(Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ekonomi Kesehatan)
OLEH: Emanuel Da Putra Indah R. I. Amfotis Yusyanti Matta
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN CITRA HUSADA MANDIRI KUPANG 2013 PERBENDAHARAAN NEGARA A. Ruang Lingkup dan Pejabat Perbendaharaan Negara Perbendaharaan Negara adalah pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan negara, termasuk investasi dan kekayaan yang dipisahkan, yang ditetapkan dalam APBN dan APBD. Perbendaharaan Negara meliputi: 1. Pelaksanaan pendapatan dan belanja negara. 2. Pelaksanaan pendapatan dan belanja daerah. 3. Pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran negara. 4. Pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran daerah. 5. Pengelolaan kas. 6. Pengelolaan piutang dan utang negara/daerah. 7. Pengelolaan investasi dan barang milik negara/daerah 8. Penyelenggaraan akuntansi dan sistem informasi manajemen keuangan negara/daerah 9. Penyusunan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD 10. Penyelesaian kerugian negara/daerah 11. Pengelolaan badan layanan umum 12. Perumusan standar, kebijakan, serta sistem dan prosedur yang berkaitan dengan , pengelolaan keuangan negara dalam rangka pelaksanaan APBN/APBD. Dalam pelaksanaan perbendaharaan tersebut, Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara telah menjelaskan beberapa pihak yang ditunjuk sebagai pejabat perbendaharaan, baik ditingkat pusat maupun daerah. 1. Menteri/Pimpinan Lembaga Menteri lembaga merupakan yang pimpinanya,anatara lain mememiliki kewenangan sebagai berikut :
Menunjuk kuasa pengguna anggaran atau barang Menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pemungutan penerimaan negara Menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengolaan utang dan piutang. Melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran angaran belanja. Menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengolaan piutang dan utang Menetapakan pejabat yang bertugas melakukan pengujian dan perintah dan pembayaran Menggunakan barang milik negara Menetapakan pejabat yang bertugas melakukan pejabat melakukan pengolaan barang milik negara. Mengawasi pelaksanaan anggaran Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan kementerian negara/lembaga yang dipimpinnya. 2. Gubernur/bupati/ walikota Termasuk penjabat perbendaharaan negara adalah gubernur/bupati/walikota selaku kepala pemerintahan daerah, antara lain memiliki kewenangan: a. Menetapkan kebijakan tentang pelaksanaan APBD b. Menetapkan kuasa pengguna anggaran dan bendahara penerimaan atau bendahara pengeluaran. c. Menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pemungutan penerimaan daerah. d. Menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengolahan hutang dan piutang daerah. e. Menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengolahan barang milik daerah. f. Menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengujian atas tagihan dan memerintahkan pembayaran. 3. Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah Kepala satuan kerja perangkat daerah adalah pengguna anggaran atau barang bagi satuan kerja perangkar daerah yang dipimpinnya. Dalam melaksanakan tugasnya selaku pejabat pengguna anggaran atau barang satuan kerja perangkat daerah yang dipimpinnya berwenang: a. Menyusun dokumen pelaksanan anggaran b. Melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban anggaran belanja c. Melakukan pengujian atas tagihan dan memerintahkan pembayaran d. Melaksanakan pemungutan penerimaan bukan pajak e. Mengelolah utang dan piutang f. Menggunakan barang milik daerah g. Mengawasi pelaksanaan anggaran h. Mentusun dan menyampaikan laporan keuangan satuan kerja perangkat daerah yang pimpinnya 4. Menteri Keuangan Menteri Keuangan adalah bendahara umum negara atau BUMN, berwenangn: a. Menetepkan kebijakan dan pedoman pelaksanaan anggaran negara \ b. Mengesahkan dokumen pelaksanaan anggaran c. Melakukan pengendalian pelaksanaan anggaran negara. d. Menetapkan sistem penerimaan daan pengeluaran kas negara\ e. Menunjuk bank dan atau lembaga keuangaan negara lainnya dalam rangkaa pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran anggaran negara f. Mengusahakan dan mengatur dana yang diperlukan dalam pelaksanaan anggaran negara g. Menyimpan uang negara h. Menetapkan uang negara dan mengelola atau menatausahakan investasi i. Melakukan pembayaran berdaasarkan permintaan pejabat pengguna atas beban rekening Kas Umum Negara atau KUN j. Melaakukan pinjaman dan memberikan jaminan atas nama pemerintah k. Memberikan pinjaman atas nama pemerintah l. Melakukan pengelolaan piutang negara m. Mengajukan rancangan peraturan pemerintah tentang standar akuntansi pemerintah n. Melakukan penagihan piutang negara o. Menetapkan sistem akuntansi dan pelaporan keuangn negara p. Menyajikan informasi keuangan negara q. Menetapkan kebijakan dan pedoman pengelolaan serta penghapusan barang milik negara r. Menentukan nilai mata uang asing terhadap rupiah dalam rangka pembayaran pajak s. Menunjukkan pejabat kuasa BUN Menteri Keuangan selaku BUN mengangkat kuasa BUN untuk melaksanakan tugas kebendaharaan dalam rangka pelaksanaan anggaran dalam wilayah kerja yang telah ditetapkan. Tugas tersebut meliputi kegiatan penerimaan, penyimpanan, pembayaran atau penyerahan, penatausahaan, dan pertanggungjawaban uang dan surat berharga yang berada dalam pengelolaannya. Selain itu, BUN juga bertugas melaksanakan penerimaan dan pengeluaran kas negara. Kuasa BUN berkewajiban memerintahkan penagihan piutang negara kepada pihak ketiga sebagai penerima anggaran dan melakukan pembayaran tagihan pihak ketiga sebagai pengeluaran anggaran.\ 5. Kepala Satuan Kerja Pengelolaan Keuangan Daerah Kepala Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah termasuk dalam bendahara umum daerah, berwenang: a. Menyiapan kebijakan dan pedoman pelaksanaan APBD b. . mengesahkan dokumen pelakasanaan angaran. c. Melkukqn pengendalian pelaksanaan APBD. d. Memberikan petunjuk teknis pelaksanaa sistem penerimaan dan pengeluaraan kas daerah. e. Melaksanakan pemungutan pajak daerah. f. Memantau pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran APBD oleh bank dan/atau lembaga keungannya yang telah di tunjuk. g. Mengusahakan dan mengatur dana yang di perlukan dalam pelaksanaan APBD. h. Menyimpan uang daerah i. Melaksanakan penemptan uang daerah dan mengelolah/menatausahakan investasi. j. Melakukan pembayaran berdasarkan permintaan pejabat pennguna anggaran atas beban rekening kas umum daerahss k. Menyiapkan pelaksanaan pinjamann dan pemberian atas nama pemda l. Melaksanakan pemberian pinjaman atas nama pemda m. Melakukan pengelolaan utang dan piutang daerah. n. Melakukan penagihan piutang daerah. o. Melakukan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan daerah p. Menyajikan informasi keuangan daerah q. Melaksanak kibijakan dan pedoman pengelolaan r. serta penghapusan barang milik daerah.
6. Bendahara Menteri atau pimpinan lembaga/gubernur/bupati/walikota mengangkat penerimaan bendaharaan untuk melaksanak tugas kebendaharaan dalam pelaksanaan angaran pendapatan pada kantor / satuan kerja di lingkungan/ kementerian negara/ atau lembaga atau satuan kerja perangkat daerah. B. PELAKSANAAN APBN 1. Dokumen Pelaksanaan Anggaran Berdasarkan pasal 7 ayat (2) butir (b) UU nomor 1 tahun 2004 tentang perbendaharaan negara , mentri keuangan berwenang mengusahakan dokumen pelaksanaan aggaran.dalama rangka meningkatkan pelayanann dan peningkatan proses. Dipa merupakan salah satu dokumen pelaksanaan anggaran,selain DIPA terdapat dokumen pelaksanaan anggaran lain yang di persamakan dengan DIPA. 2. Pengajuan Surat Permintaan Pembayaran. Pada setiap tahap penyelsaian pekerjaan perlu di lakukan pemeriksaan dalam suatu memuat sekurang-kurangnya hal sebagai berikut : a. Identitas pekerjaan b. Tahap penyelesaian pekerjaan c. Pernyataan kesaksian atas prestasi kerja yang telah diselesaikan d. Rekomendasi pembayaran hak atau tagihan atas penyelesaian pekerjaan BA HP3 dibuat sekurang-kurangnya rangkap 5 dan disampaikan kepada para pihak yang melakukan kontrak atau masing-masing satu berkas, dua berkas (asli dan salinan) kepada penerbit surat perintah membayar-SPM, atau sebagai lampiran surat permintaan pembayaran-SPP, dan satu berkas untuk disimpan oleh pejabat pelaksana pemeriksaan pekerjaan yang bersangkutan. Berdasarkan BA HP3, pejabat yang bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan segera membuat dan menyampaikan SPP kepada PA atau kuasa PA. SPP sekurang-kurangnya harus membuat: a. Nomor dan tanggal DIPA yang dibebankan b. Nomor dan Tanggal kontrak c. Nilai kontrak d. Jenis atau lingkup pekerjaan e. Jadwal penyelesaian pekerjaan f. Nilai pembayaran yang diminta g. Identitas penerima pembayaran SPP dilengkapi dengan dokumen asli kontrak, kwitansi yang di isi dengan nilai pembayaran yang diminta, dan asli berita acara penyelesaian pekerjaan dan berita acara pemeriksaan hasil pekerjaan. 3. Penerbitan Surat Perintah Membayar. Petugas menerima SPP, memeriksa kelengkapan berkas SPP, mencatatnya dalam buku pengawasan penerimaan SPP, kemudian menyerahkan tanda terima SPP. Selanjutnya petugas menerima SPP,yang di maksud kepada penjabat penguji SPP. Untuk melakukan pengujian Sbb : a. Memeriksa secara rinci keabsahan dokumen pendukung SPP, sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaku b. Memeriksa ketersediaan pagu anggran dalam DIPA untuk memperoleh keyakinan bahwa tagihan tidak melampui batas pagu anggaran c. Memeriksa kesesuaian rencana kerja dan kelayakan hasil kerja yang di capai dengan indicator kerja d. Memeriksa kebenaran hak tagih yang menyangkut antara lain; pihak yang di tunjuk untuk meneima pembayaran, nilai tagihan yang harus di bayar dan jadwal pembayaran e. Memeriksa pencapaian tujuan atau sasaran kegiatan sesuai dengan indicator kinerja yang tercantum dalam DIPA yang berkenaan dengan sfesifikasi teknik yang telah di tetapkan dalam kontrak. Setelah melakukan pengujian SPP, SPM di trbitkan sekurang kurangnya 3 (tiga) rangkap dengan ketentuan ; a. Lembar kesatu dan lembar kedua di sampaikan kepada KPPN pembayar. b. Lembar ketiga sebagai pertinggal pada kantor/satuan kerja yang bersangkuatan SPM yang diterbitkan dinyatakan apabila ditandatangani oleh pejabat yang di beri kewenangan. Instansi penerbit SPM 4. Penerbitan surat perintah pencarian dana oleh KKPN. SPM yang di sampaikan oleh PA melalui loket penerimaan SPM , kemudian setelah lengkap di serahkan kepada seksi perbendaharaan oleh petugas. Pengujian atas SPM yang di lakukan oleh petugas berupa: a) pengujian substandi petugas dari seksi perbendaharaan melakukan pengujian ulang atas SPM beserta lampiran. b) pengujian formal memeriksa tanda tangan pejabat penandatangan SPM dan memeriksa cara penulisan atau pengisian jumlah uang dalam rangka dan hurup 5.Jenis pembayaran Pembayaran dalam mekanisme pelaksanaan APBN dapat dilakukan dengan dua cara yaitu pelayaran langsung (LS) dan pembayaran uang persediaan (UP). Pembayaran LS adalah pelaksanaan pembayaran yang dilakukan oleh KPPN kepada pihak /rekan berdasarkan SPM-LS yang diterbitkan oleh PA/kuasa PA atas nama pihak yang berhak sesuai pengeluaran yang sah. UP adalah sejumlah uang yang dibayarkan oleh KPPN kepada bendahara untuk dikelola dalam rangka pelaksanaan kegiatan. UP dapat diberikan dalam batas-batas sebagai berikut : a) Jenis belanja /biaya yang dapat dimintakan UP UP dapat diberikan untuk pengeluaran-pengeluaran Belanja Barang dengan MAK sebagai berikut : 1) MAK 521111 Keperluan sehari-hari perkantoran 2) MAK 521112 belanja invenstaris kantor 3) MAK 521113 belanja pengadaan bahan makanan 4) MAK 521114 belanja barang untuk pelaksanaan tupoksi 5) MAK 521119 belanja barang operasional lainnya 6) MAK 521211 belanja bahan 7) MAK 522111 langganan daya dan jasa 8) MAK 522112 jasa Pos dan Giro 9) MAK 523111 biaya pemeliharaan gedung dan bangunan 10) 9MAK 523112 biaya pemeliharaan gedung dan bangunan lainnya 11) MAK 523121 biaya pemeliharaan alat dan mesin 12) MAK 523122 biaya pemeliharaan alat dan mesin lainnya 13) MAK 524111 belanja perjalanan biasa. b) UP dapat diberikan setinggi-tingginya sebesar Rp.5.000.000 c) Pengecualian terhadap hal-hal yang diatur pada butir (a) dan (b) dapat dilaksanakan setelah mendapat persetujuan : 1) Direktur Jenderal Perbendaharaan untuk Instansi Pusat. 2) Kepala Kanwil DJPb untuk Instansi Vertikal. C. PELAKSANAAN APBD 1. Dokumen Pelaksanaan Anggaran SKPD Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) SKPD adalah dokumen yang digunakan sebagai dasar pelaksanaan anggaran oleh Kepala SKPD sebagai Pengguna Anggaran. Rancangan DPA berisi sasaran yang hendak dicapai , program dan kegiatan,anggaran yang sedikit untuk mencapai sasaran tersebut,rencana penarikan dana tiap-tiap SKPD serta pendapatan yang diperkirakan. PPKD memberitahukan kepada semua kepala SKPD melalui surat pemberitahuan untuk menyusun rancangan DPA-SKPD, terhitung paling lambat 3 hari setelah APBD disahkan. SKPD menyusun rancangan DPA-SKPD berdasarkan Surat Pemberitahuan Perda APBD tersebut dan perKHD penjabaran APBD dalam jangaka waktu enam hari. DPA SKPD terdiri atas : a) DPA SKPD 1 Digunakan untuk menyusun rencana pendapatan atau penerimaan SKPD dalam tahun anggaran yang di rencanakan. b) DPA SKPD 2.1 Digunakan untuk menyusun rencana kebutuhan belanja tidak langsung SKPD dalam tahun ajaran yang direncanakan. c) DPA-SKPD 2.2.1 Digunakan untuk merencanakan belanja langsung dari setiap kegiatan yang diprogramkan. d) DPA-SKPD 2.2 Merupakan formulir rekapitulasi dari seluruh program dan kegiatan SKPD yang dikutip dari setiap formulir DPA SKPD 2.2.1 (rincian anggaran belanja langsung menurut program dan pere kegiatan SKPD ). e) DPA-SKPD 3.1 Digunakan untuk merencanakan penerimaan pembiayaan dalam tahun anggaran yang di rencanakan. f) DPA-SKPD 3.2 Digunakan untuk merencanakan pengeluaran pembiayaan dalam tahun anggaran yang direncanakan. g) Ringkasan DPA-SKPD Merupakan kompilasi dari seluruh DPA-SKPD Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TPAD) kemudian melakukan verifikasi atas rancangan DPA-SKPD dan Rancangan Anggaran Kas tersebut bersama-sama dengan kepala SKPD menggunakan per KDH penjabaran sebagai pedoman paling lambat 15 hari kerja sejak Raperbup tentang penjabaran APBD ditetapakan. 2. Penyusunan Anggaran Kas Penyusunan anggaran kas pemda dilakukan guna mengatur ketersediaan dana yang cukup untuk mendanai pengeluaran-pengeluaran sesuai dengan rencana penarikan dana yang tercantum dalam DPA-SKPD yang telah disahkan. Anggaran kas memuat pikiran arus kas masuk yang bersumber dari penerimaan dan perkiraan arus kas keluar yang digunakan guna mendanai pelaksanaan kegiatan dalam setiap periode. Dalam proses penatausahaan,anggaran kas mempunayai peran pentig sebagai alat control dan pengendalan. Dokume ini dibuat(direkapilasi) oleh TAPD utuk ditetapkan oleh PPKD selaku BUD yang dalam ahap berikutnya menjadi dasar pembuatan SPD. Kepala SKPD menyusun Rancangan Anggaran kas berdasarkan Rancangan DPA SKPD dan meyerahkan Rancangan Anggaran Kas SKPD kepada PPKD selaku BUD.bersamaan dengan rancangan DPA-SKPD paling labat 6 hari kerja setelah adanya pemberitahuan. TAPD bersama dengan kepala SKPD memverifikasi rancangan DPA SKPD dan RAK SKPD berdasarkan per KDH penjabaran,paling lambat 15 hari kerja sejak ditetapkannya per KDH penjabara. TAPD menyerahkan Rancangan Anggaran Kas SKPD yang lolosverifikasi kepada PPKD untk di sahkan menjadi Anggaran KasPemerntah Daerah. Rancangan Anggaran Kas SKPD dibuat arsip oleh PPKD seangkan Rancangan Kas Pemerintah Daerah digunakan dlam proses pembuatan penyediaan dana. 3. Surat Penyediaan Dana. Surat peyediaan dana dubuatoleh BUD dalam rangka manajemen kas daerah. Manajemen kas adalah kemampuan daerah dalam mengatur jumlah penyediaan dana kas bagi setiap SKPD,artinya BUD harus mampu memperkirakan kemampuan keuangan Pemda dalam memenuhi kebutuhan dana SKPD. Hal ini penting karna akan mempengaruhi jumlah dana yang dapat di sediakan dalam satu kali pengajuan SPD serta periode pengajuan SPD.contohnya,bagi daerah yang mampu mencukupi kebutuhan dana yang di SPD kan untuk kurun waktu 3 bulan,maka periode pengjuan SPDcukup 1 kali tiap 3 bulan tersebut SPDdi gunakn untuk meyediakan dana bagi tiap-tiap SKPD dalam periode waktu tertentu. Informasi dlam SPD menunjukan secara jelas alokasi tiap kegiatan tetapi tidak harus dibuat SPD untuk setiap kegiatan secara tersendiri. 4. Surat Permintaan Pembayaran Berdasarkan SPD atau dokumen lain yang dipersamakan dengan SPD,bendahara pengeluaran mengajukan SPP kepada pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran melalui Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD. SPP diajukan dengan SPD sebagai dasar jumlah yang diminta untuk dibayarkan kepada SKPD,SPP memiliki 4 jenis,yaitu: SPP uang Persediaan (SPP-UP); dipergunakan untuk mengisi UP tiap-tiap SKPD. Pengajuan UP hanya dilakukan sekali dalllam setahun,selanjutnya untuk mengisi saldo UP akan digunakan SPP GU. (SPP-GU); dipergunakan untuk mengganti UP yang sudah terpakai. Diajukan ketika UP habis. SPP Tambahan Uang (SPP-TU); dipergunakan hanya untuk memintakan tambahan uang,apabila ada pengeluaran yang sedemikian rupa sehingga saldo UP tidak akan cukup untuk membiayainya. Akan tetapi, pembuatan TU ini haruslah didasarkan pada rencana perkiraan pengeluaran yang matang. Pengajuan dana TU harus berdasar pada program dan kegiatan tertentu. SPP Langsung (SPP-LS); dipergunakan untuk Pembayaran LS kepada pihak ketiga dengan jumlah yang telah ditetapkan. SPP-LS dapat dikelompokan menjadi: 1) SPP-LS Gaji dan Tunjangan 2) SPP-LS Barang dan Jasa 3) SPP-LS Belanja Bunga,Hibah,Bantuan,dan Tak Terduga. SPP-LS Belanja Bunga,Hibah,Bantuan dan Tak Terduga mempunyai perlakuan khusus sebagai belanja level Pemda yang dikelola oleh bendahara tersendiri. Dalam proses pengajuannya,bendahara mempersiapkan dokumen-dokumen yang diperlukan sebagai lampiran dalam pengajuan SPP,selain dokumen SPP sendiri yang bentuknya disesuaikan dengansetiap jenis dananya(UP,GU,TU,atau LS) 1) Untuk SPP-UP a) Salinan SPD b) Surat pernyataan pengguna anggaran c) Lampiran lain yang di perlukan 2) Untuk SPP-GU a) Surat pengesahan Surat Pertanggungjawaban (SPJ) atas penggunaan dana SPP-GU sebelumnya b) Salinan SPD c) Surat pernyataan pengguna anggaran d) Lampiran lain yang diperlukan 3) Untuk SPP-TU a) Surat pengesahan SPJ atas penggunaan dana SPP- TU sebelumnya b) Salinan SPD c) Surat pernyataan pengguna anggaran d) Sutar keterangan ppenjelasan keperluan pengisianTU e) Lampiran lain yang diperlukan 4) Untuk SPP-LS Gajidan Tunjangan a) Salinan SPD b) Surat pernyataan pengguna anggaran c) Dokumen-dokumen pelengkap daftar gaji,mis, pembayaran gaji induk,gaji susulan,dan kekurangan gaji. 5) Untuk SPP-LS Barang dab Jasa a) Salinan SPD b) Surat pernyataan dari pengguna anggaran c) Dokumen-dokumen terkait kegiatan(disiapkan oleh PPTK).
5. Surat Perintah Membayar Proses Penerbitan SPM adalah tahapan penting dalam penatausahaan pengeluaran yang merupakan tahap lanjutan dari proses pengajuan SPP. Sebagai tahap lanjutan,SPM juga dibedakan menjadi 4 sesuai dengan jenis SPPnya,yaitu SPM,UP,GU,TU dan LS. Proses ini di mulai dengan pengujian atas SPM yang diajukan dari segi kelengkapan dokumen maupun kebenaran pengisiannya. Untuk SPM GU, pengujian juga dilakukan atas SPJ yang diajukan oleh bendahara. Begitu juga untuk SPM TU jika sebelumnya telah pernah dilakukan. Secara legal, penerbitan SPM adalah otoritas Pejabat Pengguna Anggaran(PPA). Dengan demikian,tanda tangan dokumen SPM dilakukan oleh Pengguna Anggaran yang bersangkutan sebagai sebuah pernyataan penggunaan anggaran dilingkup SKPD-nya. SPM yang telah ditanda tangani kemudian di ajukan kepada BUD sebagai otoritas yang akan melakukan pencairan dana. SPM dapat diterbitkan jika : a) Pengeluaran yang diminta tidak melebihi pagu anggaran yang tersedia b) Didukung dengan kelengkapan dokumen sesuai peraturan perundangan Waktu pelaksanaan penerbitan SPM : a) Diterbitkan paling lambat 2 hari sejak SPP diterima b) Apabila ditolak,dikembalikan paling lambat 1 hari sejak SPP diterima.
6. Surat Perintah Pencairan Dana SP2D adalah surat yang di pergunakan untuk mencairkan dana melalui banyak yang di tunjuk setela SPM diterima oleh BUD. SP2D sifatnya spesifik,artinya satu SP2D hanya dibuat untuk satu SPM. SP2D dapat diterbitkan jika: a) Pengeluaran yang diminta tidak melebihi pagu anggaran yang tersedia b) Di dukung dengan kelenkapan dokumen sesuai peraturan perundangan Waktu pelaksanaan penerbitan PS2D: a) Di terbitkan paling lambat 2harisejak SPP diterima b) Apabila di tolak,dikembalikan paling lambat 1 hari sejak SPP diterima.
7. Pelaksanaan Belanja Pelaksanaan belanja yang dilakukan untuk melakukan suatau kegiatan wajib diprtanggung jawabkab oleh PPTK secara tepat waktu. Dalam mempertanggung jawabkan pelaksanaan belanja tersebut, PPTK harus melampoirkan dokumen-dokumen pendukung penggunaan anggaran dalam pelaksanaan kegiatan yang terkait. Dokumen penggunaan anggaran diberikan kepada Bendahara Pengeluaran sebagain dasar bagi Bendahara Pengeluaran untuk membuat SPJ Bendahara berdasarkan dokumen yang diberikan oleh PPTK, mencatat pelakdsanaan belanja dalam : a) Buku kas umum pengeluaran b) Buku pembantu pengeluaran perincian objek c) Buku pembantu kas tunai d) Buku pembantu simpanan atau Bank e) Buku pembantu panjar f) Buku pembantu pajak
8. Surat pertanggung jawaban pengeluaran Bendahara pengeluaran secara administratif wajib mempertanggung jawabkan penggunaan/ganti/tambah UP kepada kepala SKPD melalui PPK-SKPD peling lambat tanggal 10 bulan berikutnya. Dalam mempertanggungjawabkan pengelolaan UP, dokumen laporan pertanggung jawaban yang disampaikan mencakup: a) Buku kas umum pengeluaran b) Ringkasan pengeluaran perincian objek yang disertai dengan bukti-bukti pengeluaran yang sah atas pengeluaran dari setiap rincian objek yang tercantum dalam ringkasan pengeluaran perincian objek dimaksut c) Bukti atau penyetoran PPN / PPh ke Kas Negara. d) Register penutupan kas Dalam melakukan ferivikasi atas laporan pertanggung jawaban yang disampaikan PPK- SKPD berkewajiban: a) Meneliti kelengkapan dokumen laporan pertanggung jawaban dan keabsahan bukti-bukti pengeluran yang dilampirkan. b) Menguji kebenaran perhitungan atas pengeluaran rincian objek yang tercantum dalam ringkasan rincian objek. c) Menghitung pengenaan PPN / PPh atas beban pengeluaran perincian objek. d) Menguji kebenaran sesuai dengan SPM dan SP2D yang diterbitkan periode sebelunya. Selain melakukan pertanggung jawaban admiunistrafif, bendahara juga harus membuat SPJ dan dikirimkan ke BUD dalam rangka pertangung jawaban fungsional.