I
Keuangan oleh Pejabat Departemen Teknis Sesuai dengan Pasal 2 ayat (1)
R
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan nomor Per- 66/PB/2005 tanggal 28
PR
Desember 2009, Menteri/Pimpinan Lembaga selaku PA menunjuk Pejabat Kuasa
D
PA untuk satker/SKS di lingkungan instansi PA bersangkutan pada setiap awal
EN
tahun anggaran. Namun dalam pelaksanaannya, penunjukan Pejabat Kuasa PA
untuk satker/SKS oleh PA mengalami keterlambatan sehingga penunjukan Pejabat
TJ
Pengelola Keuangan pada tingkat satker mengalami keterlambatan. Keterlambatan
SE
penunjukan Pejabat Pengelola Keuangan pada tingkat satker mengakibatkan
–
keterlambatan pula pada pencairan DIPA satker yang bersangkutan.
BN
2. Adanya DIPA yang masih diberi tanda bintang
AP
Diberikannya tanda bintang pada DIPA satker yang bersangkutan mengindikasikan
N
bahwa satker belum dapat memenuhi satu atau lebih persyaratan alokasi anggaran
AA
sebagai berikut:
AN
a. Kegiatan yang dibiayai dengan pinjaman luar negeri maupun pinjaman dalam
negeri yang belum diterbitkan naskah perjanjian pinjaman hibah luar
KS
negeri/dalam negeri.
LA
persetujuan Meneg PAN. Kanwil DJPBN memberikan usul agar Satker telah
AN
Satker dapat melakukan persiapan pengadaan barang dan jasa sebelum dimulainya
tahun anggaran sehingga begitu DIPA terbit Satker dapat segera melakukan
A
yang lebih awal diharapkan proses pengadaan barang dan jasa dapat selesai lebih
awal sehingga penyerapan DIPA terutama belanja modal dapat dilakukan lebih awal.
O
R
BI
1
- Perubahan anggaran belanja yang bersumber dari Penerimaan Negara Bukan
Pajak (PNBP)
- Perubahan pagu pinjaman dan hibah luar negeri (PHLN) sebagai akibat dari
luncuran dan percepatan penarikan PHLN.
I
percepatan realisasi belanja bantuan sosial. Kemudian World Bank dalam
R
presentasinya yang berjudul Analysis on DIPA Disbursement Impediments: Causes
PR
for Delay and the Proposed Solutions memberikan tanggapan yang komprehensif
D
mengenai penyebab keterlambatan penyerapan DIPA serta rekomendasi untuk
EN
mengatasi permasalahan tersebut.
TJ
World Bank membagi permasalahan ke dalam 3 hal pokok yakni permasalahan
SE
sebelum TA berjalan, permasalahan pada awal dan pertengahan TA berjalan dan
–
permasalahan pada akhir TA berjalan.
BN
I. Permasalahan sebelum TA berjalan
AP
1. Satker melakukan penyerapan DIPA secara besar-besaran pada kuartal terakhir
N
tahun anggaran akibat kurangnya persiapan pada awal tahun anggaran.
AA
AN
Rekomendasi
Merubah mindset dari satker bahwa implementasi kegiatan tahun anggaran yang
KS
akan dating hanya dapat dilakukan saat DIPA telah terbit. World Bank menyarankan
LA
Rekomendasi
AR
1. Kurangnya kapasitas sumber daya manusia pegawai satker dan KPPN, kurangnya
sosialisasi terhadap satker dan kurangnya koordinasi.
Rekomendasi
• Departemen Keuangan melakukan workshop dan sosialisasi kepada satker untuk
mempercepat pemahaman satker mengenai penganggaran untuk menghindari:
(a) DPR mencantumkan bintang pada DIPA;
(b) K/L tidak dapat memenuhi tenggat waktu penyampaian proposal anggaran;
2
(c) K/L lambat dalam melakukan revisi anggaran.
• Kanwil Ditjen Perbendaharaan secara berkala mengadakan training untuk
meningkatkan kapasitas pegawai satker dan KPPN.
• Melakukan koordinasi yang baik dengan K/L dan Satker.
2. Rencana cash flow dari satker sebagaimana tercantum dalam halaman III DIPA tidak
dimonitor atau direvisi selama tahun anggaran
I
Rekomendasi
R
Satker diharapkan mempunyai cash planning committee yang bertugas untuk
PR
mereview penerimaan, komitmen/kewajiban yang ada, kemajuan rencana kerja dan
D
menangani pengadaan barang/jasa. Untuk itu diharapkan Departemen Keuangan
EN
dapat mengeluarkan regulasi yang mensyaratkan satker mempunyai cash planning
committee.
TJ
SE
3. Fleksibilitas dalam penggunaan dana APBN
–
BN
Rekomendasi
Analisa secara mendalam untuk dilakukannya penyederhanaan dokumen DIPA.
AP
Saat ini DJA sedang melakukan reformasi dalam perencanaan dan penganggaran
N
dimana salah satunya adalah dengan penyederhanaan RKAKL.
AA
AN
dengan revisi SAPSK pengajuannya melalui DJA. Sedangkan Revisi DIPA tanpa
LA
Rekomendasi
AN
Rekomendasi
Diperlukan analisa yang mendalam untuk dilakukannya budget carry forward dengan
A
cara:
IS
• Alokasi anggaran yang tidak habis digunakan pada akhir tahun anggaran
AL
Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktr yang berpytensi menghambat
penyerapan dapat dibagi menjadi :
(1) aspek internal K/L
(2) mekanisme pengadaanbarang dan jasa
(3) mekanisme revisi dan dokumen pelaksanaan anggaran
(4) lain-lain
3
Berdasarkan jangka waktunya, maka beberapa langkah untuk mempercepat proses
penyerapan K/L adalah sebagai berikut :
I
a. Penyelesaian jangka pendek (2010) antara lain mempercepat penetapan KPA,
R
PPK dan bendaharawan pengeluaran, meningkatkan koordinasi dan komunikasi
PR
serta pro akatif dalam mempersiapkan data pendukung untuk meminimalisisr
D
tanda bintang, sosialisasi kepada seluruh penggunan (K/L), menunda
EN
persyaratan sertifikasi bagi panitia pengadaan, penyempurnaan regulasi yang
meliputi penyederhanaan prosedur dan mempertegas batas waktu penyelesaian.
TJ
SE
b. Penyelesaian jangka menengah (2010-2011) antara lain : meningkatkan
–
kapasitas SDM terkait pengelolaan anggaran, memperkuat perencanaan agar
BN
meminimalisir revisi dalam pelaksanaan, penyederhanaan mekanisme
pengadaan.
AP
N
AA
AN
Salah satu kendala dalam penyerapan APBN yakni lambatnya proses tender. Untuk
mempercepatnya, pemerintah mengesahkan tiga peraturan terkait dengan pengadaan
KS
Jasa Konstruksi.
AN
AR
Perpres 34/2010 mulai diterapkan pada tahun depan. Dua prinsip dalam revisi tersebut
adalah debottlenecking dan prinsip kehati-hatian tetap dijaga.
G
G
AN
Salah satu klausul dalam revisi Keppres 42 yang kemudian menjadi Perpres 33/2010 ini
adalah Satker atau pejabat pembuat komitmen tidak perlu ditunjuk setiap tahun
A
***
R
BI