Anda di halaman 1dari 10

TUGAS 2 ADMINISTRASI KEUANGAN

NAMA : PUTRI ZHAFIRA SUHAILA


NIM : 042387778

1. Jelaskan makna dari otonomi daerah dalam pengelolaan keuangan daerah!


(Dengan berdasar pada teori. Silahkan pergunakan BMP dan juga teori dari
sumber lain)
JAWAB :
Pelaksanaan otonomi daerah pada dasarnya memberikan ruang kepada pemerintah daerah
dalam mengelola pemeritahaan berdasarkan potensi yang dimiliki oleh daerah yang
bersangkitan. Oleh karena itu pemerintah daerah diharapkan dapat pemberian pelayanan publik
secara optimal. Faktor keuangan merupakan faktor yang sangat penting dan menjadi penentu
terhadap berhasil tidaknya pelaksanaan otonomi daerah.
Dalam era otonomi daerah dewasa ini pengelolaan keuangan daerah dirumuskan dalam
bentukAnggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). APBD yang dibuat oleh pemerintah
daerahdengan persetujuan Dewan Perwakilan Daerah (DPRD) mencerminkan kemampuan
keuangan daerah serta menjadi parameter kinerja pemerintahan daerah. Oleh karena itu, dalam
pengelolaan keuangan dan aset daerah, maka penerapan-prinsip good governance bagi
pemerintah daerah sangat dibutuhkan.
Biasanya kenaikan pendapatan berkorelasi positif terhadap pertumbuhan ekonomi.
Dengan demikian kenaikan pendapatan asli daerah yang akan menjadi sumber penganggaran
berkorelasi terhadap pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut. Berbicara pertumbuhan ekonomi
sangat erat terkait dengan sejauh mana kapabilitas daerah dalam menarik investasi di daerah.
Idealnya, desentralisasi keuangan membawa harapan kepada peningkatan investasi yang akan
mendorong roda perekonomian di daerah.
Salah satu wujud pelaksanaan otonomi daerah adalah dengan adanya otonomi dalam
aspek pengelolaan keuangan daerah yang disebut otonomi fiskal atau desentralisasi fiskal.
Pemerintah Daerah diberikan sumber-sumber keuangan untuk menyelenggarakan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah.
Desentralisasi fiskal memberikan kewenangan kepada daerah untuk mengelola keuangan
daerahnya. Daerah diberikan kewenangan dalam menggali sumber-sumber penerimaan sesuai
dengan potensi yang dimiliki. Prinsip dari desentralisasi fiskal tersebut adalah money folow
functions,dimana Pemerintah Daerah mendapat kewenangan dalam melaksanakan fungsi
pelayanan dan pembangunan di daerahnya. Pemerintah Pusat memberikan dukungan dengan
menyerahkan sumber-sumber penerimaan kepada daerah untuk dikelola secara optimal agar
mampu membiayai daerahnyadalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Disamping Pemerintah
Pusat juga memberikan dana transfer yang dapat dikelola daerah dalam pembiayaan
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.Tujuannya adalah untuk mengatasi ketimpangan fiskal
dengan Pemerintah Pusat dan antarPemerintah Daerah lainnya. Untuk meminimilaisir
ketergantungan Pemerintah Daerah kepada Pemerintah Pusat melalui dana transfer tersebut,
daerah dituntut dapat mengoptimalkankemampuannya dalam menggali potensi pendapatannya.
https://www.researchgate.net/publication/331175046_MANAJEMEN_KEUANGAN_DAER
AH_DALAM_ERA_OTONOMI_DAERAH

2. Tentukan satu contoh Pemerintah Daerah, lalu silahkan anda kemukakan


bagaimanakekuasaan pengelolaan keuangan daerah di pemerintah daerah
tersebut !(Untuk dapat menjawab soal 4 ini, anda harus mengemukakan terlebih
dahulu siapa sajapemegang kekuasaan pengelolaan keuangan daerah beserta
tugasnya, dengan berdasarkandasar hukum. Selanjutnya, anda kemukakan contoh
di satu pemerintah daerah, kekuasaanpengelolaan keuangan daerah tersebut
dilaksanakan oleh jabatan yang mana)
JAWAB :
Pemerintah Daerah yang saya ambil sebagai Contoh adalah Pemerintah Daerah Kota
Sawahlunto, yaitu pemerintahan dimana tempat saya tinggal dan bekerja. Pada Pemerintah
Daerah Kota Sawahlunto, Kepala Daerah selaku kepala pemerintah daerah adalah pemegang
kekuasaan pengelolaan keuangan daerah dan mewakili pemerintah daerah dalam kepemilikan
kekayaan daerah yang dipisahkan. Oleh karena itu Kepala Daerah perlu menetapkan pejabat-
pejabat tertentu dan para bendahara untuk melaksanakan pengelolaan keuangan daerah. Para
pengelola keuangan daerah tersebut adalah:

1. Koordinator Pengelolaan Keuangan Daerah (Koordinator PKD).


Pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan daerah sebagaimana yang diatur
dalam PeraturanMenteri Dalam Negeri No. 21 Tahun 2011 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah Pasal 5ayat 2 mempunyai kewenangan:
a. Menetapkan kebijakan tentang pelaksanaan APBD;
b. Menetapkan kebijakan tentang pengelolaan barang daerah;
c. Menetapkan kuasa pengguna anggaran/pengguna barang;
d. Menetapkan bendahara penerimaan dan/atau bendahara pengeluaran;
e. Menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pemungutan penerimaan daerah;
f. Menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengelolaan utang dan piutang daerah;
g. Menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengelolaan barang milik daerah; dan
h. Menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengujian atas tagihan dan
memerintahkan pembayaran. Kepala daerah selaku pemegang kekuasaan pengelolaan
keuangan daerah melimpahkan sebagian atau seluruh kekuasaannya kepada:

a. Sekretaris Daerah selaku Koordinator Pengelola Keuangan Daerah.


b. Kepala Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD) selaku Pejabat
PengelolaKeuangan Daerah (PPKD).
c. Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) selaku pejabat pengguna anggaran/pengguna
barang.
Pelimpahan tersebut ditetapkan dengan keputusan kepala daerah berdasarkan prinsip
pemisahan kewenangan antara yang memerintahkan, menguji, dan yang menerima atau
mengeluarkan uang, yang merupakan unsur penting dalam sistem pengendalian intern.
Sekretaris daerah selaku koordinator pengelolaan keuangan daerah membantu kepala
daerahmenyusun kebijakan dan mengkoordinasikan penyelenggaraan urusan pemerintahan
daerah termasuk pengelolaan keuangan daerah. Sekretaris Daerah selaku coordinator
pengelolaan keuangan daerahsebagai mana yang diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri
No. 21 Tahun 2011 tentangPedoman Pengelolaan Keuangan Daerah Pasal 6 mempunyai tugas
koordinasi di bidang:
a. Penyusunan dan pelaksanaan kebijakan pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah(APBD).
b. Penyusunan dan pelaksanaan kebijakan pengelolaan barang daerah.
c. Penyusunan rancangan APBD dan rancangan perubahan APBD.
d. Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) APBD, perubahan APBD, dan
pertanggung jawaban pelaksanaan APBD.
e. Tugas-tugas pejabat perencana daerah, Pejabat Pengelola Keuangan Daerah, dan pejabat
pengawaskeuangan daerah.
f. Penyusunan laporan keuangan daerah dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan
APBD.Selain mempunyai tugas koordinasi, Sekretaris Daerah mempunyaitugas:
a. Memimpin Tim Anggaran Pemerintah Daerah,
b. Menyiapkan pedoman pelaksanaan APBD,
c. Menyiapkan pedoman pengelolaan barang daerah,
d. Memberikan persetujuan pengesahan Dokumen PelaksanaanAnggaran (DPA-SKPD) /
DokumenPerubahan PelaksanaanAnggaran (DPPA), dan
e. Melaksanakan tugas-tugas koordinasi pengelolaan keuangan daerah lainnya berdasarkan
kuasayang dilimpahkan oleh kepala daerah.

Koordinator pengelolaan keuangan daerah bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas-tugas


tersebut kepada kepala daerah.

2. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD).


Kepala Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD) selaku Pejabat Pengelola
Keuangan Daerah (PPKD) mempunyai tugas:
a. Menyusun dan melaksanakan kebijakan pengelolaan keuangan daerah,
b. Menyusun rancangan APBD dan rancangan Perubahan APBD,
c. Melaksanakan pemungutan pendapatan daerah yang telah ditetapkan dengan Peraturan
Daerah,
d. Melaksanakan fungsi Bendahara Umum Daerah (BUD),
e. Menyusun laporan keuangan daerah dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD;
dan
f. Melaksanakan tugas lainnya berdasarkan kuasa yang dilimpahkan oleh kepala daerah.

PPKD dalam melaksanakan fungsinya selaku Bendahara Umum Daerah (BUD) berwenang:
a. Menyusun kebijakan dan pedoman pelaksanaan APBD;
b. Mengesahkan DPA-SKPD/DPPA-SKPD;
c. Melakukan pengendalian pelaksanaan APBD;
d. Memberikan petunjuk teknis pelaksanaan system penerimaan dan pengeluaran kas daerah;
e. Melaksanakan pemungutan pajak daerah;
f. Menetapkan Surat Penyediaan Dana (SPD);
g. Menyiapkan pelaksanaan pinjaman dan pemberian pinjaman atas nama pemerintah daerah;
h. Melaksanakan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan daerah;
i. Menyajikan informasi keuangan daerah; dan
j. Melaksanakan kebijakan dan pedoman pengelolaan serta penghapusan barang milik
daerah.PPKD selaku BUD menunjuk pejabat di lingkungan satuan kerja pengelola keuangan
daerah selakuKuasa Bendahara Umum Daerah (Kuasa BUD). PPKD mempertanggungjawabkan
pelaksanaan tugasnya kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah.

Penunjukan Kuasa BUD oleh PPKD ditetapkan dengan keputusan kepala daerah. Kuasa BUD
mempunyai tugas:
a. menyiapkan anggaran kas;
b. menyiapkan Surat Penyediaan Dana (SPD);
c. menerbitkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D);
d. menyimpan seluruh bukti asli kepemilikan kekayaan daerah;
e. memantau pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran APBD oleh bank dan/atau lembaga
keuanganlainnya yang ditunjuk;
f. mengusahakan dan mengatur dana yang diperlukan dalam pelaksanaan APBD;
g. menyimpan uang daerah;
h. melaksanakan penempatan uang daerah dan mengelola/menatausahakan investasi daerah;
i. melakukan pembayaran berdasarkan permintaan pejabat pengguna anggaran atas beban
rekening kas umum daerah;
j. melaksanakan pemberian pinjaman atas nama pemerintah daerah;
k. melakukan pengelolaan utang dan piutang daerah; dan
l. melakukan penagihan piutang daerah.
Kuasa BUD bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada BUD. PPKD dapat
melimpahkan kepada pejabat lainnya di lingkungan SKPKD untuk melaksanakan tugas-tugas
sebagai berikut:
a. menyusun rancangan APBD dan rancangan Perubahan APBD;
b. melakukan pengendalian pelaksanaan APBD;
c. melaksanakan pemungutan pajak daerah;
d. menyiapkan pelaksanaan pinjaman dan pemberian jaminan atas nama pemerintah daerah;
e. melaksanakan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan daerah;
f. menyajikan informasi keuangan daerah; dan
g. melaksanakan kebijakan dan pedoman pengelolaan serta penghapusan barang milik daerah.

3. Pejabat Pengguna Anggaran/Pengguna Barang (PPA/PB).


Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) selaku Pejabat Pengguna
Anggaran/Pengguna Barang (PPA/PB) mempunyai tugas:
a. menyusun Rencana Kerja dan Anggaran SKPD (RKA-SKPD);
b. menyusun Dokumen Pelaksanaan Anggaran SKPD (DPA-SKPD);
c. melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban anggaran belanja;
d. melaksanakan anggaran SKPD yang dipimpinnya;
e. melakukan pengujian atas tagihan dan memerintahkan pembayaran;
f. melaksanakan pemungutan penerimaan bukan pajak;
g. mengadakan ikatan/perjanjian kerjasama dengan pihak lain dalam batas anggaran yang telah
ditetapkan;
h. menandatangani Surat Perintah Membayar (SPM);
i. mengelola utang dan piutang yang menjadi tanggung jawab SKPD yang dipimpinnya;
j. mengelola barang milik daerah/kekayaan daerah yang menjadi tanggung jawab SKPD
yangdipimpinnya;
k. menyusun dan menyampaikan laporan keuangan SKPD yang dipimpinnya;
l. mengawasi pelaksanaan anggaran SKPD yang dipimpinnya; dan
m. melaksanakan tugas-tugas pengguna anggaran/pengguna barang lainnya berdasarkan kuasa
yang dilimpahkan oleh kepala daerah.
Pejabat pengguna anggaran/pengguna barang bertanggung jawab atas pelaksanaan
tugasnya kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah.

Pejabat Pengguna Anggaran/Pengguna Barang dalam melaksanakantugas-tugasnya dapat


melimpahkan sebagian kewenangannya kepada Kepala Unit Kerja pada SKPD selaku Kuasa
PenggunaAnggaran/Kuasa Pengguna Barang. Pelimpahan sebagian kewenangan tersebut
berdasarkan pertimbangan tingkatan daerah, besaran SKPD, besaran jumlah uang yang dikelola,
beban kerja,lokasi, kompetensi dan/atau rentang kendali dan pertimbangan objektif lainnya.
Pelimpahan sebagian kewenangan tersebut ditetapkan oleh kepala daerah atas usul kepala SKPD.
Kuasa penggunaanggaran/kuasa pengguna barang mempertanggung jawabkan pelaksanaan
tugas-tugasnya kepada pengguna anggaran/pengguna barang.

4. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK).


Pejabat Pengguna Anggaran/Pengguna Barang dan Kuasa Pengguna
Anggaran/KuasaPengguna Barang dalam melaksanakan program dan kegiatan menunjuk pejabat
pada unit kerjaSKPD selaku Pejabat Pelaksana Teknis Kegiata (PPTK). Penunjukan pejabat
tersebut berdasarkan pertimbangan kompetensi jabatan, anggaran kegiatan, beban kerja, lokasi,
dan/atau rentang kendalidan pertimbangan objektif lainnya. PPTK bertanggung jawab atas
pelaksanaan tugasnya kepada pengguna anggaran/pengguna barang atau kuasa pengguna
anggaran/kuasa pengguna barang yangtelah menunjuknya. Tugas-tugas tersebut adalah:
a. mengendalikan pelaksanaan kegiatan;
b. melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan; dan
c. menyiapkan dokumen anggaran atas beban pengeluaran pelaksanaan kegiatan, yang
mencakupdokumen administrasi kegiatan maupun dokumen administrasi yang terkait dengan
persyaratan pembayaran yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

5. Pejabat Penatausahaan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).


Untuk melaksanakan anggaran yang dimuat dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran
SKPD (DPA-SKPD), Kepala SKPD menetapkan pejabat yang melaksanakan fungsi tata usaha
keuangan padaSKPD sebagai Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD (PPKSKPD).PPK-SKPD
mempunyai tugas:
a. meneliti kelengkapan Surat Permintaan Pembayaran Langsung (SPP-LS) pengadaan barang
dan jasa yang disampaikan oleh bendahara pengeluaran dan diketahui/ disetujui oleh PPTK;
b. meneliti kelengkapan Surat Permintaan Pembayaran Uang Persediaan (SPP-UP), Surat
PermintaanPembayaran Ganti Uang Persediaan (SPP-GU), Surat Permintaan Pembayaran
Tambah UangPersediaan (SPP-TU) dan SPP-LS gaji dan tunjangan PNS serta penghasilan
lainnya yang ditetapkansesuai dengan ketentuan perundangundangan yang diajukan oleh
bendahara pengeluaran;
c. melakukan verifikasi Surat Permintaan Pembayaran (SPP);
d. menyiapkan Surat Perintah Membayar (SPM);
e. melakukan verifikasi harian atas penerimaan;
f. melaksanakan akuntansi SKPD; dan
g. menyiapkan laporan keuangan SKPD.PPK-SKPD tidak boleh merangkap sebagai pejabat yang
bertugas melakukan pemungutan penerimaan negara/daerah, bendahara, dan/atau PPTK.

6. Bendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran.


Kepala daerah atas usul PPKD menetapkan Bendahara Penerimaan dan
BendaharaPengeluaran untuk melaksanakan tugas kebendaharaan dalam rangka pelaksanaan
anggaran padaSKPD. Bendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran tersebut adalah pejabat
fungsional.Bendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran baik secara langsung maupun
tidak langsung dilarang melakukan kegiatan perdagangan, pekerjaan pemborongan dan penjualan
jasa atau bertindak sebagai penjamin atas kegiatan/pekerjaan/penjualan, serta membuka
rekening/giro pos atau menyimpan uang pada suatu bank atau lembaga keuangan lainnya atas
nama pribadi.Bendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran dalam melaksanakan tugasnya
dapat dibantu olehBendahara Penerimaan Pembantu dan/atau Bendahara Pengeluaran Pembantu.
BendaharaPenerimaan dan Bendahara Pengeluaran secara fungsional bertanggung jawab atas
pelaksanaan tugasnya kepada PPKD selaku BUD.

3. Tentukan satu contoh pemerintah daerah, lalu silahkan anda kemukakan bagaimana
prosespenyusunan anggaran di daerah tersebut. Selanjutnya, kemukakan oleh Anda
bahwapenyusunan anggaran tersebut merupakan anggaran berbasis kinerja (dengan
menganalisisberdasarkan teori anggaran berbasis kinerja)
Pemerintah Daerah Kota Sawahlunto dalam penyusunan Rancangan APBD, menempuh langkah-
langkah :
1. Rencana Kerja Pemerintahan Daerah
2.Kebijakan Umum APBD
3.Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara
4.Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran SKPD
5. Penyiapan Raperda APBD
6.Penyampaian dan Pembahasan Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD
7.Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD
8.Penetapan Peraturan Daerah
9.Perubahan APBD

Siklus Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)merupakan dasar pengelolaan


keuangan daerah dalam masa 1 (satu) tahun anggaran terhitung mulai tanggal 1 Januari sampai
dengan tanggal 31 Desember. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah disusun sesuai dengan
kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan dan kemampuan keuangan pemerintah daerah. Dalam
pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan, pemerintah melaksanakan kegiatan keuangan dalam
siklus pengelolaan anggaran yang secara garis besar terdiri dari:
1. Penyusunan dan Penetapan APBD;
2. Pelaksanaan dan Penatausahaan APBD;
3. Pelaporan dan Pertanggungjawaban APBD.

Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah berpedoman kepada rencana kerja
pemerintah daerah dalam rangka mewujudkan pelayanan kepada masyarakat untuk tercapainya
tujuan bernegara. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, perubahan APBD, dan
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD setiap tahun ditetapkan dengan peraturan daerah.
Dalam menyusun APBD, penganggaran pengeluaran harus didukung dengan adanya kepastian
tersedianya penerimaan dalam jumlah yang cukup. Pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah
yang dianggarkandalam APBD harus berdasarkan pada ketentuan peraturan perundang-undangan
dan dianggarkansecara bruto dalam APBD.
Pemerintah Daerah perlu menyusun Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah untuk
menjamin kecukupan dana dalam menyelenggarakan urusan pemerintahannya. Karena itu, perlu
diperhatikan kesesuaian antara kewenangan pemerintahan dan sumber pendanaannya.
Pengaturan kesesuaian kewenangan dengan pendanaannya adalah sebagai berikut:
1. Penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah didanai dari dan atas
beban APBD.
2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintah pusat di daerah
didanai dari dan atas beban APBN.
3. Penyelenggaraan urusan pemerintahan provinsi yang penugasannya dilimpahkan kepada
kabupaten/kota dan/atau desa, didanai dari dan atas beban APBD provinsi.
4. Penyelenggaraan urusan pemerintahan kabupaten/kota yang penugasannya dilimpahkan
kepada desa, didanai dari dan atas beban APBD kabupaten/kota.

Seluruh penerimaan dan pengeluaran pemerintahan daerah baik dalam bentuk uang,
barang dan/atau jasa pada tahun anggaran yang berkenaan harus dianggarkan dalam APBD.
Penganggaran penerimaan dan pengeluaran APBD harus memiliki dasar hukum penganggaran.
Anggaran belanja daerah diprioritaskan untuk melaksanakan kewajiban pemerintahan daerah
sebagaimana ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan.

Anda mungkin juga menyukai