Anda di halaman 1dari 15

NAMA:MUSLIM HI.M.

KARIM
NIM:041445917
TUGAS 2 HUBUNGAN PUSAT
DAN DAERAH

RUANGLINGKUP
HUBUNGANPUSATDAN
DAERAH
DALAMBIDANG
KEORGANISASIAN

A. PENDAHULUAN
Dalam Undang-Undang
Dasar 1945 terdapat dua nilai
dasar yang dikembangkan,
yakninilai unitaris dan nilai
desentralisasi teritorial. Nilai
dasar unitaris diwujudkan
dalampandangan bahwa
Indonesia tidak akan mempunyai
kesatuan pemerintah lain di
dalamnyayang bersifat negara,
artinya kedaulatan yang melekat
pada rakyat, bangsa dan
negaraRepublik Indonesia tidak
akan terbagi di antara kesatuan-
kesatuan
pemerintahan.Sementara itu, nilai
dasar desentralisasi teritorial
diwujudkan dalam
penyelenggaraanpemerintahan di
daerah dalam bentuk otonomi
daerah. Dengan kata lain, dalam
rangkadesentralisasi di wilayah
Indonesia dibentuk pemerintah
daerah sebagai
penyelenggarapemerintahan
daerah otonom.
Dalam sistem
pemerintahan negara yang
berbentuk kesatuan,pusat adalah
pusatnya daerah dan daerah
adalah daerahnya pusat.Sebagai
konsekuensi dianutnya asas
desentralisasi dalam
penyelenggaraan
pemerintahanmaka timbullah
hubungan antar tingkat
pemerintahan, antara pemerintah
pusat denganpemerintah daerah.
Sesuai dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi,
tuntutanmasyarakat, serta
peraturan perundang-undangan
yang menjadi landasan
dalampenyelenggaraan
pemerintahan, hubungan pusat-
daerah ini, meliputi hubungan
dalambidang kewenangan,
keorganisasian, keuangan,
pelayanan publik,
penyelenggaraanpembangunan,
dan pengawasan.Organisasi
pemerintahan daerah sangat
menentukan dalam pencapaian
tujuan pemerintahandaerah. Di
samping itu, melalui organisasi
pemerintahan daerah dapat
diketahui bagaimanahubungan
Pemerintah Pusat dengan
Pemerintah Daerah. Untuk
menjalankankewenangan/urusan
yang dimiliki pemerintah daerah
maka diperlukan organisasi.
Organisasi pemerintah
daerah di Indonesia pada masa
lalu disusun dengan
dasarperhitungan:
1. Adanya kewenangan/urusan
pangkal yang diberikan
kepada daerah melalui
undang-undang pembentukan
daerah otonom.
2. Adanya tambahan penyerahan
urusan berdasarkan pandangan
pemerintah pusat.
3. Adanya pemberian
dana/anggaran yang diikuti
dengan pembentukan
organisasi untukmenjalankan
urusan dan menggunakan dana
(prinsip Function Follow
Money).

B. PEMBAHASAN
1. Perkembangan Organisasi
Pemerintah Daerah
UNDANG-UNDANG
NOMOR 1 TAHUN 1945
TENTANG KEDUDUKAN
KOMITE NASIONAL
Menurut The Liang
Gie (1995), kedudukan
kepala daerah berdasarkan
undang-undang ini hampir
sama seperti pada masa
Hindia Belanda, yaitu
mempunyai fungsi
rangkap sebagai organ
pemerintah daerah dan
sebagai pejabat
pemerintah pusat di
daerah. Hal ini
menimbulkan
pemerintahan dualistis,
yaitu pemerintahan dalam
rangka desentralisasi dan
dekonsentrasi. Keselarasan
dalam penyelenggaraan
wewenang daerah dan
wewenang pusat di daerah
tergantung pada kebijakan
kepala daerah masing-
masing.
 UNDANG-UNDANG
NOMOR 22 TAHUN
1948 TENTANG
PEMERINTAH DAERAH
Menurut undang-
undang ini, daerah-daerah
yang dapat mengatur dan
mengurus rumah
tangganya sendiri dapat
dibedakan dalam dua
jenis, yaitu daerah otonom
dan daerah istimewa. Tiap
jenis daerah tersebut dapat
dibedakan dalam tiga
tingkatan, yaitu provinsi,
kabupaten/kota besar, dan
desa/kota kecil.
 UNDANG-UNDANG
NOMOR 1 TAHUN 1957
TENTANG
POKOKPOKOK
PEMERINTAHAN
DAERAH
Wilayah RI dibagi
dalam daerah besar dan
kecil (berhak mengurus
rumah tangganya sendiri)
yang terdiri dari Daerah
Tingkat I termasuk
Kotapraja Jakarta Raya,
Daerah Tingkat II
termasuk kotapraja dan
Daerah Tingkat III.
 PENETAPAN PRESIDEN
NOMOR 6 TAHUN 1959
TENTANG
PEMERINTAH DAERAH
Penetapan Presiden
(Penpres) ini dimaksudkan
untuk menghilangkan
dualisme dalam
pemerintahan daerah.
Sebelum berlakunya
Penpres ini, terdapat dua
alat kekuasaan di daerah,
yaitu gubernur dan bupati
sebagai pegawai negara,
alat pemerintah pusat yang
bertugas mengawasi
jalannya pemerintahan
daerah dan Kepala Daerah
Tingkat I dan II sebagai
pegawai daerah, alat
pemerintah daerah yang
bertugas memimpin
pekerjaan pemerintah
daerah sehari-hari.
 UNDANG-UNDANG
NOMOR 5 TAHUN 1974
TENTANG POKOK-
POKOK
PEMERINTAHAN DI
DAERAH
Dalam
penyelenggaraan
pemerintahan, wilayah
negara kesatuan RI dibagi
dalam daerah otonom dan
wilayah administratif.
Dalam rangka pelaksanaan
asas desentralisasi,
dibentuk dan disusun
Daerah Tingkat I dan
Daerah Tingkat II. Titik
berat otonomi daerah
menurut undang-undang
ini pada Daerah Tingkat II
dengan pertimbangan
bahwa Daerah Tingkat II
lebih langsung
berhubungan dengan
masyarakat.
 UNDANG-UNDANG
NOMOR 32 TAHUN
2004 TENTANG
PEMERINTAHAN
DAERAH
Organisasi
pemerintah daerah di
Indonesia pada masa lalu
disusun dengan dasar
perhitungan: 1. adanya
kewenangan pangkal yang
diberikan kepada daerah
melalui undang-undang
pembentukan daerah
otonom; 2. adanya
tambahan penyerahan
urusan berdasarkan
pandangan pemerintah
pusat; 3. adanya
pemberian dana/anggaran
yang diikuti dengan
pembentukan organisasi
untuk menjalankan urusan
dan menggunakan dana
(prinsip FunctionFollow
Money).

2. Organisasi Pemerintahan
Daerah menurut Undang-
undang Nomor 23 Tahun
2014
Dalam Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah,
pemerintahan daerah
didefinisikan sebagai
penyelenggaraan urusan
pemerintahan oleh pemerintah
daerah dan dewan perwakilan
rakyat daerah menurut asas
otonomi dan tugas
pembantuan dengan prinsip
otonomi seluasluasnya dalam
sistem dan prinsip Negara
Kesatuan Republik Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.
 KEPALA
DAERAH DAN
WAKIL KEPALA
DAERAH
 DEWAN
PERWAKILAN
RAKYAT
DAERAH
(DPRD).
 DPRD terdiri atas
anggota partai
politik peserta
pemilihan umum
yang dipilih
melalui pemilihan
umum. DPRD
merupakan
lembaga
perwakilan rakyat
Daerah yang
berkedudukan
sebagai unsur
penyelenggara
Pemerintahan
Daerah. Anggota
DPRD adalah
pejabat Daerah.
DPRD mempunyai
fungsi: 1.
pembentukan
Perda; 2. anggaran;
dan 3. Pengawasan
 PERANGKAT DAERAH
Kepala daerah dan
DPRD dalam
menyelenggarakan Urusan
Pemerintahan dibantu oleh
Perangkat Daerah.
Perangkat Daerah diisi
oleh pegawai aparatur sipil
negara. Perangkat Daerah
provinsi terdiri atas:
1) Sekretariat daerah
2) Sekretariat DPRD
3) Inspektorat
4) Dinas
5) Badan.
 Sementara itu, perangkat
Daerah kabupaten/kota
terdiri atas:
1) Sekretariat daerah
2) Sekretariat DPRD
3) Inspektorat
4) Dinas
5) Badan
6) Kecamatan.

C. KESIMPULAN
Hubungan pemerintah pusat
dan daerah di Indonesia menjadi
instrument penting dalam
mewujudkan kesejahteraan
masyarakat melalui peningkatan
pelayanan, pemberdayaan, dan
peran serta masyarakat, serta
peningkatan daya saing daerah
dalam sistem Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Untuk
mewujudkan kesejahteraan
masyarakat tersebut
dikembangkan prinsip
musyawarah, pemerataan,
keadilan, dan memperhatikan
kekhasan suatu daerah, sehingga
system desentralisasi menjadi
salah satu bagian penting dalam
penyelenggaraan pemerintahan
daerah.
Tercapainya tujuan
pembangunan yang efektif dan
efisien dalam penyelenggaraan
pemerintahan daerah diperlukan
hubungan yang serasi dan
harmonis antara pemerintah
pusat dan daerah, yang
dikembangkan atas dasar
kepentingan strategis nasional
dan keutuhan negara kesatuan
Republik Indonesia. Hubungan
harmonis antara pemerintah
pusat dan daerah dapat
dilakukan dengan membangun
kesamaan persepsi dalam
indikator kewenangan,
keuangan, sumber daya
manusia dan pembinaan dan
pengawasan

D. REFERENSI
 Humes IV, Samuel. 1991.
Local Governance and
National Power. London:
IULA
 Kaho, Josef Riwu. 2012.
Analisis Hubungan
Pemerintah Pusat dan Daerah
di Indonesia. Yogyakarta:
PolGov UGM
 IPEM4425 – Hubungan Pusat
dan Daerah (Edisi 3) Modul 5
“Hubungan Pusat Dan
Daerah Dalam Bidang
Keorganisasian

Anda mungkin juga menyukai