Anda di halaman 1dari 2

MIND MAPPING

ADMINISTRASI KEUANGAN

MODUL 1 MODUL 2 MODUL 3 MODUL 4 MODUL 5 MODUL 6 MODUL 7 MODUL 8 MODUL 9


 Pengertian  Sistem  Anggaran  Hubungan  Pengertian  Pengertian  Kekuasaan  Potensi  Keuangan
dan Hakikat Administrasi APBN Keuangan Bendaharawan dan Tujuan Pengelolaan Pendapatan Pemerintah
Ilmu Keuangan antara Pengawasan Keuangan Asli Daerah Daerah dalam
Administrasi dan  Dasar dan Pemerintah  Pertanggungjawaa Keuangan Daerah  Perimbangan Penerapan
Anggaran Struktur Pusat dan n Keuangan Negara Keuangan Good
 Pengertian Keuangan Penerimaan Bank Sentral, Negara dan  Sistem Pusat dan Governance
dan Ruang Negara Pemda serta Kinerja  Landasan Penganggara Daerah
Lingkup  Administrass Pemerintah / Bendaharawan Kebijakan n Pemerintah  Pembukuan
Administrasi i Keuangan  Pajak Lembaga Pengawasan Daerah  Pendapatan dan Pelaporan
Negara sebagai sebagai Asing  Akuntansi dan Keuangan
Subsistem Sumber Pemerintahan  Jenis-jenis  Sumber Pinjaman
 Konsep Kebijakan Penerimaan  Hubungan pengawasan Penerimaan Daerah
Dasar dan Negara Negara Keuangan Keuangan
Ruang Antara  Pemeriksaan Daerah
Lingkup  Kebijakan  Pengeluaran Pemerintah sebagai
Administrasi Fiskal Negara dan Tindak  Struktur,
Keuangan Perusahaan Lanjut Penyusunan,
 Kebijakan Negara, Pengawasan dan
Moneter Perusahaan Penetapan
Daerah,  Standar APBD
 Kebijakan Perusahaan Pemeriksaan
Keuangan Swasta, serta Keuangan
Internasional Badan Negara
Pengelola
Dana
Masyarakat

 Ketentuan
Pidana,
Sanksi
Administratif
, dan Ganti
Rugi
2. Penambahan pagu anggaran subsidi listrik yang dipersoalkan BPK itu merupakan salah satu hasil pemeriksaan badan tersebut atas Laporan
Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) 2017. Hasil pemeriksaan itu disampaikan dalam sidang paripurna DPR di Gedung Nusantara II. ecara umum,
hasil pemeriksaan menunjukkan realisasi belanja subsidi mencapai Rp 166,4 triliun. Artinya, realisasi belanja subsidi pada 2017 adalah 98,53 persen
dari anggaran sebesar Rp 168,87 triliun. Dari realisasi itu terdapat belanja subsidi listrik Rp 50,59 triliun atau membengkak 111,50 persen dari
anggaran sebesar Rp 45,37 triliun. Menteri Keuangan menetapkan revisi Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) keempat dengan menambahkan
anggaran subsidi listrik menjadi Rp 50,59 triliun. Adapun realisasi subsidi listrik Rp 50,59 triliun terdiri dari pembayaran subsidi tahun berjalan
sebesar Rp 45,37 triliun dan pembayaran atas kurang bayar subsidi listrik 2015 sebesar Rp 5,22 triliun. Sedangkan pemerintah tak menganggarkan
subsidi listrik 2017 dengan nilai Rp 5,22 triliun. Namun, pemerintah tetap membayar subsidi listrik Rp 5,22 triliun untuk tagihan 2015. Setelah
dikonfirmasi BPK Kementerian Keuangan tidak dapat menjelaskan dasar hukum penambahan belanja subsidi listrik untuk membayar utang subsidi
listrik tahun anggaran 2015 tersebut. Hasil pemeriksaan BPK juga memaparkan, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati tidak meminta persetujuan
DPR atas perubahan DIPA dan realisasinya. "Istilahnya bayar tanpa ada anggaran. Dalam prinsip seharusnya ada anggaran yang disetujui DPR,".
BPK merekomendasikan agar Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatur mekanisme pertanggungjawaban atas penambahan anggaran pagu
APBN subsidi di luar parameter yang ditetapkan bersama DPR. Pengambilan keputusan secara sepihak ini sangat tidak baik untuk berlangsungnya
administrasi keuangan negara selanjutnya.

3. Materi yang sulit untuk dipelajari adalah Modul 7 tentang keuangan daerah sedangkan materi yang menarik untuk dipelajari adalah modul 5 tentang
Bendaharawan dan Akuntansi pemerintahan.

Anda mungkin juga menyukai