Anda di halaman 1dari 17

TRANSPARANSI PELAYANAN PUBLIK

DISUSUN OLEH:

ALINA CHRISTYAN SESO (CA417111090)

IKA MUJI LESTARI (CA417111176)


FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PUBLIK
INSTITUT ILMU SOSIAL DAN MANAJEMEN STIAMI
JAKARTA
2020
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
Rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ni dengan baik dan tepat waktu.
Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk menyelesaikan salah
satu tugas yang diberikan oleh Dosen pada mata kuliah Sistem Informasi Manajemen.

Dalam proses penulisan makalah ini penulis mengalami berbagai hambatan, namun
berkat dukungan materil dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan penulisan
makalah ini dengan baik, oleh karena itu melalui kesempatan ini penulis menyampaikan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah
ini.

Penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pihak pembaca demi perbaikan pada
penulisan tuga selanjutnya. Harapan penulis semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi
penulis sendiri dan bagi pembaca lain pada umumnya.

Jakarta, 13 April 2020


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.................................................................................................................
B. Ruang Lingkup Penulisan................................................................................................
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan.........................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Teori Pelayanan Publik....................................................................................................


B. Teori Transparansi Pelayanan Publik...............................................................................
C. Manfaat Transparansi Pelayanan Publik..........................................................................
D. Pentingnya Transparansi Pelayanan Publik.....................................................................
E. Proses terjadinya transparansi pelayanan publik..............................................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.......................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelayanan merupakan suatu kegiatanyang dilakukan oleh seseorang
ataukelompok dalam memberikan kepuasankepada yang menerima
pelayanan.Pelayanan merupakan tugas yang hakiki daripada sosok aparatur
pemerintahan sebagaiabdi masyarakat mengandung pengertianbahwa dalam
melaksanakan tugasnya harussenantiasa berusaha melayani kepentinganmasyarakat
dan memperlancar urusan setiapanggota masyarakat sesuai dengan peraturanyang
berlaku. Mengayomi dan melayanimasyarakat merupakan fungsi
utamapenyelenggaraan pemerintahan.
Berkaitan dengan fungsi pemerintahan,maka fungsi utama pemerintah
adalahpemberian pelayanan kepada masyarakat,oleh karena itu aparatur yang
menjalankanfungsi pemerintahan adalah pengembantugas pelayanan kepada
masyarakat. Dalammemberikan pelayanan kepada masyarakataparatur pemerintah
dituntut untuk selalumemenuhi kebutuhan dan melindungikepentingan
masyarakatnya. Sejalan denganperkembangan masyarakat, maka akanpelayanan
publik pun semangkin meningkat.Bentuk layanan yang diberikan oleh
aparaturpemerintah kepada masyarakat berdasarkangood governanceharus sesuai
dengan apayang menjadi kewenangannya.
Banyaknya keluhan dan pengaduan dari masyarakat terhadap pelayanan dari
pemerintah, sepertikeluhan terhadap prosedur yang berbelit-belit, tidak adanya
kepastian jangka waktupenyelesaian, besaran biaya yang harusdikeluarkan,
persyaratan yang tidak adanyatransparansi, dan sikap aparatur desa yangkurang
responsif.
Oleh karena itu didalam suatu pelayanan publik sangat di perlukan adanya
transparansi pelayan publik, untuk menciptakan rasa kepercayaan dari masyarakat
terhadap pelayanan publik yang diberikan pemerintah.
B. Ruang Lingkup Penulisan
1. Bagaimana teori pelayanan publik?
2. Bagaimana teori transparansi pelayanan publik?
3. Bagaimana manfaat dari adanya transparansi pelayanan publik?
4. Apa Pentingnya Transparansi Pelayanan Publik?
5. Bagaimana proses terjadinya transparansi pelayanan publik?
C. Tujuan dan Manfaat
1. Untuk mengetahui teori pelayanan publik
2. Untuk mengetahui teori transparansi pelayanan publik
3. Untuk mengetahui manfaat dari adanya transparansi pelayanan publik
4. Untuk mengetahui Pentingnya Transparansi Pelayanan Publik
5. Untuk mengetahui proses terjadinya transparansi pelayanan publik
BAB II

PEMBAHASAN

A. Teori Pelayanan Publik


1. Pengertian Pelayanan Publik

Menurut Pasalong (2010:128), pelayanan pada dasarnya didefinisikan sebagai


aktifitas seseorang, sekelompok dan/atau organisasi baik secara langsung maupun tidak
langsung untuk memenuhi kebutuhan. Jadi dapat dikatakan bahwa dalam pelayanan terdapat
dua aspek yaitu seseorang/organisasi dan pemenuhan kebutuhan.

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik,


Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan
kebutuhan pelayanan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau
pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.

Pelayanan publik berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur


Negara No: 63/KEP/M.PAN/7/2003 sebagai berikut: Pelayanan publik adalah segala kegiatan
pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya
pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dalam keputusan No.63
tahun 2003 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik menyatakan bahwa
“hakikat layanan publik adalah pemberian layanan prima kepada masyarakat yang merupakan
perwujudan dari kewajiban aparatur pemerintah sebagai abdi masyarakat”. Pernyataan ini
menegaskan bahwa pemerintah melalui instansi-instansi penyedia layanan publik, mereka
bertanggung jawab memberikan layanan prima kepada masyarakat. Dengan demikian
pelayanan publik adalah pemenuhan keinginan dan kebutuhan masyarakat oleh
penyelenggara negara.

Sedangkan menurut Mahmudi (2010:223), pelayanan publik adalah: Segala kegiatan


pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya
pemenuhan kebutuhan publik dan pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik, aparatur pemerintah bertanggung jawab untuk
memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat dalam rangka menciptakan
kesejahteraan masyarakat. Masyarakat berhak untuk mendapatkan pelayanan yang terbaik
dari pemerintah karena masyarakat telah memberikan dananya dalam bentuk pembayaran
pajak, retribusi, dan berbagai pungutan lainnya. Dengan demikian pelayanan publik menurut
Mahmudi adalah kegiatan pelayanan oleh penyelenggaraan layanan publik untuk pemenuhan
kebutuhan publik.

Menurut Moenir (2002:88), dalam pelaksanaan suatu pelayanan publik, terdapat


beberapa faktor yang mendukung yaitu:

1) Kesadaran pegawai

Adanya kesadaran dari pegawai mengenai tindakan terhadap tugas/pekerjaan


yang menjadi tanggung jawabnya, sehingga membawa pengaruh yang positif dan
menimbulkan pelayanan yang baik.

2) Adanya aturan

Adanya aturan dalam organisasi mutlak diperlukan agar organisasi dan pekerjaan
dapat berjalan teratur dsan terarah.
3) Faktor organisasi
Yaitu merupakan pengaturan dan mekanismekerjaan (sistem, prosedur, dan
metode) yang harus mampu mengasilkan pelayanan yang memadai.
4) Faktor kemampuan dan keterampilan
Dengan kemampuan dan keterampilan yang memadai maka pelaksanaan
tugas/pekerjaan dapat dilakukan dengan baik, cepat dan memenuhi keinginan semua
pihak sehingga menimbulkan pelayanan yang memuaskan.
5) Faktor sarana pelayanan
Adanya sarana pelayanan yang memadai dan mencukupi sehingga tercipta
efektifitas dan efesiensi suatu pelayanan.
Berdasarkan beberapa pengertian pelayanan publik di atas dapat disimpulkan bahwa
pelayanan publik adalah proses aktifitas/kegiatan pemberian layanan yang dilakukan oleh
suatu organisasi dalam upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat dalam rangka mencapai
tujuan tertentu.
2. Prinsip Pelayanan Publik
Berdasarkan keputusan MENPAN Nomor 63 Tahun 2003 tentang pedoman umum
penyelenggaraan pelayanan publik, penyelenggara pelayanan harus memenuhi beberapa
prinsip sebagai berikut:
a) Kesederhanaan, yaitu prosedur pelayanan publik yang tidak berbelit-belit,
mudah dipahami, dan dilaksanakan.
b) Kejelasan, yaitu mencakup kejelasan dalam hal:
1. Persyaratan teknis dan administrasi pelayanan public
2. Unit kerja/pejabat yang berwenang dan bertanggungjawab dalam
memberikan pelayanan dan penyelesaian/persoalan/sengketa dalam
pelaksanaan pelayanan public
3. Rincian biaya pelayanan publik dan tata cara pembayaran
c) Kepastian waktu, yaitu pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaiakan
dalam kurun waktu yang telah ditentukan.
d) Akurasi, yaitu produk layanan publik diterima dengan benar, tepat dan sah.
e) Keamanan, yaitu proses dan produk pelayanan publik meberikan rasa aman
dan kepastian hukum.
f) Tanggungjawab, yaitu pimpinan penyelenggara pelayanan publik atau pejabat
yang dirujuk bertanggungjawab atas penyelenggaraan pelayanan dan
penyesuaian keluhan/persoalan dalam pelaksanaan pelayanan publik
g) Kelengkapan sarana dan prasarana, yaitu tersedianya sarana dan prasarana
kerja, peralatan kerja dan pendukung lainnya yang memadai termasuk
penyedia sarana teknologi telekomunikasi dan informatika (telematika)
h) Kemudahan akses, yaitu tempat dan lokasi serta sarana dan pelayanan yang
memadai, mudah dijangkau oleh masyarakat dan dapat memanfaatkan
teknologi telematika
i) Kedisiplinan, kesopanan dan keramahan, yaitu pemberi pelayanan harus
bersikap disiplin, sopan dan santun, ramah serta memberikan pelayanan
dengan ikhlas.
j) Kenyamanan, yaitu lingkungan pelayanan harus tertib, teratur, disediakan
ruang tunggu yang nyaman, bersih, rapi, lingkungan yang indah dan sehat
serta dilengkapi dengan fasilitas pendukung layanan, seperti tempat parkir,
toilet, tempat ibadah dan lain-lain.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa penyelenggara pelayanan
publik harus memenuhi prinsip kesederhanaan, kejelasan, kepastian waktu, akurasi,
keamanan, tanggungjawab, kelengkapan sarana prasarana, kemudahan akses, kedisiplinan,
dan kenyamanan.

B. Teori Transparansi Pelayanan Publik


1. Transparansi

Transparansi sendiri memiliki arti keterbukaan dalam proses perencanaan,


penyususnan, pelaksanaan anggaran. Terdapat beberapa pengertian yang
dikemukakan oleh beberapa ahli terkait konsep transparansi, diantaranya yaitu:

Menurut Bappenas RI dalam Buku Pedoman Penguatan Pengamanan Program


Pembangunan Daerah, Bappenas dan Depdagri (2002), transparansi adalah prinsip
yang menjamin akses atau kebebasan bagi setiap orang untuk memperoleh informasi
tentang penyelenggaraan pemerintahan, yakni informasi tentang kebijakan, proses
pembuatan dan pelaksanaannya serta hasil-hasil yang dicapai.

Menurut Standar Akuntansi Pemerintah dalam Peraturan Pemerintah Nomor


24 Tahun 2005, transparansi adalah memberikan informasi keuangan yang terbuka
dan jujur kepada masyarakat berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki
hak untuk mengetahui secara terbuka dan menyeluruh atas pertanggungjawaban
pemerintah dalam pengelolaan sumber daya yang dipercayanya dan ketaatannya pada
peraturan perundang-undangan. 

Menurut Adrianto (2007), transparansi adalah keterbukaan secara sungguh-


sungguh, menyeluruh dan memberi tempat bagi partisipasi aktif dari seluruh lapisan
masyarakat dalam proses pengelolaan sumber daya publik.

Menurut Hafiz (2000), transparansi diartikan sebagai keterbukaan dan


kejujuran kepada masyarakat berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki
hak untuk mengetahui secara terbuka dan menyeluruh atas pertanggungjawaban
pemerintahan dalam sumber daya yang dipercayakan kepadanya dan ketaatannya
pada peraturan perundang-undangan.

Dari berbagai pengertian yang dikemukakan oleh para ahli di atas, dapat
disimpulkan bahwa transparansi adalah adalah prinsip yang menjamin hak masyarakat
untuk memperoleh akses informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif tentang
penyelenggaraan sebuah organisasi dan hasil-hasil yang dicapai oleh organisasi
dengan memperhatikan perlindungan hak atas pribadi, golongan dan rahasia negara.

2. Transparansi Pelayanan Publik


Teori transparansi menunjuk pada suatu keadaan dimana segala aspek dari
proses penyelenggaraan pelayanan bersifat terbuka dan dapat diketahui dengan mudah
oleh para pengguna dan stakeholders yang membutuhkan. Jika segala aspek proses
penyelenggaraan pelayanan seperti persyaratan, biaya dan waktu yang diperlukan,cara
pelayanan, serta hak dan kewajiban penyelenggara dan pengguna layanan
dipublikasikan secara terbuka sehingga mudah diakses dan dipahami oleh publik,
maka praktik penyelenggaraan pelayanan itu dapat dinilai memiliki transparansi yang
tinggi. Sebaliknya, kalau sebagian atau semua aspek dari proses penyelenggaraan
pelayanan itu tertutup dan informasinya sulit diperoleh oleh para pengguna dan
stakeholders lainnya,maka penyelenggaraan pelayanan itu tidak memenuhi kaidah
transparansi.
Karena itu, setidaknya ada tiga indikator yang dapat digunakan untuk
mengukur transparansi pelayanan publik.Indikator pertama adalah mengukur tingkat
keterbukaan proses penyelenggaraan pelayanan publik. Penilaian terhadap tingkat
keterbukaan disini meliputi seluruh proses pelayanan publik, termasuk di dalamnya
adalah persyaratan,biaya dan waktu yang dibutuhkan serta mekanisme atau prosedur
pelayanan yang harus dipenuhi. Persyaratan pelayanan harus dipublikasikan secara
terbuka dan mudah diketahui oleh para pengguna. Penyelenggaraan layanan harus
berusaha menjelaskan kepada para pengguna mengenai persyaratan yang harus
dipenuhi beserta alasan diperlukannya persyaratan itu dalam proses pelayanan.
Banyak pelayanan publik yang persyaratannya tidak diketahui secara pasti oleh warga
pengguna.Para penyelenggara sering kali merasa tidak bertanggung jawab untuk
menyebarluaskan informasi mengenai persyaratan yang harus dipenuhi oleh para
pengguna.Mereka mengganggap bahwa mengetahui persyaratan pelayanan
sepenuhnya menjadi urusan pengguna layanan, bukan menjadi bagian dari tanggung
jawab dan peran mereka sebagai penyelenggara layanan.Kalaupun mereka
mengganggap perlu menjelaskan persyaratan pelayanan, mereka cukup melakukannya
dengan menempel pengunguman di papan tulis yang terdapat diruang tunggu atau
disekitar tempat penyelenggaraan layanan.Bagi mereka, menempel di papan
pengunguman ini dianggap sudah cukup. Pada kenyataannya, para pengguna
seringkali tidak mengetahuinya karena mereka tidak bisa membaca, memahami, atau
bahkan tidak melihat 9 papan pengunguman yang ada karena diletakkan di tempat
yang tidak strategis. Karena itu, untuk hal-hal yang sangat penting seperti persyaratan,
biaya, dan waktu yang diperlukan dalam proses pelayanan, para petugas pemberi
layanan perlu menjelaskannya kembali, atau setidak-tidaknya mengecek kembali
ketika berinteraksi dengan para pengguna. Menjelaskan kepada para pengguna
mengenai berbagai aspek penting dalam proses upaya penyebarluasan informasi
pelayanan yang dilakukan Dinas Perizinan dan Penanaman Modal (DPPM)
Kabupaten Sidoarjo Jawa Timur.
Indikator kedua dari transparansi menunjuk pada seberapa mudah peraturan
dan prosedur pelayanan dapat dipahami oleh pengguna dan stakeholders yang lain.
Maksud dari dipahami di sini bukan hanya dalam artiliteral semata tetapi juga makna
dibalik semua prosedur dan peraturan itu.Penjelasan mengenai persyaratan, prosedur,
biaya dan waktu yang diperlukan sebagaimana adanya merupakan hal yang sangat
penting bagi para pengguna. Jika rasionalitas dari semua hal itu dapat diketahui dan
diterima oleh para pengguna, maka kepatuhan terhadap prosedur dan aturan akan
mudah diwujudkan. Indikator ketiga dari transparansi pelayanan adalah kemudahan
untuk memperoleh informasi mengenai berbagai aspek penyelenggaraan pelayanan
publik.Semakin mudah pengguna memperoleh informasi mengenai berbagai aspek
penyelenggaraan pelayanan publik semakin tinggi transparansi.
Dengan menggunakan ketiga dimensi transparansi tersebut maka penilaian
terhadap transparansi pelayanan publik dapat dilakukan secara lebih lengkap.Selama
ini rezim pelayanan sering mengklaim dirinya telah bertindak transparan ketika hanya
menempel papan pengunguman, misalnya berisi mengenai besaran biaya dan prosedur
pelayanan, diloket pelayanan.Tentu mengungumkan biaya dan prosedur pelayanan
secara terbuka ditempat yang mudah diakses oleh para pengguna adalah sesuatu yang
baik dan menjadi bagian dari transparansi pelayanan.Namun, hal tersebut belumlah
cukup.
C. Manfaat Transparansi Pelayanan Publik
Dengan adanya transparansi di dalam pelayan publik, maka dapat memberikan
berbagai manfaat yang dirasakan langsung oleh masyarakat,yaitu:
1. Manajemen dan pelaksanaan pelayanan publik mudah diakses oleh masyarakat
2. Persyaratan teknis dan administratif pelayanan memiliki Kepastian rincian biaya
pelayanan secara jelas pada masyarakat,sehingga
3. Pejabat/petugas yang berwenang dan bertanggung jawab memberikan pelayanan
ditetapkan secara formal berdasarkan SK.
4. Pejabat/petugas yang berwenang dan bertanggung jawab memberikan pelayanan
dan atau menyelesaikan keluhan.
5. Adanya komunikasi yang baik dalam melayani.
6. Kemampuan melaksanakan pelayanan, dan dapat mengubah keluhan penerima
pelayanan menjadi senyuman.
7. Standar pelayanan publik realistis dan dipublikasikan pada masyarakat.
8. Kemudahan akses, yaitu bahwa tempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang
memadai, mudah dijangkau oleh masyarakat dan dapat memanfaatkan teknologi
telekomunikasi dan informatika.
9. Kedisiplinan,kesopanan dan keramahan, yakni memberi pelayanan harus bersikap
disiplin,sopan dan santun, ramah serta memberikan pelayanan iklas.
10. Kejelasan yang mencangkup: rician biaya atau tarif pelayanan publik,prosedur
atau tata cara umum,baik teknis maupun administratif.
11. Informasi Pelayanan harus dipublikasikan dan disosialisasikanpada masyarakat
melalui media Publikasi dan atau sosialisasi atausosialisasi tersebut di atas melalui
antara lain, media cetak (brosur,leaflet, booklet), media elektronik (Website,
Home Page, Situs Internet,Radio, TV), media gambar dan atau penyuluhan secara
langsung kepada masyarakat.

D. Pentingnya Transparansi Pelayanan Publik


Pelayanan public dapat diartikan sebagai usaha yang dilakukan oleh seseorang
/ kelompok orang atau institusi tertentu untuk memberika kemudahan dan bantuan
kepada masyarakat dalam rangka mencapai tujuan tertentu (Miftah Thoha
1991).Substansi pelayanan publik selalu dikaitkan dengan suatu kegiatan yang
dilakukan oleh seseorang atau kelompok orang atau instansi tertentu untuk
memberikan bantuan dan kemudahan kepada masyarakat dalam rangka mencapai
tujuan tertentu. Lonsdale dan Enyedi mengartikan service sebagai assisting or
benefitting individuals through making useful things available to them. Sedangkan
public service diberi makna sebagai something made available to the whole of
population, and it involves things which people can not normally provide for
themselves i them a people must act collectively (Lonsdale and Enyedi : 1991).
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pelayanan publik merupakan suatu
upaya membantu atau memberi manfaat kepada publik melalui penyedian barang dan
jasa diperlukan mereka. Pada sector publik, terminology pelayanan pemerintah
(government service) diartikan sebagian pemberian pelayanan oleh agen pemerintah
melalui pegawainya (the delivery of a service by a government agency using its own
employees (Savas, 1987 : 62). Pelayanan publik ini menjadi semakin penting karena
senantiasa berhubungan dengan khalayak masyarakat ramai yang memiliki keaneka
ragaman kepentingan dan tujuan.
Pelayanan publik adalah representasi dari eksistensi birokrasi pemerintahan,
karena berkenaan langsung dengan salah satu fungsi pemerintah yaitu memberikan
pelayanan.Di masa lalu, paradigma pelayanan publik lebih memberi peran yang
sangat besar kepada pemerintah sebagai sole provider, peran pihak di luar pemerintah
tidak pernah mendapat tempat atau termarjinalkan.Masyarakat dan dunia swasta
hanya memiliki sedikit peran dalam penyelenggaraan pelayanan publik.
Transparansi merupakan konsep yang sangat penting dan menjadi semakin
penting- seiring dengan semakin kuatnya keinginan untuk terus mengembangkan
praktik good governance yang mensyaratkan adanya ruang khusus transparansi dalam
seluruh proses penyelenggaraan ke pemerintahan dan pelayanan kemasyarakatan.
Dengan kata lain- pemerintah pada setiap tingkatan, terutama pada level layanan yang
bersentuhan langsung dengan penerima manfaat layanan- dituntut untuk terbuka dan
menggaransi ruang yang dapat diakses oleh stakeholder’s terhadap berbagai sumber
informasi tentang proses kebijakan publik- alokasi anggaran untuk pelaksanaan
kebijakan dimaksud serta pemantauan dan evaluasi terhadap penyelenggaraan
kebijakan tersebut.
Sejumlah point informasi mengenai tindakan pemberi layanan, misalnya :
alasan yang melatar belakangi tindakan, bentuk tindakan yang diharuskan serta waktu
dan cara melakukan tindakan dimaksud- harus tersedia bagi stakeholders dan
masyarakat luas. Dengan leluasa mengakses berbagai informasi, secara tidak langsung
dapat menumbuhkan kepedulian masyarakat untuk turut menilai sejauh mana
keberpihakan pemerintahnya telah mengakomodir kebutuhan dasar yang selama ini
menjadi harapan masyarakat. Terhadap alokasi anggaran misalnya masyarakat dan
stakeholders berhak memperoleh informasi dari mana sumber anggaran diperoleh,
berapa jumlah dana yang dialokasikan serta apakah pemerintah membelanjakan
anggaran sedemikian itu untuk kepentingan masyarakat luas ataukah hanya untuk
sekelompok orang tertentu yang memberikan keuntungan daur ulang bagi dirinya
sendiri ataukah hanya untuk kepentingan oknum-oknum aparat layanan tertentu saja.
Lebih dari itu masyarakat dan stakeholders semakin perlu untuk mengetahui,
apakah kebijakan yang diterapkan tersebut beserta sejumlah resourches yang
mendukungnya, benar-benar menghasilkan kinerja yang terukur sesuai yang
diharapkan atau tidak. Pengalaman adalah guru terbaik- kata orang bijak dan karena
lasan tertentu, banyak kebijakan yang telah direncanakan tidak dapat dijalankan
seperti yang direncanakan maupun banyak belanja yang digelontorkan- tidak seperti
yang diharapkan.

E. Proses terjadinya transparansi pelayanan publik


Beberapa strategi agar transparansi dalam pelayanan publik dapat berjalan
antara lain, pertama, mengidentifikasi Peran Masyarakat. Aspek ini menjadi penting
dalam mewujudkan transparansi sebagai stimulus dalam mendorong partisipasi
publik. Menurut Korten dan Uphoff bahwa masyarakat merupakan akar rumput yang
harus diperhatikan hak dan kewajibannya. Sebagai negara demokrasi, wajib bagi
pemerintah untuk mendorong partisipasi masyarakat sesuai dengan perannya sehingga
terwujud transparansi dalam meningkatkan kualitas pelayanan publik.
Kedua, meningkatkan peran lembaga pengawas eksternal. Ombudsman RI
merupakan lembaga negara pengawas secara eksternal yang memiliki tugas dan
fungsi dalam mengawasi pelayanan publik. Ombudsman juga dapat berfungsi sebagai
perantara masyarakat dalam menyampaikan keluhan dan evaluasi terhadap pelayanan
publik yang kurang optimal. Sehingga lembaga ini perlu didukung penuh oleh
pemerintah sehingga terwujud pelayanan publik yang prima.
Ketiga, komitmen dari pemerintah. Komitmen pemerintah terutama pejabat
publik menjadi penting untuk meningkatkan partisipasi masyarakat. Komitmen
dimaksudkan dalam mewujudkan transparansi dengan adanya keterbukaan publik.
Sehingga masyarakat dapat dengan mudah mengakses informasi dan mampu
mengawal proses pelayanan publik. Selain itu, mengajak masyarakat, misalnya dalam
dialog publik untuk sama-sama mengevaluasi pelayanan publik yang dirasa masih
kurang optimal.
Berdasarkan penjelasan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa tanpa adanya
transparansi, maka partisipasi tidak dapat berjalan begitu pun sebaliknya. Hal tersebut
harus didukung pula oleh komitmen antara pemerintah dengan pemangku
kepentingan dalam pelaksanaannya. Sehingga transparasi bukan hanya berfungsi
untuk memberikan informasi kepada masyarakat, namun juga suatu bentuk upaya
untuk meningkatkan keterlibatan atau partisipasi dan kesadaran masyarakat pada
penyelenggaraan negara khususnya pelayanan publik.
BAB III
KESIMPULAN

transparansi sangat penting diwujudkan pada pelayanan publik. Ada satu asas
lagi yang saling berkaitan dengan transparansi atau dapat dipahami sebagai implikasi
positif dari transparansi, yaitu partisipasi. Pada era modern ini, masyarakat memiliki
kebebasan dalam bertindak dan bernegara dengan keterbukaan informasi publik
melalui berbagai kanal. Positifnya adalah masyarakat saat ini dapat aktif dan kritis
dalam mengawasi perilaku pemerintah yang diwujudkan secara halus dalam dialog
publik maupun demontrasi. Meskipun, tidak serta merta partisipasi harus dilakukan
secara anarkis. Masyarakat perlu memahami pula tentang sikap apa yang boleh dan
tidak boleh dilakukan dalam melakukan pengawasan pada pelayanan publik.
Transparansi dan partisipasi sangat berkaitan erat. Namun untuk mewujudkannya,
perlu kerja sama yang baik antara pemerintah sebagai penyelenggara negara (pelayan
publik) dengan masyarakat sebagai pengguna pelayanan publik.
  Strategi agar transparansi dan partisipasi dalam pelayanan publik dapat
berjalan beriringan antara lain, pertama, mengidentifikasi Peran Masyarakat. Aspek
ini menjadi penting dalam mewujudkan transparansi sebagai stimulus dalam
mendorong partisipasi publik. Menurut Korten dan Uphoff bahwa masyarakat
merupakan akar rumput yang harus diperhatikan hak dan kewajibannya. Sebagai
negara demokrasi, wajib bagi pemerintah untuk mendorong partisipasi masyarakat
sesuai dengan perannya sehingga terwujud transparansi dalam meningkatkan kualitas
pelayanan publik. Kedua, meningkatkan peran lembaga pengawas eksternal dan
ketiga, komitmen dari pemerintah. Komitmen pemerintah terutama pejabat publik
menjadi penting untuk meningkatkan partisipasi masyarakat. Komitmen dimaksudkan
dalam mewujudkan transparansi dengan adanya keterbukaan publik. Sehingga
masyarakat dapat dengan mudah mengakses informasi dan mampu mengawal proses
pelayanan publik.
DAFTAR PUSTAKA

http://theorymanajemendanorganisasi.blogspot.com/2015/12/pelayanan-publik.html

https://ombudsman.go.id/artikel/r/artikel--strategi-mewujudkan-transparansi-dan-partisipasi-
dalam-pelayanan-publik

Anda mungkin juga menyukai