Anda di halaman 1dari 1

TUGAS 1

PERKOPERASIAN

Nama : Nanik Nur Hanifah


NIM : 041812032

Kerjakan tugas Berikut :


1. Apakah pengaruh nyata dari akibat amandemen UUD 1945 bagi pengembangan koperasi di
Indonesia?
2. Mengapa hasil-hasil pembangunan koperasi selama ini masih jauh dari harapan?
3. Bagaimanakah seharusnya sikap pelaku koperasi terhadap upaya “pengecilan” peranan
pemerintah dalam pembangunan koperasi di Indonesia?

Jawaban :
1. Terdapat tiga faktor yang melatarbelakangi Mahkamah Konstitusi. Membatalkan UU No. 17 Tahun
2012 yakni:
a. Faktor Filosofis. Kenyataannya Undang-Undang No. 17 Tahun 2012 sudah tidak sesuai dengan
hakikat susunan perekonomian Nasional. Seharusnya yang di jadikan landasan fundamental
perkoperasian Nasional adalah konsep kolektivisme bukan konsep kapitalisme, yang memiliki
ciri khas berdasarkan asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi sehingga koperasi mampu
berperan sebagai sokoguru perekonomian Nasional.
b. Faktor Yuridis. Sesuai dengan amanat Pasal 33 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, yang dengan jelas menyatakan perekonomian disusun berdasarkan atas
asas kekeluargaan yang berlandaskan gotong royong. Sehingga UU Nomor. 17 Tahun 2012 tidak
sesuai dengan cita dan amanat Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
c. Faktor Sosiologis. Landasan Sosiologis setiap manusia selaku mahluk sosial pasti saling
membutuhkan satu sama lain, yang kemudian bergaul dan berkumpul untuk memenuhi
kebutuhannya, hal tersebut kemudian yang menyatukan dalam suatu wadah yakni koperasi.
Skema Permodalan yang mengutamakan modal materiil dan finansial yang kemudian
mengenyampingkan Modal sosial yang menjadi ciri utama fundamental koperasi sebagai suatu
entitas khas pelaku ekonomi berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.

2. Pengelolaan koperasi yang belum maksimal, hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan masyarakat
tentang koperasi, ditambah lagi koperasi kurang populer dibandingkan usaha swasta sejenis yang
lebih mudah kita temui disekitar kita. Baik dari segi modal maupun manajemen, koperasi kalah jauh
dengan usaha-usaha swasta asing maupun lokal yang sejenis. Pemerintah bergerak dari dasar pijakan
koperasi yang cukup kukuh dan prinsip, maka bumi nusantara sudah semestinya menjadi lahan
tumbuh subur bagi koperasi. Namun fakta di lapangan menunjukkan bahwa koperasi belum
bertumbuh sebagaimana yang diharapkan. Bahkan boleh dikatakan gaung koperasi masih jauh dari
harapan para pendiri koperasi. Memang secara numerik, ada sejumlah koperasi yang tumbuh dan
berkembang pesat tersebar berbagai daerah di tanah air. Di antaranya, ada koperasi yang memiliki
asset hingga mencapai triliunan rupiah. Kemudian, ada koperasi yang memiliki anggota mencapai
puluhan ribu yang mengaku sudah menikmati manfaat positif menjadi anggota koperasi.

3. Koperasi di Indonesia dalam perkembangannya sejauh ini menemui persoalan internal yang harus
dituntaskan, yaitu soal komitmen para anggota untuk saling memiliki koperasi. Dalam berkoperasi,
pemahaman para anggota sekadar memanfaatkan simpan-menyimpan, akan tetapi tak pernah
meminjam untuk kegiatan usaha. Ini yang dinamakan tak punya rasa komitmen dalam berkoperasi.
Pengelolaan koperasi yang belum maksimal, hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan masyarakat
tentang koperasi, ditambah lagi koperasi kurang populer dibandingkan usaha swasta sejenis yang
lebih mudah kita temui disekitar kita. Baik dari segi modal maupun manajemen, koperasi kalah jauh
dengan usaha-usaha swasta asing maupun lokal yang sejenis. Sikap pelaku koperasi terhadap upaya
pengecilan peran pemerintah dalam pembangunan koperasi di Indonesia adalah bersiap diri.
Tindakan persiapan itu dilakukan salah satunya dengan menyiapkan para anggota untuk bersaing
dalam situasi pasar dengan simulasi proteksi yang minim dari pemerintah. Hal ini dilakukan untuk
membiasakan para anggota koperasi agar tidak terkejut ketika peran pemerintah benar-benar menjadi
minim dan mengarah pada liberalisasi pasar.

Anda mungkin juga menyukai