Anda di halaman 1dari 5

Nama : Riana Sua’ Parabang

NIM : 043119509
Mata Kuliah : Administrasi Pemerintahan Desa
Tugas :2
1. Jelaskan bagaimana tata cara pengangkatan Perangkat desa ?
2. Pada UU Nomor 32 Tahun 2004 Upaya pemerintah pusat dalam memberikan penghasilan
kepada Aparat desa sudah mulai nampak, sebutkan PP nomor berapa dan apa saja yang
diatur didalamnya. Jelaskan !
3. Selain dengan pemerintah Kabupaten adakah hubungan pemerintah desa dengan
pemerntah Pusat.? jelaskan apa saja kalau ada.
Jawab :
1. Pasal 49 ayat (2) UU Nomor 6 Tahun 2014 perangkat Desa diangkat oleh Kepala Desa
setelah dikonsultasikan dengan camat atas nama Bupati/Walikota. Dikonsultasikan dengan
camat dalam prakteknya menimbulkan dilema , apakah hasil konsultasi tersebut besifat
mengikat atau tidak. Masing-masing phak baik camat maupun kepala Desa dapat saja
memiliki kepentingan yang berbeda. Untuk mengatasi hal tersebut di dalam peraturan
Daerah maupun peraturan Bupati/Walikota yang mengatur tentang Desa perlu diatur
secara rinci dan terukur mengenai “dikonsultasikan dengan camat”
- Dalam pasal 50 UU Nomor 6 Tahun 2014 diatur persyaratan sebagai berikut :
1. Perangkat Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 48 diangkat dari warga Desa
yang memenuhi persyaratan :
a. Berpendidikan paling rendah sekolah menengah umum atau sederajat.
b. Berusia 20 (dua puluh) tahun samapai dengan 42 (empat puluh dua) tahun
c. Terdaftar sebagai penduduk Desa dan bertempat tinggal di Desa paling kurang
1(satu) tahun sebelum pendaftaran
d. Syarat lain yang ditentukan dalam Peraturan Daerah Kabupaten/Kota
2. Ketentuan lebih lanjut mengenai perangkat desa sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 48, Pasal 49 dan Pasal 50 ayat (1) diatur dalam Peraturan Daerah
Kabupaten/Kota berdasarkan peraturan pemerintah.

- Ketentuan ayat (2) Pasal 2 diatas kemudian diatur secara teknis dala Pasal 65 PP
Nomor 43 Tahun 2014 Sebagai berikut :
1. Perangkat Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 48 diangkat dari warga
Desa yang memenuhi persyaratan :
a. Berpendidikan paling rendah sekolah menengah umum atau sederajat.
b. Berusia 20 (dua puluh) tahun samapai dengan 42 (empat puluh dua) tahun
c. Terdaftar sebagai penduduk Desa dan bertempat tinggal di Desa paling
kurang 1(satu) tahun sebelum pendaftaran
d. Syarat lain yang ditentukan dalam Peraturan Daerah Kabupaten/Kota
2. Syarat lain pengangkatan perangkat Desa yang ditetapkan dakam Peraturan
Daerah Kabupaten/Kota harus memperhatikan hak asal-usul dan nilai sosial
budaya masyarakat.
2. Pada UU Nomor 32 Tahun 2004 Upaya pemerintah pusat dalam memberikan penghasilan
kepada Aparat desa sudah mulai nampak, sebutkan PP nomor berapa dan apa saja yang
diatur didalamnya
Jawab :
- Hal tersebut didalam PP Nomor 72 Tahun 2005 Tentang Desa. Pada pasal 27 PP
tersebut diatur ketentuan sebagai berikut :
1. Kepala Desa dan Perangkat Desa diberikan penghasilan tetap setiap bulan dan/atau
tunjangan lainnya sesuai dengan kemampuan keuangan desa
2. Penghasilan tetap dan/atau tunjangan lainnya yang diterima Kepala Desa dan
Perangkat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan setiap tahundalam
APBDesa
3. Penghasilan tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (2) paling sedikit sama dengan
Upah Minimum Regional Kabupaten/Kota

- UU Nomor 6 Tahun 2014 dibuat istilah baru yang baku yakni penghasilan tetap,
ketentuan mengenai penghasilan tetap kepala desa dan perangkat desa diatur
dalam Pasal 81 PP Nomor 43 tahun 2014 sebagai berikut :
1. Penghasilan tetap kepala Desa dan perangkat Desa dianggarkan dalam APB Desa
yang bersumber dari ADD.
2. Pengalokasian ADD untuk penghasilan tetap kepala Desa dan perangkat Desa
menggunakan penghitungan sebagai berikut:
a. ADD yang berjumlah kurang dari Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)
digunakan maksimal 60% (enam puluh perseratus);
b. ADD yang berjumlah Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan
Rp700.000.000,00 (tujuh ratus juta rupiah) digunakan maksimal 50% (lima
puluh perseratus);
c. ADD yang berjumlah lebih dari Rp700.000.000,00 (tujuh ratus juta rupiah)
sampai dengan Rp900.000.000,00 (sembilan ratus juta rupiah) digunakan
maksimal 40% (empat puluh perseratus); dan d. ADD yang berjumlah lebih dari
Rp900.000.000,00 (sembilan ratus juta rupiah) digunakan maksimal 30% (tiga
puluh perseratus).
3. Pengalokasian batas maksimal sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan
dengan mempertimbangkan efisiensi, jumlah perangkat, kompleksitas tugas
pemerintahan, dan letak geografis.
4. Bupati/walikota menetapkan besaran penghasilan tetap:
a. Kepala Desa;
b. Sekretaris Desa paling sedikit 70% (tujuh puluh perseratus) dari penghasilan
tetap kepala Desa per bulan; dan
c. Perangkat Desa selain sekretaris Desa paling sedikit 50% (lima puluh
perseratus) dari penghasilan tetap kepala Desa per bulan.
d. Besaran penghasilan tetap kepala Desa dan perangkat desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) ditetapkan dengan peraturan bupati/walikota.

- Ketentuan Pasal 81 PP Nomor 43 Tahun 2014 kemudian diperbaiki melalui


PP 47 Tahun 2015, sehingga Pasal 81 berbunyi sebagai berikut :
1. Penghasilan tetap kepala Desa dan perangkat Desa dianggarkan dalam APB
Desa yang bersumber dari ADD.
2. Pengalokasian ADD untuk penghasilan tetap kepala Desa dan perangkat Desa
menggunakan penghitungan sebagai berikut:
a. ADD yang berjumlah sampai dengan Rp500.000.000,00 (lima ratus juta
rupiah) digunakan paling banyak 60% (enam puluh per seratus);
b. ADD yang berjumlah lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)
sampai dengan Rp700.000.000,00 (tujuh ratus juta rupiah) digunakan
antara Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling
banyak 50% (lima puluh per seratus);
c. ADD yang berjumlah lebih dari Rp700.000.000,00 (tujuh ratus juta rupiah)
sampai dengan Rp900.000.000,00 (sembilan ratus juta rupiah) digunakan
antara Rp350.000.000,00 (tiga ratus lima puluh juta rupiah) sampai dengan
paling banyak 40% (empat puluh per seratus); dan
d. ADD yang berjumlah lebih dari Rp900.000.000,00 (sembilan ratus juta
rupiah) digunakan antara Rp360.000.000,00 (tiga ratus enam puluh juta
rupiah) sampai dengan paling banyak 30% (tiga puluh per seratus).
3. Pengalokasian batas minimal sampai dengan maksimal sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dengan mempertimbangkan efisiensi,
jumlah perangkat, kompleksitas tugas pemerintahan, dan letak geografis.

- Selain penhasilan tetap yang diambil dari ADD, kepala desa dan perangkat
desa lainnya dapat menerima penghasilan tetap lainnya. Ketentuan ini diatur
dalam Pasal 82 PP Nomor 43 Tahun 2014 sebagai berikut :
1. Selain menerima penghasilan tetap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 81,
kepala Desa dan perangkat Desa menerima tunjangan dan penerimaan lain
yang sah.
2. Tunjangan dan penerimaan lain yang sah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat bersumber dari APBDesa dan berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
3. Besaran tunjangan dan penerimaan lain yang sah sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) ditetapkan dengan peraturan bupati/walikota.

- Pemerintah kemudian mengubah ketentuan ayat (2) dan ayat (3) melalui PP
Nomor 47 Tahun 2015 berbunyi sebagai berikut :
1. Selain menerima penghasilan tetap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 81,
kepala Desa dan perangkat Desa menerima tunjangan dan penerimaan lain
yang sah.
2. Tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bersumber dari APB Desa
dan besarannya ditetapkan dengan peraturan bupati/walikota.
3. Penerimaan lain yang sah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
bersumber dari APB Desa dan sumber lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
3. Selain dengan pemerintah Kabupaten adakah hubungan pemerintah desa dengan
pemerintah Pusat.? jelaskan apa saja kalau ada
Jawab :
Hubungan kerja antara pemerintah desa dan pemerintah pusat, dapat dikatakan terbatas
karena jarak kekuasaannya yang jauh. Hubungan yang nampak hanya dalam bentuk
pelaksanaan peraturan perundang-undangan skala nasional yang meliputi : UUD, UU, PP,
Perpres, Peraturan Menteri, maupun Keputusan Menteri yang berkaitan dengan
kepentingan masyarakat yang ada di desa. Pemerintah desa juga melaksanakan penugasan
yang diberikan oleh pemerintah pusat misalnya dalam membantu pemungutan PBB (Pajak
Bumi dan Bangunan) membantu menyelenggarakan sensus penduduk pada setiap sepuluh
tahun sekali dan survei penduduk antar sensus (SUPAS) lima tahunan sensus pertanian.
Pada pasal 112 ayat (1) UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa disebutkan bahwa :
Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota membina
dan mengawasi penyelenggaraan pemerintahan Desa.
Hubungan dalam hal pembangunan
Berdasarkan UU Nomor 25 Tahun 2004 Tentang sistem perencanaan pembangunan
nasional, maka perencanaan pembangunan, maka perencanan pembangunan nasional
dilaksanakan secara terpadu sebagai satu kesatuan tata cara perencanaan untuk
menghasilkan rencana pembangunan dalam jangka panjang, jangka menengah dan
tahunan yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggaraan pemerintahan di Pusat dan Daerah
dengan melibatkan masyarakat. Secara eksplisit dalam UU Nomor 25 Tahun 2004 tidak
ada pengaturan mengenai perencanaan pembangunan Desa, artinya perencanaan
pembangunan desa tidak termasukdalam sistem perencanaan pembangunan nasional,
karena desa tidak termasuk dalam kesatuan dan lapisan pemerintahan. Tetapi berdasarkan
ketentuan pasal 79 ayat (2) UU Nomo 6 Tahun 2014 tentang desa, pemerintah
desadiwajibkan menyusun RPJMDesa dan RKPDesa. Ketentuan UU ini kemudian
ditindaklanjuti dengan PP Nomor 43 tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Nomor 6
Tahun 2014 Tentang Desa dan permendagri Nomor 114 Tahun 2014 tentang
Pembangunan Desa.

Anda mungkin juga menyukai