sampah di Werdhapura, sebanyak
Werdhapura Village sampah manajemen Werdhapura.
47,51% berpotensi untuk didaur ulang
Center, Kota Werdhapura.
Timbulan dan komposisi sampah dimana sampah tersebut
Denpasar, Provinsi
Tujuan dari penelitian ini dihitung dengan metode SNI 19- terdiri dari sampah organik dan sisa
Bali)
adalah untuk mengetahui 3964- 1995. makanan yang dapat diolah menjadi
timbulan dan komposisi kompos , serta sampah kering yang dapat
sampah di didaur ulang seperti kertas, botol plastik,
Werdhapura dan logam, botol kaca, kantong plastik, dan
memperkirakan jumlah lainnya.
sampah yang berpotensi
untuk dikelola.

2. Slamet Raharjo, 2014 Pengelolaan Mengolah sampah di Tahapan penelitian dimulai dengan Timbulan sampah sebesar 78,77 % dapat
Muhammad Sampah Di Kampus PPST Unand yang terdiri observasi pendahuluan dan proses dimanfaatkan di Pusat Pengolahan Sampah
Zulfan, Taufiq Universitas Andalas dari proses pengomposan pengumpulan data sekunder, Terpadu (PPST) sehingga jumlah sampah
Ihsan, Yenni Limau Manis dan pencucian, selanjutnya dilakukan pengolahan yang dibuang ke TPA dapat diminimalkan
Ruslinda Padang pengepakan sehingga data. Adapun acuan dari jurnal ini hingga 21,23 %. Pewadahan, jenis
dapat bernilai ekonomis. yaitu SNI 19-2454-2002 tentang pemilahan sebanyak 3 kategori yaitu wadah
Tata Cara Teknik Operasional untuk sampah organik, wadah untuk
Pengelolaan Sampah Perkotaan, material sampah yang dapat dijual dan
SNI 3242-2008 tentang wadah sampah lain-lain. Pengumpulan dan
Pengelolaan Sampah di pengangkutan, dilakukannya pengagkutan
Permukiman serta Permen PU No. setiap hari sebanyak 1 ritasi.
03/PRT/M/2013 tentang
Penyelenggaraan Prasarana dan
Sarana Persampahan dalam
Penanganan Sampah Rumah
Tangga dan Sampah Sejenis
Sampah Rumah Tangga.

I-4

Universitas Sumatera Utara


No. Nama Peneliti Tahun Judul Tujuan Metode Hasil
3. Finasia Sakina 2016 Studi Timbulan, Untuk mengkaji timbulan, Pengambilan data dilaksanakan di 1. Timbulan sampah, Rusunawa Undip
Harsari, Komposisi Dan komposisi, dan Rusunawa dan LPPU Undip pada rata-rata adalah 76,114 kg/hari atau
Ika Bagus Karakteristik Dalam karakteristik sampah bulan Juni – Juli 2014. 613,71 L/hari. Timbulan sampah di
Priyambada, Perencanaan Teknis serta merencanakan Pengumpulan data primer, berupa LPPU adalah 42,467 kg/hari atau
Budi Prasetyo Operasional sistem pengelolaan jumlah timbulan sampah dalam 602,366 L/hari.
Samadikun Pengelolaan persampahan di satuan berat dan volume, nilai 2. Komposisi Sampah, yang dihasilkan di
Sampah di Rusunawa dan LPPU karakteristik sampah, komposisi Rusunawa Undip terbesar adalah sisa
Rusunawa Dan Universitas Dipenogoro. sampah, sumber sampah, dan teknis makanan yaitu 51%, sedangkan di
Lppu Universitas operasional pengelolaan sampah. LPPU terbesar adalah sisa makanan
Diponegoro yaitu 30%,
Metode komposisi sampah
didasarkan pada SNI 19-3964-1994. 3. Pewadahan dan pemilahan, disediakan
Pengujian sampel sampah dilakukan lima jenis wadah. Pengumpulan,
di lapangan dan di laboratorium. Pengumpulan sampah gedung baik di
Rusunawa dan LPPU akan dilakukan
Pengujian sampel sampah di pukul 08.00-11.00. Pemindahan,
lapangan adalah analisis timbulan direncanakan akan dibuatnya tempat
sampah secara berat dan volume, penyimpanan sampah (transfer depo).
komposisi, dan densitas sampah. Pengangkutan, pengangkutan dari depo
laboratorium untuk pengujian transfer ke TPST menggunakan motor
karakteristik sampah yaitu kadar air, roda 3 yang diangkut sebanyak 2 kali
kadar abu, dan kadar kalor. sehari pada pukul 08.00 dan 15.00
WIB.
A. Biaya Operasional
Biaya investasi awal yang diperlukan
Rusunawa dan LPPU masing-masing
adalah Rp 76.262.000 dan Rp.42.043.000.
Biaya operasional dan pemeliharaan
masing-masing Rp.3.414.817.939 dan
Rp.4.959.108.849.
4. Rizka Fitria, 2016 Studi Timbulan, Pengelolaan sampah Metode pengukuran dan sampling Proyeksi timbulan sampah pada tahun 2035
Budi Prasetyo Komposisi Dan berdasrakan Teknik sampah menggunakan SNI 19- Fakultas Psikologi sebesar 34,534 kg/hari
Samadikun, Ika Karakteristik Dalam operasional pengelolaan 3964-1994. atau 456,798 liter/hari. Sedangkan proyeksi
Bagus Perencanaan persampahan dan timbulan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Priyambada Pengelolaan mengetahui rekomendasi sebesar 1059,136 liter/hari dalam satuan
Sampah Universitas pengolahan sampah yang volume, dan 106,157 kg/hari dalam satuan
Diponegoro tepat.

I-5

Universitas Sumatera Utara


No. Nama Peneliti Tahun Judul Tujuan Metode Hasil
Studi Kasus: berat. Komposisi sampah yang paling
Fakultas Psikologi mendominasi adalah sampah daun.
Dan Fakultas
Kesehatan Pewadahan di Fakultas Psikologi dan
Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat
direncanakan terdapat wadah utama
berukuran 40 L setiap wadahnya dengan 5
jenis pemilahan. Wadah sampah tambahan
terdiri dari wadah sampah taman,
laboratorium, dapur, dan toilet dengan
pemilahan yang berbeda-beda.
Pengumpulan yang direncanakan secara
manual menggunakan transfer depo 660 L
untuk sampah non B3 dan 120 L untuk
sampah B3. Proses pemindahan
menggunakan alat angkut motor yang
memiliki volume 1336,5 L dengan diberi
sekat dengan lima pemilahan. Rekomendasi
pengolahan untuk sampah organik dengan
diolah menjadi briket bioarang atau
pengomposan. RAB yang dibutuhkan
Fakultas Psikologi dalam perencanaan
pengelolaan sampah sebesar Rp
2.054.629.758. Sedangkan yang
dibutuhkan FKM sebesar Rp
2.122.198.223.
5. Karunia Mita 2016 Studi Timbulan, Pengelolaan sampah Timbulan sampah yang dihasilkan kuliah-
Sekar C., Budi Komposisi Dan berdasrakan Teknik kantor adalah 0,016 kg/org/hari, komposisi
Prasetyo Karakteristik Dalam operasional pengelolaan berat sampah dominan 48,74% daun dan
Samadikun, Ika Perencanaan persampahan dan sisa makanan, Sedangkan pada sampah
Bagus Pengelolaan mengetahui rekomendasi kebun-jalan, besar timbulan adalah 0,0024
Priyambada Sampah Di Fakultas pengolahan sampah yang kg/m2/hari dengan komposisi dominan
Peternakan Dan tepat. 92,88% daun dan sisa makanan.
Pertanian
Universitas Fakultas Pertanian Peternakan
Diponegoro direncanakan wadah utama berukuran 50 L
setiap wadahnya dengan 5 jenis pemilahan.

I-6

Universitas Sumatera Utara


No. Nama Peneliti Tahun Judul Tujuan Metode Hasil
Wadah sampah tambahan terdiri dari wadah
sampah kantor dan admin, laboratorium,
aula, trotoar, toilet dan dapur. Pengumpulan
yang direncanakan secara manual
menggunakan transfer depo 660 L untuk
sampah non B3 dan 120 L untuk sampah
B3. Pemindahan sampah dibagi menjadi 2
yaitu pemindahan sampah non B3 dan
B3.Pemindahan sampah non B3 dikelola
oleh fakultas dengan menggunakan motor
angkut sampah roda tiga berukuran 2437 L.
Metode pengolahan sampah yang sesuai
adalah kompos dan briket bioarang.
Berdasarkan perhitungan RAB total biaya
yang diperlukan adalah sebesar Rp
3.358.073.107.

I-7

Universitas Sumatera Utara


1.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari Tugas Akhir ini adalah :
1. Bagaimana timbulan dan komposisi sampah yang dihasilkan di PT PLN (Persero) Udiklat
Tuntungan ?
2. Bagaimana teknik operasional pengelolaan sampah yang dapat diusulkan berdasarkan
daya tampung maksimum di PT PLN (Persero) Udiklat Tuntungan ?
3. Bagaimana desain tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) yang sesuai di PT PLN
(Persero) Udiklat Tuntungan ?

3.1. Tujuan Penelitian


Adapun tujuan penelitian dari Tugas Akhir ini adalah :
1. Menghitung timbulan dan komposisi sampah yang dihasilkan di PT PLN (Persero)
Udiklat Tuntungan
2. Merencanakan teknik operasional pengelolaan sampah yang dapat diusulkan berdasarkan
daya tamping maksimum di PT PLN (Persero) Udiklat Tuntungan
3. Merencanakan tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) yang sesuai di PT PLN
(Persero) Udiklat Tuntungan

1.4.Ruang Lingkup Penelitian


Adapun Ruang Lingkup dari penelitian ini adalah :
1. Penelitian Tugas Akhir ini dilaksanakan di PT PLN (Persero) Udiklat Tuntunganyang
berlokasi Jl. Lapangan Golf Tuntungan No.35, Pancurbatu, Medan 20353, Sumatera
Utara;
2. Identifikasi terhadap sumber sampah yang dihasilkan di PT PLN (Persero) Udiklat
Tuntungan;
3. Pengambilan data primer, yaitu timbulan dan komposisi sampah di PT PLN (Persero)
Udiklat Tuntungan;
4. Pengambilan data sekunder yaitu, jumlah karyawan, jumlah peserta, jumlah pengguna
MESS dan asrama, daya tampung maksimum, rencana pelaksanaan Diklat, peta lokasi
kegiatan, dan fasilitas pengelolaan sampah yang telah tersedia;

I-8

Universitas Sumatera Utara


5. Pengukuran Timbulan dan komposisi sampah berdasarkan SNI 19-3964-1994 tentang
metode pengambilan dan pengukuran contoh timbulan dan komposisi sampah
perkotaan;
6. Merencanakan teknik operasional pengelolaan sampah meliputi pewadahan sampah,
pengumpulan sampah, pengangkutan sampah, pengolahan sampah dan juga
pembuangan akhir sampah;
7. Pengelolaan sampah B3 tidak termasuk dalam rencana pengelolaan sampah, dikarenakan
Limbah B3 butuh penanganan khusus;
8. Merencanakan tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) di PT PLN (Persero) Udiklat
Tuntungan.

1.5. Manfaat Penelitian


Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian Tugas Akhir ini adalah:
1. Penelitian ini dapat mengembangkan dan mengaplikasikan ilmu pengetahuan dalam
bidang teknik lingkungan yang telah didapatkan selama perkuliahan terkait pengelolaan
sampah;
2. Menjadi data dasar sebagai acuan dalam membangun pengelolaan sampah dan juga
dapat memberikan suatu solusi alternatif perbaikan pengelolaan sampah di PT PLN studi
kasus Udiklat Tuntungan;
3. Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan pustaka untuk kepentingan
perkembangan ilmu dan penelitian selanjutnya.

I-9

Universitas Sumatera Utara


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Sampah


Berdasarkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, pada
pasal 1 ayat 1 dan 2 dijelaskan sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau
proses alam yang berbentuk padat. Selanjutnya yang dimaksud dengan sampah spesifik
adalah sampah yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau volumenya memerlukan pengelolaan
khusus.

Menurut SNI 19-2454-2002 tentang tata cara teknik operasional pengelolaan ssampah
perkotaan, sampah adalah limbah yang bersifat padat terdiri dari bahan organik dan bahan
anorganik yang dianggap tidak beruna lagi dan harus dikelolal agar tidak membahayakan
lingkungan dan melindungi investasi pembangunan.

Tchobanoglous, dkk (1993), sampah adalah sisa/limbah yang timbul dari kegiatan manusia
dan hewan yang normalnya berbentuk padat dan terbuang sebagai material yang tidak
berguna atau tidak diinginkan.

2.2. Sumber Sampah


Menurut Tchobanoglous, dkk (1993), sampah yang ada pada suatu daerah atau tempat
didominasi dari beberapa sumber berikut :
1. Pemukiman penduduk.
Sampah pada pemukiman dihasilkan oleh satu atau beberapa keluarga yang tinggal
dalam suatu bangunan atau asrama yang terdapat di desa atau di kota. Jenis sampah yang
dihasilkan biasanya sisa makanan dan bahan sisa proses pengolahan makanan atau
sampah basah (garbage), sampah kering (rubbish), perabotan rumah tangga, abu atau
sisa tumbuhan kebun.
2. Tempat umum dan tempat perdagangan.
Tempat umum adalah tempat yang memungkinkan banyak orang berkumpul dan
melakukan kegiatan termasuk juga tempat perdagangan. Jenis sampah yang dihasilkan

II - 1
Universitas Sumatera Utara
dari tempat semacam itu dapat berupa sisa-sisa makanan (garbage), sampah kering, abu,
sisa bangunan, sampah khusus, dan terkadang sampah berbahaya. Sarana layanan
masyarakat milik pemerintah.
Sarana layanan masyarakat yang dimaksud antara lain tempat hiburan khusus dan umum,
jalan umum, tempat parkir, tempat layanan kesehatan (rumah sakit dan puskesmas),
kompleks militer, gedung pertemuan, pantai tempat berlibur, dan sarana pemerintah lain.
3. Industri berat dan ringan.
Industri yang di maksud adalah industri makanan dan minuman, industry kayu, industri
kimia, industri logam dan tempat pengolahan air kotor dan air minum, dan kegiatan
industri lainnya, baik yang sifatnya distributif atau memproses bahan mentah saja.
Sampah yang dihasilkan dari tempat ini biasanya sampah basah, sampah kering, sisa-
sisa bangunan, sampah khusus dan sampah berbahaya.
4. Pertanian.
Sampah dihasilkan dari tanaman dan binatang. Lokasi pertanian seperti kebun, ladang
ataupun sawah menghasilkan sampah berupa bahan-bahan makanan yang telah
membusuk, sampah pertanian, pupuk, maupun bahan pembasmi serangga tanaman.

Menurut Yul H. Bahar (1986), karakteristik sampah menurut sumbernya adalah sebagai
berikut:
1. Garbage yaitu jenis sampah yang terdiri dari sisa-sisa potongan hewan atau sayuran dari
hasil pengolahan yang sebagian besar terdiri dari zat-zat yang mudah membusuk,
lembab, dan mengandung sejumlah air bebas.
2. Rubbish terdiri dari sampah yang dapat terbakar atau yang tidak dapat terbakar yang
berasal dari rumah-rumah, pusat-pusat perdagangan, kantorkantor, tetapi yang tidak
termasuk garbage
3. Ashes (abu) yaitu sisa-sisa pembakaran dari zat-zat yang mudah terbakar baik di rumah,
kantor, dan industri.
4. Street Sweeping (sampah jalanan) berasal dari pembersihan jalan dan trotoar baik dengan
tenaga manusia maupun dengan tenaga mesin yang terdiri dari kertas-kertas, daun.

II - 2
Universitas Sumatera Utara
5. Dead Animal (bangkai binatang) yaitu bangkai-bangkai yang mati karena alam, penyakit
atau kecelakaan.
6. Houshold Refuse yaitu sampah yang terdiri dari rubbish, garbage, ashes, yang berasal
dari perumahan.
7. Abandonded Vehicles (bangkai kendaraan) yaitu bangkai-bangkai mobil, truk, kereta
api.
8. Sampah Industri terdiri dari sampah padat yang berasal dari industri pengolahan hasil
bumi.
9. Demolition Wastes yaitu sampah yang berasal dari pembongkaran gedung.
10. Construction Wastes yaitu sampah yang berasal dari sisa pembangunan, perbaikan dan
pembaharuan gedung-gedung.
11. Sewage Solid terdiri dari benda-benda kasar yang umumnya zat organic hasil saringan
pada pintu masuk suatu pusat pengolahan air buangan.
12. Sampah khusus yaitu sampah yang memerlukan penanganan khusus misalnya kaleng.

2.3. Volume Timbulan Sampah


Timbulan sampah (waste generation) dapat diartikan sebagai banyaknya sampah yang
dihasilkan oleh setiap orang setiap harinya. Timbulan sampah dipengaruhi oleh banyak hal,
diantaranya: faktor demografi, geografi, tingkat kesejahteraan masyarakat, faktor musim,
kebiasaan masyarakat, dan upaya-upaya reuse dan recycle yang sudah dilaksanakan selama
ini (Tchobanoglous, dkk. 1993).

Menurut SNI 19-3983-1995 tentang timbulan sampah untuk kota kecil dan sedang, bila
pengamatan lapangan belum tersedia, maka untuk menghitung besaran sistem. Jumlah
timbulan sampah dapat dilihat pada Tabel 2.1.

II - 3
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1. Jumlah Timbulan Sampah
No. Komponen Sumber Sampah Satuan Berat (kg) Volume (Liter)
1. Rumah Permanen /orang/hari 0,350-0,400 2,25-2,50
2. Rumah Semi Permanen /orang/hari 0,300-0,350 2,00-2,25
3. Rumah Non Permanen /orang/hari 0,250-0,300 1,75-2,00
4. Kantor /Pegawai/hari 0,025-0,100 0,50-0,75
5. Ruko/Toko /petugas/hari 0,150-0,350 2,50-3,00
6. Sekolah /murid/hari 0,010-0,020 0,10-0,15
7. Jalan Arteri Sekunder /m2/hari 0,020-0,100 0,10-0,15
8. Jalan Kolektor Sekunder /m2/hari 0,010-0,050 0,10-0,15
2
9. Jalan Lokal /m /hari 0,005-0,025 0,05-0,10
10. Pasar /m2/hari 0,350-0,400 0,20-0,60
Sumber : SNI 19-3983-1995

2.4. Jenis Sampah


Sedangkan bedasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No 18 Tahun 2008 tentang
pengelolaan sampah, sampah yang dikelola yaitu:
1. Sampah rumah tangga
Berasal dari kegiatan sehari-hari dalam rumah tangga, tidak termasuk tinja dan sampah
spesifik
2. Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga
Berasal dari kawasan komersial, kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas sosial,
fasilitas umum, dan/atau fasilitas lainnya.
3. Sampah Spesifik
a. Sampah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun;
b. Sampah yang mengandung limbah bahan berbahaya dan beracun;
c. Sampah yang timbul akibat bencana;
d. Puing bongkaran bangunan;
e. Sampah yang secara teknologi belum dapat diolah; dan/atau
f. Sampah yang timbul secara tidak periodik.

II - 4
Universitas Sumatera Utara
2.5. Komposisi Sampah
Menurut SNI 19-3964-1994, komponen komposisi sampah adalah komponen fisik sampah
seperti:
1. Sisa-sisa makanan,
2. Kertas-karton,
3. Kayu,
4. Kain-tekstil,
5. Karet-kulit,
6. Plastik,
7. Logam besi-non besi,
8. Kaca
9. Dan lain-lain (misalnya tanah, pasir, batu, keramik)

Komposisi sampah dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut (Tchobanoglous, 1993):


1. Frekuensi pengumpulan.
Semakin sering sampah dikumpulkan, semakin tinggi tumpukan sampah terbentuk.
Sampah kertas dan sampah kering lainnya akan tetap bertambah, tetapi sampah organik
akan berkurang karena terdekomposisi.

2. Musim.
Jenis sampah akan ditentukan oleh musim buah-buahan yang sedang berlangsung.

3. Kondisi Ekonomi.
Kondisi ekonomi yang berbeda menghasilkan sampah dengan komponen yang berbeda
pula. Semakin tinggi tingkat ekonomi suatu masyarakat, produksi sampah kering seperti
kertas, plastik, dan kaleng cenderung tinggi, sedangkan sampah makanannya lebih
rendah. Hal ini disebabkan oleh pola hidup masyarakat ekonomi tinggi yang lebih praktis
dan bersih.

4. Cuaca.
Di daerah yang kandungan airnya cukup tinggi, kelembaban sampahnya juga akan cukup
tinggi;

II - 5
Universitas Sumatera Utara
5. Kemasan produk.
Kemasan produk bahan kebutuhan sehari-hari juga akan mempengaruhi komposisi
sampah. Negara maju seperti Amerika banyak menggunakan kertas sebagai pengemas,
sedangkan negara berkembang seperti Indonesia banyak menggunakan plastik sebagai
pengemas.

2.6. Hirarki Pengelolaan Sampah


Menurut Damanhuri (2010), hirarki pengelolaan sampah merupakaan upaya dalam minimasi
pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh sampah, urutan prioritas penanganan sampah
secara umum, yaitu :

Untuk melihat hirarki pengelolaan sampah dapat dilihat pada gambar 2.1.

Reduce

Reuse

Recycle

Treatment

Dispose

Remediasi

Gambar 2.1 Hirarki Pengelolaan Sampah


(Sumber : Damanhuri, 2010)

1. Reduce (mengurangi)
Reduce adalah mengupayakan agar limbah yang dihasilkan seminimal mungkin
2. Reuse (memakai kembali)
Reuse adalah bila limbah tersebut akhirnya terbentuk, maka upayakan memanfaatkan
limbah tersebut secara langsung

II - 6
Universitas Sumatera Utara
3. Recycle (medaur ulang)
Recycle adalah residu atau limbah yang tersisa atau tidak dapat dimanfaatkan secara
langsung, kemudian diproses atau diolah untuk dapat dimanfaatkan, baik sebagai
bahan baku maupun sebagai sumber energi.
4. Treatment (mengolah)
Treatment adalah residu yang dihasilkan atau yang tidak dapat dimanfaatkan kemudian
diolah, agar memudahkan penanganan berikutnya, ata agar secara aman dilepas ke
lingkungan.
5. Dispose (menyingkirkan)
Dispose adalah residu atau limbah yang tidak dapat diolah perlu dilepas ke lingkungan
secara aman, yaitu melalui rekayasa yang baik dan aman seperti menyingkirkan pada
sebuah lahan urug yang dirancang dan disiapkan secara baik.
6. Remediasi
Remediasi adalah medial lingkungan (khususnya media air dan tanah) yang sudah
tercemar akibat limbah yang tidak terkelola secara baik, perlu direhabilitasi atau
diperbaiki melalui upaya rekayasa yang sesuai, sepert bioremediasi.

6.3. Teknis Operasional Pengelolaan Sampah


Standar teknis operasional pengelolaan sampah untuk kawasan permukiman diatur dalam
Standar Nasional Indonesia (SNI) No 19-3242-2008 tentang pengelolaan sampah di
permukiman dan SNI Nomor 19-2454-2002 tentang tata cara teknik operasional pengelolaan
sampah perkotaan. Diagram teknik pengelolaan persampahan dapat dilihat pada gambar 2.2.

II - 7
Universitas Sumatera Utara
Timbulan Sampah

Pemilahan, Pewadahan, dan


pengolahan di Sampah

Pengumpulan

Pemilahan dan
Pemindahan
Pengolahan

Pengangkutan

Pembuangan Akhir

Gambar 2.2 Diagram Teknik Pengelolaan Persampahan


(Sumber : SNI 19-2454-2002)

Adapun ringkasan mengenai teknis Operasional Persampahan dapat dilihat pada tabel 2.2

Tabel 2.2 Ringkasan Teknis Operasional Persampahan


Pewadahan Pengumpulan Pemindahan Pengangkutan
Kantong plastik, kertas Gerobak sampah Kontainer atau bangunan Dianjurkan : kompaktor
30L, bin sampah 40L, (maksimum 1m3), becak transfer. Luas lahan min. truck yang sekaligus
kontainer C-90 (90L), sampah, motor sampah, 10m2, paling tidak untuk berfungsi sebagai
atau kontainer C-120 pick-up terbuka, lokasi kontainer atau pengumpul sampah; atau
(120L), campactor tuck saran pengumpulsampah dump truck; atau armroll
menunggu truk truk; atau konttainer-
pengangkut. hela.
− Bak permanen tidak − Pengumpulan dari − Tempat pemindahan − Pengangkutan dari
dianjurkan; rumah ke rumah sampah dari moda titik transfer ke
− Penempatan − Bias bersifat pelayanan pengumpul dan moda fasilitas pemrosesan
dihalaman, mudah di individual atau pengangkut sampah
jangkau petugas komunal − Bukan tempat − Dianjurkan kompaktor
dan/atau dikeluarkan − Bahan raangka menyimpan sampah truck yang sekaligus
pada jam/haritertentu; baja/kayu permanen berfungsi sebagai
− Bahan: plastik, fiber − Umur teknis 3 tahun − Bahan: baja, batu bata, pengumpul sampah
− Sangat disarankan − Bisa system individual beton. − Mekanisme hidrolik
wadah terpisah untuk atau komunal. − Bila memungkinkan untuk mempermudah
pemilahan dilengkapi kantor, proses pembongkaran
− Umur teknis 3 tahun tempat penyimpanan sampah
− Frekuensi pengumpul peralatan, dan garasi − Umur: 5 tahun
1-2 hari. truk − Perlu fasilitas bengkel
− Umur ±20 tahun terpusat

Sumber : Damanhuri, 2015

II - 8
Universitas Sumatera Utara
Pengelolaan sampah kawasan permukiman terdiri dari serangkaian kegiatan yang
dilaksanakan secara integral dan terpadu, meliputi:

2.6.1. Pewadahan
Pewadahan adalah aktivitas menampung sampah sementara dalam suatu wadah individual
atau komunal di tempat sumber sampah. Pewadahan terdiri dari dua macam, yaitu pewadahan
individual dan pewadahan komunal. Tiap rumah minimal memiliki 2 buah wadah sampah
untuk memisahkan sampah organik dengan sampah anorganik.

Penentuan ukuran/volume biasanya berdasarkan jumlah penghuni rumah/sumber, timbulan


sampah per-pemakai, tingkat hidup masyarakat, frekuensi pengambilan atau pengumpulan
sampah dan cara pemindahan sampah, manual atau mekanik. Beberapa jenis wadah
berdasarkan sumber sampahnya dapat dilihat pada table 2.3.

Tabel 2.3 Jenis Pewadahan dan Sumber Sampahnya

Sumber Sampah Jenis Pewadahan

Kantong plastik/kertas, volume yang tersedia dipasaran;


Bak sampah pemanen (tidak dianjurkan), ukuran bervariasi, dari pasangan batu
Daerah perumahan
bata/beton;
Bin plastik/tong volume 40-60 liter dengan tutup, atau kontainer C-90.

Bin /tong volume 50-60 liter;


Bin plastik, volume 120-240 liter dengan tutup dan memakai roda;
Pasar Gerobak sampah sampai volume 1m3;
Kontainer-hela dari armroll kapasitas 6-10m3.
Bak sampah
Kantong plastik, volume bervariasi.
Pertokoan Bin plastik/tong, volume 50-60 liter;
Kontainer C120 atau C-240 (volume 120 atau 240)

Kontainer volume sampai 1m3 beroda;


Perkantoran/hotel
Kontainer besar volume 6-10m3.

Tempat umum, jalan Bin plastik/tong volume 50-60 liter, yang dipasang secara permanen.
dan taman Kontainer C-120 atau C-240.
Sumber : Damanhuri, 2015

Berdasarkan pedoman dari SNI 19-2454-2002 tentang tata cara teknik operasional
pengelolaan sampah perkotaan yang menjadi acuan Kementerian Pekerjaan Umum, maka
contoh wadah dan penggunannya dapat dilihat pada tabel 2.4.

II - 9
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.4. Contoh Wadah dan Penggunannya
No. Wadah Kapasitas Pelayanan Umur Keterangan

1 Kantong 10-40 L 1 KK 2-3 hari Individu

2 Bin 40 L 1 KK 2-3 tahun Individu

3 Kontainer C-90 90 L 1 KK 2-3 tahun Individu

4 Kontainer C-120 120 L 2-3 KK 2-3 tahun Toko

Pertokoan,
5 Kontainer C-240 240 L 4-6 KK 2-3 tahun
pasar, dsb

6 Kontainer 1 m3 80 KK 2-3 tahun Komunal

7 Kontainer 500 L 40 KK 2-3 tahun Komunal

Pejalan kaki,
8 Bin 30-40 L 2-3 tahun Komunal
taman

Sumber: SNI 19-2454-2002

2.6.2. Pengumpulan
Menurut SNI 19-2454-2002 tentang tata cara teknik operasional pengelolaan sampah
perkotaan, pengumpulan adalah aktifitas penanganan yang tidak hanya mengumpulkan
sampah dari wadah individual dan atau dari wadah komunal (besama) melainkan juga
mengankutnya ke tempat terminal tertentu, baik dengan pengangkutan langsung maupun
tidak langsung.

Yang dimaksud dengan sistem pengumpulan sampah adalah cara atau proses pengambilan
sampah mulai dari tempat pewadahan/penampungan dari sumber timbulan sampah sampai
ke tempat pengumpulan sementara/stasiun pemindahan atau sekaligus ke tempat pemrosesan
akhir. Pengumpulan umumnya dilaksanakan oleh petugas kebersihan kota atau swadaya
masyarakat (Sulistyoweni, 2002).

Diagram berbagai pola pengumpulan sampah dapat dilihat pada Gambar 2.3.

II - 10
Universitas Sumatera Utara
POLA PENGUMPULAN INDIVIDUAL LANGSUNG

SUMBER LIMBAH PENGUMPULAN / PENGANGKUTAN PENGANGKUTAN AKHIR

POLA PENGUMPULAN INDIVIDUAL TIDAK LANGSUNG

PENGUMPULAN PENGANGKUTAN
SUMBER LIMBAH PENGANGKUTAN
DAN PEMINDAHAN AKHIR

POLA PENGUMPULAN KOMUNAL LANGSUNG

PENGANGKUTAN
SUMBER LIMBAH WADAH KOMUNAL PENGANGKUTAN
AKHIR

POLA PENGUMPULAN KOMUNAL TIDAK LANGSUNG

WADAH PENGUMPULAN PENGANGKUTAN


SUMBER LIMBAH PENGANGKUTAN
KOMUNAL DAN PEMINDAHAN AKHIR

Gambar 2.3 Diagram Berbagai Pola Pengumpulan Sampah


(Sumber: Peavy, et al. (1985) dalam Sulistyoweni (2002))
Menurut SNI 19-2454-2002 tentang tata cara teknik operasional pengelolaan sampah
perkotaan, terdapat 5 jenis pola pengumpulan:

1. Pola pengumpulan individual langsung adalah kegiatan pengambilan sampah dari rumah-
rumah sumber sampah dan diangkut langsung ke tempat pembuangan akhir tanpa melalui
kegiatan pemindahan. Pola pengumpulan individual langsung, dengan persyaratan
sebagai berikut:
a. Bila kondisi topografi bergelombang (rata-rata > 15% – 40%), hanya alat
pengumpul mesin yang dapat beroperasi.
b. Kondisi jalan cukup lebar dan operasi tidak mengganggu pemakai jalan lainnya.
c. Kondisi dan jumlah alat memadai.
d. Jumlah timbulan sampah > 0,3 m3/hari.
e. Bagi penghuni yang berlokasi di jalan protokol.
2. Pola pengumpulan individual tidak langsung adalah kegiatan pengambilan sampah dari
masing-masing sumber sampah dibawa ke lokasi pemindahan untuk kemudian diangkut
ke tempat pembuangan akhir. Pola pengumpulan individual tidak langsung, dengan
persyaratan sebagai berikut:

II - 11
Universitas Sumatera Utara
a. Lahan untuk lokasi pemindahan tersedia.
b. Kondisi topografi relatif datar (rata-rata < 5%), dapat digunakan alat pengumpul
non-mesin (gerobak, becak).
c. Alat pengumpul masih dapat menjangkau secara langsung.
d. Lebar jalan atau gang cukup lebar untuk dapat dilalui alat pengumpul tanpa
mengganggu pemakai jalan lainnya.
e. Terdapat organisasi pengelola pengumpulan sampah dengan sistem
pengendaliannya.
3. Pola pengumpulan komunal langsung adalah kegiatan pengambilan sampah dari masing-
masing titik komunal dan diangkut ke lokasi pembuangan akhir. Pola pengumpulan
komunal langsung, dengan persyaratan sebagai berikut:
a. Alat angkut terbatas
b. Kemampuan pengendalian personil dan peralatan relatif rendah.
c. Alat pengumpul sulit menjangkau sumber-sumber sampah individual (kondisi
daerah berbukit, gang/jalan sempit).
d. Peran serta masyarakat tinggi.
e. Wadah komunal ditempatkan sesuai dengan kebutuhan dan di lokasi yang mudah
dijangkau oleh alat pengangkut (truk).
f. Pemukiman tidak teratur.
4. Pola pengumpulan komunal tidak langsung adalah kegiatan pengambilan sampah dari
masing-masing titik pewadahan komunal ke lokasi pemindahan untuk diangkut
selanjutnya ke Tempat Pembuangan Akhir. Pola komunal tidak langsung, dengan
persyaratan sebagai berikut:
a. Peran serta masyarakat tinggi.
b. Wadah komunal ditempatkan sesuai dengan kebutuhan dan di lokasi yang mudah
dijangkau alat pengumpul.
c. Lahan untuk lokasi pemindahan tersedia.
d. Bagi kondisi topografi yang relatif datar (rata-rata < 5%), dapat digunakan alat
pengumpul non mesin (gerobak, becak) dan bagi kondisi topografi > 5% dapat
digunakan cara lain seperti pikulan, kontainer kecil beroda dan karung.

II - 12
Universitas Sumatera Utara
e. Lebar jalan/gang dapat dilalui alat pengumpul tanpa mengganggu pemakai jalan
lainnya.
f. Harus ada organisasi pengelola pengumpulan sampah.
5. Pola penyapuan jalan adalah kegiatan pengumpulan sampah hasil penyapuan jalan. Pola
penyapuan jalan dengan persyaratan sebagai berikut:
a. Juru sapu harus mengetahui cara penyapuan untuk setiap daerah pelayanan
(diperkeras, tanah, lapangan rumput, dan lain-lain).
b. Penanganan penyapuan jalan untuk setiap daerah berbeda tergantung pada fungsi
dan nilai daerah yang dilayani.
c. Pengumpulan sampah hasil penyapuan jalan diangkut ke lokasi pemindahan untuk
kemudian diangkut ke pemrosesan akhir.
d. Pengendalian personel dan peralatan harus baik.

Menurut Damanhuri (2010), terdapat beberapa hal penting yang perlu mendapat perhatian
dalam sistem pengumpulan sampah adalah:

1. Pengumpulan sampah harus memperhatikan:


a. Keseimbangan pembebanan tugas.
b. Optimasi penggunaan alat, waktu dan petugas.
c. Minimasi jarak operasi.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pola pengumpulan sampah:
a. Jumlah sampah terangkut.
b. Jumlah penduduk.
c. Luas daerah operasi.
d. Kepadatan penduduk dan tingkat penyebaran rumah.
e. Panjang dan lebar jalan.
f. Kondisi sarana penghubung (jalan, gang).
g. Jarak titik pengumpulan dengan lokasi.

II - 13
Universitas Sumatera Utara
2.6.3. Pemindahan
Menurut Ditjen. Cipta Karya (1989), pemindahan merupakan fase antara yang dapat melepas
ketergantungan antara fase pengumpulan dengan fase pengangkutan dengan tujuan
meningkatkan efektivitas masing-masing fase. Fase pemindahan tidak diperlukan untuk pola
pengumpulan langsung. Sementara menurut SNI 19-2454-2002 tentang tata cara teknik
operasional pengelolaan sampah perkotaan, pemindahan sampah adalah kegiatan
memindahkan sampah hasil pengumpulan ke dalam alat pengangkut untuk dibawa ke tempat
pembuangan akhir. Tipe pemindahan sampah dapat dilihat pada Tabel 2.5.

Tabel 2.5 Tipe Pemindahan (Transfer)

Transfer Depo Transfer Depo Transfer Depo


No. Uraian
Tipe I Tipe II Tipe III

1. Luas Lahan > 200 m2 60 – 200 m2 10 – 20 m2


2. Fungsi − Tempat pertemuan − Tempat pertemuan − Tempat pertemuan
peralatan pengumpul peralatan gerobak dan
dan pengangkutan pengumpul dan kontainer (6 – 10 m3).
sebelum pemindahan. pengangkutan − Lokasi penempatan
− Tempat penyimpanan sebelum kontainer komunal (1
alat kebersihan pemindahan. – 10 m3).
− Bengkel sederhana. − Tempat parkir
gerobak.
− Kantor wilayah/
pengendali. − Tempat pemilahan
− Tempat pemilahan.
− Tempat pengomposan.
3. Daerah Pemakai Baik sekali untuk daerah Daerah yang sulit
yang mudah mendapat mendapat lahan yang
lahan. kosong dan daerah
protokol.
Sumber: SNI 19-2454-2002

2.6.4. Pengangkutan
Pengangkutan sampah adalah sub-sistem yang bersasaran membawa sampah dari lokasi
pemindahan atau dari sumber sampah secara langsung menuju pemrosesan atau TPA.
Pengangkutan sampah merupakan komponen penting dan membutuhkan perhitungan yang
cukup teliti dengan sasaran mengoptimalkan waktu angkut yang diperlukan dalam system
tersebut, khususnya bila :

II - 14
Universitas Sumatera Utara
1. Terdapat saran ppemindahan sampah dalam skala cukup besar yang harus menangani
sampah
2. Lokasi titik tujuan sampah relative jauh
3. Sarana pemindahan merupakan titik pertemuan masuknya sampah dari berbagai area
4. Ritasi perlu diperhitungkan sekali
5. Masalah lalu-lintas jalur menuju titik tujuan sampah

Alat pengangkutan sampah adalah alat-alat yang dipergunakan untuk mengangkut sampah
dan sejenisnya baik berbentuk kendaraan bermotor, gerobak maupun dalam bentuk lain
(Peraturan Daerah Kota Medan No. 8 Tahun 2002).

Menurut Sihombing (2014), jenis-jenis alat pengangkut sampah yang dipakai pada umumnya
untuk di Indonesia, antara lain:
1. Gerobak sampah, memiliki ukuran volume 1 m3 (dimensi 2 m x 1 m x 0,5 m) dengan
jumlah petugas sebanyak 1 (satu) orang untuk setiap gerobak.
2. Becak sampah, memiliki ukuran volume 1 m3 (dimensi 1,2 m x 1 m x 0,8 m) dengan
jumlah petugas sebanyak 1 (satu) orang untuk setiap becak sampah.
3. Pick-up sampah, memiliki ukuran volume 4 m3 (dimensi 2,8 m x 1,6 m x 0,8 m) dengan
petugas 1 (satu) orang supir dan 1 (satu) orang pengangkut sampah.
4. Compactor truck, memiliki ukuran volume 6 m3 dengan petugas 1 (satu) orang supir dan
2 (dua) orang pengangkut sampah.
5. Truk penyapu jalan, memliki ukuran volume 6 m3 dengan 1 (orang) supir.
6. Dump truck (Typper Truck) memiliki ukuran volume 6 m3 (dimensi 2,8 m x 1,8 m x 1,2
m) dengan petugas 1 (satu) orang supir dan 3 (tiga) orang pengangkut sampah.
7. Arm roll truck memiliki ukuran volume 10 m3 (dimensi 4,8 m x 1,8 m x 1,2 m) dengan
petugas 1 (satu) orang supir dan juga operator arm roll.

2.6.5 Pembuangan Akhir (Disposal)


Menurut Tchobanoglous dan Kreith (2002), sanitary landfill adalah fasilitas teknis yang
diperuntukan dalam desain pembuangan sampah kota yang sistem pengoperasiannya
berusaha meminimalisir dampak terhadap kesehatan masyarakat dan lingkungan. Ladfills

II - 15
Universitas Sumatera Utara
yang digunakan pada pembuangan sampah berbahaya disebut secure landfill. Dan tempat
pembuangan yang sampahnya dibuang dengan cara menimbunnya ke tanah tanpa ada tata
cara yang teroganisir disebut uncontrolled land disposal sites atau waste dump.

Menurut Damanhuri (2010), berdasarkan aplikasi tanah penutup dan penanganan leachate,
landfill dapat digolongkan menjadi beberapa jenis, yaitu:
1. Controlled tipping:
a. Peningkatan dari open dumping. Calon lahan telah dipilih dan disiapkan secara baik.
b. Aplikasi tanah penutup tidak dilakukan setiap hari.
c. Konsep ini banyak dianjurkan di Indonesia, dikenal sebagai controlled landfill.
2. Sanitary landfill with a bund and dailiy cover soil:
a. Peningkatan controlled tipping.
b. Lahan penimbunan dibagi menjadi berbagai area, yang dibatasi oleh tanggul
ataupun parit.
c. Penutupan timbunan sampah dilakukan setiap hari, sehingga masalah bau, asap dan
lalat dapat dikurangi.
3. Sanitary landfill with leachate recirculation:
a. Masalah lindi (leachate) sudah diperhatikan.
b. Terdapat sarana untuk mengalirkan lindi dari dasar landfill ke penampungan
(kolam)
c. Lindi kemudian dikembalikan ke timbunan sampah melalui ventilasi biogas tegak
atau langsung ke timbunan sampah.
4. Sanitary landfill with leachate treatment:
a. Lindi dikumpulkan melalui sistem pengumpul.
b. Kemudian diolah secara lengkap seperti layaknya limbah cair.
c. Pengolahan yang diterapkan bisa secara biologi maupun secara kimia.

6.4. Pengelolaan Sampah


Adapun kebijakan 5 aspek pengelolaan sampah perkotaan yang dikeluarkan oleh Departemen
Pekerjaan Umum.

II - 16
Universitas Sumatera Utara
1. Aspek Peraturan/Hukum
a. Peraturan yang diperlukan dalam penyelenggaraan sistem pengelolaan sampah
diperkotaan antara lain adalah yang mengatur tentang:
b. Ketertiban umum yang terkait dengan penanganan sampah.
c. Rencana induk pengelolaan sampah kota.
d. Bentuk lembaga dan organisasi pengelola.
e. Tata-cara penyelenggaraan pengelolaan.
f. Besaran tarif jasa pelayanan atau retribusi.
g. Kerjasama dengan berbagai pihak terkait, di antaranya kerjasama antar daerah, atau
kerjasama dengan pihak swasta.
2. Aspek Kelembagaan dan Organisasi
Perancangan dan pemilihan bentuk organisasi disesuaikan dengan:
a. Peraturan pemerintah yang membinanya.
b. Pola sistem operasional yang diterapkan.
c. Kapasitas kerja sistem.
d. Lingkup pekerjaan dan tugas yang harus ditangani.
3. Aspek Teknik Operasional
Teknik operasional pengelolaan sampah kota meliputi dasar-dasar
a. Pewadahan sampah.
b. Pengumpulan sampah.
c. Pemindahan sampah.
d. Pengangkutan sampah.
e. Pengolahan sampah.
f. Pembuangan akhir sampah.
4. Aspek Pembiayaan
Pembiayaan sistem pengelolaan sampah kota secara ideal dihitung berdasarkan:
a. Biaya investasi.
b. Biaya operasi dan pemeliharaan.
c. Biaya manajemen.
d. Biaya untuk pengembangan.

II - 17
Universitas Sumatera Utara
e. Biaya penyuluhan dan pembinaan masyarakat.
5. Aspek Peran Serta Masyarakat
Salah satu pendekatan kepada masyarakat untuk dapat membantu program pemerintah dalam
kebersihan adalah bagaimana membiasakan masyarakat kepada tingkah laku yang sesuai
dengan tujuan program itu.

6.5. Pengolahan Sampah


Menurut SNI 19-2454-2002 tentang tata cara teknik operasional pengelolaan sampah
perkotaan, pengolahan sampah berskala besar di Indonesia ada beberapa cara, yaitu:
1. 3R (Reduce, Reuse, dan Recycle)
Pengelolaan sampah yang dapat dilakukan masyarakat yaitu dengan mempraktekkan gerakan
3R (Reduce, Reuse dan Recycle). Reduce, mengurangi produksi sampah dan tidak melakukan
pola konsumsi yang berlebihan atau melakukan konsumsi berdasarkan kebutuhan bukan
keinginan. Reuse, menggunakan kembali barang-barang yang masih layak pakai. Recycle,
mengolah kembali yaitu kegiatan yang memanfaatkan barang bekas atau sampah dengan cara
mengolah materinya untuk dapat digunakan lebih lanjut.
2. Komposting
Pengomposan adalah proses di mana bahan organik mengalami penguraian secara biologis,
khususnya oleh mikroba-mikroba yang memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energi.
Membuat kompos adalah mengatur dan mengontrol proses alami tersebut agar kompos dapat
terbentuk lebih cepat. Proses ini meliputi membuat campuran bahan yang seimbang,
pemberian air yang cukup, pengaturan aerasi, dan penambahan aktivator pengomposan.
Pengomposan sangat erat kaitannya dengan rasio C/N.
3. Bank Sampah
Bank sampah adalah suatu tempat yang digunakan untuk mengumpulkan sampah yang sudah
dipilah-pilah. Hasil dari pengumpulan sampah yang sudah dipilah akan disetorkan ke tempat
pembuatan kerajinan dari sampah atau ke tempat pengepul sampah. Bank sampah dikelola
menggunakan sistem seperti perbankkan yang dilakukan suka relawan.

II - 18
Universitas Sumatera Utara
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Konsep Metodologi Penelitian

Mulai

Kondisi Sistem Pengelolaan


Sampah di PT PLN (Persero)
Udiklat Tuntungan
Identifikasi Masalah

• Studi literatur
Persiapan • Mempelajari teori persampahan
Perancangan • Menentukan lokasi studi dan
titik sampling (sumber)
• Metode sampling dan peralatan
sampling yang digunakan
Pengumpulan data

• Jumlah karyawan
• Peta lokasi kegiatan
• Timbulan sampah • Jumlah peserta Udiklat
(volume : L/org/hari, • Jumlah penghuni MESS
Data Data Udiklat
berat : kg/org/hari) Primer Sekunder
• Komposisi sampah : • Daya tamping maksimum
organik, dan anorganik Udiklat
• Data Fasilitas Pengelolaan
Sampah eksisting

Pengolahan dan Analisis data


• Analisis timbulan dan komposisi sampah
• Analisis pengelolaan sampah eksisting
• Analisis potensi pemanfaatan kembali sampah

Desain Sistem Pengelolaan Sampah Berdasarkan Daya Tampung


Maksimum di PT PLN (Persero) Udiklat Tuntungan

Selesai

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian


(Sumber: Analisa, 2018)

Universitas Sumatera Utara


3.2 Lokasi Penelitian
Lokasi pada penelitian ini adalah di PT PLN (Persero) Udiklat Tuntungan yang berlokasi Jl.
Lapangan Golf Tuntungan No.35, Pancurbatu, Medan 20353, Sumatera Utara. PT PLN
(Persero) Udiklat Tuntungan memiliki luas wilayah sebesar 59.000 m2 yang digunakan
sebagai tempat pendidikan dan pelatihan. Bangunan yang digunakan diantaranya terdiri dari
9 ruang kantor karyawan, 17 kelas pembelajaran peserta Udiklat, 96 kamar Mess dan Asrama
peserta Udiklat.

PT PLN (Persero) Udiklat Tuntungan memiliki jumlah karyawan sebanyak 25 karyawan


tetan dan 47 karyawan outsorching serta memiliki daya tamping maksimum peserta sebanyak
400 orang. Dalam kegiatan tersebut setiap harinya dihasilkan sampah. Adapun sumber
sampah yang dihasilkan berasal dari Kelas dan Kantor, Mess dan Asrama, Taman dan Jalan,
serta Ruang Makan.

Untuk melihat denah lokasi penelitian dapat dilihat pada gambar 3.2.

3.3. Teknik Pengumpulan Data


Pada teknik pengumpulan data, akan terbagi menjadi 2 jenis yaitu berupa data primer dan
data sekunder.

3.3.1. Data Primer


Data primer merupakan data yang diperoleh melalui pengukuran langsung di lapangan. Data
yang diperlukan adalah timbulan dan komposisi sampah di PT PLN (Persero) Udiklat
Tuntungan. Pengukuran timbulan dan komposisi sampah yang akan dilakukan mengacu pada
standar pengukuran sampah yaitu SNI 19-3964-1994 tentang metode pengambilan dan
pengukuran contoh timbulan dan komposisi sampah perkotaan selama 8 hari.

Cara pengambilan dan pengukuran sampel timbulan dan komposisi sampah sesuai dengan
SNI 19-3964-1994 untuk non perumahan adalah sebagai berikut :
1. Tentukan lokasi pengambilan contoh;
2. Tentukan jumlah tenaga pelaksana;

Universitas Sumatera Utara


3. Siapkan peralatan;
4. Laksanakan pengambilan dan pengukuran contoh timbulan sampah sebagai berikut:
a. Bagikan kantong plastik yang sudah diberi tanda kepada sumber sampah 1 hari
sebelum
b. Dikumpulkan;
c. Catat jumlah unit masing-masing penghasil sampah;
d. Kumpulkan kantong plastik yang sudah terisi sampah;
e. Angkut seluruh kantong plastik ke tempat pengukuran;
f. Timbang kotak pengukur;
g. Tuang secara bergiliran contoh tersebut ke kotak pengukur 40 l;
h. Hentak 3 kali kotak contoh dengan mengangkat kotak setinggi 20 cm. Lalu jatuhkan
ke tanah;
i. Ukur dan catat volume sampah (vs);
j. Timbang dan catat berat sampah (bs);
k. Timbang bak pengukur 500 l;
l. Campur seluruh contoh dari setiap lokasi pengambilan dalam bak pengukur 500l;
m. Ukur dan catat berat sampah;
n. Timbang dan catat berat sampah;
o. Pilah contoh berdasarkan komponen komposisi sampah;
p. Timbang dan catat berat sampah;
q. Hitunglah komponen komposisi sampah

3.3.2. Data Sekunder


Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah jumlah karyawan, Jumlah peserta
Udiklat, Jumlah penghuni MESS Udiklat, peta lokasi kegiatan, dan fasilitas pengelolaan
sampah yang telah tersedia di PT PLN (Persero) Udiklat Tuntungan.

3.3.3. Data Penelitian


Jenis data yang dikumpulkan pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.1 dibawah ini.

III - 3

Universitas Sumatera Utara


Tabel 3.1 Data Penelitian
Cara Pengumpulan
No Jenis Data Uraian Informasi
Data
Data Primer
1. volume : liter/orang/hari, Penelitian berdasarkan
1. Jumlah timbulan sampah
2. berat : kilogram/orang/hari SNI 19-3964-1994
Komposisi sampah dari masing-masing Penelitian berdasarkan
2. Komposisi sampah
sumber penelitian SNI 19-3964-1994
Data Sekunder
Data sarana dan prasarana pengelolaan
3. Sarana dan prasarana Data perusahaan
sampah eksisting
Sistem pengumpulan, pewadahan,
Teknik pengelolaan
4. pengangkutan, pengolahan, dan tingkat Observasi lapangan
sampah eksisting
pelayanan

3.4 Diagram Pengelolaan Persampahan


Untuk mengetahui diagram proses pengelolaan persampahan dapat dilihat pada gambar 3.3.

Timbulan Sampah

Pemilahan, Pewadahan, dan


pengolahan di Sampah

Pengumpulan

Pemilahan dan
Pemindahan
Pengolahan

Pengangkutan

Pembuangan Akhir

Gambar 3.3 Diagram Teknik Pengelolaan Persampahan


(Sumber : SNI 19-2454-2002)

III - 4

Universitas Sumatera Utara


3.5. Asumsi Perencaanaan Berdasarkan Jumlah Peserta PT PLN (Persero) Udiklat
Tuntungan
Berdasarkan data yang didapatkan dari PT PT PLN (Persero) Udiklat Tuntungan yang
terdapat pada lampiran II, jumlah peserta diklat selama 8 tahun terakhir tidak mengalami
kenaikan signifikan yaitu lebih kurang 301 orang perharinya. Berdasarkan jumlah daya
tampung PT PT PLN (Persero) Udiklat Tuntungan dapat menampung jumlah peserta
sebanyak 480 orang perharinya. Dengan pertimbangan tersebut maka perencanaan yang
diambil sebanyak 400 orang perharinya, dengan jumlah karyawan sebanyak 72 orang.

3.6. Penentuan Proses Pengolahan Sampah


Penentuan proses pengolahan sampah yang akan digunakan didasari dari timbulan sampah,
komposisi, dan karakteristiknya. Langkah ini mencakup penentuan teknologi pengolahan
yang digunakan, perhitungan jumlah, serta jam kerja dan waktu pengoperasian dari peralatan
yang digunakan di dalam TPST 3R. Pengoperasian TPST 3R wajib meliputi proses
pengolahan sebagai berikut (Petunjuk Teknis TPST 3R, 2017):
3.5.1. Pendaur ulangan sampah organik
Sampah organik yang diterima dapat diterima dengan cara dikomposkan. Sampah organik
terlebih dahulu dicacah kemudian ditumpuk untuk proses pengomposan. Luasan untuk
pengkomposan tergantung pada metode pengkomposan yang digunakan.

3.5.2. Pendaur ulangan sampah anorganik


Sampah anorganik yang dapat didaur ulang diantaranya dengan melakukan pemadatan
(pengepressan) agar dapat dikirim ke pelaku daur ulang tingkat lanjut. Selain itu, dapat juga
dilakukan dengan mencacah plastik hingga ukuran kecil dan diolah dengan proses
pemanasan sehingga dapat dibentuk menjadi sebuah produk.

3.5.3. Pengelolaan Limbah B3


Pengelolaan sampah spesifik rumah tangga dan B3 harus sesuai dengan ketentuan yang
berlaku yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun. Penyimpanan B3 di atur dalam Pasal 12 s.d. Pasal 30
Perarturan tersebut.

III - 5

Universitas Sumatera Utara


Persyaratan tempat penyimpanan limbah B3 berupa bangunan ialah sebagai berikut:
1. Desain dan konstruksi bangunan mampu melindungi Limbah B3 dari hujan dan sinar
matahari
2. Memiliki penerangan dan ventilasi
3. Memiliki saluran drainase yang baik.

Persyaratan pengemasan Limbah B3 ialah sebagai berikut:


1. Kemasan terbuat dari bahan yang dapat mengemas Limbah B3 sesuai dengan karakteristik
Limbah B3 yang akan disimpan
2. Mampu mengungkung Limbah B3 untuk tetap berada dalam kemasan
3. Memiliki penutup yang kuat untuk mencegah terjadinya tumpahan saat dilakukan
penyimpanan, pemindahan, atau pengangkutan
4. Berada dalam kondisi baik, tidak bocor, tidak berkarat, atau tidak rusak.

3.5.4. Pengolahan Sampah Lain-lain


Sampah lain lain akan terlebih dahulu dipilah berdasarkan jenisnya sampahnya. Jumlah unit
pengolahan yang dibutuhkan untuk sebuah proses pengolahan ditentukan oleh total volume
sampah yang diolah serta volume unit pengolahan yang digunakan. Jumlah unit pengolahan
yang dibutuhkan untuk sebuah proses pengolahan dapat dihitung menggunakan Persamaan
3.1.

N = Vs / Vu (3.1)
Keterangan:
N = jumlah unit pengolahan
Vs = volume sampah yang diolah (Liter)
Vu = volume 1 unit pengolahan (Liter)

Sampah yang tidak memiliki nilai ekonomis kemudian akan diangkut menuju TPA bekerja
sama dengan Dinas Kebersihan Kota Medan.

III - 6

Universitas Sumatera Utara


3.6.4 Perhitungan Kebutuhan Ruang
Pada langkah ini dilakukan perhitungan kebutuhan ruang berdasarkan dimensi dari proses
pengolahan sampah yang direncanakan dan jumlah pengolahan sampah yang digunakan.
Langkah ini juga mencakup perencanaan tata letak di dalam lokasi TPST 3R yang harus
direncanakan secara efektif dan efisien agar mempermudah pelaksanaan pekerjaan.
Penentuan total kebutuhan ruang untuk sebuah proses pengolahan dapat dihitung
menggunakan Persamaan 3.2 (Petunjuk Teknis TPS 3R, 2017) .

AT = N . An (3.2)
Keterangan:
AT = kebutuhan ruang total (m2)
N = jumlah unit pengolahan
An = ruang untuk 1 unit pengolahan (m2)

III - 7

Universitas Sumatera Utara


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Timbulan dan Komposisi Sampah di PT PLN (Persero) Udiklat Tuntungan


Pengukuran besaran timbulan sampah di PT PLN (Persero) Udiklat Tuntungan mengacu
pada SNI 19-3964-1994 tentang Metode Pengambilan dan Pengukuran Contoh Timbulan dan
Komposisi Sampah Perkotaan dengan kriteria Non Perumahan. Pengambilan sampel sampah
di lapangan selama 8 hari kerja berturut-turut yang tercatat dari mulai tanggal 6, 7, 10, 12,
13, 14, 17 dan 18 September 2018. Dalam menentukan besaran timbulan sampah berdasarkan
Berat (kg) dan Volume (l) di PT PLN (Persero) Udiklat Tuntungan, sampel akan dibagi
menjadi Kantor dan Kelas, Mess dan Asrama, Sampah Jalan dan Taman, serta Sampah Ruang
Makan.

4.1.1. Besaran Timbulan Sampah


4.1.1.1. Besaran Timbulan Sampah Kantor dan Kelas
Dalam menentukan besaran timbulan sampah kantor dan kelas dilakukan dengan metode
mengukur volume dan berat timbulan seluruh sampah yang dihasilkan kantor dan kelas
dalam satu hari (Sekar, dkk. 2016). Pengukuran tidak menggunakan metode sampling karena
kondisi orang penghasil sampah yang tidak tetap pada suatu ruang sehingga tidak dapat
mewakili contoh timbulan sampah setiap ruang di kantor dan kelas.

Pengukuran berat dan volume sampah dilakukan berdasarkan jumlah keseluruhan sampah
yang berada pada tempat sampah dengan mengetahui jumlah karyawan dan peserta penghasil
sampah sebagai pada kantor dan kelas. Adapun jumlah karyawan 25 orang pegawai tetap dan
47 outsouching.

Perhitungan rata-rata timbulan sampah kantor dan kelas di PT PLN (Persero) Udiklat
Tuntungan dapat dilihat pada tabel 4.1.

IV - 1

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.1 Perhitungan Rata-Rata Timbulan Sampah Kantor dan Kelas di PT PLN (Persero)
Udiklat Tuntungan
Timbulan Rata-
Timbulan Sampah
Sampah RataTimbulan
(/hari) Jumlah
No Hari (/org/hari) Sampah (/org/hari)
Orang
Berat Volume Berat Volume Berat Volume
(kg) (liter) (kg) (liter) (kg) (liter)

Kamis, 6
1 17,63 130,40 78 0,23 1,67
September 2018
Jumat, 7
2 18,02 176,00 89 0,20 1,98
September 2018

Senin, 10
3 10,39 153,20 81 0,13 1,89
September 2018

Rabu, 12
4 18,99 164,00 82 0,23 2,00
September 2018
0,21 1,95
Kamis, 13
5 18,32 206,80 82 0,22 2,52
September 2018
Jumat, 14
6 17,45 176,00 81 0,22 2,17
September 2018

Senin, 17
7 18,60 122,80 81 0,23 1,52
September 2018
Selasa, 18
8 18,57 169,20 91 0,20 1,86
September 2018
Sumber: Analisis dan Perhitungan, 2018

Berdasarkan Tabel 4.1, dapat diketahui rata-rata timbulan sampah kantor dan kelas di PT
PLN (Persero) Udiklat Tuntungan berdasarkan berat asal yaitu 0,21 kg/org/hari, sedangkan
berdasarkan volume asal yaitu 1,95 l/org/hari.

Berdasarkan SNI 19-3964-1994, besaran timbulan yang dihasilkan dari kantor ataupun kelas
adalah 0,025 – 0,1 kg/org/hari atau 0,5 – 0,75 l/org/hari. Sementara kantor dan ruang kuliah
Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Dipenogoro besaran timbulan yang dihasilkan
adalah 0,016 kg/org/hari atau 0,282 l/org/hari (Sekar dkk., 2016). Timbulan sampah di
Fakultas Psikologi dan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas adalah 0,039 kg/org/hari
atau 0,517 l/org/hari kemudian Fakultas Kesahatan Masyarakat Universitas Dipenogoro
berdasarkan adalah 0,0024 kg/org/hari atau 0,240 l/org/hari (Fitria dkk., 2016).

IV - 2

Universitas Sumatera Utara


Dengan demikian, timbulan sampah kantor dan kelas di PT PLN (Persero) Udiklat
Tuntungan lebih besar daripada nilai yang ditetapkan SNI 19-3964-1994 dan juga lebih besar
dari Fakultas Peternakan dan Pertanian, Fakultas Psikologi, dan Fakultas Kesahatan
Masyarakat Universitas Dipenogoro.

4.1.1.2. Besaran Timbulan Sampah Mess dan Asrama


Dalam menentukan besaran timbulan sampah di mess dan asrama dilakukan dengan metode
sampling berdasarkan SNI 19-3964-1994 dengan jumlah sampel hotel ataupun penginapan
sejenisnya yaitu sebesar 10% dari jumlah seluruh unit.

PT PLN (Persero) Udiklat Tuntungan memiliki total unit mess dan asrama sebanyak 54 unit,
dengan rincian 15 unit mess, 15 unit asrama A, dan 24 unit asrama B. berdasarkan SNI 19-
3964-1994, dilakukan pengukuran sebanyak 6 titik sampel yang terbagi di Mess Toba 3 (11
bed), Mess Samosir 5 (5 bed), Mess Tomok 10 (5 bed), Mess Tuk-Tuk 12 (5 bed), asrama
A–101A (3 bed), dan Asrama B–208 (3 bed). Adapun jumlah unit mess dan asrama dapat
dilihat pada lampiran II.

Dalam pengambilan sampel dilakukan pewadahan dengan trash bag yang diletakkan didepan
unit mess dan asrama kemudian diangkut setiap harinya selama 8 hari kerja.

Perhitungan rata-rata timbulan sampah mess dan asrama di PT PLN (Persero) Udiklat
Tuntungan dapat dilihat pada tabel 4.2.

Berdasarkan Tabel 4.2, dapat diketahui rata-rata timbulan sampah mess dan asrama di PT
PLN (Persero) Udiklat Tuntungan berdasarkan berat asal yaitu 0,15 kg/org/hari, sedangkan
berdasarkan volume asal yaitu 1,95 l/org/hari.

Berdasarkan SNI 19-3964-1994, besaran timbulan sampah yang dihasilkan dari rumah non
permanen berdasarkan adalah 0,250 – 0,300 kg/org/hari atau 1,75 – 2,00 l/org/hari.
Sementara, besaran timbulan di Rusunawa Universitas Dipenogoro adalah 0,11 kg/org/hari
atau 0,85 l/org/hari (Harsari dkk., 2016). Sementara Timbulan Dan Komposisi Sampah Di
Kawasan Perkantoran dan Wisma (Studi Kasus: Werdhapura Village Center, Kota Denpasar,
Provinsi Bali) telah melakukan penelitian selama 3 bulan berturut-turut yang dimulai pada
bulan Juni – Agustus 2012 dengan jumlah sampel 8 unit wisma dengan jumlah penghuni

IV - 3

Universitas Sumatera Utara


sebanyak 78 orang. Diketahui pada bulan Juni timbulan yang dihasilkan sebesar 0,253
kg/org/hari atau 5,323 l/org/hari, pada bulan Juli sebesar 0,344 kg/org/hari atau 7,040
l/org/hari dan pada bulan Agustus sebesar 0,17 kg/org/hari atau 2,485 l/org/ hari (Wardihal,
dkk. 2016).

Tabel 4.2 Perhitungan Rata-Rata Timbulan Sampah Mess dan Asrama di PT PLN (Persero)
Udiklat Tuntungan
Rata-
Timbulan Sampah Timbulan Sampah
RataTimbulan
(/hari) Jumlah (/org/hari)
No Hari Sampah (/org/hari)
Orang
Berat Volume Berat Volume Berat Volume
(kg) (liter) (kg) (liter) (kg) (liter)
Kamis, 6
1 5,20 70,00 32 0,16 2,19
September 2018
Jumat, 7
2 5,03 63,60 32 0,16 1,99
September 2018
Senin, 10
3 4,85 63,20 32 0,15 1,98
September 2018
Rabu, 12
4 4,57 61,20 32 0,14 1,91
September 2018
0,15 1,96
Kamis, 13
5 4,93 60,40 32 0,15 1,89
September 2018
Jumat, 14
6 4,88 58,00 32 0,15 1,81
September 2018
Senin, 17
7 4,15 60,40 32 0,13 1,89
September 2018
Selasa, 18
8 4,85 64,40 32 0,15 2,01
September 2018
Sumber: Analisis dan Perhitungan, 2018

Dengan Demikian, dapat diketahui timbulan sampah timbulan sampah mess dan asrama di
PT PLN (Persero) Udiklat Tuntungan lebih kecil daripada nilai yang ditetapkan SNI 19-
3964-1994 dan Timbulan Dan Komposisi Sampah Di Kawasan Perkantoran dan Wisma
Wisma (Studi Kasus: Werdhapura Village Center, Kota Denpasar, Provinsi Bali), namun
lebih besar dibandingkan dengan besaran timbulan di Rusunawa Universitas Dipenogoro.

IV - 4

Universitas Sumatera Utara


4.1.1.3. Besaran Timbulan Sampah Jalan dan Taman
PT PLN (Persero) Udiklat Tuntungan memiliki luas ruang terbuka sebesar 43.488 m2, dengan
rincian ruang terbuka hijau sebesar 29.120 m2 dan ruang terbuka non hijau sebesar 14.368
m2. Dalam menentukan besaran timbulan sampah jalan dan taman dilakukan dengan metode
mengukur berat dan volume berdasarkan jumlah yang dihasilkan jalan dan taman dalam 1
hari. Sampah yang dihasilkan dari jalan dan taman akan di tampung menggunakan tempat
sampah besar, selanjutnya sampah tersebut dimasukkan dalam trash bag untuk dapat
memudahkan pengukuran timbulan.

Perhitungan rata-rata timbulan sampah jalan dan taman di PT PLN (Persero) Udiklat
Tuntungan dapat dilihat pada tabel 4.3.

Tabel 4.3 Perhitungan Rata-Rata Timbulan Sampah Jalan dan Taman di PT PLN (Persero)
Udiklat Tuntungan
Rata-Rata
Timbulan Sampah Luas Timbulan Sampah
Timbulan Sampah
(/hari) Ruang (/m2/hari)
No Hari (/m2/hari)
Terbuka
Berat Volume Berat Volume Berat Volume
(m2)
(kg) (liter) (kg) (liter) (kg) (liter)
Kamis, 6
1 September 45,20 268,40 43.488 0,00104 0,00617
2018
Jumat, 7
2 September 59,70 302,80 43.488 0,00137 0,00696
2018
Senin, 10
3 September 42,70 216,80 43.488 0,00098 0,00499
2018
Rabu, 12
4 September 57,70 383,20 43.488 0,00133 0,00881
2018
0,00118 0,00693
Kamis, 13
5 September 34,80 244,40 43488 0,00080 0,00562
2018
Jumat, 14
6 September 55,80 362,40 43.488 0,00128 0,00833
2018
Senin, 17
7 September 61,50 326,00 43.488 0,00141 0,00750
2018
Selasa, 18
8 September 52,80 306,80 43.488 0,00121 0,00705
2018
Sumber: Analisis dan Perhitungan, 2018

IV - 5

Universitas Sumatera Utara


Berdasarkan Tabel 4.3, dapat diketahui rata-rata timbulan jalan dan taman di PT PLN
(Persero) Udiklat Tuntungan berdasarkan berat asal yaitu 0,00118 kg/m2/hari, sedangkan
berdasarkan volume asal yaitu 0,00693 l/m2/hari.

Berdasarkan SNI 19-3964-1994, timbulan sampah yang dihasilkan dari jalan lokal adalah
0,005 kg/m2/hari atau 0,025 l/m2/hari. Sementara kebun dan jalan di Fakultas Peternakan
dan Pertanian Universitas Dipenogoro besaran timbulan sampah kebun-jalan adalah 0,0024
kg/m2/hari atau 0,07658 l/m2/hari (Sekar dkk., 2016).

Dengan demikian, dapat disimpulkan jumlah sampah jalan dan taman di PT PLN (Persero)
Udiklat Tuntungan lebih kecil dibandingkan dengan SNI 19-3964-1994 dan juga Fakultas
Peternakan dan Pertanian Universitas Dipenogoro.

4.1.1.4. Besaran Timbulan Sampah Ruang Makan


Dalam menentukan besaran timbulan sampah ruang makan dilakukan dengan metode
mengukur berat dan volume berdasarkan jumlah yang dihasilkan dari kegiatan sisa makan
yang kemudian dikumpulkan dalam wadah trash bag untuk dihitung jumlah berat dan
volume sampah yang dihasilkan dalam satu hari yang dilakukan selama 8 hari bertutut-turut
dengan mengetahui jumlah karyawan dan peserta diklat.

Perhitungan rata-rata timbulan sampah ruang makan di PT PLN (Persero) Udiklat Tuntungan
dapat dilihat pada tabel 4.4.

Berdasarkan Tabel 4.4, dapat diketahui rata-rata timbulan ruang makan di PT PLN (Persero)
Udiklat Tuntungan berdasarkan berat asal yaitu 0,06 kg/org/hari, sedangkan berdasarkan
volume asal yaitu 0,16 l/org/hari.

IV - 6

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.4 Perhitungan Rata-Rata Timbulan Sampah Ruang Makan di PT PLN (Persero)
Udiklat Tuntungan
Rata-
Timbulan Sampah Timbulan Sampah
RataTimbulan
(/hari) Jumlah (/org/hari)
No Hari Sampah (/org/hari)
Orang
Berat Volume Berat Volume Berat Volume
(Kg) (Liter) (Kg) (Liter) (Kg) (Liter)
Kamis, 9
1 5,50 12,00 78 0,08 0,35
September 2018
Jumat, 7
2 5,50 14,00 89 0,07 0,33
September 2018
Senin, 10
3 5,80 15,00 81 0,08 0,35
September 2018
Rabu, 12
4 5,70 13,00 82 0,08 0,32
September 2018
0,06 0,16
Kamis, 13
5 5,00 15,00 82 0,07 0,30
September 2018
Jumat, 14
6 4,80 14,00 81 0,07 0,35
September 2018
Senin, 17
7 5,10 12,00 81 0,08 0,26
September 2018
Selasa, 18
8 5,20 14,00 91 0,07 0,26
September 2018
Sumber: Analisis dan Perhitungan, 2018

4.1.2 Komposisi Sampah di PT PLN (Persero) Udiklat Tuntungan


Dalam menentukan komposisi sampah berdasarkan berat (kg) di PT PLN (Persero) Udiklat
Tuntungan, sampel juga akan dibagi menjadi 4 (empat) perlakuan seperti timbulan dan
komposisi, yaitu sampel dari kantor dan kelas, mess dan asrama, sampah jalan dan taman dan
Ruang Makan. Berat asal sampah yang diahasilkan dari keempat unit tersebut akan dilakukan
pemilahan sesuai jenisnya. Berdasarkan SNI 19-3964-1994 pemilahan yang akan dilakukan
adalah sisa makanan, kayu dan taman, kain/tekstil, karet, plastik, botol, logam, kaca/gelas,
kertas, tiu dan styrofoam.

Perhitungan rata-rata komposisi sampah secara keseluruhan di PT PLN (Persero) Udiklat


Tuntungan dapat dilihat pada tabel 4.5.

Berdasarkan tabel 4.5, Secara keseluruhan, komposisi sampah terbesar ialah kayu dan
sampah tanaman yaitu sebesar 65,07%, sedangkan yang terkecil ialah logam yaitu sebesar
0,75%.

IV - 7

Universitas Sumatera Utara


Dengan demikian, dapat diketahui komposisi sampah yang dominan di PT PLN (Persero)
Udiklat Tuntungan adalah kayu dan sampah taman, sisa makanan, botol, plastik, kertas,
namun terdapat jenis sampah lainnya, yaitu kain/tekstil, karet, logam, kaca/gelas, tisu dan
styrofoam.

Tabel 4.5 Perhitungan Rata-Rata Komposisi Sampah Secara Keseluruhan di PT PLN


(Persero) Udiklat Tuntungan

Komposisi Rata-Rata
Kantor dan Mess dan Jalan dan Total
Komposisi Ruang Makan
Kelas Asrama Taman
(kg) (%) (kg) (%) (kg) (%) (kg) (%) (kg) (%)
Sisa 5,33 100,00 8,81 11,20
2,43 14,07 1,05 21,86 0,00 0,00
Makanan
Kayu dan
Sampah 2,75 15,94 0,13 2,73 48,28 94,21 0,00 0,00 51,16 65,07
Tanaman
Kain/Tekstil 0,59 3,41 0,40 8,32 0,26 0,51 0,00 0,00 1,25 1,59

Karet 0,76 4,42 0,18 3,64 0,05 0,10 0,00 0,00 0,99 1,26

Plastik 2,58 14,93 0,64 13,25 0,56 1,10 0,00 0,00 3,78 4,80

Botol 3,37 19,53 0,70 14,55 0,65 1,27 0,00 0,00 4,72 6,00

Logam 0,35 2,03 0,13 2,60 0,11 0,22 0,00 0,00 0,59 0,75

Kaca/Gelas 0,39 2,25 0,21 4,42 0,30 0,59 0,00 0,00 0,90 1,14

Kertas 2,78 16,09 0,84 17,41 0,59 1,15 0,00 0,00 4,20 5,34

Tisu 0,55 3,19 0,24 4,94 0,23 0,44 0,00 0,00 1,01 1,29

Styrofoam 0,71 4,13 0,30 6,24 0,21 0,41 0,00 0,00 1,23 1,56

Total 17,25 100 4,81 100 51,24 100 5,33 100 78,62 100

Sumber: Analisis dan Perhitungan, 2018

IV - 8

Universitas Sumatera Utara


Tisu Styrofoam
0% Sisa Makanan
3% 4%
14%
Kertas
16% Kayu dan
Sampah
Tanaman
Kaca/Gelas 16%
2%

Logam
2%
Kain/Tekstil
3%
Botol Karet
20% 5%
Plastik
15%

Gambar 4.1 Diagram Komposisi Sampah Kelas dan Kantor


(Sumber : Analisis, 2018)

Berdasarkan Gambar 4.1, komposisi sampah kantor dan kelas yang terbesar ialah botol yaitu
19,53% sedangkan yang terkecil ialah logam yaitu 2,03%.

Styrofoam Sisa Makanan


Tisu 6%
5% 22%

Kertas Kayu dan


17% Sampah
Tanaman
3%

Kain/Tekstil
Kaca/Gelas
8%
4%
Karet
Logam
4%
3%
Botol Plastik
15% 13%

Gambar 4.2. Diagram Komposisi Sampah Mess dan Asrama


(Sumber : Analisis, 2018)

IV - 9

Universitas Sumatera Utara


Berdasarkan Gambar 4.2, komposisi sampah mess dan asrama terbesar ialah sisa makanan
yaitu 21,86%, sedangkan terkecil ialah logam yaitu sebesar 2,60%.
BotolPlastik
Logam Kaca/Gelas Tisu Kertas Styrofoam
1% 1% 0% 1% 1% 1% 0%
Karet Sisa Makanan
Kain/Tekstil 0% 0%
1%

Kayu dan
Sampah
Tanaman
94%

Gambar 4.3. Diagram Komposisi Sampah Jalan dan Taman


(Sumber : Analisis, 2018)

Berdasarkan Gambar 4.3, komposisi sampah jalan dan taman terbesar ialah kayu dan sampah
tanaman yaitu 94,21%, sedangkan yang terkecil ialah sisa makanan yaitu 0%.

Sisa Makanan
100%

Gambar 4.4. Diagram Komposisi Sampah Ruang Makan


(Sumber : Analisis, 2018)

IV - 10

Universitas Sumatera Utara


Berdasarkan Gambar 4.4, komposisi sampah ruang makan hanya sisa makananan yaitu
100%.

4.1.3 Timbulan Sampah Berdasarkan Daya Tampung Maksimum PT PLN (Persero)


Udiklat Tuntungan

Berdasarkan asumsi perencaanaan yang terdapat pada poin 3.6, PT PLN (Persero) Udiklat
Tuntungan memiliki jumlah daya tampung maksimum dalam kegiatan Diklat per hari. Daya
tampung maksimum Udiklat ini dapat memberikan gambaran jumlah timbulan sampah
maksimum yang dihasilkan dalam satu hari. PT PLN (Persero) Udiklat Tuntungan dapat
menampung hingga 400 orang/hari peseta Diklat ditambah jumlah karyawan sebanyak 25
orang pegawai tetap dan 47 outsouching.

Untuk melihat jumlah timbulan sampah berdasarkan daya tampung maksimum PT PLN
(Persero) Udiklat Tuntungan dapat dilihat pada tabel 4.6.

Tabel 4.6 Timbulan Sampah Berdasarkan Daya Tampung Maksimum PT PLN (Persero)
Udiklat Tuntungan

Uraian Satuan Jumlah

1. Kantor dan Kelas


Jumlah Jiwa 472
Berat Timbulan Sampah kg/org/hari 0,21
Berat Timbulan Sampah Maksimal kg/hari 99,12
Unit Volume Timbulan l/org/hari 1,95
Volume Timbulan Sampah Maksimal l/hari 920,4
2. Mess dan Asrama
Jumlah Jiwa 238
Berat Timbulan Sampah kg/org/hari 0,15
Berat Timbulan Sampah Maksimal kg/hari 35,7
Volume Timbulan Sampah l/org/hari 1,96
Volume Timbulan Sampah Maksimal l/hari 466,48
3. Jalan dan Taman
Jumlah m2 43.488
2
Berat Timbulan Sampah kg/m /hari 0,0018
Berat Timbulan Sampah Maksimal kg/hari 51,28

IV - 11

Universitas Sumatera Utara


Uraian Satuan Jumlah

Volume Timbulan Sampah l/m2/hari 0,00693


Volume Timbulan Sampah Maksimal l/hari 301,35
4. Ruang Makan
Jumlah Jiwa 400
Berat Timbulan Sampah kg/org/hari 0,06
Berat Timbulan Sampah Maksimal kg/hari 24,00
Volume Timbulan Sampah l/org/hari 0,16
Volume Timbulan Sampah Maksimal l/hari 64,00
kg/hari 210,1
Total Keseluruhan
l/hari 1752,23
Sumber:Analisis dan Perhitungan, 2018

Berdasarkan tabel 4.6 maka dapat diketahui jumlah timbulan sampah berdasarkan daya
tampung maksimum di PT PLN (Persero) Udiklat Tuntungan berdasarkan berat timbulan
sampah 210,10 kg/hari dan volume timbulan sampah 1752,23 l/hari.

4.2 Perencanaan Sistem Teknis Operasional Pengelolaan Sampah Berdasarkan Daya


Tampung Maksimum di PT PLN (Persero) Udiklat Tuntungan

Berdasarkan SNI 19-2454-2002 tentang Tata Cara Teknik Operasional Pengelolaan Sampah
Perkotaan dan jumlah timbulan sampah di PT PLN (Persero) Udiklat Tuntungan, maka teknis
operasional dilakukan dengan mempertimbangkan daya tampung maksmum PT PLN
(Persero) Udiklat Tuntungan.

PT PLN (Persero) Udiklat Tuntungan akan di bagi menjadi 3 area ( Area A, Area B dan Area
C), hal ini bertujuan untuk memudahkan rencana teknik operasional pengelolaan sampah.
Untuk melihat pembagian area dapat dilihat pada Gambar 4.5.

4.2.1 Pewadahan
Menurut Undang-Undang Nomor 81 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, pemilahan
dilakukan melalui kegiatan pengelompokan sampah menjadi paling sedikit 5 (lima) jenis
sampah yang terdiri :
a. Sampah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun;
b. Sampah yang mudah terurai;

IV - 12

Universitas Sumatera Utara


c. Sampah yang dapat digunakan kembali;
d. Sampah yang dapat didaur ulang; dan
e. Sampah lainnya

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah dan


pertimbangan komposisi terbesar dan untuk memudahkan pemilahan awal, maka di PT PLN
(Persero) Udiklat Tuntungan akan dilakukan pewadahan yang terpilah menjadi 5 jenis
sampah, yaitu warna Hijau untuk Sampah Organik (sisa makanan serta kayu dan sampah
taman), Biru untuk sampah Plastik, Kuning untuk Sampah Kertas dan Karton, Abu-abu untuk
Sampah Lain-lain (kain, karet, logam, kaca, tisu, styrofoam) serta Merah untuk Sampah
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).

Untuk melihat pewadahan sampah berdasarkan jenisnya dapat dilihat pada gambar 4.6.

LIMBAH

Gambar 4.6. Pewadahan 5 Jenis dengan Bin 20L PT PLN (Persero) Udiklat
Tuntungan

Berdasarkan SNI 19-2454-2002 tentang Tata Cara Teknik Operasional Pengelolaan Sampah
Perkotaan dan berdasarkan jumlah timbulan sampah di PT PLN (Persero) Udiklat Tuntungan
maka pewadahan yang paling tepat ialah menggunakan Bin 20 L pada masing masing jenis

IV - 13

Universitas Sumatera Utara


sampah dengan dimensi PxLxT (290x190x492)mm. apabila sampah tempat sampah tersebut
disatukan maka volume yang dapat menampung bin 5 jenis sebesar 100 L

Dalam hal ini tidak disediakannya tempat sampah di masing-masing ruang, hal ini sebagai
upaya mengedukasi seluruh peserta diklat dan staff di PT PLN (Persero) Udiklat Tuntungan
untuk membuang sampah ke tempat yang telah disediakan dan berdasarkan jenis sampahnya.

Dengan jumlah timbulan yang diperkirakan sampah yang dihasilkan berdasarkan daya
tamping maksimum yaitu 210,10 kg/hari atau 1752,23 l/hari. Untuk mengetahui jumlah
pewadahan yang diperlukan dapat dilakukan dangan perhitungan menggunakan rumus
berikut:

𝑉𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 − 𝑉𝑟𝑢𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛


𝑛=
𝑉𝑤𝑎𝑑𝑎ℎ 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ

Keterangan:

n = Jumlah wadah yang dibutuhkan

Vtotal = Volume timbulan sampah keseluruhan (L)

Vruangmakan = Volume timbulan sampah ruang makan (L)

Vwadahsampah = Volume wadah sampah yang direncanakan, 20 L

Maka,

𝑉𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 − 𝑉𝑟𝑢𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛


𝑛=
𝑉𝑤𝑎𝑑𝑎ℎ 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ

1752,23 − 64,00
𝑛=
100

n = 16,88 ≈ 17 Unit Wadah Sampah 5 Jenis

Dalam melakukan perhitungan, seluruh jumlah volume total timbulan sampah yang
dihasilkan akan dikurangi dengan volume yang dihasilkan dari ruang makan. Hal ini
dikarenakan komposisi sampah dari ruang makan tidak variatif dan lebih efektif dilakukan

IV - 14

Universitas Sumatera Utara


pewadahan tersendiri sehingga tidak masuk kedalam perhitungan unit wadah sampah 5 jenis
yang dibutuhkan.

Berdasarkan observasi lapangan, maka jumlah bin sampah yang disarankan akan
diperbanyak dengan pertimbangan belum dilakukan pewadahan di beberapa tempat yang
dianggap menjadi sumber sampah. Bin sampah yang akan digunakan akan ditambah 4 unit
bin sampah 5 jenis sehingga pewadahan total sebanyak 21 unit bin sampah 5 jenis.

Untuk memudahkan analisis serta peletakan tempat sampah 5 jenis maka PT PLN dibagi
menjadi 3 area, adapun area dimaksud adalah Area A, Area B, dan Area C. Dalam
menentukan perletakan tempat sampah, maka terdapat pertimbangan dalam peletakannya
diantaranya jumlah jiwa yang akan membuang sampah di tempat tersebut, mudah diakses
oleh setiap orang, dan mudah dilakukan pengumpulan sampah.

Perletakan 21 Bin sampah 5 jenis berdasarkan Areanya adalah :


Area A : A1,( A2, A3, A4 : Kelas Jamin Ginting Lt.1, Lt.2, Lt.3), A5, A6, A7, A8, A9, dan

A10

Area B : B1, B2, B3, B4, dan B5 (Asrama Sibayak : Lt.1, Lt.2), B6, dan B7

Area C : D1, D2, D3 : Asrama Sinabung Lt.1, Lt. 2,Lt.3) dan D4

Sedangkan sampah di ruang makan berdasarkan daya tampung maksimum, maka berat
sampah yang dihasilkan sebesar 24,00 kg/hari dan 64,00 L/hari dana akan dilakukan
pewadahan tersendiri menggunakan pewadahan sampah 1 jenis yaitu organik (sisa makanan)
dikarenakan sampah yang berada di ruang makan tidak variatif dan hanya berisikan sampah
sisa makanan dengan kapasitas Bin 120 L.

Sampah yang dihasilkan dari ruang makan berasal dari makanan yang bersisa, makanan
tersebut disajikana secara prasamanan yang disediakan oleh katering yang artinya sampah
yang dihasilkan tidak terdapat jenis lain.

Untuk melihat pewadahan sampah ruang makan dapat dilihat pada Gambar 4.6.

IV - 15

Universitas Sumatera Utara


56 cm

89 cm

Gambar 4.7. Pewadahan 1 Jenis dengan Bin 120L di Ruang Makan PT PLN
(Persero) Udiklat Tuntungan

Sampah yang dihasilkan dari ruang makan selanjutnya akan dibawa menuju motor sampah
yang selanjutnya akan dibawa menuju TPST PT PLN (Persero) Udiklat Tuntungan.

4.2.2 Pengumpulan dan Pemindahan


Pengumpulan yang dilakukan akan lebih dahulu dikumpulkan menggunakan kontainer
pengumpul 660 L, hal ini dikarenakan lokasi di PT PLN (Persero) Udiklat Tuntungan sangat
sulit diakses dengan menggunakan pengumpul sampah dengan dimensi yang besar.

Pengumpulan yang direncanakan secara manual mengambil sampah dari setiap wadah
menuju container pengumpul 660 L (125cm x 71cm x 74cm) yang akan didesain dengan
menggunakan sekat pembatas sehingga terbagi menjadi 5 jenis sampah yang masing-masing
dimensi jenis sampah menjadi ukuran 25cm x 71cm x 74cm. Untuk mengetahui jumlah
container yang akan digunakan untuk kontainer pengumpul, maka berikut ini rumus untuk
menghitung jumlah kontainer untuk kebutuhan Komersil dan Fasilitas Umum (SNI 19- 3242-
2008):

𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑇𝑆
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑜𝑛𝑡𝑎𝑖𝑛𝑒𝑟 =
𝐾𝐾𝑥𝐹𝑃𝑥𝑅𝑖𝑡𝑎𝑠𝑖

IV - 16

Universitas Sumatera Utara


Keterangan:
TS = Timbulan sampah Total (Liter)
KK = Kapasitas kontainer (Liter)
Fp = Faktor Pemadatan (1,2)
Ritasi = Jumlah ritasi dalam 1 hari (1 kali sehari).
Maka,
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑇𝑆
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑜𝑛𝑡𝑎𝑖𝑛𝑒𝑟 =
𝐾𝐾𝑥𝐹𝑃𝑥𝑅𝑖𝑡𝑎𝑠𝑖

1752,23
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑜𝑛𝑡𝑎𝑖𝑛𝑒𝑟 =
660𝑥1,2𝑥1

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑜𝑛𝑡𝑎𝑖𝑛𝑒𝑟 = 2,21 ≈ 3 Unit Kontainer

Berdasarkan perhitungan jumlah kontainer pengumpul yang diperlukan ialah 3 unit


kontainer. Kontainer pengumpul pengumpulan secara manual di setiap areanya, dimana
kontainer pengumpul I untuk area A, kontainer pengumpul II untuk area B, dan kontainer
pengumpul III untuk area C.

Pengumpulan dan pemindahan sampah yang yang direncanakan ialah :

Kontainer A : A1 - A2 - A3 - A4 - A5 - A6 - A7 - A8 - A9 - A10 – Tempat


Pengangkutan

Kontainer B : B1 - B2 - B3 - B4 - B5 - B6 - B7 – Tempat Pengangkutan

Kontainer C : D1 - D2 - D3 - D4 – Tempat Pengangkutan

Untuk melihat desain pengangkutan sampah sementara dapat dilihat pada gambar 4.8.

IV - 17

Universitas Sumatera Utara


125 cm

75 cm

35 cm 30 cm 30 cm 15 cm 15 cm

71 cm
Organik Plastik Kertas Lain-lain Limbah
B3

Tampak Samping
Tampak Belakang

Gambar 4.8. Kontainer Pengumpul PT PLN (Persero) Udiklat Tuntungan

4.2.3 Pengangkutan
Pengumpulan sampah dilakukan dari kontainer pengumpul selanjutnya akan diangkut
dengan motor sampah. Motor sampah yang akan digunakan nantinya akan membawa sampah
menuju TPST PT PLN (Persero) Udiklat Tuntungan.

Menurut Sihombing (2014), jenis-jenis alat pengangkut sampah yang dipakai pada umumnya
untuk di Indonesia diantaranya menggunakan motor sampah yang memiliki ukuran volume
1 m3 (dimensi 1,2 m x 1 m x 0,8 m). untuk mengetahui perhitungan jumlah pengangkut motor
adalah :

𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑇𝑆
𝑈𝑛𝑖𝑡 𝑀𝑃 =
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑀𝑃

Keterangan:
Unit MP = Unit Motor Pengangkut (Unit)
Volume TS = Volume Timbulan Sampah (Liter)
Volume MP = Volume Motor Pengangkut (Liter)
Maka,
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑇𝑆
𝑈𝑛𝑖𝑡 𝑀𝑃 =
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑀𝑃

IV - 18

Universitas Sumatera Utara


1752,23
𝑈𝑛𝑖𝑡 𝑀𝑃 =
1000

𝑈𝑛𝑖𝑡 𝑀𝑃 = 1,75253 ≈ 2 Unit Pengakut

Dalam 1 hari maka jumlah motor sampah yang diperlukan adalah 1 unit motor pengangkut
dan dilakukan 2 ritasi/hari. Untuk melakukan pengangkutan sampah menuju TPST maka
motor sampah didesain dengan membawa sampah 5 jenis sampah yang dihasilkan yaitu
Sampah Organic, Plastic, Kertas, Lain-Lain, dan limbah B3 yang masing-masing dimensinya
disesuaikan dengan komposisi penghasil sampah.

Pengangkutan yang direncanakan ialah :

Pengangkut Ritasi I : Kontainer A - DD1 – TPST PT PLN (Persero) Udiklat Tuntungan

Pengangkut Ritasi II : Kontainer B – Kontainer C – TPST PT PLN (Persero) Udiklat


Tuntungan

*DD1 adalah sampah yang berasal dari ruang makan

Untuk melihat desain pengangkutan sampah menggunakan motor sampah menuju TPST
dapat dilihat pada gambar 4.9.
120 cm
30 cm 30 cm 30 cm 15 cm 15 cm 100 cm
80 cm

Organik Organik
Plastik Kertas Lain-lain Limbah B3

Tampak Samping Tampak Belakang

Gambar 4.9. Motor Pengangkut Sampah Menuju TPST PT PLN (Persero) Udiklat
Tuntungan

IV - 19

Universitas Sumatera Utara


4.2.4 Rekomendasi Pengolahan Sampah
Adapun Sampah yang dihasilkan di PT PLN (Persero) Udiklat Tuntungan harus diolah,
dikarenakan sampah masih dapat dijadikan produk yang bernilai ekonomis dan
meminimalisir sampah residu yang akan dibuang menuju TPA.

4.2.4.1. Pengolahan Sampah Organik


Berdasarkan pengukuran timbulan dan komposisi sampah di PT PLN (Persero) Udiklat
Tuntungan, Sampah organik merupakan penghasil sampah terbesar setiap harinya dengan
komposisi sebesar 76,27%. Dengan memperhatikan jumlah sampah dan komposisi sampah
tersebut, maka rekomendasi pengolahan sampah yang disarankan ialah pengomposan.

Kompos adalah pupuk organik yang berasal dari proses pengomposan secara konvensional
atau hasil fermentasi yang menggunakan bioaktivator, sehingga pengomposan yang
memerlukan waktu lama dalam prosesnya, bisa dipercepat dengan menggunakan
bioaktivator (Rohmawati, 2016) .

Salah satu bahan yang yang dapat di komposkan adalah sampah daun. Sampah daun
merupakan salah satu jenis sampah organik yang dihasilkan dari bahan hayati (Basriyanta,
2007). Sampah daun dan sisa makanan merupakan sampah yang banyak di PT. PLN Udiklat
Tuntungan. Melihat penanganan sampah organik yang masih kurang efektif, perlu
dikembangkan pengolahan sampah organik agar menjadi produk yang bermanfaat melalui
proses pengomposan.

Salah satu faktor yang mempengaruhi proses pengomposan adalah C/N rasio. Semakin tinggi
C/N rasio suatu bahan maka akan semakin lama proses penguraiannya. Maka untuk
mempercepat proses penguraian tersebut perlu di tambahkan bahan yang mengandung nilai
N tinggi untuk menurunkan C/N rasio pada sampah daun tersebut. Menurut Ida Syamsu
Roidah (2013), Kotoran kambing mengandung N dua kali lebih besar daripada kotoran sapi.

Penambahan bioaktivator juga sangat dibutuhkan untuk meningkatkan aktivitas proses


komposting karena dapat mempercepat laju pengomposan bahan organik sehinga kandungan
fosfat dapat dimanfaatkan langsung oleh tumbuhan.

IV - 20

Universitas Sumatera Utara


Mol adalah cairan yang terbuat dari bahan-bahan alami yang disukai sebagai media hidup
dan berkembangnya mikro organisme yang berguna untuk mempercepat penghancuran
bahan-bahan organic atau sebagai decomposer/aktivator dan juga sebagai tambahan nutrisi
bagi tumbuhan yang sengaja dikembangkan dari mikro organisme yang berada di tempat
tersebut. (Dini Rohmawati, 2016 ) .

Menurut Priyantini Widiyaingrum (2015), perbedaan perlakuan pada kompos dengan


memberikan sumber aktivator yang berbeda ternyata berpengaruh terhadap hasil
pengomposan. Kompos dengan bioaktivator EM 4 mengalami penyusutan bahan paling
tinggi yaitu sebesar 39,3 % di ikuti berturut-turut kompos MOL dengan limbah sayur dan
limbah kulit jeruk sebesar 31,6 % dan 29,8 %. Namun pada penelitian ini penambahan ketiga
sumber aktivator yang berbeda tersebut masih dalam dosis yang rendah, sehingga belum di
ketahui hasil pengomposan untuk pemberian sumber aktivator pada dosis sedang maupun
pada dosis yang tinggi. Penelitian yang dilakukan Cahaya (2009), terhadap pengomposan
limbah padat organik dengan menggunakan kotoran kambing yang divariasikan
bioaktivatornya menunjukkan bahwa hasil kompos terbaik adalah campuran antara sampah
sayur dan kotoran kambing (variabel A) lebih cepat menjadi kompos dari pada variabel yang
lain. Kematangan kompos dapat dilihat dari rasio C/N. Rasio C/N kompos variasi A sebesar
17,45, nilai kematangan kompos telah sesuai persyaratan SNI-7030-2004.

Gambar 4.9. Pengomposan Dengan Menggunakan Metode Open Windrow


(Sumber : Dirjen Cipta Karya, 2017)

IV - 21

Universitas Sumatera Utara


Pengomposan sampah daun dan kotoran kambing menggunakan Mol campuran dari limbah
buah, yakult dan tapai dengan menggunakan metode Open Windrow guna mengetahui
pengaruhnya terhadap kualitas kompos yang dihasilkan.

Menurut Vaneza (2017), Pengomposan sistem open windrow adalah cara pembuatan kompos
di tempat terbuka beratap (bukan di dalam reaktor yang tertutup) dengan aerasi alamiah.
Selama proses pengomposan terdapat beberapa perlakuan pada tumpukan kompos yaitu
pengukuran temperatur, pH, dan kadar air setiap harinya. pengomposan sistem windrow
merupakan system yang cocok dengan kondisi Indonesia karena fleksibilitasnya.

Sistem open winrdow ini merupakan proses pembuatan kompos yang paling sederhana dan
paling murah. Bahan baku kompos ditumpuk memanjang, tinggi tumpukan 0,6 sampai 1
meter, lebar 2-5 meter. Sementara itu panjangnya dapat mencapai 40-50 meter. Sistem ini
memanfaatkan sirkulasi udara secara alami. Optimalisasi lebar, tinggi dan panjangnya

tumpukan sangat dipengaruhi oleh keadaan bahan baku, kelembapan, ruang pori, dan
sirkulasi udara untuk mencapai bagian tengah tumpukan bahan baku. Idealnya adalah pada
tumpukan bahan baku ini harus dapat melepaskan panas, untuk mengimbangi pengeluaran
panas yang ditimbulkan sebagai hasil proses dekomposisi bahan organic oleh mikroba.
Sistem windrow ini merupakan sistem proses composting yang baik yang telah berhasil

dilakukan dibanyak tempat untuk memproses pupuk kandang, sampah kebun, lumpur
selokan, sampah kota dll. Untuk mengatur suhu, kelembapan dan oksigen, pada windrow
sistem ini, maka dilakukan proses pembalikan secara periodi. Inilah yang secara prinsip yang
membedakannya dari sistem pembuatan kompos yang lain. Kelemahan dari sistem ini adalah
memerlukan arela lahan yang cukup luas (Anindita, 2012).

4.2.4.2. Pengolahan Sampah Plastik


Sampah plastik yang dihasilkan setiap harinya sebesar 10,80% dari total sampah yang
dihasilkan. Sampah plastik merupakan penyumbang sampah terbesar kedua di PT PLN
(Persero) Udiklat Tuntungan. Sampah plastik dapat langsung dijual kepada pelaku daur
ulang.

IV - 22

Universitas Sumatera Utara


4.2.4.3. Pengolahan Sampah Kertas
Sampah kertas menyumbang 5,34% dari total keseluruhan sampah. Sampah kertas dapat
langsung dijual kepada pelaku daur ulang.

4.2.4.4. Pengolahan Sampah Lain-lain


Sampah lain-lain menyumbang 7,58% dari total keseuruhan sampah yang dihasilkan, yang terdiri
dari sampah kain/tekstil, karet, logam, kaca/gelas, tisu dan styrofoam. Sampah tersebut akan
dibawa meuju TPST PT PLN (Persero) Udiklat Tuntungan untuk dilakukan pemilahan
sampah yang masih memiliki nilai ekonomis untuk dimanfaatkan.

Sampah yang tidak dapat dimanfaatkan kembali atau sampah residu selanjutnya akan dibawa
menuju TPA yang akan bekerjasama dengan Dinas Kebersihan Kabupaten Deli Serdang.

4.2.4.5. Pengolahan Limbah Bahan Berbahaya dan Bercun (B3)


Pengelolaan limbah B3 yang dimaksud ialah penyimpanan sementara limbah B3. Peraturan
Pemerintah Nomor 101 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun merupakan ketentuan yang mengatur hal ini. Lebih khususnya ketentuan mengenai
penyimpanan sementara limbah B3 diatur dalam Pasal 12 s.d. Pasal 30 Perarturan tersebut.

Berdasarkan peraturan tersebut tempat penyimpanan limbah B3 harus memenuhi persyaratan


sebagai berikut:
1. Lokasi penyimpanan limbah B3 yang bebas banjir dan tidak rawan bencana alam.
2. Memiliki fasilitas penyimpanan limbah B3 dengan kriteria:
a. Sesuai dengan jumlah dan karakteristik Limbah B3.
b. Dilengkapi dengan upaya pengendalian Pencemaran Lingkungan Hidup.
c. Dilengkapi peralatan penanggulangan keadaan darurat.

Fasilitas penyimpanan limbah B3 dapat berupa bangunan, tangki, silo, tempat tumpukan
limbah. Fasilitas penyimpanan berupa bangunan harus dapat melindungi limbah B3 dari
hujan dan sinar matahari, memiliki penerangan dan ventilasi, dan memiliki saluran drainase
dan bak penampung.

IV - 23

Universitas Sumatera Utara


Dalam merencanakan pengelolaan Sampah di PT PLN (Persero Udiklat Tuntungan
pengolahan limbah B3 tidak termasuk dalam rencana pengelolaan, hal ini dikarenakan
Limbah B3 membutuhkan penanganan khusus.

Untuk melihat Teknik Operasional pengelolaan Persampahan di PT PLN (Persero) Udiklat


Tuntungan dapat dilihat pada Gambar 4.12.

IV - 24

Universitas Sumatera Utara


4.2.4.6. Skema Teknik Operasional Pengelolaan Sampah di PT PLN (Persero) Udiklat Tuntungan

Skema Teknis Operasional Pengelolaan Sampah yang akan dilakukan di PT PLN (Persero) Udiklat Tuntungan maka dapat
dilihat pada Gambar 4.13.

Kelas dan Kantor

Mess dan Asrama


Plastik Kertas Lain-lain Residu
Pewadahan 5 Jenis Organik
Organik Plastik Kertas Lain-lain Limbah
Depo Kontainer B3
Bin 20L
Pengumpul 660L

Jalan dan Taman Motor Pengumpul Sampah


1000L Tempat Pemrosesan Akhir
TPS 3R PT PLN (Persero) Udiklat Tuntungan

Pewadahan
Ruang Makan Ruang Makan
Bin 120L

Gambar 4.13. Skema Pengelolaan Sampah di PT PLN (Persero) Udiklat Tuntungan


(Sumber : Analisis, 2018)

IV - 25

Universitas Sumatera Utara


4.3. 3R (Reduce, Reuse, dan Recycle)
Reduce, reuse, dan recycle merupakan salah satu solusi pengelolaan sampah dengan cara
minimasi sampah yang dihasilkan.
4.3.1. Reduce (Mengurangi)
Yaitu dengan mengurangi pemakaian barang agar sampah yang dihasilkan akan berkurang
juga. Misalnya mengganti penggunaan plastik menjadi goodie bag, mengganti pembungkus
makanan menjadi tempat makan, mengganti air mineral kemasan menjadi tempat minum
yang dapat di daur ulang, menggunakan kertas secara bijak, minimasi menggunakan kertas
dan beralih menjadi teknologi seperti email, optimalisasi pembelajaran menggunakan
proyektor dan materi menggunakan flashdisk atau sejenisnya, dan mengganti penggunaan
tisu menjadi sapu tangan.

4.3.2. Reuse (Memakai Kembali)


Yaitu memanfaatkan kembali barang yang telah terpakai untuk membuat barang lain yang
bermanfaat. Misalnya menggunakan bahan yang tidak hanya sekali pakai seperti
menggunakan tempat makan yang tidak hanya sekali pakai, ataupun menggunakan tempat
minum hanya sekali pakai.

4.3.3. Reycle (Mendaur Ulang)


Yaitu mengolah sampah menjadi barang baru yang bermanfaat. Misalnya melakukan
pengomposan dari sampah organik, mendaur ulang sampah kertas menjadi kertas kembali,
dan mendaur ulang plastik menjadi biji plastik untuk dijadikan bahan baku barang plastik.

4.4. Desain Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) di PT PLN (Persero) Udiklat
Tuntungan
Direncanakan terdapat tiga ruang TPST PT PT PLN (Persero) Udiklat Tuntungan yaitu,
ruang sampah organik, ruang sampah kertas dan plastik serta ruang dan ruang sampah lain-
lain.
4.4.1. Ruang Daur Ulang Sampah Organik
Sampah organik yang diterima diolah dengan cara open windrow. Sebelum dikomposkan
sampah organik di cacah terlebih dahulu. Sampah organik yang diolah yaitu sebanyak 1,336

IV - 26

Universitas Sumatera Utara


m3/hari. Menurut trivana (2017) jumlah sampah yang dapat dikomposkan dari area taman
ataupun jalan yaitu sebesar 75-80%. Maka jumlah sampah yang akan dikomposkan sebsar
75% dari jumlah sampah organik yaitu 1,002 m3/hari.

Adapun luas ruangan daur ulang sampah organik yang dibutuhkan ialah sebagai berikut:

4.3.1.1. Ruang Penerimaan


Dibutuhkan ruang penerimaan sampah organik dengan dimensi ruang yaitu :
A =P.L
=2m.1m
= 2 m2

4.3.1.2. Dimensi Pencacah Sampah Organik


PT PLN (Persero) Udiklat Tuntungan telah memiliki pencacah sampah organik yang dimana
dimesi alat pencacah yaitu:
A =P.L
=2m.1m
= 2 m2

4.3.1.3. Dimensi Pengomposan


Menurut Vaneza (2017), Pengomposan sistem open windrow adalah cara pembuatan kompos
di tempat terbuka beratap (bukan di dalam reaktor yang tertutup) dengan aerasi alamiah.
Sistem open windrow ini merupakan proses pembuatan kompos yang paling sederhana dan
paling murah.

Menurut Kasih (2017) setelah melalui proses pencacahan volume sampah organik akan
menyusut sebanyak 30% sehingga perharinya sampah organik yang dikomposkan ialah
sebanyak 0,7014 m3. Sampah organik memerlukan waktu agar dapat menjadi kompos yang
matang. Menurut Subandriyo (2012) waktu fermentasi pengomposan bervariasi dari 14
sampai dengan 30 hari. Waktu pengomposan yang direncanakan ialah paling lambat 20 hari.
Sehingga total sampah organik yang dikomposkan selama 20 hari ialah sebanyak 14,028 m3.

IV - 27

Universitas Sumatera Utara


Direncanakan dimensi kompos yang akan dibuat berbentuk trapusium yang memiliki dimensi
sebagai berikut :
a. Lebar Atas : 0,75 m
b. Lebar Bawah : 1,00 m
c. Tinggi : 1,00 m
d. Panjang : 2,00 m
e. Jarak Antar Unit Kompos: 0,50 m
Dengan perhitungan volume unit pengomposan sebesar :
Volume = Alas . Panjang, dimana

𝑙𝑒𝑏𝑎𝑟 𝑎𝑡𝑎𝑠+𝑙𝑒𝑏𝑎𝑟 𝑏𝑎𝑤𝑎ℎ


𝐴=( ) 𝑥 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖
2
0,75+1,00
𝐴=( ) 𝑥 1,00
2

A = 0,875 m2
maka,
V = Alas . Panjang
V = 0,875 . 2
V = 1,75 m3

Jumlah unit pengolahan yang dibutuhkan untuk sebuah proses pengolahan ditentukan dengan
persamaan 3.1. :
N = Vs / Vu
= 14,028 m3 / 1,75 m3
= 8,01 unit ≈ 8 unit

Keterangan:
N = Jumlah unit
Vs = Volume sampah total yang dikomposkan (m3)
Vu = Volume 1 unit pengomposan (m3)

Total jumlah unit ruang kompos yang dibutuhkan untuk mengomposkan 14,028 m3 sampah
organik selama 20 hari yaitu 8 unit. Total kebutuhan ruang yang dibutuhkan dapat dihitung

IV - 28

Universitas Sumatera Utara


menggunakan Persamaan 3.2. Total kebutuhan ruang yang dibutuhkan untuk seluruh unit
ruang kompos yaitu:
AT = N . An
= 8 unit . 6 m2/unit
= 48 m2

Keterangan:
AT = kebutuhan ruang total (m2)
N = jumlah unit pengolahan (unit)
An = ruang untuk 1 unit pengolahan (m2/unit)

4.3.1.4. Dimensi Ruang Pengayakan


Kebutuhan ruang pengayakan yang akan direncanakan menggunakan pengayakan manual
dengan dengan membutuhkan Panjang 2 m dan Lebar 1 m.

A =2m.1m
= 2 m2

4.3.1.5. Ruang Penyimpanan Kompos


Dibutuhkan ruang penyimpanan kompos dengan dimensi ruang yaitu :
A =P.L
=2m.1m
= 2 m2

4.3.1.6. Kebutuhan Ruang Total Untuk Ruang Pengomposan


Kebutuhan total ruang pengomposan merupakan jumlah dari luas mesin pencacah, luas
pengomposan, dan ruang pengayak. Kebutuhan ruang total untuk ruang pengomposan adalah
sebagai berikut:
A = 2 m2 + 2 m2 + 48 m2 + 2 m2 + 2 m2
= 56 m2

IV - 29

Universitas Sumatera Utara


4.4.2. Ruang Pemilahan Sampah Plastik
Jumlah sampah plastik yang diolah merupakan sampah dengan komposisi terbesar kedua
dengan jumlah 0,189 m3/hari.

Dibutuhkan ruang penampungan sampah plastik, direncanakan tinggi wadah yang digunakan
ialah 0,5 m. Maka luas untuk sebuah wadah penampung plastik ialah:
A = V/T
= 0,189 m3 / 0,5 m
= 0,378 m2

P=L = 0,6 m

4.4.3. Ruang Pemilahan Sampah Kertas


Jumlah sampah kertas yang diolah merupakan sampah dengan jumlah 0,093 m3/harisampah
tersebut akan dikumpulkan dalam ruang penampungan yang selanjutnya akan dijual kepada
pelaku daur ulang.

Dibutuhkan ruang penampungan sampah kertas, direncanakan tinggi wadah yang digunakan
ialah 0,5 m. Maka luas untuk sebuah wadah penampung sampah kertas ialah:
A = V/T
= 0,093 m3 / 0,5 m
= 0,186 m2

P = L = 0,43 m ≈ 0,5 m

4.4.4. Ruang Pengumpulan Sampah Lain-lain


Sampah residu direncanakan langsung dikumpulkan dalam sebuah wadah sebelum diangkut
ke TPA menggunakan kendaraan angkut sampah. Jumlah sampah lain-lain dalam komposisi
sampah yaitu 0,133 m3/hari. Jumlah tersebut merupakan akumulasi sampah jenis lain-lain
pada komposisi sampah di PT PLN (Persero) Udiklat Tuntungan.

Dibutuhkan ruang penampungan sampah lain-lain, direncanakan tinggi wadah yang


digunakan ialah 0,5 m. Maka luas untuk sebuah wadah penampung lain-lain ialah:

IV - 30

Universitas Sumatera Utara


A = V/T
= 0,133 m3 / 0,5 m
= 0,266 m2

P = L = 0,515 m ≈ 0,5 m

Direncanakan terdapat ruang pemilahan secara manual dengan dimensi P = L = 1 m, dan


terdapat bak pemisah jenis sampah dengan dimensi P = L = 0,3 m.

Dan juga dibutuhakan ruang residu yang dimensinya sama seperti ruang penampungan (0,5m
x 0,5m x 0,5m).

4.4.5. Ruang Penyimpanan Limbah B3


Dalam komposisi sampah PT PLN (Persero) Udiklat Tuntungan limbah B3 tidak terdeteksi.
Namun diperkirakan limbah B3 tetap berpotensi terdapat di area PT PLN (Persero) Udiklat
Tuntungan, limbah B3 dapat ditemukan seperti di area kantor dan kelas seperti cartridge
printer, spidol, lampu bohlam, dll. Area mess dan asrama seperti bekas kemasan deterjen,
bekas botol parfum, dll. area bengkel yang memungkinkan terdapat limbah B3 berupa
kemasan oli, kain/majun, dll.

Sehingga asumsi digunakan dalam menghitung kebutuhan luas ruang penyimpanan


sementara limbah B3. Ruang penyimpanan sementara limbah B3 di rencanakan mempunyai
luas 1 m2 dengan dimensi panjang 1 m dan lebar 1 m.

Ruang penyimpanan sementara yang direncanakan dilengkapi dengan saluran drainase dan
penampung air drainase, ventilasi udara, dan alat tanggap keadaan darurat. Hal tersebut untuk
memenuhi ketentuan yang terdapat dalam PP/101/2014 Tentang Pengelolaan B3.

Denah TPST PT PLN (Persero) Udiklat Tuntungan dapat dilihat pada Gambar 4.13 dan untuk
melihat tampak depan TPST dapat dilihat pada Gambar 4.14

IV - 31

Universitas Sumatera Utara


4.3.6. Skema Eksisting Pengelolaan Sampah di PT PLN (Persero) Udiklat
Tuntungan
Pengelolaan sampah yang selama ini dilakukan oleh PT PLN (Persero) Udiklat Tuntungan
dimulai dari sumber sampah selanjutnya dilakukan pengumpulan sampah dan kemudian
pengangkutan sampah menuju tempat pembuangan sampah lahan terbuka. Sampah yang
selama ini dihasilkan tidak dilakukan pengolahan, hanya sisa makanan yang akan dijual
untuk pakan ternak.

Skema eksisting pengelolaan sampah yang akan dilakukan di PT PLN (Persero) Udiklat
Tuntungan maka dapat dilihat pada Gambar 4.15.

4.3.7. Skema Rencana Pengelolaan Sampah di PT PLN (Persero) Udiklat Tuntungan


Rencana pengelolaan sampah di PT PLN (Persero) Udiklat Tuntungan akan dimulai dari
penggolongan jenis sampah menjadi 5 jenis, kemudian keseluruhan sampah tersebut akan
diangkut menuju TPST PT PLN (Persero) Udiklat Tuntungan untuk dilakukan pengolahan
berdasarkan jenis sampah tersebut. Sampah yang telah diolah nantinya dapat bernilai
ekonomis sehingga dapat dilakukan penjualan, sedangkan sampah yang tidak dapat
dimanfaatkan kembali atau residu akan diangkut menuju TPA. TPST PT PLN (Persero)
Udiklat Tuntungan dinilai sangat berperan dalam minimasi sampah yang dihasilkan, karena
nantinya residu yang dihasilkan akan sedikit sehingga dapat meminimalisir biaya
pengangkutan dan juga dapat memperpanjang umur TPA karena minimnya residu sampah
yang akan dibuang menuju TPA.

Skema rencana pengelolaan sampah yang akan dilakukan di PT PLN (Persero) Udiklat
Tuntungan maka dapat dilihat pada Gambar 4.16.

4.3.8. Skema Rencana Pengelolaan Sampah dan Kebijakan Perusahaan Minimasi


Sampah di PT PLN (Persero) Udiklat Tuntungan
PT PLN (Persero) Udiklat Tuntungan telah membuat kebijakan minimasi sampah yang
dihasilkan, kebijakan tersebut telah terealisasikan dengan penggantian air mineral kemasan
menjadi tempat air minum (tumblr) dan lain sebaggainya.

IV - 32

Universitas Sumatera Utara


Skema Rencana Pengelolaan Sampah dan Kebijakan Perusahaan Minimasi Sampah di PT
PLN (Persero) Udiklat Tuntungan dapat dilihat pada gambar 4.17
4.3.9. Standar Operasional Prosedur Pengelolaan Sampah di PT PLN (Persero)
Udiklat Tuntungan
Standar Operasional Prosedur perlu dibuat agar pengelolaan sampah yang di rencanakan di
PT PLN (Persero) Udiklat Tuntungan berjalan dengan baik. Standar Operasional Prosedur
merupakan panduan untuk melakukan pengelolaan sampah yang direncanakan.

Standar operasional prosedur pengelolaan sampah di PT PLN (Persero) Udiklat Tuntungan


dapat dilihat pada gambar 4.18.

IV - 33

Universitas Sumatera Utara


Sisa Makanan Pakan Ternak
Sampah (11,20%) (11,20%)
Organik

Kayu dan Sampah Taman


(65,70%)

Sampah
Plastik

Sampah PT PLN
(Persero) Udiklat
Tuntungan

Sampah Tempat Pembuangan


Pembakaran Sampah
Kertas Sampah Lahan Terbuka
(88,80%)
(88,80%)

Sampah Lain-lain

Gambar 4.15 Skema Eksisting Pengelolaan Sampah di PT PLN (Persero) Udiklat Tuntungan
(Sumber : Analisis dan Udiklat, 2018)

IV - 34

Universitas Sumatera Utara


Bahan Kompos Kompos

Sampah TPST PT PLN


Organik (Persero) Udiklat
Tuntungan
Residu Organik

Sampah TPST PT PLN Bahan Baku Daur


Pemilahan Ulang
Plastik (Persero) Udiklat
Tuntungan

Penjualan

Sampah PT PLN TPST PT PLN


(Persero) Udiklat Sampah Pemilahan
Kertas (Persero) Udiklat
Tuntungan Tuntungan

Bahan Baku Daur


Ulang

Sampah Lain-lain
TPST PT PLN
(Persero) Udiklat Pemilahan
Tuntungan
Residu
TPA

Bahan
TPST B3 PT PLN
Berbahaya
(Persero) Udiklat Pihak Ketiga B3
dan Beracun
Tuntungan
(B3)

Gambar 4.16 Skema Rencana Pengelolaan Sampah di PT PLN (Persero) Udiklat Tuntungan
(Sumber : Analisis, 2018)

IV - 35

Universitas Sumatera Utara


Bahan Kompos Kompos

Sampah TPST 3R PT PLN


Organik (Persero) Udiklat
Tuntungan
Residu Organik

Sampah
Plastik Non TPST 3R PT PLN Bahan Baku Daur
Pemilahan Ulang
Botol (Persero) Udiklat
Tuntungan

Penjualan

Sampah PT PLN TPST 3R PT PLN


(Persero) Udiklat Sampah Pemilahan
Kertas (Persero) Udiklat
Tuntungan Tuntungan

Bahan Baku Daur


Ulang

Sampah Lain-lain
TPST 3R PT PLN
(Persero) Udiklat Pemilahan
Tuntungan
Residu
TPA

Bahan
TPST B3 PT PLN
Berbahaya
Pihak Ketiga B3 Nb:
(Persero) Udiklat
dan Beracun Kebijakan perusahaan mengganti botol menjadi tumblr
Tuntungan
(B3)
Limbah B3, dibutuhkan penanganan khusus

Gambar 4.17 Skema Rencana Pengelolaan Sampah di PT PLN (Persero) Udiklat Tuntungan
(Sumber : Analisis dan Udiklat, 2018)

IV - 36

Universitas Sumatera Utara


Tempat Sampah
Organik
Bin 20L
(Hijau)

TPST PT PLN (Persero)


Tempat Sampah Udiklat Tuntungan
Plastik 1. Sampah Organik Menjadi
Bin 20L Kompos
(Biru) 2. Sampah Plastik Akan
Dijual Kepada Pelaku
Kantor dan Kelas Daur Ulang
3. Sampah Kertas Akan
Dijual Kepada Pelaku
Tempat Sampah Pengumpulan
Mess dan Asrama Diangkut Menggunakan Daur Ulang Sampah Residu Akan
Kertas Menggunakan Kontainer Motor Sampah 1000 L Yang 4. Sampah Lain-lain Akan Diangkut Menuju Tempat
Bin 20L Pengumpul 660 LYang Disekat Menjadi 5 Jenis Dilakukan Pemilahan Pemrosesan Akhir (TPA)
(Kuning) Disekat Menjadi 5 Jenis
Taman dan Jalan Kemudian Yang Memiliki
Nilai Ekonomis Akan
Dijual, Sisanya Dianngap
Residu dan Dibuang
Tempat Sampah Menuju TPA
Lain-lain 5. Limbah B3 Akan
Bin 20L Dilakukan Penyimpanan
(Abu-abu) Sementara, Sebelum
Diolah Pihak Ketiga

Tempat Sampah
Limbah B3
Bin 20L
(Merah)

Ruang Makan Tempat Sampah


Ruang Makan
Kontainer 240 L

Gambar 4.18 Satndar Operasional Prosedur Pengelolaan Sampah di PT PLN (Persero) Udiklat Tuntungan
(Sumber : Analisis, 2018)

IV - 37

Universitas Sumatera Utara


IV - 38

Universitas Sumatera Utara


BAB V

RINCIAN ANGGARAN BIAYA

Rincian Anggaran Biaya Pengelolaan Sampah di PT PLN (Persero) Udiklat Tuntungan

Dalam merencanakan pengelolaan sampah di PT PLN (Persero) Udiklat Tuntungan perlu


dilakukan analisis rencana anggaran biaya untuk memperhitungkan biaya investasi yang
diperlukan. Perencanaan terbagi menjadi teknik operasional pengelolaan sampah dan tempat
pengolahan sampah terpadu. Teknik operasional pengelolaan sampah meliputi pengadaan
pewadahan, pengumpulan dan pemindahan, dan pengangkutan sampah. Sedangkan tempat
pengolahan sampah terpadu hanya membangun tempat pemilahan ruang kertas, pemilahan
ruang kertas, pemilahan sampah lain-lain dan juga tempat penyimpanan limbah B3
sementara. Tempat pengolahan tidak membangun secara keseluruhan dari desain yang
disarankan, hal ini dikarenakan PT PLN (Persero) Udiklat Tuntuungan telah memiliki ruang
pengomposan.

Untuk melihat Rincian Anggaran Biaya Pengelolaan Sampah di PT PLN (Persero) Udiklat
Tuntungan dapat dilihat pada Tabel 5.1.

Tabel 5.1 Rincian Anggaran Biaya Pengelolaan Sampah di PT PLN (Persero) Udiklat
Tuntungan

No Uraian Unit Harga Satuan Total

1. Teknik Operasional Pengelolaan Sampah

a. Pewadahan

1. Tempat Sampah 5 Jenis 20 L 23 Rp1.200.000 Rp25.200.000


(Bukalapak : Housewifery)
2. Tempat Sampah 1 Jenis 120 L 1 Rp776.000 Rp776.000
(Kawan Lama)

b. Pengumpulan

1. Kontainer Pengumpul 660 L 3 Rp3.638.000 Rp10.914.000


(Kawan Lama)
2. Modifikasi Kontainer Pengumpul 1 Rp500.000 Rp500.000

Universitas Sumatera Utara


No Uraian Unit Harga Satuan Total

c. Pengangkutan

1. Motor Viar 3 Roda 1 Rp24.450.000 Rp24.450.000


(Otomotifo)
2. Modifikasi Motor 1 Rp2.500.000 Rp2.500.000

2. Tempat Pengolahan Sampah Terpadu


Terdiri dari Bangunan 4m x 6m
a. Dinding, tinggi 1,2m x 12m + 1,2m x 8m
b. Kolom, tebal 10cm
c. Rangka, atap 12m2 Rp. 20.000.000
d. Seng, atap 12m2
e. Lantai dasar 24m2
Total Rp. 84.340.000
Sumber : Analisis, 2018

Berdasarkan Tabel 5.1, rincian anggaran biaya yang dibutuhkan untuk pengelolaan sampah
di PT PLN (Persero) Udiklat Tuntungan sebesar Rp. 84.430.000.

Universitas Sumatera Utara


BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dalam merencanakan sistem pengelolaan sampah di PT PLN (Persero)
Udiklat Tuntungan adalah :
1. Timbulan sampah berdasarkan daya tampung maksimum sebesar 210,10 kg/hari, atau
1752,23 l/hari, dengan rincian jumlah timbulan sampah yang dihasilkan dari kelas dan
kantor adalah 0,21 kg/org/hari atau 1,95 l/org/hari, mess dan asrama 0,15 kg/org/hari
atau 1,96 l/org/hari jalan dan taman 51,28 kg/hari atau 301,35 l/hari dan ruang makan
0,09 kg/org/hari atau 0,69 l/org/hari. komposisi sampah yang dihasilkan secara
keseluruhan dalam adalah sisa makanan 11,20%, kayu dan sampah tanaman 65,07%,
kain/tekstil 1,59%, karet 1,26%, plastik 10,80%, logam 0,75%, kaca/gelas 1,14%, kertas
5,34%, tisu 1,29%, dan stereofoam 1,56%.

2. Teknik Operasional Sampah yang akan direncanakan dimulai dari :


a. Pewadahan dengan menggunakan Bin 20 L dengan yang dibedakan menjadi 5 jenis
pemilahan yaitu warna Hijau untuk Sampah Organik, Biru untuk Plastik, Kuning
untuk Sampah Kertas dan Karton, Abu-abu untuk Sampah Lain-lain serta Merah
untuk Sampah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) yang terpasang sebanyak 21
pasang Bin sampah, sserta ditempatkan 1 kontainer sampah ukuran 120L untuk
sampah yang dihasilkan dari ruang makan karena komposisi sampah hanya berupa
sisa makanan.

b. Pengumpulan dan Pemindahan menggunkan transfer depo 660L (125cm x 71cm x


74cm) yang disekat menjadi 5 jenis sampah yang terbagi menjadi 3 area setiap unit.

c. Pengangkutan Sampah menggunakan motor sampah kapasitas 1 m3 (120cm x 100cm


x 80cm) yang disekat menjadi 5 jenis sampah diangkut menuju TPST PLN (Persero)
Udiklat Tuntungan sebaanyak 2 ritasi/hari.

Universitas Sumatera Utara


3. TPST PT PLN (Persero) Udiklat Tuntungan memiliki luas bangunan 102 m2. Dengan
rincian luas bangunan yaitu ruang pengomposan (78 m2), ruang daur ulang sampah
plastik dan kertas serta penyimpanan sementara limbah B3 (12 m2), ruang sampah lain-
lain (12 m2).

4. Rincian anggaran biaya yang diperlukan dalam perencanaan pengelolaan ssampah di PT


PLN (Persero) Udiklat Tuntungan adalah Rp84.340.000.- dengan rincian teknik
operasional pengelolaan sampah sebesar Rp 64.340.000 dan Tempat Pemrosesan
Sementara Terpadu (TPST) sebesar Rp 20.000.000.-

6.2. Saran
Adapun saran yang diberikan ialah:
1. Sebaiknya dibuat kebijakan perusahaan untuk terjalankannya pengelolaan sampah
2. Sebaiknya dilakukan edukasi pemilahan sampah berdasarkan jenisnya yang terdapat
pada tempat sampah 5 jenis
3. Sebaiknya ditetapkan pekerja yang dapat mengoperasikan TPST di PT PLN (Persero)
Udiklat Tuntungan, agar terjalankannya fungsi TPST dengan semestinya.
4. Sebaiknya dilakukan penanganan khusus untuk limbah B3 yang dihasilkan

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

Damanhuri, E. 2010. Pengelolaan Sampah. ITB: Bandung

Damanhuri, E. dan Padmi, T., 2011, Buku Ajar: Teknologi Pengelolaan Sampah, Bandung:
ITB.

Damanhuri, Enri dan Tri Padmi. 2006. Pengelolaan Sampah Diktat Kuliah. Penerbit ITB.
Bandung.

Damanhuri, Enri dan Tri Padmi. 2016. Pengelolaan Sampah Terpadu Edisi Pertama. Penerbit
ITB. Bandung.

Direktorat Jendral Cipta Karya. 2017. Petunjuk Teknis Tempat Pengolahan Sampah (TPS
3R).
Fitria, Rizka., Budi Prasetyo Samadikum, dan Ika Bagus Priyambada. 2016. Studi Timbulan,
Komposisi Dan Karakteristik Dalam Perencanaan Pengelolaan Sampah Universitas
Diponegoro Studi Kasus: Fakultas Psikologi Dan Fakultas Kesehatan Masyarakat.
Semarang : Jurnal Teknik Lingkungan, Vol 5, No 1.

Harsari, Finasia Sakina., Budi Prasetyo Samadikum, dan Ika Bagus Priyambada. 2016. Studi
Timbulan, Komposisi Dan Karakteristik Dalam Perencanaan Teknis Operasional
Pengelolaan Sampah di Rusunawa dan LPPU Universitas Dipenogoro. Semarang :
Jurnal Teknik Lingkungan, Vol 5, No 1.

Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. 2016. Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 28/PRT/M/2016 Tentang
Pedoman Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum. Jakarta.
Peavy, H.S., Rowe, D.R., dan Tchobanogous, G. 1985. Environmental Engineering.
International Edition. Mc. Graw-Hill Book Co.: Singapore

Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 8 Tahun 2002 tentang Retribusi Pelayanan
Kebersihan

Raharjo, Slamet., Muhammad Zulfan, Taufiq Ihsan dan Yenni Ruslinda. 2014. Perencanaan
Sistem Reduce, Reuse Dan Recycle Pengelolaan Sampah Di Kampus Universitas
Andalas Limau Manis Padang. Padang : Universitas Andalas Limau Manis.

Sekar .C., Budi Prasetyo Samadikum, dan Ika Bagus Priyambada. 2016. Studi Timbulan,
Komposisi Dan Karakteristik Dalam Perencanaan Pengelolaan Sampah Di Fakultas
Peternakan Dan Pertanian Universitas Diponegoro. Semarang : Jurnal Teknik
Lingkungan, Vol 5, No 1.

Universitas Sumatera Utara


Sihombing, W. I. 2014. Analisis Transportasi Pengangkutan Sampah di Kota Medan (Studi
Kasus: Kecamatan Medan Kota). Skripsi tidak diterbitkan. Departemen Teknik
Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara. Medan

Standar Nasional Indonesia 19-2454-2002 Tentang Tata Cara Teknik Operasional


Pengelolaan Sampah Perkotaan

Standar Nasional Indonesia 19-3242-2008 Tentang pengelolaan sampah di pemukiman

Standar Nasional Indonesia 19-3964-1994 Tentang Metode Pengambilan Dan Pengukuran


Contoh Timbulan Dan Komposisi Sampah Perkotaan

Standar Nasional Indonesia 19-3983-1995 Tentang Spesifikasi Timbulan Sampah Kota


Sedang Dan Kecil

Tchobanoglous Goerge, Hilary Theisen & Samuel A. Virgil (1993). Intergrated Solid Waste
Management:Engineering Principles and Management Issues. Singapore: Mcgraw-
Hill Co.

Tchobanoglous, G. dan Kreith, F. 2002. Handbook of Solid Waste Management. Second


Edition. Mc.Graw-Hill: New York

Tchobanoglous, George dan Frank Kreith. 2002. Handbook of Solid Waste Management
Second Edition. McGraw Hill. United States of America.

Trivana, Linda., Adhitya Yudha Pradana, dan Alfred Pahala Manambangtua. 2017.
Optimalisasi Waktu Pengomposan Pupuk Kandang dari Kotoran Kambing dan
Debu Sabut Kelapa dengan Bioativator EM4. Manado : Jurnal Sains dan Teknologi
Lingkungan.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah

Wardiha, Made W., Pradwi S.A. Putri, Lya M. Setyawati, dan Muhajirin. 2013. Timbulan
Dan Komposisi Sampah Di Kawasan Perkantoran Dan Wisma (Studi Kasus:
Werdhapura Village Center, Kota Denpasar, Provinsi Bali). Bali : Jurnal Presipitasi,
Vol. 10 No.1.
Yul H. Bahar. 1986. Teknologi Penanganan dan Pemanfaatan Sampah. Jambi: PT. Waca
Utama Pramesti.

Universitas Sumatera Utara


LAMPIRAN I

Universitas Sumatera Utara


TABULASI DATA PENGAMBILAN DAN PENGUKURAN CONTOH TIMMBULAN
DAN KOMPOSISI SAMPAH DI PT PLN (PERSERO) UDIKLAT TUNTUNGAN

1. Data Timbulan Sampah Berdasarkan Berat dan Volume


a. Kantor dan Kelas

Timbulan
Tinggi Panjang Lebar Total
Sampah
No Hari Uraian
Berat Volume
(cm) (cm) (cm) (cm3) (Liter) (m3)
(kg) (liter)
1 Pertama A1 1,58 9,20 23 20 20 9200 9,20 0,009
A2 0,92 8,80 22 20 20 8800 8,80 0,009
A3 0,70 6,40 16 20 20 6400 6,40 0,006
A4 0,92 8,40 21 20 20 8400 8,40 0,008
A5 0,99 8,40 21 20 20 8400 8,40 0,008
A6 0,78 8,00 20 20 20 8000 8,00 0,008
A7 0,73 6,80 17 20 20 6800 6,80 0,007
Kamis, 6 A8 0,69 6,80 17 20 20 6800 6,80 0,007
September A9 0,74 6,40 16 20 20 6400 6,40 0,006
2018 B1 0,96 7,60 19 20 20 7600 7,60 0,008
B2 0,80 6,80 17 20 20 6800 6,80 0,007
B3 1,38 7,20 18 20 20 7200 7,20 0,007
B4 0,76 6,00 15 20 20 6000 6,00 0,006
B5 0,80 6,80 17 20 20 6800 6,80 0,007
B6 0,88 6,40 16 20 20 6400 6,40 0,006
C1 2,11 10,00 25 20 20 10000 10,00 0,010
C2 1,89 10,40 26 20 20 10400 10,40 0,010
Total 17,63 130,40 326 340 340 130400 130,40 0,130

2 Kedua A1 1,57 12,00 30 20 20 12000 12,00 0,012


A2 0,66 10,00 25 20 20 10000 10,00 0,010
A3 0,64 8,80 22 20 20 8800 8,80 0,009
A4 0,68 8,40 21 20 20 8400 8,40 0,008
A5 1,18 10,00 25 20 20 10000 10,00 0,010
A6 1,15 10,80 27 20 20 10800 10,80 0,011
Jumat, 7 A7 1,04 8,80 22 20 20 8800 8,80 0,009
September
2018 A8 1,23 8,00 20 20 20 8000 8,00 0,008
A9 1,18 10,80 27 20 20 10800 10,80 0,011
B1 0,58 8,00 20 20 20 8000 8,00 0,008
B2 0,78 10,00 25 20 20 10000 10,00 0,010
B3 1,01 9,60 24 20 20 9600 9,60 0,010
B4 0,95 10,40 26 20 20 10400 10,40 0,010

Universitas Sumatera Utara


B5 1,33 8,00 20 20 20 8000 8,00 0,008
B6 0,76 13,60 34 20 20 13600 13,60 0,014
C1 1,59 14,00 35 20 20 14000 14,00 0,014
C2 1,69 14,80 37 20 20 14800 14,80 0,015
Total 18,02 176,00 440 340 340 176000 176,00 0,176

3 Ketiga A1 1,10 11,20 28 20 20 11200 11,20 0,011


A2 0,11 6,40 16 20 20 6400 6,40 0,006
A3 0,28 5,60 14 20 20 5600 5,60 0,006
A4 0,30 7,60 19 20 20 7600 7,60 0,008
A5 0,82 9,60 24 20 20 9600 9,60 0,010
A6 0,21 8,40 21 20 20 8400 8,40 0,008
A7 0,59 9,20 23 20 20 9200 9,20 0,009
Senin, 10 A8 0,16 8,00 20 20 20 8000 8,00 0,008
September A9 0,39 9,60 24 20 20 9600 9,60 0,010
2018
B1 0,23 8,00 20 20 20 8000 8,00 0,008
B2 0,45 6,80 17 20 20 6800 6,80 0,007
B3 0,62 10,00 25 20 20 10000 10,00 0,010
B4 0,12 8,40 21 20 20 8400 8,40 0,008
B5 0,67 8,00 20 20 20 8000 8,00 0,008
B6 0,88 10,00 25 20 20 10000 10,00 0,010
C1 1,69 12,80 32 20 20 12800 12,80 0,013
C2 1,77 13,60 34 20 20 13600 13,60 0,014
Total 10,39 153,20 383 340 340 153200 153,20 0,153

4 Keempat A1 1,65 10,00 25 20 20 10000 10,00 0,010


A2 0,66 6,80 17 20 20 6800 6,80 0,007
A3 0,87 8,40 21 20 20 8400 8,40 0,008
A4 0,68 8,80 22 20 20 8800 8,80 0,009
A5 0,97 10,00 25 20 20 10000 10,00 0,010
A6 1,26 8,40 21 20 20 8400 8,40 0,008
A7 1,16 8,40 21 20 20 8400 8,40 0,008
Rabu, 12 A8 1,11 9,60 24 20 20 9600 9,60 0,010
September A9 1,13 10,00 25 20 20 10000 10,00 0,010
2018
B1 0,78 8,80 22 20 20 8800 8,80 0,009
B2 1,10 10,40 26 20 20 10400 10,40 0,010
B3 0,96 11,20 28 20 20 11200 11,20 0,011
B4 1,17 8,80 22 20 20 8800 8,80 0,009
B5 0,69 8,00 20 20 20 8000 8,00 0,008
B6 0,66 10,00 25 20 20 10000 10,00 0,010

Universitas Sumatera Utara


C1 2,14 12,80 32 20 20 12800 12,80 0,013
C2 2,00 13,60 34 20 20 13600 13,60 0,014
Total 18,99 164,00 410 340 340 164000 164,00 0,164

5 Kelima A1 1,58 14,80 37 20 20 14800 14,80 0,015


A2 0,59 10,00 25 20 20 10000 10,00 0,010
A3 0,86 10,80 27 20 20 10800 10,80 0,011
A4 0,66 8,80 22 20 20 8800 8,80 0,009
A5 1,27 11,60 29 20 20 11600 11,60 0,012
A6 1,18 12,40 31 20 20 12400 12,40 0,012
A7 0,79 12,80 32 20 20 12800 12,80 0,013
A8 0,67 13,60 34 20 20 13600 13,60 0,014
Kamis, 13 A9 1,26 11,60 29 20 20 11600 11,60 0,012
September
B1 0,68 10,00 25 20 20 10000 10,00 0,010
2018
B2 1,08 10,80 27 20 20 10800 10,80 0,011
B3 0,89 10,00 25 20 20 10000 10,00 0,010
B4 1,16 11,60 29 20 20 11600 11,60 0,012
B5 0,96 13,20 33 20 20 13200 13,20 0,013
B6 1,18 12,40 31 20 20 12400 12,40 0,012
C1 1,71 16,80 42 20 20 16800 16,80 0,017
C2 1,80 15,60 39 20 20 15600 15,60 0,016
Total 18,32 206,80 517 340 340 206800 206,80 0,207

6 A1 1,61 10,00 25 20 20 10000 10,00 0,010


Keenam A2 0,68 7,20 18 20 20 7200 7,20 0,007
A3 0,77 8,00 20 20 20 8000 8,00 0,008
A4 0,70 6,80 17 20 20 6800 6,80 0,007
A5 1,07 10,00 25 20 20 10000 10,00 0,010
A6 1,17 12,00 30 20 20 12000 12,00 0,012
A7 1,13 10,80 27 20 20 10800 10,80 0,011
A8 0,79 11,60 29 20 20 11600 11,60 0,012
A9 0,70 11,20 28 20 20 11200 11,20 0,011
Jumat, 14
September B1 0,59 12,00 30 20 20 12000 12,00 0,012
2018 B2 1,07 10,00 25 20 20 10000 10,00 0,010
B3 0,67 11,20 28 20 20 11200 11,20 0,011
B4 0,48 8,40 21 20 20 8400 8,40 0,008
B5 0,77 8,80 22 20 20 8800 8,80 0,009
B6 0,58 11,20 28 20 20 11200 11,20 0,011
C1 2,45 12,80 32 20 20 12800 12,80 0,013
C2 2,22 14,00 35 20 20 14000 14,00 0,014
Total 17,45 176,00 440 340 340 176000 176,00 0,176

Universitas Sumatera Utara


7 Ketujuh A1 1,59 9,20 23 20 20 9200 9,20 0,009
A2 0,57 5,60 14 20 20 5600 5,60 0,006
A3 0,64 4,80 12 20 20 4800 4,80 0,005
A4 0,67 4,00 10 20 20 4000 4,00 0,004
A5 1,28 8,00 20 20 20 8000 8,00 0,008
A6 1,23 7,20 18 20 20 7200 7,20 0,007
A7 1,11 6,80 17 20 20 6800 6,80 0,007
A8 1,02 8,40 21 20 20 8400 8,40 0,008
Senin, 17 A9 1,26 7,20 18 20 20 7200 7,20 0,007
September
B1 0,69 8,00 20 20 20 8000 8,00 0,008
2018
B2 0,90 5,20 13 20 20 5200 5,20 0,005
B3 0,78 6,00 15 20 20 6000 6,00 0,006
B4 0,67 7,20 18 20 20 7200 7,20 0,007
B5 0,79 8,00 20 20 20 8000 8,00 0,008
B6 0,69 6,80 17 20 20 6800 6,80 0,007
C1 2,38 10,00 25 20 20 10000 10,00 0,010
C2 2,33 10,40 26 20 20 10400 10,40 0,010
Total 18,60 122,80 307 340 340 122800 122,80 0,123

8 Kedelapan A1 1,59 10,80 27 20 20 10800 10,80 0,011


A2 0,81 7,20 18 20 20 7200 7,20 0,007
A3 0,67 8,00 20 20 20 8000 8,00 0,008
A4 0,64 8,80 22 20 20 8800 8,80 0,009
A5 0,80 10,80 27 20 20 10800 10,80 0,011
A6 0,90 10,00 25 20 20 10000 10,00 0,010
A7 1,02 11,20 28 20 20 11200 11,20 0,011
Selasa, 18 A8 1,23 11,60 29 20 20 11600 11,60 0,012
September A9 1,33 10,40 26 20 20 10400 10,40 0,010
2018
B1 0,63 7,60 19 20 20 7600 7,60 0,008
B2 1,02 8,80 22 20 20 8800 8,80 0,009
B3 0,69 8,00 20 20 20 8000 8,00 0,008
B4 0,66 10,40 26 20 20 10400 10,40 0,010
B5 0,80 9,20 23 20 20 9200 9,20 0,009
B6 1,21 9,60 24 20 20 9600 9,60 0,010
C1 2,22 13,20 33 20 20 13200 13,20 0,013
C2 2,35 13,60 34 20 20 13600 13,60 0,014
Total 18,57 169,20 423 340 340 169200 169,20 0,169

Universitas Sumatera Utara


b. Mess dan Asrama
Timbulan
Tinggi Panjang Lebar Total
Sampah(/hari)
No Hari Uraian
Berat Volume
(cm) (cm) (cm) (cm3) (Liter) (m3)
(kg) (liter)
1 Pertama Mess Toba 3 1,11 14,00 35 20 20 14000 14 0,0140
Mess Berastagi 5 0,87 11,20 28 20 20 11200 11,2 0,0112
Mess Tomok 10 0,79 10,00 25 20 20 10000 10 0,0100
Kamis, 6
September Mess Tuk-Tuk 12 0,53 10,80 27 20 20 10800 10,8 0,0108
2018 ASRM A - 101 A 0,92 11,60 29 20 20 11600 11,6 0,0116
ASRM B - 208 0,98 12,40 31 20 20 12400 12,4 0,0124
Total 5,2 70,00 175 120 120 70000 70 0,0700

2 Kedua Mess Toba 3 0,98 14,40 36 20 20 14400 14,4 0,0144


Mess Berastagi 5 0,77 8,40 21 20 20 8400 8,4 0,0084
Mess Tomok 10 1,08 8,80 22 20 20 8800 8,8 0,0088
Jumat, 7 Mess Tuk-Tuk 12 0,56 10,00 25 20 20 10000 10 0,0100
September
2018 ASRM A - 101 A 0,88 10,80 27 20 20 10800 10,8 0,0108
ASRM B - 208 0,76 11,20 28 20 20 11200 11,2 0,0112
Total 5,03 63,60 159 120 120 63600 63,6 0,0636

3 Ketiga Mess Toba 3 0,96 13,60 34 20 20 13600 13,6 0,0136


Mess Berastagi 5 0,67 11,20 28 20 20 11200 11,2 0,0112
Mess Tomok 10 0,89 10,00 25 20 20 10000 10 0,0100
Senin, 10 Mess Tuk-Tuk 12 0,55 8,40 21 20 20 8400 8,4 0,0084
September
2018 ASRM A - 101 A 0,82 8,80 22 20 20 8800 8,8 0,0088
ASRM B - 208 0,96 11,20 28 20 20 11200 11,2 0,0112
Total 4,85 63,20 158 120 120 63200 63,2 0,0632

4 Keempat Mess Toba 3 1,21 14,00 35 20 20 14000 14 0,0140


Mess Berastagi 5 0,79 8,40 21 20 20 8400 8,4 0,0084
Mess Tomok 10 0,65 9,60 24 20 20 9600 9,6 0,0096
Rabu, 12 Mess Tuk-Tuk 12 0,61 9,20 23 20 20 9200 9,2 0,0092
September
2018 ASRM A - 101 A 0,76 11,60 29 20 20 11600 11,6 0,0116
ASRM B - 208 0,55 8,40 21 20 20 8400 8,4 0,0084
Total 4,57 61,20 153 120 120 61200 61,2 0,0612

5 Kelima Mess Toba 3 1,12 12,80 32 20 20 12800 12,8 0,0128


Mess Berastagi 5 0,56 8,40 21 20 20 8400 8,4 0,0084
Kamis, 13 Mess Tomok 10 0,79 9,60 24 20 20 9600 9,6 0,0096
September Mess Tuk-Tuk 12 0,61 7,60 19 20 20 7600 7,6 0,0076
2018 ASRM A - 101 A 0,87 10,80 27 20 20 10800 10,8 0,0108

Universitas Sumatera Utara


ASRM B - 208 0,98 11,20 28 20 20 11200 11,2 0,0112
Total 4,93 60,40 151 120 120 60400 60,4 0,0604

6 Keenam Mess Toba 3 1,21 12,80 32 20 20 12800 12,8 0,0128


Mess Berastagi 5 0,99 10,80 27 20 20 10800 10,8 0,0108
Mess Tomok 10 0,67 8,40 21 20 20 8400 8,4 0,0084
Jumat, 14 Mess Tuk-Tuk 12 0,54 7,20 18 20 20 7200 7,2 0,0072
September
2018 ASRM A - 101 A 0,82 8,80 22 20 20 8800 8,8 0,0088
ASRM B - 208 0,65 10,00 25 20 20 10000 10 0,0100
Total 4,88 58,00 145 120 120 58000 58 0,058

7 Ketujuh Mess Toba 3 1,13 13,20 33 20 20 13200 13,2 0,0132


Mess Berastagi 5 0,72 8,40 21 20 20 8400 8,4 0,0084
Mess Tomok 10 0,54 9,60 24 20 20 9600 9,6 0,0096
Senin, 17 Mess Tuk-Tuk 12 0,43 7,60 19 20 20 7600 7,6 0,0076
September
2018 ASRM A - 101 A 0,62 10,40 26 20 20 10400 10,4 0,0104
ASRM B - 208 0,71 11,20 28 20 20 11200 11,2 0,0112
Total 4,15 60,40 151 120 120 60400 60,4 0,0604

8 Kedelapan Mess Toba 3 1,12 13,60 34 20 20 13600 13,6 0,0136


Mess Berastagi 5 0,95 10,80 27 20 20 10800 10,8 0,0108
Mess Tomok 10 0,88 10,00 25 20 20 10000 10 0,0100
Selasa, 18 Mess Tuk-Tuk 12 0,53 8,40 21 20 20 8400 8,4 0,0084
September
2018 ASRM A - 101 A 0,66 11,20 28 20 20 11200 11,2 0,0112
ASRM B - 208 0,71 10,40 26 20 20 10400 10,4 0,0104
Total 4,85 64,40 161 120 120 64400 64,4 0,0644

c. Jalan dan Taman


Timbulan Sampah Tinggi Panjang Lebar Total
No Hari Uraian Berat Volume
(cm) (cm) (cm) (cm3) (Liter) (m3)
(kg) (liter)
1 Pertama Kantong 1 8,70 56,80 142 20 20 56800 56,80 0,06
Kantong 2 6,50 35,20 88 20 20 35200 35,20 0,04
Kantong 3 8,00 50,40 126 20 20 50400 50,40 0,05
Kamis, 6
Kantong 4 6,20 37,20 93 20 20 37200 37,20 0,04
September
2018 Kantong 5 7,30 52,80 132 20 20 52800 52,80 0,05
Kantong 6 8,50 36,00 90 20 20 36000 36,00 0,04
Total 45,20 268,40 671 120 120 268400 268,40 0,27

2 Kedua Kantong 1 7,10 35,60 89 20 20 35600 35,60 0,04


Kantong 2 8,30 38,40 96 20 20 38400 38,40 0,04

Universitas Sumatera Utara


Kantong 3 6,70 35,60 89 20 20 35600 35,60 0,04
Kantong 4 7,80 48,80 122 20 20 48800 48,80 0,05
Kantong 5 6,70 34,00 85 20 20 34000 34,00 0,03
Kantong 6 7,40 36,80 92 20 20 36800 36,80 0,04
Kantong 7 7,30 34,80 87 20 20 34800 34,80 0,03
Jumat, 7
September Kantong 8 8,40 38,80 97 20 20 38800 38,80 0,04
2018 Total 59,70 302,80 757 160 160 302800 302,80 0,30

3 Ketiga Kantong 1 7,40 38,40 96 20 20 38400 38,40 0,04


Kantong 2 6,70 37,20 93 20 20 37200 37,20 0,04
Kantong 3 6,40 35,60 89 20 20 35600 35,60 0,04
Senin, 10
Kantong 4 7,10 33,60 84 20 20 33600 33,60 0,03
September
2018 Kantong 5 7,80 36,80 92 20 20 36800 36,80 0,04
Kantong 6 7,30 35,20 88 20 20 35200 35,20 0,04
Total 42,70 216,80 542 120 120 216800 216,80 0,22

4 Keempat Kantong 1 7,10 54,00 135 20 20 54000 54,00 0,05


Kantong 2 6,90 36,80 92 20 20 36800 36,80 0,04
Kantong 3 6,40 37,60 94 20 20 37600 37,60 0,04
Kantong 4 8,50 65,60 164 20 20 65600 65,60 0,07
Rabu, 12
Kantong 5 6,60 52,80 132 20 20 52800 52,80 0,05
September
2018 Kantong 6 7,80 50,80 127 20 20 50800 50,80 0,05
Kantong 7 7,10 38,00 95 20 20 38000 38,00 0,04
Kantong 8 7,30 47,60 119 20 20 47600 47,60 0,05
Total 57,70 383,20 958 160 160 383200 383,20 0,38

5 Kelima Kantong 1 6,80 54,80 137 20 20 54800 54,80 0,05


Kamis, 13 Kantong 2 6,90 49,20 123 20 20 49200 49,20 0,05
September Kantong 3 7,20 48,40 121 20 20 48400 48,40 0,05
2018
Kantong 4 7,90 54,00 135 20 20 54000 54,00 0,05
Kantong 5 6,00 38,00 95 20 20 38000 38,00 0,04
Total 34,80 244,40 611 100 100 244400 244,40 0,24

6 Keenam Kantong 1 7,20 48,40 121 20 20 48400 48,40 0,05


Kantong 2 6,70 38,40 96 20 20 38400 38,40 0,04
Kantong 3 7,10 44,80 112 20 20 44800 44,80 0,04
Jumat, 14
Kantong 4 6,60 39,20 98 20 20 39200 39,20 0,04
September
2018 Kantong 5 6,90 49,20 123 20 20 49200 49,20 0,05
Kantong 6 7,70 50,40 126 20 20 50400 50,40 0,05
Kantong 7 7,40 46,80 117 20 20 46800 46,80 0,05
Kantong 8 6,20 45,20 113 20 20 45200 45,20 0,05

Universitas Sumatera Utara


Total 55,80 362,40 906 160 160 362400 362,40 0,36

7 Ketujuh Kantong 1 8,10 38,00 95 20 20 38000 38,00 0,04


Kantong 2 8,40 32,40 81 20 20 32400 32,40 0,03
Kantong 3 9,20 49,60 124 20 20 49600 49,60 0,05
Senin, 17 Kantong 4 8,30 46,80 117 20 20 46800 46,80 0,05
September Kantong 5 9,50 53,20 133 20 20 53200 53,20 0,05
2018
Kantong 6 8,70 51,20 128 20 20 51200 51,20 0,05
Kantong 7 9,30 54,80 137 20 20 54800 54,80 0,05
Total 61,50 326,00 815 140 140 326000 326,00 0,33

8 Kedelapan Kantong 1 7,40 38,80 97 20 20 38800 38,80 0,04


Kantong 2 7,70 38,00 95 20 20 38000 38,00 0,04
Kantong 3 7,90 48,40 121 20 20 48400 48,40 0,05
Selasa, 18 Kantong 4 7,20 47,60 119 20 20 47600 47,60 0,05
September Kantong 5 6,30 38,80 97 20 20 38800 38,80 0,04
2018
Kantong 6 7,80 46,00 115 20 20 46000 46,00 0,05
Kantong 7 8,50 49,20 123 20 20 49200 49,20 0,05
Total 52,80 306,80 767 140 140 306800 306,80 0,31

d. Ruang Makan
Timbulan Sampah Tinggi Panjang Lebar Total
No Hari Uraian Berat Volume
(cm) (cm) (cm) (cm3) (Liter) (m3)
(kg) (liter)
1 Pertama Kantong 1 5,50 12,00 30 20 20 12000 12,00 0,012

2 Kedua Kantong 1 5,50 14,00 35 20 20 14000 14,00 0,014

3 Ketiga Kantong 1 5,80 15,00 38 20 20 15000 15,00 0,015

4 Keempat Kantong 1 5,70 13,00 33 20 20 13000 13,00 0,013

5 Kelima Kantong 1 5,00 15,00 38 20 20 15000 15,00 0,015

6 Keenam Kantong 1 4,80 14,00 35 20 20 14000 14,00 0,014

7 Ketujuh Kantong 1 5,10 12,00 30 20 20 12000 12,00 0,012

8 Kedelapan Kantong 1 2,10 18,80 60 20 20 24000 24,00 0,024

Universitas Sumatera Utara


2. Jumlah Orang Penghasil Sampah
a. Kelas dan Kantor

Karyawan Karyawan
No Hari Peserta Total
Tetap Outsourcing

1 Kamis, 6 september 2018 25 47 6 78


2 Jumat, 7 september 2018 25 47 17 89
3 Senin, 10 September 2018 25 47 9 81
4 Rabu, 12 September 2018 25 47 10 82
5 Kamis, 13 september 2018 25 47 10 82
6 Jumat, 14 september 2018 25 47 9 81
7 Senin, 17 september 2018 25 47 9 81
8 Selasa, 18 september 2018 25 47 19 91

b. Mess dan Asrama

Jumlah
No Uraian No Hari Jumlah Orang
Pengguna Bed
1 Mess Toba 3 11 1 Kamis, 6 september 2018 32
2 Mess Berastagi 5 5 2 Jumat, 7 september 2018 32
3 Mess Tomok 10 5 3 Senin, 10 September 2018 32
4 Mess Tuk-Tuk 12 5 4 Rabu, 12 September 2018 32
5 ASRM A - 101 A 3 5 Kamis, 13 september 2018 32
6 ASRM B - 208 3 6 Jumat, 14 september 2018 32
Total 32 7 Senin, 17 september 2018 32

c. Ruang Makan

No Hari Karyawan Karyawan Peserta Total


Tetap Outsourcing

1 Kamis, 6 september 2018 25 47 6 78


2 Jumat, 7 september 2018 25 47 17 89
3 Senin, 10 September 2018 25 47 9 81
4 Rabu, 12 September 2018 25 47 10 82
5 Kamis, 13 september 2018 25 47 10 82
6 Jumat, 14 september 2018 25 47 9 81
7 Senin, 17 september 2018 25 47 9 81
8 Selasa, 18 september 2018 25 47 19 91

Universitas Sumatera Utara


3. Perhitungan Timbulan Rata-Rata Sampah
a. Kantor dan Kelas
Timbulan Sampah Timbulan Sampah Rata-RataTimbulan
(/hari) Jumlah (/orang/hari) Sampah (/orang/hari)
No Hari
Berat Volume Orang Berat Volume Volume
Berat (kg)
(kg) (liter) (kg) (liter) (liter)
Kamis, 6
1 17,63 130,40 78 0,23 1,67
September 2018
Jumat, 7
2 18,02 176,00 89 0,20 1,98
September 2018
Senin, 10
3 10,39 153,20 81 0,13 1,89
September 2018
Rabu, 12
4 18,99 164,00 82 0,23 2,00
September 2018
0,21 1,95
Kamis, 13
5 18,32 206,80 82 0,22 2,52
September 2018
Jumat, 14
6 17,45 176,00 81 0,22 2,17
September 2018
Senin, 17
7 18,60 122,80 81 0,23 1,52
September 2018
Selasa, 18
8 18,57 169,20 91 0,20 1,86
September 2018

b. Mess dan Asrama


Timbulan Sampah Timbulan Sampah Rata-RataTimbulan
(/hari) Jumlah (/bed/hari) Sampah (/orang/hari)
No Hari
Berat Volume Orang Berat Volume Berat Volume
(kg) (liter) (kg) (liter) (kg) (liter)
Kamis, 6 september
1 5,20 70,00 32 0,16 2,19
2018
Jumat, 7 september
2 5,03 63,60 32 0,16 1,99
2018
Senin, 10 September
3 4,85 63,20 32 0,15 1,98
2018
Rabu, 12 September
4 4,57 61,20 32 0,14 1,91
2018
0,15 1,96
Kamis, 13
5 4,93 60,40 32 0,15 1,89
september 2018
Jumat, 14 september
6 4,88 58,00 32 0,15 1,81
2018
Senin, 17 september
7 4,15 60,40 32 0,13 1,89
2018
Selasa, 18
8 4,85 64,40 32 0,15 2,01
september 2018

Universitas Sumatera Utara


c. Jalan dan Taman
Timbulan Sampah Luas Timbulan Sampah Rata-Rata Timbulan
(/hari) Ruang (/m2/hari) Sampah (/m2/hari)
No Hari
Berat Volume Terbuka Berat Volume Volume
Berat (kg)
(kg) (liter) (m20 (kg) (liter) (liter)
Kamis, 6
1 45,20 268,40 43488 0,00104 0,00617
September 2018
Jumat, 7
2 59,70 302,80 43488 0,00137 0,00696
September 2018
Senin, 10
3 42,70 216,80 43488 0,00098 0,00499
September 2018
Rabu, 12
4 57,70 383,20 43488 0,00133 0,00881
September 2018
0,001180 0,00693
Kamis, 13
5 34,80 244,40 43488 0,00080 0,00562
September 2018
Jumat, 14
6 55,80 362,40 43488 0,00128 0,00833
September 2018
Senin, 17
7 61,50 326,00 43488 0,00141 0,00750
September 2018
Selasa, 18
8 52,80 306,80 43488 0,00121 0,00705
September 2018

d. Ruang Makan
Timbulan Sampah Timbulan Sampah Rata-RataTimbulan
(/hari) Jumlah (/org/hari) Sampah (/org/hari)
No Hari
Berat Volume Orang Berat Volume Berat Volume
(Kg) (Liter) (Kg) (Liter) (Kg) (Liter)
1 Kamis, 9 September 2018 5,50 12,00 78 0,07 0,15
2 Jumat, 7 september 2018 5,50 14,00 89 0,06 0,16
3 Senin, 10 September 2018 5,80 15,00 81 0,07 0,19
4 Rabu, 12 September 2018 5,70 13,00 82 0,07 0,16
0,06 0,16
5 Kamis, 13 september 2018 5,00 15,00 82 0,06 0,18
6 Jumat, 14 september 2018 4,80 14,00 81 0,06 0,17
7 Senin, 17 september 2018 5,10 12,00 81 0,06 0,15
8 Selasa, 18 september 2018 5,20 14,00 91 0,06 0,15

Universitas Sumatera Utara


4. Komposisi Sampah
a. Kantor dan Kelas

Data Hari Ke- (Kg)


Rata-Rata
1 2 3 4 5 6 7 8
Komposisi
Jumat, 7 Senin, 10 Rabu, 12 Kamis, 13 Jumat, 14 Senin, 17 Selasa, 18
Kamis, 6
September September September September September September September (kg) (%)
September 2018
2018 2018 2018 2018 2018 2018 2018

Sisa Makanan 3,030 2,570 1,289 3,090 2,720 1,950 2,700 2,067 2,43 14,07

Kayu dan
Sampah 2,500 2,900 2,100 2,800 3,100 2,900 3,200 2,500 2,75 15,95
Tanaman

Kain/Tekstil 0,700 0,500 0,000 0,600 0,800 0,700 0,700 0,700 0,59 3,41

Karet 0,500 0,900 0,500 0,900 0,600 0,900 0,900 0,900 0,76 4,42

Plastik 2,300 2,800 1,200 2,900 2,500 2,900 2,800 3,200 2,58 14,93

Botol 3,400 3,350 2,700 3,500 3,400 3,700 3,200 3,700 3,37 19,53

Logam 0,400 0,400 0,000 0,500 0,600 0,000 0,500 0,400 0,35 2,03

Kaca/Gelas 0,600 0,400 0,000 0,400 0,000 0,600 0,500 0,600 0,39 2,25

Kertas 2,700 2,800 1,800 2,900 2,900 2,800 2,900 3,400 2,78 16,09

Tisu 0,500 0,600 0,600 0,700 0,600 0,600 0,400 0,400 0,55 3,19

Stereofoam 1,000 0,800 0,200 0,700 1,100 0,400 0,800 0,700 0,71 4,13

17,63 18,02 10,39 18,99 18,32 17,45 18,60 18,57 17,25 100,00

Universitas Sumatera Utara


b. Mess dan Jalan

Data Hari Ke- (Kg) Rata-Rata

1 2 3 4 5 6 7 8
Komposisi
Kamis, 6 Jumat, 7 Senin, 10 Rabu, 12 Kamis, 13 Jumat, 14 Senin, 17 Selasa, 18
September September September September September September September September (kg) (%)
2018 2018 2018 2018 2018 2018 2018 2018

Sisa
Makanan
1,200 1,230 0,850 1,020 0,930 1,180 0,850 1,150 1,051 21,86

Kayu dan
Sampah 0,000 0,100 0,200 0,250 0,100 0,200 0,100 0,100 0,131 2,73
Tanaman

Kain/Tekstil 0,300 0,200 0,700 0,300 0,400 0,300 0,200 0,800 0,400 8,32

Karet 0,500 0,400 0,200 0,300 0,000 0,000 0,000 0,000 0,175 3,64

Plastik 0,600 0,600 0,700 0,400 0,700 0,800 0,800 0,500 0,638 13,26

Botol 0,700 0,600 0,700 0,800 0,800 0,600 0,800 0,600 0,700 14,56

Logam 0,000 0,000 0,400 0,000 0,400 0,200 0,000 0,000 0,125 2,60

Kaca/Gelas 0,600 0,500 0,000 0,300 0,000 0,000 0,000 0,300 0,213 4,42

Kertas 0,800 0,900 0,600 0,700 0,900 0,900 1,000 0,900 0,838 17,42

Tisu 0,300 0,200 0,300 0,200 0,200 0,300 0,200 0,200 0,238 4,94

Stereofoam 0,200 0,300 0,200 0,300 0,500 0,400 0,200 0,300 0,300 6,24

5,20 5,03 4,85 4,57 4,93 4,88 4,15 4,85 4,808 100,00

Universitas Sumatera Utara


c. Taman dan Jalan

Data Hari Ke- (Kg)


Rata-Rata
1 2 3 4 5 6 7 8
Komposisi
Kamis, 6 Jumat, 7 Senin, 10 Rabu, 12 Kamis, 13 Jumat, 14 Senin, 17 Selasa, 18
September September September September September September September September (kg) (%)
2018 2018 2018 2018 2018 2018 2018 2018

Sisa Makanan 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,00 0,00

Kayu dan
Sampah 41,600 56,400 39,300 55,800 31,200 53,200 58,200 50,500 48,28 94,22
Tanaman

Kain/Tekstil 0,300 0,200 0,300 0,000 0,000 0,300 0,200 0,800 0,26 0,51

Karet 0,200 0,200 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,05 0,10

Plastik 0,900 0,600 0,700 0,600 0,400 0,000 0,800 0,500 0,56 1,10

Botol 0,900 0,700 0,800 0,700 0,500 0,200 0,800 0,600 0,65 1,27

Logam 0,000 0,000 0,200 0,000 0,400 0,300 0,000 0,000 0,11 0,22

Kaca/Gelas 0,000 0,200 0,400 0,000 0,900 0,900 0,000 0,000 0,30 0,59

Kertas 0,700 0,900 0,500 0,400 0,600 0,400 1,000 0,200 0,59 1,15

Tisu 0,400 0,200 0,300 0,100 0,200 0,300 0,200 0,100 0,23 0,44

Stereofoam 0,200 0,300 0,200 0,100 0,500 0,200 0,200 0,000 0,21 0,41

45,20 59,70 42,70 57,70 34,70 55,80 61,40 52,70 51,24 100,00

Universitas Sumatera Utara


d. Ruang Makan

Data Hari Ke- (Kg)


Rata-Rata (Kg)
1 2 3 4 5 6 7 8
Komposisi
Kamis, 6 Jumat, 7 Senin, 10 Rabu, 12 Kamis, 13 Jumat, 14 Senin, 17 Selasa, 18
September September September September September September September September (kg) (%)
2018 2018 2018 2018 2018 2018 2018 2018

Sisa 5,50 5,50 5,50 5,50 5,50 5,50 5,50 5,50 5,33 100
Makanan
Kayu dan
Sampah 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,00 0,00
Tanaman

Kain/Tekstil 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,00 0,00

Karet 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,00 0,00

Plastik 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,00 0,00

Botol 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,00 0,00

Logam 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,00 0,00

Kaca/Gelas 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,00 0,00

Kertas 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,00 0,00

Tisu 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,00 0,00

Stereofoam 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,00 0,00

6,50 6,50 6,80 6,70 6,00 5,80 6,10 6,20 6,33 100

Universitas Sumatera Utara


5. Rata-Rata Komposisi Secara Keseluruhan
Komposisi Rata-Rata
Total
Komposisi Kantor dan Kelas Mess dan Asrama Jalan dan Taman Ruang Makan
(kg) (%) (kg) (%) (kg) (%) (kg) (%) (kg) (%)
Sisa Makanan 2,43 14,07 1,05 21,86 0,00 0,00 5,33 100,00 8,81 11,20

Kayu dan Sampah 0,00 0,00 51,16 65,07


2,75 15,94 0,13 2,73 48,28 94,21
Tanaman
Kain/Tekstil 0,59 3,41 0,40 8,32 0,26 0,51 0,00 0,00 1,25 1,59

Karet 0,76 4,42 0,18 3,64 0,05 0,10 0,00 0,00 0,99 1,26

Plastik 2,58 14,93 0,64 13,25 0,56 1,10 0,00 0,00 3,78 4,80

Botol 3,37 19,53 0,70 14,55 0,65 1,27 0,00 0,00 4,72 6,00

Logam 0,35 2,03 0,13 2,60 0,11 0,22 0,00 0,00 0,59 0,75

Kaca/Gelas 0,39 2,25 0,21 4,42 0,30 0,59 0,00 0,00 0,90 1,14

Kertas 2,78 16,09 0,84 17,41 0,59 1,15 0,00 0,00 4,20 5,34

Tisu 0,55 3,19 0,24 4,94 0,23 0,44 0,00 0,00 1,01 1,29

Stereofoam 0,71 4,13 0,30 6,24 0,21 0,41 0,00 0,00 1,23 1,56

Total 17,25 100 4,81 100 51,24 100 5,33 100 78,62 100

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN II

Universitas Sumatera Utara


DATA PESERTA DIKLAT 8 TAHUN TERAKHIR

INISIATIF PURNA
PRAJABATAN PROFESI PENJENJANGAN JUM
STRATEJIK BAKTI
TAHUN TOTAL LAH TOTAL
PES PES PES PES PES HARI
HOP HOP HOP HOP HOP
ERTA ERTA ERTA ERTA ERTA

2010 0 0 5982 2009 3408 48 333 135 0 0 9723 2192 235 41 9

2011 3551 201 17909 5178 7794 148 260 134 0 0 29514 5661 235 126 24

2012 45889 814 17167 5176 7227 145 497 417 20 2 70800 6554 235 301 28

2013 13120 203 21053 6237 14187 246 1598 601 0 0 49958 7287 235 213 31

2014 0 0 44873 6692 7316 116 920 377 661 74 53770 7259 235 229 31

2015 1560 240 62609 6742 5784 109 103 45 180 18 70236 7154 235 299 30

2016 13754 578 20385 5878 20182 431 2541 1113 1350 135 58212 8135 235 248 35

2017 8730 268 23366 6700 7742 179 117 39 300 30 40255 7216 235 171 31

PREDIKSI
9005 386 42429 7799 13548 290 1226 512 849 86 67059 9074 235 285 39
2018

Universitas Sumatera Utara


LAMPIRAN III

Universitas Sumatera Utara


FOTO DOKUMENTASI

Timbulan Sampah PT PLN (Persero) Udiklat Tuntungan

Tim Pengukur Timbulan dan Komposisi

Universitas Sumatera Utara


Tim Pengukur Timbulan dan Komposisi

Pengukuran Berat Timbulan Sampah Pengukuran Volume Timbulan Sampah

Universitas Sumatera Utara


Pengukuran Volume Timbulan Sampah

Pemilahan Sampah Berdasarkan Jenisnya

Universitas Sumatera Utara


Pemilahan Sampah Berdasarkan Jenisnya

Pengukuran Berat Sampah Berdasarkan Jenisnya

Universitas Sumatera Utara


Pengambilan Sampah dari Mess

Pengambilan Sampah dari Kelas dan Kantor

Universitas Sumatera Utara


BIOGRAFI PENULIS

Nama : Robby Fiqry Maulana

NIM : 140407019

Tempat/Tgl Lahir : Medan, 27 Agustus 1997

Alamat Email : robbyfiqqry@gmail.com

No. Hp : 0853 6117 0297

Nama Orang Tua : Ir. Rahmad Halomoan


Alamat Orang Tua : Komp. BTN Blok AT – 10 Lingk. XI Kel. Besar Kec.
Medan Labuhan
Asal Sekolah:
1. SD Swasta Hang Tuah – II Titipapan, selesai tahun 2008
2. SMP Swasta Dr. Wahidin Sudirohusodo, selesai tahun 2011
3. SMA Negeri 19 Medan, selesai tahun 2014
Pengalaman Organisasi/Kerja:
1. Pengurus Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan (HMTL) Universitas Sumatera Utara Periode
2016/2017 sebagai Anggota Divisi Kaderisasi
2. Pengurus Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan (HMTL) Universitas Sumatera Utara Periode
2017/2018 sebagai Ketua Divisi Kaderisasi

2. Kerja Praktek di PT Semen Padang tahun 2017

Artikel yang sudah dipublikasikan dalam Jurnal/Pertemuan Ilmiah:

Beasiswa yang diperoleh:


1. Beasiswa Peningkatan Presatasi Akademik (PPA) Tahun Ajaran 2016/2017
2. Beasiswa Peningkatan Presatasi Akademik (PPA) Tahun Ajaran 2017/2018

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai