Anda di halaman 1dari 35

BADAN PENGAWASAN

MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA

PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN


ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA
Oleh :
Andi Kurniawan
DAFTAR PELAKSANAAN
ANGGARAN (DIPA)

Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) adalah


dokumen pelaksanaan anggaran yang digunakan
sebagai acuan Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna
Anggaran dalam melaksanakan kegiatan
pemerintahan sebagai pelaksanaan APBN

DIPA berlaku untuk satu Tahun Anggaran dan informasi satuan-


satuan terukur yang berfungsi sebagai dasar pelaksanaan kegiatan
dan penggunaan anggaran.

DIPA dapat dimanfaatkan sebagai alat pengendali, pelaksanan,


pelaporan, pengawasan, dan sekaligus merupakan perangkat
akuntansi pemerintah.
DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN
ANGGARAN (DIPA)

DIPA Sebagai dasar pelaksanaan Pengeluaran


Negara

Alokasi dana DIPA merupakan batas tertinggi


pengeluaran negara

Pengeluaran tidak boleh dilaksanakan jika tidak


ada dana atau tidak cukup tersedia

Khusus untuk Gaji dan Tunjangan boleh melebihi


pagu sebelum dilakukan REVISI DIPA
DIPA terdiri atas :

1. lembar Surat Pengesahan DIPA (SP DIPA);

2. halaman I memuat Informasi Kinerja dan Sumber Dana yang terdiri atas:

a. halaman IA mengenai Informasi Kinerja; dan

b. halaman IB mengenai Sumber Dana

3. halaman II memuat Rincian Pengeluaran;

4. halaman III memuat Rencana Penarikan Dana dan Perkiraaan Penerimaan; dan
RENCANA KERJA ANGGARAN
(RKA)

• RKA-KL merupakan dokumen perencanaan dan penganggaran yang


berisi program, kegiatan suatu K/L dan sebagai penjabaran dari Renja
K/L yang bersangkutan dalam satu tahun anggaran serta anggaran
yang diperlukan untuk melaksanakannya
PETUNJUK OPERASIONAL KEGIATAN
(POK)

• POK merupakan dokumen yang memuat uraian rencana kerja dan


biaya yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan, disusun oleh
Kuasa Pengguna Anggaran sebagai penjabaran lebih lanjut dari Daftar
Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)
KEBIJAKAN RENCANA KERJA
MAHKAMAH AGUNG
Alokasi anggaran utk Pemenuhan Anggaran Pemenuhanan Anggaran
Pemenuhan Anggaran
kegiatan-kegiatan yang honorarium Pejabat Pemeliharaan Gedung
listrik untuk satker baru
sifatnya prioritas; Perbendaharaan; Satker baru

Melanjutkan rencana
Melanjutkan
aksi mendukung Pelayanan peradilan Penanganan Perkara
pemenuhan Fasilitas
pemenuhan target kepada para berdasarkan Restoratif
Sewa Rumah Dinas dan
Peringkat Kemudahan penyandang disabilitas; Justice;
Transportasi Hakim;
Berusaha;

Perumusan kebijakan
dalam rangka upaya
reformasi sistem
eksekusi perdata.
HAL-HAL YANG DIBATASI UNTUK
DIALOKASIKAN DALAM PENYUSUNAN RKA-
K/L :
• Penyelenggaraan rapat, rapat dinas, seminar, pertemuan, loka karya,
peresmian kantor/proyek, dan sejenisnya;
• Pembangunan gedung baru untuk satker lama;
• Pembangunan gedung baru yang sifatnya tidak langsung menunjang
pelaksanaan tugas dan fungsi satker, seperti : mess, wisma, rumah
dinas/rumah jabatan, gedung pertemuan.
• Penggantian kendaraan dinas yang secara teknis tidak dapat
dimanfaatkan lagi atau memerlukan biaya pemeliharaan yang tinggi
JENIS BELANJA DALAM APBN

1. Belanja Pegawai
2. Belanja Barang
3. Belanja Modal
BELANJA PEGAWAI

• Belanja Gaji dan Tunjangan yang melekat


• Belanja Uang Makan PNS
• Belanja Uang Pensiun / Taspen
• Belanja Asuransi Kesehatan / ASKES
• Belanja Uang Lembur
• Pembayaran tunjangan khusus
BELANJA BARANG
A. Belanja Barang Operasional :
1. Belanja keperluan perkantoran;
2. Belanja bahan;
3. Belanja pengiriman surat dinas;
4. Belanja Sewa;
5. Honor terkait dengan operasional Satker ( Honor Pengelola Keuangan );
6. Belanja langganan daya dan jasa (Listrik, Telepon, dan Air) termasuk atas
rumah dinas yang tidak berpenghuni;
7. Belanja biaya pemeliharaan gedung dan bangunan;
8. Belanja biaya pemeliharaan peralatan dan mesin
BELANJA BARANG

B. Belanja Barang Non Operasional :


1. Honor yang terkait dengan output kegiatan;
2. Belanja operasional terkait dengan penyelenggaraan administrasi kegiatan

di luar kantor (biaya paket rapat/pertemuan, ATK, uang saku, uang


perjalanan dinas, transportasi local);
3. Belanja jasa profesi;
PELAKSANAAN ANGGARAN
PENUNJUKAN PEJABAT PERBENDAHARAAN

PEJABAT PERBENDAHARAAN :
1. Menteri/Pimpinan menunjuk KPA, dan menetapkan PPK dan PPSPM
2. Kewenangan menetapkan PPK dan PPSPM dapat dilimpahkan kepada
KPA
3. Menteri mengangkat Bendahara Pengeluaran, dan dapat
didelegasikan kepada Kepala Satker
4. Kedudukan Pejabat Perbendaharaan dalam pelaksanaan anggaran
adalah setara untuk menjamin terciptanya Check and Balance

1 Pejabat Perbendaharaan melekat pada Struktur


(Atasan dan Bawahan)
DISKUSI
Rangkap Jabatan → volume pekerjaan tambah
2 (fokus)
KPA PPK/PPSPM BENDAHARA
PELAKSANAAN ANGGARAN
TUGAS TANGGUNGJAWAB DAN KEWENANGAN PEJABAT
PERBENDAHARAAN

Adalah Menteri/Pimpinan Lembaga atau Kuasanya yang bertanggungjawab atas


PA/Kuasa PA pengelolaan anggaran pada kementerian negara/lembaga yang bersangkutan.

1. Adalah pejabat yang diberi kewenangan oleh PA/KPA untuk mengambil


keputusan dan/atau tindakan yang dapat mengakibatkan pengeluaran atas
PPK beban belanja negara;
2. PPK dapat ditunjuk oleh KPA lebih dari satu dalam satuan kerja sesuai
kebutuhan.
Adalah pejabat yang diberi kewenangan untuk menguji tagihan kepada negara dan
PPSPM menerbitkan serta menandatangani SPM.
1. Adalah orang yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan, membayarkan,
BENDAHARA menatausahakan dan mempertanggung jawabkan uang untuk keperluan belanja
PENGELUARAN negara;
2. Bendahara dapat dibantu oleh BPP yang ditunjuk oleh KPA dan diusulkan ke KPPN;
3. Bendahara dapat ditunjuk oleh KPA untuk mengelola lebih dari satu DIPA,
PELAKSANAAN ANGGARAN
TUGAS TANGGUNGJAWAB DAN KEWENANGAN PEJABAT
PERBENDAHARAAN

a. KPA bertanggungjawab manajerial


b. PPK bertanggungjawab material dan formal
c. PPSPM bertanggungjawab formal
d. Bendahara Pengeluaran bertanggung jawab atas uang yang
dikelolanya.
Kejelasan tugas, tanggung jawab dan wewenang untuk memastikan
fungsi check and balance di satker berjalan dengan baik.

Jabatan tidak boleh dirangkap oleh pejabat lainnya, dan


DISKUSI 1 Bertanggungjawab secara pribadi atas uang yang dikelola

2
Melakukan pengujian dan pembayaran atas tagihan berdasarkan UP BESAR
bukti-bukti dan perintah PPK Masih Perlukah?
BENDAHARA
Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)
1 Berstatus PNS dan ditunjuk oleh Menteri/ Pimpinan Lembaga

Jika terjadi pergantian jabatan kepala Satker, setelah serah terima


2
jabatan, kepala Satker baru langsung menjabat sebagai KPA

3 Penunjukan KPA tidak terikat periode tahun anggaran

4 Dalam hal pimpinan Satker bukan PNS, PA dapat menunjuk pejabat


lain yang PNS sebagai KPA.

5 Penunjukan KPA bukan PNS harus mendapat persetujuan Menteri Keuangan


c.q Dirjen Perbendaharaan
Tugas dan Wewenang KPA

1. menyusun DIPA;
menetapkan PPK untuk melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran anggaran
2.
belanja Negara;
menetapkan PPSPM untuk melakukan pengujian tagihan dan perintah pembayaran atas beban anggaran
3.
belanja Negara;
menetapkan panitia/pejabat yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan dan pengelola
4.
anggaran/keuangan;
5. menetapkan rencana pelaksanaan kegiatan dan rencana penarikan dana;

6. memberikan supervisi dan konsultasi dalam pelaksanaan kegiatan dan penarikan dana;
mengawasi penatausahaan dokumen dan transaksi yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan dan
7.
anggaran; dan
menyusun laporan keuangan dan kinerja atas pelaksanaan anggaran sesuai dengan peraturan perundang-
8.
undangan.
Penetapan PPK dan PPSPM

1 KPA menetapkan PPK dan PPSPM dengan surat keputusan

2 Penetapan PPK dan PPSPM tidak terikat tahun anggaran

3 Jika tidak ada perubahan PPK dan PPSPM, SK tahun lalu masih berlaku

4
Jika PPK dan PPSPM pindah/pensiun/diberhentikan/berhalangan sementara, KPA menetapkan
pengganti dengan SK
5 SK penetapan PPK dan PPSPM disampaikan kepada:

1. Kepala KPPN disertai spesimen tandatangan PPSPM dan PPK serta cap/stempel Satker

2. PPSPM

3. PPK

Dalam hal tidak ada perubahan PPK dan PPSPM, pada awal tahun anggaran, KPA menyampaikan
6
pemberitahuan kepada Kepala KPPN, PPSPM, dan PPK.

7 PPK tidak dapat merangkap sebagai PPSPM


PPK melaksanakan kewenangan KPA untuk
melakukan tindakan yang mengakibatkan
pengeluaran anggaran belanja negara

Tugas dan Wewenang PPK …(1)

1. menyusun rencana pelaksanaan kegiatan dan rencana penarikan dana berdasarkan DIPA;

2. menerbitkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa

3. membuat, menandatangani dan melaksanakan perjanjian/kontrak dengan Penyedia Barang/Jasa

4. melaksanakan kegiatan swakelola


Tugas dan Wewenang PPK …(2)

5. memberitahukan kepada Kuasa BUN atas perjanjian/ kontrak yang dilakukannya

6. mengendalikan pelaksanaan perjanjian/kontrak;

7. menguji dan menandatangani surat bukti mengenai hak tagih kepada negara

8. membuat dan menandatangani SPP

9. melaporkan pelaksanaan/penyelesaian kegiatan kepada KPA

10. menyerahkan hasil pekerjaan pelaksanaan kegiatan kepada KPA dengan Berita Acara Penyerahan

11. menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen pelaksanaan kegiatan

12. melaksanakan tugas dan wewenang lainnya


Dalam menerbitkan SPP, PPK melakukan pengujian yang meliputi:

a. kelengkapan dokumen tagihan


b. kebenaran perhitungan tagihan
c. kebenaran data pihak yang berhak menerima pembayaran atas beban APBN
d. kesesuaian spesifikasi teknis dan volume barang/jasa sebagaimana yang tercantum
dalam perjanjian/kontrak dengan barang/jasa yang diserahkan oleh penyedia
barang/jasa
e. kesesuaian spesifikasi teknis dan volume barang/jasa sebagaimana yang tercantum
pada dokumen serah terima barang/jasa dengan dokumen perjanjian/kontrak
f. Kebenaran, keabsahan serta akibat yang timbul dari penggunaan surat bukti
mengenai hak tagih kepada negara; dan
g. ketepatan jangka waktu penyelesaian pekerjaan sebagaimana yang tercantum
pada dokumen serah terima barang/jasa dengan dokumen perjanjian/kontrak
PPSPM melaksanakan kewenangan KPA untuk
melakukan pengujian atas tagihan dan
menerbitkan SPM

Tugas dan Wewenang PPSPM…

1. menguji kebenaran SPP beserta dokumen pendukung;

2. menolak dan mengembalikan SPP, apabila SPP tidak memenuhi persyaratan untuk dibayarkan;

3. membebankan tagihan pada mata anggaran yang telah disediakan;

4. menerbitkan SPM;

5. menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen hak tagih;

6. melaporkan pelaksanaan pengujian dan perintah pembayaran kepada KPA;


Pengujian terhadap SPP oleh PPSPM meliputi:

 kelengkapan dokumen pendukung SPP


 kesesuaian penanda tangan SPP dengan spesimen tanda tangan PPK
 kebenaran pengisian format SPP
 kesesuaian kode BAS pada SPP dengan DIPA/POK/RKA Satker
 ketersediaan pagu sesuai BAS pada SPP dengan DIPA/POK/RKA Satker;
 kebenaran formal dokumen/surat keputusan yang menjadi persyaratan/kelengkapan pembayaran belanja
pegawai
 kebenaran formal dokumen/surat bukti yang menjadi persyaratan/kelengkapan sehubungan dengan
pengadaan barang/jasa
 kebenaran pihak yang berhak menerima pembayaran pada SPP sehubungan dengan perjanjian/kontrak/surat
keputusan
 kebenaran perhitungan tagihan serta kewajiban di bidang perpajakan dari pihak yang mempunyai hak tagih;
 kepastian telah terpenuhinya kewajiban pembayaran kepada negara oleh pihak yang mempunyai hak tagih
kepada negara; dan
 kesesuaian prestasi pekerjaan dengan ketentuan pembayaran dalam perjanjian/kontrak
Penetapan Bendahara Pengeluaran

1 KPA menetapkan Bendahara Pengeluaran dengan surat keputusan

2 Penetapan Bendahara Pengeluaran tidak terikat tahun anggaran

3 Jika tidak ada perubahan Bendahara Pengeluaran, SK tahun lalu masih berlaku

Jika Bendahara Pengeluaran pindah/ pensiun/ diberhentikan/ berhalangan sementara, KPA


4
menetapkan pengganti dengan SK

5 SK penetapan Bendahara Pengeluaran disampaikan kepada:


1. KPPN disertai dengan spesimen tandatangan

2. PPSPM disertai dengan spesimen tandatangan


3. PPK disertai dengan spesimen tandatangan

6 Bendahara Pengeluaran tidak dapat dirangkap oleh KPA, PPK, atau PPSPM
Tugas Bendahara Pengeluaran

1. menerima, menyimpan, menatausahakan, dan membukukan uang/surat berharga dalam pengelolaannya


2. melakukan pengujian dan pembayaran berdasarkan perintah PPK
3. meneliti kelengkapan perintah pembayaran yang diterbitkan oleh PPK yaitu:
a. pemeriksaan kebenaran atas hak tagih, meliputi: pihak yang ditunjuk untuk menerima pembayaran,
nilai tagihan yang harus dibayar, jadwal waktu pembayaran, dan menguji ketersediaan dana yang
bersangkutan.
b. pemeriksaan kesesuaian pencapaian keluaran antara spesifikasi teknis yang disebutkan dalam
penerimaan barang/jasa dan spesifikasi teknis yang disebutkan dalam dokumen perjanjian/kontrak; dan
c. pemeriksaan dan pengujian ketepatan penggunaan kode mata anggaran pengeluaran (akun 6 digit).
4. menolak perintah pembayaran apabila tidak memenuhi persyaratan untuk dibayarkan
5. melakukan pemotongan/pemungutan penerimaan negara dari pembayaran yang dilakukannya
6. menyetorkan pemotongan/pemungutan kewajiban kepada negara ke kas negara
7. mengelola rekening tempat penyimpanan UP
8. menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) kepada Kepala KPPN selaku kuasa
BUN
PENYAMPAIAN LAPORAN
PEJABAT PERBENDAHARAAN

1. Perjanjian/Kontrak pihak ketiga yang telah ditandatangani


2. Tagihan yang belum dan telah disampaikan pihak ketiga
Paling kurang memuat :
PPK 3. Tagihan yang belum dan telah diterbitkan SPP
4. Jangka waktu penyelesaian tagihan

1. Jumlah SPP yang diterima


KPA PPSPM 2. Jumlah SPM yang diterbitkan
3. Jumlah SPP yang tidak dapat diterbitkan SPM

DISKUSI KHUSUS BENDAHARA :


1. Menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) ke KPPN
Benda 2. LPJ telah direkonsiliasi dan diperiksa oleh KPA/PPK atas nama
1 Penyampaian laporan secara rutin
hara KPA
2
Penyampaian bukti-bukti dari 3. Menerima laporan dari Bendahara Pembantu
penanggungjawab kegiatan
BUKTI-BUKTI BELANJA PEGAWAI

GAJI INDUK
 Daftar Gaji, Rekapitulasi Daftar Gaji, dan Halaman luar Daftar Gaji yang
diTandatangani oleh PPABP, Bendahara Pengeluaran dan KPA/PPK
 Daftar Perubahan data pegawai yang ditandatangani PPSPM
 Daftar perubahan potongan
 Daftar penerimaan Gaji Bersih Pegawai untuk pembayaran gaji yang
dibayarkan secara langsung ke rekening pegawai
 Copy dokumen pendukung perubahan data pegawai yang telah dilegalisasi
Kepala Satker/pejabat yang berwenang; meliputi SK (CPNS, PNS, Kenaikan
Pangkat, Kenaikan Gaji Berkala, Mutasi, Menduduki Jabatan, SPMT, Akta
anggota keluarga yang mendapat tunjangan, SKPP, sesuai peruntukannya; dan
 SSP PPh Pasal 21
BUKTI-BUKTI NON BELANJA
PEGAWAI

LANGGANAN DAYA DAN JASA


Dilengkapi dokumen pendukung berupa surat tagihan penggunaan daya
dan jasa yang sah
BUKTI-BUKTI NON BELANJA
PEGAWAI

PERJALANAN DINAS
Dilengkapi dengan:
1. perjalanan dinas jabatan yang sudah dilaksanakan, dilampiri:
a. Daftar nominatif perjalanan dinas; dan
b. Dokumen pertanggungjawaban biaya perjalanan dinas jabatan sebagaimana diatur dalam
Peraturan Menteri Keuangan mengenai perjalanan dinas dalam negeri bagi pejabat negara,
pegawai negeri, dan pegawai tidak tetap.
2. Perjalanan dinas jabatan yang belum dilaksanakan, dilampiri daftar nominatif perjalanan dinas.
3. Daftar nominatif sebagaimana dimaksud pada angka 1 dan angka 2 ditandatangani oleh PPK yang
memuat paling kurang informasi mengenai pihak yang melaksanakan perjalanan dinas (nama,
pangkat/golongan), tujuan, tanggal keberangkatan, lama perjalanan dinas, dan biaya yang
diperlukan untuk masing-masing pejabat.
4. perjalanan dinas pindah, dilampiri dengan Dokumen pertanggungjawaban biaya perjalanan dinas
pindah
BUKTI-BUKTI NON BELANJA
PEGAWAI
Pertanggungjawaban

PERJALANAN DINAS JABATAN


Dilengkapi dengan dokumen :
1. Surat Tugas yang sah dari atasan pelaksana SPD
2. SPD yang telah ditandatangani oleh PPK dan pejabat di tempat pelaksanaan perjalanan
dinas atau pihak terkait yang menjadi tempat tujuan perjalanan dinas
3. Tiket pesawat, boardingpass, airport tax, retribusi, dan bukti pembayaran moda
transportasi lainnya
4. Daftar Pengeluaran Ril
5. Bukti pembayaran yang sah untuk sewa kendaraan dalam kota berupa kuitansi atau bukti
pembayaran lainnya yang dikeluarkan oleh badan usaha yang bergerak di bidang jasa
penyewaan kendaraan
6. Bukti pembayaran hotel atau tempat menginap lainnya
BUKTI-BUKTI PEMBAYARAN
MELALUI UANG PERSEDIAAN

PERTANGGUNG JAWABAN UP
BP/BPP melakukan pembayaran atas UP berdasar SPBy dilengkapi dengan
bukti pengeluaran sebagai berikut:
a. Kuitansi/bukti pembelian yang telah disahkan PPK beserta faktur
Pajak dan SSP, dan
b. Nota/bukti penerimaan barang/jasa atau dokumen pendukung
lainnya yang diperlukan yang telah disahkan PPK

PPK menerbitkan SPP GUP


BUKTI-BUKTI PEMBAYARAN
MELALUI UANG PERSEDIAAN

PERTANGGUNG JAWABAN UP
Pertanggungjawaban dilengkapi dengan dokumen pendukung sebagai
berikut:
a. Daftar Rincian Permintaan Pembayaran;
b. Bukti pengeluaran;
c. SSP yang telah dikonfirmasi KPPN; dan

PPK menerbitkan SPP GUP


UANG PERSEDIAAN (UP)

1. UP digunakan untuk keperluan membiayai kegiatan operasional sehari-hari


Satker dan membiayai pengeluaran yang tidak dapat dilakukan melalui
mekanisme Pembayaran LS.
2. UP merupakan uang muka kerja kepada Bendahara Pengeluaran yang
dapat dimintakan penggantiannya (revolving).
3. Pembayaran dengan UP yang dapat dilakukan oleh Bendahara
Pengeluaran/BPP kepada 1 (satu) penerima/ penyedia barang/jasa
maksimal Rp.200.000.000,- (dua ratus juta rupiah).
4. Pada setiap akhir hari kerja, uang tunai yang berasal dari UP yang ada
pada Kas Bendahara Pengeluaran/BPP paling banyak sebesar
Rp.200.000.000,- (dua ratus juta rupiah).
5. Penggantian UP dilakukan apabila UP telah dipergunakan paling sedikit
50% (lima puluh persen).
PENGAWASAN UANG PERSEDIAAN
(UP) OLEH KPPN Ilustrasi :

UP: 100 Juta


10 Februari
Kepala KPPN menyampaikan surat pemberitahuan
kepada KPA, 1 (satu) bulan sejak SP2D-UP diterbitkan S.D 10 Maret belum
belum dilakukan pengajuan penggantian UP. ajukan GUP

Kepala KPPN
1 (satu) bulan sejak disampaikan surat pemberitahuan, menyampaikan
belum dilakukan pengajuan penggantian UP, Kepala Surat
S.D 10 Mei
KPPN memotong UP sebesar 25% (dua puluh lima S.D 10 April belum belum ajukan
ajukan GUP UP
persen). dipotong 25%
GUP UP
dipotong 50%
1 (satu) bulan berikutnya jika belum dilakukan Pemotongan
pada SPM GUP
pengajuan penggantian UP, Kepala KPPN memotong UP atau disetor
sebesar 50% (lima puluh persen).
Setelah
dipotong/disetor
Pemotongan dana UP dilakukan dengan cara: UP, pengajuan
 memperhitungkan potongan UP dlm SPM dan/atau GUP berikutnya
diawasi
 menyetorkan ke Kas Negara.
BADAN PENGAWASAN
MAHKAMAH AGUNG RI

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai