Anda di halaman 1dari 17

PELAKSANAAN ANGGARAN

DALAM RANGKA 1 (SATU) DIPA


DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN

Kepala Biro Keuangan dan BMN


Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
22 November 2021
INTEGRASI DIPA KANTOR PUSAT

EXISTING REFORM
DIPA per Unit Kerja Eselon II Integrasi DIPA per Unit Kerja
(per Direktorat/Pusat/Biro) untuk Kantor Pusat Eselon I

 54 DIPA  8 DIPA
DIPA per Satuan Kerja (satker) di Kantor Kantor Daerah/UPT : DIPA tetap
Daerah/UPT (bisa dikepalai Eselon II/III) Per Unit Kerja (UPT)
6 KONSEP KEBIJAKAN DALAM PELAKSANAAN
ANGGARAN 1 DIPA

Penyusunan Organisasi Penyusunan Mekanisme Penyusunan SE langkah–


Pengelola Keuangan Pelaksanaan anggaran langkah pelaksanaan
anggaran akhir tahun
3 Juknis pengaturan mengenai: menuju 1 DIPA
1. Pengelolaan Keuangan dan 1. Langkah –langkah Persiapan 1
Pencairan Dana  UP, TUP, DIPA
LS a. Pengaturan penyelesaian UP
/TUP
2. Pengelolaan Hibah
b. Pengaturan penutupan dan
uang/barang/jasa 1 DIPA 
pembukaan rekening baru
Administrasi Hibah di satu
c. Pengaturan Penggunaan Kartu
tempat : PKS/ MoU, register,
Kredit
BAST
3. Pengelolaan PNBP 1 DIPA 2. Pengaturan administrasi hibah
 Satu Bendahara uang/barang/jasa akhir tahun
Penerimaan untuk beberapa
unit kerja Layanan PNBP 3. Pengaturan pembayaran PNBP
akhir dan awal tahun anggaran
terdampak 1 DIPA
6 KONSEP KEBIJAKAN DALAM PELAKSANAAN
ANGGARAN 1 DIPA

Penyusunan Pengelolaan Likuidasi Satker dan Penataan Jabatan Fungsional


Laporan Keuangan dan Penyatuan Pranata Keuangan dan Analis
Pengelolaan Aset Pencatatan Keuangan APBN dan
Penyusunan Organisasi Pengelola Asset Penatalaksana Barang
Laporan Keuangan dan BMN di Tiap
Penyelarasan butir – butir kegiatan (Surat
Eselon I
• Petugas SAIBA tidak diperlukan lagi
2 Pengaturan disusun yaitu Mepan RB No. B/484/M.SM02.00/2021)
mengenai: untuk memaksimalkan fungsi jabfung PK
di Unit Kerja  Dilakukan oleh Unit /AK APBN di unit kerja Kantor Pusat
Kerja penanggung jawab 1. Inventarisasi asset
• Petugas SIMAK BMN  tetap 2. Likuidasi Satker  Mengusulkan system mutasi jabfung
diperlukan di Unit Kerja termasuk • Juknis Likuidasi Satker terbuka antar unit kerja/unit utama/kantor
juga bertugas untuk proses input (mulai disusun) pusat serta UPT vertikal
/output Barang Persediaan
• InventasiPersiapan Sebagian jabfung dipindah ke unit
3 SOP diterbitkan sesuai dengan likuidasi Satker mulai kerja penanggung jawab
Mekanisme Sakti mengenai: November 2021 sampai
1. Penyusunan Laporan Keuangan LK Audited (Juni 2022) Membuka peluang pindah jabfung
(Jabfung serumpun)  perlu melihat
2. Penatausahaan Asset aturan kepegawaian dan menunggu usulan
3. Pengelolaan Barang Persediaan pola karir dari ROPEG
Bagian I
Langkah Persiapan 1
(Satu) DIPA
PELAKSANAAN ANGGARAN AKHIR TAHUN PERSIAPAN 1

DIPA
Penyelesaian Uang Persediaan
 Menyetorkan sisa dana UP/TUP Tunai TA 2021 ke Kas Negara  maks. Tgl 27
Desember 2021
 Pengajuan SPM-GUP Nihil/PTUP  paling lambat 31 Desember 2021
 Bagi satker yang unit kerjanya tidak/belum mempertanggung jawabkan UP/TUP Tunai
 TA 2022 satker tidak dapat diberikan UP/TUP.
 Unit Eselon I dapat melakukan monitoring terhadap satker di lingkungannya pada akhir
bulan Desember 2021 untuk memastikan bahwa seluruh satker unit kerja Eselon II di
lingkungan kerjanya sudah melakukan UP/TUP Nihil.

 Pembayaran dengan Kartu Kredit Pemerintah


 Batas Penggunaan KKP satker TA 2021 (Unit Kerja Eselon II)  s.d 30 November
2021. KKP tidak digunakan untuk pembayaran belanja di Bulan Desember 2021
 SPM-GUP/SPM-PTUP KKP harus sudah diterima KPPN  maks. 21 Des 2021
 Penutupan KKP TA 2021  wajib dilakukan Satker di Bulan Desember 2021
 Pengajuan KKP TA 2022 dengan kode satker sesuai DIPA dilakukan oleh Satuan Kerja
pada awal Bulan Januari 2022 berdasarkan penetapan (KPA).

 Pengusulan Pengelola Keuangan TA 2022


 Masing – masing Unit Kerja mengusulkan PPK dan BPP TA 2022 kepada Unit Kerja
Penanggungjawab pada Akhir November 2021. Penetapan Pengelola Keuangan
dilakukan pada Awal Desember 2021 oleh KPA
PELAKSANAAN ANGGARAN AKHIR TAHUN PERSIAPAN 1
DIPA
 Pengelolaan Rekening
 Setelah diterbitkannya SK KPA dan Pengelolaa Keuangan lainnya, maka KPA mengajukan
pembukaan Rekening VA untuk masing-masing BPP sesuai kode satker baru ke KPPN 
dilakukan di Desember 2021 untuk persiapan Pelaksanaan Anggaran TA 20222
 Rekening Bendahara Pengeluaran dapat menggunakan rekening BP lama di Unit Kerja
Penanggung Jawab (Biro Keuangan / Setditjen / Setbadan)
 Penutupan rekening TA 2021 bagi satker inaktif / yang dilikuidasi dilakukan Pada TA 2022,
setelah seluruh proses transaksi dan pelaporan selesai

 Penetapan Pengelola SAKTI


 Untuk menggunakan SAKTI, Unit kerja penanggung jawab melakukan pendaftaran ulang user
SAKTI kepada KPPN dengan kode satker baru untuk User SAKTI: KPA, PPK, PPSPM, BP,BPP,
Operator Komitmen dan Operator Pembayaran pada Awal Desember 2021

 Pengelolaan HIBAH
 Pengesahan HIBAH yang selesai di TA 2021 agar dilakukan paling lambat di Awal Desember
2021

 Pengelolaan PNBP  Unit Utama Terdampak Ditjen Farmalkes, Badan PPSDM, dan Badan
Litbangkes
 Untuk pembayaran layanan akhir tahun 2021, jatuh tempo dimundurkan ke awal tahun 2022.
Pengaturan jatuh tempo perlu dikoordinasikan dengan Direktorat PNBP. Unit Kerja layanan
PNBP agar menginfokan kepada customernya bahwa penyetoran PNBP mulai tahun 2022
berdasarkan Kode Satker baru (Kode Satker 1 DIPA)
Bagian II
PENGELOLAAN 1 DIPA
Struktur Organisasi Pengelola Keuangan

KPA
Bendahara Bendahara
PPK PPSPM Pengeluaran Penerimaan PPABP

Operator Bendahara
Operator
Komitmen Pengeluaran
Pembayaran
Pembantu

Operator
Pembayaran Verifikator
Unsur-Unsur Pengelola Keuangan dalam 1 (Satu) DIPA

Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)


 Eselon I atau Eselon II dari unit kerja penanggung jawab yang ditunjuk oleh Menteri selaku
Pengguna Anggaran.
 dari unit kerja penanggung jawab.

 Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)


 Pejabat Struktural/Pejabat Fungsional.
 1 (satu) orang PPK untuk 1 (satu) unit kerja.
 Pada situasi khusus KPA dapat menunjuk lebih dari 1 (satu) orang PPK untuk 1 (satu)
unit kerja.
 Penunjukan lebih dari 1 (satu) orang PPK pada unit kerja harus mendapat persetujuan
dari pimpinan Unit Eselon I. Situasi khusus meliputi kompleksitas belanja dan
besaran anggaran.

 Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar yang selanjutnya


(PPSPM)
1 (satu) orang Pejabat Struktural/Pejabat Fungsional dari unit kerja penanggung jawab.
Unsur-Unsur Pengelola Keuangan dalam 1 (Satu) DIPA

Bendahara Pengeluaran
 1 (satu) orang pejabat fungsional Bendahara di unit kerja penanggung jawab.

Bendahara Pengeluaran Pembantu (BPP)


 Ada di masing-masing unit kerja
 Diutamakan pejabat fungsional Bendahara Pengeluaran sebelumnya.

Pejabat Pengelolaan Administrasi Belanja Pegawai (PPABP)


 1 (satu) orang pejabat fungsional PPABP di unit kerja pengelola gaji.

Bendahara Penerimaan
 1 (satu) orang pejabat fungsional Bendahara Penerimaan di salah satu unit kerja PNBP atau unit
kerja penanggung jawab.

 Pengelola SAKTI (Operator Pembayaran dan Operator Komitmen)


 Ada pada PPSPM dan masing-masing PPK.
 Pengelola SAKTI ditunjuk oleh KPA.
 Jumlah pengelola SAKTI untuk Operator Pembayaran dan Operator Komitmen di masing-
masing unit kerja dapat lebih dari 1 (satu).
Tugas dan Tanggung Jawab BPP
 Batasan Tanggung Jawab BPP
BPP unit kerja bertanggung jawab secara pribadi atas uang yang berada dalam
pengelolaannya dan wajib menyampaikan laporan pengelolaan dan
pertanggungjawaban atas uang dalam pengelolaannya kepada Bendahara
Pengeluaran.
 Laporan Pertanggungjawaban Bendahara Pengeluaran Pembantu
yang selanjutnya disingkat LPJ-BPP adalah laporan dibuat oleh BPP atas
uang yang dikelolanya sebagai pertanggungjawaban pengelolaan uang yang
disampaikan maksimal tanggal 5 (lima) setiap bulan kepada Bendahara Pengeluaran.
 BPP unit kerja mengirimkan pertanggungjawaban atas UP kepada Bendahara
Pengeluaran untuk menggantikan UP yang telah dipakai.
 Dilakukan rekonsiliasi antara Bendahara Pengeluaran dengan BPP setiap akhir
bulan.
 Dilaksanakan pemeriksaan kas yang dikelola BPP setiap akhir bulan oleh KPA dan
diketahui oleh kepala unit kerja dan PPK.
Mekanisme Pembayaran
Uang Persedian (UP) dan Ganti Uang Persediaan
 Uang persediaan pertama kali dilakukan pengusulan dispensasi besarannya kepada Kanwil DJPB,
oleh Satker. Jumlah usulan dispensasi adalah Rp.500 juta x Jumlah Unit Kerja di Unit Utama.
Persetujuan jumlah Dispensasi UP merupakan keweangan Kanwil DJPB
 KPA menetapkan SK besaran UP untuk masing-masing BPP Unit Kerja. SK KPA diserahkan kepada
KPPN
 Masing-masing BPP dapat melakukan revolving UP (GUP) sendiri setelah minimal 50%
penggunaan/SPJ. Revolving UP/GUP melalui Bendahara Pengeluaran  tidak saling bergantung
antar Unit kerja
 Komposisi UP Tunai dengan Kartu Kredit Pemerintah adalah 60%:40%

Tambahan Uang Persediaan (TUP


 Digunakan dan dipertanggungjawabkan paling lama 1 (satu) bulan sejak tanggal SP2D diterbitkan.
 TUP diusulkan BPP masing-masing unit kerja kepada Bendahara Pengeluaran satker berdasarkan
permintaan PPK unit kerja dan disetujui oleh kepala unit kerja Eselon II.
 SPJ dan Sisa dana TUP yang tidak habis digunakan oleh BPP disetorkan kembali kepada Bendahara
Pengeluaran paling lambat 2 (dua) minggu setelah TUP diterima.
 Dalam hal pertanggungjawaban SPJ TUP dan/atau sisa dana TUP terlambat disampaikan BPP
kepada Bendahara Pengeluaran serta realisasi kurang dari 75% dari pengajuan, maka unit kerja
akan mendapatkan teguran dari pimpinan Unit Eselon I dan dipertimbangkan untuk tidak diberikan
TUP atau pengurangan besaran TUP di bulan berikutnya.
Mekanisme Pembayaran
LS
 Mekanisme penerbitan SPP-LS mengacu pada PMK Nomor
190/PMK.05/2012 tentang Tata Cara Pembayaran Dalam Rangka
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
 Penggunaan LS merujuk pada regulasi dan kebijakan Kementerian
Keuangan c.q. KPPN setempat.

Seluruh usulan Pembayaran dari BPP ke Bendaharan Pengeluaran


baik UP/GUP, TUP, maupun LS dilakukan oleh BPP harus disetujui
oleh PPK dan Pimpinan Unit Kerja Eselon II
Pengelolaan PNBP 1 (Satu) DIPA
 Pencairan / Penggunaan
 Ijin penggunaan berdasarkan prosentase ijin unit kerja pada masing-masing layanan
PNBP
 Pencairan anggaran melalui GUP/TUP/LS yang sumber dananya berasal dari PNBP dilakukan
berdasarkan Maksimal Pencairan PNBP (MP PNBP) dengan tidak dapat melampaui pagu
anggaran sumber dana PNBP dalam DIPA Penyetoran PNPB berdasarkan Kode Satker 1
DIP
 Pencairan TUP yang bersumber dari PNBP harus disertai Konfirmasi Penerimaan terakhir.

 Penerimaan
 Bendahara Penerimaan 1 (satu) orang di salah satu Unit Kerja Layanan PNBP / di
Unit Kerja Penanggung Jawab
 Penyetoran PNPB berdasarkan Kode Satker 1 DIPA
 Penyusunan LPJ dilakukan oleh Bendahara Penerimaan kepada Bendahara
Pengeluaran berdasarkan data SIMPONI dan meminta persetujuan dari Unit Kerja
Layanan PNBP.
Pengelolaan HIBAH 1 (Satu) DIPA
 Rekening
 Untuk Hibah Uang, dibuka rekening hibah per Donor oleh Bendahara Pengeluaran.
Rekening Hibah yang lama akan dilakukan penutupan. Saldo dari rekening lama
dipindahkan ke rekening baru
 Bendahara Pengeluaran akan menyalurkan Hibah Uang kepada BPP masing –masing
Unit Kerja Pelaksana Hibah
 Naskah Perjanjian Hibah
 Penandatanganan Naskah Perjanjian Hibah merujuk pada Keputusan Menteri Kesehatan
RI nomor HK.01.07/MENKES/238/2018 yaitu dapat dilakukan oleh Sekretaris Jenderal,
para Direktur Jenderal, para Kepala Badan, para Kepala Biro/Kepala Pusat, para
Sekretaris unit utama, para Direktur/para Pimpinan Unit Pelaksana Teknis.
 Untuk NPH Multiyears, perlu diindentifikasi dan dilakukan komunikasi dengan pihak
Donor, kemungkinan amandemen terkait kebijakan 1 DIPA dan perubahan SOTK.
 Registrasi, BAST dan Pengesahan
 Registrasi Hibah dan Pengesahan Hibah dilakukan oleh Unit Kerja Penanggungjawab
(Biro Keuangan / Set, Unit Utama), berdasarkan usulan Unitt Kerja Pelaksana Hibah
 BAST dan Pengesahan dilakukan oleh Unit Kerja Pelaksana Hibah dengan menggunakan
Kode Satker 1 DIPA
 Registrasi hibah Multiyears dilakukan pemutahiran data hibah dengan mencantumkan
kode Satker lama menjadi Kode Satker baru
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai