Anda di halaman 1dari 2

1.

Peta konsep MODUL ADPU 4333 ADMINISTRASI KEUANGAN EDISI 3

 RAHMAN MULYAWAN
 ENCENG

PENERBIT UNIVERSITAS TERBUKA

P
E
N
W
A
G A
S
P
K
N
A
E
U
D
P
G
U
E
B
S
N
A
R
T
M
I
H
DA
G
P N
A
R
T
S
N
I
M
D
A
R
I
E
N
T
U
A
J I
S
A
R
D
P
H
D
I
U
L
W
S
E
K
G
N
A
H
N
1
T
U
O
7 P
N
A
D
2
3
0
N
A
T
S
I
M
D
T
N
U
A
P
E
K
R
L
B
G
O
J
K
G
N
U
E
A
TS
I
L A
R
T
S
N
I
K
U
G
N
A
E
K
G
N
A
U
A
R
G
E
N N
A
G
E
A
D
R
K
I
S
P
E
G
N
A
M
R
U
A
RH N
A
G
T
H
E
N
R
A
G

2. Temuan yang terkait dengan Sistem Pengendalian Intern (SPI):

Menurut saya yang menarik dari 5 temuan wacana tersebut adalah no 4 maka saya akan membahas
tentang : Penambahan pagu anggaran subsidi listrik Tahun 2017 sebesar Rp 5,22 triliun tidak sesuai
dengan UU APBN-P dan tidak berdasarkan pertimbangan yang memadai?

Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) telah menyelesaikan Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) atas
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) 2017. Atas laporan tersebut, BPK menemukan
penambahan anggaran subsidi listrik 2017 yang tidak sesuai.Mengutip LHP BPK, Kamis (31/5),
penambahan pagu anggaran subsidi listrik 2017 sebesar Rp 5,22 triliun tidak sesuai dengan UU
APBN-P 2017 dan tidak berdasarkan pertimbangan yang memadai.

"Kementerian Keuangan belum melakukan evaluasi atas pelampauan anggaran belanja subsidi.
Berdasarkan data realisasi Belanja Subsidi Tahun 2017, terdapat dua jenis belanja subsidi yang
realisasinya melampaui pagu anggarannya dalam APBN-P, yaitu subsidi listrik dan subsidi Elpiji 3 kg,"
tulis laporan tersebut. Selain tidak sesuai aturan, BPK juga menyatakan bahwa dasar pertimbangan
penambahan anggaran subsidi listrik dilakukan untuk mengatasi permasalahan Debt Service Ratio PT
PLN (Persero) yang digunakan oleh Kementerian Keuangan tidak memadai. Kebijakan pemberian
subsidi listrik antara lain untuk seluruh pelanggan PT PLN (Persero) golongan rumah tangga dengan
daya 450 VA dan penyesuaian jumlah pelanggan PLN golongan rumah tangga dengan daya 900
VA.Berdasarkan Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) BPK, realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja
Pemerintah 2017 (APBN 2017) (audited) pemerintah pusat sebesar Rp 1.265,3 triliun. Nilai itu setara
dengan 92,57% dari alokasi anggaran Rp 1.366,9 triliun. Jika dirinci, realisasi belanja pemerintah
pusat terdiri dari belanja pegawai Rp 312,7 triliun, belanja barang Rp 291,4 triliun, belanja modal Rp
208,6 triliun, dan belanja bantuan sosial (bansos) Rp 55,2 triliun.Dari total belanja tersebut, terdapat
permasalahan belanja pegawai, barang, dan modal dengan total Rp 22,9 triliun. Hal itu terdiri dari
kesalahan penganggaran/peruntukan Rp 9,1 triliun, kelebihan pembayaran belanja dan
permasalahan dalam kontrak Rp 10,9 triliun, penyimpangan perjalanan dinas Rp 43,6 miliar,
permasalahan lainnya terkait dengan belanja Rp 400,2 miliar, dan pertanggungjawaban belanja
(selain perjalanan dinas dan kontrak) Rp 2,3 triliun. Selanjutnya, terdapat kesalahan
penganggaran/peruntukan belanja barang dengan mata uang asing sebesar USD 34.171,45 di
Kementerian Pertahanan. Selain itu, permasalahan juga terdapat pada belanja bansos di lima
kementerian/lembaga berupa permasalahan dalam penyaluran dan penggunaan dana sebesar Rp
2,25 triliun.

3. Setelah anda mereview keseluruhan materi dari modul 1-9 BMP ADPU 4333 Administrasi
Keuangan, maka silahkan kemukakan, materi/bagian mana yang menurut anda paling sulit
dipahami ? dan materi/bagian mana yang menurut anda paling menarik untuk dipelajari ?

Jawab: Menurut saya materi yang paling sulit sebenarnya nggak terlalu sulit tapi susah aja gitu
dicerna otak untuk dipahami yaitu ada di modul terakhir atau modul 9 yang berjudul PEMBUKUAN
DAN PELAPORAN KEUANGAN. Materi yang paling menarik untuk dipelajari menurut saya ada
diMODUL 3 PENERIMAAN DAN PENGELUARAN NEGARA.

Itulah yang dapat saya sampaikan jika ada kesalahan silakan dikoreksi buk nunung Terimakasih telah
membimbing saya selama ini.. assalammualaikum wr..wb..

Anda mungkin juga menyukai