Disusun Oleh :
1. Alhada Azofit Alma (1914320054)
2. Ana Lizetia Alfonso Victor (1914320055)
3. A.A. Ayu Komang Trisna Dewi (1914320056)
4. Anita Khairunisa (1914320057)
5. Benjamin Zeth Tuhurima (1914320058)
6. Carystal Manda Supa (1914320059)
7. D.P Eka Noviani (1914320060)
8. Sesilia Ines Lete Boro (1914320061)
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-
Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Dampak Ekonomi
Korupsi” Kami sangat berharap makalah ini dapat bermanfaat dalam rangka menambah
pengetahuan juga wawasan menyangkut bagaimana cara menumbuhkan sikap anti korupsi.
Kami pun menyadari bahwa di dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami mengharapkan adanya kritik dan saran demi
perbaikan makalah yang akan kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Mudah-mudahan makalah sederhana ini dapat dipahami oleh semua orang khususnya bagi
para pembaca. Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya jika terdapat kata-kata yang kurang
berkenan.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………….…….………………………i
KATA PENGANTAR……………………………………………….………………………..ii
DAFTAR ISI………………………………………………………….………………………iii
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan……………………………………………………………………………………...1
korupsi……………………….12
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan……………………………………………………………………………….14
4.2 Saran…………………………………………………………………………………..….14
Daftar Pustaka
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
2. Untuk mengaetahui peranan mahasiswa dalam mengatasi masalah akibat dari
dampak korupsi yang di timbulkan
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2
mendapatkan suatu keuntungan untuk dirinya sendiri atau orang lain, berlawanan
dengan kewajibannya dan hakhak dari pihak lain.
Korupsi menurut Pasal 2 Undang-Udang No. 31 Tahun 1999 “Setiap orang yang
secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain
atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian
negara…”
Korupsi menurut corruption is the abuse of trust in the interest of private gain
penyalahgunaan amanah untuk kepentingan pribadi.
Korupsi menurut Pasal 3 Undang-Udang No. 31 Tahun 1999 Setiap orang yang
dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi,
menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya karena
jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian
negara.
Pengertian Definisi Korupsi menurut Alatas menyebutkan benang merah yang
menjelujuri dalam aktivitas korupsi, yaitu subordinasi kepentingan umum di bawah
kepentingan tujuan-tujuan pribadi yang mencakup pelanggaran norma-norma, tugas,
dan kesejahteraan umum, dibarengi dengan kerahasian, penghianatan, penipuan dan
kemasa bodohan yang luar biasa akan akibat yang diderita oleh masyarakat. Korupsi
dapat berupa penyuapan (bribery), pemerasan (extortion) dan nepotisme. Disitu ada
istilah penyuapan, yaitu suatu tindakan melanggar hukum, melalui tindakan tersebut si
penyuap berharap mendapat perlakuan khusus dari pihak yang disuap. Seseorang yang
menyuap izin agar lebih mudah menyuap pejabat pembuat perizinan. Misalnya, agar
mudah mengurus KTP menyuap bagian tata pemerintahan. Menyuap dosen agar
memperoleh nilai baik. Pemerasan, suatu tindakan yang menguntungkan diri sendiri
yang dilakukan dengan menggunakan sarana tertentu serta pihak lain dengan terpaksa
memberikan apa yang diinginkan. Sarana pemerasan bisa berupa kekuasaan. Pejabat
tinggi yang memeras bawahannya. Sedangkan nepotisme adalah bentuk kerjasama yang
dilakukan atas dasar kekerabatan, yang bertujuan untuk kepentingan keluarga dalam
bentuk kolaborasi dalam merugikan keuangan negara.
Dengan demikian arti kata korupsi adalah sesuatu yang busuk, jahat dan merusak,
berdasarkan kenyataan tersebut perbuatan korupsi menyangkut: sesuatu yang bersifat
amoral, sifat dan keadaan yang busuk, menyangkut jabatan instansi atau aparatur
pemerintah, penyelewengan kekuasaan dalam jabatan karena pemberian, menyangkut
3
faktor ekonomi dan politik dan penempatan keluarga atau golongan ke dalam kedinasan
di bawah kekuasaan jabatan.
2.2 Penyebab Korupsi Menurut Para Ahli
Berikut ini adalah aspek-aspek penyebab seseorang melakukan korupsi menurut :
Sarwono, tidak ada jawaban yang persis, tetapi ada dua hal yang jelas, yaitu:
1. Dorongan dari dalam diri sendiri (keinginan, hasrat, kehendak, dan sebagainya)
2. Rangsangan dari luar (dorongan dari teman, adanya kesempatan, kurang kontrol
dan sebagainya)
Hamzah dalam disertainya menginventarisasi beberapa penyebab korupsi yaitu:
1. Gaji pegawai negeri yang tidak sebanding dengan kebutuhan yang semakin
tinggi.
2. Latar belakang kebudayaan atau kultur Indonesia yang merupakan sumber atau
sebab meluasnya korupsi.
3. Manajemen yang kurang baik dan kontrol yang kurang efektif dan efisien, yang
memberikan peluang untuk korupsi.
4. Modernisasi pengembangbiakan korupsi.
Analisis yang lebih detil lagi tentang penyebab korupsi diutarakan oleh Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dalam bukunya berjudul
“Strategi Pemberantasan Korupsi,” antara lain :
4
3. Tingkat upah dan gaji pekerja di sector public
Penghasilan seorang pegawai dari suatu pekerjaan selayaknya memenuhi
kebutuhan hidup yang wajar. Bila hal itu tidak terjadi maka seseorang akan
berusaha memenuhinya dengan berbagai cara. Tetapi bila segala upaya dilakukan
ternyata sulit didapatkan, keadaan semacam ini yang akan memberi peluang besar
untuk melakukan tindak korupsi, baik itu korupsi waktu, tenaga, pikiran dalam arti
semua curahan peluang itu untuk keperluan di luar pekerjaan yang seharusnya.
6
BAB III
PEMBAHASAN
7
negara berkembang seperti Indonesia, perusahaan kecil (UKM adalah mesin
pertumbuhan karena perannya yang banyak menycrap tenaga kerja).
Korupsi memiliki berbagai efek penghancuran yang hebat (an enermous destruction
effects) terhadap berbagai sisi kehidupan bangsa dan negara, khususnya dalam sisi
ekonomi sebagai pendorong utama kesejahteraan masyarakat. Mauro menerangkan
hubungan antara korupsi dan ekonomi. Menurutnya korupsi memiliki korelasi negatif
dengan tingkat investasi, pertumbuhan ekonomi, dan dengan pengeluaran pemerintah
untuk program sosial dan kesejahteraan. Hal ini merupakan bagian dari inti ekonomi
makro. Kenyataan bahwa korupsi memiliki hubungan langsung dengan hal ini
mendorong pemerintah berupaya menanggulangi korupsi, baik secara preventif, represif
maupun kuratif.
Di sisi lain meningkatnya korupsi berakibat pada meningkatnya biaya barang dan
jasa, yang kemudian bisa melonjakkan utang negara. Pada keadaan ini, inefisiensi
terjadi, yaitu ketika pemerintah mengeluarkan lebih banyak kebijakan namun disertai
dengan maraknya praktek korupsi, bukannya memberikan nilai positif misalnya
perbaikan kondisi yang semakin tertata, namun justru memberikan negatif value added
bagi perekonomian secara umum. Misalnya, anggaran perusahaan yang sebaiknya
diputar dalam perputaran ekonomi, justru dialokasikan untuk birokrasi yang ujung-
ujungnya terbuang masuk ke kantong pribadi pejabat.
Berbagai macam permasalahan ekonomi lain akan muncul secara alamiah apabila
korupsi sudah merajalela dan berikut ini adalah hasil dari dampak ekonomi yang akan
terjadi, yaitu:
2. Penurunan Produktifitas
Dengan semakin lesunya pertumbuhan ekonomi dan investasi, maka tidak
dapat disanggah lagi, bahwa produktifitas akan semakin menurun. Hal ini terjadi
seiring dengan terhambatnya sektor industri dan produksi untuk bisa berkembang
lebih baik atau melakukan pengembangan kapasitas. Penurunan produktifitas ini
juga akan menyebabkan permasalahan yang lain, seperti tingginya angka PHK dan
meningkatnya angka pengangguran. Ujung dari penurunan produktifitas ini adalah
kemiskinan masyarakat.
Peran penting mahasiswa tersebut tidak dapat dilepaskan dari karakteristik yang
mereka miliki, yaitu: intelektualitas,jiwa muda, dan idealisme. Dengan kemampuan
intelektual yang tinggi, jiwa pemuda yang penuh semangat, dan idealisme yang murni telah
terbukti bahwa mahasiswa selalu mengambil peran penting dalam sejarah perjalanan bangsa
ini. Dalam beberapa peristiwa besar perjalanan bangsa ini telah terbukti mahasiwa berperan
sangat penting sebagai agen perubahan.
Dalam konteks gerakan anti korupsi mahasiswa juga diharapakan dapat tampil di
depan menjadi motor penggerak. Mahasiswa didukung oleh kompetensi dasar yang mereka
miliki, yaitu: intelegensi, kemampuan berpikir kritis, dan keberanian untuk menyatakan
kebenaran. Dengan kompetensi yang mereka miliki tersebut mahasiswa diharapkan mampu
menjadi agen perubahan, mampu menyeruakan kepentingan rakyat, mampu mengkritisi
kebijakan-kebijakan yang koruptif, dan mampu menjadi lembaga-lembaga negara dan
penegak hukum.
Mahasiswa memiliki peran untuk mengatasi dan mengurangi tindak korupsi yang
terjadi di Indonesia. Peran tersebut dengan memahami dan mempelajari mengenai
perekonomian di Indonesia mengenai infrastruktur ataupun perekonomian. Maka, dengan hal
tersebut jika ada pejabat negara yangmelebihkan anggaran dalam hal infrastruktur maupun
pembangunan atau yanglainnya mahasiswa memiliki peran penting yaitu dengan menuntut
keadilan baik itu melalui laporan ke pihak berwajib. Dengan hal ini, mahasiswa sangat cocok
disebut sebagai agent of control the agent of analysis yaitu bagaimana mahasiswa memiliki
peran dalam mengontrol bangsa karena memiliki sifatkritis dalam mengkritik pejabat negara
12
dan memiliki legend of analysis sebagai cara untuk menganalisa suatu permasalahan yang
ada karena jika mahasiswaterutama yang menggeluti bidang perekonomian bangsa akan
memiliki pemahaman yang lebih luas daripada yang tidak dan akan sangat mudah bagi
mahasiswa dalam menanggapi persoalan korupsi di Indonesia khususnya dalam bidang
ekonomi.
Adapun peran mahasiswa dalam gerakan anti korupsi di bidang ekonomi adalah:
1. Tidak menyalahgunakan kepercayaan dalam sebuah organisasi, dalam hal ini yang
dimaksud adalah sebuah kewirausahaan di organisasi tersebut.
2. Tidak memberikan suap kepada pengurus beasiswa dikampus.
3. Menuntut jaminan atau fasilitas terhadap biaya yang telah dibayarkan pada saat
menjadi mahasiswa baru.
4. Memiliki kesadaran untuk mengkritisi pejabat atau petinggi/pemimpin sehingga
menghindarkan terciptanya peluang korupsi pada petinggi tersebut
13
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Korupsi adalah suatu tindak pidana yang memperkaya diri yang secara
langsung merugikan negara atau perekonomian negara. Beberap unsur yang terdapat
dalam perbuatan korupsi meliputi menerima hadiah atau janji (penyuapan),
pemerasan dalam jabatan, ikut serta dalam pengadaan (bagi pegawai
negeri/penyelenggara negara),menerima grati-ikasi, serta menyalahgunakan
kewenangan.
Korupsi berdampak pada berbagai lintas sendi kehidupan negara seperti efek
domino yang berantai. Semakin tingginya praktik korupsi di suatu negara akan
instan maupun bertahap melemahkan kondisi keuangan negara, penyelenggaraan
negara, dan kondisi sosial masyarakat
Berbagai macam permasalahan ekonomi lain akan muncul secara alamiah
apabila korupsi sudah merajalela , dampak ekonomi yang akan terjadi, yaitu:
Lesunya Pertumbuhan Ekonomi dan Investasi, Penurunan Produktifitas, Rendahnya
Kualitas Barang dan Jasa Bagi Publik, Menurunnya Pendapatan Negara Dari Sektor
Pajak, Meningkatnya Hutang Negara
4.2 Saran
Diharapkan dengan disusunnya makalah ini, dapat menjadi suatu bahan
pembelajaran bagi para pembaca. Serta untuk selanjutnya makalah “Dampak
ekonomi korupsi ” yang dibuat penyusun, diharapkan adanya saran-saran yang
membangun. Dikarenakan penyusunan materi ini masih banyak kekurangan.
14
DAFTAR PUSTAKA
(http://nithaahomework.blogspot.com/2012/12/budaya-korupsi-diindonesia.html,diakses
tanggal 30 mei 2014).
(http://wawasanfadhitya.blogspot.com/2012/08/upaya-pemberantasan-korupsi-
diindonesia.html, diakses tanggal 30 mei 2014).
Saleh, Wantjik. 1978. Tindak Pidana Korupsi Di Indonesia. Jakarta: Penerbit Ghalia
Indonesia.
https://www.academia.edu/38675475/PERAN_MAHASISWA_DALAM_GERAKAN_ANTI_KORUPSI
15