2. halaman I memuat Informasi Kinerja dan Sumber Dana yang terdiri atas:
4. halaman III memuat Rencana Penarikan Dana dan Perkiraaan Penerimaan; dan
RENCANA KERJA ANGGARAN
(RKA)
Melanjutkan rencana
Melanjutkan
aksi mendukung Pelayanan peradilan Penanganan Perkara
pemenuhan Fasilitas
pemenuhan target kepada para berdasarkan Restoratif
Sewa Rumah Dinas dan
Peringkat Kemudahan penyandang disabilitas; Justice;
Transportasi Hakim;
Berusaha;
Perumusan kebijakan
dalam rangka upaya
reformasi sistem
eksekusi perdata.
HAL-HAL YANG DIBATASI UNTUK
DIALOKASIKAN DALAM PENYUSUNAN RKA-
K/L :
• Penyelenggaraan rapat, rapat dinas, seminar, pertemuan, loka karya,
peresmian kantor/proyek, dan sejenisnya;
• Pembangunan gedung baru untuk satker lama;
• Pembangunan gedung baru yang sifatnya tidak langsung menunjang
pelaksanaan tugas dan fungsi satker, seperti : mess, wisma, rumah
dinas/rumah jabatan, gedung pertemuan.
• Penggantian kendaraan dinas yang secara teknis tidak dapat
dimanfaatkan lagi atau memerlukan biaya pemeliharaan yang tinggi
JENIS BELANJA DALAM APBN
1. Belanja Pegawai
2. Belanja Barang
3. Belanja Modal
BELANJA PEGAWAI
PEJABAT PERBENDAHARAAN :
1. Menteri/Pimpinan menunjuk KPA, dan menetapkan PPK dan PPSPM
2. Kewenangan menetapkan PPK dan PPSPM dapat dilimpahkan kepada
KPA
3. Menteri mengangkat Bendahara Pengeluaran, dan dapat
didelegasikan kepada Kepala Satker
4. Kedudukan Pejabat Perbendaharaan dalam pelaksanaan anggaran
adalah setara untuk menjamin terciptanya Check and Balance
2
Melakukan pengujian dan pembayaran atas tagihan berdasarkan UP BESAR
bukti-bukti dan perintah PPK Masih Perlukah?
BENDAHARA
Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)
1 Berstatus PNS dan ditunjuk oleh Menteri/ Pimpinan Lembaga
1. menyusun DIPA;
menetapkan PPK untuk melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran anggaran
2.
belanja Negara;
menetapkan PPSPM untuk melakukan pengujian tagihan dan perintah pembayaran atas beban anggaran
3.
belanja Negara;
menetapkan panitia/pejabat yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan dan pengelola
4.
anggaran/keuangan;
5. menetapkan rencana pelaksanaan kegiatan dan rencana penarikan dana;
6. memberikan supervisi dan konsultasi dalam pelaksanaan kegiatan dan penarikan dana;
mengawasi penatausahaan dokumen dan transaksi yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan dan
7.
anggaran; dan
menyusun laporan keuangan dan kinerja atas pelaksanaan anggaran sesuai dengan peraturan perundang-
8.
undangan.
Penetapan PPK dan PPSPM
3 Jika tidak ada perubahan PPK dan PPSPM, SK tahun lalu masih berlaku
4
Jika PPK dan PPSPM pindah/pensiun/diberhentikan/berhalangan sementara, KPA menetapkan
pengganti dengan SK
5 SK penetapan PPK dan PPSPM disampaikan kepada:
1. Kepala KPPN disertai spesimen tandatangan PPSPM dan PPK serta cap/stempel Satker
2. PPSPM
3. PPK
Dalam hal tidak ada perubahan PPK dan PPSPM, pada awal tahun anggaran, KPA menyampaikan
6
pemberitahuan kepada Kepala KPPN, PPSPM, dan PPK.
1. menyusun rencana pelaksanaan kegiatan dan rencana penarikan dana berdasarkan DIPA;
7. menguji dan menandatangani surat bukti mengenai hak tagih kepada negara
10. menyerahkan hasil pekerjaan pelaksanaan kegiatan kepada KPA dengan Berita Acara Penyerahan
2. menolak dan mengembalikan SPP, apabila SPP tidak memenuhi persyaratan untuk dibayarkan;
4. menerbitkan SPM;
3 Jika tidak ada perubahan Bendahara Pengeluaran, SK tahun lalu masih berlaku
6 Bendahara Pengeluaran tidak dapat dirangkap oleh KPA, PPK, atau PPSPM
Tugas Bendahara Pengeluaran
GAJI INDUK
Daftar Gaji, Rekapitulasi Daftar Gaji, dan Halaman luar Daftar Gaji yang
diTandatangani oleh PPABP, Bendahara Pengeluaran dan KPA/PPK
Daftar Perubahan data pegawai yang ditandatangani PPSPM
Daftar perubahan potongan
Daftar penerimaan Gaji Bersih Pegawai untuk pembayaran gaji yang
dibayarkan secara langsung ke rekening pegawai
Copy dokumen pendukung perubahan data pegawai yang telah dilegalisasi
Kepala Satker/pejabat yang berwenang; meliputi SK (CPNS, PNS, Kenaikan
Pangkat, Kenaikan Gaji Berkala, Mutasi, Menduduki Jabatan, SPMT, Akta
anggota keluarga yang mendapat tunjangan, SKPP, sesuai peruntukannya; dan
SSP PPh Pasal 21
BUKTI-BUKTI NON BELANJA
PEGAWAI
PERJALANAN DINAS
Dilengkapi dengan:
1. perjalanan dinas jabatan yang sudah dilaksanakan, dilampiri:
a. Daftar nominatif perjalanan dinas; dan
b. Dokumen pertanggungjawaban biaya perjalanan dinas jabatan sebagaimana diatur dalam
Peraturan Menteri Keuangan mengenai perjalanan dinas dalam negeri bagi pejabat negara,
pegawai negeri, dan pegawai tidak tetap.
2. Perjalanan dinas jabatan yang belum dilaksanakan, dilampiri daftar nominatif perjalanan dinas.
3. Daftar nominatif sebagaimana dimaksud pada angka 1 dan angka 2 ditandatangani oleh PPK yang
memuat paling kurang informasi mengenai pihak yang melaksanakan perjalanan dinas (nama,
pangkat/golongan), tujuan, tanggal keberangkatan, lama perjalanan dinas, dan biaya yang
diperlukan untuk masing-masing pejabat.
4. perjalanan dinas pindah, dilampiri dengan Dokumen pertanggungjawaban biaya perjalanan dinas
pindah
BUKTI-BUKTI NON BELANJA
PEGAWAI
Pertanggungjawaban
PERTANGGUNG JAWABAN UP
BP/BPP melakukan pembayaran atas UP berdasar SPBy dilengkapi dengan
bukti pengeluaran sebagai berikut:
a. Kuitansi/bukti pembelian yang telah disahkan PPK beserta faktur
Pajak dan SSP, dan
b. Nota/bukti penerimaan barang/jasa atau dokumen pendukung
lainnya yang diperlukan yang telah disahkan PPK
PERTANGGUNG JAWABAN UP
Pertanggungjawaban dilengkapi dengan dokumen pendukung sebagai
berikut:
a. Daftar Rincian Permintaan Pembayaran;
b. Bukti pengeluaran;
c. SSP yang telah dikonfirmasi KPPN; dan
Kepala KPPN
1 (satu) bulan sejak disampaikan surat pemberitahuan, menyampaikan
belum dilakukan pengajuan penggantian UP, Kepala Surat
S.D 10 Mei
KPPN memotong UP sebesar 25% (dua puluh lima S.D 10 April belum belum ajukan
ajukan GUP UP
persen). dipotong 25%
GUP UP
dipotong 50%
1 (satu) bulan berikutnya jika belum dilakukan Pemotongan
pada SPM GUP
pengajuan penggantian UP, Kepala KPPN memotong UP atau disetor
sebesar 50% (lima puluh persen).
Setelah
dipotong/disetor
Pemotongan dana UP dilakukan dengan cara: UP, pengajuan
memperhitungkan potongan UP dlm SPM dan/atau GUP berikutnya
diawasi
menyetorkan ke Kas Negara.
BADAN PENGAWASAN
MAHKAMAH AGUNG RI
Terima Kasih