DOSEN PEMBIMBING
DISUSUN OLEH
Gere Pitaduhan
203020702069
UNIVERSITAS PALANGKARAYA
2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
kesempatan untuk dapat menyusun makalah ini hingga selesai. Makalah yang telah saya susun
ini adalah tugas dari mata kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia Sektor Publik yang
didalamnya berisi tentang “Keefektifan Pelayanan Oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan
Sipil Kota Palangka Raya: Mewujudkan Pelayanan Terbaik”. Terima kasih kepada Bapak M.
Doddy Syarihul Alam, SE., M.Si selaku dosen mata kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia
Sektor Publik yang telah membimbing dan memberikan kuliah sehingga dapat tersusunlah
makalah ini.
Demikianlah tugas ini saya susun semoga dapat bermanfaat dan memenuhi tugas dari
mata kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia Sektor Publik. Dan saya harap dengan makalah
ini kiranya dapat bermanfaat bagi pembaca. Apabila terdapat sebuah kekurangan, saya mohon
kritik dan saran yang membangun agar dapat mengetahui kekurangan dari makalah saya dan
dapar memperbaiki ditugas makalah pada waktu mendatang.
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
3.3 Pendukung dan Kendala Dalam Pelayanan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kota Palangka Raya .................................................................................. 5
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan.......................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Pada intinya, sebuah birokrasi sendiri berkaitan dengan aspek kehidupan yang sangat
luas. Di kehidupan berbangsa dan bernegara sebuah pemerintah memiliki fungsi memberikan
berbagai pelayanan publik yang dibutuhkan oleh masyarakatnya, mulai dari pelayanan yang
berbentuk pengaturan ataupun pelayanan lain yang bertujuan memenuhi kebutuhan dari
masyarakat dalam berbagai bidang.
Di Indonesia sendiri birokrasi belum menunjukan kinerja yang baik sehingga sering
menjadi bahasan, baik dari penelitian maupun tulisan. Masalah yang muncul dalam pelayanan
publik ketika sebuah birokrasi tidak efektif sering dipicu oleh beberapa hal yang komplek,
berawal dari budaya organisasi yang bersifat paternalistik, lingkungan tempat kerja yang kurang
kondusif pada perkembangan zaman, kurangnya penghargaan dalam birokrasi di Indonesia,
lemahnya hukum, rendahnya kemampuan ataupun kualitas sumber daya manusia pada birokrasi,
dan langkanya prinsip seorang pemimpin untuk menciptakan sebuah pelayanan publik yang
responsil, akuntabel, dan juga transparan.
Perkembangan pengetahuan dan teknologi yang saat ini ditandai dengan banyak
kemajuan dibidang teknologi, komunikasi, dan informasi yang terjadi sangat cepat. Hal ini
menempatkan pelayanan publik pada tingkat kedudukan yang lebih efektif diterapkan kepada
pelayanan publik maupun semua kalangan. Proses ini berkaitan dengan pelayanan yang
merupakan hal penting dan berharga dalam sebuah instansi, karena dengan pelayanan yang tetap
sasaran dan cepat akan sangat membantu dalam perkembangan sebuah instansi ataupun lembaga
yang baik kepada masyarakat.
Efektivitas pelayanan publik ini sendiri merupakan suatu sistem pelayanan di dalam
birokrasi yang mempertemukan kebutuhan pengelolahan transaksi harian yang didukung oleh
fungsi operasi teknologi dalam birokrasi yang bersifat managerial dengan kegiatan strategi untuk
menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan secara akurat.
Pelayanan yang dilakukan pada setiap setiap kegiatan tersebut dilakukan agar bisa mencapai
1
goog governance. Akan tetapi, konsep ini memerlukan Sumber Daya Manusia yang memadai
dan mampu mengatur kebutuhan pelayanan yang efektif.
1.3 Tujuan
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Hasil penelitian yang dijadikan sebagai suatu tinjauan pustaka dalam penelitian ini yaitu
penelitian tentang Masalah Reformasi Birokrasi yang dituliskan oleh Romli, L. (2008). Dalam
penelitiaannya penulis menyatakan bahwa Reformasi Birokrasi sangat diperlukan. Hal ini
dilakukan agar dapat menumbuhkan keefektifan dan dan memaksimalkan pemberian pelayanan
public terhadap masyarakat selaku penerima pelayanan publik. Reformasi Birokrasi ini juga
dilakukan agar meminimalisir terjadinya praktek KKN pada suatu birokrasi.
Penelitian lain yaitu dalam junal Wakhid, A. A. (2017) tentang “Reformasi Pelayanan
Publik di Indonesia”. Dalam penelitiaan tersebut, menjelaskan bahwa suatu birokrasi dapat
memberikan sebuah pelayanan yang prima dan menjauhkan praktek pungli agar dapat
menciptakan lingkungan birokrasi yang sehat. Yang dimana, negara sendiri memiliki peran dalam
melayani warga negara dan penduduk untuk memenuhi hak dan kebutuhan dasarnya dalam
kerangka pelayanan public yang mana merupakan sebuah amanat dari Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pelayanan publik itu diibaratkan sebagai suatu proses,
dimana ada orang yang dilayani, melayani, dan jenis dari pelayanan yang diberikan. Yang kiranya,
pelayantan publik tersebut dapat diberikan secara efektif.
Tujuan dari pemberian pelayanan yang efektif adalah menciptakan suatu lingkungan
birokrasi yang sehat. Yang dimana, bebas dari adanya oknum-oknum yang melakukan pungli
sehingga tidak ada masyarakat yang merasa dibedakan dan masyarakat akan merasa disamakan
atau setara dengan yang lain. Walaupun, hal tersebut sangat sulit untuk dicapai karena budaya
selalu ingin instan dan cepat sulit dihilangkan. Karena, pungli sendiri merupakan permulaan
terjadinya kasus Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN).
3
BAB III
PEMBAHASAN
Pelayanan Publik
Segala bentuk pelayanan jasa, baik dalam bentuk barang pubik ataupun jasa yang pada
prinsipnya menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah di pusat, di
daerah, di lingkungan Badan Usaha Milik Negara maupun Badan Usaha Milik Daerah, dalam
rangka pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan
peraturan perundang-undangan biasa disebut dengan pelayanan publik. Pelayanan publik oleh
birokrasi publik merupakan suatu perwujudan dari fungsi aparatur negara sebagai abdi
masyarakat, disamping abdi negara untuk mensejahteraan warga negara. Apalagi pada saat ini,,
masyarakat sudah sadar apa yang menjadi hak maupun kewajiban sebagai warga negara dalam
berkehidupan bermasyarakat, berbangsa maupun bernegara.
Sehingga dapat kita simpulkan bahwa pelayanan publik merupakan sebagai pemberi
layanan atau melayani keperluan dari masyarakat dan organisasi lain yang mempunyai
kepentingan pada organisasi itu, sesuai dengan aturan dan tatacara yang telah ditentukan dan
ditujukan untuk memberi kepuasan kepada masyarakat sebagai penerima pelayanan.
3.2 Efektivitas Pelayanan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Palangka Raya
Efektivitas ini memiliki ruang lingkup dalam menilai sejauh mana perkembangan dari
pelayanan publik yang bisa diberikan oleh sebuah birokrasi dalam melayani masyarakat seperti
yang terjadi pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Palangka Raya kepada
masyarakat seperti sebagai berikut:
1. Transparansi
Proses transparansi pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dapat terlihat jelas
bahwa dalam memberikan suatu layanan dan informasi terkait pelayanan administrasi
kependudukan kepada masyarakat sesuai dengan ketentuan birokrasi pelayanan dan tanpa
4
adanya pungutan biaya. Keterbukaan inilah yang akan meningkatkan kualitas pelayanan
pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Palangka Raya.
2. Akuntabilitas
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Palangka Raya disini memberikan
pelayanan administrasi kependudukan terhadap masyarakat yang merupakan
pertanggungjawaban terhadap tugas yang diberikan kepada pihak Dukcapil dalam
pelayanan. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Palangka Raya berupaya agar
memberikan pelayanan secara akuntabel, sehingga ketika masyarakat melakukan
kegiatan administrasi kependudukan, birokrasi yang diberikan adalah bentuk tanggung
jawab dari petugas kepada atasan yang bersifat laporan kinerja masing-masing bidang.
Dan laporan ini akan menjadi acuan dan faktor agar dapar mewujudkan pelayanan yang
terbaik.
3. Kondisional
Secara kondisional Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Palangka Raya masih
belum bisa terjalankan dengan semana mestinya, hal ini terkendala oleh terbatasnya
sarana pelayanan dan percetakan serta masih kurangnya kualitas Sumber Daya Manusia.
4. Partisipatif
Peran serta masyarakat dalam mendukung pelayanan dan meningkatkan penyelenggaraan
pelayanan publik pada Dukcapil kota Palangka Raya, masyarakat diberikan hak dalam
mengawasi pelayanan. Hal ini bertujuan agar dapat mendukung aktivitas pelayanan yang
lebih baik kepada masyarakat melalui aspirasi, kritik, harapan, dan keinginan dari
masyarakat dalam memenuhi kebutuhan akan pelayanan publik. Partisipatif masyarakat
disini dapat dilakukan dengan cara kebebasan hak untuk protes dan kontrol pelayanan.
3.3 Pendukung dan Kendala Dalam Pelayanan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kota Palangka Raya
Faktor Pendukung
Ada berbagai macam kondisi yang menjadi faktor pendukung dalam melakukan pelayanan
administrasi kependudukan, yaitu sebagai berikut :
5
dalam proses pelayanan administrasi kependudukan dan pencatatan sipil Kota Palangka
Raya. Aparatur yang bekerja pada Dukcapil Kota Palangka Raya merupakan aparatur
yang mampu dan konsisten dalam menangani dokumen kependudukan dan pencatatan
sipil.
b. Meningkatkan pemanfaatan teknologi atau SIAK (Sistem Informasi dan Administrasi
Kependudukan). Karena program ini merupakan program dari pemerintah dalam
melaksanakan administrasi kependudukan dan pencatatan sipil Kota Palangka Raya,
serta memudahkan pelayanan kepada masyarakat.
c. Meningkatkan penyebarluasan informasi kependudukan dan pencatatan sipil Kota
Palangka Raya. Kepedulian dan peran serta masyarakat dalam melakukan administrasi
kependudukan dan pencatatan sipil sangat dibutuhkan, agar penyebarluasan informasi
mengenai administrasi kependudukan dan pencatatan sipil Kota Palangka Raya dapat
sampai kepada masyarakat yang belum melaksanakan administrasi dokumen
kependudukan dan pencatatan sipil. Penyebarluasan informasi ini dilakukan melalui
program sosialisasi, spanduk, banner, dan program jemput bola yang dilakukan oleh
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Palangka Raya.
d. Meningkatkan kerjasama dengan pihak yang berwenang. Dinas kependudukan dan
pencatatan sipil Kota Palangka Raya telah menjalin kerjasama dengan instansi berwenang
lainnya dalam melaksanakan penertiban terhadap masyarakat yang belum melakukan
administrasi kependudukan atau yang belum mempunyai dokumen kependudukan dan
pencatatan sipil.
Faktor Penghambat
Aspek dari faktor penghambat dan kendala pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kota Palangka Raya adalah sebagai berikut:
a. Kualitas Sumber Daya Manusia
Kapasitas seorang manusia pada umumnya mempunyai kelebihan dan kekurangannya
masing- masing dalam melakukan sesuatu. Sama halnya dengan petugas yang memberikan
pelayanan kepada masyarakat pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Palangka
Raya. Sumber Daya Manusia merupakan bagian yang penting dalam mengelola sistem
informasi manajemen kependudukan, khususnya dalam melaksanakan pelayanan e-KTP yang
hanya tiga
6
orang saja. Sedangkan dalam aspek pelayanan informasi langsung melalui jaringan internet
kepada masyarakat masih belum ada. Sedangkan database pelayanan administrasi
kependudukan dipegang oleh masing-masing kabag.
b. Kurangnya Sarana dan Prasarana
Kendala terhadap peralatan dalam menunjang kinerja pegawai pada Dinas Kependudukan
dan Pencatatan Sipil Kota Palangka Raya saat ini masih kurang memadai dalam melakukan
pelayanan. Hal ini dirasakan oleh para pegawai seperti kekurangan terhadap, alat cetak KTP-el
dan administrasi kependudukan lainnya, printer, dan ruangan khusus untuk menyimpan data
administrasi kependudukan dan lainnya.
c. Jaringan Server yang Masih Belum Luas
Pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota palangka Raya jaringan sistem
informasi manajemen yang dipakai merupakan jaringan server skala pendek. Sehingga
informasi yang didapat penduduk dari internet pun minim mengenai administrasi kependudukan
Kota Palangka raya. Bahkan untuk mengunduh persyaratan berkas untuk melakukan
administrasi kependudukan saja Disdukcapil masih belum mempunyai situs resmi untuk
mengakses informasi kepada masyarakat.
d. Peran Masyarakat yang Masih Belum Aktif
Peran masyarakat yang masih belum aktif dalam mengurus administrasi kependudukan,
terjadi karena kurangnya kesadaran dari pihak masyrakat dalam mengurus akta-akta yang
menurut mereka kurang begitu penting seperti akta kematian, akta perceraian, surat pindah dan
lainnya.
3.4 Solusi Kendala Pelayanan Publik
Masyarakat saat ini menuntut terhadap pelayanan publik agar dapat meningkatkan kualitas
dan agar dapat semakin menguat. Oleh sebab itu, kredibilitas pemerintah sangat ditentukan oleh
kemampuannya mengatasi berbagai problem sehingga dapat memberikan pelayanan publik dan
masyarakat pun dapat menerima pelayanan tersebut dengan kemampuan yang dimilikinya. Ada
beberapa hal yang dapat diajukan agar dapat memecahkan masalah tersebut antaranya:
7
biaya, prosedur, dan cara pelayanan.
8
BAB III
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Efektivitas Pelayanan pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Palangka
Raya dalam Mewujudkan Pelayanan Prima sudah cukup memuaskan. Meskipun dalam hal ini
bisa dilihat dari kurangnya sarana dan prasarana dalam menunjang pelayanan yang bersifat
pelayanan langsung kepada masyarakat, serta masih banyaknya keluhan dari masyarakat
terhadap birokrasi dan prosedur pelayanan pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota
Palangka Raya. Akan tetapi, jika dipandang dari beberapa segi pelayanan di Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Palangka Raya sudah cukup baik dalam memberi
pelayanan yang sesuai dengan prosedur dan birokrasi administrasi terhadap masyarakat.
Agar dapat memperbaiki tatanan birokrasi pelayanan yang kini masih terkesan lamban,
berbelit-belit, dan juga diskriminatif, menuju kearah yang lebih baik diperlukan adanya
keseriusan dan tindakan yang nyata dari pemerintahan untuk melakukan reformasi di bidang
pelayanan publik.
Dalam melaksanakan reformasi dari pelayanan publik juga sering menemukan kendala
yang dimana hal tersebut adalah kurangnya kualitas dari sumber daya manusia, pelayanan yang
masih bersifat lama, mahal, diskriminatif, tidak adanya kepastian dari pelaksana pelayanan
terkait teknis pelayanan, pola pikir dari pada pelaksana yang masih ingin dilayani bukan
melayani, dan masih banyak lagi praktek korupsi pada proses pelaksanaan pelayanan publik.
4.2 Saran
Kiranya kepada pemerintah kedepannya dalam memberikan pelayanan publik dapat
memperbaiki pola penyelenggaraan agar dapat meningkatkan standard pelayanan publik yang
lebih baik. Diharapkan juga untuk masyarakat agar dapat lebih berpatisipasi dalam pelaksanaan
reformasi birokrasi, prinsip-prinsip good governance, pelayanan publik, penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan yang baik, bersih, sehingga dapat mencegah terjadinya praktek
korupsi sehingga terjadinya percepatan pemberantasan korupsi.
9
DAFTAR PUSTAKA
Romli, L. (2008). Masalah reformasi birokrasi. Jurnal Kebijakan Dan Manajemen PNS, 2(2), 1–
8. https://jurnal.bkn.go.id/index.php/asn/article/view/149/129
Wakhid, A. A. (2017). Reformasi Pelayanan Publik di Indonesia. Jurnal TAPIs, 14(1), 1-10.
1
0