Anda di halaman 1dari 55

MANAJEMEN KEUANGAN

Oleh :
AKBP IMAM EDDY SANTOSO.SE

PUSDIKMIN LEMDIKPOL
Kompetensi Dasar

Memahami manajemen keuangan.


Indikator Hasil Belajar

1. Menjelaskan pengetahuan dasar manjemen


keuangan.
2 Menjelaskan pengelolaan keuangan negara.
3. Menjelaskan pelaksanaan anggaran
dilingkungan Polri.
4. Menjelaskan pengertian kerugian negara dan
penyelesaian kerugian negara dilingkungan
Polri.
1. Pengetahuan dasar
manajemen keuangan.
Pengertian – pengertian
a. Keuangan Negara adalah semua hak dan
kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang,
serta segala sesuatu baik berupa uang maupun
berupa barang yang dapat dijadikan milik negara
berhubung dengan pelaksanaan hak dan
kewajiban tersebut.

b Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang


selanjutnya disebut APBN adalah rencana
keuangan tahunan pemerintahan negara yang
disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat, yang
masa berlakunya dari tanggal 1 Januari sampai
dengan tanggal 31 Desember tahun berkenaan.
c. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) atau dokumen
lain yang dipersamakan dengan DIPA adalah :

dokumen pelaksanaan anggaran yang dibuat oleh


Menteri / Pimpinan Lembaga atau satuan kerja (satker)
serta disahkan oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan
atau Kepala Kantor Wilayah Direktur Jenderal
Perbendaharaan atas nama Menteri Keuangan dan
berfungsi sebagai dasar melakukan tindakan yang
mengakibatkan pengeluaran negara dan pencairan dana
atas beban APBN serta dokumen pendukung kegiatan
akutansi pemerintah.
d. Perbendaharaan Negara adalah pengelolaan
dan pertanggungjawaban keuanga negara,
termasuk investasi dan kekayaan yang
dipisahkan, yang ditetapkan dalam APBN dan
APBD

e. Bendahara Umum Negara ( BUN ) adalah


pejabat yang mempunyai kewenangan untuk
melaksanakan fungsi pengelolaan
Rekening Kas Umum Negara..
f Pengguna Anggaran ( PA ) adalah pejabat
yangberwenang dan bertanggung jawab atas
penggunaan anggaran pada Kementerian Negara /
Lembaga yang bersangkutan.

g. Kuasa Pengguna anggaran (KPA) adalah pejabat


yang memperoleh kewenangan dan tanggung jawab
dari PA untuk menggunakan anggaran yang
dikuasakan kepadanya.

h. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) adalah pejabat


yang diberi kewenangan oleh PA/KPA untuk
mengambil keputusan dan/atau tindakan yang
dapat mengakibatkan pengeluaran atas beban
belanja negara.
I Bendahara Penerimaan adalah orang yang ditunjuk
untuk menerima, menyimpan, menyetorkan,
menatausahakan, dan mempertanggung jawabkan
uang pendapatan negara dalam rangka pelaksanaan
Anggran Pendapatan dan Belanja Negara pada
kantor/satuan kerja kementerian negara/lembaga.

j. Bendahara Pengeluaran adalah orang yang ditunjuk


untuk menerima, menyimpan , membayarkan,
menatausahakan dan mempertanggung jawabkan
uang untuk keperluan belanja negara dalam rangka
pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja
negara pada kantor/satuan kerja kementerian
negara/lembaga.
k Surat Permintaan Pembayaran ( SPP ) adalah
suatu dokumen yang dibuat / diterbitkan oleh
pejabat yang bertanggung jawab atas
pelaksanaan kegiatan dan disampaikan kepada
Pengguna Anggaran / Kuasa Pengguna Anggaran
atau pejabat lain yang ditunjuk selaku pemberi
kerja yang selanjutnya diteruskan kepada pejabat
penerbit SPM berkenaan.

l. Surat Perintah Membayar ( SPM ) adalah dokumen


yang diterbitkan oleh Pengguna Anggaran / Kuasa
Pengguna Anggaran atau pejabat lain yang ditunjuk
untuk mencairkan dana yang bersumber dari DIPA
atau dokumen lain yang dipersamakan
m. Surat Perintah Pencairan Dana ( SPPD ) adalah
surat perintah yang diterbitkan oleh KPPN selaku
Kuasa Bendahara Umum Negara untuk pelaksanaan
pengeluaran atas beban APBN berdasarkan SPM.

n. Uang Persedian (UP ) adalah uang muka kerja


dengan jumlah tertentu yang bersifat daur ulang
(revolving), diberikan kepada bendahara pengeluaran
hanya untuk membiayai kegiatan operasional kantor
sehari-hari yang tidak dapat dilakukan dengan
pembayaran langsung.

o.Tambahan Uang Persediaan ( TUP ) adalah


uang yang diberikan kepada satker untuk kebutuhan
yang sangat mendesak dalam satu bulan melebihi
pagu UP yang ditetapkan.
p. Surat perintah Membayar Uang Persediaan (SPM
UP) adalah :
Surat perintah membayar yang diterbitkan oleh
Pengguna Anggaran / Kuasa Pengguna Anggaran
untuk pekerjaan yang akan dilaksanakan dan
membebani MAK transito.

q. Surat perintah Membayar Langsung (SPM – LS)


adalah :
Surat perintah membayar langsung kepada pihak
ketiga yang diterbitkan oleh Pengguna Anggran /
Kuasa Pengguna Anggaran atas dasar perjanjian
kontrak kerja atau surat perintah kerja lainnya.
q Surat Pernyataan Pertanggungjawaban Belanja
( SPTB ) adalah :
pernyataan tanggungjawab belanja yang dibuat
oleh PA / KPA atas transaksi belanja sampai
dengan jumlah tertentu.

r Surat Keterangan Tanggung Jawab Mutlak


disebut (SKTJM) adalah :
Surat keterangan yang menyatakan bahwa
segala akibat dari tindakan pejabat /
seseorang yang dapat mengakibatkan kerugian
negara menjadi tanggung jawab sepenuhnya
dari pejabat / seseorang yang mengambil
tindakan dimaksud.
2. Pengelolaan Keuangan
Negara.
Pejabat Pengelola Keuangan
Negara
PRESIDEN

BUN PA
delegatif delegatif
KUASA Ex
KPA officio
BUN
penugasan
Fungsional
BENDAHARA PPSPM PPK

Perintah bayar
Pejabat Pengelola Keuangan negara

Presiden selaku Kepala Pemerintahan memegang


kekuasaan pengelolaan keuangan negara. Kekuasaan
tersebut dikuasakan :

- Kepada Menteri Keuangan, selaku pengelola fiskal


dan Wakil Pemerintah dalam kepemilikan kekayaan
negara yang dipisahkan;

- Kepada Menteri/pimpinan lembaga selaku Pengguna


Anggaran/Pengguna Barang kementerian
negara/lembaga yang dipimpinnya
Menteri Keuangan dalam rangka pelaksanaan
kekuasaan atas pengelolaan fiskal Menteri Keuangan
mempunyai tugas :

- Menyusun kebijakan fiskal dan kerangka ekonomi


makro;
- Menyusun rancangan APBN dan rancangan
Perubahan APBN;
- Mengesahkan dokumen pelaksanaan anggaran;
- Melakukan perjanjian internasional di bidang
keuangan;
- Melaksanakan pemungutan pendapatan negara
yang telah ditetapkan dengan undang-undang;
- Melaksanakan fungsi bendahara umum negara;
Menteri/ pimpinan lembaga.

Menteri / Pimpinan Lembaga adalah Pengguna


Anggaran /Pengguna Barang bagi kementrian
negara / lembaga yang dipimpinnya, berwenang :

1. Menyusun dokumen pelaksanaan anggaran.

2. Menetapkan pajabat yang bertugas melakukan


pengelolaan utang dan piutang.

3. Melakukan tindakan yang mengakibatkan


pengeluaran anggaran belanja.Menujuk Kuasa
Pengguna Anggaran /Pengguna Barang.
4. Menetapkan pejabat yang bertugas melakukan
pengujian dan perintah
pembayaran.Menggunakan barang milik
negara.

5. Menetapkan pejabat yang bertugas melakukan


pengelolaan barang milik negara.

6. Mengawasi pelaksanaan anggaran.

7. Menyusun dan menyampaikan laporan


keuangan kementrian negara/lembaga yang
dipimpinnya.
TUGAS DAN KEWENANGAN KPA DLM LAKS GAR

a. menyusun DIPA;
b. menetapkan PPK dan PPSPM;
c. menetapkan panitia/pejabat yang terlibat dalam
pelaksanaan kegiatan dan anggaran;
d. menetapkan rencana pelaksanaan kegiatan dan rencana
pencairan dana;
e. melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran
anggaran Belanja Negara;
f. melakukan pengujian tagihan dan perintah pembayaran atas
beban anggaran negara;
g. memberikan supervisi, konsultasi, dan pengendalian
pelaksanaan kegiatan dan anggaran;
h. mengawasi penatausahaan dokumen dan transaksi yang
berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan dan anggaran; dan
i. menyusun laporan keuangan dan kinerja sesuai dengan
Peraturan Perundang-undangan
TANGGUNG JAWAB KPA

KPA bertanggung jawab secara formal dan materiil kepada PA


atas pelaksanaan Kegiatan yang berada dalam
penguasaannya.
 Tanggungjawab formal : bertanggung jawab atas
pelaksanaan anggaran.
 Tanggung jawab materiil : bertanggung jawab
atas penggunaan anggaran dan keluaran (output)
yang dihasilkan atas beban anggaran negara.
Pejabat Pembuat Komitmen
1 PPK melaksanakan kewenangan KPA .
2 PPK dapat ditetapkan lebih dari 1 (satu).
3 Penetapan PPK tidak terikat periode tahun anggaran.
4 Dalam hal tidak terdapat perubahan pejabat yang
ditetapkan sebagai PPK pada saat penggantian periode
tahun anggaran, penetapan PPK tahun anggaran yang lalu
masih tetap berlaku.
5 Jabatan PPK tidak boleh dirangkap oleh PPSPM dan
bendahara.
6 Dalam hal penunjukan KPA berakhir karena tidak teralokasi
anggaran untuk program yang sama pada tahun anggaran
berikutnya. maka penunjukan PPK secara otomatis juga
berakhir
Tugas dan wewenang PPK:

a. menyusun rencana pelaksanaan Kegiatan dan rencana


pencairan dana;
b. menerbitkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa;
c. membuat, menandatangani dan melaksanakan perjanjian
dengan Penyedia Barang/Jasa;
d. melaksanakan Kegiatan swakelola;
e. memberitahukan kepada Kuasa BUN atas perjanjian yang
dilakukannya;
f. mengendalikan pelaksanaan perikatan;
g. menguji dan menandatangani surat bukti mengenai hak tagih
kepada negara;
h. membuat dan menandatangani SPP atau dokumen lain
yang dipersamakan dengan SPP;

i. melaporkan pelaksanaan/penyelesaian Kegiatan kepada


KPA

j. menyerahkan hasil pekerjaan pelaksanaan Kegiatan


kepada KPA dengan Berita Acara Penyerahan;

k. menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen


pelaksanaan Kegiatan;

l. melaksanakan tugas dan wewenang lainnya yang


berkaitan dengan tindakan yang mengakibatkan
pengeluaran anggaran Belanja Negara
Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar
(PPSPM)
1 PPSPM melaksanakan kewenangan KPA .
2 KPA menetapkan hanya 1 (satu) PPSPM.
3 Penetapan PPSPM tidak terikat periode tahun anggaran
4 Dalam hal tidak terdapat perubahan pejabat yang ditetapkan sebagai
PPSPM pada saat penggantian periode tahun anggaran, penetapan
PPSPM tahun anggaran yang lalu masih tetap berlaku.
5 Jabatan PPSPM tidak boleh dirangkap oleh PPK dan bendahara.
6 Dalam hal penunjukan KPA berakhir karena tidak teralokasi anggaran

untuk program yang sama pada tahun anggaran berikutnya. maka


penunjukan PPSM secara otomatis juga berakhir
Tugas dan wewenang PPSM :

a. menguji kebenaran SPP atau dokumen lain yang dipersamakan dengan


SPP beserta dokumen pendukung;
b. menolak dan mengembalikan SPP, apabila tidak memenuhi persyaratan
untuk dibayarkan;
c. membebankan tagihan pada mata anggaran yang telah disediakan;
d. menerbitkan SPM atau dokumen lain yang dipersamakan dengan SPM;
e. menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen hak tagih;
f. melaporkan pelaksanaan pengujian dan perintah pembayaran kepada
KPA; dan
g. melaksanakan tugas dan wewenang lainnya yang berkaitan dengan

pelaksanaan pengujian dan perintah pembayaran.


• Bendahara adalah
Setiap orang atau badan yang diberi tugas untuk dan atas
nama Negara menerima, menyimpan, membayarkan/
menyerahkan uang atau surat berharga atau barang barang
Negara.

Bendahara pengeluaran mempunyai kewenangan


Meneliti kelengkapan perintah pembayaran dari PA/KPA.
• Menguji kebenaran perhitungan tagihan
• Menguji ketersediaan dana yang bersangkutan.
• Wajib menolak perintah bayar dari PA/KPA apabila
persyaratan sebagaimana tersebut nomor 1,2 dan 3 tidak
terpenuhi.
• Bertanggung jawab secara pribadi atas pembayaran yang
dilaksanakannya.


3. Pelaksanaan Anggaran
Dilingkungan Polri
Alur Pelaksanaan Belanja
PP 45 THN 2013

Pelaksanaan Pengad
Perjan Prestasi Penagi
Komitmen aan
jian kerja
SPP
barang han
KPA /jasa
Doelmatigheid

Pembebanan Perintah Pengujian


dan Perintah Pembebanan
Bayar Bayar tagihan
•Wetmatigheid
• Rechtmatigheid

Penc Pencairan
Kuasa Pencairan Pengujian
BUN airan
Dana
Dana
• Wetmatigheid
Dana • Rechtmatigheid
Kegiatan yang dibatasi dan yang tidak dapat
ditampung, pembebanannya atas pengeluaran uang
Negara

1). Kegiatan yang dibatasi, berdasarkan KEPPRES no.


42 tahun 2002 (psl 13 ayat 2) dan KEPPRES NO.
72 tahun 2004 (psl 13 ayat 2) :

a.Rapat, seminar,pertemuan, lokakarya, peresmiaan


kantor/proyek (dibatasi pada hal-hal penting).

b. Pasang telephone baru (kecuali belum ada sama


sekali)
c Pembangunan gedung baru yang sifatnya tidak
langsung menunjang tupoksi ( mess, wisma,
gedung pertemuan ).

d. Pengadaan ranmor, kecuali untuk rumkit,


tahanan, petugas lapangan
e. Pengadaaan ranmor untuk satker baru
dilakukan secara bertahap

f. Penggantian ranmor operasional yang rusak


berat yang secara teknis tidak dapat
dimanfaatkan lagi
2) Kegiatan yang tidak dapat ditampung,
berdasarkan KEPPRES no.42 tahun 2002
(psl 13 ayat 1) dan KEPPERS no.72
tahun 2004 (psl 13 ayat 1) :

a. Perayaan atau peringatan hari besar, hari


raya, ulang tahun kementeran/lembaga

b. Pemberian ucapan selamat, hadiah/tanda


mata, karangan bunga

c. Pekan olah raga kementerian/lembaga


4. Kerugian Negara dan penyelesaian
Kerugian Negara dilingkungan Polri

Lagi..lagi..
Korupsi..
Jaman NOW..??
PENGERTIAN - PENGERTIAN.

1. Kerugian negara ialah berkurangnya kekayaan negara yang


disebabkan oleh suatu tindakan melanggar hukum langsung
secara tak langsung/ kelalaian seseorang dan atau
disebabkan suatu keadaan diluar dugaan dan diluar
kemampuan manusia (Force Majeure).

2 Tuntutan perbendahaan (TP) adalah suatu tata cara


perhitungan (rekening proses) terhadap bendahara, jika
dalam kepengurusannya terjadi kekurangan perbendaharaan.
3. Tuntutan Ganti Rugi (TGR) adalah suatu proses yang
dilakukan terhadap Pegawai Negeri bukan bendahara yang
dalam jabatannya selaku demikian telah melakukan
perbuatan melanggar hukum atau kelalaiannya dalam
melaksanakan tugas/kewajibannya baik secara Iangsung
maupun tidak langsung.

4. Melalaikan kewajiban (wanprestasi) adalah apabila pihak


yang berkewajiban melakukan sesuatu dengan surat perintah
atau dengan satu akte atau sejenisnya telah dinyatakan Ialai,
atau jika perikatannya sendiri menetapkan bahwa pihak yang
berkewajiban itu harus dianggap Ialai dengan Iewatnya waktu
yang ditentukan;( pasal 1238 KUH Perdata)
5. Kadaluarsa adalah jangka waktu yang menyebabkan
gugurnya hak untuk melakukan Tututan Perbendaharaan /
Tuntutan Ganti Rugi terhadap pelaku kerugian negara
dengan tidak mengurangi tanggung jawab Bendahara /
Pegawai Negeri yang bersangkutan kepada negara menurut
hukum perdata

6. Pembebanan kerugian negara ialah tindakan administrasi


dari yang berwenang (tingkat pusat oleh Irwasum dan tingkat
wilayah oleh Irpolda) untuk menjamin kepentingan negara
supaya dari yang bersangkutan dengan berdasarkan hukum
dapat dilakukan penagihan untuk menutup /menyelesaikan
kerugian yang diderita oleh negara.
7. Penyelesaian Secara Damai adalah penyelesaian kerugian
negara yang dilakukan penggantiannya oleh Bendahara,
Pegawai Negeri bukan bendahara, pihak ketiga yang
penyelesaiannya secara tunai sekaligus atau dengan jalan
mengangsur dalam jangka waktu paling lama 24 (dua puluh
empat) bulan.

8. Surat Keterangan Tanggung Jawab Mutlak (SKTJM) adalah


Suatu pernyataan tertulis yang dibuat secara sadar dengan
etikat baik dalam kaitannya dengan penyelesaian kerugian
negara melalui upaya damai, yang antara lain memuat
pengakuan adanya kerugian negara yang menjadi tanggung
jawab dan kesanggupan untuk mengganti kerugian negara
itu, dengan menyebutkan jumlah uang, cara dan waktu
pembayarannya serta disertai dengan jaminan yang kuat;
9. Pembebanan sementara ialah tindakan administrasi oleh
Kapolri cq Irwasum Polri demi kepentingan negara (al.
Pemotongan gaji penyitaan, penjagaan atas harta kekayaan
sipelaku tetapi terhadap barang-barang yang disita belum
dapat dilakukan penjualan (executorial)

10. Pembebanan tetap ialah tindakan administrasi oleh pejabat


yang berwenang Kapolri dan hakim perdata demi kepentingan
negara yang mempunyai kekuatan executorial untuk
dilaksanakan termasuk penjualan barang-barang sitaan yang
didapat melalui kantor lelang negara.
11. Pembebanan tagihan negara ialah pembebanan atas
tagihan negara yang dikeluarkan oleh BPK RI untuk
meniadakan kewajiban seseorang untuk membayar
hutang kepada negara yang menurut hukum menjadi
tanggungannya, tetapi atas dasar pertimbangan keadilan
atau alasan penting tidak layak ditagih dari padanya
dalam hal ini (Bepeka) melepaskan hak tagih sehingga
hak tagih menjadi hapus sama sekali atau untuk suatu
bagian tertentu.
Pelaksanaan TP/TGR ........Satker tingkat Mabes Polri

Apabila kerugian negara terjadi pada satker di lingkungan Mabes


Polri, maka Kasatker melakukan kegiatan sebagai berikut :

a. Menerbitkan surat panggilan kepada pelaku.


b. Mengadakan pemeriksaan adanya kerugian negara.
c. Menyiapkan BAP secara lengkap.
d. Mengupayakan penyelesaian kerugian negara dapat
diselesaikan dalam batas waktu 24 bulan dengan persyaratan
1. Pelaku menyetor pertama sekurang-kurangnya 1/24
dari jumlah kerugian negara yang terjadi kepada
Bendahara Satker selanjutnya disetorkan ke kas
negara dengan format SSBP (Surat Setoran Bukan
Pajak).

2. Penyerahan barang jaminan apabila dalam tempo 24


bulan pemotongan gaji tidak cukup, dengan
melampirkan :
a. Surat bukti pemilikan
b. Surat kuasa menjual barang.
c. Daftar barang dengan harga taksiran.
d. Jaminan orang apabila diperlukan dengan disertai
penyerahan barang sebagai jaminan
3. Menerbitkan SKTJM (Surat Keterangan Tanggung Jawab
Mutlak) yang memuat :

a.Jumlah pembebanan kerugian negara.


b. Potongan gaji 30 % dari gaji kotor(bagi yang bujangan)
c. Potongan gaji 25 % dari gaji kotor(bagi yang telah kawin)
d. Angsuran setiap bulan minimal 1/24 dari jumlah kerugian
negara.
e. Kekurangan pembayaran angsuran, minimal dengan
angsuran lain secara tunai.
4. SKTJM yang telah dibuat dan ditandatangani pelaku,
selanjutnya ditandatangani Kasatker dan cap dinas
sebagai pernyataan persetujuan.

5. Setelah SKTJM ditanda-tangani pelaku, maka Kasatker


menerbitkan Surat Perintah Pemotongan Gaji kepada
Bendahara dan membukukan/ menyetorkan ke kas
negara.
Apabila pelaku berstatus pensiun, maka sisa hutang
pembebanan kerugian negara dipindahkan per SKPP ke
Asabri dimana pelaku menerima hak pensiun, sedang jaminan
barang yang diserahkan kepada Kasatker tetap dalam
penguasaan Satker sampai kerugian negara lunas diangsur
oleh pelaku
• Ditinjau dari waktu kejadian

Tuntutan perbendaharaan atas dasar pertanggung-jawaban ex


officio perlu diperhatikan peraturan perundangan yang berlaku
tentang kemungkinan bahwa ahli waris, pengampunan atau
mereka yang memperoleh hak peninggalan bebas dari
tanggung jawab mengembalikan kerugian negara, apabila :
 3 (tiga) tahun telah berlalu, sejak bendaharawan
meninggal dunia, tidak ada pemberitahuan tentang
adanya pertanggung-jawaban ex officio atau,

 3(tiga) tahun telah berlalu sejak saat hak mengajukan


keberatan telah lewat, Bepeka tidak mengambil
keputusan (UU RI No 1 th 2004 BAB XI ps 66).
Dalam hal tuntutan ganti rugi perlu diperhatikan
ketentuan kadaluarsa sebagai berikut :

1. 5 (lima) tahun setelah akhir tahun dimana kerugian itu


diketahui atau,

2. 8 (delapan) tahun setelah akhir tahun perbuatan yang


merugikan negara itu dilakukan setelah lewat batas
waktu kadaluarsa tersebut diatas, tidak dapat dilakukan
tuntutan ganti rugi (UU RI No 1 th 2004 BAB XI ps 65).
Upaya Banding
a. Upaya naik banding
Mereka yang karena perbuatannya mengakibatkan
kerugian negara dan telah menerima surat
pembebanan sementara dapat mengajukan
permohonan naik banding kepada Kapolri melalui
Irwasum Polri dengan dilengkapi bukti yang syah yang
menunjukan bahwa kerugian yang terjadi bukan
karena kelalaian/ kealpaannya.
(berisikan agar diringankan kesalahan dari
tanggungjawabnya disertai bukti yang syah untuk
alasan naik banding)
b. Jangka waktu mengajukan naik banding

 Kesempatan untuk mengajukan naik banding


adalah 30(tiga puluh) hari terhitung mulai dari
tanggal diterimanya surat keputusan
permohonan ganti rugi sementara yang
bersangkutan.

 Karena alasan penting, kesempatan tersebut


dapat diperpanjang lagi 1 (satu) kali selama 30
(tiga puluh) hari dari tanggal tersebut berakhir.
Surat Keputusan Pembebanan / Pembebasan
Ganti Rugi Tetap.
Kapolri cq Irwasum Polri menerima, meneliti surat
permohonan naik banding kemudian mengajukan
pertimbangan/laporan serta saran-saran kepada Kapolri
untuk diterbitkan surat keputusan yang bersifat tetap
(definitif) tersebut dapat merubah/ menguatkan yang
bersangkutan (setelah mendengar pertimbangan Bepeka
yang tidak mengikat dari tanggung jawab kerugian negara
yang terjadi).
PA : Pengguna Anggaran
KPA : Kuasa Pengguna anggaran
PPK : Pejabat Pembuat Komitmen
PPSPM : Pejabat Penandatangan Surat Permintaan
Pembayaran
SPP : Surat Permintaan Pembayaran
SPM : Surat Perintah Membayar
SPPD ; Surat Perintah Pencairan Dana

baat Penguji surat P


wanprestasi (bahasa Belanda) : prestasi
buruk.

wanprestasi adalah :
suatu keadaan yang dikarenakan kelalaian atau
kesalahannya, debitur tidak dapat memenuhi
prestasi seperti yang telah ditentukan dalam

perjanjian dan bukan dalam keadaan memaksa.


Keadaan memaksa (overmach) adalah :
suatu keadaan yang terjadi setelah dibuatnya
perjanjian, yang menghalangi debitur untuk
memenuhi prestasinya, dimana debitur tidak
dapat dipersalahkan dan tidak harus
menanggung resiko serta tidak dapat menduga
pada waktu persetujuan dibuat

Anda mungkin juga menyukai