BARU
Disusun oleh:
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna karena
sempurna hanya milik Allah SWT. Sehingga masih banyak terdapat
kesalahan dan kekurangan didalamnya untuk itu, kami mengharapkan kritik
dan saran untuk makalah ini agar makalah ini akan menjadi lebih baik lagi.
Apabila terdapat kesalahan kami mohon maaf sebesar-besarnya.
Wassalammualaikum wr. Wb
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN
BAB III
PEMBAHASAN
BAB IV
PENUTUP...............................................................................................................23
KESIMPULAN........................................................................................................23
SARAN...................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................25
BAB I
PENDAHULUAN
LANDASAN TEORI
Kelurahan adalah wilayah kerja Lurah sebagai Perangkat Daerah Kabupaten atau
Kota. Kelurahan dipimpin oleh seorang Lurah yang berstatus sebagai Pegawai
Negeri Sipil. Kelurahan merupakan unit pemerintahan terkecil yang memiliki hak
untuk mengatur wilayahnya lebih terbatas.
Lurah diangkat oleh Walikota/Bupati atas usul Camat dari Pegawai Negeri Sipil.
Elemen utama tersebut selanjutnya sebagai fokus dan lokus pelaksanan kebijakan
dan program pembangunan masyarakat. Pengembangan kebijakan dan program
pembangunan masyarakat desa tersebut dilakukan oleh suatu organisasi yang
berkedudukan di pusat, provinsi dan kabupaten/kota serta kecamatan.
Kelurahan Purbalingga kulon mempunyai visi dan misi, yakni sebagai berikut :
Visi
Misi
Berbicara mengenai pelayanan publik, tidak akan ada habisnya untuk dibahas.
Banyak pandangan miring manakala kata pelayanan publik itu dibahas. Pelayanan
publik sering dikaitan dengan hal-hal yang kotor, korup, berbelit-belit, dan petugas
yang kurang ramah. Mungkin hal ini bisa saja tidak terjadi tetapi inilah realita yang
dirasakan penulis terjadi di Negara kita. Seharusnya pelayanan publik atau
pelayanan umum dapat didefinisikan sebagai segala bentuk jasa pelayanan, baik
dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang pada prinsipnya menjadi
tanggung jawab dan dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah di Pusat, di Daerah,
dan di lingkungan Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah,
dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka
pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan. Contoh dari pelayanan
publik ini banyak sekali. Sebagai contoh pembuatan SIM, E-KTP, jasa listrik
(PLN), PDAM, PT KAI, pelayanan pajak, pengurusan paspor dan segala bentuk
perizinan.
Pada makalah ini penulis menuliskan kasus pelayanan yang tidak seharusnya
terjadi di lingkungan pemerintahan di Indonesia. Mengenai proses pembuatan
KTP di Indonesia. Kartu Tanda Penduduk (KTP) adalah identitas kependudukan.
Kartu ini wajib dimiliki oleh warga negara Indonesia yang berusia di atas 17 tahun
atau sudah menikah. Batas pembuatannya adalah 14 hari semenjak menikah atau
berusia 17 tahun dengan biaya gratis atau tanpa uang sepeserpun. Sebagai
sampling kasus, terdapat beberapa fakta yang menunjukan sebaliknya dimana
calon pembuat KTP dikenakan semacam charge atau bolehlah secara kasar kita
sebut uang sogok. Di kecamatan X sebut saja begitu, ketika proses pembuatan
KTP yang sedianya harus mengantri berjam-jam akibat banyaknya yang
mengurus KTP dalam sesi foto cukup membayar Rp 20.000 maka akan dipercepat
alias tanpa antri dan keesokan harinya KTP sudah siap di tangan. Itulah sekelumit
fakta bahwa pembuatan KTP yang sedianya gratis tanpa sepeser uang pun
menjadi ajang mencari sampingan oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.
Saya pikir tidak semua instansi baik di kecamatan, atau kelurahan atau RT seperti
itu tetapi paling tidak, dari beberapa instansi atau bahkan mungkin banyak
instansi, mengingat hal itu sudah menjadi rahasia umum, terjadi hal yang kurang
patut seperti itu.
Serupa dengan kasus pembuatan KTP adalah pembuatan SIM atau surat izin
mengemudi, bahkan dalam masyarakat sampai terdapat istilah SIM nembak atau
SIM yang dibuat dengan uang pelicin. Misalnya, di Kota XYZ peserta yang ingin
mendapat SIM tanpa tes cukup membayar Rp 170.000.
Selanjutnya adalah mengenai pelayanan pajak. Masih segar dalam ingatan ketika
bagaimana oknum pegawai pajak, Gayus Halomoan Tambunan dalam kasus
pajak yang melibatkan “pemain-pemain kelas kakap” yang tentu saja menciderai
perasaan para wajib pajak dan makin memperparah sentiment negatif masyarakat
terhadap institusi perpajakan. Reformasi perpajakan memang sudah digulirkan
semenjak tahun 2002 dan berdampak positif ditandai dalam berbagai barometer
dan penelitian bahwa pajak bukanlah institusi terkorup dan tercapainya target
penerimaan negara yang semakin meningkat, tetapi tetap Instansi perpajakan
butuh usaha ekstra keras untuk bisa memperbaiki citranya.
Dari uraian-uraian di atas kondisi pelayanan publik masih sangat buruk, masih
diwarnai praktek kolusi, korupsi, dan nepotisme (KKN) serta sarat dengan
paradigma korporatisme untuk mencari keuntungan pribadi. Buruknya pelayanan
publik diperparah pula oleh rendahnya partisipasi masyarakat dalam
mengingatkan para pejabat publik termasuk pegawai negeri sipil (PNS) agar
bekerja lebih profesional. Namun itulah gambaran realita yang terjadi di Negara
Indonesia kita ini.
2.3 Penyebab Tidak Maksimalnya Pelayanan Publik
BAB III
PEMBAHASAN
PENUTUP
KESIMPULAN
Saran
Barata, Atep. 2004. Dasar- Dasar Pelayanan Prima. Jakarta : Elex Media.
Dani, Sudarwan. 2008. Kinerja Staf dan Organisasi. Bandung : Pustaka Beta.
http://www.landasanteori.com/2015/10/pengertian-kualitas-pelayanan-
publik.html (Diakses pada hari, Jumat, 24 Februari 2017)
https://tesisdisertasi.blogspot.com/2010/07/dimensi-kualitas-pelayanan.html?m=1
https://kertyawitaradya.wordpress.com/2010/03/03/dimensi-kualitas- pelayanan-
publik/